HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 18/32 -
Stephen Bohr
THE MANNA TEST
Dibuka dengan doa.
Israel had just crossed the Red Sea, and they had sung the song
of Moses in Exodus chapter 15. And then
they arrived in the dessert to a place where God wanted to test their
willingness to obey His holy Law. Go with me in your Bibles to Exodus 16:4 and
let’s take a look at what that test was. Exodus 16:4 “Then the Lord said to Moses, ‘Behold, I will rain bread from heaven for you. And
the people shall go out and gather a certain quota every day…’” why were they to do this? Notice! “…. ‘that I may test
them…’” is this a test for Israel? Yes! “… ‘that I may test them whether they will…” what? “… ‘walk in My law or not.’” In other words, the purpose of this test is to see if Israel is
willing to obey what? God’s holy Law. It is a test.
Israel baru
saja menyeberangi Laut Merah, dan mereka telah menyanyikan lagu Musa yang ada
di Keluaran pasal 15. Lalu mereka tiba di padang gurun, ke sebuah tempat di
mana Tuhan mau menguji keikhlasan mereka mematuhi Hukum Tuhan yang suci.
Marilah bersama saya ke Alkitab kalian, ke Keluaran 16:4 dan marilah kita
lihat, ujian apa itu. Keluaran 16:4 “Lalu berfirmanlah TUHAN
kepada Musa: ‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu;
maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu
untuk sehari...’” mengapa mereka harus berbuat ini?
Perhatikan! “… ‘supaya mereka Kucoba’…” apakah
ini ujian bagi Israel? Ya! “… ‘supaya mereka Kucoba apakah mereka hidup
menurut hukum-Ku atau tidak.’…” Dengan kata lain, tujuan ujian ini
adalah untuk melihat apakah Israel bersedia patuh kepada apa? Hukum Tuhan yang
suci. Ini adalah ujian.
And so the Bible tells us that God rained what is known as
“manna” from Heaven. Now, the word “manna” simply means “what is it?”
Because when the manna fell to the earth, the Israelites came out, they had
never seen this before, and so they started saying “Manna?”, “Manna?” In other
words, “What is it?” “What is it?” And it was actually bread that God had
rained from Heaven.
Maka Alkitab
memberitahu kita bahwa Tuhan memberi hujan yang dikenal sebagai “manna” dari
Surga. Nah, kata “manna”
hanya berarti “Apa itu?” Karena ketika
jatuh hujan manna ke bumi, orang-orang Israel keluar, dan mereka belum pernah
melihat yang seperti ini sebelumnya, maka mereka mulai berkata, “Manna?”,
“Manna?” Dengan kata lain, “Apa itu?”, “Apa itu?” Dan sesungguhnya itu adalah
roti yang diturunkan Tuhan dari Surga.
Now, God told the Israelites to go out and gather the manna six
days a week. Everyday they were supposed to gather manna except for the
Sabbath. We start to catch a glimpse of the fact that God is testing them regarding
what? Regarding the observance of the 7th day Sabbath. This is BEFORE God
gave the 10 Commandments in Mt. Sinai.
God is testing their willingness to keep His holy Sabbath. And the Bible tells
us that some of the Israelites went out to pick up manna on the Sabbath and
they found none.
Nah, Tuhan
menyuruh orang Israel keluar mengumpulkan manna enam hari seminggu. Setiap hari
mereka harus mengumpulkan manna kecuali hari Sabat. Kita mulai bisa menangkap
sebenarnya Tuhan mau menguji
mereka dalam hal apa.
Yaitu dalam hal pemeliharaan Sabat hari ketujuh. Kejadian
ini adalah SEBELUM Tuhan
menurunkan 10 HukumNya di G. Sinai. Tuhan menguji keikhlasan
mereka memelihara SabatNya yang suci. Dan Alkitab bercerita bahwa beberapa
orang Israel keluar untuk memungut manna pada hari Sabat, tetapi mereka tidak
menemukan apa-apa.
And notice Exodus 16:28 what are the words that we find where
God is speaking to the Israelites that have gone out to look for manna and they
have found none. Here God says, “… ‘How long do you refuse to keep My…’” what? “… ‘My commandments and My laws?” Interesting. God had not yet revealed His Commandments or
His Laws. That comes in Exodus 20. So,
it must be that the Sabbath existed before God gave it at Mt. Sinai. Are you
understanding what I am saying? Because God says, “How long do you refuse to keep My commandments and My laws?” And this particular commandment had to do with not picking
up manna when? On the
Sabbath. It was a command ~ in other words ~ to observe God’s holy Sabbath.
Dan perhatikan
Keluaran 16:28, apa kata-kata yang kita temukan di sana yang diucapkan Tuhan
kepada bangsa Israel saat mereka keluar mencari manna tetapi tidak
menemukannya? Di sini Tuhan berkata, “…‘Berapa lama lagi kamu
menolak mengikuti…” apa? “…‘segala perintah-Ku dan hukum-Ku?’” Menarik.
Saat itu Tuhan belum mengungkapkan Perintah-perintahNya atau Hukum-hukumNya
(maksudnya 10 Perintah dan Hukum Taurat). Itu baru muncul di Keluaran pasal 20.
Jadi, dengan demikian, berarti hari
Sabat itu sudah ada sebelum Tuhan memberikan peraturanNya di G. Sinai.
Apa kalian paham apa yang saya katakan? Karena Tuhan berkata, “…‘Berapa lama lagi kamu
menolak mengikuti segala perintah-Ku dan hukum-Ku?’” Dan
perintah khusus yang sudah diberikan, berkaitan dengan larangan memungut manna pada hari apa? Pada hari Sabat.
Dengan kata lain, ini adalah
suatu perintah untuk memelihara hari Sabat Tuhan yang suci.
Now, it becomes obvious that God wanted to teach a profound
lesson through the manna. And we notice because after God gave manna to Israel,
He commanded the Israelites to take some of the manna and put it in a golden
pot and place it inside the Ark of the
Covenant. This must have been very, very important because there are only three
things that were in the Ark of the Covenant we are going to notice. There was
first of all the tables of the Law, the 10 Commandments. Secondly Aaron’s rod
that budded. And in the 3rd place a golden pot of manna. Let’s read
about that pot of manna.
Sekarang sudah
jelas bahwa Tuhan ingin mengajarkan suatu pelajaran yang mendalam lewat manna
ini. Dan kita tahu, karena setelah Tuhan memberikan manna kepada bangsa Israel,
Dia perintahkan agar bangsa Israel mengambil sejumlah manna dan menempatkannya
dalam sebuah wadah yang terbuat dari emas dan meletakkannya di dalam Tabut
Perjanjian. Jadi tentunya ini sangat, sangat penting, karena hanya ada tiga benda
yang ada di dalam Tabut Perjanjian yang akan kita lihat. Yang pertama adalah
kedua loh/tablet Hukum, ke-10 Perintah Tuhan. Yang kedua adalah tongkat Harun
yang bertunas. Dan yang ketiga adalah buli-buli emas yang berisi manna. Mari
kita membaca tentang buli-buli berisi manna ini.
Exodus 16:32-34 “Then Moses said, ‘This is the thing which the Lord has commanded: ‘Fill an omer with it…’” an omer is about half a gallon, “… ‘Fill an omer with it,
to be kept for your generations, that they may see the bread with which I fed
you in the wilderness, when I brought you out of the land of Egypt.’ And
Moses said to Aaron, ‘Take a pot and put an omer of manna in it, and lay it up
before the Lord, to be kept for
your generations.’ As the Lord commanded Moses, so Aaron laid it up before…” what? Remember what The Testimony is? The Tables of the
Testimony we talked about that last evening. “… so Aaron laid it up before the Testimony….”
Keluaran
16:32-34 “Musa berkata: ‘Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh…” satu
gomer itu kira-kira setengah gallon, “… ‘Ambillah segomer penuh untuk disimpan
turun-temurun, supaya mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di padang
gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir.’ Sebab itu Musa berkata kepada Harun:
‘Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan
tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun.’ Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa,
demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan…” apa?
Ingat apa itu Kesaksian? Loh Kesaksian yang kita bicarakan semalam. “… demikianlah buli-buli itu
ditempatkan Harun di hadapan tabut Kesaksian
Allah….” [NKJV yang diindonesiakan].
Now I want to read a passage from Hebrews 9, where it clearly
tells us that the pot of manna and Aaron’s rod and the 10 Commandments were
inside the Ark of the Covenant. Notice Hebrews 9:1-5, it says there “Then indeed, even the first covenant had ordinances of divine service and the earthly
sanctuary. For a tabernacle was prepared: the first part, in which was the lampstand, the table, and the
showbread, which is called the sanctuary…” which apartment is that? That is the Holy Place. And then it
continues saying in verse 3, “… and
behind the second veil, the part of the tabernacle which is called the Holiest of
All…” actually a better
translation is the Holy of Holies, “… which
had the golden censer and the ark of the covenant overlaid on all sides with
gold…” And now notice
what was in the Ark of the Covenant, it says, “… in which were the golden pot that had the
manna, Aaron’s rod that budded, and the tablets of the covenant; and
above it were the cherubim of glory overshadowing the mercy seat. Of these
things we cannot now speak in detail.”
So question: was the
manna in the Ark of the Covenant? Yes, it
was. Was Aaron’s rod in the Ark of the Covenant? Yes, we’ll talk about Aaron’s
rod later on in the series. The 10 Commandments of course were found inside the
Ark of the Covenant.
But now we have a little problem.
Sekarang,
saya mau membaca dari Ibrani pasal 9, di mana dikatakan bahwa buli-buli manna,
dan tongkat Harun yang bertunas, dan ke-10 Perintah ada di dalam Tabut
Perjanjian. Perhatikan Ibrani 9:1-5, dikatakan di sana “Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan
untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. Sebab telah dipersiapkan sebuah
kemah, bagian pertama di mana terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. yang disebut tempat yang kudus….” Bilik
yang mana ini? Ini adalah Bilik Suci. Dan kemudian dikatakan selanjutnya di
ayat 3: “… Dan di belakang tirai, adalah bagian dari kemah yang disebut tempat yang maha kudus….” Sebenarnya,
terjemahan yang lebih tepat adalah “Yang Terkudus dari Yang Kudus.” “… di mana terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut
perjanjian, yang semua sisinya disalut
dengan emas…” Dan
sekarang perhatikan apa yang ada di dalam Tabut Perjanjian itu, dikatakan, “… dan di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi
manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan
perjanjian, dan di atasnya dua kerub
kemuliaan menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal-hal
ini tidak lagi bisa kita bicarakan sekarang
secara terinci.” [NLJV yang diindonesiakan]
Jadi, pertanyaannya: Apakah manna ada di dalam Tabut
Perjanjian? Ya. Apakah tongkat Harun yang bertunas di dalam Tabut Perjanjian?
Ya. Dan kita akan berbicara tentang tongkat Harun ini nanti dalam seri ini. Dan
ke-10 Perintah sudah pasti ditemukan di dalam Tabut Perjanjian.
Tetapi sekarang kita punya masalah kecil.
It just so happens that Hebrews is describing the Tabernacle
that was built in the dessert. But what about Solomon’s Temple? Was the pot of
manna and was Aaron’s rod in the temple that Solomon built? This is where we
have a problem. Go with me to 1 Kings
8:9, it’s speaking here about the Ark of the Covenant, and notice a very
interesting detail. It says there “Nothing was in the ark except the two tablets
of stone which Moses put there at Horeb, when the Lord made a covenant
with the children of Israel, when they came out of the land of Egypt.” So in the Temple built by Solomon what was the only thing that
was found inside the Ark of the Covenant? Only, it says here, the what? The “tablets of stone which Moses put there at
Horeb.”
So immediately the question comes, what happened to the pot of manna and
what happened to Aaron’s rod in between the time of the wilderness Tabernacle
and the time of the temple that was built by Solomon? Is it just
perhaps the case that may be one of them is wrong, may be simply the book of Hebrews is wrong
when it says that the manna and Aaron’s rod are in the Ark of the Covenant and
then later you know in 1 Kings it says they weren’t in the Ark of the Covenant,
that there’s a discrepancy or contradiction in the Bible? No. We don’t accept the idea that there is a
contradiction in the Bible. And so, the question is how do you reconcile what
was in the Ark in the Tabernacle in the wilderness and what was in the Ark in
the temple that Solomon built? I want to present a quotation from Ellen White,
because she resolves this apparent problem.
Notice Early Writings p. 32. This is very, very interesting. And there
is Bible backing for what she says, I am
going to provide that in a few moments.
God took her in vision to the Heavenly Temple in the holy city the New
Jerusalem. And notice what she says, “In the holiest I saw an Ark;
on the top and sides of it was purest gold. On each end of the ark was a lovely
cherub, with its wings spread out over it. Their faces were turned toward each
other and they looked downward. Between the angels was a golden censer. Above
the ark, where the angels stood was an exceeding bright glory that appeared
like a throne where God dwelt….” that’s the Shekinah by the way. Then
she says, “…
Jesus stood by the ark, and as the saints’ prayers came up to Him, the incense
in the censer would smoke, and He would offer up their prayers with the smoke
of the incense to His Father…” And then here comes the portion of the quotation which is very interesting. She
says, “In the
ark was the golden pot of manna, Aaron’s rod that budded and the tables of
stone which folded together like a book….” What happened with the pot of
manna and Aaron’s rod that budded? It was what? It was transported to the Heavenly
Sanctuary. Because you can only have one Aaron’s rod that budded,
because if you have in Heaven one that is not Aaron’s rod that budded, then
it’s not going to be Aaron’s rod, right? It was Aaron’s rod that budded.
Interestingly enough, the book of Revelation strongly hints that the manna is in Heaven
because in Revelation 2:17 we are told that when Jesus comes He will take us to
Heaven and He will feed us with the hidden manna. And where is the manna
hidden? It is hidden in the Ark of the Covenant. So, the pot of manna is in Heaven, and
Aaron’s rod that budded is in Heaven now, somewhere in between the
tabernacle in the wilderness and the temple built by Solomon, these things were
placed in the heavenly Sanctuary.
Kebetulan yang
digambarkan di Ibrani adalah Tabernakel (Kemah Suci) yang dibangun di padang
gurun. Tetapi bagaimana dengan Bait Suci Salomo? Apakah buli-buli manna dan
tongkat Harun ada di Bait Suci yang dibangun Salomo? Di sinilah masalahnya.
Marilah bersama saya ke 1 Raja 8:9, yang berbicara mengenai Tabut Perjanjian.
Dan perhatikan ada detail yang sangat menarik. Dikatakan di sana, “Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang
diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan
perjanjian yang diadakan TUHAN dengan orang Israel pada waktu perjalanan mereka
keluar dari tanah Mesir.” Jadi, di dalam Bait Suci yang dibangun
Salomo, apakah satu-satunya benda yang ada di dalam Tabut Perjanjian? Di sini
dikatakan, hanya ada apa? “kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb.”
Jadi, langsung
muncul pertanyaan, apa yang terjadi
pada buli-buli manna dan apa yang terjadi pada tongkat Harun di antara waktu
Kemah Suci di padang gurun dengan Bait Suci yang dibangun oleh Salomo?
Mungkinkah salah satu dari kedua tulisan itu ada yang salah? Mungkinkah kitab
Ibrani itu salah mengatakan manna dan tongkat Harun ada di dalam Tabut
Perjanjian tetapi kemudian kita tahu dari 1 Raja-raja dikatakan mereka tidak
ada di dalam Tabut Perjanjian, jadi ada perbedaan atau kontradiksi dalam
Alkitab? Tidak. Kita tidak setuju dengan pemikiran bahwa ada kontradiksi dalam
Alkitab. Maka dengan demikian, pertanyaannya adalah bagaimana kita
merekonsiliasi apa yang ada di dalam Tabut yang di Kemah Suci di padang gurun
dengan apa yang ada di dalam Tabut di Bait Suci yang dibangun Salomo? Saya mau
menyampaikan suatu kutipan dari Ellen White, karena dia menyelesaikan masalah
yang ada ini. Perhatikan Early Writings, hal 32. Ini sangat, sangat
menarik. Dan ada bekking ayat Kitab Suci untuk apa yang dikatakan Ellen White,
itu akan saya berikan sebentar lagi. Tuhan membawanya dalam penglihatan ke Bait
Suci Surgawi di kota suci, Yerusalem Baru. Dan perhatikan apa yang dikatannya, “…di
Bilik Mahasuci, saya melihat sebuah Tabut; bagian atas dan sisi-sisinya dari
emas murni. Pada setiap ujungnya ada kerub yang indah, dengan sayap-sayap
mereka terbentang di atasnya. Wajah-wajah mereka berhadapan dan kepala mereka
tertunduk. Di antara malaikat-malaikat ini ada sebuah ukupan emas. Di atas
Tabut itu di mana malaikat-malaikat itu berdiri, ada suatu sinar kemuliaan yang
tampaknya seperti sebuah takhta di mana Tuhan bersemayam…” supaya tahu, itu adalah sang Shekinah. Lalu
Ellen White berkata, “…
Yesus berdiri di samping Tabut dan ketika doa orang-orang saleh naik kepadaNya,
dupa di dalam ukupan mengeluarkan asap, dan Yesus akan mempersembahkan doa-doa
mereka bersama dengan asap dupa itu kepada BapaNya…” Dan sekarang
tiba bagian dari kutipan ini yang sangat menarik. Dia berkata, “…Di dalam Tabut terdapat buli-buli emas manna, tongkat Harun
yang bertunas, dan loh-loh batu yang terlipat seperti sebuah buku…” Apa
yang terjadi dengan buli-buli manna dan
tongkat Harun yang bertunas? Itu telah diapakan? Itu telah dipindahkan ke Bait Suci Surgawi.
Karena cuma ada satu tongkat Harun yang bertunas, karena jika yang ada di Surga
itu bukan tongkat Harun yang bertunas, maka itu bukan tongkat Harun,
bukan? Itu adalah tongkat Harun yang
bertunas.
Yang menarik
adalah, kitab Wahyu menyatakan dengan
jelas bahwa manna itu ada di Surga karena di Wahyu 2:17 kita
diberitahu bahwa ketika nanti Yesus datang, Dia akan membawa kita ke Surga dan
Dia akan memberi kita makan manna yang tersembunyi. Dan di manakah manna itu
disembunyikan? Dia disembunyikan di dalam Tabut Perjanjian. Jadi, buli-buli manna ini ada di
Surga, dan tongkat Harun yang bertunas ada di Surga sekarang,
entah kapan antara Kemah Suci yang di padang gurun dan Bait Suci yang dibangun
Salomo, mereka ditempatkan di dalam Bait Suci Surgawi.
But now we need to ask the question, what
lesson did God want to teach with the manna?
What vitally important lesson would make it so significant that the
manna would be placed inside the Ark of the Covenant with the 10 Commandments?
Let’s examine this by going to the gospel of John 5:39-40, and then we’ll jump
down to verses 45-46. John 5:39-40, 45-56. Here Jesus is speaking to a group of
Jews and notice what He says, “You search the Scriptures…” which Scripture was He referring to? It had to be the Old Testament Scriptures
because at this point when Jesus is on earth, the New Testament has not been
written yet. So it’s the Old Testament Scriptures. “You search the Scriptures…” Jesus says, “… for in them you think you have eternal life; and
these are they which testify of…” whom? “… of Me,”
Jesus says. So
the question is to whom do the writings of Moses point? To whom does the
Scripture point? They point to Jesus. Now, let’s go to verse 40, Jesus says, “….But you are not willing to come to Me that
you may have life…” You go to the Scriptures because you want
eternal life, you think there is eternal life is in them, and yet you don’t
want to come to Me, those Scriptures point to Me that you might have eternal
life. Then notice verse 45 “…. Do not think that I shall accuse you to
the Father; there is one who
accuses you—Moses, in whom you trust….” And now comes the key portion of the verse. “….For if you believed Moses, you would believe Me; for he
wrote about Me.” About whom did Moses write? He wrote about Jesus. To whom
did the Scriptures give testimony? They gave testimony to Jesus. In other
words, the writings of Moses are centered in Jesus Christ.
Tetapi
sekarang kita perlu bertanya, pelajaran apa yang ingin diajarkan Tuhan lewat
manna ini? Pelajaran penting dan vital apa, yang membuat manna
itu begitu berarti sehingga ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian bersama
dengan ke-10 Perintah? Marilah kita periksa ini dengan ke injil Yohanes
5:39-40, lalu kita akan lompat ke ayat 45-46. Yohanes 5:39-40, 45-46. Di sini
Yesus sedang berbicara kepada sekelompok orang Yahudi, dan perhatikan apa
kataNya, “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci…”
Kitab Suci mana yang dimaksud Yesus? Harus kitab suci
Perjanjian Lama, karena pada saat ini, ketika Yesus masih hidup di dunia,
Perjanjian Baru belum ditulis. Jadi ini adalah Perjanjian Lama. “…Kamu menyelidiki
Kitab-kitab Suci…” kata Yesus, “… sebab kamu menyangka di dalamnya kamu mendapatkan
hidup yang kekal, dan kitab-kitab itulah yang memberi
kesaksian tentang…” siapa?
“… tentang
Aku…” kata Yesus. [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi pertanyaannya adalah, tulisan-tulisan Musa itu mengacu kepada siapa? Kitab-kitab
Suci [Perjanjian Lama] itu mengacu kepada siapa? Mereka menunjuk kepada Yesus.
Sekarang marilah kita ke ayat 40, “… namun kamu tidak mau datang kepada-Ku
untuk memperoleh hidup itu…” Kamu datang kepada Kitab-kitab Suci
karena kamu mau mendapatkan hidup kekal, kamu sangka di dalamnya ada hidup
kekal, namun demikian kamu tidak datang kepadaKu. Kitab-kitab suci itu mengacu
kepadaKu agar kamu bisa mendapatkan hidup kekal. Lalu perhatikan ayat 45 “….Jangan kamu menyangka,
bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; ada
seorang yang akan mendakwamu ~ yaitu Musa, yang kamu percayai…” dan sekarang kita tiba pada porsi kunci
dari ayat ini. “… Sebab seandainya kamu percaya kepada Musa, tentu kamu
akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia menulis tentang Aku.”[ NKJV yang diindonesiakan]. Jadi
Musa menulis tentang siapa? Dia menulis tentang Yesus. Kitab Suci bersaksi
tentang siapa? Kitab Suci bersaksi tentang Yesus. Dengan kata lain,
tulisan-tulisan Musa berpusat pada Yesus Kristus.
Now, we want to
study one particular verse and and we are going to study other verses in
relationship to it, but there is one particular verse that I want us to take a
look at.
Deuteronomy 8:3
one verse from the writings of Moses. Deuteronomy 8:3, here God is speaking
about when He gave the manna and the reason why He gave the manna. Remember, the manna
lesson is significant, it’s a test for Israel to see whether they were going to
keep God’s Sabbath or not. And it was so
important that God placed the pot of manna in the Ark of the Covenant. And it’s
in Heaven right now. It must be tremendously significant. Now, notice
Deuteronomy 8:3 “So He humbled you…” Moses is describing this episode of
Israel’s history. “So He humbled you, allowed you to hunger, and fed you
with manna which you did not know nor did your fathers know…” Now, why did God give the manna? You know, most of the
time I asked that question, people would say “Oh, because the people were in
the dessert and they needed food to eat.” But that’s not the main reason why
God gave the manna. Notice the reason
that is clearly expressed here: “So He humbled you, allowed you to hunger, and fed you
with manna which you did not know nor did your fathers know that…” here comes the reason, “…that He might make you know that man shall not
live by bread alone; but man lives by every word that proceeds from the mouth of the Lord.” What did the manna represent? THE MANNA REPRESENTED THE WORD OF GOD.
Because He said, “man shall not live by bread alone; but… by
every word that proceeds from
the mouth of the Lord.” In other words, the manna represented God’s Word.
Sekarang kita akan mempelajari satu ayat khusus dan kita
akan mempelajari ayat-ayat yang lain sehubungan dengan itu, tetapi ada satu
ayat khusus yang saya mau kalian perhatikan. Ulangan 8:3, satu ayat dari
tulisan Musa. Ulangan 8:3, di sini Tuhan sedang berbicara mengenai saat Dia
menurunkan manna, dan alasan mengapa Dia memberi manna. Ingat, pelajaran manna itu sangat
berarti. Itu merupakan ujian bagi bangsa Israel untuk melihat apakah mereka
akan memelihara Hari Sabat Tuhan atau tidak. Dan itu sebegitu pentingnya hingga
Tuhan menempatkan buli-buli berisi manna di dalam Tabut Perjanjian. Dan
sekarang buli-buli itu ada di Surga. Berarti, maknanya sangat penting.
Nah, perhatikan Ulangan 8:3 “Jadi Ia merendahkan kamu…” Musa sedang melukiskan episode ini dalam sejarah Israel. “Jadi Ia
merendahkan kamu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang
tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu…” Nah, mengapa Tuhan memberikan manna? Tahukah kalian,
setiap kali saya mengajukan pertanyaan itu, kebanyakan orang akan berkata, “Oh,
karena orang Israel berada di padang gurun dan mereka membutuhkan makanan.”
Tetapi itu bukan alasan utama mengapa Tuhan memberikan manna. Perhatikan alasan
yang dengan jelas dinyatakan di sini: “Jadi Ia
merendahkan kamu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang
tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu untuk …” sekarang kita lihat alasannya, “… untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Apa yang dilambangkan oleh manna? MANNA MELAMBANGKAN SEGALA YANG DIUCAPKAN [FIRMAN] TUHAN. Karena Tuhan
berkata, “…manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Dengan kata lain, manna melambangkan Firman Tuhan.
The Bible makes
it clear that the manna was more than just physical food. Go with me to 1
Corinthians 10:1-4 where the apostle Paul is reminiscing about some of the
experiences of Israel’s history. 1 Corinthians 10:1-4. The manna was not
primarily physical food although it did provide physical nourishment. But
that’s not the main reason why God gave the manna. He gave it to show Israel that man lives by “every word that proceeds from the mouth of the Lord.” Now, let’s notice
1 Corinthians 10:1 “Moreover,
brethren, I do not want you to be unaware that all our fathers were under the
cloud, all passed through the sea, all were baptized into
Moses in the cloud and in the sea…” and now listen up, “… all
ate the same spiritual food, and all drank the same spiritual
drink…” that’s the
water that came from the Rock. And notice, “… For they drank
of that spiritual Rock that followed them, and that Rock was Christ.” Was the manna symbolic? Did it have a
spiritual lesson? Yes. Was the water that came from the rock symbolic, did it
represent something beyond literal H2O? Absolutely! Was the literal rock a symbol of
a much more profound spiritual truth? Abolutely!
Alkitab
membuatnya jelas bahwa manna itu lebih daripada hanya makanan fisik. Marilah
bersama saya ke 1 Korintus 10:1-4 di mana rasul Paulus sedang bernostalgia
tentang beberapa pengalaman dari sejarah Israel. 1 Korintus 10:1-4. Fungsi
utama manna itu bukan makanan fisik, walaupun dia memberikan nutrisi fisik.
Tetapi itu bukan alasan utama mengapa Tuhan memberikan manna. Tuhan memberikan
manna itu untuk menunjukkan kepada Israel bahwa manusia hidup oleh “segala yang diucapkan TUHAN.” Sekarang,
mari kita perhatikan 1 Korintus 10:1 “Lagi pula, Saudara-saudara, aku tidak mau jika kamu tidak menyadari, bahwa nenek moyang kita semua
berada di bawah perlindungan awan, mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua
telah dibaptis dalam awan dan dalam laut…” sekarang dengarkan baik-baik, “… Mereka semua makan
makanan rohani yang sama dan mereka
semua minum minuman rohani yang sama…” yaitu air yang keluar dari batu. Dan
perhatikan, “… sebab
mereka minum dari Batu Karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu
ialah Kristus.”
[NKJV yang diindonesiakan]. Apakah manna itu suatu lambang? Apakah
dia mengandung pelajaran rohani? Ya. Apakah air yang keluar dari batu itu suatu
lambang, apakah dia mewakili sesuatu jauh di atas H2O biasa? Tepat
sekali. Apakah batu itu merupakan lambang kebenaran rohani yang jauh lebih
mendalam? Tepat sekali.
So we know that
the manna represents the Word of God and it’s a spiritual food. But the
question is, who is the Word of God? Go with me to John 1:1 and then we’ll go
down to verse 14. “ In the beginning was the Word, and the Word was with God,
and the Word was God…” And then it says in verse 14, the first part of the verse “… And the Word became flesh and dwelt
among us…” Who is the Word? The Word is Jesus Christ.
So what did the
manna represent? The manna represented Jesus! Let me prove it to you with a clear
text from the gospel of John. John 6:48-50. Spiritually speaking the manna
represented Jesus Christ because Jesus Christ is the Word of God. He is the
Speech of God the Father, He reveals God the Father. He teaches what God the
Father told Him to say. Notice John 6:48-50, here Jesus is speaking, and He
says, “I am the bread of life. Your fathers ate the manna in the wilderness, and are
dead. This is the bread which comes down from
heaven, that one may eat of it and not die.” So what did the manna represent? The manna represented the Word of God, and the
Word of God is who? The Word of God is Jesus.
Jadi
kita tahu bahwa manna itu mewakili Firman Tuhan, dan itu adalah makanan rohani.
Tetapi pertanyaannya adalah, siapakah Firman Tuhan? Marilah bersama saya ke
Yohanes 1:1, lalu kita akan ke ayat 14. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah….” Kemudian
dikatakan di ayat 14, bagian yang pertama, “Firman itu telah menjadi daging, dan diam di antara kita…” Siapakah
Firman itu? Firman itu Yesus Kristus.
Jadi
manna itu melambangkan apa? Manna
itu melambangkan Yesus! Saya akan membuktikannya kepada kalian
dengan suatu ayat yang jelas dari injil Yohanes. Yohanes 6:48-50. Secara
rohani, manna itu mewakili Yesus Kristus karena Yesus Kristus adalah Firman
Tuhan. Dialah Kata-kata Allah Bapa, Dialah yang menyatakan Allah Bapa. Dialah
yang mengajarkan apa yang disuruh Allah Bapa kepadaNya untuk dikatakan. Perhatikan Yohanes 6:48-50, di sini Yesus
sedang berbicara, dan Dia berkata, “Akulah roti hidup. Nenek
moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga, agar orang boleh
memakannya dan tidak mati.” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi apa yang dilambangkan oleh manna ini? Manna itu melambangkan Firman
Tuhan, dan Firman Tuhan itu siapa? Firman Tuhan itu Yesus.
But let’s
become a little bit more specific. Not only did the manna represented Jesus
generally, but there was something specific about Jesus that was represented by
the manna. Some aspects of Jesus that was represented by the manna. Let’s go to
John 6:51, the very next verse. Jesus says here, “I am the living
bread which came down from heaven. If anyone eats of this bread, he will live
forever…” and now listen
carefully, “…
and the bread that I shall give is My flesh,
which I shall give for the life of the world.” What does the manna specifically represent
about Jesus? It represents His what? It represents His flesh, did you get that
point?
So, the manna
represents the Word of God.
The Word of God
represents Jesus.
But
specifically what does the manna represent concerning Jesus? It represents His
what? His flesh. Don’t forget that. That’s key for everything that we are going
to study. THE
MANNA REPRESENTED HIS FLESH.
Tetapi marilah kita lebih spesifik sedikit. Manna itu
bukan hanya mewakili Yesus secara umum, tetapi ada suatu bagian yang spesifik
dari Yesus yang diwakili oleh manna itu. Suatu aspek dari Yesus yang
dilambangkan oleh manna ini. Marilah kita ke Yohanes 6:51, ayat berikutnya.
Yesus berkata di sini, “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya…” dan sekarang dengarkan baik-baik, “…dan roti yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku,
yang akan Kuberikan demi hidupnya dunia.” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi manna itu khususnya mewakili apanya Yesus? Manna itu
melambangkan apaNya? Melambangkan
dagingNya. Apakah kalian menangkap poin ini?
Jadi,
manna itu melambangkan Firman Tuhan.
Firman
Tuhan melambangkan Yesus.
Tetapi
secara khusus manna itu melambangkan apanya Yesus? Melambangkan apaNya?
DagingNya. Jangan lupa. Itu adalah kunci dari semua yang akan kita pelajari. MANNA MELAMBANGKAN DAGING YESUS.
Now, let’s go
to Exodus 16:19-20. See, we have to go back to the Old Testament to the manna
episode, because Jesus is speaking about the manna, so what better place to
discover what He wants to teach than by going back to the manna episode in the
Old Testament. Notice Exodus 16:19-20. How many days was the manna supposed to
be picked up? It was supposed to be
picked up 6 days. Which was the only day in which the manna was not to be
picked up? It was not to be picked up on the Sabbath.
Now, what
happened when somebody picked up manna on Wednesday and saved it for
Thursday? Or any other day, other than
the Sabbath? Let’s read about it. Exodus 16:19-20 “And Moses said, ‘Let no one leave any of it
till morning.’ Notwithstanding they did not heed Moses….” So, they didn’t pay any attention to Moses, “… But some of them left part of it until
morning…” and now two things happened with the manna, which represents what? The
flesh of Jesus, don’t forget that. Two things happened with the manna, that was
picked up not on Friday for Sabbath, but on some other day, which is not
identified here, and so it says, “…and it bred…” what? “… it bred worms
and stank….” Is this ordinary bread? If you go to the grocery store and you buy a
loaf of bread, and you don’t open it today you open it tomorrow, when you open
the package tomorrow it has worms, right?
And stinks. No! Well, now let’s
suppose you leave it in the package for a week, and you don’t open the package
till a week from now. When you open the package, woooo, it stinks, and it’s
full of worms? No. Absolutely not. Let me ask you, what is it that breeds worms and
stinks? It is dead what? Dead, decomposing flesh. Am I right?
Absolutely.
Nah, marilah kita ke Keluaran 16:19-20. Coba lihat, kita
harus kembali ke Perjanjian Lama ke episode manna, karena Yesus sedang
berbicara tentang manna, jadi tidak ada tempat yang lebih baik daripada kembali
ke Perjanjian Lama ke episode manna untuk menemukan apa yang mau diajarkan
Yesus tentang hal itu. Perhatikan Keluaran 16:19-20. Berapa harikah seharusnya
manna itu dipungut? Seharusnya manna dipungut selama 6 hari [setiap minggu].
Satu-satunya hari di mana manna itu tidak boleh dipungut adalah hari apa? Manna
tidak boleh dipungut pada hari Sabat.
Sekarang, apa yang terjadi saat ada orang yang memungut
manna pada hari Rabu dan menyimpannya hingga hari Kamis? Atau pada hari mana
saja selain disimpan untuk hari Sabat? Mari kita baca tentang hal ini. Keluaran
16:19-20 “Musa berkata kepada mereka: ‘Jangan ada seorang pun yang menyisakannya [= manna yang sudah dipungut] hingga
keesokan harinya.’ Walaupun demikian [sudah diperingatkan], mereka tidak mendengarkan Musa…” Jadi, mereka tidak menggubris Musa, “… dan ada yang
menyisakannya hingga pagi…” dan
sekarang dua hal terjadi pada manna itu. Manna itu melambangkan apa? Daging Yesus, jangan lupa. Ada dua hal yang
terjadi pada manna yang tidak dipungut pada hari Jumat untuk Sabat, melainkan
yang dipungut pada hari lain yang tidak disebutkan di sini hari apa. Maka
dikatakan, “… lalu tumbuh ulat dan berbau busuk….” [NKJV yang diindonesiakan] Apakah ini roti biasa? Jika kita pergi ke toko dan
membeli sepotong roti dan kemasannya tidak kita buka hari ini tapi baru dibuka
besoknya, apakah saat kita buka keluar
ulatnya dan berbau busuk? Tidak! Nah, seumpama roti itu kita biarkan saja dalam
kemasannya selama seminggu, dan tidak kita buka hingga seminggu kemudian, saat
kita buka, woooo apakah bau busuk dan penuh ulat? Tidak. Pasti tidak. Coba saya
tanya, apa yang mengeluarkan
ulat dan berbau busuk? Itu adalah apa yang mati? Daging mati yang membusuk. Apakah saya benar? Pasti.
But now notice
what happens when the manna was picked up on Friday for Sabbath. Exodus
16:23-24. And what does the manna represent? The flesh of Jesus, very well.
Exodus 16:23-24 “Then he said to them, ‘This is what the Lord has said: ‘Tomorrow is a Sabbath rest, a holy Sabbath to
the Lord….” Notice it’s not a Sabbath for the Jews, but
a holy Sabbath to the Lord. “… Bake what you will bake today…” that is on
Friday, “…
and boil what you will boil; and lay up for yourselves all that remains, to be
kept until morning.’ So they laid it up till morning, as Moses
commanded…” And now notice, it’s very interesting, it says, “…
and it did not…” what? “…
it did not stink, nor were there any worms in it.” You know, I did a word search of the word
“stink”. You remember the story of Lazarus?
You know when Jesus said, “Take away the stone,” what did the people
say? “Lord, he stinketh,” to use good old King James language. “He stinketh,
Lord.” It’s a corpse that stinks, right? And a corpse that breeds worms. And
so, when
the manna was picked up on Friday and saved for the Sabbath, it was as fresh on
Sabbath as it had been on Friday. Now, what was God trying to teach?
Tetapi
sekarang perhatikan apa yang terjadi pada manna yang dipungut pada hari Jumat
untuk Sabat. Keluaran 16:23-24. Sekali lagi, manna itu melambangkan apa? Daging
Yesus, bagus. Keluaran 16:23-24 “Lalu berkatalah Musa kepada mereka: ‘Inilah yang dikatakan TUHAN: ‘Besok adalah hari perhentian
penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN…” Perhatikan, Sabat itu bukan bagi bangsa
Yahudi, tetapi Sabat yang kudus bagi Tuhan. “… ‘maka roti yang perlu kamu bakar hari
ini’…” yaitu pada hari Jumat, “… ‘bakarlah, dan apa yang perlu kamu rebus, rebuslah;
dan kumpulkan untukmu segala kelebihannya, untuk
disimpan sampai pagi.’ Maka mereka mengumpulkannya sampai keesokan harinya,
seperti yang diperintahkan Musa…” Sekarang perhatikan, ini sangat
menarik, dikatakan di sini, “… dan itu
tidaklah berbau…” apa? “… tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di
dalamnya.” [NKJV yang diindonesiakan]. Kalian tahu, saya pernah menyelidiki
tentang kata “bau busuk” ini. Kalian ingat kisah Lazarus? Kalian tahu ketika
Yesus berkata, “Angkat batu itu,” apa yang dikatakan orang-orang? “Tuhan, dia
sudah berbau.” Memakai istilah KJV “stinketh.” “Dia sudah berbau, Tuhan.” Yang berbau (busuk) adalah mayat, bukan? Dan mayatlah yang mengeluarkan ulat. Maka, ketika manna itu dipungut pada
hari Jumat dan disimpan untuk Sabat, pada hari Sabat manna itu masih tetap
segar sebagaimana pada saat dia dipungut pada hari Jumat. Nah, apa yang mau diajarkan Tuhan
dengan ini?
We need to go to the
gospels to understand the interpretation of what God was trying to teach. Let’s
take a look at last three declarations of Jesus on the cross. Matthew 27:46 has
the 5th declaration of Jesus Christ, on the cross before His death.
Matthew 27:46 and listen carefully to what it says. It says, “And about the ninth hour…”
was it the 9th
hour yet? No. It was “… about the ninth
hour Jesus cried out with a loud voice, saying, ‘Eli, Eli, lama sabachthani?’
that is, ‘My God, My God, why have You forsaken Me?’” So that’s the 5th
declaration on the cross.
Let’s go to nr. 6, John 19:30 it says there, “So when Jesus had
received the sour wine, He said, ‘It is…” what?
“… ‘It is finished!’ And bowing His head, He gave up His spirit.” But you know, Matthew and John don’t give the whole story,
because there was a declaration that was given before this one, it’s just not recorded in the gospel of John.
You say, “What declaration is that?” Go with me to Luke 23:46 this was the last
declaration of Jesus on the cross after He said “It is finished.” Notice Luke
23:46, “And when Jesus had cried out with a loud voice, He said, ‘Father, into Your hands I commit My spirit.’ Having said this, He…” what? “… He breathed His last.” So, Jesus said, “My God,
My God, why hast Thou forsaken Me?” It was about the 9th hour. Probably shortly after that, He said, “It is
finished.” And then, exactly at the 9th hour, He said,
“Father, into Your hands I command My spirit.” And you say, “How do you
know that it was exactly at the 9th hour?”
Kita harus ke kitab-kitab injil untuk memahami
interpretasi dari apa yang mau diajarkan Tuhan. Marilah kita melihat ke tiga
deklarasi terakhir yang dibuat Yesus di atas salib. Matius 27:46 adalah
deklarasi ke-5 dari Yesus Kristus di atas salib sebelum kematianNya. Matius
27:46 dan dengarkan baik-baik apa yang dikatakan di sini, “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus
dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Catatan: Alkitab Bahasa Indonesia sudah langsung menulis “jam
tiga” tetapi tulisan aslinya adalah “jam yang ke-9”, jadi dalam pelajaran ini nanti akan dijelaskan apa yang
dimaksudkan dengan “jam yang ke-9.” Kita lihat saja penjelasannya. Untuk itu ayat
ini kita ambil dari NKJV yang diindonesiakan.
“Kira-kira jam yang ke sembilan…” apakah sudah jam yang ke-9? Tidak. Waktu itu "Kira-kira jam
yang ke sembilan berserulah Yesus
dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Nah, ini adalah deklarasi ke-5 di atas salib.
Marilah
kita sekarang ke deklarasi ke-6. Yohanes 19:30, dikatakan di sana, “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: ‘Sudah…” apa?
“… ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia
menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” Tetapi, ketahuilah, Matius dan Yohanes tidak memberikan
seluruh ceritanya, karena ada suatu deklarasi yang diberikan sebelum deklarasi
yang ini, tetapi itu tidak dicatat dalam injil Yohanes. Kalian berkata,
“Deklarasi apa itu?” Marilah bersama saya ke Lukas 23:46. Ini adalah deklarasi
terakhir dari Yesus di atas salib setelah Dia berkata “Sudah selesai.” Perhatikah Lukas 23:46, “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya
Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku.’
Dan sesudah berkata demikian Ia…” apa? “… Ia menarik
napasNya yang terakhir.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi
Yesus berkata, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” itu menjelang jam yang ke-9. Mungkin tidak lama setelah
itu Dia berkata, “Sudah selesai.” Lalu
tepat pada jam yang ke-9,
Dia berkata, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku.”
Dan kalian berkata, “Dari mana bisa tahu bahwa itu
terjadi tepat pada jam yang ke-9?”
Do you know
what time the 9th hour is? It’s 3 o’clock in the afternoon. So you say,
“So, oh, the 9th hour you say is 3 o’clock, how can it be 3
o’clock?” Because the Jews they reckoned
hour nr. 1 at 6 o’clock in the morning. And hour nr. 12 was at sunset. And so
hour nr. 9 was at 3 o’clock in the afternoon.
Tahukah kalian “jam yang ke-9” itu pukul berapa? Itu
pukul 3 sore. Kalian berkata, “Oh, jadi jam ke-9 itu pukul 3 sore? Kok bisa?”
Karena orang Yahudi menghitung jam yang pertama itu pukul 6 pagi, dan jam ke-12
itu saat matahari terbenam. Maka jam ke-9 adalah pukul 3 sore.
I want you to
notice Exodus 12:6, I want you to show you when Jesus died exactly and
specifically. Exodus 12:6, it’s speaking about the death of the Passover lamb.
You remember when we talked about the death of the Passover lamb? When was it
supposed to be sacrificed? On the 14th day of Nissan, right? The
month of Nissan, first month of the religious year of the Jews, and at what
time was it sacrificed? It was sacrificed, notice Exodus 12:6, it gives us the hour. “Now you shall keep it until the fourteenth
day of the same month…” that’s the month of Nissan, “…Then the whole
assembly of the congregation of Israel shall kill it…” when? “…at twilight.” Now, that’s not a good translation. Other
versions say “at evening”, but literally in the Hebrew language in which this
verse was written, it says, “between the two evenings”. You know, it
doesn’t say “twilight”, it doesn’t say “evening”, it says literally “between
the two evenings”.
And you say,
“What is this ‘between the two evenings’ thing?
Well, let me explain. Among the Jews,
· the first evening was when the sun reached
its zenith and began its descent in the afternoon hours.
· The second evening was actually when the
sun set.
Are you
understanding? I am going to read you a
statement from a commentary. I’ve looked at several commentaries and they all
agree on this. So when the sun reached
its zenith at noon that was the first evening because the sun now was beginning
its afternoon hours it was beginning its descent. The second evening was when
the sun set. Incidentally in Spanish we say “las horas de la mañana y las horas de la tarde”, the afternoon. And so, the two evenings
are: Noon and 6 o’clock.
Let me read you
a commentary from Jamieson-Fausset-Brown this is not an SDA Commentary
on Exodus 12:6 “Between
the two evenings, is a phrase denoting the part of a day between the declining
and the setting sun, or between noon and sunset.”
Saya ingin kalian perhatikan Keluaran 12:6. Saya mau
tunjukkan kapan persisnya Yesus mati. Keluaran 12:6 berbicara tentang kematian
domba Passah. Kalian ingat ketika kita membahas kematian domba Passah? Kapan
domba itu seharusnya dikurbankan? Pada hari ke-14 Nissan, betul? Bulan Nissan
adalah bulan pertama dalam kalender reliji bangsa Yahudi. Dan pada waktu apa
domba itu dikurbankan? Keluaran 12:6 memberikan waktunya kapan domba itu
dikurbankan. “Kamu harus mengurungnya sampai hari yang
keempat belas bulan ini…” yaitu
bulan Nissan, “… lalu seluruh jemaah Israel yang
berkumpul, harus menyembelihnya…” kapan? “… pada waktu senja.” Nah, ini
bukan terjemahan yang baik. Sebenarnya, secara
harafiah dalam bahasa Ibrani yaitu bahasa yang dipakai menulis ayat ini,
dikatakan, “di antara dua malam” Kalian
tahu, tidak dikatakan “senja” dan tidak dikatakan “malam”, tetapi secara
harafiah adalah “di antara dua malam”
Dan kalian berkata, “Apa maksudnya ini ‘di antara dua
malam’?” Baiklah, saya jelaskan. Bagi orang Yahudi,
·
malam yang petama adalah setelah matahari mencapai
puncaknya dan mulai perjalanannya menurun di jam-jam sore.
·
Malam yang kedua adalah ketika matahari itu terbenam.
Apakah kalian paham? Saya akan membacakan sebuah ulasan
dari suatu komentar. Saya sudah mempelajari beberapa komentar dan mereka
semuanya sepakat. Jadi ketika matahari mencapai puncaknya pada waktu tengah
hari, itulah dimulai perhitungan malam yang pertama karena matahari sekarang
mulai menurun dan memasuki jam-jam sorenya. Malam yang kedua adalah pada waktu
matahari terbenam. Dalam bahasa Spanyol kita sebut “las
horas de la mañana y las horas de la tarde”, artinya sore.
Maka kedua malam itu adalah: tengah hari dan pukul 6 petang.
Saya akan membacakan komentar dari Jamieson-Fausset-Brown
tentang Keluaran 12:6. Ini bukan
komentari MAHK. “Di antara dua malam, adalah istilah yang
dipakai untuk menggambarkan bagian dari suatu hari antara penurunan dan
terbenamnya matahari, atau antara tengah hari dan magrib.”
So what time
did Jesus die? He died at the 9th hour, which is exactly between
when? The 6th hour, which
would be noon, and the 12th hour which would be sunset. Jesus died
at the 9th hour exactly at 3 o’clock in the afternoon. Are you
following me or not? Very, very
important. In other words, Jesus said “into Your hands I command My spirit.” and it was exactly at 3 o’clock and at that
moment the temple veil rent in two, there was an earthquake, and the lamb
escaped from the hand of the priest.
Jadi pukul berapa Yesus mati? Dia mati pada jam ke-9,
yaitu persis antara apa? Antara jam ke-6 yaitu tengah hari, dan jam ke-12 yaitu
saat matahari terbenam. Yesus mati tepat pada jam ke-9, yaitu tepat pukul 3
sore. Apakah kalian bisa mengikuti? Ini amat sangat penting. Dengan kata lain, Yesus
berkata, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku.”
itu tepat pukul 3 sore
dan pada saat itu tirai di Bait Suci robek menjadi dua, terjadi gempa bumi, dan
si domba yang akan disembelih melarikan diri dari tangan imam.
Now, let me ask
you, when Jesus said “It is finished, into Your hands I command My spirit” had He made perfect provision for
salvation? Did He have a
perfect life to offer everyone who comes to Him in repentance to take place of
your sinful life? Absolutely. Had he died the death that everyone should die,
and if I come to Him in faith and in repentance and I’ll confess my sins, He’ll
take His death and place it to my account as if it was my death? Absolutely. Jesus when He said “It is finished, into Your hands I command My spirit” He had made perfect provision for salvation.
Nah, coba saya tanya, ketika Yesus berkata, “Sudah selesai,
ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku” apakah Dia
sudah membuat persediaan yang sempurna untuk keselamatan? Apakah Dia punya
hidup yang sempurna yang bisa ditawarkannya kepada siapa pun yang datang
kepadaNya dalam pertobatan untuk menggantikan kehidupan kita yang berdosa?
Tentu saja. Apakah Yesus sudah menjalani kematian yang seharusnya dijalani
setiap orang, sehingga bila saya datang kepadaNya dengan iman dan pertobatan,
dan saya mengakui dosa-dosa saya, maka Dia akan mengambil kematianNya dan
memperhitungkannya sebagai kematian saya, seolah-olah itu adalah kematian saya?
Tentu saja. Ketika Yesus berkata, “Sudah selesai,
ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku” Dia telah membuat persediaan yang sempurna untuk
keselamatan.
Now, Jesus died
at 3 o’clock in the afternoon, but listen up. After the death of the lamb, the
lamb had to be prepared. Because after sunset, the Jews partook of the feast of
unleavened bread. So for 3 hours in the afternoon, from 3 o’clock until sunset,
what they did was they roasted the lamb wholly, they cleaned it up and they
prepared it and they roasted it and then after sundown, they ate the lamb,
along with unleavened bread and also with bitter herbs.
Now, let me ask
you. When Jesus died at 3 o’clock in the afternoon was it necessary to prepare
the body of Jesus? Just look at everything that had to happen between 3 and
shortly before sundown. They had to ask Pilate for the body of Jesus, Joseph of
Arimathaea. They had to take Him down from the cross. They had to clean His
body, they had to embalm Him and wrap Him in linen. They had to transport Him
to the place where He was going to be buried. They had to bury Him, and they
had to roll the stone in front of the tomb. Would that take 5 minutes to do all
of that? Of course not. Actually this is the preparation of Jesus to be buried,
the
unleavened bread represents the body of Jesus, because leaven
represents sin, and in Jesus there was no sin.
Nah, Yesus mati pada pukul 3 sore, tetapi dengarkan
baik-baik. Setelah kematian si domba, domba itu harus disiapkan. Karena setelah
matahari terbenam orang-orang Yahudi mengambil bagian dalam perayaan roti tidak
beragi. Jadi selama 3 jam sore itu, mulai pukul 3 sore hingga matahari terbenam,
apa yang mereka lakukan adalah mereka harus membakar domba itu utuh-utuh.
Mereka bersihkan domba itu dan mereka persiapkan lalu mereka bakar, kemudian
setelah matahari terbenam, mereka makan bersama roti tidak beragi dan sayur
(daun-daunan) pahit.
Coba saya tanya sekarang, ketika Yesus mati pukul 3 sore,
apakah tubuhNya perlu disiapkan? Lihat saja semua hal yang harus dilakukan
antara pukul 3 sore dan menjelang matahari terbenam. Mereka harus minta kepada
Pilatus untuk mendapatkan tubuh Yesus (oleh) Yusuf Arimatea. Mereka harus
menurunkanNya dari salib. Mereka harus
membersihkan tubuhNya, mereka harus merempah-rempahi tubuhNya, dan mereka harus
membungkusNya dengan kain lenan. Mereka
harus membawa tubuhNya ke tempat di mana Dia akan dikuburkan. Mereka harus
menguburkanNya, dan mereka harus meletakkan batu besar di depan lubang kubur
itu. Apakah semua ini cukup dilakukan dalam waktu 5 menit? Tentu saja tidak.
Sesungguhnya inilah pekerjaan persiapan untuk menguburkan Yesus. Roti yang tidak beragi melambangkan
tubuh Yesus karena ragi mewakili dosa, dan di dalam Yesus tidak
ada dosa.
Now, let’s take
a look at the sequence of days, so we can understand a little bit better what
is happening here. Was Jesus buried before sundown on Friday? Yes. You remember
that they felt an urgency because “We
have to hurry! We’ve got to get Him of off the cross because He has to be
buried before sundown.” And so Jesus right before sundown, He was placed in the
tomb. Now, let’s look at the biblical sequence of days. Go with me to Luke
23:54, and we’ll read through to verse 56.
Luke 23:54-56,
I want you to see the sequence. It’s speaking about the day of His death, first
of all, “That day was the Preparation, and the Sabbath drew near…”
was the Sabbath there yet? No. The Sabbath was what? The Sabbath was near when Jesus
died. Verse 55, “… And the women who had
come with Him from Galilee followed after, and they observed the tomb and how
His body was laid….” So, His body is laid in the tomb, what day? Friday, which is which day of
the week? Day nr. 6, very well. And then notice verse 56. “…Then they returned and prepared spices
and fragrant oils. And they rested on the Sabbath according to the
commandment…” which commandment? The 4th commandment of God’s holy Law. “… they rested on the Sabbath according to the
commandment…”
Nah, marilah kita melihat ke urut-urutan harinya supaya
kita bisa memahami sedikit lebih baik apa yang terjadi di sana. Apakah Yesus
dikuburkan sebelum matahari terbenam hari Jumat? Ya. Kalian ingat bahwa mereka
merasa tergesa-gesa karena “Kita harus cepat-cepat! Kita harus menurunkan Dia
dari sablib karena Dia harus dikuburkan sebelum matahari terbenam.” Maka tepat
sebelum matahari terbenam, Yesus ditempatkan di dalam kubur. Sekarang, marilah
kita lihat dalam Alkitab tentang urut-urutan hari ini. Marilah bersama saya ke
Lukas 23:54, dan kita akan membaca hingga ayat 56.
Lukas 23:54-56, saya mau kalian memperhatikan urutannya.
Ini berbicara pertama-tama tentang hari kematianNya, “Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir
mulai…” Apakah
Sabat sudah tiba? Belum. Sabatnya bagaimana? Sabatnya hampir mulai ketika Yesus
mati. Ayat 55, “…Dan perempuan-perempuan yang
datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat
kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan…” Jadi, tubuhNya
dibaringkan di dalam kubur, hari apa itu? Jumat, dan itu adalah hari ke berapa
dalam satu minggu? Hari ke-6, bagus sekali. Lalu perhatikan ayat 56, “…Lalu mereka kembali dan menyediakan
rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada
hari Sabat mereka beristirahat menurut Sepuluh
Perintah Tuhan,…” hukum
yang mana? Hukum ke-4 dari 10 Perintah Tuhan.
“…mereka beristirahat menurut Sepuluh Perintah
Tuhan**),…” [NKJV yang diindonesiakan].
**)Catatan:
di
ayat 56 ini kata yang dipakai dalam tulisan aslinya adalah ἐντολή [entolē] yang adalah 10 Perintah Tuhan. Sedangkan untuk hukum Taurat dalam bahasa
Greeka adalah νόμος [nomos], jadi di Lukas 23:56 ini yang
dimaksud bukan Hukum Taurat melainkan 10 Perintah Tuhan.
Now, let me ask
you this. How do you think the rest of
the women was? Was it a joyful rest? Was it a happy and just bubbling
rest? Absolutely not. It was not really
rest, it was restlessness. They were filled with grief and with sorrow. That
Sabbath must have been a miserable, miserable Sabbath to them. If they had
understood what the manna represented, would it have been very, very different?
They would have said, “Our Master is resting in the tomb from His works of
redemption. And we need to rest with Him, in what He has done. And tomorrow He
is going to resurrect.” What would that Sabbath have been like if they had
believed what Jesus said, that He was going to go to Jerusalem, and He was
going to be killed and He was going to resurrect the third day? What would that Sabbath have been like? They
would have understood that Jesus was resting in the tomb from His works of
redemption like He rested on the 7th day from His work of creation.
And they would have said, “Our Master
has accomplished salvation for us, how wonderful He is.” They would have
enjoyed the Sabbath of rest, but they did not understand. They came to
understand later.
Sekarang saya mau tanya. Menurut kalian bagaimanakah
istirahat perempuan-perempuan itu pada hari Sabat tersebut? Apakah itu suatu
istirahat yang menyenangkan? Apakah itu istirahat yang gembira dan penuh
sukacita? Sekali-kali tidak. Bahkan hari itu bukan merupakan saat istirahat
melainkan itu adalah hari penuh kegelisahan. Mereka dipenuhi dengan perkabungan
dan duka. Sabat itu pastilah Sabat yang amat sangat menyiksa buat mereka.
Seandainya mereka paham apa yang dilambangkan oleh manna, tentunya Sabat itu akan
sangat, sangat berbeda. Mereka akan berkata, “Tuhan kita sedang beristirahat di
dalam kubur dari pekerjaan penebusanNya. Dan kita harus beristirahat
bersamaNya, dalam apa yang telah dilakukanNya. Dan besok Dia akan bangkit.”
Seandainya mereka percaya apa yang dikatakan Yesus, bahwa Dia akan ke
Yerusalem, dan Dia akan dibunuh, dan Dia akan bangkit pada hari yang ketiga,
bagaimanakah Sabat itu bagi mereka? Pastilah mereka akan mengerti bahwa Yesus
sedang beristirahat di dalam kubur dari pekerjaan penebusanNya sebagaimana Dia
beristirahat pada hari yang ketujuh dari pekerjaan penciptaanNya. Dan
seandainya demikian, mereka pasti akan berkata, “Tuhan kita telah menyelesaikan
penyelamatanNya untuk kita, betapa mengagumkannya Dia.” Tentunya mereka akan
menikmati hari Sabat perhentian itu. Tetapi mereka tidak mengerti. Mereka baru
mengerti kemudian.
Allow me to
read you a statement from Ellen White. This is found in an article that she
wrote, titled “The Man of Sorrows”, Feb. 28, 1898. Listen how she connects
creation and redemption. She says, “The Father and the Son rested after Their
work of Creation…” and then she quotes Scripture, “…Thus
the heavens and the earth were finished, and all the hosts of them. And on the seventh day, God ended His work
which He had made… And God blessed the seventh day and sanctified it: because
that in it He had rested.” (Genesis 2:1-3) And
then she comments, “… The death of
Christ was designed to be at the very time, in which it took place. It was in
God’s plan that the work which Christ had engaged to do, should be completed on
a Friday…” What was God’s plan? That the work of Christ should be
what? “…completed
on a Friday…” And now listen carefully, “… and that on the Sabbath He should rest in
the tomb, even as the Father and Son had rested after completing Their creative
work. The hour of Christ’ apparent defeat, was the hour of His victory. The
great plan, devised before the foundations of the earth were laid, was
successfully carried out.” ~ Manuscript 25, p. 3, 4.
Izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari Ellen
White. Ini ditemukan dalam suatu artikel yang ditulisnya yang berjudul “The Man of Sorrows” [Manusia Penuh Duka]
terbitan 28 Februari 1898. Dengarkan bagaimana dia mengaitkan penciptaan dengan
penebusan. Dia berkata, “Allah Bapa dan Anak, berhenti setelah pekerjaan Penciptaan Mereka…” lalu dia
mengutip dari Kitab Suci, “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah
menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh
dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” (Kej. 2:1-3) Lalu
dia mengomentarinya, “Kematian Kristus sudah dirancang untuk terjadi tepat pada saat hal itu
terjadi. Sudah ada di dalam rancangan Tuhan bahwa pekerjaan yang harus
dilakukan oleh Kristus, harus selesai pada hari Jumat…” Apa
rancangan Tuhan? Bahwa pekerjaan Kristus harus apa? “… harus selesai pada
hari Jumat…” Sekarang
dengarkan baik-baik, “… dan pada hari
Sabatnya, Dia akan beristirahat di dalam kubur, sebagaimana Allah Bapak dan
Anak beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaan penciptaan Mereka. Yang
tampak seperti saat kekalahan Kristus, justru adalah saat kemenanganNya.
Rencana besar yang sudah dirancang sebelum dasar bumi ini diletakkan, telah dilaksanakan dengan sukses.” ~ Manuscript 25, hal 3, 4.
So what was Jesus doing when the
women rested? Jesus was also what? Resting. On which day of the week? The 7th
day. Which day did Jesus rest after He accomplished the work of creation? The 7th
day. You see, Jesus is the Creator according to the Bible. John 1:3 says “All things were made by him; and without him was not any thing
made that was made.” Jesus is the Creator of Genesis. And after He finished this work
of Creation, He rested. And after He finished this work of redemption He rested
on the 7th day Sabbath.
Jadi apa yang dilakukan Yesus ketika perempuan-perempuan itu
beristirahat? Yesus juga sedang apa? Beristirahat. Pada hari apa dalam minggu
itu? Hari ke-7. Pada hari apa Yesus beristirahat setelah Dia menyelesaikan
pekerjaan penciptaan? Hari ke-7. Jadi, kalian lihat, Yesus adalah sang Pencipta
menurut Alkitab. Yohanes 1:3 berkata, “Segala sesuatu dijadikan oleh
Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan.” Yesuslah sang Pencipta dalam kitab Kejadian. Dan setelah Dia
menyelesaikan pekerjaan Penciptaan, Dia beristirahat. Dan setelah Dia
menyelesaikan pekerjaan Penebusan, Dia beristirahat pada Sabat hari ke-7.
And
then which day did Jesus resurrect? The
Bible says He resurrected on the first day of the week which would be our
Sunday. Do you have sequence of the days
clear? He died what day? Day nr. 6, Friday. He rested in the tomb which day? On
the Sabbath He rested in the tomb. And
He resurrected which day? He resurrected
on the first day of the week, on Sunday.
Now you say, “Where did we leave the manna?”
Lalu, pada hari apa Yesus bangkit? Alkitab berkata Dia
bangkit pada hari pertama dalam minggu, yang adalah hari Minggu kita. Apakah
kalian sudah jelas dengan urut-urutan hari ini? Yesus mati hari apa? Hari ke-6,
Jumat. Dia beristirahat dalam kubur hari apa? Hari Sabat Dia beristirahat di
dalam kubur. Dan Dia bangkit hari apa? Dia bangkit pada hari pertama dari
minggu itu, hari Minggu.
Nah, kalian berkata, “Di mana mannanya kita tinggalkan
tadi?”
Well,
let’s go back to the manna episode because we want to see what great lessons
God wanted to teach about the manna. Now, let’s review.
· What did the manna
represent? The Word of God.
· What is the Word of God?
Jesus.
· But what specific aspect
of Jesus did the manna represent? His flesh.
Let’s
read it again. John 6:51 here Jesus says, “I am the living
bread which came down from heaven. If anyone eats of this bread, he will live
forever and the bread that I shall give is My flesh, which I shall give for the
life of the world.” Now,
as Jesus rested in the tomb, He was the living manna, right? The manna
represented His what? His flesh. The flesh of Jesus rested in the tomb.
Nah,
marilah kita kembali ke episode manna karena kita mau melihat pelajaran hebat
apa yang mau diajarkan Tuhan tentang manna. Nah, mari kita mengulanginya.
· Apa yang dilambangkan oleh
manna? Firman Tuhan.
· Firman Tuhan itu apa? Yesus.
· Tetapi aspek khusus apa dari
Yesus yang dilambangkan manna? DagingNya.
Mari
kita baca lagi. Yohanes 6:51 di sini Yesus berkata, “Akulah roti hidup yang telah
turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya dan roti yang akan Kuberikan
itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan demi
hidupnya dunia.” [NKJV
yang diindonesiakan]. Nah, selagi Yesus beristirahat di
dalam kubur, Dia adalah manna yang hidup, betul? Manna melambangkan apaNya?
DagingNya. Daging Yesus beristirahat di dalam kubur.
Now, here’s my question.
What would have happened with a normal body that was buried on Friday? It will
begin the process of what? Of decomposing. And eventually it would breed worms
and it would what? And it would stink.
Did that happen with the body of Jesus? What is it that happened with
the manna that was picked upon Friday for Sabbath? It was just as fresh on
Sabbath as it had been on Friday. And the manna represent the flesh of Jesus.
Was the
flesh of Jesus all day Sabbath as fresh as when He was placed in the tomb on
Friday? I’m going to prove from the Bible.
Nah,
ini pertanyaan saya. Apa yang akan terjadi dengan tubuh yang biasa yang
dikuburkan pada hari Jumat? Tubuh itu akan mulai apa? Mulai proses
pembusukannya. Dan akhirnya akan mengeluarkan ulat dan akan apa? Akan berbau
busuk. Apakah itu yang terjadi dengan tubuh Yesus? Apa yang terjadi pada manna
yang dipungut pada hari Jumat untuk Sabat? Manna itu tetap segar pada hari
Sabat sebagaimana keadaannya pada hari Jumat. Dan manna itu melambangkan daging
Yesus. Apakah daging Yesus
sepanjang hari Sabat tetap segar sebagaimana kondisinya pada waktu diletakkan
di dalam kubur pada hari Jumat? Saya akan
membuktikannya dari Alkitab.
God is teaching here that the observance of the Sabbath in honor
of redemption.
Notice what we find in Acts 2:25-27. Actually, let’s go first of all to the
Messianic prophecy and then we’ll go to Acts 2. The prophecy that is found in
Acts 2 is in Psalm 16:8-10. I want to read the prophecy first. It says here in Psalm 16:8-10 “I have set the Lord always before Me;
because He is at my right hand, I will not be shaken….” And I am reading from the NIV because its a better translation. “… Therefore My heart is glad and My tongue rejoices…” here Jesus is speaking prophetically a thousand years before He
is actually born. He’s telling His experience, what is going to happen. Now,
notice what He says, “…“I have set the Lord always before Me;
because He is at my right hand, I will not be shaken. Therefore My heart
is glad and My tongue rejoices. My body…” actually that is not good translation. There is a word for
“body” in Greek, the word σῶμα (so'-mah), this is the
same word “flesh” that is used in John 6:51, it’s the word σάρξ
(sarx),
the NIV mistranslate that word, so really it is “Therefore My heart is glad and My tongue rejoices. My flesh also will rest secure…” What does Jesus say about His flesh? His flesh will what? His
flesh will rest secure. Where is it going to rest? In the tomb. You say, “How
do we know that?” Well, let’s read the next verse. “….because
You will not abandon Me to…” what? “… to the grave, nor will You let Your holy One see…” what? “… decay.”
To whom did Psalm 16 point? It pointed to the flesh of Jesus Christ.
Di
sini Tuhan sedang mengajar bahwa pemeliharaan hari Sabat adalah untuk
menghormati penebusan. Perhatikan apa yang kita temukan di Kisah 2:25-27.
Sebaiknya marilah lebih dulu kita melihat semua nubuatan Mesianik kemudian baru
ke Kisah 2. Nubuatan yang ditemukan di Kisah 2 itu terdapat di Mazmur 16:8-10.
Saya ingin membaca nubuatannya dulu. Dikatakan di Mazmur 16:8-10 “Aku senantiasa mendahulukan TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananKu,
Aku tidak tergoyahkan….” Dan
saya membaca yang ini dari versi NIV karena terjemahannya lebih baik. “… Sebab itu hatiKu
bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak…” Di sini Yesus berbicara dalam nubuatan
sekitar seribu tahun sebelum Dia dilahirkan. Dia menceritakan pengalamanNya,
apa yang akan terjadi. Nah, perhatikan apa yang dikatakanNya, “…“Aku senantiasa mendahulukan TUHAN; karena Ia berdiri di
sebelah kananKu, Aku tidak tergoyahkan.
Sebab itu hatiKu bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak bahkan tubuhKu…” sebenarnya terjemahan kata ini kurang
tepat. Dalam bahasa Greeka ada kata untuk “tubuh”, yaitu σῶμα
(so'-mah).
Di sini kata
yang dipakai adalah “daging” sama dengan yang ada di Yohanes 6:51, yaitu kata σάρξ (sarx). NIV telah
salah menerjemahkan kata tersebut, jadi sebenarnya kalimat ini adalah “…Sebab itu hatiKu bersukacita dan lidahKu bersorak-sorak bahkan dagingKu akan beristirahat dengan tenteram…” Jadi
apa kata Yesus tentang dagingNya? DagingNya akan bagaimana? Dagingnya akan
beristirahat dengan tenteram. Di mana dagingNya akan beristirahat? Di dalam
kubur. Kalian berkata, “Kok tahu?” Nah, marilah kita membaca ayat yang
berikutnya, “… sebab Engkau tidak
menyerahkan Aku ke…” mana?
“… ke dunia
orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat…” apa?
pembusukan.” [NIV yang diindonesiakan].
Mazmur
16 ini menunjuk kepada siapa? Menunjuk
kepada daging Yesus Kristus.
Did the body of Jesus Christ decompose in the grave? It did not,
because Jesus is the Living Manna. Are you following me?
Now, let’s go to Acts 2:29-33 and once again I am reading in the NIV.
Here Peter is preaching on the day of Pentecost and he is going to explain Psalm
16:8-10. Because you might say, “Well, how do you know that Psalm 16 is talking
about Jesus?” Well, Peter said so. Inspired by God’s Holy Spirit. Notice Acts
2, let’s begin by reading verse 29 and we’ll go through to verse 33. Peter says
here, “ Brothers, I can tell you confidently that the
patriarch David died and was buried, and his tomb is here to this day….” Now this Psalm was not talking about David, because this tomb is
here and he’s dead. Notice verse 30 “…But he was a prophet…” David was a prophet. “… and knew that God had
promised him on oath that he would place one of his descendants on his throne. Seeing what was ahead, he
spoke of…” what?
“… of the resurrection of the Christ, that He
was not abandoned to the grave, nor did His body…” once again it should be the word “flesh”
“… nor did His flesh see…” what? “… decay. God has raised this Jesus to
life, and we are all witnesses of it. Exalted
to the right hand of God, he has received from the Father the promised Holy
Spirit and has poured out what you now see and hear.” Isn’t this a magnificent
Bible prophecy? It was prophesying that
Jesus the manna would die on Friday, on Sabbath
He would remain in the tomb all day, and His body like the manna would
not begin the process of breeding worms and stinking, because He was what the
manna represented.
Apakah
tubuh Yesus Kristus membusuk di
dalam kubur? Tidak, karena Yesus adalah Manna yang hidup. Apakah
kalian bisa mengikuti? Nah, sekarang marilah kita ke Kisah 2:29-33 dan sekali
lagi saya membaca dari versi NIV. Di sini Petrus sedang berkhotbah pada hari
Pentakosta dan dia akan menerangkan tentang Mazmur 16:8-10. Karena mungkin saja
kalian akan berkata, “Dari mana kita tahu bahwa Mazmur 16 itu berbicara tentang
Yesus?” Nah, Petrus yang berkata begitu, di bawah ilham dari Roh Kudus.
Perhatikan Kisah 2, mari kita mulai membaca dari ayat 29 dan kita akan baca
terus hingga ayat 33. Petrus berkata di sini, “Saudara-saudara, aku bisa
berkata-kata dengan yakin kepadamu bahwa Daud, bapa bangsa kita, telah mati dan
dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini….” Nah,
Mazmur ini tidak berbicara tentang Daud, karena kuburannya ada di sini dan dia
sudah mati. Perhatikan ayat 30, “… Tetapi ia adalah seorang nabi…” Daud adalah seorang nabi, “… dan ia tahu, bahwa Allah
telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan
seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Dengan melihat
ke depan itulah ia berbicara tentang…” apa?
“…
kebangkitan Mesias, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan
bahwa daging-Nya…” di sini terjemahan ABI sudah benar
“daging”, “…tidak mengalami pembusukan. Alah telah membangkitkan Yesus inilah kepada
hidup, dan tentang hal itu kami
semua adalah saksi-saksinya. Ia ditinggikan ke
tangan kanan Allah dan menerima dari Allah Bapa,
Roh Kudus yang dijanjikan itu, dan telah
dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar sekarang.”
[NIV yang diindonesiakan]. Bukankah ini suatu nubuatan Alkitab
yang hebat? Ini menubuatkan bahwa Yesus
sang Manna akan mati pada hari Jumat, pada hari Sabat Dia akan tinggal di dalam
kubur sepanjang hari, dan tubuhNya sebagaimana manna itu, tidak akan memulai
proses mengeluarkan ulat dan bau, karena Dialah yang dilambangkan oleh manna
itu.
In other words this is not only telling us that we need to keep
the Sabbath, it’s telling us that Jesus kept the Sabbath by resting in the tomb
on the Sabbath and those who were outside also should have been resting,
understanding fully what Jesus what doing. He should have been resting inside
while they rested outside, understanding what Jesus had accomplished.
Dengan kata
lain, ini bukan saja memberitahu kita bahwa kita harus memelihara Sabat, tetapi
ini memberitahu kita bahwa Yesus memelihara Sabat dengan beristirahat di dalam
kubur pada hari Sabat, dan mereka yang berada di luar seharusnya juga
beristirahat, sepenuhnya memahami apa yang dilakukan Yesus. Sementara Yesus
beristirahat di dalam, seharusnya mereka di luar juga beristirahat, memahami
apa yang telah diselesaikan oleh Yesus.
Now,
we need to ask the question. Why did Jesus resurrect on Sunday? You know, Christians today say that Jesus
resurrected on Sunday because He wanted Christians to know that Sunday is holy.
And you are supposed to go to church on Sunday, and we are supposed to honor
Jesus by celebrating the day of the resurrection. You know, even Pope John Paul
II in his pastoral letter Dies Domini, he tried to impress people by
the number of things that Jesus did on Sunday. Let me give you a list of them:
- He resurrected on Sunday
- He appeared to two of His followers on the road to Emmaus on
Sunday
- He appeared to His disciples on Sunday night.
- He appeared to them again the next Sunday.
- The Holy Spirit was poured out on Sunday.
- The first proclamation of the gospel took place on Sunday.
- The first baptism took place on Sunday.
So, he gave this long list and said,
“See, it’s because God wants us now to keep Sunday.”
Sekarang, kita perlu bertanya. Mengapa
Yesus bangkit pada hari Minggu? Kalian tahu, orang Kristen hari ini berkata
bahwa Yesus bangkit pada hari Minggu karena Dia ingin orang Kristen tahu bahwa
hari Minggu itu suci, dan bahwa kita seharusnya pergi ke gereja pada hari
Minggu, dan kita seharusnya menghormati Yesus dengan merayakan hari
kebangkitanNya. Kalian tahu, bahkan Paus Yohanes Paulus II dalam surat
pastoralnya Dies Domini (tanggal 5 Juli 1998), berusaha memberikan kesan
kepada orang-orang dengan mendaftar sejumlah hal yang dilakukan Yesus pada hari
Minggu. Izinkan saya menyebutkan beberapa dari yang ada di daftar itu: (ini
hanyalah mengutip apa yang tercantum di dalam Dies Domini itu, bukan berarti
sudah dibuktikan benar oleh Pdt. Stephen Bohr).
· Yesus bangkit
pada hari Minggu
· Yesus
menampakkan DiriNya kepada dua orang muridNya pada perjalanan ke Emaus pada
hari Minggu
· Yesus
menampakkan DiriNya kepada murid-muridNya pada Minggu malam (sebenarnya sudah
masuk malam Senin, karena selewat matahari terbenam, hari sudah berganti
menjadi hari Senin)
· Dia
menampakkan DiriNya lagi kepada mereka hari Minggu berikutnya.
· Roh Kudus
dicurahkan pada hari Minggu.
· Injil pertama
kalinya diproklamasikan pada hari Minggu
· Baptisan yang
pertama terjadi pada hari Minggu.
Jadi Paus ini
membuat daftar panjang dan berkata, “Lihat, ini karena Tuhan mau kita sekarang
memelihara hari Minggu.”
But in the light of what we have
studied, we now noticed that Jesus resurrected on Sunday not because Sunday is
important, but because the day before Sunday is important. You see, Jesus had to rest in the tomb which
day? The Sabbath. So which day would He resurrect? Da! Sorry for the expression. But if He has to
fulfill the manna episode, and He has to rest in the tomb on the Sabbath day,
according to the commandment, well, which day would you expect Him to resurrect?
On Sunday. But it’s not because Sunday is holy, but because Sabbath is
holy. Are you with me?
Tetapi
sehubungan dengan apa yang sudah kita pelajari, kita sekarang tahu bahwa Yesus
bangkit pada hari Minggu bukan karena hari Minggu itu penting, tetapi karena
hari sebelum hari Minggu itu yang penting. Kalian lihat, Yesus harus
beristirahat di dalam kubur pada hari apa? Sabat. Jadi pada hari apa Dia akan
bangkit? Da! (Itu dia!) Maafkan ekspresi ini. Tetapi karena Yesus harus menggenapi episode
manna, dan Dia harus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat sesuai dengan
Hukum (10 Perintah Tuhan), nah, hari mana yang bisa kita
harapkan Dia bangkit? Hari Minggu. Tetapi itu bukan karena hari Minggu itu
suci, tetapi karena hari Sabat yang suci. Apakah kalian bisa
mengikuti?
Now isn’t it interesting that during holy week oh, Christians they love to talk about Palm
Sunday, and Ash Wednesday, Holy Thursday, and Good Friday, Resurrection Sunday,
who says anything about the Sabbath? Nothing! Because the Devil has made it his utmost
objective to obliterate the Sabbath. Because the Sabbath points to Jesus as our
Creator and as our Redeemer. And when we rest on the Sabbath, we are resting because
He made us, and we are resting because He redeemed us from sins. You know
Christians sometimes present objections or
arguments. They used psychological arguments. They say, “You know, I
keep Sunday because Sunday was a happy day. You see, the disciples were sad on
Sabbath but they were happy on Sunday.” And Christians who don’t study their Bibles,
they swallow it hook, line, sinker, fisherman’s pole, fisherman and boat. They
swallow everything. And they believe it,
because they don’t study the Bible for themselves.
Nah, bukankah ini menarik, bahwa
selama “minggu suci”, oh, orang Kristen mereka suka berbicara tentang Palem
Minggu, Rabu Abu, Kamis Putih, dan Jumat Suci, Minggu Kebangkitan. Apa ada yang
menyinggung tentang hari Sabat? Tidak ada! Karena melenyapkan Sabat adalah tujuan tertinggi Setan. Sabat
itu menunjuk kepada Yesus sebagai Pencipta kita dan sebagai Penebus kita.
Dan bilamana kita berhenti pada hari Sabat, kita berhenti karena Dia telah
menciptakan kita, dan kita berhenti karena Dia telah menebus kita dari dosa.
Kalian tahu terkadang orang Kristen mengajukan keberatan atau perdebatan.
Mereka memakai argumentasi secara psikologi. Mereka berkata, “Kamu tahu, saya
memelihara hari Minggu karena itu aalah hari sukacita. Kamu tahu, pada hari
Sabat para murid sedang berduka, tetapi pada hari Minggu mereka bersukacita.” Dan orang Kristen yang tidak belajar Alkitab,
mereka menelannya mentah-mentah, seluruh kebohongan ini. Dan mereka percaya,
karena mereka sendiri tidak mempelajari Alkitab.
Let me ask you, should Sabbath have been a sad day? Had Jesus
not warned His disciples that He was going to go to Jerusalem, He was going to
die, and He was going to resurrect on
the third day? Of course. Was it the intention of Jesus that the Sabbath be a
joyful day? Of expectation? Absolutely.
Furthermore, and this is even more devastating, Sunday night,
the day of the resurrection, the disciples didn’t even believe that Jesus had
resurrected. You can see that in the gospels. So how could they be happy all
day Sunday if they didn’t even believe He had resurrected? You see, the argument falls on its face. But
people who don’t study their Bibles and listen to what their preachers say,
they say, “Ohh, this sounds wonderful! We are supposed to keep Sunday because
Jesus said we are supposed to keep Sunday.” But it is not so.
Coba saya tanya, apakah Sabat kali itu
seharusnya menjadi hari yang sedih? Bukankah Yesus sudah memperingatkan
murid-muridNya bahwa Dia akan pergi ke Yerusalem, Dia akan mati, dan Dia akan
bangkit pada hari ketiga? Tentu saja. Apakah Yesus meniatkan bahwa hari Sabat itu menjadi hari yang penuh
sukacita? Hari penuh harapan? Tentu saja.
Lebih jauh, dan ini bahkan lebih
menyedihkan, pada hari Minggu malam hari Kebangkitan itu (malam Senin), para
murid masih belum percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Kalian bisa membacanya di
dalam kitab-kitab injil. Jadi mana mungkin mereka bisa bersukacita pada hari
Minggu jika mereka bahkan tidak percaya Yesus telah bangkit? Jadi argumentasi itu tidak masuk akal. Tetapi
orang-orang yang tidak mempelajari Alkitab mereka, dan mereka hanya mendengar
apa yang dikatakan para pendeta, berkata, “Oh, itu bagus sekali! Kita harus
memelihara hari Minggu karena Yesus berkata kita harus memelihara hari Minggu.”
Tetapi sebenarnya tidak begitu.
Now do you know that the Sabbath not
only points backward to Creation, it not only points to Jesus our Redeemer now,
but the Sabbath also has a prophetic dimension. The Sabbath will be kept in the
earth made new, in the future, when God creates again new heavens and new
earth. Go with me to Isaiah 66:22-23. Here, it makes it very clear that in the
Kingdom come, on the new earth, we will keep God’s holy Sabbath, in
commemoration of the creation of the new heavens and the new earth. It says
here, “…‘For as the new heavens…” notice this, “… ‘For as the new heavens and the new earth
which I will make shall remain before Me,’
says the Lord, ’So shall your descendants and your name remain. And
it shall come to pass that from
one New Moon to another…” now you don’t be confused with that new moon thing. The new moon
marks the beginning of the month, it’s the word that is translated “month” in
the Old Testament. So in Spanish it says for example, it says “y
mes tras mes” because
the new moon mark the beginning of the month. And so really, what it’s saying is,
“… And it shall come to pass that from month to month and from one Sunday to another…”
Oh, thank you!
You are still with me, “…and from one…” what? “… one Sabbath to another all the Jews shall come…” No! Do you have flesh? You are not ghosts. It says, “… all flesh shall come
to worship before Me,’ says the Lord.”
Nah, tahukah
kalian bahwa Sabat itu bukan saja menunjuk ke belakang ke peristiwa Penciptaan,
bukan hanya menunjuk ke Yesus sebagai Penebus kita sekarang, tetapi Sabat juga
memiliki dimensi nubuatan. Sabat ini akan dipelihara di dunia yang diperbarui,
di masa depan, pada waktu Tuhan menciptakan lagi langit baru dan bumi baru.
Marilah bersama saya ke Yesaya 66:22-23. Di sini disebutkan dengan jelas sekali
bahwa dalam kerajaan Tuhan, di dunia baru, kita akan memelihara Sabat Tuhan
yang suci, untuk memperingati penciptaan langit baru dan bumi baru. Dikatakan
di sini, “‘Sebab sama seperti langit yang baru…” Perhatikan
ini, “‘Sebab
sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu,
tinggal tetap di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘demikianlah
keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.
Dan yang akan terjadi, bulan berganti bulan…”**),
**) Terjemahan
NKJV memakai istilah “dari rembulan baru yang satu ke rembulan baru yang lain” maka Pdt. S. Bohr memberikan
keterangan sbb: Jangan dibingungkan oleh
istilah “rembulan baru” ini, “rembulan baru” menandai awal suatu bulan. Kata
ini diterjemahkan “bulan” dalam Perjanjian Lama. Misalnya dalam bahasa Spanyol
dikatakan “y mes tras mes” karena rembulan yang baru menandai
awal bulan.
Jadi
sebenarnya apa yang dikatakan di sini adalah
“… Dan yang akan terjadi, dari bulan ke bulan dan dari satu hari Minggu ke hari Minggu yang lain…” O, terima kasih! Kalian semuanya masih
menyimak, “… dan dari
satu…” apa? “… satu Sabat
ke Sabat yang lain, maka semua orang Yahudi akan datang…” Bukan! Apakah kita punya daging? Kita
bukan hantu. Dikatakan di sini, “… semua daging akan datang untuk sujud
menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.” [NKJV yang diindonesiakan].
What
day will be kept in honor of the creation of the new heavens and the new earth?
God’s holy Sabbath.
Hari apa yang akan dipelihara untuk menghormati penciptaan
langit baru dan bumi baru? Hari Sabat Tuhan yang suci.
Now,
you say, “Why are we going to go from month to month?” We know from Sabbath to Sabbath because
that’s God’s rest day to commemorate the new creation. But why from month to
month? Revelation 22:1-2 has the answer. It says here, here John is speaking about
what he saw in vision, “And he showed me a pure river of water of life, clear as
crystal, proceeding from the throne of God and of the Lamb. In
the middle of its street…” actually a better translation is “the square”. “In the middle of
its street” you know people when they say, “I’m going to walk the streets of
gold”, no, you are not! It doesn’t say in the Bible “streets of gold”, it says
“street”, which in the light of what we studied from the 70 weeks is really the
town’s square. So anyway, it says, “… in the middle of its
street and on either side of the river, was
the tree of life…” Notice, one tree. You say, “How’s that? On either
side of the river and it’s one tree?” Ellen White explains it beautifully. She
says, that there is one trunk on one side,
and one trunk on the other and they meet in the middle, over the river,
so there is no contradiction. And so it says,
“…was
the tree of life which bore twelve fruits…” now listen carefully, “… each tree yielding its fruit every month.
The leaves of the tree were for
the healing of the nations.” How frequently the tree of life produces its fruits? Every
month. Which means that we are going to go to partake of the tree of life every
what? Every month. You read the Messages to the Churches God says that He is
going to give us to eat from the tree of life. So we are going there to eat.
But it produces its fruits every month, so now we know why we are going to go
monthly and we are also going to go what?
We are also going to go weekly to commemorate the creation of the new
heavens and the new earth.
Nah,
kalian berkata, “Mengapa kita harus datang dari bulan ke bulan?” Kita paham
kalau dari Sabat ke Sabat karena itu adalah hari perhentian Tuhan untuk
memperingati penciptaan baru. Tetapi mengapa dari bulan ke bulan? Kitab Wahyu
22:1-2 punya jawabannya. Dikatakan di sini, Yohanes sedang berbicara mengenai
apa yang dilihatnya dalam penglihatan, “Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih
bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba
itu. Di tengah-tengah jalan kota itu…” sebenarnya
terjemahan yang lebih baik adalah “ Di alun-alun kota”.
“… Di tengah-tengah jalan kota itu…”
kalian tahu, orang berkata, “Saya akan
berjalan di jalan-jalan dari emas”, tetapi tidak, itu tidak benar. Di Alkitab
tidak disebutkan “jalan-jalan dari emas”, Alkitab mengatakan “jalan” dan sehubungan dengan apa yang telah kita
pelajari tentang tema 70 minggu, sesungguhnya itu adalah “alun-alun kota.”
Baiklah, jadi dikatakan, “…Di tengah-tengah jalan kota itu yaitu di
kedua sisi sungai itu, ada pohon
kehidupan…” Perhatikan,
pohonnya satu.
Kalian berkata, “Bagaimana itu? Di kedua sisi sungai tapi hanya satu pohon?”
Ellen Whie menjelaskannya dengan cantik sekali. Dia berkata, ada satu batang
pohon di satu sisi sungai, dan ada satu batang pohon di sisi sungai yang lain,
dan keduanya bertemu di tengah, di atas sungai itu. Jadi tidak ada kontradiksi.
Maka dikatakan, “…ada pohon kehidupan yang
berbuah dua belas macam buah…” sekarang dengarkan baik-baik, “… setiap pohon mengeluarkan
buahnya setiap bulan. Daun pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.”
[NKJV yang diterjemahkan].
Berapa seringkah Pohon Kehidupan itu mengeluarkan buahnya? Setiap bulan. Berarti kita datang ke sana
untuk mengambil bagian dari Pohon Kehidupan itu setiap apa? Setiap bulan.
Bacalah “Surat-surat kepada Sidang” (Wahyu 2-3) di mana Tuhan berkata bahwa Dia
akan memberi kita makan dari Pohon Kehidupan. Jadi kita datang ke sana untuk
makan. Tetapi pohon itu mengeluarkan buahnya setiap bulan. Jadi sekarang kita
tahu kenapa kita datang ke sana setiap bulan. Dan kita juga datang untuk apa?
Kita juga datang setiap minggu [pada hari Sabat] untuk memperingati penciptaan
langit baru dan bumi baru.
Somebody says, “Pastor,
are you sure we are going to go and worship before the Lord on Sabbath? Isn’t it true there is not going to be sun or moon, so if there’s no sun or moon how
can there be days? How can there be
months? Well, the problem is people
don’t read the Bible carefully. Let’s go to that text, Revelation 21:23, see we
got to read carefully. The Bible does
not say there is not going to be any sun or moon. Listen to what it says. “The city…” Not the new earth, “… The city had no need of the sun or of the moon…” Does it say there is not going to be any sun or moon? No. It
says “The city had no need of sun or moon” “… to shine in it, for
the glory of God illuminated it. The Lamb is its light.” Let me give you an illustration so you can understand. Supposing
that at midday in July in Fresno, I am walking down the street, and I have a
flashlight in my hand. The flashlight is on and I am shining the flashlight on
the ground. Is the light shining? Of course it’s shining. Somebody comes up to
me and say, “Are you crazy?” So, what do you mean crazy? The flashlight has
light, right? He says, “Where? I don’t see it.” But you can’t see it on the
ground, why? Because the glory of the sun is so bright that it is as if the
flashlight sheds no light. In other words, the glory of God is going to be so
bright that the sun and the moon will be eclipsed. Read Isaiah 24:23 where it
says that the sun and the moon are going to be ashamed before the glory of God.
Ada
yang berkata, “Pendeta, apakah Anda yakin kita akan datang dan menyembah di
hadapan Tuhan pada hari Sabat? Bukankah dikatakan tidak akan ada matahari atau
bulan, jadi kalau tidak ada matahari atau bulan, mana bisa ada [hitungan] hari?
Mana bisa ada [hitungan] bulan?” Nah, masalahnya adalah orang tidak membaca
Alkitab secara teliti. Marilah kita ke teks tersebut, Wahyu 21:23, perhatikan,
kita harus membaca dengan teliti. Alkitab tidak berkata tidak akan ada matahari
atau bulan. Dengarkan apa yang dikatakan Alkitab, “Dan kota itu…” bukan dunia yang baru, “… kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya…” Apakah
dikatakan di sana tidak ada matahari atau bulan? Tidak. Dikatakan, “kota itu
tidak perlu matahari atau bulan” “….untuk menyinarinya sebab kemuliaan Allah
meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.” Saya
akan memberikan ilustrasi supaya kalian bisa mengerti.
Seumpama di tengah hari di bulan Juli [= musim panas] di
Fresno saya sedang berjalan kaki di
jalan, dan saya memegang lampu senter di tangan. Lampu senter itu menyala dan
saya mengarahkan sinarnya ke atas jalan. Apakah sinarnya menyala? Tentu saja
menyala. Seseorang menghampiri saya dan berkata, “Apa kamu sudah gila?” “Jadi,
apa maksudmu, gila? Lampu senter ini kan menyala, bukan?” Dan orang itu
berkata, “Mana? Saya tidak melihatnya.” Kita tidak bisa melihatnya di atas
jalan, mengapa? Karena kemuliaan matahari itu begitu terang seakan-akan lampu
senter itu tidak bersinar. Dengan kata lain, kemuliaan Tuhan begitu terang sehingga
cahaya matahari dan bulan tidak kelihatan. Baca Yesaya 24:23 di mana dikatakan
bahwa matahari dan bulan akan malu di hadapan kemuliaan Tuhan.
Now, allow me to mention
one thing in closing. In the Most Holy Place of the Sanctuary, God put the Ark
of the Covenant, and the Sabbath commandment was highlighted in the Ark of the
Covenant. You know Ellen White had a vision where she saw the Law of God in
heaven and she said that there was a halo of light that shone around the
Sabbath commandment. And some of you
will say, “Who did you get that from?
Where does it say so in the Bible?” I’ll tell you where it is. The
Sabbath is highlighted. What was inside the Ark of the Covenant? The 10
Commandments. Is the Sabbath in the 10 Commandments? It most certainly is. It’s the 4th
commandment. But did God give something additional that He put inside
the Ark of the Covenant to highlight the Sabbath? And to
underline that it is a test and that’s extremely important? Yes. What
did He place there? The Manna! It highlights and underlines the Sabbath and God is
saying, “If you don’t get it from the 10 Commandments, get it from the manna.”
Nah,
izinkan saya menyebut satu hal sebagai penutup. Di dalam Bilik Mahasuci Bait
Suci, Tuhan meletakkan Tabut Perjanjian, dan perintah hari Sabat diterangi di
dalam Tabut Perjanjian. Kalian tahu, Ellen White mendapat penglihatan di mana
dia melihat Hukum Tuhan di Surga dan dia berkata, ada suatu terang yang
bersinar pada hukum Sabat itu.
Dan
beberapa dari kalian akan berkata, “Dari mana Anda mendapatkan itu? Di mana di
Alkitab yang berkata demikian?” Saya
beritahu di mana. Hukum Sabat itu bersinar. Apa yang ada di dalam Tabut
Perjanjian? Ke-10 Perintah Tuhan. Apakah Sabat ada di dalam ke-10 Perintah
Tuhan ini? Tentu saja. Itu adalah hukum yang ke-4. Tetapi apakah Tuhan meletakkan sesuatu yang
lain di dalam Tabut Perjanjian untuk menerangi hukum Sabat itu?
Dan untuk menggarisbawahi bahwa itu
adalah suatu ujian dan bahwa itu adalah sangat penting? Ya! Apa yang
ditempatkan Tuhan di sana? Manna!
Manna itu yang menerangi dan menggarisbawahi hukum Sabat. Tuhan
berkata, “Jika kamu tidak menangkapnya dari ke-10 Perintah, tangkaplah maknanya
dari manna.”
Let’s read Deuteronomy
10:1-2 and verse 5 in closing. It says there, “ At that time the Lord said to me, ‘Hew for yourself’…” He is speaking to Moses, “… ‘two tablets of stone
like the first, and come up to Me on the mountain and make yourself an ark of
wood. And I will write on the tablets the words that were on the first tablets,
which you broke; and you shall put them’…”
where? “… ‘in the ark.’ … Then I
turned and came down from the mountain, and put the tablets in the ark which I
had made; and there they are, just as the Lord commanded me.”
Now, listen to what I am
going to say, we are going to talk in our next lecture about what happened in
1844. There was a great disappointment in 1844. When Jesus entered the Most
Holy Place, people were oblivious of what Jesus really was going to do. They
didn’t understand. Just like it happened in the triumphal entry, the people did
not understand. But later on they studied Scriptures and they understood that
the date was correct, but the event that was going to take place on that date
was incorrect. After the great disappointment the founders of the SDA Church
went back to the Bible, and they started studying Scripture and they discovered
that Jesus had entered the Most Holy Place in the Sanctuary, and you know, one
after the other they started the discovery of distinctive truths of the SDA
Church. They discovered that the Law is in the heavenly Sanctuary, which means
that the Law is still binding. And they said, that if in Heaven there is a 10
Commandments, there is also the 4th
commandment among the 10, so the Sabbath is binding. They look at Aaron’s rod
which budded by a miracle of God, life from that which was dead. Life is
only in Christ, not in some immortal soul. They discovered the idea of the
judgment, distinctive truths of the SDA Church, were discovered when they
entered the Most Holy Place of the heavenly Sanctuary.
Marilah
kita membaca Ulangan 10:1-2 dan ayat 5 sebagai penutup. Dikatakan di sana, "Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepadaku: ‘Pahatlah untuk dirimu sendiri dua loh batu’…” Tuhan
sedang berbicara kepada Musa, “… ‘yang serupa dengan yang mula-mula,
naiklah kepada-Ku ke atas gunung, dan buatlah sebuah tabut dari kayu; maka Aku akan menuliskan pada loh itu
firman-firman yang ada pada loh yang mula-mula yang telah kaupecahkan itu, dan engkau harus
meletakkan kedua loh’…” di
mana? “… ‘di dalam tabut itu.’ ….. Lalu aku berbalik
dan turun dari atas gunung, dan aku meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut
yang telah kubuat; dan di situlah mereka berada
sekarang, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadaku.” [NKJV yang diindonesiakan]
Sekarang dengarkan kata-kata saya, di dalam pelajaran kita
berikutnya, kita akan membahas
apa yang terjadi di tahun 1844. Di tahun 1844 telah terjadi kekecewaan besar. Ketika Yesus masuk ke Bilik
Mahasuci, manusia sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan Yesus.
Mereka tidak mengerti. Sama seperti ketika Yesus memasuki Yerusalem sambil
dielu-elukan, orang tidak mengerti. Tetapi kemudian mereka mempelajari Alkitab
dan mereka memahami bahwa tanggalnya benar, hanya peristiwa yang akan terjadi
pada tanggal itulah yang telah salah dipahami. Setelah kekecewaan besar itu,
para pendiri gereja MAHK kembali ke Alkitab dan mereka mulai mempelajari Kitab
Suci dan mereka menemukan bahwa Yesus telah masuk ke Bilik Mahasuci di Bait
Suci, dan kalian tahu, satu demi satu mereka mulai menemukan
kebenaran-kebenaran khas gereja MAHK. Mereka menemukan bahwa Hukum itu berada
di dalam Bait Suci di Surga, berarti Hukum itu masih mengikat. Dan mereka
berkata, jika di Surga ada 10 Perintah Tuhan, maka juga ada hukum ke-4 dalam
ke-10 Hukum itu, berarti hukum hari Sabat itu juga mengikat. Mereka memandang
tongkat Harun yang bertunas oleh mujizat Tuhan, hidup yang muncul dari sesuatu
yang sudah mati. Hidup hanya ada di dalam Kristus, tidak berada dalam jiwa yang
baka. Mereka menemukan konsep penghakiman. Kebenaran-kebenaran khas dari gereja
MAHK ditemukan ketika mereka masuk ke Bilik Mahasuci dari Bait Suci Surgawi.
16 05 14
No comments:
Post a Comment