Dibuka
dengan doa.
In our study today we are going to deal with the biblical
concept of false prophets. And I would like to begin by reading a couple of
texts that we find in the chapter that we are studying in this series, Matthew
chapter 24. You see in Matthew 24 it is emphasized that the false prophets
played a very important role before the destruction of Jerusalem and they will play a
significant role shortly before the close of probation of planet earth.
Dalam pelajaran
kita hari ini kita akan membahas konsep Alkitab tentang nabi palsu. Dan saya
ingin mengawali dengan membacakan dua kutipan yang kita dapati di pasal yang
kita pelajari dalam serial ini, yaitu Matius pasal 24. Kalian lihat, di Matius
24, ditekankan bahwa nabi-nabi
palsu memainkan peranan yang sangat penting sebelum kehancuran
Yerusalem, dan mereka akan
memainkan peranan yang sangat berarti dekat sebelum berakhirnya masa kemurahan
bagi planet bumi.
Now, I would like to read Matthew chapter 24:9-11. In this passage we
find the first reference to false prophets. It says there, “Then
they will deliver you up to tribulation and kill you, and you will be hated by
all nations for My name's sake. 10 And then many will be offended,
will betray one another, and will hate one another.…” and here comes the key verse “…11Then many false prophets will rise up and deceive
many.”
So you notice here a reference to
false prophets who will deceive many.
Nah, saya ingin membaca Matius 24:9-11. Dalam
kutipan ini kita temukan pertama kalinya nabi-nabi palsu disebut. Dikatakan di
sana, “9 Lalu mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan kamu akan
dibunuh dan akan dibenci semua bangsa karena namaKu. 10 dan kemudian banyak orang akan murtad dan mereka akan saling mengkhianati
dan saling membenci.…” dan sekarang ayat kuncinya, “… 11lalu banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak
orang.”
Jadi kalian perhatikan di sini ada referensi tentang nabi-nabi palsu yang
akan menyesatkan banyak orang.
The second reference to false prophets in
Matthew chapter 24 is found in verse 24, and this is a very significant verse.
It has several elements that we are going to come back to later on in our
study. Matthew 24:24. It says there, “For false christs and false prophets will rise…” and now I want you to notice this, false
christ and false prophets, “… and show…” what? “… great signs and wonders to
deceive, if possible, even the elect.” So I want you to remember that in Matthew 24:24 there is a
reference to false prophets and we are told that they will perform signs and wonders
with the purpose of deceiving, if possible, even the very elect.
Referensi
yang kedua tentang nabi palsu di Matius pasal 24 ditemukan di ayat 24, dan ini
adalah ayat yang sangat signifikan. Ada beberapa unsur dan nanti kami akan
kembali ke sana dalam pembahasan ini. Matius 24:24, dikatakan di sana, “Sebab Mesias-mesias palsu dan
nabi-nabi palsu akan muncul…” sekarang saya ingin kalian memperhatikan
ini, mesias-mesias (mesias = kristus) palsu dan nabi-nabi palsu “…dan mereka akan mengadakan…” apa? “…tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat untuk menyesatkan, sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan juga.” Jadi saya mau kalian ingat bahwa di Matius 24:24
ada referensi tentang nabi palsu yang mengatakan kepada kita bahwa mereka akan mengadakan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan tujuan untuk menyesatkan sekiranya
mungkin, bahkan orang-orang yang terpilih.
Now we need to ask the question what
will these false prophets be like in the end time? Well, in order to understand
this, we need to go back to the Mosaic legislation, in other words we need to
go back to the writings of Moses where the ground rules are laid down as to the
identity of a false prophet. Allow me to say first of all before we go to that
passage that these false prophets are not like Jean Dixon. They are not secular
false prophets that predict who the Hollywood celebrities are going to marry
next, so to speak. The false prophets are not the type of David Koresh, you
know false prophets that are whackos, excuse the expression, but I am sure
you’ll understand what I am talking about. This is a special type of false prophet who arises
within the church, within the congregation of the Lord and has great power and
deceives people into thinking that he is speaking for the Lord.
Sekarang, kita perlu bertanya, bagaimana nabi-nabi palsu ini pada akhir
zaman? Nah, agar kita bisa memahaminya, kita harus kembali ke peraturan Mosaik,
dengan kata lain kita perlu kembali ke tulisan-tulisan Musa, di mana peraturan
dasar mengenai identitas seorang nabi palsu diberikan. Sebelum kita ke kutipan
tersebut, izinkan saya lebih dulu mengatakan bahwa nabi-nabi palsu ini tidak
seperti Jean Dixon. Mereka bukan peramal-peramal sekuler yang meramalkan,
katakanlah, selebriti Hollywood yang mana yang akan menikah berikutnya.
Nabi-nabi palsu ini juga bukan seperti tipe David Koresh, kalian paham, yaitu
macam nabi-nabi yang, maafkan, tidak
waras. Saya yakin kalian mengerti apa yang saya maksudkan. Nabi-nabi palsu ini adalah jenis yang khas, yang muncul
di dalam gereja, di antara umat Allah, dan memiliki kuasa besar, dan
menyesatkan banyak orang, membuat mereka menganggap mereka berbicara atas nama
Tuhan.
So we are going to notice as we go to
Deuteronomy 13:1-5 what Moses had to say about false prophets, how to identify
them and how they would act. Deuteronomy 13 and I want to read verses 1-5. This
is foundational. It says,
“If there arises among you…” now I want you to underline that,
where do the false prophets arise? Among the Israelites. In other words they are Israelites and they claim
to belong to God’s people. “…If there arises among you a prophet or a
dreamer of dreams, and he gives you a…” what? Did we just read that
somewhere? Yes we did, in Matthew 24:24, that’s why we have to go back to the
Mosaic legislation. Notice, it says, “…and he gives you a sign or a wonder, 2and
the sign or the wonder comes to pass…” now notice, “…of which he spoke to you, saying,
'Let us go after other gods' --- which you have not known --- 'and let us serve
them,'…” We begin to notice that the first characteristic of a false
prophet is that a false prophet performs signs and wonders, and
he encourages God’s people to go after other gods and to serve them,
which means to worship them; in other words, obey false gods and practice false
worship. Now notice what we find in verse 3, “…3you shall not listen to the
words of that prophet or that dreamer of dreams, for the LORD your God is
testing you to know whether you love the LORD…”
now there are several synonymous
expressions here “…whether you love the Lord your God with all your heart and with all
your soul…” And now notice verse 4,
“… 4You shall walk after the LORD your God and fear Him,…” and then what does it say, and what?
“…and keep His commandments…” Is there a similar expression to that
in the book of Revelation? Most certainly! “…and keep His commandments, and obey His voice; you shall serve
Him and hold fast to Him…” Do you notice all these synonymous
expressions that we have here? “Walk after the Lord - fear Him - keep His commandments - obey His voice -
serve Him - hold fast to Him”? Notice verse 5, “… 5But that prophet or that dreamer of dreams shall
be put to death…” very severe punishment!
“…because he has spoken in order…”
now, notice the reason, “…to turn you away from the LORD your God, who
brought you out of the land of Egypt and redeemed you from the house of
bondage, to entice you from the way in which the LORD your God commanded you to
walk. So you shall put away the evil from your midst.”
Do you begin to discern what the
characteristics of false prophets are in the Mosaic legislation which is
foundational to all of the rest of the bible?
Jadi sementara kita ke Ulangan 13:1-5, kita akan melihat apa yang
dikatakan Musa mengenai nabi palsu, bagaimana mengenali mereka, dan bagaimana
sepak terjang mereka. Ulangan 13, dan saya ingin membaca ayat 1-5. Ini adalah
dasarnya. Dikatakan, “Apabila di tengah-tengahmu
muncul…” nah,
saya ingin kalian menggarisbawahi itu, di mana muncul nabi palsu ini? Di
tengah-tengah umat Israel, dengan kata lain mereka adalah orang
Israel dan mereka mengaku termasuk
umat Allah, “…Apabila di tengah-tengahmu
muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberikan
kepadamu suatu…” apa? Apakah tadi kita tadi membaca seperti ini entah di mana?
Betul, di Matius 24:24, itulah sebabnya kita harus kembali ke peraturan Mosaik.
Perhatikan, dikatakan, “…dan ia memberikan kepadamu suatu tanda atau mujizat, 2
dan tanda atau mujizat itu terjadi…”
sekarang
perhatikan, “…yang dia katakan kepadamu, katanya, ‘Mari kita mengikuti allah
lain’ ~ yang tidak kaukenal ~ ‘dan mari kita berbakti
kepada mereka’…” Kita mulai melihat bahwa sifat yang pertama dari seorang
nabi palsu adalah mengadakan tanda-tanda dan mujizat, dan dia mendorong umat Allah untuk berpaling kepada
allah-allah lain dan untuk berbakti kepada mereka, yang artinya
menyembah mereka; dengan kata lain agar mematuhi allah-allah yang palsu dan
mempraktekkan ibadah yang palsu. Sekarang perhatikan apa yang kita temukan di
ayat 3: “…3
janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab
TUHAN, Allahmu, sedang menguji kamu untuk
mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, …” nah
ada beberapa ungkapan yang sama di sini, “…apakah kamu
sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu…” Sekarang
perhatikan ayat 4: Engkau harus berjalan/hidup menurut TUHAN, Allahmu dan takut akan Dia…” lalu apa yang dikatakan? Dan apa? “…dan
memelihara Perintah-perintahNya…” apakah
ada ungkapan yang serupa di dalam kitab Wahyu? Betul sekali! “…dan memelihara Perintah-perintahNya dan
mendengarkan suara-Nya; engkau harus melayani Dia dan berpaut erat-erat
padaNya…” Apakah
kalian memperhatikan ungkapan-ungkapan yang serupa yang ada di sini? “berjalan/hidup menurut Tuhan - takut akan Dia - memelihara
perintah-perintahNya - mendengarkan
suaraNya – melayani Dia -
berpaut erat-erat padaNya”? Perhatikan ayat 5: “…5 Tetapi nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum
mati…” Hukuman yang sangat berat, “…karena Ia telah berbicara untuk…” nah, perhatikan
alasannya: “…mengalihkan kamu dari TUHAN, Allahmu yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus
engkau dari rumah perbudakan ~ untuk menyesatkan engkau dari jalan yang
diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk engkau jalani. Demikianlah harus engkau
singkirkan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.”
Apakah kalian
mulai bisa membedakan apa sifat-sifat nabi palsu menurut peraturan Mosaik yang
adalah dasar dari hal-hal lain di dalam Alkitab?
The false
prophet leads God’s people ~ because he
rises amongst God’s people ~ he leads God’s people to practice false worship and
to disobey the commandments of the Lord. And to turn away from the path
that God has established and commanded His people to walk. And yet they claim
to be true prophets and we are going to notice that they claim to speak in the name of the
Lord.
Now, every false prophet that rises
after this is going to be defined and is going to be established by what we
find here in this foundational passage of Deuteronomy 13:1-5.
Nabi yang
palsu membawa umat Tuhan ~ karena dia muncul dari antara umat Tuhan ~ dia membawa umat Tuhan untuk
mempraktekkan penyembahan palsu dan tidak mematuhi perintah-perintah Tuhan,
dan agar berbalik dari jalan yang sudah ditetapkan Tuhan
dan yang diperintahkan Tuhan kepada umatNya untuk mengikutinya. Namun demikian,
nabi-nabi palsu ini mengklaim sebagai nabi-nabi yang benar, dan kita akan
melihat bagaimana mereka mengklaim
bahwa mereka berbicara atas nama Tuhan.
Nah, setiap nabi palsu yang muncul setelah ini akan dinyatakan dan
ditentukan oleh apa yang kita dapati di sini, di kutipan mendasar dari Ulangan
13:1-5.
Now before we read several verses
from the Old Testament that illustrate what Moses spoke about, we need first of
all to speak about the role of a true prophet in Scripture. Prophets, folks,
were not innovators. Prophets were restorers. In other words,
if Israel had not gone out of their way in their service of God, God would have
never raised a prophet. Because the purpose of the prophets was to bring
God’s people back to the old landmarks. When God’s people started
disobeying the Lord and they started worshiping other gods, God raised up
prophets to call them back to the straight and narrow. In other words prophets
were not raised up to bring new truth.
Prophets
were set up to bring God’s people back to the old truth, that truth
that they had forgotten and that they were
disobeying. You know the prime example of this would be Elijah, he will “turn the hearts of the fathers to the
children and the children to the fathers.” He will turn the children of Israel back to the Lord, their God,
is the story that the bible gives about the prophet Elijah.
Nah, sebelum kita membaca beberapa ayat dari Perjanjian Lama yang
menggambarkan apa yang dikatakan Musa, lebih dulu kita perlu berbicara mengenai
peranan nabi yang benar menurut Firman Tuhan. Saudara-saudara, nabi itu bukan
innovator (yang memperkenalkan hal baru). Nabi adalah pemulih (yang memulihkan apa yang rusak). Dengan kata
lain, seandainya Israel tidak menyimpang dalam ibadah mereka kepada Tuhan,
Tuhan tidak akan pernah membangkitkan seorang nabi. Karena tujuan seorang nabi adalah untuk membawa umat Tuhan
kembali kepada rambu-rambu yang lama. Pada waktu umat Allah
mulai melanggar ketentuan Tuhan, dan mereka mulai menyembah allah-allah lain,
Tuhan membangkitkan nabi-nabi guna memanggil mereka kembali ke jalan yang lurus
dan benar. Dengan kata lain, nabi-nabi
tidak dimunculkan untuk memperkenalkan kebenaran yang baru. Nabi-nabi diadakan
untuk membawa umat Tuhan kembali kepada kebenaran yang lama,
kebenaran yang telah mereka lupakan, dan yang telah mereka langgar. Kalian
tahu, contoh yang paling tepat untuk ini adalah Elia. Dia harus membawa “hati bapak-bapak berbalik kepada anak-anaknya, dan hati anak-anak
kepada bapak-bapaknya” (Maleakhi 4:6). Dia harus
membawa anak-anak Israel kembali kepada Tuhan, Allah mereka, itulah kisah yang
diberikan Alkitab mengenai nabi Elia.
Now, let’s read Jeremiah 35:15-16 on
what the role of the true prophets was in biblical times. Jeremiah 35:15-16,
here God is speaking and He says this, “I have also sent to you all My servants the prophets, rising up
early and sending them, saying,
'Turn now everyone from his evil way, amend your doings, and do not go after
other gods to serve them; then you will dwell in the land which I have given
you and your fathers.' But you have not inclined your ear, nor obeyed Me.
…”
What are the true prophets doing in
these two verses? Notice once again, they are calling God’s people:
ü
to
turn from their evil ways,
ü
to
amend their doings,
ü
to
not go after other gods to serve them,
in other words to return to their
obedience and to their worship of the true God.
Nah, mari kita baca Yeremia 35:15-16 tentang apa
peranan nabi yang benar di zaman Alkitab. Yeremia 35:15-16, di sini Tuhan
sedang berbicara, dan Dia berkata demikian, “Aku telah mengutus kepadamu
segala hamba-Ku, yakni para nabi, tanpa
menunda-nunda, dan mengirimkan mereka, dan berkata: ‘Berbaliklah sekarang
setiap orang dari jalanmu yang jahat itu, perbaikilah perbuatanmu, dan janganlah mengikuti allah lain untuk beribadah kepada mereka, maka
kamu akan diam di tanah yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek
moyangmu. Tetapi kamu tidak mau mendengarnya
maupun mematuhi
Aku.”
Apa yang dilakukan nabi-nabi yang benar di ayat ini? Perhatikan sekali
lagi. Mereka berseru kepada umat Tuhan:
ü
untuk berbalik dari hidup mereka yang
jahat,
ü
untuk memperbaiki apa yang mereka lakukan,
ü
untuk tidak berpaling ke allah-allah lain dan
menyembah mereka,
dengan
kata lain untuk kembali kepada kepatuhan mereka dan agar menyembah Allah yang
benar.
Now, let’s examine a few other
passages in the Old Testament that speak about what the false prophets do. By
the way there were many false prophets that arose between when the Romans first
laid siege to Jerusalem and when Jerusalem was actually finally destroyed. In
fact those prophets ~ as we’ve studied ~ were telling the people, “Peace,
peace. You know you can still remain in disobedience to the Lord…” ~ or course
they didn’t say it that way, but that was what they were actually teaching ~ “… and there is still going to be peace and
God is still going to deliver this city.”
In fact we are going to notice as we look at the false prophets in the
Old Testament that the false prophets do exactly the opposite of
the true prophets. They lead God’s people astray from God’s Law and they
encourage God’s people to practice false worship.
I want you to remember those two
prime characteristics.
ü
They
lead God’s people astray from keeping God’s Law,
ü
and
in the second place they lead God’s people into false worship.
Nah, mari kita periksa beberapa kutipan yang lain di Perjanjian Lama
yang berbicara mengenai apa yang dilakukan para nabi palsu. Ketahuilah ada
banyak nabi palsu yang muncul antara saat tentara Roma mengepung kota Yerusalem
dan ketika Yerusalem akhirnya dihancurkan. Bahkan sebenarnya nabi-nabi palsu
ini ~ seperti yang telah kita pelajari ~ mengatakan kepada orang Israel,
“Damai, damai. Kalian boleh tetap tidak mematuhi Tuhan…” ~ tentu saja mereka
tidak memakai kata-kata itu, tetapi itulah sebenarnya yang mereka ajarkan ~ “…masih tetap akan ada damai, dan Tuhan tetap akan
menyelamatkan kota ini.” Bahkan kita akan melihat bagaimana nabi-nabi palsu
di Perjanjian Lama ini berbuat bertolakbelakang dengan nabi-nabi yang benar.
Mereka membawa umat Tuhan menyimpang
dari Hukum Tuhan, dan mereka mendorong umat Tuhan agar mempraktekkan penyembahan yang palsu.
Saya ingin kalian mengingat kedua sifat utama tersebut:
ü
Mereka membawa umat Tuhan menyimpang dari mematuhi
Hukum Tuhan,
ü
dan kedua, mereka membawa umat Tuhan kepada
penyembahan yang palsu.
Now one interesting detail about
false prophets according to Isaiah 28:7 is that the false prophets were drinking wine,
and therefore they were not able to tell God’s people how to return to the
Lord. In fact they directed God’s people to go astray from the Lord. Notice
Isaiah 28:7, it says there “But
they also have erred through wine, and through intoxicating drink are out of
the way; the priest and the prophet have erred through intoxicating drink, they
are swallowed up by wine, they are out of the way through intoxicating drink;
they err in vision, they stumble in
judgment.”
So what were the false prophets
doing? They were drinking what? They were drinking wine and as a result
they were not able to distinguish between righteousness and evil. In
fact they stumbled in judgment and they erred in their vision.
Nah, satu detail menarik mengenai nabi-nabi
palsu menurut Yesaya 28:7 adalah bahwa mereka adalah peminum anggur,
oleh sebab itu mereka tidak sanggup mengajar umat Tuhan
bagaimana caranya untuk kembali kepada Tuhan. Bahkan mereka mengarahkan umat
Tuhan untuk berpaling dari Tuhan.
Perhatikan Yesaya 28:7, dikatakan di sana, “Tetapi mereka juga telah berbuat
salah karena anggur dan oleh minuman yang
memabukkan mereka menjadi tidak mampu. Baik imam maupun nabi telah berbuat kesalahan karena minuman yang
memabukkan, mereka dikuasai oleh anggur; mereka tidak bisa berfungsi oleh karena minuman
yang memabukkan, mereka berbuat salah dalam
penglihatan, mereka jatuh dalam hal menilai.”
Jadi apa yang dilakukan para nabi
palsu? Mereka minum apa? Mereka minum anggur dan akibatnya mereka tidak bisa membedakan antara yang benar
dan yang jahat. Bahkan mereka jatuh dalam menilai dan mereka
salah dalam penglihatan.
Let me ask you, in the end time will
wine be a very severe problem in Christendom? Absolutely! In Revelation 17, we
find a great harlot who actually gives wine to the nations which are
her false
teachings and as a result she leads God’s people astray from keeping
God’s Law and leads them into false worship.
Coba saya tanya, pada akhir zaman apakah anggur akan menjadi masalah
besar di dunia Kristen? Betul sekali! Di Wahyu 17 kita temukan seorang pelacur
besar yang malah memberikan anggur kepada bangsa-bangsa, anggur itu adalah ajaran-ajarannya yang palsu,
dan akibatnya dia membawa umat Tuhan menyimpang dari melakukan Hukum Tuhan dan
membawa mereka kepada penyembahan yang palsu.
Now, notice Jeremiah 6:13-15. You are
going to notice that I am going to read mostly statements from Jeremiah now,
and the reason is very simple. Jeremiah lived right before the first
destruction of Jerusalem. And more than any other prophet, he speaks about the
false prophets that led up to the destruction of the first city of Jerusalem in
the year 586 BC. So if we know what characterizes
those false prophets for the first destruction of Jerusalem, we are going to
know also what characterizes these false prophets in the second destruction of
Jerusalem and what will characterize these false prophets at the end of
time. Jeremiah 6:13-15 tells us that false
prophets practice covetousness, they cry out “Peace, peace!” and they
teach God’s people to practice the abominations of the nations. Let’s read that
passage, “13 Because from the least of them even to the greatest of them,
everyone is given to covetousness. And from the prophets even to the priest,
everyone deals falsely…”
and it is speaking here about economic, business transactions. Notice verse 14:
“…14 They have also healed
the hurt of My people slightly, saying, 'Peace, peace!' when there is no peace. 15Were
they ashamed when they had committed…” now notice this,
“…abomination? No! They were not at all ashamed; nor did they know how
to blush. Therefore they shall fall among those who fall; at the time I punish
them, they shall be cast down,’ says the LORD.”
So we have noticed several
characteristics about false prophets here. Number one they are covetous and they are
deceitful in their business transactions. We notice also that instead of
telling the people a great calamity is coming, you need to prepare and return
to your God, they preach “Peace, peace!” and actually practice and
encourage God’s people to practice the abominations of the nations.
Nah, perhatikan Yeremia 6:13-15. Kalian akan melihat bahwa sekarang saya
akan membaca kebanyakan dari pernyataan-pernyataan Yeremia, dan alasannya
sangat sederhana. Yeremia hidup tepat sebelum kehancuran Yerusalem yang
pertama. Dan lebih dari nabi-nabi yang lain, dia berbicara mengenai nabi-nabi
palsu yang menyebabkan kehancuran kota Yerusalem yang pertama di tahun 586
BC. Jadi, jika kita mengenali ciri-ciri nabi-nabi palsu sewaktu
penghancuran Yerusalem yang pertama, kita akan tahu juga apa ciri-ciri
nabi-nabi palsu itu dalam kehancuran Yerusalem yang kedua, dan kita akan tahu
ciri-ciri nabi-nabi palsu ini pada akhir zaman.
Yeremia 6:13-15 mengatakan kepada kita bahwa nabi-nabi palsu ini serakah,
mereka berseru “Damai, damai” dan mereka mengajar umat Allah untuk
mempraktekkan kekejian bangsa-bangsa lain. Mari kita baca kutipan itu, “13 Sesungguhnya, dari yang paling kecil sampai yang paling
besar di antara mereka, setiap orang itu serakah. Dan dari nabi hingga kepada imam, setiap orang berlaku
curang…” dan
di sini berbicara mengenai ekonomi,
transaksi dagang. Perhatikan ayat 14, “…14Mereka juga
telah mengobati luka umat-Ku dengan ringan, dan berkata: ‘Damai!
Damai!, padahal tidak ada damai. 15 Apakah mereka merasa malu, ketika mereka telah melakukan…” sekarang,
perhatikan ini, “…kekejian? Tidak! Mereka sama sekali tidak
merasa malu maupun
tidak tahu
bagaimana merasa malu. Sebab itu mereka akan jatuh di antara orang-orang yang jatuh pada waktu Aku
menghukum mereka; mereka akan dicampakkan ke
bawah,’ firman TUHAN."
Jadi kita telah melihat beberapa ciri nabi-nabi palsu di sini. Pertama mereka serakah,
dan mereka tidak jujur dalam transaksi-transaksi dagang mereka. Kita juga
melihat bahwa mereka bukannya memberitahu umat bahwa ada bencana besar yang
akan datang dan orang perlu bersiap dan berbalik kepada Tuhan mereka,
sebaliknya mereka mengabarkan
“Damai! Damai!” dan malah mempraktekkan dan mendorong umat Allah untuk mempraktekkan kekejian
bangsa-bangsa lain.
And by the way Ezekiel chapter 8
tells us that the worst abomination that was being committed inside the city of
Jerusalem specifically in the Temple was that the leading men of the nation had
their backs to the Temple of God and they were worshipping the sun.
Sedangkan Yehezkiel pasal 8 memberitahu kita kekejian yang paling parah
yang dilakukan di dalam kota Yerusalem sendiri, khususnya di Bait Suci, yaitu
orang-orang terkemuka dari bangsa Israel, dengan
punggung mereka membelakangi Bait Suci Allah, mereka menyembah matahari.
Notice Jeremiah 23:17 once again they
cried out “Peace, peace!” It says there,
“They continually say to those who
despise Me, 'The LORD has said, ‘You
shall have peace’ and to
everyone who walks according to the dictates of his own heart, they say, 'No
evil shall come upon you.'”
You know, it makes me think about
those preachers today that are people-pleasers. You know, they stand up and
they tell people, “It’s alright, you’re okay, you know, God will understand”,
and they try to meet people’s failed wants. I am not talking about failed needs
now. They want to meet people’s failed wants. And yet those people despise the
Lord by the way in which they live. And
so you find here the false prophets say
“You shall have peace, and you can walk according to the dictates of
your own heart. And no evil will come upon you.”
Perhatikan Yeremiah 23:17, sekali lagi mereka berseru, “Damai, damai!”
Dikatakan di sana, “Mereka terus-menerus berkata kepada orang-orang yang membenci
Aku, ‘TUHAN telah berkata, ‘Kamu akan mendapat damai’ dan kepada setiap orang yang
berjalan
mengikuti tuntutan hatinya sendiri, mereka berkata, ‘Malapetaka tidak akan menimpa kamu!’"
Kalian tahu, hal ini membuat saya teringat akan para pendeta yang
sekarang ini suka menyenangkan
hati orang. Kalian tahu, mereka berdiri dan mereka berkata kepada orang-orang,
“Tidak apa-apa, kalian baik-baik saja. Kalian tahu, Tuhan pasti mengerti.” Dan
mereka berusaha memenuhi keinginan-keinginan yang gagal dicapai. Saya tidak
berbicara mengenai kebutuhan-kebutuhan yang gagal. Tetapi para
pendeta ini mau memenuhi keinginan-keinginan orang yang gagal. Namun
demikian sesungguhnya orang-orang itu membenci Tuhan dengan cara hidup mereka. Dan di sini
kita dapati nabi-nabi palsu itu berkata, “Kalian akan mendapatkan damai, dan
kalian boleh berbuat sesuka hati kalian, dan tidak ada bencana yang akan
mengenai kalian.”
Another interesting thing about these
false prophets is that they spoke in the Lord’s name. That means that they
arose among God’s people and they claimed to be spokesmen for God. Notice
Jeremiah 14:13-16. Jeremiah has a lot to say about false prophets. “13Then I said, ‘Ah, Lord GOD! Behold, the prophets say to them,
'You shall not see the sword, nor shall you have famine, but I will give you
assured peace in this place.' 14And
the LORD said to me, ‘The prophets prophesy lies…” notice this, “…in My name. I have not sent them,
commanded them, nor spoken to them; they prophesy to you a false vision,
divination, a worthless thing, and the
deceit of their heart. 15Therefore’, thus says the LORD concerning
the prophets…” now, notice again, “…‘who
prophesy in My name, whom I did not send, and who say, 'Sword and famine shall
not be in this land' --- 'By sword and famine those prophets shall be consumed!
16And the people to whom they prophesy shall be cast out in the
streets of Jerusalem because of the famine and the sword; they will have no one
to bury them --- them nor their wives, their sons nor their daughters --- for I
will pour their wickedness on them.'”
Hal yang menarik lainnya mengenai nabi-nabi palsu
ini adalah mereka berbicara dalam nama Tuhan. Berarti mereka ini bangkit dari
antara umat Tuhan, dan mereka mengaku sebagai jurubicara Tuhan. Perhatikan
Yeremiah 14:13-16, Yeremiah mengatakan banyak hal tentang nabi-nabi palsu ini. “13Lalu aku berkata, Ah, Tuhan ALLAH! Lihatlah, para nabi berkata kepada mereka, ‘Kamu tidak akan melihat
pedang, maupun kelaparan, tetapi Aku akan memberi kamu jaminan damai sejahtera di tempat
ini!’ 14 DanTUHAN berkata
kepadaku, ‘Para nabi itu bernubuat palsu…” perhatikan! “…dengan nama-Ku! Aku tidak mengutus
mereka, tidak memerintahkan mereka, maupun berfirman kepada mereka.
Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong, hal yang tidak berguna, dan tipu rekaan hatinya sendiri. 15 ‘Sebab itu,’ beginilah firman TUHAN
mengenai para nabi…” perhatikan lagi, “…‘yang bernubuat dengan nama-Ku, yang tidak Aku utus, dan yang berkata, ‘Pedang dan kelaparan tidak akan menimpa negeri ini-- oleh pedang dan kelaparan nabi-nabi itu akan habis! 16 Dan umat yang
kepadanya mereka bernubuat, akan dilemparkan di jalan-jalan Yerusalem, karena kelaparan dan pedang, dan tidak ada orang yang akan menguburkan mereka -- mereka sendiri, maupun isteri-isteri mereka, anak-anak laki-laki mereka maupun anak-anak perempuan mereka – karena Aku akan menumpahkan kejahatan mereka ke
atas mereka."
Notice that in this passage the false
prophets claim to speak in the name of
the Lord. They prophesy in the Lord’s
name. This means these are not secular prophets that predict all kinds of
curiosities, these are religious prophets who tell the people that God is going
to preserve their nation, that they are not going to be
destroyed, that they can follow the deceitfulness of their hearts and God will
still be with them.
Perhatikan bahwa dalam kutipan ini para nabi palsu mengaku berbicara
dalam nama Tuhan. Mereka bernubuat dalam nama Tuhan. Ini berarti mereka
bukanlah nabi-nabi sekuler yang meramalkan segala jenis hal yang menarik
perhatian. Mereka adalah nabi-nabi rohani yang memberitahu umat bahwa
Tuhan akan menyelamatkan bangsa mereka, dan bahwa
mereka tidak akan dihancurkan, bahwa mereka boleh berbuat sesuka hati mereka
yang degil, dan Tuhan tetap akan menyertai mereka.
Notice Jeremiah 27:9-10. Once again
Jeremiah emphasizes that the false prophets speak in God’s name. Jeremiah
27:9-10 and then we are going to jump down to verses 14-15. “9Therefore do not listen to your prophets, your diviners, your
dreamers, your soothsayers, or your sorcerers, who speak to you, saying, ‘You
shall not serve the king of Babylon.’ 10For they prophesy a lie to
you, to remove you far from your land; and I will drive you out, and you will
perish.….. 14Therefore do not listen to the words of the prophets
who speak to you, saying, 'You shall not serve the king of Babylon,' for they
prophesy a lie to you; 15 for
I have not sent them,’ says the LORD, ‘yet they prophesy…” and now notice this, “… ‘yet they prophesy a
lie in My name, that I may drive you out, and that you may perish, you and the
prophets who prophesy to you.’"
Perhatikan Yeremia 27:9-10. Sekali lagi Yeremia
menegaskan bahwa nabi-nabi palsu ini berbicara dalam nama Tuhan. Yeremiah
27:9-10 lalu kita akan loncat ke ayat 14-15. “9 Oleh karena itu, janganlah kamu mendengarkan
nabi-nabimu, juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu dan
tukang-tukang sihirmu, yang berkata kepadamu: ‘Kamu tidak akan takluk kepada raja Babel!’ 10 Sebab mereka
bernubuat palsu kepadamu, untuk memindahkan kamu
jauh dari tempatmu, dan Aku akan mengusir kamu dan kamu akan binasa….14 Oleh sebab itu, jangan
dengarkan perkataan nabi-nabi yang bicara kepadamu mengatakan, ‘Kamu tidak akan takluk kepada
raja Babel!’ Sebab mereka menubuatkan
suatu kebohongan kepadamu. 15 Sebab Aku tidak mengutus mereka,’ demikianlah firman TUHAN, ‘tetapi mereka menubuatkan kebohongan…” sekarang
perhatikan ini “…‘tetapi mereka menubuatkan
kebohongan dengan nama-Ku, sehingga Aku akan mengusir
kamu keluar, dan agar kamu akan binasa, kamu dan nabi-nabi yang bernubuat
kepadamu itu."
In fact the false prophets actually
strengthened the evil doers. Notice Jeremiah 23:14 “Also I have seen a horrible thing in the prophets of
Jerusalem: They commit adultery and walk in lies…” and now notice this “…They also strengthen
the hands of evildoers, so that no one turns back from his wickedness. All of
them are like Sodom to Me, And her inhabitants like Gomorrah.”
What did the false prophets do? They
strengthen the people in their what? In their wickedness. They did not turn
God’s people back to the Lord.
Bahkan para nabi palsu ini justru mendukung para pelaku kejahatan. Perhatikan
Yeremia 23:14, “14 Juga Aku melihat ada yang
mengerikan pada nabi-nabi Yerusalem: mereka berzinah dan hidup
dalam kebohongan…” sekarang
perhatikan ini, “…mereka
juga mendukung para pelaku kejahatan, sehingga tidak ada seorang pun
yang berbalik dari kejahatannya. Mereka semuanya seperti Sodom bagi-Ku
dan penduduknya seperti Gomora."
Apa yang dilakukan para nabi palsu? Mereka mendukung umat dalam
perbuatan apa mereka? Dalam perbuatan jahat mereka. Para nabi palsu ini tidak
mengajak umat Tuhan untuk berbalik kepada Tuhan.
Now notice a passage that speaks
about what the true prophet did. Jeremiah 23:20-22. It says there “20The anger of the LORD will not turn back until He has executed
and performed the thoughts of His heart. In the latter days you will understand
it perfectly. 21 ‘I have not sent these prophets, yet they ran. I
have not spoken to them, yet they prophesied.’ …” now, notice this, “… 22 ‘But
if they had stood in My counsel, and had caused My people to hear My words,
then they would have turned them from their evil way and from the evil of their
doings.’”
Sekarang
perhatikan suatu kutipan yang berbicara mengenai apa
yang dilakukan nabi yang benar. Yeremia 23:20-22. Dikatakan di sana “20Murka TUHAN tidak akan surut,
sampai Ia telah melaksanakan dan mewujudkan pikiran-pikiran dalam hati-Nya. Di kemudian hari kamu akan mengerti hal itu dengan
sempurna. 21 ‘Aku tidak mengutus para nabi itu, namun mereka lari; Aku tidak berfirman kepada
mereka, namun mereka bernubuat.…” sekarang,
perhatikan ini, “…22Tetapi andaikan mereka berpegang pada nasihat-Ku, dan membuat umatKu mendengarkan
firmanKu, maka mereka tentunya
telah memutarbalik umatKu dari jalan mereka yang jahat dan
dari perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.’”
What do true prophets do? They turn
God’s people back from their evil ways.
What do the false prophets do? They
confirm the people in their wickedness, and they actually say, “Peace, peace,
destruction will not come upon us. Everything is okay.”
Apa yang dilakukan nabi-nabi yang benar? Mereka membawa umat Tuhan
berbalik dari hidup mereka yang jahat.
Apa yang dilakukan nabi-nabi palsu? Mereka meneguhkan umat Tuhan dalam
kejahatan mereka, dan mereka justru berkata, “Damai, damai, kehancuran tidak
akan menimpa kita. Semuanya baik-baik saja.”
Notice Jeremiah 23:14 “Also I have seen a horrible thing in
the prophets of Jerusalem: They commit adultery and walk in lies. They also
strengthen the hands of evildoers, so that no one turns back from his
wickedness. All of them are like Sodom to Me, and her inhabitants like
Gomorrah.”
Perhatikan
Yeremia 23:14 “14
Juga Aku melihat ada yang mengerikan pada nabi-nabi Yerusalem: mereka berzinah dan hidup dalam kebohongan; mereka juga mendukung para pelaku
kejahatan, sehingga
tidak ada seorang pun yang berbalik dari kejahatannya. Mereka semuanya seperti Sodom bagi-Ku dan penduduknya
seperti Gomora.
Now notice also Jeremiah 26:4-6. The
false prophets also tell God’s people that they don’t have to keep God’s Law, they turn God’s people away from the Law. Jeremiah 26:4 “4 And you shall say to them, 'Thus says
the LORD: ‘If you will not listen to Me, to
walk in My Law…” notice “…to walk in My Law
which I have set before you, 5to heed the words of My servants the
prophets whom I sent to you, both rising up early and sending them (but you have not heeded), 6then
I will make this house like Shiloh, and will make this city a curse to all the
nations of the earth.' "
So the true prophets lead God’s
people to walk in the Law as it says here. The false prophets lead God’s people
astray from His Law.
Sekarang, perhatikan juga Yeremia
26:4-6. Nabi-nabi palsu juga mengatakan kepada umat Tuhan bahwa mereka tidak perlu
mematuhi Hukum Tuhan, mereka membuat umat Tuhan berpaling dari Hukum Tuhan.
Yeremiah 26:4 “4Dan engkau aka berkata kepada
mereka: ‘Beginilah firman TUHAN: ‘Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, untuk hidup dalam HukumKu…” perhatikan,“…yang telah Aku
tetapkan di hadapanmu, 5 untuk mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang telah Kuutus kepadamu dengan tidak menunda-nunda waktu, --tetapi kamu tidak mau
mendengarkan— 6 maka
Aku akan membuat rumah ini seperti
Silo, dan akan membuat kota ini menjadi
kutuk bagi semua bangsa di bumi.
Jadi nabi yang benar, membawa umat Tuhan untuk hidup
sesuai Hukum Tuhan seperti yang dikatakan di sini. Nabi yang palsu membawa umat
Tuhan menyimpang dari HukumNya.
Notice Jeremiah 28:15-17 this theme
comes through time and again. The false prophets claim to speak in the name of
the Lord. And yet in reality they teach God’s people to go astray from the Law and they teach God’s
people to practice false worship. Notice Jeremiah 28:15 “Then the prophet Jeremiah said to
Hananiah the prophet, ‘Hear now, Hananiah, the LORD has not sent you, but you
make this people trust in a lie. 16Therefore thus says the LORD:
'Behold, I will cast you from the face of the earth. This year you shall
die…” now, notice this, “…because you have
taught…” what? “… rebellion against the LORD.' 17So
Hananiah the prophet died the same year in the seventh month.”
Perhatikan Yeremia 28:15-17, tema yang sama ini
muncul berulang-ulang. Nabi-nabi palsu mengaku berbicara atas nama Tuhan. Namun
sesungguhnya mereka mengajar umat Tuhan untuk menyimpang dari Hukum Tuhan, dan
mereka mengajar umat Tuhan untuk mempraktekkan penyembahan yang palsu.
Perhatikan Yeremia 28:15 “15 Nabi Yeremia berkata kepada nabi Hananya, ‘Dengarkan sekarang, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah
membuat bangsa ini percaya kepada sebuah dusta. 16 Sebab itu beginilah firman TUHAN, ‘Lihat, Aku akan mencampakkan
engkau dari muka bumi. Tahun ini engkau
akan mati…” sekarang,
perhatikan ini, “…sebab engkau telah mengajarkan
pemberontakan terhadap TUHAN.’ 17 Maka matilah nabi Hananya tahun itu juga,
pada bulan yang ketujuh”
Are you starting to catch a picture
of what characterizes the false prophets? You know, the prime characteristics
of these false prophets is not that they utter a prophecy that is not
fulfilled, although that is true also because they say, “Peace, peace”, when
there is no peace. They say that God’s people were not going to be taken to
Babylon and they were taken to Babylon. But the primary characteristics of these
false prophets is that instead of rebuking wickedness, instead of rebuking the
transgression of the Law, instead of getting God’s people to turn back to the
Lord, they do just the opposite.
They lead
God’s people astray from the Lord, astray from His Law and they lead them to
practice false worship.
Apakah kalian mulai bisa menangkap gambaran ciri-ciri nabi palsu? Kalian
tahu, ciri-ciri utama nabi-nabi palsu ini bukan bahwa nubuatan yang mereka
berikan itu tidak terjadi, walaupun itu juga benar karena mereka berkata
“Damai, damai” padahal tidak ada damai, mereka berkata bahwa umat Tuhan tidak
akan ditawan ke Babilon, namun mereka ditawan ke Babilon. Tetapi ciri utama nabi-nabi palsu ini
adalah bahwa mereka bukan menegur kejahatan, bukan menegur pelanggaran Hukum
Tuhan, bukan membawa umat Tuhan kembali kepada Tuhan, melainkan
mereka melakukan yang sebaliknya. Mereka
membawa umat Tuhan menyimpang dari Tuhan, menyimpang dari Hukum Tuhan, dan
mereka membawa umat Tuhan untuk mempraktekkan penyembahan yang palsu.
Now, let’s notice a text that we find
in Ezekiel. Ezekiel 22:25-26 and I have included this because Ezekiel also lived
shortly before the first destruction of Jerusalem, so he would know what he was
talking about. Ezekiel 22:25-26 and
there are several characteristics here about the false prophets. It says there, “The conspiracy of her prophets in
her midst is like a roaring lion tearing the prey; they have devoured people;
they have taken treasure and precious things;
they have made many widows in her midst…” Let me ask you are they covetous according to this? Do
they ransack the treasury of God’s people? Yes, in fact it says that they made many widows in her midst. Why? Why
do they do that? Because they have taken treasure and precious things, in other
words they are in it for the what? They are in it for the money. Notice verse
26:
“…26Her priests have violated My Law and profaned My holy
things…” and now notice, “…they have not distinguished between the
holy and unholy, nor have they made known the difference between the unclean and the clean; and they have
hidden their eyes from My…” what? “…from My Sabbaths, so
that I am profaned among them.”
No distinction between the holy and
the common, trampling according to this upon God’s holy Sabbaths, trampling
upon God’s Law, filled with covetousness, in a desire for material goods in
their ministration or in their work.
Nah, mari kita perhatikan kutipan yang kita temukan di Yehezkiel.
Yehezkiel 22:25-26 dan saya memasukkan ini karena Yehezkiel juga hidup tidak
lama sebelum penghancuran pertama Yerusalem, jadi dia pasti tahu persis apa
yang ditulisnya. Yehezkiel 22:25-26 dan di sini ada beberapa ciri tentang
nabi-nabi palsu. Dikatakan di sana, “25 Persekongolan
nabi-nabi di tengah-tengah
mereka seperti singa yang mengaum yang mencabik
mangsanya: mereka telah memangsa manusia,
mereka telah merampas harta benda dan
barang-barang yang berharga, mereka telah
membuat banyak janda di tengah-tengah mereka…” Coba saya tanya, apakah mereka serakah menurut
tulisan ini? Apakah mereka merampok harta umat Tuhan? Ya, malah dikatakan
banyak yang mereka jadikan janda. Mengapa? Mengapa mereka berbuat itu? Karena
mereka telah mengambil harta dan barang-barang berharga, dengan kata lain
mereka melakukannya (=menjadi nabi palsu) demi apa? Mereka melakukannya demi
uangnya. Perhatikan ayat 26, “…26 Imam-imamnya telah melanggar hukum
Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku…” sekarang, perhatikan, “…mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, mereka juga tidak mengajarkan perbedaan yang
najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap terhadap…” apa? “…hari-hari Sabat-Ku.
Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.” Tidak ada perbedaan antara yang kudus dan yang
biasa, menurut tulisan ini, menginjak-injak Sabat Tuhan yang kudus,
menginjak-injak Hukum Tuhan, penuh keserakahan, bernafsu untuk memiliki
benda-benda materi di dalam pekerjaan pelayanan mereka.
Notice Daniel 9:10. Once again it’s
emphasized that the false prophets turn God’s people away from God’s Law. It
says there, Daniel is praying, “We have not obeyed the
voice of the Lord our
God, to walk in His…” what?
“…to walk in His Laws, which He set
before us by His servants the prophets.” Once again the emphasis of walking in God’s Law.
Perhatikan Daniel 9:10. Sekali lagi ditekankan
bahwa nabi-nabi palsu memalingkan umat Tuhan dari Hukum Tuhan. Dikatakan di
sana, Daniel sedang berdoa, “10 Kami sudah tidak mematuhi suara Tuhan Allah kami, untuk berjalan dalam…” apanya? “…HukumNya, yang ditetapkanNya di hadapan kami oleh hamba-hambaNya para nabi.” Sekali lagi penekanan ada pada berjalan
(hidup) di dalam Hukum Tuhan.
Let’s notice another text. Zachariah
7:12-13, this is taking place after the Babylonian captivity. Zachariah
7:12-13, speaking about the experience of Israel before the captivity. “Yes, they made their hearts like
flint, refusing to hear…” what? “…12the Law and the words which the LORD
of hosts had sent by His Spirit through the former prophets. Thus great wrath
came from the LORD of hosts. …”
So once again, the idea is refusing
the hear the Law and the words which the Lord had spoken.
Mari kita perhatikan kutipan yang lain. Zakharia 7:12-13, ini terjadi
setelah pengasingan ke Babilon. Zakharia 7:12-13, berbicara mengenai pengalaman
Israel sebelum penawanannya. “12 Mereka membuat hati mereka
keras seperti batu amril, menolak mendengar…” apa? “…Hukum dan firman yang dikirimkanTUHAN semesta alam melalui Roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang
dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN semesta alam.”
Jadi sekali lagi, konsepnya ialah menolak mendengarkan Hukum dan firman yang telah
diucapkan Tuhan.
Now you might say, “Then the
destruction of Jerusalem was due to the leaders, you know because they taught
false worship, they taught God’s people to go astray from the Law, they did not
distinguish between the holy and the common, they trampled upon God’s holy
Sabbaths, so the fault rests with the leaders.” Well, the fact is that Jeremiah
says that the fault actually rested with the people. Notice what
Jeremiah had to say in chapter 5:31. Jeremiah 5:31 “The prophets prophesy falsely, and the priests rule by their own power…” And now notice, “…And My people …” what? “…love to have it so. But what will you do in the end?”
Isn’t that a telling verse? “My people love to have it so.” They love the prophets to tell them
what they want to hear. And so God says, “Don’t tell Me that the leaders are to blame, because you are to blame,
because you
gathered these leaders, to tell you what you wanted to hear from them.
Sekarang, mungkin kalian akan berkata, “Kalau begitu penghancuran
Yerusalem itu karena para pemimpinnya, kan, karena mereka yang mengajarkan
penyembahan palsu, mereka yang mengajar umat Tuhan menyimpang dari Hukum Tuhan,
mereka yang tidak membedakan antara yang kudus dan yang biasa, mereka yang
menginjak-injak hari Sabat Tuhan yang kudus, jadi kesalahannya ada pada para
pemimpin.”
Nah, faktanya adalah, Yeremia berkata bahwa kesalahan justru ada pada umat.
Perhatikan apa kata Yeremia di 5:31. “31 Para nabi bernubuat palsu dan
para imam memimpin dengan kuasa mereka sendiri;…” dan
sekarang dengarkan, “…dan umat-Ku…” apa? “… menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, akhirnya?”
Bukankah ini ayat yang membuka rahasianya? “umat-Ku menyukai yang demikian!” Mereka
suka jika para nabi mengatakan apa yang mau mereka dengar. Maka Tuhan berkata, “Jangan bilang bahwa
yang salah adalah para pemimpinnya, karena kamu
yang mengumpulkan pemimpin-pemimpin ini, agar mengatakan kepadamu apa yang mau
kamu dengar dari mereka.”
Now we need to go to the New
Testament. Is this picture clear about the false prophets in the Old Testament?
You know, we could have read many other statements from the Old Testament, they
are all based on the legislation of Moses. Do you remember Deuteronomy 13:1-5,
there is the key. Everything that comes after that is the development of
Deuteronomy 13. And the two basic ideas there in Deuteronomy 13 were:
1. that
the false prophet does signs and wonders to lead God’s people away from the
commandments of the Lord, away from the Law of the Lord,
2. and
they lead God’s people to serve and to worship false gods.
That is basic to the legislation
which was given by Moses.
Sekarang kita perlu ke Perjanjian Baru. Apakah gambaran ini jelas
tentang nabi-nabi palsu di Perjanjian Lama? Kalian tahu, sebenarnya kita bisa
membaca banyak pernyataan dari Perjanjian Lama, mereka semuanya berdasarkan
pada peraturan Musa. Apakah kalian ingat Ulangan 13:1-5, di sanalah kuncinya.
Semua yang ada setelah ini adalah perkembangan dari Ulangan pasal 13. Dan kedua
ide dasar yang ada di Ulangan 13 adalah:
1.
nabi palsu mengadakan tanda-tanda dan mujizat untuk
membawa umat Tuhan menyimpang dari perintah-perintah Tuhan, menyimpang dari
Hukum Tuhan,
2.
dan mereka membawa umat Tuhan menyembah allah-allah
yang palsu.
Inilah
peraturan dasar yang diberikan oleh Musa.
Now we must remember that the New
Testament is a continuation of the Old Testament. So, we are not going
to find in the New Testament a brand new definition of what a false prophet is.
Because false prophets in the New Testament have the same characteristics that
the false prophets had in the Old Testament.
Go with me to a very interesting
passage that we find in Matthew 7. We’ll read verses 15 and 16, and then we’ll
jump down to verses 21-23. Matthew 7:15-16, and also
21-23. Notice what Jesus had to say,
“Beware of false prophets, who come to you in…”
what? “… sheep's
clothing…” so do they look like sheep outside? Yes, they do, remember
that. By the way what does a sheep or what does a lamb represent in Scripture?
Represents Jesus, thank you very much. So, do they claim to speak for Jesus?
Oh, yes they do, we are going to notice that. “…Beware of false prophets, who come to you in sheep’s clothing,
but inwardly they are…” what? “…ravenous wolves…” Have you ever read in Revelation of a Beast that comes up
out of the earth and it has two horns like a lamb but it speaks like a dragon?
Here we have false prophets that are clothed in sheep’s clothing but inside
they are what? Ravenous wolves. In other words, their profession and what they
really are, are contradictory. Now
notice what it continues saying in verse 16, “… 16You
will know them by their…” what?
“…by their fruits…” Now let’s jump down to verse 21: 21"Not everyone who says to Me,
'Lord, Lord'…” do these false prophets claim to
speak in the name of Jesus? Yes. “…Not
everyone who says to me, ‘Lord, Lord’ shall enter the kingdom of heaven, but he
who does the will of My Father in heaven. 22Many will say to Me in
that day, 'Lord, Lord, have we not prophesied in Your name…” did we find that in the Old Testament? We certainly did
“…cast out demons in Your name, and done many wonders in Your
name?'…” did false prophets in the Old Testament also do signs and
wonders? Did they claim to speak in the name of the Lord? Yes. Are they
identified as false prophets? Yes they are. Now, notice verse 23,
“… 23And then I will declare to them, 'I never knew you;
depart from Me, you who practice Lawlessness!'”
Now, isn’t that interesting? What characterizes the false prophets? They practice what?
Lawlessness. Is that related to what we studied about the false
prophets in the Old Testament? They teach God’s people to what? To go astray
from the Law of God.
Nah, kita harus ingat bahwa Perjanjian
Baru merupakan kelanjutan Perjanjian Lama. Jadi di dalam
Perjanjian Baru kita tidak akan menemukan definisi yang baru tentang nabi
palsu. Karena nabi palsu di Perjanjian Baru memiliki ciri yang sama yang
dimiliki nabi palsu di Perjanjian Lama.
Marilah bersama saya ke kutipan yang sangat menarik
yang kita temukan di Matius pasal 7. Kita baca ayat 15 dan 16 lalu kita akan
loncat ke ayat 21-23. Matius 7:15-16 dan juga 21-23. Perhatikan apa yang
dikatakan Yesus, “15 Waspadalah terhadap nabi-nabi
palsu yang datang kepadamu dengan…” apa? “…kulit domba,…” Jadi apakah di luar mereka tampak seperti
domba? Ya, ingat itu. Nah, di dalam Alkitab, domba atau anak domba itu
melambangkan apa? Melambangkan Yesus, terima kasih banyak. Jadi, apakah
nabi-nabi palsu ini mengaku berbicara atas nama Yesus? Oh, ya, betul, kita akan
melihat itu. “…Waspadalah terhadap nabi-nabi
palsu, yang datang kepadamu dengan kulit domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah…” apa? “…serigala yang buas.…” Pernahkah kalian membaca di Wahyu tentang seekor
Binatang yang muncul dari dalam bumi dan memiliki dua tanduk seperti anak domba
tetapi yang berbicara seperti naga? Di sini ada nabi-nabi palsu yang menyamar
sebagai domba tetapi sesungguhnya mereka adalah apa? Serigala yang buas. Dengan
kata lain, profesi mereka bertolakbelakang dengan sifat mereka yang
sesungguhnya. Sekarang perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya di ayat 16: “…16 Kamu akan mengenal mereka dari…” apanya? “… dari buahnya…” Sekarang
mari kita loncat ke ayat 21 “…21Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! …” Apakah
nabi-nabi palsu ini mengaku mereka berbicara atas nama Yesus? Ya! “…21 Bukan setiap orang yang
berseru kepadaKu ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari itu banyak orang akan berseru kepada-Ku ‘Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat dalam nama-Mu…” apakah
kita mendapatkan hal yang sama juga di Perjanjian Lama? Ya, betul sekali. “…dan mengusir setan dengan nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat dalam nama-Mu?…” apakah nabi-nabi palsu di Perjanjian
Lama juga mengadakan tanda-tanda dan mujizat? Apakah mereka mengaku berbicara
dalam nama Tuhan? Ya. Apakah mereka sudah teridentifikasi sebagai nabi-nabi
palsu? Ya, sudah. Sekarang perhatikan ayat 23, “…23 Pada waktu itulah Aku akan menyatakan kepada mereka, ‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari Aku, kamu sekalian yang melakukan pelanggaran Hukum.’…” Nah, apa ini tidak menarik? Apa ciri-ciri nabi palsu? Mereka melakukan
apa? Pelanggaran Hukum Tuhan. Apakah ini berkaitan dengan apa
yang sudah kita pelajari tentang nabi-nabi palsu di zaman Perjanjian Lama?
Mereka mengajar umat Tuhan untuk berbuat apa? Untuk menyimpang dari Hukum
Tuhan.
Now, let’s go to Matthew 24:11-13 and
I want you to notice a very interesting word here. Matthew 24, and verses,
actually we will read verses 11 and 12, it says here, “Then many false prophets will rise
up and deceive many. 12And because…”
what? “… Lawlessness will
abound, the love of many will grow cold.”
Is there a link here between false
prophets deceiving many and the abundance of Lawlessness that arises in
society? Absolutely. You see, the religious leaders today they cry out and they
say “We need to moralize the US, we need to return to God’s Law!” But where do
they go to change people? They go to Capitol Hill, but Capitol Hill can’t
change the hearts of people. You see, for obedience to be acceptable to God it
has to be from inside. It cannot be imposed from outside. And so as a result of
not doing the work from within so that righteousness can come out, society gets
worse and worse and worse, Lawlessness abounds according to this.
Nah, mari kita ke Matius 24:11-13 dan saya ingin
kalian perhatikan kata yang sangat menarik di sini. Matius 24, ayat, sebenarnya
kita akan membaca ayat 11 dan 12, dikatakan di sana, “11 Lalu banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak
orang. 12 Dan karena…”
apa? “…makin
bertambahnya pelanggaran Hukum, maka kasih
kebanyakan orang akan menjadi dingin.”
Apakah ada kaitan antara nabi-nabi palsu yang
menyesatkan banyak orang dengan banyaknya pelanggaran Hukum yang muncul di
masyarakat? Tentu saja. Kalian lihat, para pemimpin rohani sekarang ini berseru
dan mereka berkata, “Kami perlu memoralisasikan Amerika Serikat, kita perlu
kembali ke Hukum Tuhan!” Tetapi ke mana para pemimpin rohani ini pergi untuk
mengubah masyarakat? Mereka pergi ke Capitol Hill (tempat Kongres Amerika). Tetapi Capitol Hill tidak bisa mengubah hati masyarakat. Kalian lihat, agar
kepatuhan kepada Hukum itu berkenan kepada Tuhan, itu harus datang dari dalam
hati. Itu tidak bisa dipaksakan dari luar. Maka sebagai akibat mereka tidak
mengerjakan tugas mereka mengubah dari dalam supaya kebenaran bisa terpancar
keluar, masyarakat semakin lama menjadi semakin parah, pelanggaran Hukum
bertambah-tambah, menurut ayat ini.
Now, notice Matthew 24:24 we not only
notice these false prophets by what they teach cause Lawlessness in society
but we also notice that these false prophets will perform signs and wonders, just
like we read in Deuteronomy chapter 13. It says there, “For false christs and false prophets
will rise and show great signs and
wonders to deceive, if possible…” whom? “…even the elect.”
Nah, perhatikan Matius 24:24, kita lihat bahwa nabi-nabi palsu ini dengan ajaran mereka bukan
saja menyebabkan pelanggaran Hukum di
masyarakat, tetapi kita juga melihat bahwa nabi-nabi palsu ini
akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat, sama seperti yang kita baca di Ulangan pasal 13. Dikatakan di sana, “24 Sebab Mesias-mesias palsu dan
nabi-nabi palsu akan muncul dan akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan
mujizat-mujizat untuk menyesatkan, sekiranya
mungkin…” siapa? “…bahkan orang-orang pilihan.”
By the way do the prophets in the New
Testament also want to please people? Notice what Jesus had to say in Luke
6:26. Jesus had a dire warning here, He said, “Woe to you when all men speak well of you, for so did their
fathers to…” whom? “…to the false
prophets.”
Apakah nabi-nabi Perjanjian Baru juga ingin
menyenangkan hati masyarakat? Perhatikan apa kata Yesus di Lukas 6:26. Yesus
punya peringatan yang keras di sini, Dia berkata, “26 Celakalah kamu, jika semua
orang memuji kamu; karena demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan…” siapa? “… nabi-nabi palsu."
You know, ministers have not been
called to win a popularity contest. They have been raised up by God to speak
the truth. Have you ever found a prophet in Scripture that the people loved?
You know, I don’t know of one prophet in the bible that the people actually
loved when God sent that prophet to the people. Do you know why the people did
not love the true prophet? Because the true prophet was a meddler. The true prophet
stepped on toes. The true prophet ruffled feathers. In other words the true
prophet told people what they didn’t want to hear. As the apostle Paul
says, that in the last days people will pile up teachers who will teach them
what they want to hear. And they will turn away their ear from the truth, and
they will be turned on to fabels. The apostle Paul speaks about these false
prophets in the end time.
Kalian tahu, hamba Tuhan tidak dipanggil untuk mengikuti kontes
kepopuleran. Mereka dibangkitkan oleh Tuhan untuk mengatakan yang benar.
Pernahkah kalian menemukan ada nabi di dalam Alkitab yang disukai orang? Saya
tidak pernah menemukan di dalam Alkitab ada satu nabi
pun yang dikirimkan oleh Tuhan kepada umatNya, yang dicintai oleh mereka.
Tahukah kalian mengapa orang-orang tidak mencintai nabi yang benar? Karena nabi yang benar adalah turut campur urusan mereka. Nabi yang
benar menyakiti hati. Nabi yang benar menyinggung perasaan. Dengan kata lain,
nabi yang benar mengatakan kepada masyarakat apa yang tidak suka mereka dengar. Sebagaimana
kata rasul Paulus, di hari-hari akhir orang akan mengumpulkan guru-guru yang
akan mengajari mereka apa yang ingin mereka dengar. Dan mereka akan memalingkan
telinga mereka dari kebenaran, dan mereka akan berpaling kepada cerita-cerita
bohong. Rasul Paulus berbicara tentang nabi-nabi palsu pada akhir zaman.
Now, I want us to go to Revelation
chapter 13, and notice something very interesting here in Revelation 13:11.
This is speaking about a second Beast. You know there are two Beasts in
Revelation chapter 13:
1. The
first Beast comes up from where? Comes up from the sea.
2. The
second Beast comes up from the earth.
And the second Beast actually helps the first Beast to get its
power back. Have you noticed that?
Now, let’s talk a little bit about
this second Beast. It says,
“Then I saw another beast coming up out of the…” what? “…out of the earth, and he had two horns
like a lamb and spoke like a …” what? He “…spoke like a dragon.”
Now, hold that for a moment, and I
want you to notice Revelation 16:13, what this second Beast is called. This
second Beast has a special name in Revelation 16:13. Here, John, inspired by
the Holy Spirit says,
“And I saw three unclean spirits like frogs coming out of the mouth of the dragon, out of the mouth of the
beast, and out of the mouth of the…” what? “…of the false
prophet.”
So what is this second Beast called? This second
Beast is called the false prophet.
Sekarang, saya ingin membawa kalian ke Wahyu pasal 13, dan perhatikan
sesuatu yang sangat menarik di sini, di Wahyu 13:11. Ini berbicara mengenai
Binatang yang kedua. Kalian tahu bahwa ada dua Binatang di Wahyu pasal 13:
1.
Binatang pertama muncul dari mana? Dari laut.
2.
Binatang yang kedua muncul dari bumi.
Dan Binatang yang kedua justru membantu Binatang
pertama untuk mendapatkan kekuasaannya kembali. Pernahkah kalian memperhatikan
itu?
Nah,
mari kita berbicara sedikit tentang Binatang yang kedua ini. Dikatakan, “11 Lalu aku melihat seekor binatang
lain keluar dari dalam…” apa? “…bumi dan dia memiliki dua tanduk seperti
domba dan berbicara seperti seekor…” apa? “…berbicara seperti seekor naga.”
Nah, tahan dulu sejenak di sana, dan saya ingin kalian perhatikan Wahyu
16:13, Binatang yang kedua ini disebut apa. Binatang kedua ini punya nama
khusus di Wahyu 16:13. Di sini, Yohanes, yang diilhami oleh Roh Kudus berkata, “13 Dan aku melihat tiga roh najis yang menyerupai katak keluar dari mulut naga, dari mulut Binatang, dan dari mulut…” siapa? “… nabi palsu.”
Jadi, Binatang yang kedua itu disebuat apa? Binatang yang kedua itu disebut nabi palsu.
Now, do you suppose that there might be any relation between this end time false
prophet and the false prophets that we studied about in the Old Testament and
in the New Testament? Absolutely!
Now, I want to talk for a few moments
about the two horns like a lamb. Do you know the word “lamb” is used 29 times in the book of
Revelation? 28 of those times it applies to Jesus. In this one case, it applies
to this Beast that has two horns like a lamb but speaks like a dragon. Let me
ask you then, would this false prophet claim to be a spokesman for Christ?
Absolutely! Because invariably in Revelation, the lamb is a symbol of Jesus
Christ. So this Beast that rises from the earth is actually going to claim to speak
in the name of Jesus.
Nah, menurut kalian apakah ada kaitannya antara nabi palsu akhir zaman
ini dengan nabi-nabi palsu yang telah kita pelajari dari Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru? Tentu saja!
Sekarang, saya ingin berbicara sebentar mengenai
kedua tanduk yang menyerupai domba. Tahukah kalian bahwa kata “domba” dipakai
29 kali di dalam kitab Wahyu? Dan 28 darinya diaplikasikan kepada Yesus. Dalam
kasus yang satu ini, kata itu diaplikasikan kepada Binatang yang memiliki dua
tanduk seperti domba tetapi yang berbicara seperti naga. Coba saya tanya,
apakah nabi palsu ini mengaku dialah jurubicara untuk Kristus? Betul sekali!
Karena di dalam kitab Wahyu, domba selalu, tidak pernah tidak, adalah simbol
Yesus Kristus. Jadi Binatang yang
muncul dari bumi ini sesungguhnya akan mengklaim bahwa dia berbicara atas nama
Yesus.
Now let’s talk a little bit about the
two horns like a lamb. What do horns represent in bible prophecy? You know what
horns
represent in bible prophecy? They represent kingdoms. You say, “How do we
know that?” Well, you remember in Daniel chapter 8 we have a ram. And the ram
has two horns. And one of the horns is higher than the other and the highest
horn comes out last. What do those two horns represent? They actually represent
according to Daniel 8:20 the kings of Mede and Persia. And the ram represents
the kingdom. In other words there is actually one nation composed of two
nations or two kingdoms. In other words ~
I don’t know if you are understanding what I am saying ~ but what I am saying is there is actually one united
nation that is composed of two kingdoms, the Medes and the Persians. So in
other words the two horns represent two kingdoms. This must mean that this Beast
that has two horns like a lamb is a Beast that recognizes two what? Two
kingdoms. And they must be kingdoms that were taught by whom? That were
taught by Jesus because Jesus is the lamb in the book of Revelation.
Now, the question is which two
kingdoms did Jesus recognize and did Jesus teach about? I am sure you know.
Once He said, “Render
therefore unto Ceaser the things that are Ceaser’s and unto God the things that are God’s.” How many kingdoms did Jesus
recognize? He recognized two kingdoms.
1. He
recognized the kingdom of earth, the kingdom of the state,
2. and
He also recognized and He was the representative of the kingdom of God.
In fact Jesus said to Pilate, “My kingdom is not of this world.” He is saying, “You have a kingdom,
and your kingdom is of this world,” He says, “But My kingdom is not of this
world.” So how many kingdoms is Jesus recognizing? He is recognizing two
kingdoms here, the civil power and the religious power.
Nah, marilah kita berbicara sedikit mengenai kedua tanduk yang
menyerupai domba. Tanduk itu melambangkan apa dalam nubuatan Alkitab? Tahukah
kalian tanduk itu
melambangkan apa dalam nubuatan
Alkitab? Mereka melambangkan
kerajaan. Kalian berkata, “Dari mana kita tahu itu?” Nah, kalian ingat di Daniel pasal 8 ada
seekor kambing jantan. Dan kambing itu memiliki 2 tanduk. Dan salah satu
tanduknya lebih tinggi daripada yang lain, dan tanduk yang paling tinggi itu
munculnya paling akhir. Kedua tanduk itu melambangkan apa? Menurut Daniel 8:20
tanduk-tanduk itu melambangkan raja-raja Media dan Persia. Dan kambing jantan
itu melambangkan kerajaan. Dengan kata lain, sebenarnya ada satu bangsa yang
terdiri atas dua bangsa atau dua kerajaan. Dengan kata lain ~ saya tidak tahu
apakah kalian paham apa yang saya katakan ~ tapi yang saya katakan adalah, sebenarnya
ada satu bangsa yang bersatu, yang terdiri atas dua kerajaan, Media dan Persia.
Jadi dengan kata lain tanduk-tanduk itu melambangkan dua kerajaan. Berarti Binatang yang memiliki dua
tanduk seperti domba ini adalah Binatang yang mengakui dua apa? Dua kerajaan. Dan
kerajaan-kerajaan itu haruslah yang diajarkan oleh siapa? Yang diajarkan oleh
Yesus, karena Yesus adalah domba dalam kitab Wahyu.
Nah, pertanyaannya adalah, dua kerajaan mana yang
diakui Yesus dan yang diajarkan Yesus? Saya yakin kalian tahu. Sekali Yesus
pernah berkata, "21Serahkanlah kepada Kaisar barang-barang yang milik Kaisar, dan kepada Allah barang-barang
yang kepunyaan Allah " [Matius 22:21] Ada berapa kerajaan yang diakui Yesus? Yesus mengakui dua
kerajaan.
1. Yesus
mengakui kerajaan dunia,
kerajaan pemerintah yang berkuasa,
2. dan
Dia juga mengakui dan adalah Representatif dari kerajaan Allah.
Bahkan Yesus pernah berkata kepada Pilatus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia
ini” [Yohanes 18:36]. Yesus
berkata, “Engkau punya kerajaan, dan kerajaanmu adalah di dunia ini,” Dia
berkata, “Tetapi kerajaanKu bukan dari dunia ini.” Jadi berapa kerajaan yang
diakui Yesus? Dia mengakui dua kerajaan di sini, kekuasaan sipil dan kekuasaan rohani.
By the way we are sitting in a church
this evening. Do you know that we are actually citizens of two kingdoms? You
know, right now we are sitting in a place that is the kingdom of Jesus. But you
know when we go to vote and when we pay our taxes which kingdom are we
recognizing? We are recognizing the kingdom of Ceaser, so to speak. In other
words so we are respectful of the civil authorities and we are also citizens of the kingdom of Christ which by the way
is the church. You remember that Jesus said to Peter “Upon this Rock I will build My
church,” and He says “I will give you the keys of the…” what? “… the keys of the kingdom.” So the church is a kingdom.
Nah, malam ini kita sedang duduk di dalam gereja. Tahukah kalian bahwa
sesungguhnya kita adalah warganegara dari dua kerajaan? Kalian tahu, saat ini
kita sedang duduk di sebuah tempat yang adalah kerajaan Yesus. Tetapi kalian
tahu pada waktu kita pergi memberikan suara (dalam pemilihan), dan pada
waktu kita membayar pajak, kerajaan manakah yang sedang kita akui? Kita sedang
mengakui, katakanlah, kerajaan Kaisar. Dengan kata lain, kita menghormati
penguasa sipil dan kita juga adalah warganegara kerajaan Kristus, yang adalah gerejaNya.
Kalian ingat bahwa Yesus berkata kepada Petrus, “di atas Batu Karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku.” [Matius 16:18] dan Dia berkata, “Aku
akan memberikan kepadamu anak-anak kunci…” apa? “…anak-anak kunci Kerajaan Sorga.” [Matius 16:19] Jadi
gereja adalah suatu kerajaan.
So basically what I am saying is that
this Beast that rises from the earth is going to have two Christ-like kingdoms
that it recognizes. And what are those two Christ-like kingdoms? It is the
civil power and it is the religious power, but not joined together, but
separate. Now, let me ask you, what nation on planet earth ~ which is a
worldwide power ~ arose, and in its Bill of Rights recognizes the existence of
two kingdoms, the civil power and the church separate from one another,
repeating the principle that Jesus taught, when He said, “Render unto Ceaser
that which is Ceaser’s and unto God that
which is God’s.” What nation is that? It’s the USA.
Jadi pada dasarnya apa yang saya katakan adalah bahwa Binatang yang
muncul dari bumi ini akan memiliki dua kerajaan mirip yang dikatakan Kristus,
yang diakuinya. Dan kedua kerajaan yang dikatakan Kristus itu apa? Kekuasaan
sipil dan kekuasaan rohani, tetapi tidak bergabung menjadi satu, melainkan
terpisah.
Sekarang coba saya tanya, bangsa apakah di atas planet bumi ~ yang
mempunyai kekuasaan yang mendunia ~ yang bangkit, dan di dalam Undang-Undang
Dasarnya mengakui kehadiran dua kerajaan, yaitu kekuasaan sipil dan kekuasaan
gereja yang terpisah satu dari yang lain, mengulangi asas yang diajarkan Yesus
ketika Dia berkata "21Serahkanlah kepada Kaisar barang-barang yang milik Kaisar, dan kepada Allah barang-barang
yang kepunyaan Allah " [Matius 22:21] Bangsa manakah itu? Itu adalah Amerika Serikat.
And of course we have been studying
in this series on Matthew chapter 24 about the abomination of desolation, about
the eagles of Rome and about the eagle of the US, about the sun reed that was
around the eagle in the Roman standard, and about the imposition of the day of
the sun in the US in the future. In other words what is going to happen in the
US, is that this Beast who originally recognized two kingdoms separate from one
another, the power of the state and the power of the church, suddenly this
kingdom is going to start speaking like what? He is going to start speaking
like a dragon. In other words it is going to set aside these basic principles
upon which this nation was built and he is going to speak like the dragon, he
is going to speak like Satan.
Tentu saja di dalam serial Matius pasal 24 kita telah mempelajari
tentang kekejian yang mendatangkan penelantaran, tentang burung rajawali Roma
dan burung rajawali Amerika Serikat, tentang matahari dari buluh yang
mengelilingi burung rajawali pada panji tentara Roma, dan tentang pemaksaan
hari matahari di Amerika Serikat di masa mendatang. Dengan kata lain, apa yang
akan terjadi di Amerika Serikat adalah, Binatang ini yang aslinya mengakui dua
kerajaan terpisah satu dari yang lain yaitu kekuasaan pemerintah dan kekuasaan
gereja, tiba-tiba kerajaan ini akan mulai berbicara seperti apa? Dia akan mulai berbicara seperti naga. Dengan
kata lain dia akan mengesampingkan prinsip dasar di atas mana negara ini telah
didirikan, dan dia akan berbicara seperti naga, dia akan berbicara seperti
Setan.
You say, “Well, Pastor Bohr this
could never happen in the land of the free and the home of the brave.” You
know, we have studied already that in the 1880’s there was an agitation to
establish a national Sunday Law in the US. We have also studied how the
conservative Protestants in the US, we dedicated a whole lecture to this, how
the conservative Protestants in the US are joining church and state, they are
joining the Papacy with Protestantism, and they are speaking like the dragon.
They are saying that this idea of church and state is a figment of someone’s
imagination. In other words they are getting rid of the two foundational
principles upon which the US was built.
Kalian berkata, “Nah, Pastor Bohr, hal ini tidak akan pernah terjadi di
‘negara orang-orang yang merdeka dan tempat orang-orang yang berani’ [lagu
kebangsaan Amerika Serikat],” Kalian tahu, kita sudah mempelajarinya bahwa di
tahun 1880-an, pernah terjadi gerakan untuk memberlakukan suatu undang-undang
hari Minggu nasional di Amerika Serikat. Kita juga sudah mempelajari bagaimana
golongan Protestan konservatif di Amerika Serikat ~ bahkan kita telah
mendedikasikan satu ceramah utuh untuk ini ~ bagaimana golongan Protestan
konservatif di Amerika Serikat sedang menggabungkan gereja dengan negara.
Mereka sedang menggabungkan Kepausan dengan Protestantisme, dan mereka
berbicara seperti naga. Mereka berkata bahwa gagasan pemisahan gereja dan
pemerintah hanyalah imajinasi seseorang. Dengan kata lain mereka akan
menyingkirkan dua prinsip fundamental di atas mana negara Amerika Serikat telah
didirikan.
By the way, I am going to give you now
several passages from Scripture that show that this end time apostasy has to do
with God’s holy Law. You say, “How is this?” Allow me to mention the texts.
v
We
read from Matthew 24 that there would be a great increase in what?
Lawlessness. And immediately the preceding verse speaks about
the false prophets, the work of the false prophets.
v
In
2 Thessalonians 2, we have the expression “the man of sin” speaking about the Antichrist.
And “the man of sin” is called the mystery of what? The KJV says
“the
mystery of iniquity” but many modern version says “the mystery of Lawlessness”. It is the same word that is used in
Matthew 24 and is used also in Matthew chapter 7. So in other words, the
Antichrist somehow is going to emphasize “lawlessness” . We have read in
Matthew chapter 7 where Jesus said, “Depart
from Me, you who work…” what?
“…lawlessness.”
v
In
Revelation we find that this second Beast imposes the mark of the first Beast,
which is what? The idea that Sunday is a day of rest.
v
And
by the way, Daniel 7:25 speaking about this same power, says
that he thought that he could change times and what? And Law. So in all of these Antichrist passages
the abomination of desolation (Matthew 24);
(2
Thessalonians 2): the man of sin;
(Matthew
7): the false prophets;
(Revelation): the Beast and the lamb Beast;
and (Daniel 7): the little horn;
all
emphasize that the final apostasy will have to do with the holy Law of God.
And incidentally that’s why
Revelation says that God will have a people who keep the commandments of God, God will have a people who fear God and give glory to
Him, recognize that we are in the hour of the Judgment and worship Him who
created the heavens, the earth, the seas, and the fountains of waters. In other
words they will recognize God as the Creator.
Nah, sekarang saya akan memberikan beberapa kutipan dari Alkitab yang
menunjukkan bahwa kemurtadan akhir zaman ini berkaitan dengan Hukum kudus
Tuhan. Kalian berkata, “Maksudnya?” Izinkan saya menyebutkan kutipannya.
v
Kita telah
membaca dari Matius pasal 24
bahwa akan terjadi penambahan apa? Pelanggaran
Hukum. Dan langsung dalam ayat sebelumnya, disebutkan tentang nabi-nabi palsu,
pekerjaan para nabi palsu.
v Di 2 Tesalonika pasal 2 kita menjumpai ungkapan “manusia
durhaka” (manusia dosa) yang menyinggung tentang Antikristus.
Dan “manusia dosa” ini disebut misteri apa? Terjemahan KJV mengatakan “misteri
dosa” tetapi banyak terjemahan versi modern menyebutnya “misteri
pelanggaran Hukum”(ayat 7). Ini adalah kata yang sama yang dipakai di Matius
24, dan juga dipakai di Matius 7. Jadi, dengan kata lain, Antikristus ini akan
menekankan “pelanggaran Hukum”. Kita telah membaca Matius 7 di mana Yesus
berkata, “Enyahlah dari Aku, kamu sekalian yang melakukan…”
apa? “…pelanggaran Hukum!" [Matius 7:23]
v Di Wahyu kita temukan Binatang yang
kedua itu memaksakan tanda Binatang yang pertama,
yang adalah apa? Konsep
bahwa hari Minggu adalah hari perhentian.
v Dan di Daniel 7:25, berbicara mengenai
kekuasaan yang sama,
dikatakan bahwa dia “akan berniat (berpikir) untuk
mengubah waktu-waktu dan…” apa? “…dan Hukum-hukum.” Maka dalam semua bacaan tentang
Antikristus ini,
kekejian yang
menelantarkan (dari Matius 24);
(2 Tesalonika 2), manusia dosa;
(Matius 7), nabi-nabi palsu;
(Wahyu), Binatang dan Binatang domba;
dan (di Daniel 7), si tanduk kecil;
semuanya
menegaskan bahwa kemurtadan akhir berkaitan dengan Hukum kudus Tuhan.
Dan
itulah sebabnya mengapa Wahyu berkata bahwa Tuhan akan memiliki suatu umat yang
“menuruti
Hukum-hukum Allah” [Wahyu 12:17], dan Tuhan akan
memiliki umat yang takut akan Tuhan dan memuliakan namaNya, yang mengakui bahwa kita sedang berada dalam masa Penghakiman, dan yang menyembah Dia
yang menciptakan langit, bumi, laut dan semua mata air [Wahyu
14:7]. Dengan kata lain mereka akan mengakui Tuhan sebagai Khalik
Pencipta.
Now, I want you to notice in
Revelation 19:20 a very interesting detail. Revelation 19:20, it is speaking
here about this lamb Beast. And I want you to notice what it says about the
false prophets as well as the first Beast of Revelation 13. It says, notice, “Then the beast was captured, and
with him the false prophet who worked signs in his presence…” and now comes the key portion “…who worked signs in
his presence by which he…” what? “…he deceived those who
received the mark of the beast and those who worshiped his image.…”
Now, let me ask you, what is it that
the Beast and the false prophet do in order to deceive people? They performed
what? Signs and wonders. But the purpose of the signs and wonders is to get
people to receive what? The mark of the Beast and to worship his image.
Let me ask you is the end time crises then going to have to do with the issue
of obedience and worship? Absolutely. So what I am saying is the false prophet
is going to encourage people and he is actually going to deceive people into
receiving the
mark of the Beast, which by the way is a sign of disobedience to God.
Sekarang saya ingin kalian memperhatikan di Wahyu 19:20 suatu detail
yang sangat menarik. Wahyu 19:20, berbicara mengenai Binatang domba itu. Dan
saya mau kalian perhatikan apa yang dikatakan mengenai nabi-nabi palsu juga di
samping Binatang pertama di Wahyu 13. Dikatakan di sana, perhatikan, “Dan Binatang itu tertangkap, dan bersama-sama dengan dia si nabi palsu yang telah mengadakan mujizat-mujizat di hadapannya,…” dan
sekarang bagian kuncinya, “…yang telah mengadakan mujizat-mujizat di hadapannya, dengan mana ia…” apa? “…ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda Binatang itu, dan mereka yang menyembah patungnya…”
Nah, coba saya tanya, apa yang dilakukan Binatang [Pertama] dan nabi
palsu untuk menyesatkan manusia? Mereka melakukan apa? Tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Tetapi tujuan dari tanda-tanda dan
mujizat-mujizat ini adalah agar manusia menerima apa? Tanda Binatang dan menyembah
patung Binatang itu.
Coba saya tanya, apakah krisis akhir zaman ini berkaitan dengan masalah
kepatuhan dan penyembahan? Betul sekali. Jadi apa yang saya katakan adalah,
nabi palsu ini akan mendorong manusia dan justru dia akan menyesatkan manusia
untuk menerima Tanda Binatang,
yang ketahuilah adalah suatu tanda ketidakpatuhan
kepada Tuhan.
Now, I want to end by reading a
statement that we find in Signs of the Times,
March 31, 1898. Here Ellen White is speaking about the story of Nadab and
Abihu. Do you remember that you’ve read a text in the Old Testament that says
that the priests and the prophets do not distinguish between the holy and the
common and that they trampled upon God’s holy Sabbath? Now, notice this very
significant statement. “Those
who ignore the Lord’s Sabbath to keep holy the first day of the week, offer
strange fire to God….” Hmmm, notice what she continues saying, “…It
is a strange Sabbath, which He has commanded them not. Will He accept it at
their hands? Men have sought out many
inventions. They have taken a common day, upon which God has placed no
sanctity, and have clothed it with sacred prerogatives. They have declared it
to be a holy day but this does not give it a vestige of sanctity. They dishonor
God by accepting human institutions and by presenting to the world as the
Christian Sabbath a day which has no ‘Thus saith the Lord’ for its authority.
As did Nadab and Abihu, they offer the common in place of the sacred.”
Nah, saya ingin mengakhiri dengan membacakan suatu pernyataan yang
ditemukan di Signs of the Times edisi Maret 31,
1898. Di sini Ellen White berbicara mengenai kisah Nadab dan Abihu. Ingatkah
kalian kita pernah membaca suatu kutipan di Perjanjian Lama yang mengatakan
bahwa para imam dan nabi tidak membedakan antara yang kudus dari yang biasa,
dan bahwa mereka menginjak-injak Sabat kudus Tuhan? Nah, perhatikan pernyataan
yang sangat signifikan ini. “Mereka yang mengabaikan Sabat
Tuhan demi menguduskan hari pertama dari setiap minggu, mempersembahkan api
yang asing kepada Tuhan…” hmmm, perhatikan apa kata Ellen White selanjutnya, “…Itu adalah sabat yang
asing yang tidak diperintahkan oleh Tuhan. Akankah Tuhan menerima persembahan
itu dari tangan mereka? Manusia telah mencoba banyak ciptaan. Mereka telah
mengambil suatu hari yang biasa, yang tidak dikuduskan oleh Tuhan, dan telah
membungkusnya dengan
prerogative yang kudus. Mereka telah menyatakan hari itu sebagai hari yang
kudus, namun ini tidak memberikan tanda kekudusan padanya. Mereka tidak menghormati
Tuhan dengan menerima institusi manusia dan dengan mempersembahkan kepada dunia
suatu hari sabat Kristen yang tidak dikuatkan oleh suatu ‘demikianlah firman
Tuhan’. Sebagaimana Nadab dan Abihu, mereka telah mempersembahkan yang biasa
sebagai ganti yang kudus.”
You remember what Nadab and Abihu
did? God had said that whenever the priests brought incense with fire, they
were to get the fire from the altar of sacrifice because that fire had been
rained from heaven, that fire was holy. But Nadab and Abihu, it says, under the
influence of alcohol ~ you can read it there in Leviticus 10 ~ they decided
that they would bring in common fire and offered the incense with common fire.
And so the bible says that they brought the common fire in before the Lord. And
of course the Lord said, “Ah, who cares, fire is fire.” Is that what the Lord
said? No! The
Lord was offended by the fact that they brought something common and they
presented it as if it were holy. And the bible says that fire came from
the presence of the Lord and consumed Nadab and Abihu. Because they took the
common and they presented it to God as if it was holy.
Kalian ingat apa yang dilakukan Nadab dan Abihu? Tuhan telah berfirman
bahwa bilamana imam membawa dupa dan api, mereka harus mengambil api dari
mezbah kurban karena api di sana adalah api yang turun dari Surga, api itu
kudus. Tetapi Nadab dan Abihu, dikatakan, karena berada di bawah pengaruh alkohol ~ kalian
bisa membacanya di Imamat 10 ~ mereka memutuskan untuk membawa api biasa dan
mempersembahkan dupa dengan api biasa. Maka Alkitab berkata mereka membawa api
biasa ke hadapan Tuhan. Dan tentu saja Tuhan berkata, “Ah, tidak apa, api ya
api.” Apakah Tuhan berkata begitu? Tidak! Tuhan
marah karena mereka telah membawa sesuatu yang biasa dan mempersembahkannya
seakan-akan itu kudus. Dan Alkitab berkata, bahwa api turun dari
hadirat Tuhan dan menghanguskan Nadab dan Abihu, karena mereka telah mengambil
yang biasa dan mempersembahkannya kepada Tuhan seakan-akan itu kudus.
But you know that there is another
story that we find in Daniel 5 about the fall of Babylon. There we have the
other side of the coin. There it says that Belshazzar the king, the apostate Babylonian
king, took the sacred vessels that Nebuchadnezzar had brought from the Temple,
and he used them for common purposes in his banquet, in other words he
desecrated the holy vessels by using them for a common purpose. And the bible
tells us that as a result Belshazzar was slain and Babylon fell that very
night.
Tetapi kalian tahu ada kisah yang lain yang kita temukan di Daniel 5
mengenai kejatuhan Babilon. Ini adalah sisi mata uang yang sebaliknya. Di sana
dikatakan bahwa Belsyazar sang raja, raja Babilon yang murtad, telah mengambil
peralatan Bait Suci yang dibawa Nebukadnezar dari Bait Suci Yerusalem, dan
dia memakainya untuk keperluan biasa di dalam pestanya, dengan kata lain dia
menajiskan peralatan-peralatan kudus tersebut dengan memakainya untuk
kepentingan biasa. Dan Alkitab mengatakan bahwa sebagai akibatnya Belsyazar
terbunuh dan malam itu juga Babilon jatuh.
So in other words God does
not accept something common from us as if it was holy and He expects us to take
what is holy and never treat as it was common. You know, if God accepts
the observance of the first day of the week from Christians, then God is going
to have to apologize to Nadab and Abihu. You say, “Why is that?” Because Nadab
and Abihu took common fire and they presented it as if it was holy.
Now you tell me in principle how is
that different from taking a common day: Sunday, and present it to God as if it
was holy. Is there any difference? There is no difference at all. Because when
God says they were supposed to present to Him what He has made holy, He means
what He has made holy.
Jadi dengan kata lain, Tuhan
tidak menerima sesuatu yang biasa dari kita dianggap sebagai kudus, dan Dia
mengharuskan kita menganggap apa yang kudus dan jangan pernah memperlakukannya
sebagai sesuatu yang biasa.
Kalian tahu, seandainya Tuhan menerima pemeliharaan hari
pertama dalam minggu dari orang-orang Kristen, maka Tuhan harus minta maaf
kepada Nadab dan Abihu.
Kalian berkata, “Mengapa begitu?”
Karena Nadab dan Abihu memakai
api biasa dan mereka mempersembahkannya seakan-akan itu kudus.
Nah, menurut kalian, secara prinsip apa bedanya mengambil suatu hari
yang biasa: hari Minggu, dan mempersembahkannya kepada Tuhan seakan-akan itu
kudus? Apakah ada bedanya? Tidak ada bedanya sama sekali.
Karena ketika Tuhan berkata bahwa mereka seharusnya mempersembahkan kepadaNya
apa yang telah dikuduskan olehNya, yang dimaksud Tuhan adalah apa yang sudah
dikuduskan olehNya.
How do you suppose the Lord feels
when people take the holy Sabbath and they treat it as if it was common? And
let me ask you, who are those who are spearheading this idea of trampling
upon one commandment of God’s Law? It is the ministers who are
preaching. People constantly come to me when I have evangelistic meetings, they
say, “Well you know, but my preacher says…” And I say, “What does your bible
say?” That’s the key. What does the bible say? May be you are being deceived to
disobey God’s Law just like the false prophets did in the Old Testament, in the
New Testament, in the book of Revelation. May be he is preparing you to receive the mark of
the Beast. I know that is strong language. But I tell you, folks, that what is going to
happen at the end, happened in New Testament times, and also happened in Old
Testament times. There is nothing new under the sun.
Menurut kalian bagaimana perasaan Tuhan ketika manusia mengambil hari
Sabat yang kudus dan mereka memperlakukannya seolah-olah itu hari biasa? Dan
coba saya tanya, siapa yang
memicu gagasan menginjak-injak salah satu perintah Tuhan ini?
Para hamba Tuhan yang berkhotbah. Selalu ada
orang yang datang kepada saya pada waktu saya mengadakan ceramah pekabaran, dan
mereka berkta, “Yah, Anda tahu, tetapi pendeta saya berkata….” Dan saya
bertanya, “Apa kata Alkitab Anda?” Itulah kuncinya. Apa kata Alkitab. Mungkin
kalian sedang tertipu untuk melanggar Hukum Tuhan sama seperti yang dilakukan
para nabi palsu di Perjanjian Lama, di Perjanjian Baru, di kitab Wahyu. Mungkin dia sedang mempersiapkan
kalian untuk menerima Tanda Binatang. Saya tahu ini adalah
kata-kata yang keras. Tetapi, dengarkan, Saudara-saudara, apa yang akan terjadi
pada akhir masa, sudah terjadi di masa Perjanjian Baru, dan juga sudah pernah
terjadi di masa Perjanjian Lama. Tidak ada yang baru di bawah matahari.
By the way, Revelation chapter 13
tells us that this false prophet will perform great signs. Remember Deuteronomy
13, he will perform great signs, even to the point of making fire fall from
heaven in the sight of men.
And so the false prophet is distinguished
from the true prophet by 2 central characteristics. The true prophets will always call God’s
people to obey God’s Law out of love and to worship God in the way in which God has established.
The false
prophet on the other hand will teach people that it is okay to violate one
commandment or other commandments of God’s Law and leads them into false
worship. And we have to decide today which voice we are going to listen
to, whether we are going to hear the voice of the Lord, or whether we are going
to listen to the voice of religious authorities who do not have a “thus saith
the Lord.”
Wahyu pasal 13 mengatakan kepada kita bahwa nabi palsu ini akan
mengadakan tanda-tanda yang hebat. Ingat Ulangan pasal 13. Dia akan mengadakan
tanda-tanda yang hebat, bahkan sampai mendatangan api dari langit di hadapan
manusia.
Jadi seorang nabi palsu dibedakan dari nabi yang benar oleh dua ciri
utama. Nabi yang benar akan selalu
mengajak umat Tuhan untuk mematuhi Hukum Tuhan demi cinta kepada Tuhan, dan
untuk menyembah Tuhan dengan cara yang sudah ditentukan oleh Tuhan.
Nabi yang
palsu di pihak lain, akan
mengajar manusia bahwa tidak apa-apa melanggar satu perintah atau
perintah-perintah dari Hukum Tuhan dan membawa mereka kepada penyembahan yang
palsu.
Dan kita harus memutuskan hari ini suara siapa yang akan kita dengar,
apakah kita akan mendengar suara Tuhan, atau apakah kita akan mendengar suara
penguasa agama yang tidak didukung oleh suatu “demikianlah firman Tuhan.”
21 11 14
No comments:
Post a Comment