HIS WAY IS IN
THE SANCTUARY
Part 10/32 - Stephen Bohr
THE BIBLE’S
FOUNDATIONAL PROPHECY
Dibuka dengan doa.
In the next two lectures
we are going to be dealing with some foundational materials for what we are going to study in
the rest of our seminar. We are now going to begin to transition to the
Most Holy Place of the heavenly Sanctuary.
Dalam dua ceramah berikut, kita akan
membahas tentang beberapa bahan fundamental yang berguna untuk
apa yang akan kita pelajari selama sisa seminar kita ini. Kita sekarang mulai pindah ke Bilik Mahasuci dari
Bait Suci Surgawi.
Now, this evening you are not going to see the connection of
what we are talking about with the Sanctuary. But believe me, what we are going
to study tonight is foundational for what we are going to study tomorrow, and
very foundational for understanding Daniel 8, which specifically addresses the
theme of the Sanctuary.
Nah, malam ini kalian tidak akan melihat
kaitannya antara apa yang akan kita bahas dengan Bait Suci. Tetapi percayalah,
apa yang akan kita pelajari malam ini
adalah dasar dari apa yang akan kita pelajari besok, dan sangat mendasar agar
kita bisa memahami Daniel pasal 8, yang secara khusus membahas tema Bait Suci.
I’d like to invite you to turn in your Bibles with me to Daniels
chapter 2 which will be our chapter study for today. The first thing that I
want us to notice today is, that God knew what king Nebuchadnezzar was thinking
when he laid down on his bed. God is able to read our thoughts. Here is
a biblical evidence that God reads thoughts. It says there in Dan 2:29, here
Daniel is speaking to the king, “ As
for you, O king, thoughts came to your mind
while on your bed, about what would come to pass after this;
and He who reveals secrets has made known to you what will be.”
Saya ajak kalian untuk
membuka Alkitab kalian ke Daniel pasal 2, yaitu pasal yang akan kita pelajari
hari ini. Hal pertama yang saya ingin kalian perhatikan hari ini adalah, bahwa
Tuhan tahu apa yang dipikirkan raja Nebukadnezar ketika dia berbaring di tempat
tidurnya. Tuhan bisa membaca pikiran kita.
Di sinilah bukti alkitabiahnya bahwa Tuhan bisa membaca pikiran. Dikatakan di Dan 2:29, di sini Daniel sedang
berbicara kepada raja tersebut, “Akan halnya tuanku, O, Baginda, sedang tuanku ada di tempat tidur, timbul pada tuanku pikiran-pikiran
tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari, dan Dia yang menyingkapkan
rahasia-rahasia telah memberitahukan kepada tuanku apa yang akan terjadi.” [NKJV yang diindonesiakan].
What was Nebuchadnezzar thinking about when he
went to bed? He was thinking about the
future of his kingdom. Because it says here “thoughts
came to your mind while on your bed about what would come to pass after this.” Did God
know what Nebuchadnezzar was thinking? He most certainly did. So God says to
Nebuchadnezzar, “So, you are interested in knowing what is going to happen in the future? Okay, I am
going to give you a dream, so that you can understand what is going to happen
in the future.” And so in Dan 2:1 we
have this dream or mention of the dream. It says there in Dan 2:1 “Now in the second year of Nebuchadnezzar’s
reign, Nebuchadnezzar had dreams; and his spirit was so troubled that his sleep left him.” So, Nebuchadnezzar is thinking about the future
of his kingdom, God knows what he is
thinking, and so God says, “Okay, Nebuchadnezzar, I am going to give you a
dream so that you have an answer to your concerns about the future.” And so as
you know, God gave Nebuchadnezzar this dream.
Apa yang dipikirkan
Nebukadnezar ketika dia pergi tidur? Dia sedang memikirkan masa depan
kerajaannya. Karena di sini dikatakan, “timbul pada tuanku
pikiran-pikiran tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari.” Apakah Tuhan tahu apa yang dipikirkan
Nebukadnezar? Tentu saja. Maka Tuhan berkata kepada Nebukadnezar, “Jadi, kamu ingin tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Oke, Aku
akan memberimu suatu mimpi, supaya kamu
boleh mengerti apa yang akan terjadi di masa depan.” Dan di Dan 2:1 kita
bertemu dengan mimpi itu, atau disebutnya mimpi itu. Dikatakan di Dan 2:1 “Pada tahun yang kedua pemerintahan Nebukadnezar bermimpilah
Nebukadnezar; dan hatinya begitu gelisah sehingga
ia tidak dapat tidur.” [NKJV yang
diindonesiakan]. Jadi
Nebukadnezar sedang memikirkan masa depan kerajaannya, dan Tuhan tahu apa yang
dia pikirkan, maka Tuhan berkata, “Baiklah, Nebukadnezar, Aku akan memberimu
suatu mimpi supaya engkau punya jawaban tentang masa depan yang engkau
risaukan.” Dan sebagaimana yang kalian tahu, Tuhan memberi mimpi ini kepada
Nebukadnezar.
But then Nebuchadnezzar wakes up, and he can’t
remember the dream. Notice Dan 2:3, he says to the wise men of Babylon, “And
the king said to them, ‘I have
had a dream, and my spirit is anxious to know the dream’.”
In other words, he woke up and he forgot the
dream. Now, who do you think led Nebuchadnezzar to forget his dream? It was
God. You say, “What possible purpose could God have in giving the king a dream,
and then the king waking up and God having him
forget the dream? What possible purpose could there be in this?” God had a
purpose. You see, God knew that the first thing that Nebuchadnezzar would do
would be to call the experts of Babylon to tell him his dream. And what the
dream meant. Is that exactly what Nebuchadnezzar did? He most certainly did.
Lalu Nebukadnezar
bangun, dan dia tidak ingat mimpinya. Perhatikan Dan 2:3, dia berkata kepada
“orang-orang pintar” Babilon, “Kata raja kepada mereka: ‘Aku bermimpi, dan hatiku
gelisah, karena ingin mengetahui mimpi itu.’" Dengan kata lain, dia bangun dan dia
lupa akan mimpinya. Menurut kalian, siapa yang membuat Nebukadnezar melupakan
mimpinya? Tuhan. Kalian bilang, “Untuk apa Tuhan memberi raja itu suatu mimpi
tapi kemudian ketika raja itu bangun, Tuhan membuat dia melupakan mimpinya? Untuk tujuan apa ini?” Tuhan punya tujuan. Kalian lihat,
Tuhan sudah tahu bahwa hal pertama yang akan dilakukan Nebukadnezar adalah
memanggil orang-orang pintar Babilon untuk menceritakan mimpinya, dan apa makna
mimpi itu. Bukankah persis itu yang dilakukan Nebukadnezar? Tentu saja.
Notice Dan 2:2 “Then the king gave the command to call the
magicians, the astrologers, the sorcerers, and the Chaldeans…” which by the way were the priestly caste of the Babylons, “… to
tell the king his dreams. So they came and stood before the king.” Did God know that Nebuchadnezzar was going to
call the astrologers and the magicians, and the sorcerers to tell the king his
dream? God knew it. What was God’s purpose in leading Nebuchadnezzar to forget
his dream? The purpose was that these individuals should appear before the king
and they would not be able to tell the king his dream, and everybody would see
that the religion of Babylon was bankrupt.
Perhatikan Dan 2:2 “Lalu raja menyuruh memanggil ahli-ahli sihir, ahli-ahli perbintangan,
dukun-dukun, dan para Kasdim…” ini adalah kasta imam di Babilon, “… untuk menerangkan
kepadanya tentang mimpinya itu; maka datanglah mereka dan berdiri di hadapan
raja.” [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah
Tuhan tahu Nebukadnezar akan memanggil para astrolog dan ahli sihir, dan para
dukun untuk memberitahukan mimpinya kepadanya? Tuhan sudah tahu. Apa tujuan
Tuhan membuat Nebukadnezar melupakan mimpinya? Tujuannya adalah supaya
orang-orang ini yang akan tampil di depan raja, tidak bisa memberitahu raja apa
mimpinya, dan semua orang akan melihat bahwa agama Babilon itu tidak bonafid.
In other words, God wanted to unmask these so-called
experts. He wanted to show that magic, astrology, sorcery does not work.
The only way to do this would be to give the king his dream, and lead the king
to forget this dream, so that he would call these so-called experts so that God
could unmask them and show that the religion of Babylon was bankrupt. And
that’s exactly what happened.
Dengan kata lain, Tuhan mau membuka kedok “orang-orang pinter” ini. Tuhan mau
menunjukkan bahwa sihir, ilmu bintang, perdukunan, semuanya tidak bisa apa-apa. Jalan satu-satunya
untuk melakukan ini adalah dengan memberi suatu mimpi kepada sang raja, dan membuat raja itu
melupakan mimpinya, sehingga saat raja memanggil semua ahli palsu ini, Tuhan
bisa membuka kedok mereka dan membuktikan bahwa agama Babilon tidak bonafid.
Dan persis itulah yang terjadi.
Notice Daniel 2:10 “The
Chaldeans answered the king, and said, “There is not a man on earth who can
tell the king’s matter; therefore no king, lord, or ruler has ever asked such things of any magician,
astrologer, or Chaldean.” In other
words, “King, what you are asking is unreasonable. If you told us your dream,
we would be able to tell you what the dream means. But you want us to tell you
the dream itself. There is no individual who could ever do that on earth.”
Perhatikan Dan 2:10 “Para Kasdim itu menjawab
raja: ‘Tidak ada seorang pun di muka bumi yang dapat
memberitahukan apa yang diminta tuanku raja! Oleh karena itu tidak pernah seorang raja, bangsawan, atau penguasa meminta hal sedemikian dari
seorang ahli
sihir, ahli bintang, atau seorang Kasdim.’” [NKJV yang
diindonesiakan] Dengan
kata lain, “Apa yang Baginda minta itu tidak masuk
akal. Jika Baginda memberitahu kami mimpinya, kami akan bisa memberitahu
Baginda apa makna mimpi itu. Tetapi Baginda minta kami memberitahu mimpi itu
sendiri. Tidak ada manusia di dunia ini yang bisa berbuat itu.”
Then I want you to notice
Dan 2:11. There was only one source that would be able to tell the King his dream. And what was that
source, according to the magicians? Dan 2:11, “It is a difficult
thing that the king requests, and there is no other who can tell it to the king
except…” who? “…the
gods…” and there are three key words that I want you to notice
here, “…the gods whose dwelling is not with flesh.” Do you know what they are saying, they are saying,
the gods that we serve like to conceal, they like to keep secrets, and only if
they should choose to reveal the dream, could we know what the dream is. In
other words what they are saying is “our gods conceal, they hide, they keep
secrets.” Let me ask you, is that the picture
that you get from the God of the Bible? Absolutely not!
Lalu saya ingin kalian memperhatikan Dan 2:11. Hanya ada
satu sumber yang bisa memberitahu sang raja mimpinya. Dan menurut para ahli sihir,
apakah sumber itu? Daniel 2:11, “Apa yang diminta tuanku raja adalah terlalu berat, dan tidak ada seorang pun
yang dapat memberitahukannya kepada tuanku raja, selain dari…” siapa? “…dewa-dewa…” dan di sini ada tiga kata kunci yang saya mau kalian perhatikan, “…
dewa-dewa yang tidak berdiam di antara manusia." Tahukah kalian apa sebenarnya yang mereka
katakan ini?
Mereka berkata bahwa dewa-dewa yang kami sembah itu suka menyembunyikan, dewa-dewa
itu suka
menyimpan rahasia, dan hanya apabila mereka mau membuka rahasia mimpi itu, barulah kami akan tahu apa
mimpi itu. Dengan kata lain, mereka berkata, “dewa-dewa kami menyembunyikan,
mereka merahasiakan, mereka menyimpan rahasia.” Coba saya tanya, apakah itu
gambaran yang kalian peroleh mengenai Tuhan dari Alkitab? Tentu saja tidak!
Notice Amos 3:7. You see, God is not a God who conceals, God is a God who
reveals. God is not a God who keeps secrets, God is a God who reveals secrets. Notice Amos
3:7 “Surely the Lord God does nothing, unless
He…” what? “…He reveals His…” what? “…
His secret to His servants the prophets.” Notice Dan 2:29 which we
have already read, let’s read it again. Dan 2:29 “As for you, O king, thoughts came to your mind while on your bed, about what would come to pass after this;
and He who…” what? “…who reveals secrets has made known to you
what will be.”
Perhatikan Amos 3:7.
Kalian lihat, Tuhan bukanlah
Tuhan yang menyembunyikan. Tuhan adalah Tuhan yang mengungkapkan.
Tuhan bukanlah Tuhan yang menyimpan rahasia, Tuhan adalah Tuhan yang membuka
rahasia. Perhatikan Amos 3:7 “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak
berbuat apa pun sebelum…” sebelum apa? “…sebelum Dia membuka…” apa? “…rahasia-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.” [NKJV
yang diindonesiakan]. Sekarang,
perhatikan Dan 2:29 yang telah kita baca tadi, mari kita baca lagi. Dan 2:29, “Akan halnya tuanku, O, Baginda, sedang tuanku ada di tempat tidur, ya tuanku raja, timbul pada tuanku
pikiran-pikiran tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari, dan Dia
yang…” apa?
“…yang menyingkapkan rahasia-rahasia telah
memberitahukan kepada tuanku apa yang akan terjadi.”
Is there a contrast between the pagan gods
and the biblical God? Absolutely. The pagan gods they have this information but
they conceal it, they hide it, they don’t want to reveal it. But the God of the
Bible is the God who reveals the secrets to His servants the prophets.
Apakah
ada kontras antara dewa-dewa pagan dengan Tuhan Alkitab? Tentu saja. Dewa-dewa
pagan memiliki informasi tetapi mereka menyembunyikannya, mereka
merahasiakannya, mereka tidak mau mengungkapkannya. Tetapi Tuhan Alkitab adalah
Tuhan yang mengungkapkan rahasia-rahasia kepada hamba-hambaNya para nabi.
Now do you remember the three key words “except the gods
whose dwelling is not with flesh”? Can you think of
another verse in the Bible that uses those three words? John 1:1 and then verse
14. What does verse 1 say? “In the beginning was the Word, and the Word
was with God, and the Word was God.” There you have one key word. And then verse 14 says,
“And the Word…” who was God, “…became…”
what? There is the second key word, “…became flesh…”
and then what does it say?
And what? “…. and dwelt
among us…” Who is the great revealer of God’s secrets? Jesus Christ, in person and so it says, “…And the Word became
flesh and dwelt among us, we beheld His
glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and
truth.”
Sekarang, apakah kalian masih ingat tiga kata kunci tadi “…dewa-dewa yang
tidak berdiam di antara manusia”? Apakah kalian ingat ada ayat lain di Alkitab yang memakai ketiga kata
ini? Yohanes 1:1 dan kemudian ayat 14. Apa yang dikatakan di ayat 1? “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Di sini kita sudah bertemu dengan satu kata kunci. Lalu
ayat 14 berkata, “Firman itu…” yang adalah Allah, “…telah
menjadi…” apa? Ini kata kunci kedua, “… menjadi daging
…” lalu apa katanya? Dan apa? “…dan diam di antara kita…” Siapakah
pengungkap rahasia Tuhan? Yesus Kristus sendiri, maka dikatakan, “Firman itu telah menjadi daging [manusia]
dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan sebagai satu-satunya yang datang dari
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
[NKJV yang diindonesiakan]
Let me ask you, is the devil able to read
our thoughts? No. You know how we know that? Because the devil was dying to
tell the astrologers what the dream was so that he could show that the religion
of Babylon was true. And yet he was not able to do it. Now, the devil, when he
sees that God has unmasked his religion, he says, “Okay, what I’m going to do
now, is that I am going to kill Daniel and I am going to kill his three
friends.” Because the devil has always seen that these three young men are
potential problems for him. Because in chapter 1, these three young men along
with Daniel had been faithful to God in their eating and in their drinking. And
so the devil says, “These individuals are a potential problem for me. So what I
am going to do now, God unmasked my religious leaders, but now I am going to
have them killed and I am going to have Daniel and his three friends killed
too. And the problem is going to be solved.”
Coba
saya tanya, apakah Setan bisa membaca pikiran kita? Tidak. Kalian tahu dari
mana kita tahu ini? Karena Setan ingin sekali memberitahu para astrolog tentang
mimpi sang raja supaya dia bisa membuktikan bahwa agama Babilon itu benar.
Namun dia tidak bisa melakukannya. Nah, setelah Setan melihat bahwa Tuhan telah
membuka kedok agamanya, dia berkata, “Baiklah, apa yang akan aku lakukan
sekarang adalah, aku akan membunuh Daniel dan aku akan membunuh ketiga orang
temannya.” Karena Setan sudah tahu bahwa ketiga anak muda ini berpotensi
masalah baginya, karena di pasal 1, ketiga anak muda itu bersama dengan Daniel
setia kepada Tuhan dalam hal makan dan minum mereka. Maka Setan berkata,
“Ketiga orang ini berpotensi masalah bagiku. Jadi apa yang akan aku lakukan sekarang, Tuhan telah membuka kedok pemuka-pemuka
agamaku, aku akan membunuh mereka, tetapi aku juga akan membunuh Daniel dan
ketiga temannya. Dan masalah itu akan beres.”
Notice Dan 2:12 “For this reason the king was angry and very furious,
and gave the command to destroy all the wise men of
Babylon.” Verse 13, “So the decree went out, and they began killing the
wise men…” and
whom did they seek? “…and they sought Daniel and his companions, to…” what? “…to kill them.”
But
God says to the devil, “Not so quick,
buddy. You intend to kill Daniel and his three friends, but you know what I am
going to do? What I am going to do is
that I am going to bring them into prominence in the kingdom by your attempt to
kill them.” Isn’t that exactly what happened?
Perhatikan Dan 2:12 “Maka raja menjadi sangat geram dan murka karena hal itu,
lalu dititahkannyalah untuk melenyapkan semua orang pintar di Babel.” Ayat
13, “Maka
titah dikeluarkan, dan mereka mulai membunuh orang-orang
pintar…”
siapa yang
mereka cari? “…dan mereka mencari Daniel dan teman-temannya untuk…” diapakan? “…untuk dibunuh.” [NKJV
yang diindonesiakan]. Tetapi Tuhan berkata kepada Setan, “Tunggu dulu. Kamu
berniat membunuh Daniel dan ketiga temannya, tetapi tahukah kamu apa yang akan
Aku lakukan? Apa yang akan Aku lakukan adalah dengan upayamu membunuh mereka Aku justru akan membawa mereka ke kedudukan yang
terhormat di dalam kerajaan.” Bukankah persis seperti
itu yang
terjadi?
Notice
at the end of the story, Dan 2:48-49, now Daniel and his three friends became
famous in the kingdom. In other words, instead of being destroyed like the
devil intended, God allowed them to be brought before the king so that they
could occupy prominent positions in the kingdom and influence the kingdom for
decades. Dan 2:48-49, “Then the king promoted Daniel and gave
him many great gifts; and he made him ruler over the whole province of Babylon,
and chief administrator over all the wise men of Babylon. Also Daniel petitioned the king, and he set
Shadrach, Meshach, and Abed-Nego over the affairs of the province of Babylon;
but Daniel sat in the gate of the king.”
Perhatikan akhir kisah ini, Daniel 2:48-49, sekarang Daniel
dan ketiga temannya menjadi terkenal di kerajaan itu. Dengan kata lain, mereka
bukan dihancurkan seperti yang diniatkan Setan, malah Tuhan mengizinkan mereka
dibawa ke hadapan raja supaya mereka bisa menduduki posisi yang penting di
dalam kerajaan itu dan mempengaruhi kerajaan itu selama puluhan tahun. Dan 2:48-49, “Lalu raja memuliakan Daniel:
dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi
penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang pintar di Babel. Dan
atas permintaan Daniel, raja menempatkan
Sadrakh, Mesakh dan Abednego untuk mengurusi
wilayah Babel, sedang Daniel sendiri melayani
raja.” [NKJV yang diindonesiakan].
So
you see what is happening here? We have a play and a counterplay. God knows
what the king is thinking. He says, “Okay, I know what you are thinking. Here
is a dream, so that you know what is going to happen.” And then when he wakes
up, God says, “Forget the dream, because I want to unmask these sorcerers.” And
so the king calls these individuals, and the religion of Babylon is unmasked,
and the devil says “Oh, yeah? I’m going to kill Your men.” God says, “No, you are not. I am going to bring them to
prominence in the kingdom.” There is a play and a counterplay that is taking
place here between two forces, the force of good and the force of evil, between
God and Satan.
Jadi apakah kalian melihat apa yang
terjadi di sini? Kita melihat suatu langkah dan
konter-langkah. Tuhan tahu apa yang dipikirkan sang raja. Tuhan berkata,
“Baiklah, Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Ini mimpinya, supaya kamu tahu apa
yang akan terjadi.” Lalu ketika raja bangun, Tuhan berkata, “Lupakan mimpi itu,
karena Aku mau membuka kedok para ahli sihir.” Maka sang raja memanggil
orang-orang pintar itu, dan agama Babilon terbuka kedoknya. Dan Setan berkata, “Oh yeah? Aku akan membunuh
orang-orangMu.” Tuhan berkata, “Tidak, kamu tidak bisa. Aku akan menempatkan
mereka di posisi yang penting di dalam kerajaan.” Jadi ada langkah, dan
konter-langkah yang terjadi antara dua kekuatan, kekuatan yang baik dan
kekuatan yang jahat, antara Tuhan dengan Setan.
Let
me ask you, what method did God use to show Daniel the dream? He said to
Daniel, “Daniel, wait until it’s night time and you can go out and look at the
stars.” No. He said, “Daniel, go before
the king and tell him to show you the palm of his hand.” No. He said, “Daniel,
go to a medium and have the medium try to conjure up the dead.” No. How did God
reveal the secret to His prophet? Notice
Dan 2:17-18 “Then Daniel went to his house, and made
the decision known to Hananiah, Mishael, and Azariah…” which are the Hebrew names by the way, “…his companions, that they might…”
what? “…might seek mercies from the God of heaven
concerning this…” what? Hah, there is that
word “secret” again, “…concerning this secret, so that Daniel and his companions might not
perish with the rest of the wise men of Babylon.” What method did Daniel use for God to reveal His
secret concerning the future? He used prayer.
Coba
saya tanya, cara apa yang dipakai Tuhan untuk menunjukkan mimpi itu kepada
Daniel? Apakah Tuhan berkata kepada Daniel, “Daniel, tunggu sampai malam, lalu
keluarlah dan pandanglah bintang-bintang”?
Tidak. Apakah Tuhan berkata, “Daniel, pergilah kepada raja dan minta dia
tunjukkan telapak tangannya kepadamu”? Tidak. Apakah Tuhan berkata, “Daniel,
pergilah ke seorang dukun dan minta dukun itu memanggil orang mati”? Tidak.
Bagaimana Tuhan mengungkapkan rahasia kepada nabiNya? Perhatikan Dan 2:17-18 “Kemudian pulanglah Daniel dan
memberitahukan hal itu kepada Hananya, Misael dan Azarya…” ini
adalah nama-nama Ibrani mereka, “… teman-temannya, dengan maksud supaya
mereka…” apa? “…memohon kasih sayang kepada Allah semesta
langit mengenai…” apa? Hah, kita bertemu
kata “rahasia” ini lagi, “…rahasia itu, supaya Daniel dan
teman-temannya jangan dilenyapkan bersama-sama orang-orang pintar yang lain di Babel.” Cara apa yang dipakai Daniel agar Tuhan
mengungkapkan rahasiaNya mengenai masa depan? Daniel memakai doa.
If we want to know what’s instore for our lives, what do
we use? We don’t go visit astrologers, we don’t go to a palm reader, we don’t
look at the signs of the Zodiac, we don’t go to consult the supposed spirits of
the dead, we pray to God that God will reveal His secret to us.
Jika kita ingin tahu apa yang bakal terjadi di
dalam hidup kita, cara apa yang kita pakai? Kita tidak pergi ke ahli bintang,
kita tidak pergi ke pembaca rajah tangan, kita tidak mencarinya dari
tanda-tanda Zodiak, kita tidak pergi berkonsultasi dengan apa yang dianggap sebagai arwah orang mati. Kita berdoa kepada
Tuhan, agar Tuhan mau mengungkapkan rahasiaNya kepada kita.
You know history is like a game of chess. Some of you
have heard of this comparison before. You know, there is this chessboard, on
one side of the table God is seated, and on the other side of the table Satan
is seated. And the movements of the pawns on the board are the movements of
history. And so God says to Satan, “Your move.” And so the Devil moves in history and then God says, “Haha, your
move. My turn.” And so God moves to counteract what the Devil has done. And so history develops as a play and a
counterplay. Satan trying to interrupt God’s plans and God implementing His
plans.
Kalian tahu, sejarah itu mirip permainan catur.
Mungkin ada dari kalian yang sudah pernah mendengar perbandingan ini. Kalian
tahu, di sini ada papan catur, dan di satu sisi duduk Tuhan, dan di sisi
seberang meja, duduklah Setan. Dan pergerakan pion-pion di atas papan catur
adalah pergerakan dalam sejarah. Maka Tuhan berkata kepada Setan, “Giliranmu.”
Dan Setan membuat gerakan dalam sejarah. Lalu Tuhan berkata, “Haha, jadi itu
langkahmu. GiliranKu sekarang.” Dan Tuhan membuat gerakan untuk mengkonter apa
yang telah dilakukan Setan. Jadi demikianlah sejarah terjadi dari langkah dan
konter-langkah. Setan berusaha mengganggu rencana Tuhan, dan Tuhan
mengimplementasikan rencanaNya.
Now, let me ask you, is the Devil playing at a disadvantage? He most certainly is. If you
could play a game of chess where you already knew all of the moves the other
player was going to make, how much of a chance would there be that you could
lose? Absolutely none. If you knew all the moves that the other player was
going to make, there is no way you could lose. See, the Devil has to guess how God is going to play. But God knows
every move that the Devil is going to make, and
therefore He can take measures to counteract the moves that the Devil wants to make in human history because God knows the
end from the beginning.
Nah, coba saya tanya, apakah Setan pasti kalah? Tentu saja. Jika kita bermain catur di mana
kita sudah tahu semua langkah yang bakal dilakukan lawan main kita, seberapa
besarkah kemungkinannya kita akan kalah? Sama sekali tidak ada. Jika kita sudah
tahu semua langkah yang akan dilakukan lawan main, tidak mungkin kita bisa
kalah. Lihat, Setan harus menebak langkah yang Tuhan ambil. Tetapi Tuhan sudah
tahu setiap langkah yang akan dibuat Setan, karena itu Tuhan bisa mengambil
langkah-langkah untuk mengkonter langkah yang akan dibuat Setan, dan dengan
demikian Tuhan bisa mengkonter langkah yang ingin dilakukan Setan dalam sejarah
manusia, karena Tuhan mengetahui segalanya dari awal hingga akhir.
Now, let’s talk about the
dream. Dan 2:31, here Daniel said to the king, “You, O king, were watching; and behold, a great
image! This great image, whose splendor was excellent,
stood before you; and its form was awesome.”
And then you have the
dream itself. Beginning with verse 32, it says,
“This image’s head was of fine gold…” use your imagination. You have a hand out, that has a sequence, but use
your imagination now, “This image’s head was of fine gold, its chest and arms of silver, its belly and
thighs of bronze, its legs of iron,
its feet partly of iron and partly of clay…”
Sekarang,
marilah kita bicara mengenai mimpi itu. Dan 2:31, di sini Daniel berkata kepada
raja, “Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang
amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan
tuanku, dan bentuknya
mengagumkan.” Lalu kita bertemu dengan mimpi itu. Dimulai dari ayat 32,
dikatakan “Ada pun patung itu, kepalanya
dari emas tua…” pakailah
imajinasi kalian. Kalian sudah dibagikan dokumen
tadi dan di sana tercantum urut-urutannya, tetapi sekarang pakailah imajinasi
kalian. “Ada pun patung itu, kepalanya
dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pahanya dari tembaga, sedang betisnya dari besi, kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi
dari tanah liat.” [NKJV yang diindonesiakan]
So you have gold, silver, bronze, iron, and
iron and clay. And then notice verse 34.
“… You watched while a stone
was cut out without hands, which struck the image on its feet of iron and clay,
and broke them in pieces. Then
the iron, the clay, the bronze, the silver, and the gold were crushed together,
and became like chaff from the summer threshing floors; the wind carried them
away so that no trace of them was found. And the stone that struck the image
became a great mountain and filled the whole earth…” So we have simple important symbols
in this passage.
Jadi ada emas, perak, tembaga, besi, dan besi dan tanah
liat. Lalu perhatikan ayat 34. “Sementara tuanku melihatnya, sebuah batu terpotong bukan oleh tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat
pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Maka dengan
sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu,
dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu
angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi
batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.” Jadi, di bacaan
ini ada simbol-simbol penting yang sederhana.
We have a head of gold, breast and arms of silver, belly of bronze, legs of
iron, feet of iron and clay, and then you have a stone that is cut out of a
mountain without hands, and it comes and it strikes the image on its feet, and
then the stone becomes a gigantic mountain that fills the whole earth.
Ada kepala dari emas, dada dan lengan dari perak, perut dari
tembaga, betis dari besi, dan kaki dari besi dan tanah liat. Lalu ada sebuah
batu yang terpotong dari sebuah gunung tapi bukan oleh tangan
manusia,
dan batu itu turun dan menghantam patung itu pada kakinya, lalu batu itu
menjadi sebuah gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Now, there is a very important point that I need to underline, and that is,
that there
are no gaps in the historical flow that we find in Daniel chapter 2.
Because there are some Christians that are saying, in fact many Christians are
saying, that there is a gap between the legs and the feet. And that gap has
lasted for 1900 years sofar. But there is no evidence in this dream that there
are any parenthesis or gaps or lapses in
the sequence of powers. The sequence of powers flow one right after the other
without interruption.
Nah, ada suatu poin yang sangat penting yang ingin saya
garisbawahi, dan itu adalah tidak
ada jarak/sela dalam urutan peristiwa sejarah yang kita dapati dari Daniel
pasal 2.
Karena ada orang-orang Kristen yang berkata, bahkan sebenarnya
banyak orang Kristen yang berkata, ada jarak kosong antara betis dan kakinya.
Dan bahwa jarak tersebut sampai kini sudah
berlangsung selama 1900 tahun. Tapi tidak ada bukti
bahwa di
dalam mimpi ini ada jarak atau jangka waktu yang kosong dalam urut-urutan
kekuasaan itu. Urutan
kekuasaan terjadi satu mengikuti yang lain tanpa interupsi.
Now, I want you to notice the interpretation of this dream. Because later
on in the chapter we have what the dream means. Go with me to Daniel 2:37-38,
now we are going to see how Daniel interpreted the dream or explained the
dream. Here Daniel says, “You, O king, are a king of kings…” Why was Nebuchadnezzar
such a great king? Well, because he had
better weapons than anybody else, he had more powerful armies, he had more
money, he was more intelligent? Absolutely not. Notice what it says, “You, O king, are a king of kings, for the God of heaven has given you a
kingdom, power, strength, and glory; and wherever the children of men dwell, or the
beasts of the field and the birds of the heaven, He has given them into your hand…” Why was Nebuchadnezzar king? Because it was God’s
will that Nebuchadnezzar be king, God placed Nebuchadnezzar there. Who is in
control of human history? God is in
control of human history.
Sekarang, saya mau kalian perhatikan interpretasi dari mimpi
ini. Karena nanti di dalam pasal ini kita akan berjumpa dengan makna mimpi itu.
Mari bersama saya ke Dan 2:37-38, sekarang kita akan melihat bagaimana Daniel
menginterpretasikan atau
menjelaskan mimpi itu. Di sini Daniel berkata, “Ya tuanku raja, raja segala raja…” Mengapa Nebukadnezar ini raja yang
sedemikian hebat? Yah, karena dia memiliki persenjataan yang lebih baik dari
orang lain, dia memiliki tentara yang lebih kuat, dia punya harta lebih banyak, dia lebih pandai? Sama sekali tidak.
Perhatikan apa yang dikatakan, “Ya tuanku raja, raja segala
raja, karena Allah semesta langit telah memberikan kepadamu suatu kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, dan Dia telah menyerahkan ke
dalam tanganmu anak-anak manusia di mana
pun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara…” [NKJV yang diindonesiakan]. Mengapa
Nebukadnezar bisa menjadi raja? Karena adalah kehendak Tuhan Nebukadnezar
menjadi raja, Tuhan yang menempatkannya di sana. Siapa yang memegang kendali
sejarah manusia? Tuhan yang mengendalikan sejarah manusia.
Now, notice the last part of this verse 38, it says, “…He has given them into your hand, and has
made you ruler over them all…” and now, listen carefully,
“…you are this head of gold.”
Does this prophecy clearly explain what the head of gold represents?
Absolutely. What is the head of gold?
The head of gold represents Nebuchadnezzar, but what was
Nebuchadnezzar’s kingdom? His kingdom was Babylon. You see, in prophecy we are
going to notice that king and kingdom are used interchangeably. In fact let’s
go to the next verse and you are going to see it very, very clearly.
Sekarang, perhatikan bagian terakhir dari ayat 38 ini, dikatakan,
“…Dia telah menyerahkan
ke dalam tanganmu anak-anak manusia di
mana pun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara…” dan sekarang, dengarkan baik-baik, “…tuankulah
kepala yang dari emas itu.”
Apakah nubuatan ini menjelaskan dengan gamblang kepala emas itu
melambangkan siapa? Tentu saja. Siapakah kepala emas itu? Kepala emas itu
melambangkan Nebukadnezar, tetapi apakah kerajaan Nebukadnezar? Kerajaannya
adalah Babilon. Kalian lihat, di dalam nubuatan kita akan tahu bahwa raja dan
kerajaan itu dipakai secara bergantian. Sebaiknya marilah kita ke ayat
berikutnya dan kalian akan melihatnya dengan amat, sangat jelas.
Daniel 2:38. It just said in verse 38, the last part of this verse, verse
38, it says, “… you are this head of gold.” But now notice, I believe
it’s in verse 39, not verse 38, it says, “But after you shall arise another…” what? “…another kingdom…” So, is the head of gold the kingdom? Sure. Because it
says, “…after you shall arise another kingdom…” So, Nebuchadnezzar is the king of a kingdom. The
head of gold represents the kingdom of Babylon. And after the kingdom of
Babylon, there was going to be what? “…another kingdom inferior to yours…” and then notice it says, “…then another, a third kingdom of…”
what? “…of bronze, which shall rule over all the
earth.”
Daniel 2:38. Tadi dikatakan di ayat 38, bagian akhir dari
ayat ini, ayat 38, dikatakan, “… tuankulah kepala yang dari emas itu.” Tetapi sekarang perhatikan, saya rasa ini ada di ayat 39
bukan ayat 38, dikatakan, “Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu…”
apa? “…kerajaan lain…” Jadi apakah kepala emas itu sebuah kerajaan? Tentu saja. Karena dikatakan, “…sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan
lain…” Maka Nebukadnezar adalah raja dari suatu kerajaan. Kepala dari emas
melambangkan kerajaan Babilon. Dan setelah kerajaan Babilon, akan ada apa? “…suatu kerajaan lain yang kalah besar dari kerajaan tuanku…” lalu perhatikan apa yang dikatakannya, “…kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang
ketiga, dari…” apa? “…dari tembaga,
yang akan berkuasa atas seluruh bumi.”
So how many kingdoms sofar? We have
three kingdoms. The first kingdom is what? Babylon, Nebuchadnezzar’s kingdom.
The second kingdom is which kingdom? The Meads and Persians, came immediately
after Babylon. They conquered them. And then after the Meads and Persians which
kingdom rises? Greece. Now, listen to what I am going to say. You don’t even have
to go to the history books to know that the first three kingdoms are Babylon,
Meado Persia and Greece. All you have to do is study the book of Daniel. Daniel
has the names of all three which means it is easy to identify kingdom number 4.
You say, “Now, how is that?”
Jadi ada berapa kerajaan sampai di sini? Ada tiga
kerajaan. Yang pertama kerajaan apa? Babilon, kerajaan Nebukadnezar. Kerajaan
kedua adalah kerajaan apa? Medo-Persia yang datang segera setelah Babilon.
Medo-Persia yang menaklukkan Babilon. Kemudian setelah Medo-Persia kerajaan
mana yang muncul? Greeka. Sekarang, dengarkan apa yang akan saya katakan.
Kalian tiak usah membuka buku sejarah untuk menemukan ketiga kerajaan pertama
ini adalah Babilon, Medo-Persia dan Greeka. Kalian cuma perlu mempelajari kitab
Daniel. Daniel mencantumkan nama ketiganya, dengan demikian berarti mudah untuk
mengidentifikasi kerajaan nomor 4. Kalian berkata, “Kok bisa?”
Does the Bible tell us which kingdom conquered Babylon? Daniel chapter 5.
Belshazzar was the king. And Darius the Mead came and he conquered Babylon. The
troops of the Meads and Persians conquered Babylon, so we know what the second
kingdom is. It is Meado-Persia.
Apakah Alkitab memberitahu kita kerajaan mana yang
menaklukkan Babilon? Daniel pasal 5. Belsyazar saat itu menjadi raja. Dan
Darius raja Medo datang dan dia menaklukkan Babilon. Tentara Medo-Persia
menaklukkan Babilon, jadi kita tahu kerajaan kedua itu apa. Itu Medo-Persia.
And then in Daniel 8, which we are going to study later on in this seminar,
after Meado-Persia, it says that the kingdom that would arise would be Greece.
Greece is mentioned by name. And so in Daniel itself, even without going to the
history books, you know that the first kingdom is Babylon, you know that the
second kingdom is Meado-Persia, and you know that the third kingdom is what?
The third kingdom is Greece. Is that clear? Babylon, Meado-Persia and Greece.
Lalu di Daniel pasal 8 yang akan kita pelajari nanti di
dalam seminar ini, setelah Medo-Persia, dikatakan bahwa kerajaan berikutnya
yang muncul adalah Greeka. Greeka disebutkan namanya. Maka di dalam kitab
Daniel sendiri, tanpa perlu melihat ke buku sejarah, kalian tahu bahwa kerajaan
pertama itu Babilon, kalian tahu kerajaan kedua adalah Medo-Persia, dan kalian
tahu kerajaan ketiga itu apa? Kerajaan ketiga adalah Greeka. Apakah ini jelas?
Babilon, Medo-Persia, dan Greeka.
You say, “Well, what will the fourth kingdom be?” Well, if you identify the
first three that come one right after the other, without parenthesis, without any interruption, it’s easy to
identify the fourth.
Which kingdom conquered the kingdom of Greece? It was Rome, the Roman
empire. Let’s read Dan 2:40, it says here
“And the fourth kingdom shall be as strong…” remember that word, “…shall be as strong as
iron…” that word “strong” is a key word. “… inasmuch
as iron breaks in pieces and shatters everything; and like iron that crushes, that
kingdom will break in
pieces and crush all the others.” Is that a fit description
of Rome? It most certainly is. In fact, the great historian Edward Gibbon,
wrote the 5 volume set called “The Decline and Fall of
the Roman Empire”, and he calls Rome “the
iron monarchi of Rome.” Interesting because he was not a church historian, he
was a secular historian. And yet he is calling Rome, “the iron monarchi of Rome”.
Kalian berkata, “Nah, kerajaan keempat itu apa?” Nah,
jika kita sudah mengidentifikasi tiga kerajaan yang pertama yang muncul
berurutan satu setelah yang lain tanpa jedah, tanpa interupsi, adalah mudah
untuk mengidentifikasi kerajaan keempat.
Kerajaan mana yang menaklukkan kerajaan Greeka? Roma!
Kekaisaran Roma. Marilah kita baca Dan 2:40, dikatakan di sini, “Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang
keempat, yang kuat…” ingat kata ini, “…yang kuat
seperti besi…” kata “kuat”
ini merupakan kata kunci, “…sebagaimana besi
meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang
menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan
semua yang lain.”
[NKJV yang diindonesiakan]. Apakah
ini deskripsi yang cocok untuk Roma? Betul sekali. Bahkan, sejarahwan ulung
Edward Gibbon yang menulis 5 jilid berjudul “The
Decline and Fall of the Roman Empire”, menyebut Roma sebagai “kerajaan besi Romawi” Ini menarik, karena dia bukanlah sejarahwan gereja, dia
adalah sejarahwan sekuler. Namun dia menyebut Roma sebagai “kerajaan
besi Romawi.”
So very clearly, the first
four kingdoms are Babylon, Meado-Persia, Greece and the Roman empire. But now I
want you to notice what we come to in the feet. This is what I want to dwell on
most, in our seminar today.
Dan 2:41 “Whereas you saw the feet and toes, partly of potter’s clay and partly of
iron, the kingdom…” that is this 4th kingdom, “…shall be…”
what? “…divided;
yet the strength…” you have the
word “strong”, you remember the word “strong” with regards to the 4th
kingdom? Now it says here, “…the strength of the…” what? “…of the iron shall be in it,
just as you saw the iron mixed with ceramic clay.” Verse 42, “And as the toes of the feet were partly of iron and
partly of clay, so the kingdom shall be
partly strong…” which is the strong part,
by the way? Is it the iron part or the clay part? It’s the iron part that’s
strong.
And so, it says in verse 42, “And as the toes of the feet were partly of iron and
partly of clay, so the kingdom shall be
partly strong…” which is the iron part, “…and partly…”
what? “…fragile…”
What is the fragile part? It is the clay part.
Jadi jelas sekali, empat kerajaan yang
pertama adalah Babilon, Medo-Persia, Greeka dan kekaisaran Roma. Tetapi
sekarang saya ingin kalian perhatikan apa yang akan kita jumpai di kakinya. Ini
adalah topik yang ingin saya paling tekankan dalam seminar kita hari ini.
Dan 2:41 “Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya
sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu
berarti, bahwa kerajaan itu…” yaitu
kerajaan yang keempat tersebut, “…akan…” bagaimana? “…terbagi; namun kekuatan…” kita bertemu dengan kata “kuat” di sini, kalian ingat
kata “kuat” sehubungan dengan kerajaan ke-4? Sekarang, dikatakan di sini, “…kekuatan dari…”
apa? “…dari besi tetap ada di
dalamnya, sama seperti yang tuanku lihat bahwa besi itu sudah tercampur
dengan tanah liat tukang periuk.”
Ayat 42 “Dan
sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah
liat, maka kerajaan itu akan sebagian kuat…”
jadi bagian
mana yang kuat, coba? Bagian yang besi atau yang tanah liat? Bagian yang besilah yang kuat.
Maka dikatakan di ayat 42, “Dan sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan
sebagian lagi dari tanah liat, maka kerajaan
itu akan sebagian kuat…” yaitu bagian besinya, “…dan sebagian…” apa? “…rapuh.” [NKJV yang diindonesiakan]. Yang rapuh bagian yang mana? Bagian tanah liatnya.
Now let’s take a look at these verses. Very important
verses. How many toes do two normal feet have? And the reason I used the word
“normal” it’s because I have asked the question, “how many toes do two feet
have?” So people said, “Well, it all
depends, some people had a toe amputated or not.” And so I say, “How many toes
do two normal feet have?” They have ten
what? Ten toes. Which means that the fourth kingdom was going to be what? The fourth
kingdom was going to be divided into 10 kingdoms. You say, “How do we
know that?”
Sekarang marilah kita lihat ayat-ayat
ini. Ayat-ayat yang sangat penting. Dua kaki yang normal punya berapa jari? Dan
alasannya mengapa saya memakai kata “normal” adalah karena saya pernah
bertanya, “Dua kaki punya berapa jari?” Dan orang-orang menjawab, “Ya, tergantung, ada orang yang jarinya
diamputasi.” Maka saya katakan sekarang, “Dua kaki yang normal punya berapa
jari?” Mereka punya sepuluh apa? Sepuluh jari. Berarti, kerajaan yang keempat
akan apa? Kerajaan keempat akan terbagi
menjadi 10 kerajaan. Kalian berkata, “Dari mana kita tahu itu?”
It’s very simple, is there iron in the feet? Was there
iron in the legs? What did the iron in the legs represent? The Roman empire.
What does the iron in the feet then represent? It must represent the fact that the Roman empire what? Continues, but it continues how? In a
divided state, it’s divided into 10 nations. Are you with me now? It
is going to be divided into 10 nations. In other words, this 4th
kingdom is going to fall apart. It is still going to be Rome because you have
iron in the feet, but it was going to be a divided Rome.
Sangat sederhana. Apakah di kaki ada
unsur besinya? Apakah ada besi di betisnya? Besi di betis itu melambangkan apa? Kekaisaran Roma. Kalau begitu, besi di
bagian kaki melambangkan apa? Pasti ini melambangkan faktanya bahwa kekaisaran Roma bagaimana?
Tetap berlanjut. Tetapi bagaimana
kondisi berlanjutnya? Dalam
kondisi terbagi, dia terbagi menjadi 10 bangsa. Apakah kalian bisa mengikuti saya? Kekaisaran Roma akan terbagi
menjadi 10 bangsa. Dengan kata lain, kerajaan ke-4 ini akan pecah. Dia masih
tetap Roma karena di bagian kaki masih ada besinya, namun dia akan menjadi Roma
yang terpecah-belah.
But then I want you to notice that to the iron in the
feet is added another strange element. What is added to it? A special kind of
clay. Potter’s clay.
Question: what existed before, the iron or the clay? The
iron existed before. So then the iron continues in the feet and then what is
added to the iron? Afterwards the clay is added to the iron.
Tetapi saya mau kalian perhatikan kepada
besi di kaki itu, ditambahkan suatu unsur asing yang lain. Apa yang ditambahkan kepadanya? Sejenis
tanah liat yang khusus. Tanah liat tembikar.
Pertanyaan: yang mana lebih dulu ada,
besinya atau tanah liatnya? Besinya lebih dulu ada. Maka besi itu berlanjut ke kaki lalu apa yang
ditambahkan kepada besi ini? Kemudian tanah liat ditambahkan kepada besi.
Now let me ask you this, is this a different kind of Rome in the feet? Yes it is.
Because first of all it is a Rome that is divided into many what? Into many
nations. But secondly it is an amalgamated Rome. Do you understand what the
word “amalgamate” means? It is a Rome that is a mixture not only of the iron, it’s not
political Rome alone anymore, there is another element that is mixed,
or blended, or amalgamated with it.
Sekarang, saya mau tanya, apakah di bagian kaki ini
adalah Roma yang berbeda? Ya. Karena, faktor pertama ini adalah Roma yang terpecah-belah menjadi
banyak apa? Banyak bangsa. Tetapi faktor kedua, ini adalah Roma campuran. Apakah kalian mengerti
arti kata “amalgam”? Ini adalah Roma yang sudah campuran, bukan hanya dari unsur besinya ~ jadi dia bukan hanya Roma secara politik sendirian, tetapi ada unsur lain yang dicampurkan, atau
digabungkan, atau disatukan dengannya.
Now, let me ask you, is
this a legitimate or illegitimate union? It’s illegitimate. Who in his right
mind would actually join iron and clay? They are two totally different
elements, aren’t they? Totally different. There is no way that you can
amalgamate them or mix them and have the result be strong. The clay is good as
clay, and the iron is good as iron, the problem is when you what? Is when you
put them together or you mix them.
Nah, sekarang saya mau tanya, apakah ini suatu
penggabungan yang sah atau tidak sah? Tidak sah. Mana ada orang waras yang
benar-benar akan menggabungkan besi dan tanah liat? Keduanya adalah unsur yang
sama sekali berbeda, bukan? Sama sekali berbeda. Tidak mungkin orang bisa
menggabungkan keduanya atau mencampurkan mereka dan mendapatkan hasil campuran yang kuat. Tanah liat itu sendiri, bagus sebagai tanah
liat. Dan besi itu sendiri, baik sebagai besi. Kapan muncul masalah? Bila kita
gabungkan atau mencampurkan keduanya.
Now, are we dealing with
symbols in Daniel chapter 2? Is the gold a symbol? Is the silver a symbol? Is the bronze a
symbol? Is the iron a symbol? Is the stone a symbol? Is the mountain a symbol?
But the potter’s clay that is not a symbol? It would also have to be what? It
would also have to represent or symbolized something. Because Rome is going to
be divided, it’s going to be a different kind of Rome, it’s going to be an
amalgamated Rome, so we need to know what the clay represents because we
already know that the iron represents the political power of the Roman empire. The
Roman empire will continue as a political entity divided, but there will be
clay added to it. So we need to know what the Bible means by potter’s clay.
Sekarang, apakah di Daniel pasal 2 kita berbicara tentang
simbol? Apakah emas itu simbol? Apakah perak itu simbol? Apakah tembaga itu simbol?
Apakah besi itu simbol? Apakah batu itu simbol? Apakah gunung itu simbol?
Tetapi tanah liat tembikar itu bukan simbol? Ini juga harus apa? Ini juga harus
melambangkan atau menyimbolkan sesuatu. Karena Roma akan terbagi, Roma ini akan
menjadi Roma yang berbeda. Dia akan menjadi Roma campuran. Karena itu kita
perlu mengetahui tanah liat itu menyimbolkan apa, karena kita sudah tahu besi melambangkan kuasa politik kekaisaran Roma. Kekaisaran Roma akan berlanjut sebagai
suatu unsur politik yang terbagi, tetapi kepadanya akan ditambahkan tanah liat.
Maka kita harus tahu apa yang dimaksud oleh Alkitab dengan tanah liat tembikar.
Now, let’s examine some
passages of Scripture that explain what the potter’s clay is. Go with me to
Jeremiah 18:1-6, listen carefully “The word which came to Jeremiah from the Lord, saying: ‘Arise and go down
to the potter’s house, and there I will cause you to hear My words.’ Then I went down
to the potter’s house, and there he was, making something at the wheel. And the vessel
that he made of…” what? “…clay…” what kind of clay? Potter’s clay, yes, “…was marred in the hand of the potter…” so what did the potter do? “…so he made it again into…” what? “…into another
vessel, as it seemed good to the potter to make…”
Nah,
mari kita periksa beberapa bacaan dari Alkitab yang menjelaskan apa tanah liat
tembikar ini. Mari bersama saya ke Yeremia 18:1-6, dengarkan baik-baik, “Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: ‘Pergilah dengan segera ke rumah tukang
periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu.’ Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan
ia sedang membuat
sesuatu dengan roda pemutar. Dan bejana yang dibuatnya dari…” apa? “…tanah liat…” tanah liat jenis apa? Tanah liat
tembikar, ya, “…rusak di tangannya, maka…” apa
yang dilakukan si tukang periuk? “…maka tukang periuk itu
mengerjakannya kembali menjadi…” apa?
“…menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada
pemandangannya untuk dibuat…” [NKJV yang diindonesiakan]
Now what is represented by the fact that
this vessel was made from potter’s clay by the potter, it broke and then the
potter made it all over again as a new vessel? The fact is, that Jeremiah is here
describing the Babylonian captivity. And if you want a text that proves that,
Jeremiah 19:11 which we don’t have time to read, uses the same terminology of
the potter to refer to the captivity of Israel when they were taken by
Nebuchadnezzar. In other words God formed Israel at Mt. Sinai, as His people,
but because of the apostasy they broke, and God after 70 years what did He
do? He restored Israel once again to their
land. Are you with me? So He made the vessel what? Again.
Sekarang,
apa yang dilambangkan oleh kisah bejana yang dibuat dari tanah liat
tembikar oleh tukang periuk itu,
yang
pecah, dan kemudian si tukang periuk membuatnya lagi dari awal menjadi bejana
yang baru? Faktanya adalah, di sini Yeremia sedang menggambarkan tentang
penawanan [orang Israel] di Babilon. Dan jika kalian ingin tahu ayat yang
membuktikan hal itu, adalah Yeremia 19:11, yang tidak akan kita baca karena
kita tidak punya cukup waktu, tetapi di sana dipakai terminologi yang sama
tentang tukang periuk, dan itu merujuk ke penawanan Israel ketika mereka dibawa
oleh Nebukadnezar. Dengan kata lain, Tuhan telah menjadikan bangsa Israel
sebagai umatNya di G. Sinai, tetapi karena kemurtadan mereka, mereka “pecah”,
dan setelah lewat 70 tahun penawanan, apa yang dilakukan oleh Tuhan? Tuhan mengembalikan
Israel ke tanah mereka lagi. Mengertikah kalian? Jadi Tuhan membuat bejana itu
apa? Membuatnya baru lagi.
Now, we don’t have to guess at this because
notice the explanation is given there in Jeremiah 18:5, “Then the word of the Lord came to me, saying: ‘O house of
Israel, can I not do with you as this potter?’ says the Lord. ‘Look, as the clay is in the potter’s
hand, so are you in My hand, O house of Israel!’” What does the potter’s clay represent? It represents God’s people. God’s Old Testament
church. In other words it represents a religious institution,
God’s Old Testament church, Israel.
Nah, kita
tidak perlu menebak karena perhatikan, penjelasannya diberikan di sini di
Yeremia 18:5. “Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: ‘Masakan Aku tidak boleh berbuat kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai
kaum Israel!’, demikianlah firman TUHAN. ‘Lihatlah, seperti tanah liat ada di tangan tukang periuk, demikianlah kamu ada di tangan-Ku, hai kaum Israel!’” [NKJV yang diindonesiakan]. Apa yang dilambangkan oleh tanah
liat tembikar ini? Dia melambangkan
umat Tuhan, gereja Tuhan di Perjanjian Lama. Dengan kata lain, dia melambangkan suatu lembaga
kerohanian,
gereja Tuhan di masa Perjanjian Lama, Israel.
Now, let’s go to Genesis 2:7. You are not
going to see the connection immediately with this, but you are going to see it
in a few moments. Genesis 2:7, speaking about the creation of man and notice
what it says, “And the Lord God…”
what’s the next word? “…formed…” what was God? God was the what? The potter. I am
going to prove it to you. “…and the Lord God formed man of the dust of the ground…” how many of you have ever tried to form anything out of
dust? You can’t. But see this was wet
dust, this was really potter’s clay. We are going to read another text in a
moment. So it says, “…and the Lord God formed man of the dust of the ground…” what faculty of man was made out of dust? His physical
body, right? His body.
Nah,
marilah kita ke Kejadian 2:7. Kalian tidak akan langsung melihat hubungannya
dengan ini, tetapi nanti kalian akan melihatnya. Kejadian 2:7 berbicara
mengenai penciptaan manusia, dan perhatikan apa katanya, “ketika itulah TUHAN Allah…” apa
kata berikutnya? “…membentuk…” Jadi
Tuhan itu apa? Tuhan itu adalah apanya? Tukang periuknya atau penjunan. Saya akan buktikan ini kepada kalian,
“…TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah…” Ada berapa orang dari antara kalian
yang sudah pernah mencoba membentuk apa pun dari debu tanah? Tidak bisa, kan?
Tetapi, pahamilah, ini adalah debu tanah yang basah, jadi sebenarnya ini adalah
tanah liat tembikar. Nanti kita akan membaca ayat yang lain. Jadi dikatakan, “…TUHAN Allah membentuk
manusia itu dari debu tanah…” Bagian
mana dari manusia yang terbuat dari debu tanah? Tubuh fisiknya, benar? Tubuhnya.
Did that body have all of its different members,
arms, legs, heart, lungs, stomach, fingers, nose, mouth, all of the different
member parts? Absolutely. It was a perfect body with all of its members. But it
was a lifeless body. Notice I did not say it was a dead body. It was a lifeless
body, what was lacking? The breath of God or the Spirit of Life. And so it
continues saying, “…and breathed into his nostrils the breath of
life; and man became a…” what? “…a living
being.” Did every member now start
functioning? Did the heart start beating? Did the lungs start breathing? Did the stomach start digesting, once Adam
and Eve started eating? Of course. Did their fingers start moving? Did they
start walking? Yes, now, that the body was altogether as one, with many
members, and the Spirit entered the body, now all of the members function in
perfect unity.
Apakah tubuh itu memiliki semua
anggotanya, lengan, kaki, jantung, paru-paru, perut, jari, hidung, mulut, semua
bagiannya yang berbeda? Tentu saja. Itu adalah tubuh yang sempurna lengkap
dengan semua bagiannya. Tetapi itu adalah tubuh yang tidak bernyawa.
Perhatikan, saya tidak mengatakan itu tubuh yang mati (= mayat). Itu tubuh yang tidak bernyawa. Apa yang kurang? Napas
Tuhan, atau Roh Kehidupan. Maka, selanjutnya dikatakan, “…dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi…”
apa? “…makhluk
yang hidup.” Sekarang
apakah setiap anggota tubuh mulai berfungsi? Apakah jantung mulai berdetak?
Apakah paru-paru mulai bernapas? Apakah perut mulai mencerna begitu Adam dan
Hawa mulai makan? Tentu saja. Apakah jari-jari mereka mulai bergerak? Apakah
mereka mulai berjalan? Ya, begitu tubuh sudah menyatu dengan banyak anggotanya,
dan Roh masuk ke dalam tubuh, semua anggotanya berfungsi dalam kesatuan yang
sempurna.
Now, notice Isaiah 64:8, here is where the Bible
tells us that God when He created man, He created like a potter. It says there
~ you might want to write it down, this is not on your list ~ Isaiah 54:9 uses
the same terminology. It says in Isaiah 64:8
“But now, O Lord, You are…”
what? “…our Father; We are the…? We are the clay, and You our potter; and all we are the work of Your hand.” So what did God formed man
of? What kind of clay? Potter’s clay, right? And then what did He do? He breathed into
man’s nostril the breath of life, and now man became a living soul and every
member of his body started what? Functioning. Now this is talking about the
literal creation of man. But this literal creation of man has a symbolic
meaning as well. You say, “What you mean by symbolic value?” Because in
Daniel chapter 2 we are not dealing with the literal, we are dealing with the
what? We are dealing with symbols.
Sekarang, perhatikan Yesaya 64:8, di sinilah Alkitab memberitahu kita bahwa
ketika Tuhan menciptakan manusia, Tuhan menciptakannya seperti seorang tukang
periuk. Dikatakan di sana ~ mungkin kalian perlu mencatatnya karena ayat ini
tidak ada di dalam kertas kalian ~ Yesaya 54:9 memakai terminologi yang sama. Dikatakan di Yesaya
64:8 “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah…” apa? “…Bapa
kami! Kamilah…? Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang
membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.” Jadi Tuhan membentuk manusia dari apa? Tanah liat jenis
apa? Tanah liat tembikar, benar? Lalu apa yang dilakukan Tuhan? Dia meniup ke
lubang hidung manusia, napas hidup, dan sekarang manusia menjadi makhluk yang
hidup dan setiap anggota tubuhnya mulai apa? Mulai berfungsi. Nah, ini
berbicara mengenai penciptaan manusia secara harafiah. Tetapi penciptaan secara harafiah ini
memiliki makna simbolis juga. Kalian berkata, “Apa maksudnya nilai simbolis?” Karena di Daniel
pasal 2 kita tidak berbicara mengenai yang harafiah, kita berbicara mengenai yang bagaimana? Kita berbicara mengenai
simbol.
Now, let me ask you what
is the body of Christ, symbolically speaking or
spiritually speaking? The body of Christ is the church. Notice
Colossians 1:18, speaking about Jesus it says, “And He is the…” what? “…the
head of the body, the church, who is the beginning, the firstborn from the
dead, that in all things He may have the preeminence.” So what is the body of Christ? The body of Christ is the church. Who created
the church? Jesus said, “Upon this Rock,
I
will build My church” [Mat 16:18]
Sekarang, coba saya tanya, apa itu tubuh
Kristus berbicara secara simbolis atau secara spiritual? Tubuh Kristus adalah gereja. Perhatikan
Kolose 1:18, berbicara mengenai Yesus, dikatakan, “Ialah…” apa? “…kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang
sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih
utama dalam segala sesuatu.” Jadi,
tubuh Kristus itu apa? Tubuh Kristus adalah gereja. Siapa yang menciptakan
gereja? Yesus berkata, “di atas Batu Karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku.” [Mat 16:18]
So who was it that created the body? Jesus
created the church. He created the body. In what condition was that
body before the Day of Pentecost? Did they all come together? They Bible says they were all of one what?
One accord. But what was still lacking? What didn’t the body have yet? The body
did not have the breath. So what happened at the day of Pentecost? Acts 2:2-4,
it says “And suddenly there came a sound from heaven, as of a rushing mighty wind,
and it filled the whole house where they were sitting. Then
there appeared to them divided tongues, as of fire, and one sat upon each of
them. And they were all…” what? “…filled with the Holy Spirit and began to
speak with other tongues, as the Spirit gave them utterance.” By the way they now only spoke in tongues.
All of the gifts of the Spirit now
came alive in the church. Are you catching the picture?
Jadi, siapakah yang
menciptakan tubuh? Yesus menciptakan
gereja. Dia menciptakan tubuh. Bagaimana kondisi tubuh ini sebelum hari
Pentakosta? Apakah mereka semuanya menyatu? Alkitab berkata, mereka satu apa?
Satu hati [Kis 1:14]. Tetapi apa yang masih kurang? Apa yang masih belum
dimiliki oleh tubuh itu? Tubuh itu belum memiliki napas. Jadi apa yang terjadi
pada hari Pentakosta? Kisah 2:2-4 “Tiba-tiba turunlah dari
langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di
mana mereka duduk; dan tampaklah kepada
mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka
masing-masing. Maka…” bagaimana? “… penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata
dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka
untuk mengatakannya.” Ketahuilah,
sekarang mereka hanya berbicara dengan bahasa lidah. Semua pemberian dari Roh
Kudus sekarang menjadi hidup di dalam gereja. Apakah kalian bisa menangkap
gambarannya?
Now we are dealing with symbols. In Genesis 2:7 you have the literal creation of literal man.
But that represents, that’s representing, it’s symbolic of the church of Jesus Christ which
He created out of potter’s clay so to speak, and then He gave it what?
The Holy Spirit, the breath of life.
Let me ask you, did the body now start functioning?
Did every member of the body start fulfilling its function? Yes. And you know
what? I am not inventing this illustration. It’s the apostle’s illustration.
Notice 1 Corinthians 12:12-13, very clear, 1 Corinthians 12:12-13, “ For
as the body is one and has many members, but all the members of that…” what? “…one body, being many, are one body, so also is Christ. For by one Spirit we were all baptized into…” what? “…one
body—whether Jews or Greeks, whether slaves or free—and have all been made to
drink into one Spirit.”
Sekarang kita berbicara tentang simbol. Di Kejadian 2:7 kita dapati penciptaan manusia secara harafiah. Tetapi itu melambangkan, itu mewakili,
itu adalah simbol dari gereja Yesus
Kristus, yang Dia ciptakan katakanlah dari tanah liat tembikar,
lalu Dia memberinya apa? Roh Kudus, napas hidup.
Coba saya tanya, apakah tubuh itu sekarang mulai berfungsi? Apakah semua
anggota tubuh mulai melakukan fungsinya? Ya. Dan tahukah kalian apa? Ilustrasi
ini bukan karangan saya. Ini adalah ilustrasi seorang rasul. Perhatikan 1
Korintus 12:12-13, sangat jelas, 1 Kor 12:12-13, “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekali pun banyak, merupakan…” apa? “…satu
tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi…” apa? “…satu tubuh dan kita semua diberi
minum dari satu Roh.”
Question then, what does the potter’s clay
represent? We noticed in Jeremiah that
the potter’s clay represents what? God’s people, Israel. What does the body
represent in the New Testament, what does the potter’s clay represent in the New
Testament? It represents the body of Jesus Christ in the New Testament which
is His what? His church. So what does the potter’s clay represent? It represents the church. Are you with me?
Pertanyaannya sekarang, tanah liat
tembikar itu melambangkan apa? Kita sudah
melihat di Yeremia bahwa tanah liat tembikar melambangkan apa? Umat Allah, Israel.
Di dalam Perjanjian Baru, tubuh itu melambangkan apa? Apa yang dilambangkan
oleh tanah liat tembikar di
dalam Perjanjian Baru? Di
dalam Perjanjian Baru itu melambangkan tubuh Yesus Kristus, yang adalah apaNya?
GerejaNya. Jadi tanah liat tembikar itu melambangkan apa? Itu melambangkan gereja. Apakah kalian
bisa mengikuti?
Now, there is one other illustration, where you can
see that the potter’s clay represents the church. You remember that vision that
Ezekiel had of the valley of the dry bones? And there were body parts strewn
all over the valley? And then God called upon all the parts of the bodies to
come together through Ezekiel. And then what did God give those bodies? He gave
those bodies what? The breath of life, His Spirit, and they stood up. What is
represented by all the parts of the bodies coming together and the Spirit
coming into the bodies? Ezekiel 37 makes
it very clear.
Sekarang, ada ilustrasi yang lain, di mana kita bisa melihat
bahwa tanah liat tembikar itu melambangkan gereja. Ingatkah kalian penglihatan
Yehezkiel tentang lembah yang berisi tulang-tulang kering? Dan ada banyak
potongan tubuh yang berserakan di lembah itu? Lalu Tuhan memanggil semua
potongan tubuh itu agar menjadi satu lewat Yehezkiel. Lalu apa yang diberikan
Tuhan kepada tubuh-tubuh itu? Tuhan memberikan apa? Napas hidup, RohNya, dan
tubuh-tubuh itu tegak berdiri.
Apa yang dilambangkan oleh semua bagian tubuh yang menjadi satu dan masuknya
Roh ke dalam tubuh-tubuh itu? Yehezkiel 37 membuatnya sangat jelas.
Notice Ezekiel 37:10-11, “So I prophesied as He commanded me, and breath came into them…” and that is the body, “…and they lived, and stood upon their feet, an
exceedingly great army. Then
He said to me, ‘Son of man, these bones are the
whole house of Israel…” Are you catching the picture? “…are the whole
house of Israel. They indeed say, ‘Our bones are dry, our hope is lost, and we
ourselves are cut off!” So, the
potter’s clay represents the church.
Perhatikan
Yehezkiel 37:10-11, “Lalu aku bernubuat seperti
diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk ke dalam mereka…” yaitu ke tubuhnya, “… sehingga mereka hidup kembali. Mereka berdiri di atas kaki mereka, suatu tentara yang sangat besar. Firman-Nya kepadaku: ‘Hai
anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh
kaum Israel…” Apakah kalian bisa menangkap gambarnya? “…adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka
sendiri mengatakan: ‘Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami
sudah lenyap, dan kami sudah disingkirkan.’” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi, tanah liat tembikar itu melambangkan gereja.
So what was going to happen during the period of the feet in the image, when
the Roman empire was divided? There was going to be a union of
what? Of church and state. Are you
following me? In other words, during the
period of the feet, you are not only going to have an empire, it was going to
be an empire that united church and state. Remember this because we are going
to come back there tomorrow when we study Daniel chapter 7.
Jadi apa yang akan terjadi selama periode kaki
patung itu ketika kekaisaran Roma menjadi terbagi? Akan ada suatu penggabungan apa?
Penggabungan antara Gereja dengan
Negara. Apakah kalian bisa mengikuti saya? Dengan kata lain, selama periode kaki
itu, tidak hanya akan ada
satu kekaisaran, melainkan akan ada kekaisaran yang menggabungkan gereja dengan
Negara. Ingatlah ini karena besok kita akan kembali ke sini pada waktu kita mempelajari
Daniel pasal 7.
Now listen, Revelation 17 presents
the same idea but with different symbols. Go with me to Revelation 17, and this
is speaking about the end time. Revelation 17:1-2, different symbols, same
meaning, union of church and state. It says here, “Then one of the seven angels who had the seven bowls
came and talked with me, saying to me, ‘Come, I will show you the judgment of
the great harlot…” what does a woman
represent in prophecy? It represents a church. If it is a pure woman what kind
of church are we talking about? A pure church. We have talked about the woman
in Revelation 12, remember? It represents God’s faithful church. Now, if it is a harlot
woman, what kind of church are we talking about? We are talking about a church that is apostate. Now,
how did she become a harlot?
Sekarang
dengarkan. Wahyu pasal 17 mengungkapkan gambaran yang sama namun dengan simbol
yang berbeda. Marilah kita ke Wahyu pasal 17, dan ini berbicara mengenai akhir
zaman. Wahyu 17:1-2, simbol-simbol yang berbeda, makna yang sama, penggabungan
antara gereja dengan Negara. Dikatakan di sana, “Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh
cawan itu dan berkata kepadaku: ‘Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu
putusan [= vonis] atas pelacur besar…” di dalam nubuatan perempuan itu
melambangkan apa? Melambangkan gereja. Jika perempuan itu suci, kita berbicara
tentang gereja yang bagaimana? Gereja yang murni. Kita sudah pernah membahas
tentang perempuan di Wahyu pasal 12, ingat? Dia melambangkan gereja Tuhan yang
setia. Sekarang, jika perempuan itu seorang
pelacur, gereja macam apa yang kita bicarakan? Kita berbicara tentang gereja yang murtad. Sekarang, bagaimana perempuan ini sampai
menjadi pelacur?
How did the church become a harlot? How did she become a
fornicating woman? Let’s continue
reading. It says, “…Come, I will show you the judgment
of the great harlot who sits on many waters…”
and now comes the explanation about how the church became a harlot, “…with whom…” what? “…the kings of the earth committed
fornication, and the inhabitants of the earth were made drunk with the wine of
her fornication.” How did she become an adulterous harlot? Because she committed fornication with whom? With the kings
of the earth. Is this a union of church and state? It most certainly is. A union of church and state.
Bagaimana gereja itu sampai menjadi
pelacur? Bagaimana dia menjadi perempuan pezinah? Mari kita teruskan membaca.
Dikatakan, “…‘Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu
putusan[vonis] atas pelacur besar yang duduk di tempat yang
banyak airnya…” dan sekarang muncullah penjelasan mengenai gereja yang
menjadi pelacur. “…Dengan dia…” siapa? “…raja-raja
di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur
percabulannya." Bagaimana
dia sampai menjadi pelacur pezinah? Karena dia
berzinah dengan siapa? Dengan raja-raja di bumi. Apakah ini bukan
penggabungan antara gereja dengan Negara? Tentu saja. Penggabungan antara Gereja dengan
Negara.
Does a church have a right to exist as church? Yes. Does
the state has its function as state? Absolutely. Where does the problem come
in? The problem comes in when the union is illegitimate. Because the church
is supposed to be married only to whom? To Jesus Christ. Jesus is the
husband and the church is His bride. So what happens when the church starts trying
to get the kings of the earth to do what Jesus Christ should be doing? The
church becomes adulterous. The church becomes a harlot. Is that exactly what happened when the
Roman empire fell apart? Did a church arise that used the political power of
Rome to persecute those who were not in
harmony with the church? Yes or no? Absolutely. It can be proven from history.
Apakah sebuah gereja berhak hadir
sebagai gereja? Ya. Apakah Negara punya fungsi sebagai Negara? Tentu saja. Di
mana masalahnya kalau begitu? Masalahnya muncul bilamana ada penggabungan yang
tidak sah. Karena gereja itu
seharusnya hanya menikah dengan siapa? Dengan Yesus Kristus.
Yesus adalah sang suami, dan gereja adalah pengantin perempuanNya. Jadi apa
yang terjadi jika gereja mulai mengajak raja-raja di bumi untuk melakukan apa
yang seharusnya dilakukan oleh Yesus Kristus? Gereja berzinah. Gereja menjadi
pelacur. Bukankah persis ini yang terjadi ketika
kekaisaran Roma pecah? Apakah ada gereja yang muncul, yang memakai kekuasaan politis Roma
untuk menganiaya mereka yang tidak sejalan dengan gereja? Ya
atau tidak? Tentu saja. Ini bisa dibuktikan dari sejarah.
Now you knew I wasn’t going to end this whole
presentation without reading from Ellen White, hehehe. The little old lady knew
this all the time. And she didn’t go through all the biblical study we have
gone through. See, you can go to the internet and you can find all kinds of
trash about Ellen White. Don’t even bother to read them. They are the same old
rehashed arguments that come out all the time. Nit picking little thing here
and little thing there. Listen, in Scripture you also have little things that
appear to be discrepancies. For example, one gospel says that there was one
demon that possessed man, and another that says there were two. You say, “Oh,
you can’t trust the Bible because one says one, and the other says two.”
Listen, if you are going to let that shake your faith, then you are never going
to come to believe. The fact is little details like this makes no difference.
It’s the big picture. And the more I read Ellen White, and I see how she is in
harmony with Scripture, I marvel. Not because she is another Bible, not because
she can take the place of the Bible. Not because she knows more than the Bible,
not because she brings in more doctrines that are not in the Bible, but because
she explains, and amplifies and simplifies what is in the Bible.
Nah, pasti kalian tahu saya tidak akan
mengakhiri seluruh presentasi ini tanpa membaca dari Ellen White, hehehe.
Nyonya tua ini sudah mengetahuinya sejak awal. Dan dia tidak pernah mengikuti pelajaran Alkitab seperti yang kita pelajari
sekarang. Kalian bisa membuka internet dan kalian akan menemukan banyak tulisan
sampah tentang Ellen White. Semua itu tidak usah dibaca. Semua itu adalah
perdebatan usang yang muncul kembali berulang-ulang. Mengritik di sana-sini
tentang hal-hal kecil. Dengarkan, di dalam Alkitab juga ada hal-hal kecil yang tampaknya
seperti perbedaan. Misalnya, di dalam salah satu injil tertulis satu iblis yang
merasuki orang, dan di injil yang lain tertulis dua. Kalian berkata, “Oh, kita
tidak bisa mempercayai Alkitab karena yang satu bilang satu, yang lain bilang
dua.” Dengarkan, jika kalian akan membiarkan hal itu menggoncang iman kalian,
maka kalian tidak pernah akan percaya. Faktanya adalah, detail-detail kecil
seperti itu tidak ada artinya. Gambaran utuhnya yang penting. Dan semakin saya
membaca dari tulisan Ellen White, dan semakin saya melihat betapa serasinya dia
dengan Alkitab, saya kagum. Bukan karena dia adalah Alkitab lain, bukan karena
dia menggantikan tempat Alkitab, bukan karena dia tahu lebih banyak daripada Alkitab, bukan karena dia membawa lebih banyak
doktrin yang tidak terdapat di dalam Alkitab, tetapi karena dia menjelaskan,
menerangkan dan menyederhanakan apa yang tertulis di Alkitab.
Now, listen to this statement, it is on “The 7th Day Adventist Bible Commentary” Vol. 4 page 1168. She said this: “We have come to a time when God’s sacred work is
represented by the feet of the image…” she says we are now in that time, “…in which the iron was mixed with the miry clay…” And then she says this, “…God has a people, a
chosen people, whose discernment must be sanctified, who must not become
unholy, by laying upon the foundation wood, hay, and stubble. Every soul who is
loyal to the commandments of God will see that the distinguishing feature of
our faith is the 7th Day Sabbath…”
Sekarang dengarkan pernyataan ini, yang
terdapat di “7th
Day Adventist Bible Commentary” Jilid 4 hal 1168. Dia berkata demikian, “Kita telah tiba pada periode ketika pekerjaan Tuhan yang kudus dilambangkan oleh kaki
patung itu…” dia berkata kita sekarang ada pada
periode itu, “…di mana besi bercampur dengan tanah liat…” Lalu dia berkata begini, “…Tuhan memiliki umatNya,
suatu umat yang terpilih, yang pemahamannya harus dikuduskan, yang tidak boleh
menjadi najis dengan mendasarkan pada kayu, jerami dan tunggul. Setiap jiwa
yang setia kepada perintah-perintah Tuhan, akan paham bahwa tanda yang membedakan
iman kita adalah Sabat Hari Ketujuh…”
And then she says this, “…If the Government would
honor the Sabbath…” and when she says “honor
the Sabbath” it doesn’t mean that they legislate to make the Sabbath a day of rest. It means that they respect the
people of God’s right to keep the Sabbath and guarantee that right, like in the
first Amendment to the Constitution. She says, “…If the Government would honor the Sabbath as God has
commanded, it would stand in the strength of God and in defense of the faith
once delivered to the saints. But statesmen will uphold the spurious sabbath
and will mingle their religious faith with the observance of this child of the
papacy, placing it above the Sabbath which the Lord has sanctified and blessed,
setting it apart for man to keep it holy, as a sign between Him and His people
to a thousand generations…”
Lalu dia berkata ini, “…Jika pemerintah bersedia menghormati hari Sabat…”
dan ketika dia berkata “menghormati hari
Sabat” dia tidak bermaksud pemerintah mengeluarkan peraturan untuk meresmikan
Sabat sebagai hari perhentian. Maksudnya adalah agar pemerintah menghormati hak
umat Allah untuk memelihara hari Sabat dan menjamin hak tersebut, seperti
Amandemen Pertama kepada UUD. Dia berkata, “…Jika
pemerintah bersedia menghormati hari Sabat sebagaimana diperintahkan Tuhan, maka pemerintah ini akan berdiri mantap dengan kekuatan Tuhan dan
sebagai pembela iman yang pernah dimiliki oleh para orang kudus. Tetapi
pejabat-pejabat pemerintah akan menegakkan sabat yang palsu dan akan mencampur
iman mereka dengan memelihara hasil karya Kepausan itu, dan menempatkannya di atas Sabbat yang telah dikuduskan
dan diberkati Tuhan, yang telah disendirikan bagi manusia agar dipelihara
kekudusannya, sebagai tanda antara Tuhan dengan umatNya hingga seribu
keturunan…”
Now comes the key portion of the statement: “…The mingling
of churchcraft and statecraft is represented by the iron and the clay. This
union is weakening all the power of the churches. This investing the church
with the power of the state will bring evil results. Men have almost passed the
point of God’s forebearance. They have invested their strength in politics, and
have united with the papacy… But the time will come when God will punish those
who have made void His law, and their evil work will recoil upon
themselves.”(MS 63, 1899)
Isn’t that a remarkable statement? It’s an amazing statement in the light of
what we have studied in Scripture.
Sekarang kita tiba pada bagian kunci
dari pernyataannya: “… Pencampuran antara kekuatan gereja dengan kekuatan Negara dilambangkan oleh
besi dan tanah liat. Penyatuan ini melemahkan kuasa gereja. Dengan memberikan
wewenang Negara kepada gereja, akan menimbulkan hasil yang jahat. Manusia sudah
hampir melampaui kesabaran Tuhan. Gereja telah menanamkan kekuatan mereka dalam
politik, dan bergabung dengan Kepausan… Tetapi akan tiba waktunya ketika Tuhan
akan menghukum semua yang telah mengabaikan HukumNya, dan perbuatan jahat
mereka akan menjerat mereka sendiri.” (MS 63, 1899)
Bukankah ini pernyataan yang hebat? Ini
adalah pernyataan yang mengagumkan bila dipahami dengan apa yang telah kita
pelajari dalam Alkitab.
Now, we can’t end without talking about the mountain and
the stone. What does the mountain represent? Let’s go back to Daniel 2:34-35.
This is the climax of this dream. Daniel
2:34-35, this is the dream itself. In a moment we are going to read the interpretations of what this means. It
says there in Dan 2:34 “You watched while a Stone was cut out without hands…” we’ll come back to that in a moment, “…which
struck the image on its feet of iron and clay, and broke them in pieces. Then the iron, the clay, the bronze, the silver,
and the gold were crushed together, and became like chaff from the summer
threshing floors; the wind carried them away so that no trace of them was
found. And the Stone that struck the image became a great Mountain and filled the whole earth.” Now, what does this mean,
the mountain that fills the whole earth?
Tentunya
kita tidak bisa mengakhiri ini tanpa berbicara mengenai gunung dan batunya. Apa
yang dilambangkan oleh gunung? Marilah kita kembali ke Daniel 2:34-35. Ini
adalah klimaks dari mimpi itu. Daniel 2:34-35, inilah mimpi itu sendiri. Sebentar
lagi kita akan membaca interpretasi dari apa yang dimaksudkan. Dikatakan di Dan
2:34 “Sementara tuanku melihatnya, sebuah batu terpotong bukan oleh tangan manusia…” kita
nanti akan kembali ke hal ini, “…lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya
yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Maka dengan sekaligus
diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan
semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu
angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan.
Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh
bumi.” Sekarang, apa yang dimaksudkan di sini, “gunung besar yang memenuhi
seluruh bumi”?
In the explanation of this dream, in verse 44, we have
what this means. Dan 2:44, it says, “And in the days of these kings the God of heaven
will set up…” what? “…will set
up a kingdom which shall never be destroyed; and the kingdom shall not be left
to other people…” in other words, there are not going to be any other
kingdoms, “…it shall
break in pieces and consume all these kingdoms, and it shall stand…” What? “…it shall stand forever.” So, the mountain represents Christ’s everlasting
kingdom, that fills the whole
earth.
Dalam penjelasan mimpi ini, di ayat 44, kita
temukan artinya. Dan 2:44, dikatakan, “Dan pada zaman raja-raja ini ,
Allah semesta langit akan mendirikan…” apa? “…akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak
akan dihancurkan sampai selama-lamanya, dan kerajaan itu tidak akan diwariskan kepada bangsa lain…”
dengan kata
lain, tidak akan ada lagi kerajaan yang lain, “…kerajaan itu
akan meremukkan dan menghabisi semua
kerajaan ini, dan
kerajaan itu sendiri akan tetap berdiri…” apa? untuk selama-lamanya.” [NKJV yang diindonesiakan]. Maka
gunung itu melambangkan kerajaan
Kristus yang kekal, yang memenuhi seluruh bumi.
But now the question is, how is that kingdom established?
Well, now here we come to the stone. You see, the Stone has to do something. To destroy the kingdoms
of the world, so that this Stone can become the
mountain that fills the whole earth. Go with me to Dan 2:45, and I want you to
notice an interesting detail about this Stone. It says, “Inasmuch as you saw that the stone was cut out of
the mountain without hands, and that it broke in pieces the iron, the bronze,
the clay, the silver, and the gold—the great God has made known to the king
what will come to pass after this. The dream is certain, and its interpretation
is sure.”
Tetapi sekarang pertanyaannya adalah, bagaimana
kerajaan itu didirikan?
Nah, sekarang kita tiba pada Batu itu. Kalian lihat, Batu itu harus berbuat sesuatu. Yaitu
menghancurkan kerajaan-kerajaan dunia, agar Batu ini bisa menjadi gunung yang
memenuhi seluruh bumi. Marilah bersama saya ke Dan 2:45, “…tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa batu itu dipotong dari
gunung tanpa
perbuatan tangan manusia dan dia meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu ~ Allah yang maha besar telah memberitahukan
kepada tuanku raja, apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi
itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai.”
So, you have a stone, and it says the stone is cut out of the mountain,
how? Without hands. Now what did that stone represent? Go with me to Matthew 21:42, this is just one
verse of many that I can read from the New Testament, Matthew 21:42, this is
the conclusion of the parable that Jesus gave of the vineyard workers. We will
come back to this parable in our lecture this coming Saturday morning, Matthew
21:42 “Jesus said to them, “Have you never
read in the Scriptures: ‘The stone which the builders rejected has become the
chief cornerstone. This was the Lord’s doing, And it is marvelous in our eyes’?” To whom was Jesus referring when He spoke
about the stone that the builders rejected? He was talking about Himself. So
what does the
stone of Daniel chapter 2 represent? It represents Jesus Christ.
Jadi, ada batu, dan dikatakan di sini bahwa batu itu dipotong
dari gunung itu, bagaimana caranya? Tanpa tangan manusia. Sekarang, batu itu
melambangkan apa? Marilah bersama saya ke Matius 21:42 ini hanyalah salah satu
dari banyak ayat di dalam Perjanjian Baru yang bisa saya bacakan, Matius 21:42,
ini adalah kesimpulan dari perumpamaan Yesus tentang pekerja kebun anggur. Kita
akan kembali ke perumpamaan ini dalam pelajaran kita Sabtu pagi yang akan
datang. Matius 21:42 “Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca
dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi
batu penjuru yang utama? Ini adalah perbuatan Tuhan, dan mengagumkan di mata kita?’” NKJV yang diindonesiakan. Jesus berbicara mengenai siapa ketika Dia menyebut
tentang Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan dan telah menjadi batu
penjuru? Dia berbicara mengenai Dirinya sendiri. Jadi batu di Daniel pasal 2 melambangkan apa?
Itu melambangkan Yesus Kristus.
Now, notice that we are told here that this stone, was cut out of the
mountain, how? Without hands. What does that mean “without hands”? Let’s go to
two verses that explains it. Hebrews 9:11, let’s see what “not with hands”
means. It says there, speaking about the Sanctuary, the heavenly Sanctuary
compared to the earthly Sanctuary, “But Christ came as High
Priest of the good things to come, with
the greater and more perfect tabernacle…” which tabernacle is that? Which is the greater and more
perfect tabernacle? It’s the heavenly Sanctuary. Who built the earthly
Sanctuary? Moses. Was it built by human hands? Absolutely. But notice, “…But Christ came as High Priest of the good things to
come, with the greater and more
perfect tabernacle not made with…” what? “…with hands, that is, not of this creation.”
Nah, perhatikan di sini kita diberitahu bahwa batu ini
dipotong/berasal dari sebuah gunung, bagaimana caranya?
Tanpa tangan manusia. Apa maksudnya “tanpa tangan manusia” Marilah kita ke dua
ayat yang menjelaskannya. Ibrani 9:11, mari kita lihat apa maksud “tanpa tangan
manusia” ini. Dikatakan di sana, ini berbicara mengenai Bait Suci, membandingkan
antara Bait Suci Surgawi dengan yang di dunia. “Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar dari hal-hal yang baik yang akan datang, dari kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna…” kemah [bait suci] yang mana itu? Mana kemah (bait suci)
yang lebih besar dan lebih sempurna? Bait Suci [kemah] yang di Surga. Siapa
yang membangun kemah yang di dunia? Musa. Apakah itu dibuat oleh tangan
manusia? Tentu saja. Tetapi perhatikan, “…Tetapi Kristus
telah datang sebagai Imam Besar dari hal-hal
yang baik yang akan datang, dari kemah yang
lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh…” apa? “…oleh tangan manusia, --artinya yang yang bukan dari dunia ini.” [NKJV yang diindonesiakan].
You know, there’s this idea among Christians that we need to take over the
world. We need to use the power of the state to establish Christ’s kingdom in
the United States. We need to return to the good old days when this was a
Christian nation. You know, the best way to make this a Christian nation is not
by appealing to President Obama to do it, it’s by having the church go out and
under the power of the Holy Spirit preach the gospel and the truth of Jesus
Christ. That’s the mission to which God has called the church. God did not call
the church to go to Washington D.C. and lobby for the state to do what the
church should be doing. Besides, the state never changes hearts. It’s the Holy
Spirit through the power of the gospel preached by the church that brings a change to the human heart. In other
words, the
kingdom of Christ will not be established by men within history, it will be established from outside human
history by a miracle of God. It is “not of this creation.”
Kalian tahu, ada orang-orang Kristen yang punya
pendapat bahwa kita perlu mengambil alih dunia. Kita perlu memakai kekuasaan
Negara untuk mendirikan kerajaan Kristus di Amerika Serikat. Kita perlu kembali
ke masa lalu ketika Amerika adalah suatu bangsa Kristen. Tahukah kalian, cara
terbaik untuk menjadikan Amerika suatu bangsa Kristen bukanlah dengan meminta
Presiden Obama untuk melakukannya, cara yang terbaik adalah gereja yang harus
keluar dan mengabarkan injil dan kebenaran Yesus Kristus di bawah kuasa Roh
Kudus. Itulah misi yang ditugaskan Tuhan kepada gerejaNya. Tuhan tidak menyuruh
gerejaNya pergi ke Washington D.C. and melobbi agar Negara melakukan apa yang
seharusnya dilakukan gereja. Apalagi, Negara tidak pernah bisa mengubah hati.
Lewat kuasa injil yang dikabarkan gereja, Roh Kudus-lah yang membawa perubahan
kepada hati manusia. Dengan kata lain, kerajaan
Kristus tidak akan didirikan oleh manusia di dalam sejarah,
melainkan itu akan didirikan di
luar sejarah manusia oleh mujizat Allah. Kerajaan Kristus itu “bukan berasal dari dunia ini.”
Notice one more text, Mark 14:58, here Jesus is talking about His own body.
You know, who brought the body of Jesus into existence when He became
incarnate? Mary, right? He was born from Mary like we are born from women. But
what about the resurrected body of Jesus? Oh, that body was given by a miracle
of God, by the Father. It says in Mark
14:58
“We heard Him say, ‘I will destroy this temple made with hands…” that’s the temple that they had built that Herod had
remodeled, “…and
within three days I will build another made without hands.’” That means without human intervention. By a divine
miracle of God. How is Christ’s kingdom going to be established on this earth?
It will not be by men maneuvering within
history to establish a golden age, it will come from outside human history. A
miraculous stone Jesus Christ, that will establish His everlasting kingdom.
Perhatikan satu teks lagi, Markus 14:58, di sini
Yesus berbicara mengenai tubuhNya sendiri. Kalian tahu, siapa yang menghadirkan
tubuh Yesus ketika Dia menjadi manusia? Maria, bukan? Dia dilahirkan oleh Maria
sebagaimana kita dilahirkan dari perempuan. Tetapi bagaimana dengan tubuh Yesus
yang dibangkitkan? Oh, tubuh itu dijadikan lewat mujizat Tuhan, oleh Allah
Bapa. Dikatakan di Markus 14:58 "Kami sudah mendengar orang ini berkata:
‘Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini…” ini adalah Bait Suci yang dibangun orang Israel dan direnovasi Herodes, “…dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain,
yang bukan buatan tangan manusia.’” Artinya tanpa campur tangan manusia, tapi oleh mujizat
ilahi dari Tuhan.
Bagaimana kerajaan Kristus akan didirikan di dunia ini? Pasti bukan bakal oleh
pengaturan manusia di dalam sejarah manusia untuk mendirikan suatu zaman
keemasan, tetapi itu akan berasal dari luar sejarah manusia. Sebuah Batu yang
ajaib, Yesus Kristus, yang akan mendirikan kerajaanNya yang kekal.
Now, listen carefully, we have a choice that we need to make. We can either
decide to
fall on that Stone and be converted, or that Stone will fall on us and crush
us. See, this is all fine and
dandy, we were talking about empires and kingdoms, but what about us
personally?
Sekarang, dengarkan baik-baik, kita punya pilihan
yang harus kita buat. Kita bisa memilih untuk menjatuhkan diri ke atas Batu itu dan bertobat, atau Batu itu
akan jatuh di atas kita dan meremukkan kita. Pelajaran ini semuanya menyenangkan dan
menarik, kita berbicara mengenai kekaisaran dan kerajaan, tetapi bagaimana
dengan diri kita pribadi?
Let’s finish by reading Matthew 21:44, I believe Jesus is referring here to
this prophecy of Daniel chapter 2. It says there in verse 44, “And whoever falls on this stone…” He is talking about Himself, whose ever heart is broken and is converted, “… will be broken…” but now notice, “… but on whomever it falls, it
will…” what? “… it will
grind him to powder.”
Marilah kita akhiri
dengan membaca Matius 21:44, saya yakin di sini Yesus merujuk kepada nubuatan
di Daniel pasal 2. Dikatakan di ayat 44 itu, “Dan barangsiapa jatuh ke atas
Batu itu…” Yesus berbicara mengenai diriNya
sendiri, barangsiapa yang hatinya hancur dan bertobat, “…ia akan hancur…” tetapi
sekarang perhatikan, “…dan barangsiapa ditimpa batu itu…” bagaimana? “Batu itu akan menggilingnya hingga menjadi
debu.” NKJV yang diindonesiakan.
So the plea of God with us is to receive Jesus
Christ, as our Savior and Lord, to fall on the stone, so that He breaks Himself
our heart, and in this way when Jesus comes, we’ll be in His kingdom, the stone
will not destroy us, but the stone will save us.
Maka Tuhan memohon
agar kita mau menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita, agar
kita mau jatuh di atas Batu itu, agar Yesus Sendiri yang menghancurkan hati
kita, dan dengan jalan ini, ketika Yesus datang kembali, kita akan berada di
kerajaanNya, Batu itu tidak akan menghancurkan kita, tetapi Batu itu akan
menyelamatkan kita.
11 02 14
No comments:
Post a Comment