Saturday, January 30, 2016

EPISODE 10 ~ STUDIES IN MATTHEW ~ AS A THIEF IN THE NIGHT ~ STEPHEN BOHR

STUDIES IN MATTHEW
Part 10/14 - Stephen Bohr

AS A THIEF IN THE NIGHT

http://www.youtube.com/watch?v=_rNA7VF35ng

Dibuka dengan doa.

 

The title of our study today is “As a thief in the night”, and I would like to begin by reading a passage that we find in the gospel of Matthew 24:37-39 But as the days of Noah were, so also will the coming of the Son of Man be. 38For as in the days before the flood, they were eating and drinking, marrying and giving in marriage, until the day that Noah entered the ark,39and did not know until the flood came and took them all away, so also will the coming of the Son of Man be.”

 

Judul pembahasan kita hari ini adalah “Seperti seorang pencuri di tengah malam”, dan saya ingin mengawalinya dengan membacakan suatu kutipan yang kita temukan di injil Matius 24:37-39   "37 Tetapi sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. 38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera 39 dan mereka tidak menyadarinya sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”  

 

 

Now, there are two things that I want us to notice about this passage as we begin our study. Number 1, in these verses Jesus is comparing two great events. He is comparing what happened in the days of Noah with what is going to take place in connection with His second coming. So the first thing that I want us to notice is that there is a parallel between the days of Noah and the end time.

 

Nah, ada dua hal yang saya ingin kalian perhatikan mengenai kutipan ini pada awal pelajaran kita. Pertama, di dalam ayat-ayat ini Yesus sedang membandingkan dua peristiwa. Dia membandingkan apa yang terjadi di zaman Nuh dengan apa yang akan terjadi sehubungan dengan kedatanganNya yang kedua kali. Jadi, hal pertama yang saya ingin kalian perhatikan adalah adanya persamaan antara zaman Nuh dan akhir zaman.

 

 

The second thing that I want us to notice about this passage, is that there are four key points of time in these verses, 4 points of time. Now, I am going to mention what they are and then we are going to take them one by one.  Let’s go back to the passage again, But as the days of Noah were, so also will the coming of the Son of Man be.…”  now, notice verse 38,   “… 38For as in the days before the flood…”  that’s the first point of time, before the flood comes,   “…before the flood, they were eating and drinking, marrying and giving in marriage…”  now comes the second point,   “…until the day that Noah entered the ark…”  So you have the days before the flood, you have the moment when Noah entered the Ark, and then I want you to notice verse 39,   “…39and did not know until the flood came and took them all away…”  so there is a period during which they did not know something until the flood came. And of course we know that was the period of 7 days between the closing of the door and when it actually began to rain. So we have 4 key time periods here.

1.    We have the days before the flood,

2.    we have the moment of the closing of the door,

3.    we have the 7 days after the closing of the door,

4.    and then we have the water that comes from above and below and fills the earth.

 

Hal kedua yang saya ingin kalian perhatikan tentang kutipan ini adalah adanya empat titik waktu kunci di dalam ayat-ayat ini, empat titik waktu. Nah, saya akan menyebutkan yang mana, lalu kita akan membahasnya satu per satu. Marilah kita kembali ke kutipan itu lagi, "37 Tetapi sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia…” Sekarang perhatikan ayat 38:  “…38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu...” Ini adalah titik waktu yang pertama, sebelum datangnya air bah, “…sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan...” Sekarang titik yang kedua, “…sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera….” Jadi, ada masa sebelum air bah, dan ada saat Nuh masuk ke dalam bahtera. Kemudian saya mau kalian memperhatikan ayat 39: “…39 dan mereka tidak menyadarinya sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua…”  Jadi ada masa di mana mereka tidak menyadari sesuatu, hingga air bah itu tiba. Tentu saja kita tahu bahwa masa itu lamanya 7 hari antara ditutupnya pintu bahtera hingga hujan benar-benar jatuh.

Jadi ada empat titik waktu di sini.

1.    Ada masa sebelum air bah,

2.    ada saat ditutupnya pintu bahtera,

3.    ada 7 hari setelah ditutupnya pintu bahtera,

4.    lalu saat air datang dari atas dan dari bawah memenuhi bumi.

 

 

1. The days before the flood

Now, as we begin, I would like us to take these points of time one by one. Let’s begin with the days before the flood.

We all know from Genesis 6 that God gave the pre-flood race a period of 120 years to repent. Let’s read that in Genesis 6:3, it says there,  And the Lord said, ‘My Spirit shall not strive with man forever  for he is indeed flesh; yet his days shall be one hundred and twenty years.’”

I want you to notice that the Spirit of God was striving with those people before the door of the ark closed during those 120 years. Not only was the Spirit working with them, but we know from the New Testament that Noah was preaching about the coming flood. In fact 2 Peter 2:5 tells us that Noah was a preacher of righteousness. And so basically during this period you have the people outside the ark, listening to the message of Noah that the flood is coming and the message of Noah is accompanied by the striving or by the power of the Holy Spirit upon the pre-flood race.

 

1. Masa Sebelum Air Bah

Nah, saat kita mulai ini, saya ingin kita mengupas titik-titik waktu ini satu demi satu. Mari kita mulai dengan masa sebelum air bah.

Kita semua sudah tahu dari kitab Kejadian pasal 6 bahwa Tuhan memberi manusia pra-air bah 120 tahun untuk bertobat. Mari kita baca ini di Kejadian 6:3, dikatakan di sana, 3 Dan TUHAN berfirman, ‘Roh-Ku tidak akan terus bergumul dengan manusia  karena manusia hanya daging, namun hari-harinya  akan selama seratus dua puluh tahun.’”

Saya ingin kalian perhatikan bahwa Roh Allah bergumul selama 120 tahun dengan manusia-manusia tersebut sebelum pintu bahtera ditutup. Bukan saja saat itu Roh Tuhan bekerja bersama mereka, tetapi dari Perjanjian Baru kita tahu bahwa Nuh menyampaikan pekabaran tentang air bah yang akan datang. Bahkan 2 Petrus 2:5 memberitahu kita bahwa Nuh adalah seorang “pengkhotbah kebenaran”. Maka, pada dasarnya di masa ini kita mendapati orang-orang yang berada di luar bahtera, yang mendengar tentang pekabaran Nuh bahwa air bah akan datang. Pekabaran Nuh ini disertai oleh kuasa Roh Kudus yang bergumul dengan umat manusia pra-air bah.

  

 

Now, it is interesting to notice a few things about the message of Noah. You know, it would have been absolutely ridiculous for Noah to preach this message in the society that he lived in. Let me explain the reason why. We know from the book of Genesis that at creation the planet was filled with water, in other words there was no dry land, that’s what we are told in Genesis 1:2. We also know that on the second day of creation according to Genesis 1:7

v   God took part of the water

that covered the earth, and He put it above the earth, and He took part of the water and He placed it under the earth. And of course the purpose for this was the water above formed kind of a canopy and as a result in the earth you have a uniformed climate.

v   And the purpose of putting the water under the earth was

so that the earth could be watered by an automatic sprinkler system. It says in Genesis 2, that at certain times during the day, a mist came up from the earth to water the earth.

Now, at the flood God did not have to invent water. At the flood, God simply took the water that He had placed above, and He took the water that He had placed below, and He brought the water up and down and He filled the planet like it was before the week of creation. So, it’s very important to realize that before the flood there was no rain, the earth was watered from below, not from above. And so you can imagine Noah trying to get across to that pre-flood race that a flood was going to come, that water was going to fall from the heavens, and water was going to come from below and the planet was going to be filled with water as it was before creation week.

 

Nah, memperhatikan beberapa hal tentang pekabaran Nuh ini, menarik. Kalian tahu, buat Nuh menyampaikan pekabaran ini di lingkungan di mana dia hidup adalah tindakan yang benar-benar konyol. Saya jelaskan mengapa. Kita tahu dari kitab Kejadian bahwa pada waktu Penciptaan, planet bumi ini tertutup oleh air. Dengan kata lain, saat itu tidak ada daratan. Itu yang dikatakan di Kejadian 1:2. Kita juga tahu pada hari kedua Penciptaan, menurut Kejadian 1:7,

v   Tuhan mengambil sebagian air

yang menutupi bumi dan Dia menempatkannya di atas bumi, dan Tuhan mengambil sebagian air dan Dia tempatkan di bawah bumi. Dan tentu saja tujuannya adalah supaya air yang di atas membentuk sejenis kanopi [kajang] dan hasilnya iklim di bumi merata.

v   Dan tujuan menempatkan air di dalam bumi adalah

supaya bumi bisa diairi oleh semacam sistem penyemprotan automatis. Dikatakan di Kejadian pasal 2, bahwa pada saat-saat tertentu setiap hari, suatu kabut muncul dari bawah tanah untuk membasahi bumi.

Nah, pada waktu air bah, Tuhan tidak perlu menciptakan airnya. Pada waktu air bah, Tuhan  hanya mengambil air yang telah ditempatkanNya di atas, dan Dia mengambil air yang ditempatkannya di bawah, dan Dia membawa air yang di atas turun dan yang di bawah naik, dan Dia menutupi planet bumi sama seperti keadaannya sebelum minggu Penciptaan. Jadi, amatlah penting untuk menyadari bahwa sebelum air bah, tidak pernah ada hujan, bumi dibasahi oleh air dari bawah, bukan dari atas. Jadi bisa kalian bayangkan bagaimana susahnya Nuh berusaha meyakinkan bangsa manusia pra-air bah itu bahwa akan ada air bah, bahwa air akan jatuh dari langit, dan air akan naik dari bawah tanah, dan planet ini akan tertutup oleh air sebagaimana kondisinya sebelum minggu Penciptaan.

 

 

In fact if I can use my imagination just a little bit, I would like us to visit the classrooms of the universities of the day.

v   You know, if you visited  the classes of those who taught natural sciences,

you would probably hear things such as this: “It has never rained before. Everything has continued as from the beginning. It would be unscientific for water to come from above. Nobody has ever seen anything like that before.”

v   Perhaps if you visited the Theology department of the university,

they would say, “God loves the world too much to destroy the world with the flood. Besides, Noah’s truth does not necessarily mean that it’s  the same truth for everybody else. Because truth ultimately is relative.”

v   I can imagine visiting the History Department,

and the History professor saying,  “There is no historical record of any flood, of any such thing;  so why should we expect a flood now when it has never happened in the course of history?”

v   I can imagine what it must have been like in the department of Behavioral Sciences,

“Noah is suffering from an imaginary mental delusion, he is confusing reality and fantasy, he is mentally deranged. He needs psychiatric care.”

v   I can image what must probably be in the Sociology Department of that University.

“We must not allow a lunatic like Noah to interrupt the stable order of society. He has all of the characteristics of a cult, and we need to make sure that he does not destabilize society.”

v   I can image what must have been said in the Philosophy department.

“Noah is suffering because he has an existential void in his life. And what’s truth for Noah is not necessarily truth for everyone else.”

Everybody was sure that it was impossible for a flood to come. And yet Noah under the power of the Holy Spirit continued preaching that God was going to destroy the world by a flood.

 

Bahkan jika saya boleh berkhayal sedikit, saya ingin kita pergi mengunjungi kelas-kelas universitas-universitas zaman ini.

v   Kalian tahu, jika kita mengunjungi kelas-kelas mereka yang mengajarkan ilmu Pengetahuan Alam,

kira-kira kita akan mendengar kata-kata seperti ini: “Tidak pernah ada hujan sebelumnya. Segala sesuatu itu berlanjut sebagaimana adanya sejak awal. Air akan jatuh dari atas itu tidak ilmiah. Belum ada manusia yang pernah melihat hal itu sebelumnya.”

v   Barangkali jika kita mengunjungi departemen Theologia di universitas itu,

mereka akan berkata, “Tuhan terlalu mencintai dunia untuk membinasakannya dengan air bah. Lagi pula apa yang benar bagi Nuh tidak harus berarti benar bagi semua orang. Karena pada akhirnya kebenaran itu relatif.”

v   Saya ingin membayangkan mendatangi Departemen Sejarah,

dan guru besar Sejarah berkata, “Tidak ada catatan sejarah tentang adanya hujan, jadi mengapa sekarang kita menganggap akan ada air bah padahal itu tidak pernah terjadi sepanjang sejarah?”

v   Saya bisa membayangkan bagaimana keadaannya di Departemen Ilmu Perilaku.

“Nuh menderita sakit mental khayalan, dia tidak bisa membedakan realitas dari khayalan, dia sudah tidak waras. Dia butuh perawatan kejiwaan.”

v   Saya bisa membayangkan bagaimana di Departemen Sosiologi Universitas tersebut.  

“Jangan kita biarkan seorang yang tidak waras seperti Nuh mengganggu tatanan kestabilan masyarakat. Dia memiliki cirri-ciri seorang praktisi kult, dan kita harus memastikan dia tidak mengguncang masyarakat.”

v   Saya bisa membayangkan apa yang dikatakan di Departemen Filosofi.

“Nuh itu menderita karena mengalami kekosongan dalam hidupnya. Dan apa yang bagi Nuh benar, belum tentu benar untuk orang-orang yang lain.”

Semua orang yakin, mustahil bisa ada air bah. Namun di bawah kuasa Roh Kudus, Nuh terus menyampaikan pekabaran bahwa Tuhan akan menghancurkan dunia dengan air bah.

 

 

2. The Moment of the Closing of the Door

Now we’ve reached the second point of time. The closing of the door. Notice Genesis 7:16. At this point the Holy Spirit ceases to strive with that corrupt ante-diluvian race. The Holy Spirit has finished His work, Noah has concluded his preaching. And now the door of mercy is going to close. It says there in Genesis 7:16,  So those that entered, male and female of all flesh, went in as God had commanded him; and the Lord shut him in.” 

So now the human race has been divided into:

ü  the saved

ü  and the lost.

The saved are in side. The door has been shut and sealed  by God. The lost are outside. Although they don’t know that they are lost.

 

2. Saat Ditutupnya Pintu Bahtera

Sekarang kita telah mencapai poin waktu yang kedua. Penutupan pintu bahtera. Perhatikan Kejadian 7:16. Pada saat ini Roh Kudus berhenti bergumul dengan bangsa manusia pra-air bah yang sudah rusak moralnya. Roh Kudus telah menyelesaikan tugasnya, Nuh sudah mengakhiri khotbahnya. Dan sekarang pintu kasihan akan ditutup. Dikatakan di Kejadian 7:16 16 Maka mereka yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, masuk ke dalam seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menguncinya di dalam.”

Jadi umat manusia sekarang sudah terbagi menjadi:

ü  mereka yang selamat

ü  dan mereka yang tidak selamat.

Yang selamat ada di dalam. Pintu sudah ditutup dan dimeteraikan oleh Tuhan. Yang tidak selamat ada di luar, walaupun mereka tidak tahu bahwa mereka tidak selamat.

 

 

3. The 7 days after the Closing of the Door.

Now, let’s go to our third point of time, which is very, very, interesting. You have probably noticed from the story in  Genesis that the rain did not begin to fall immediately when the door closed. This is very, very important. Because we are going to notice that what happened before the flood is going to happen at the close at the history of the world. Jesus said this. So you are going to have the same four stages of time that we are discussing from the book of Genesis.

Now, the third moment of time is actually the 7 days that Noah and his family spent in the ark before it began raining. Let me ask you, do you think that the faith of Noah and his family was severely tested during this period? Obviously yes. Why would God keep them in that ark filled with animals for 7 days? Why didn’t He send rain immediately? I believe it’s because God wanted to test their faith and God also wanted to show something that was going to happen in connection with the end of time. Not only was the faith of Noah tested, but also undoubtedly every day that passed, those who were outside became more and more hardened, and more daring against those who were in the ark. They became more abusive, and they became more violent outside, and Noah and his family inside, their faith is being tested.

 

3. Masa 7 hari Setelah Ditutupnya Pintu Bahtera

Nah, mari ke poin waktu kita yang ketiga, yang amat, sangat menarik. Tentunya kalian sudah menyimak dari kisah di Kejadian bahwa hujan tidak segera turun begitu pintu bahtera ditutup. Ini amat sangat penting. Karena kita akan melihat bahwa apa yang terjadi sebelum air bah, akan terjadi lagi pada penutupan sejarah dunia. Yesus berkata demikian. Jadi kita akan bertemu dengan keempat tahap waktu yang sama yang kita bahas dari kitab Kejadian.

Nah, poin waktu yang ketiga adalah ketujuh hari yang dilewatkan Nuh dan keluarganya di dalam bahtera sebelum hujan turun. Coba saya tanya, menurut kalian apakah iman Nuh dan keluarganya diuji dengan berat selama masa ini?  Jelas sekali, ya! Untuk apa Tuhan menahan mereka di dalam bahtera penuh binatang selama tujuh hari? Mengapa Tuhan tidak segera mengirimkan hujannya? Saya yakin itu karena Tuhan ingin menguji iman mereka, dan Tuhan juga mau menunjukkan sesuatu yang akan terjadi sehubungan dengan akhir zaman. Bukan saja iman Nuh diuji, tetapi tidak diragukan lagi setiap hari yang lewat, mereka yang ada di luar menjadi semakin lama semakin keras hati, dan semakin berani terhadap mereka yang ada di dalam bahtera. Mereka semakin kasar, dan mereka semakin galak di luar, dan Nuh serta keluarganya di dalam bahtera, imannya sedang diuji.

 

 

4. The time when the rain began to fall.

Now the fourth moment of time is mentioned in Genesis 7:11, that’s an easy text to remember, 7-11, Genesis 7:11, it’s the moment when it actually began to rain. It says there in verse 11In the six hundredth year of Noah's life, in the second month, the seventeenth day of the month, on that day all the fountains of the great deep were broken up, and the windows of heaven were opened.” You see, God shut water beyond the windows of heaven at creation and He placed an abundance of water under the earth, those were the fountains of the great deep. And the windows of heaven opened and once again the planet was filled with water.

 

4. Masa ketika Hujan benar-benar turun

Nah, poin waktu yang keempat disebut di Kejadian 7:11, itu adalah ayat yang mudah diingat, Seven Eleven [toserba ternama di Amerika]. Kejadian 7:11 adalah saat ketika hujan akhirnya mulai turun. Dikatakan di ayat 11 itu,11Di tahun ke enam ratus dari hidup Nuh, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari yang sama itulah segala mata air samudera raya yang dalam dipecahkan, dan tingkap-tingkap langit dibuka.” Kalian lihat, pada waktu Penciptaan Dunia,  Tuhan menutup air di atas tingkap-tingkap [= jendela] langit dan Dia menempatkan banyak sekali air di dalam bumi, itulah mata-mata air samudra raya. Dan tingkap-tingkap langit dibuka dan sekali lagi planet ini tertutup oleh air.

 

 

Now I want you to notice a very interesting little expression that we find here in Matthew 24:37-39. I am going to read the passage again and then I am going to dwell on this particular point. It says there, But as the days of Noah were, so also will the coming of the Son of Man be…”  Let me ask you, what “coming” is that referring to ~ “the coming of the Son of Man”?

You know most people when I ask them that question they say “Well, that’s referring to the second coming of Jesus.” And while I tell them that it does refer to the second coming of Jesus, but it refers to two aspects having to do with the coming of Jesus.

1.    It has to do with the closing of the door of probation.

2.    And then also has to do with the second coming of Jesus.

In other words, the door of probation for the world is going to close before Jesus actually comes.

 

Sekarang saya ingin kalian simak suatu ungkapan kecil yang sangat menarik yang ada di Matius 24:37-39. Saya akan membacakan kutipan itu lagi lalu saya akan membahas poin khusus ini. Dikatakan di sana, "37 Tetapi sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia…” Coba saya tanya, “kedatangan” di sini mengacu kepada apa ~ “kedatangan Anak Manusia”?

Kalian tahu, kebanyakan orang saat saya tanyai, mereka mengatakan “Ah, itu mengacu kepada kedatangan Yesus yang kedua kalinya.” Dan saya katakan kepada mereka, memang benar itu mengacu kepada kedatangan Yesus  yang kedua kalinya, namun itu mengacu kepada dua aspek yang berkaitan dengan kedatangan Yesus.

1.    Itu berkaitan dengan penutupan pintu kasihan, dan

2.    setelah itu juga berkaitan dengan kedatangan Yesus yang kedua kalinya.

Dengan kata lain, pintu kasihan bagi dunia akan ditutup sebelum Yesus benar-benar datang.

 

 

Notice once again,    “…But as the days of Noah were, so also will the coming of the Son of Man be…”  So there is a parallel between then and the end. Notice this,  “… 38For as in the days before the flood, they were eating and drinking, marrying and giving in marriage, until the day that Noah entered the ark…”  Let me ask you, is that going to be a parallel at the end time also? Yes, the two events are being made parallel: The entering into the ark, the closing of the door, is parallel as well. So it says,   “…until the day that Noah entered the ark, 39and did not know…”  what didn’t they know? They didn’t know that they were what? That they were lost, “…until the flood came and took them all away…”  Are you seeing here that there is a closing of the door and all cases are decided when the door closes, actually before the rain begins to fall?  So, when Jesus says, “…so also will the coming of the Son of Man be.” It must mean that there is going to be a closing of the door before Jesus actually comes from heaven, and pours out from heaven and from the earth not water but what according to 2 Peter? Not water but fire.

 

Perhatikan sekali lagi, “…37 Tetapi sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia….”  Jadi ada persamaannya antara saat itu dan akhir zaman. Perhatikan ini, “…38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu, makan dan minum, kawin dan mengawinkan  sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera….”  Coba saya tanya, apakah ini akan ada persamaannya pada akhir zaman juga? Ya, kedua peristiwa itu paralel: Masuknya [Nuh] ke dalam bahtera, ditutupnya pintu, ada persamaannya juga. Maka dikatakan,   “…sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera 39dan mereka tidak menyadarinya….”  Apa yang tidak mereka sadari? Mereka tidak sadar bahwa mereka sudah apa? Mereka sudah tidak selamat.   “…sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua…” apakah kalian melihat di sini bahwa ada pintu yang menutup dan kasus semua manusia sudah diputuskan pada saat pintu ditutup, tepatnya sebelum hujan mulai turun? Jadi, ketika Yesus berkata “…demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia…”  Itu harus berarti bahwa nanti akan ada pintu yang ditutup sebelum Yesus benar-benar datang dari Surga dan mencurahkan dari langit dan dari bumi bukan air melainkan apa menurut 2 Petrus? Bukan air melainkan api.

 

 

In actual fact, Matthew 24:37-41 are actually illustrating Matthew 24:14 all the way to verse 36. In other words, what I am saying is Matthew 24:14-36 is illustrated in verses 37-39. Now, let me explain how this is and I’ll do it as quickly as I can.

Matthew 24:14 speaks about what? It speaks about preaching the gospel, and then what? And then “the end will come.” Let me ask you is that what Noah did? Did Noah preach the gospel? Yes, he did. So you notice here that we have the gospel preached to all nations and then the end will come. Noah preached the gospel, and then the end came. By the way, Revelation 14:6 it says that before the end comes the gospel will go to every nation, kindred, tongue and people, just like in the days of Noah.

 

Sesungguhnya, Matius 24:37-41 menggambarkan Matius 24:14 terus hingga ayat 36. Dengan kata lain, maksud saya adalah Matius 24:14-36 digambarkan dalam ayat 37-39. Nah, izinkan saya menjelaskan ini dan saya akan melakukannya secepat mungkin.

Matius 24:14 berbicara tentang apa? Berbicara tentang memberitakan injil, sesudah itu apa? sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Coba saya tanya, apakah Nuh melakukan hal itu? Apakah Nuh memberitakan injil? Ya, Nuh memberitakan injil. Jadi, apakah kalian melihat di sini, ada injil yang diberitakan kepada semua bangsa dan sesudah itu barulah tiba kesudahannya? Ketahuilah, Wahyu 14:6 berkata bahwa sebelum kesudahan itu datang, injil akan diberitakan kepada setiap bangsa, suku, bahasa dan kaum, persis seperti di zaman Nuh.

 

 

Now, you remember also in Matthew 24, immediately after it speaks about the preaching of the gospel, you have the abomination of desolation. You remember that in verse 15? Does the abomination of desolation separate two groups? We have studied this before, absolutely. There is one group that remains where? In the city and they are the lost. You have another group that flees when they see the sign of the abomination of desolation, and their life is what? Their life is spared. So you have one group destroyed, and the other group spared, when they see the abomination of desolation. Let me ask you, before Jesus comes, is there going to be a separating of God’s people? Yes. What will God’s people receive? They will receive the seal of God. And what will the wicked receive? They will receive the mark of the Beast which we have already shown is parallel with the abomination of desolation. Are you following me or not?

In other words as the abomination of desolation divided Jerusalem into two groups, so in the same way at the end of time there are going to be two groups.

Let me ask you, were there two groups in the days of Noah when the door of probation closed, and the gospel was finished preaching? Absolutely, yes.

 

Nah, kalian ingat di Matius 24 juga, segera setelah disebutkan tentang pemberitaan injil, kita temukan kekejian yang menelantarkan. Kalian ingat itu di ayat 15? Apakah kekejian yang menelantarkan itu memisahkan dua kelompok? Kita sudah mempelajari ini, betul sekali. Ada satu kelompok yang tetap tinggal di mana? Di dalam kota, dan mereka tidak selamat. Ada kelompok yang lain yang melarikan diri ketika mereka melihat tanda kekejian yang menelantarkan dan nyawa mereka bagaimana? Nyawa mereka diselamatkan. Jadi ketika mereka melihat kekejian yang menelantarkan, ada satu kelompok yang dihancurkan, dan kelompok yang lain diselamatkan. Coba saya tanya, sebelum kedatangan Yesus, apakah akan ada pemisahan umat Tuhan? Ya. Apa yang akan diterima umat Tuhan? Mereka akan menerima meterai Allah. Dan apa yang akan diterima orang-orang fasik? Mereka akan menerima tanda Binatang, yang sudah kita buktikan bahwa ini adalah paralel dengan kekejian yang menelantarkan. Apakah kalian bisa mengikuti saya atau tidak?

Dengan kata lain, sebagaimana kekejian yang menelantarkan itu telah membagai Yerusalem ke dalam dua kelompok, begitu pula dengan cara yang sama pada akhir zaman akan  ada dua kelompok. Coba saya tanya, apakah di zaman Nuh ada dua kelompok pada saat pintu kasihan ditutup dan injil sudah selesai diberitakan? Betul sekali, iya.

 

 

Now, what came immediately after the abomination of desolation and the separation of the righteous from the unrighteous? You actually have the Great Tribulation, you remember this in Matthew 24? Let me ask you in the days of Noah, after the door closed, after the two groups have been separated, do you have a period of tribulation for Noah and his family in the ark? Absolutely. Do the wicked become more and more daring? Yes. Is the faith of Noah and his family tested? Absolutely. Let me ask you at the end of time after the mark of the Beast is given and the seal of God, and humanity is separated into two groups, are the wicked going to arise to try and destroy God’s people? Yes. Is the faith of God’s people going to be tested? Severely, during the time of trouble such as no one has ever seen. Yes, Daniel 12:1 speaks about that.

 

Nah, apa yang terjadi segera setelah kekejian yang menelantarkan dan pemisahan orang yang benar dari yang tidak benar? Kita bertemu dengan Masa Kesukaran Besar, kalian ingat ini ada di Matius 24?  Coba saya tanya, di zaman Nuh, setelah pintu bahtera ditutup, setelah kedua kelompok dipisahkan, apakah ada suatu masa kesukaran besar buat Nuh dan keluarganya di dalam bahtera? Betul sekali. Apakah orang-orang jahat semakin lama menjadi semakin berani? Ya. Apakah iman Nuh dan keluarganya diuji? Betul sekali. Coba saya tanya, pada akhir zaman setelah tanda Binatang diberikan dan setelah meterai Tuhan, dan umat manusia dipisahkan ke dalam dua kelompok, apakah orang-orang jahat akan berusaha bangkit untuk mencoba dan membinasakan umat Tuhan? Ya! Apakah saat itu iman umat Tuhan akan diuji? Dengan sangat berat, selama masa kesukaran yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Ya, Daniel 12:1 berbicara mengenai hal itu.

 

 

And then interestingly enough in Matthew 24, after the tribulation you have the second coming of Jesus, and the destruction of the world, and the picking up of God’s elect by the angels. Let me ask you what happened after the period of tribulation that Noah and his family sent in the ark,  when the wicked became more and more daring, the faith of those inside was tested? What happened? Destruction came upon the world. Are you seeing the parallel?

 

Lalu, yang cukup menarik di Matius 24, setelah Masa Kesukaran Besar ini, kita dapati kedatangan Yesus yang kedua, dan kebinasaan dunia, dan dijemputnya umat pilihan Tuhan oleh para malaikat.  Coba saya tanya, apa yang terjadi setelah masa kesukaran besar saat Nuh dan keluarganya sudah dimasukkan ke dalam bahtera dan orang-orang jahat menjadi semakin berani, dan iman yang berada di dalam bahtera diuji? Apa yang terjadi? Kebinasaan pada dunia. Apakah kalian melihat persamaannya?

 

 

You have an exact parallel. You have:

ü   the preaching of the gospel,

ü   the abomination of desolation would be the closing of the door,

ü   God’s people have been separated from the wicked,

ü   and then you have the great tribulation in the days of Noah, also in the end time,

ü   and then destruction comes in both cases.

So Matthew 24:37-39 is actually amplifying what we find in the previous verses of Matthew 24.

 

Ada persamaan yang persis. Ada:

ü   pemberitaan injil,

ü   kekejian yang menelantarkan adalah saat ditutupnya pintu,

ü   umat Tuhan pada waktu itu sudah dipisahkan dari yang fasik,

ü   lalu ada Masa Kesukaran Besar di zaman Nuh, juga di akhir zaman,

ü   setelah itu datanglah kehancuran pada kedua kasus ini.

Jadi Matius 24:37-39 sebenarnya memberikan penjelasan yang lebih luas pada apa yang kita temukan dalam ayat-ayat sebelumnya dari Matius pasal 24. 

 

 

Now, by the way, we need to also say something about verses 40-41. I only read to verse 39, but we need also to read verses 40-41. These are the famous verses that are used to try to prove the rapture. “One will be taken and the other will be…” what? “…the other will be left.” And most people assume that the taken ones are taken to heaven, and the left ones are left behind. There’s where that series comes from, the series of books “Left Behind”. But a careful study, folks, of these verses indicates that those that are “taken” are actually those who are destroyed. And those who are left, it doesn’t say “left behind”, those who are “left”, are the ones who are actually saved.

And you say, “How is that, Pastor?”

Well, Matthew 24 is drawing from Genesis, so it may be a good idea to go back to Genesis. Go back to Genesis 7 and I want you to notice something very interesting there.

 

Nah, ketahuilah, kita juga perlu berbicara tentang ayat 40-41. Tadi saya hanya membaca hingga ayat 39, tetapi kita juga perlu membaca ayat 40-41. Ini adalah ayat-ayat yang terkenal yang dipakai untuk mencoba membuktikan adanya pengangkatan [= rapture]. 40 yang seorang akan diambil dan yang lain...” bagaimana?  “…yang lain ditinggal.” Dan kebanyakan orang menganggap mereka yang dibawa itu dibawa ke Surga, dan yang ditinggal itu, tidak dibawa. Dari sinilah datangnya serial itu, serial buku “Left Behind”. Tetapi, Saudara-saudara, jika dipelajari dengan seksama, ayat-ayat ini menunjukkan bahwa mereka yang “diambil” sesungguhnya adalah mereka yang dibinasakan. Dan mereka yang “ditinggal”, di sini tidak dikatakan “ditinggalkan” tetapi mereka yang tersisa, justru adalah mereka yang selamat.

Dan kalian berkata, “Kok bisa, Pastor?”

Nah, Matius 24 mengambil dari Kejadian, jadi sebaiknya kita kembali ke kitab Kejadian. Mari ke Kejadian pasal 7 dan saya mau kalian simak sesuatu yang sangat menarik di sana.

 

 

Genesis 7:22-23 it says there in verse ~ let me see here ~ verse 22, that God destroyed what? Come on help me, God destroyed what? He destroyed everything on the earth that was what? That had the breath of life. And verse 23 says, that only whom? Only Noah and those who were in that ark with him, what? Remained alive.  Now, do you know that most bible versions say, “…And only Noah and his family were LEFT.” You know when a great big flood comes, and washes away a town, we say, “Did the flood take everyone away? Wasn’t anyone left?” You see, the word “left” is a “remnant” word in Scripture. I am not going to get into all of the details, but it’s a “remnant” word. In other word, it’s what left behind after a great calamity, it’s what left alive after a great calamity. The calamity takes with destruction one group but another group is left, or the other group remains. And so in the days of Noah we have those who are destroyed, and those who are left. The ones who are left are the saved, are they not, according to Genesis 7:22-23? Absolutely.

Now those who believe in the rapture have a serious problem here. Because what they say is when the rapture takes place many people in the world are going to die at the rapture, because you know planes are going to crash, automobiles are going to crash, so there are going to be a lot of dead people, but they say that there is still going to be a lot of people alive on planet earth after the rapture. Have you ever heard that before? So in other words there is one group that is going to be destroyed at the rapture, there is another group that is going to remain on planet earth alive. Now let me ask you does that parallel what we find at the time of the  flood? At the time of the flood:

Ø    when Noah and his family were left alive in the ark,

Ø    you have outside part of the people were destroyed by the flood,

Ø    and another part survived and kept on living on planet earth?

NO! You only have TWO groups. You have:

1.    one group those outside, all of them were destroyed.

2.    And those inside, all of them were what? All of them were spared.

Are you with me or are you not with me?  Praise the Lord!

 

Kejadian 7:22-23, dikatakan di ayat ~ coba saya lihat ~ ayat 22, bahwa Tuhan memusnahkan apa? Ayo, tolong dijawab, Tuhan memusnahkan apa? Tuhan memusnahkan segala sesuatu di atas bumi yang apa? Yang memiliki nafas hidup. Dan ayat 23 berkata, bahwa hanya siapa? Hanya Nuh dan mereka yang berada di dalam bahtera bersamanya, bagaimana? Yang tetap hidup. Nah, tahukah kalian bahwa kebanyakan versi terjemahan Alkitab berkata, 23 …Dan hanya Nuh dan keluarganya yang TERSISA.”

Kalian tahu, bila ada banjir besar datang dan menyapu suatu kota, kita berkata, “Apakah banjir itu membawa pergi semua orang? Tidak adakah yang tersisa?” Kalian lihat, kata “left” (= tersisa) adalah kata “remnant” (= tersisa) di dalam Alkitab. Saya tidak akan menjelaskannya panjang lebar, tetapi ini adalah kata “remnant” (= tersisa). Dengan kata lain, ini adalah apa yang tertinggal setelah suatu bencana besar, ini adalah apa yang masih hidup setelah suatu bencana besar. Bencana itu membawa satu kelompok bersama kemusnahannya, tetapi kelompok yang lain tersisa, atau kelompok yang lain itu masih ada. Jadi di zaman Nuh, ada orang-orang yang dimusnahkan, dan orang-orang yang tersisa. Menurut Kejadian 7:22-23 mereka yang tersisa adalah yang selamat, bukan? Benar sekali.

Nah, orang-orang yang meyakini doktrin pengangkatan [= rapture], mendapat masalah besar di sini. Karena yang mereka katakan adalah, ketika pengangkatan itu terjadi, banyak manusia di dunia akan mati karena kalian tahu, pesawat-pesawat terbang akan jatuh, mobil-mobil akan mengalami kecelakaan, jadi akan ada banyak orang yang mati. Tetapi mereka berkata di planet bumi masih akan ada banyak orang yang hidup setelah pengangkatan ini. Pernahkah kalian mendengar ini sebelumnya? Jadi dengan kata lain, ada satu kelompok yang akan dihancurkan pada waktu pengangkatan, ada satu kelompok lain yang akan tetap hidup di planet bumi.

Sekarang, saya mau tanya, apakah ini paralel dengan apa yang kita lihat pada saat air bah? Pada waktu air bah,

Ø   ketika Nuh dan keluarganya tersisa hidup di dalam bahtera,

Ø   di luar ada sebagian orang yang dibinasakan oleh air bah,

Ø   dan sebagian lagi selamat dan tetap hidup di planet bumi?

TIDAK! Hanya ada DUA kelompok.

1.    Satu kelompok yang di luar semuanya binasa.

2.    Dan mereka yang ada di dalam bahtera, semuanya apa? Semuanya selamat.

Apakah kalian bisa mengikuti saya atau tidak? Puji Tuhan.

 

 

Now, I want you to notice that there is a period of time between when the door closes, and when the flood comes. The same thing is going to happen, folks, at the end of time. The door of probation for the world is going to close before the tribulation, before Jesus comes. God’s people are going to go through the tribulation. It’s going to be a time of severe testing. The wicked are not going to know that they are lost. And they are going to come after God’s people according to Scripture. But God’s people are going to be shielded.

 

Nah, saya mau kalian perhatikan bahwa ada suatu masa antara saat menutupnya pintu bahtera dan ketika air bah datang. Saudara-saudara, hal yang sama akan terjadi pada akhir zaman. Pintu kasihan bagi dunia akan menutup sebelum Masa Kesukaran Besar, sebelum kedatangan Yesus. Umat Tuhan akan mengalami Masa Kesukaran Besar. Itulah waktunya ujian yang hebat. Orang-orang fasik tidak akan tahu bahwa saat itu mereka sudah tidak selamat. Dan menurut Alkitab, mereka akan mengejar umat Tuhan, tetapi umat Tuhan akan dilindungi.

 

 

You see it’s interesting that in Genesis 7 it says that God “shut him in,” what that means is that Noah and his family were shut in the ark and they were from spared two things:

v    they were spared from the rage of the wicked,

v    and they were also spared when the destruction came.

In other words they were spared during the tribulation and they were also spared when the destruction came.

 

Kalian lihat, sangat menarik di Kejadian 7 dikatakan bahwa Tuhan “menguncinya di dalam[ay. 16], artinya Nuh dan keluarganya dikunci di dalam bahtera dan mereka diselamatkan dari dua hal:

v    mereka diselamatkan dari angkara murka orang-orang fasik,

v    dan mereka juga diselamatkan ketika kehancuran tiba.

Dengan kata lain mereka diselamatkan pada waktu Masa Kesukaran Besar dan mereka juga diselamatkan saat kehancuran tiba.

 

 

By the way, in other places in Matthew ~ actually a little later on in Matthew 24 ~ Jesus compares His coming to the coming of a thief. Now, let’s dwell on that for the moment, the coming of the thief. Do you know that the coming of the thief has two stages?

You say, “How’s that?”

Well let me explain it. By the way He says ~ Jesus ~ His coming will be like a thief in the night, not while you are at work, but while people are at home, what? Sleeping. That is why Jesus says, “Stay awake! Don’t go to sleep!” He says. “Stay awake! Because I am coming like a thief when you least expect Me.”

And so you image, you know, you lock your doors and your windows for a thousand nights, the thief never comes. So you say, “What’s the use? I can leave my windows open, the thief is not going to come tonight.” And so that night you go to sleep and you left your windows open. Lo and behold, the thief comes, comes in through the window, steals your DVD player, steals your microwave, steals your television set, hallelujah, steals all the movies you have on DVD that you shouldn’t watch anyway, and everybody in the house is what? Everybody in the house is sleeping, unaware that the thief has come. And so the thief goes back out the window, he leaves, and everybody is asleep in the house. When do they find out that the thief has come and visited them? The next morning when they wake up and they start roaming around the house, they see that all of this stuff is missing. How many stages did the coming of the thief have? Two.

1.    when he came, and

2.    when you found out that he came.

But in between you did not know that the thief had come. Are you following me or not?

 

Nah, di tempat lainnya di Matius ~ sebenarnya sedikit lebih lanjut di Matius 24 ~ Yesus membandingkan kedatanganNya dengan kedatangan seorang pencuri. Nah, marilah kita pikirkan sejenak tentang kedatangan seorang pencuri ini. Tahukah kalian bahwa kedatangan pencuri itu ada dua tahap?

Kalian berkata? “Maksudnya?”

Nah, coba saya jelaskan. Dia berkata ~ Yesus ~ kedatanganNya akan seperti seorang pencuri di tengah malam, bukan pada waktu kita bekerja, tetapi ketika orang ada di rumah sedang apa? Tidur. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Berjagalah! Jangan tertidur!” Dia berkata, “Berjagalah! Karena Aku akan datang seperti seorang pencuri ketika kalian paling tidak menyangka Aku akan datang.”

Jadi bayangkan, kita mengunci pintu-pintu dan jendela-jendela rumah kita selama seribu malam, pencuri tidak pernah datang. Maka kita berkata, “Apa gunanya? Aku bisa membiarkan jendela-jendela terbuka, toh pencurinya tidak akan datang malam ini.” Dan malam itu kita pergi tidur dan kita biarkan jendela-jendela terbuka. Lo, lihatlah, si pencuri datang, masuk melalui jendela, mencuri DVD player, mencuri microwave, mencuri pesawat televisi, halleluya, mencuri semua film DVD yang kita miliki yang seharusnya memang tidak kita tonton, dan semua orang di dalam rumah lagi apa? Semua orang di dalam rumah sedang tidur, tidak menyadari bahwa pencuri sudah datang. Dan si pencuri keluar lagi lewat jendela, dia pergi dan semua orang masih tertidur di dalam rumah. Kapan mereka tahu bahwa pencuri telah datang berkunjung? Keesokan harinya ketika mereka bangun dan mereka keliling dalam rumah, mereka melihat semua barang yang hilang.

Kedatangan si pencuri ini berapa tahap? Dua.

1.    ketika dia datang,

2.    ketika kita menyadari bahwa dia telah datang.

Tetapi di antara kedua tahap itu, kita tidak tahu bahwa si pencuri telah datang. Apakah kalian bisa memahani saya atau tidak? 

 

 

Jesus says “My coming is going to be just like that.”

The people before the flood they didn’t have the foggiest idea that their probation had closed when the door of the ark closed. They didn’t know. For 7 whole days they carried on business as usual, they bought, they sold, they planted, you know, they married and they carried on with life, unaware that what? Unaware that their door of mercy had closed.

When did they actually find out that they were lost? When it began to what? To rain. Jesus says, “So also, will the coming of the Son of Man be.”

You see, the Christian world today is totally oblivious to this reality. They are expecting the rapture, when really what the should be expecting is the close of probation. You see, there is a certain sense in which Jesus comes as a thief before His glorious coming, but He doesn’t come personally. He actually comes to His Father and He closes the door of probation and then after the tribulation He actually comes on the clouds of heaven. But the world is going to find out that they are lost too late.

 

Yesus berkata, “KedatanganKu persis seperti itu.”

Orang-orang sebelum air bah tidak punya bayangan sama sekali bahwa masa percobaan bagi mereka telah berakhir ketika pintu bahtera itu menutup. Mereka tidak tahu. Selama 7 hari penuh mereka terus melanjutkan urusan mereka seperti biasa, mereka membeli, mereka menjual, mereka menanam, kalian tahulah, mereka menikah dan melanjutkan hidup, tanpa menyadari bahwa apa? Tanpa menyadari bahwa pintu kemurahan Tuhan telah tertutup.

Kapan mereka tahu bahwa mereka tidak selamat? Ketika mulai apa? Mulai hujan. Yesus berkata, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” 

Kalian lihat, dunia Kekristenan hari ini sama sekali tidak menyadari realita ini. Mereka menunggu pengangkatan [=rapture], padahal sebenarnya apa yang seharusnya mereka tunggu adalah berakhirnya masa kemurahan Tuhan. Kalian lihat, ada benarnya bahwa Yesus datang sebagai seorang pencuri sebelum kedatanganNya dalam kemuliaan, tetapi Yesus tidak datang secara pribadi. Sesungguhnya Dia datang kepada Allah Bapa, dan Dia menutup pintu kasihan, dan baru setelah Masa Kesukaran Besar Dia benar-benar datang di awan-awan di angkasa. Tetapi dunia akan terlambat menyadari bahwa mereka tidak selamat. 

 

 

By the way have you ever noticed in Scripture that the door always closes BEFORE the destruction? Let me give you some exampls.

v   The Jewish nation.

When did the door of mercy closed for the Jewish nation? In the year 34, the stoning of Stephen. When did the destruction take place? Between the year 66 and the year 70, that’s right, it was only the execution of the sentence.

v   Let me ask you, before Babylon fell in the days of Belshazzar

did God already say, “You have been weighed in the balances and you have been found wanting” before Belshazzar was destroyed or anybody was killed in the city? Yes, he had already been weighed.

v   Let me ask you Sodom and Gomorrah,

was there a closing of the door before the cities were destroyed? Yes, the bible says that the angels pulled them in and they shut the door, that was it for the inhabitants of Sodom and Gomorrah. You see, they had been judged and the door had closed before the destruction came.

v   By the way also before Jerusalem was destroyed by Nebuchadnezzar

we noticed in Ezekiel 8 that there was a process of placing a seal on the forehead of those who sighed and cried because of the abominations that were being committed in the city. And after they were sealed then God said, “Go and destroy.”

And so this is the way that God operates. You see, at the end of time it is the same way.

 

Nah, pernahkan kalian perhatikan di dalam Alkitab bahwa selalu ada pintu yang menutup SEBELUM penghancuran? Saya akan memberikan beberapa contoh.

v   Bangsa Yahudi misalnya.

Kapan pintu kemurahan Tuhan bagi bangsa Yahudi menutup? Di tahun 34, saat perajaman Stefanus. Kapan penghancurannya terjadi? Antara tahun 66-70, betul sekali, itu hanyalah eksekusi vonisnya.

v   Coba saya tanya, kapan Babilon jatuh di zaman Belsyazar?

Apakah Tuhan sudah mengatakan engkau ditimbang di neraca, dan didapati kurang(Daniel 5:27) sebelum Belsyazar dihancurkan atau ada yang terbunuh di dalam kota itu? Ya, dia sudah ditimbang.

v   Coba saya tanya, Sodom dan Gomora,

apakah ada pintu yang ditutup sebelum kota-kota itu dihancurkan? Ya. Alkitab berkata bahwa para malaikat menarik mereka masuk dan mereka menutup pintu. Saat itu berakhirlah kesempatan bagi penduduk Sodom dan Gomora. Kalian lihat, mereka telah dihakimi, dan pintu ditutup sebelum kehancuran tiba.

v   Sebelum Yerusalem dihancurkan oleh Nebukadnezar,

kita lihat di Yehezkiel pasal 8, ada suatu proses menempatkan meterai di dahi mereka yang berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian yang terjadi di dalam kota, dan setelah mereka dimeteraikan, Tuhan berkata, “Pergi dan hancurkanlah!”

Dan demikianlah cara Tuhan bekerja. Kalian lihat pada akhir zaman akan seperti itu juga.

 

 

The first angel’s message says Fear God and give glory to Him, for the hour of His judgment is come”. Notice that the judgment takes place before Jesus comes on the clouds, because the preaching of the gospel and the preaching of the judgment is  Revelation 14:6-7. The coming of Jesus on the clouds isn’t until Revelation 14:14 when He is in the clouds with a sickle in His hand and He is coming to harvest the earth. But before that the judgment has been preached, and humanity has been separated into two groups. This is biblical proof that there is always a pre-advent investigative judgment before the destruction is actually poured out.

 

Pekabaran Malaikat yang Pertama berkata,‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya’…” Perhatikan, penghakiman terjadi sebelum Yesus datang di awan, karena pekabaran injil dan pekabaran tentang penghakiman ada di Wahyu 14:6-7, kedatangan Yesus di awan baru muncul di Wahyu 14:14 ketika Dia datang di awan-awan dengan sabit di tanganNya dan Dia datang untuk menuai bumi. Tetapi sebelum itu, penghakiman sudah disampaikan, dan manusia telah dipisahkan menjadi dua kelompok. Ini adalah bukti alkitabiah bahwa  selalu akan ada pemeriksaan  penghakiman sebelum penghancuran benar-benar dilaksanakan.

 

 

Now, allow me to read you a statement from the book Patriarchs and Prophets pg 98-99. You know this author that I am reading from, Ellen White, this book Patriarchs and Prophets is one of my favorites. It is a tremendous commentary on the first portion of Holy Scripture, all the way up to Solomon. I mean it’s a classic. If you really want to learn the meaning of Scripture up from before Creation, from the fall of Lucifer in heaven, all the way to the time of Solomon, you know this is the book that you need to read, because she has profound insights. By the way she only had 2.5 years of primary education. So, she had more than human wisdom.

 

Nah, izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari buku Patriarchs and Prophets hal 98-99. Kalian tahu, penulis ini, yang akan saya bacakan karyanya, Ellen White, bukunya Patriarchs and Prophets adalah salah satu favorit saya. Ini adalah komentar yang hebat tentang bagian pertama Alkitab, terus hingga Nabi Salomo. Maksud saya, buku ini benar-benar klasik. Jika kalian ingin mempelajari makna Alkitab bahkan dari sebelum Penciptaan, yaitu dari kejatuhan Lucifer di Surga, terus hingga ke zaman Salomo, ketahuilah, inilah buku yang perlu kalian baca, karena Ellen White memiliki pandangan yang sangat mendalam. Ketahuilah dia hanya pernah mendapatkan pendidikan 2.5 tahun sekolah dasar. Jadi dia memiliki kebijaksaan yang melebihi kebijaksanaan manusia. 

 

 

Notice what she says, “So…” she’s spoken about the flood, the closing of the door, and them not knowing they were lost until the flood came,  “…So  when Christ shall cease His intercession for guilty men, before His coming in the clouds of heaven, the door of mercy will be shut. Then divine grace will no longer restrain the wicked, and Satan will have full control of those who have rejected mercy. They will endeavor to destroy God's people; but as Noah was shut into the ark, so the righteous will be shielded by divine power. For seven days after Noah and his family entered the ark, there appeared no sign of the coming storm. During this period their faith was tested. It was a time of triumph to the world without….” It was a time of triumph for who? For those who were outside the ark. They said, “See, we told you he was crazy!” She continued saying,  “…The apparent delay confirmed them in the belief that Noah's  message was a delusion, and that the Flood would never come. Notwithstanding the solemn scenes which they had witnessed--the beasts and birds entering the ark, and the angel of God closing the door--they still continued their sport and revelry, even making a jest of these signal manifestations of God's power. They gathered in crowds about the ark, deriding its inmates with a daring violence which they had never ventured upon before.”

 

Perhatikan apa yang dikatakan Ellen White, “… Jadi…” dia sudah berbicara mengenai air bah, mengenai penutupan pintu bahtera, dan mereka yang tidak menyadari bahwa mereka sudah tidak selamat sampai datang air bah,  “…Jadi ketika Kristus mengakhiri perantaraanNya untuk manusia-manusia berdosa, sebelum Dia datang di atas awan di langit, pintu kasihan akan ditutup. Pada waktu itu kemurahan Ilahi tidak lagi akan menahan orang-orang jahat, dan Setan akan secara penuh menguasai mereka yang telah menolak kasih karunia Tuhan. Mereka (Setan dan orang-orang jahat) akan berusaha membinasakan umat Tuhan, tetapi sebagaimana Nuh telah dikunci di dalam bahtera, demikian pulalah orang-orang benar akan dilindungi oleh kuasa Ilahi. Selama tujuh hari setelah Nuh dan keluarganya masuk ke dalam bahtera tidak tampak adanya tanda akan datangnya badai. Selama masa ini, iman mereka diuji. Bagi orang-orang dunia yang berada di luar bahtera, saat ini adalah saat kemenangan…” Ini adalah saat kemenangan bagi siapa? Bagi mereka yang berada di luar bahtera. Mereka berkata, “Tuh, bener, kan, Nuh itu gila!” Ellen White melanjutkan berkata, “… Penundaan nyata turunnya hujan meneguhkan keyakinan mereka bahwa pekabaran Nuh hanyalah suatu khayalan, dan bahwa banjir itu tidak akan pernah datang. Walaupun mereka telah menyaksikan adegan-adegan yang mencekam ~ binatang-binatang dan burung-burung memasuki bahtera dan malaikat Tuhan menutup pintunya ~ mereka tetap melanjutkan senda-gurau dan pesta pora mereka, bahkan mereka mencemooh tanda-tanda manifestasi kuasa Tuhan ini. Mereka berkumpul seputar bahtera, mengolok-olok penghuninya, menantang secara ganas, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah mereka coba.”

 

 

This is speaking about the period between when the door closed and it would begin to rain. Their faith was tested and the wicked became more and more violent each day outside.

By the way, I believe that the 7 days would probably represent the period of the 7 last plagues that begin to fall when the door of mercy is closed. Also the number 7 is connected with the three young men who were thrown into the tribulation of the fiery furnace. In fact the furnace experience in the bible is connected with testing or with tribulation. You know you can read Psalms 12:6 where it says that silver was refined 7 times, you can also read Isaiah 48:10 where the prophet says that God’s people are tested in the furnace of affliction. So, the faith of God’s people is going to be severely tested during this period.

 

Ini berbicara mengenai masa antara saat pintu bahtera ditutup dan saat hujan mulai turun. Iman mereka diuji dan orang-orang fasik di luar semakin hari  menjadi semakin garang.

Nah, saya yakin bahwa ketujuh hari itu kemungkinan besar melambangkan masa dari ketujuh malapetaka terakhir yang mulai dicurahkan ketika pintu kasihan (pintu kemurahan Tuhan) ditutup. Juga angka 7 ini berkaitan dengan ketiga pemuda yang dilemparkan ke ujian besar tungku api yang menyala (Daniel pasal 3). Bahkan pengalaman tungku api di dalam Alkitab berkaitan dengan ujian atau dengan kesukaran besar. Tahukah kalian, kalian bisa membaca Yesaya 48:10 di mana sang nabi berkata bahwa umat Tuhan diuji dalam “tungku kesengsaraan”. Maka, iman umat Tuhan akan diuji berat sekali selama masa ini.

 

 

In another very interesting comment, in Great Controversy pg 491, we have an amplification of what I read from Patriarchs and Prophets. “When the work of the investigative judgment closes, the destiny of all will have been decided for life or death….” You know when you really think about it, if we should die tonight, that would close our probation. There is going to be a close of probation for the world, but there is also a personal closing of probation. So we need to be ready at each moment. She continued saying, “…Probation is ended a short time before the appearing of the Lord in the clouds of heaven. Christ…” now she is going to show where this is found in Scripture,  “…Christ in the Revelation looking forward to that time, declares: ‘He that is unjust, let him be unjust still: and he which is filthy, let him be filthy still: and he that is righteous let him be righteous still: and he that is holy, let him be holy still’….” And then, notice this text  Revelation 22:12 immediately after,  “… ‘And, behold, I come quickly; and My reward is with Me, to give every man according as his work shall be.’…”. Do you see there that the coming of Jesus takes place after this declaration from the Sanctuary that the righteous will continue to be righteous, the holy will continue to be holy, the filthy will continue to be filthy, the unrighteous will continue to be unrighteous? Then it says, “… ‘behold, I come quickly; and My reward is with Me, to give every man according as his work shall be.’… She continued saying, “…The righteous and the wicked will still be living upon the earth in their mortal state—men will be planting and building, eating and drinking, all unconscious that the final, irrevocable decision has been pronounced in the sanctuary above…”  Then she goes to another biblical basis for this,  “…Before the Flood, after Noah entered the ark, God shut him in and shut the ungodly out; but for seven days the people, knowing not that their doom was fixed, continued their careless, pleasure-loving life and mocked the warnings of impending judgment. ‘So,’ says the Saviour, ‘shall also the coming of the Son of Man be.’…”  Now notice this  “…Silently, unnoticed as the midnight thief, will come the decisive hour which marks the fixing of every man’s destiny, the final withdrawal of mercy’s offer to guilty men. ‘Watch ye therefore: ... lest coming suddenly He find you sleeping.’ Perilous is the condition of those who, growing weary of their watch, turn to the attractions of the world. While the man of business is absorbed in the pursuit of gain, while the pleasure lover is seeking indulgence, while the daughter of fashion is arranging her adornments—it may be in that hour the Judge of all the earth will pronounce the sentence: ‘Thou art weighed in the balances, and art found wanting.’

That is an awesome statement. This is not just getting it from the top of her head, she uses two avenues to prove it. Revelation 22:11-12 and also the parallel of the times of the flood, where Jesus said “As it was then, so it will be.” There is a time between the closing of the door and when the destruction comes when people will not know that their destiny has been fixed.

 

Dalam suatu komentar yang sangat menarik, di Great Controversy hal 491, kita mendapati penjelasan mengenai apa yang telah saya bacakan dari Patriarchs and Prophets.  “Pada waktu pekerjaan penghakiman investigasi berakhir, nasib semua manusia telah ditentukan, bagi hidup kekal atau bagi mati kekal…” Tahukah kalian, kalau dipikir-pikir, seandainya malam ini kita mati, itu akan mengakhiri masa percobaan kita? Nanti akan ada berakhirnya masa percobaan bagi seluruh dunia, tetapi juga ada berakhirnya masa percobaan bagi setiap individu. Jadi kita harus bersiap sedia setiap saat. Ellen White melanjutkan berkata, “…Masa percobaan diakhiri tidak lama sebelum kedatangan Tuhan di awan-awan di langit. Kristus…” sekarang dia akan menunjukkan di mana ayat ini ada di Alkitab, “…Kristus di kitab Wahyu, memandang ke masa depan saat itu menyatakan, Dia yang tidak benar, biarlah ia tetap tidak benar, dan dia yang cemar, biarlah ia tetap cemar; dan dia yang benar, biarlah ia tetap benar; dan dia yang kudus, biarlah ia tetap kudus!…” Kemudian, perhatikan ayat ini di Kitab Wahyu 22:12, ayat berikutnya, “…Lihatlah, Aku datang segera dan hadiahKu ada bersamaKu, untuk memberi setiap orang menurut perbuatan yang akan dilakukannya.…” Apakah kalian melihat di sini bahwa kedatangan Yesus terjadi setelah pernyataan dari Bait Suci bahwa yang benar akan terus benar, yang kudus akan terus kudus, yang cemar akan terus cemar, dan yang jahat akan tetap jahat? Lalu dikatakan, “…Lihatlah, Aku datang segera dan hadiahKu ada bersamaKu, untuk memberi setiap orang menurut perbuatan yang akan dilakukannya.…” Ellen White melanjutkan berkata, “Yang benar dan yang jahat masih akan tetap ada di atas bumi dalam kondisi hidup ~ orang-orang masih akan menanam dan membangun, makan dan minum, semua tidak sadar bahwa keputusan yang terakhir, yang tidak dapat diubah telah diumumkan di Bait Suci di atas…” Lalu Ellen White beralih ke ayat lain di Alkitab sebagai dasar komentarnya, “…Sebelum air bah, setelah Nuh masuk ke dalam bahtera, Tuhan menguncinya di dalam dan mengunci orang-orang fasik di luar; dan selama tujuh hari manusia yang tidak tahu bahwa kematian mereka telah ditentukan, melanjutkan cara hidup mereka yang seenaknya, yang mementingkan kenikmatan, dan mencemooh peringatan-peringatan tentang penghakiman yang akan datang.Demikian pula halnya kelak’… kata Sang Juruselamat,  ‘pada kedatangan Anak Manusia.’ (Matius 24:37)…” Sekarang perhatikan ini, “…Diam-diam, tanpa disadari sebagaimana pencuri di tengah malam, tibalah saat yang menentukan yang menandai takdir setiap manusia, saat ditariknya kembali tawaran pengampunan bagi orang-orang yang berdosa.  ‘Karena itu berjaga-jagalah… supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur[Markus 13:35-36]. Mereka yang karena lelah menunggu dan berjaga, lalu berpaling kepada daya tarik dunia, berada dalam kondisi yang sangat berbahaya. Sementara para pengusaha tenggelam sedang mencari harta, sementara para pengejar kenikmatan lepas kendali, sementara putri-putri mode sedang mengatur pakaiannya ~ mungkin saja pada saat itu  Sang Hakim seluruh dunia akan mengumumkan keputusanNya:  engkau ditimbang di neraca, dan didapati kurang’. (Daniel 5:27)”

Ini adalah pernyataan yang mengagumkan. Ellen White tidak mendapatkannya hanya dari pemikirannya sendiri, dia memakai dua jalur untuk membuktikannya. Wahyu 22:11-12 dan juga persamaan antara waktu air bah di mana Yesus berkata “Sebagaimana keadaannya pada waktu itu, demikian pula nanti akan seperti itu.” Ada waktu antara saat ditutupnya pintu kasihan dengan saat datangnya penghancuran ketika manusia tidak tahu bahwa takdir mereka telah ditentukan.

 

 

Now the big question is, must the close of the door of probation catch us by surprise? Is there any way that we can be sure that the closing of the door does not catch us by surprise? And how can we be sure? Well, allow me to share with you something that happened in the country where I lived for many years, the country of Columbia.

On November 13, 1985, the city of Armero in Columbia was buried by an avalanche of mud, as a result of the eruption of the volcano in Nevado del Ruiz. Perhaps some of you remember that. 22’000 people were buried alive in a matter of just a few minutes. The question is, couldn’t this loss of life have been prevented? Weren’t there an abundance of signs that a disaster was about to take place? Did they really need to be caught by surprise? The answer is a resounding “No”. In fact in an article published in the newspaper El Espectador there was an article the very next day, and the title of it was Un Desastre Anunciado – in other words, An Unannounced Disaster. You know, if there is a disaster that is announced before it happens, you certainly would have a chance to escape. By the way the author of this article was Rodolfo Rodríguez Calderón. What he said in that article was simply amazing. No one in that city should have lost their lives, if they had just paid attention to the signs.

 

Nah, pertanyaan yang penting adalah, haruskah kita tidak menyadari penutupan pintu kasihan itu? Apakah ada jalan agar kita boleh yakin penutupan pintu kasihan itu tidak terjadi pada saat kita tidak siap? Dan bagaimana kita boleh yakin? Izinkan saya membagikan suatu pengalaman yang terjadi di negara di mana saya pernah lama tinggal di sana, negara Columbia.

Pada 13 November 1985, kota Armero di Kolumbia, terbenam di bawah longsoran lumpur, karena meletusnya gunung berapi di Nevado del Ruiz. Mungkin ada dari antara kalian yang masih ingat kejadian itu. 22’000 orang tertimbun hidup-hidup dalam hitungan hanya beberapa menit. Pertanyaannya adalah, apakah kehilangan ini seharusnya bisa dicegah? Apa tidak ada banyak sekali tanda bahwa suatu bencana akan terjadi? Apakah mereka layak terjebak tanpa menyadarinya? Jawabannya adalah suatu “Tidak!” yang menggema keras. Bahkan suatu artikel yang dimuat di surat kabar Columbia, El Espectador, muncul keesokan harinya dengan judul Un Desastre Anunciado – dengan kata lain, “Suatu Bencana yang Tidak Diumumkan”.  Kalian tahu, jika ada bencana yang sudah diumumkan sebelum terjadi, pasti kita punya kesempatan untuk lolos. Penulis artikel ini adalah  Rodolfo Rodriguez Calderón. Apa yang dikatakannya dalam artikel tersebut benar-benar mengagumkan. Tidak satu pun orang di kota itu yang seharusnya kehilangan nyawa seandainya mereka memperhatikan tanda-tanda yang ada.

 

 

Allow me to share with you some of the information that this author wrote in that newspaper the following day.

He said, 11 months before that disaster, the mountain began spewing out smoke, the fluffy snow on the mountain had become a solid sheet of ice because of the intense heat that was coming from the mountain itself. The water level in the rivers grew immensely, flooding out some small towns in the area. The cloud of gases and ash which had been about 15 ft high the first day, grew to 750 ft the second day, and was 16’000 ft high the day before the disaster. On September 11…” interesting,  “… On September 11, the earth began to shake, 3 on the Richter scale. On occasions, people said that they could hear the mountain roar inside. The authorities had to close the roads that led to the ski resort at the top of the mountain  because of the  mudslides. It was impossible for people to keep their furniture clean, because their furniture  was constantly filled with volcanic ash. The day before the disaster people could smell sulfur in the air. In fact the very night before the mountain erupted,  there was a torrential rain according to some who escaped with their lives. And this torrential rain began to fall at about 9 pm, and they said, witnesses said that it was  unusually dark, it was like a  supernatural darkness. People had all these signs that a major disaster was going to take place. And yet 22’000 people were buried alive.

Let me ask you, did they have plenty of signs to have escaped from this disaster? Of course they did. Do you know what the problem was? They chose to ignore the signs because of what the experts had to say.

 

Saya akan  membagikan beberapa informasi yang ditulis penulis ini dalam surat kabar keesokan harinya.

Dia berkata bahwa 11 bulan sebelum bencana tersebut, gunung itu sudah mulai menyemburkan asap, salju halus di puncaknya berubah menjadi lempengan es karena panas yang tinggi yang berasal dari gunung itu sendiri. Permukaan sungai-sungai sangat meningkat, membanjiri kota-kota kecil di sekitarnya. Awan gas dan debu yang pada hari pertama mencapai 15 kaki tingginya, hari kedua bertambah menjadi 750 kaki, dan sehari sebelum gunung itu meletus mencapai 16’000 kaki. Pada 11 September…” menarik, “…Pada 11 September tanah mulai bergetar, mencapai angka 3 pada skala Richter. Orang-orang berkata bahwa dari waktu ke waktu mereka bisa mendengar suara gunung itu bergemuruh di dalam. Pemerintah harus menutup jalan akses ke resort ski di puncak gunung karena longsoran lumpur. Perabotan selalu kotor karena dipenuhi oleh debu vulkanik. Sehari sebelum bencana, orang-orang mencium bau belerang di udara.  Bahkan pada malam yang sama sebelum gunung itu meletus, menurut mereka yang sempat menyelamatkan diri, hujan turun lebat sekali. Dan hujan lebat ini mulai turun sekitar pukul 9 malam, dan para saksi mata berkata bahwa  saat itu gelapnya tidak lumrah, seakan-akan gelap yang supranatural. Orang-orang sudah mendapatkan semua tanda ini bahwa suatu bencana besar akan terjadi, namun tetap 22’000 jiwa tertimbun hidup-hidup.

Coba saya tanya, apakah mereka sudah mendapatkan banyak tanda sehingga seharusnya bisa lolos dari bencana ini? Tentu saja. Tahukah kalian apa masalahnya? Mereka memilih untuk mengabaikan tanda-tanda itu karena apa yang dikatakan para pakar.

 

 

In that same article, the author explained the reason why people were so comfortable in the city and had no fear. Allow me to share with you what these authorities had to say.

The town priest, Edgar Efren Torres came over the radio at 7 pm and he said, “There is no reason to panic, please keep calm.”

The civil defense which is supposed to actually help in case of a potential disaster or in case of a disaster, had a special radio release that said, “There is no reason to be concerned.”

The bishop of the town, Augusto Osorio, warned on the radio against fanatics who were  making it appear like a major disaster was imminent.

The mayor of the town said, “Don’t worry” and then he skipped town.

The governor of the state of Tolima where the city was, said after the disaster, he said,  “The disaster could not have been predicted in advance.” 

Columbian scientist, Jaime Viegas Velásquez,  affirmed before the disaster, “This volcano is not going to erupt, nothing is going to happen. Beware of speculations and exaggerations.”

The secretary of Mines, Evan duq Escobar said,  “Nothing will happen.” 

Even US geologist, Darryl Hurd had said before the disaster, “It is very unlikely that the cities could be buried by rocks, lava, or mud.”

And the regional emergency committee sent out a message “Don’t expect your windows to shatter, don’t expect darkness, don’t expect lava to run down the mountain, don’t expect large layers of ash,” among other things. In fact the message said, “Go out and enjoy the spectacle.”

Why were all of those people buried? Why did all of those people perish? They had an abundance of signs, that the disaster was imminent, but instead of paying attention to the signs and believing the signs they chose to believe the experts.

And you know the bible tells us, that in the end time it’s going to be the same thing.

 

Dalam artikel yang sama itu, si penulis menjelaskan alasannya mengapa orang-orang merasa begitu nyaman di dalam kota dan tidak merasa takut. Izinkan saya membagikan apa saja yang dikatakan orang-orang yang berwewenang itu.

Pendeta kota ini, Edgar Efren Torres muncul dalam siaran radio pada pukul 7 malam, dan dia berkata, “Tidak ada alasan untuk panik, tetap tenang saja.”

Pertahanan sipil Columbia yang seharusnya membantu dalam hal potensi bencana atau bencana,  juga membuat pernyataan lewat radio yang berkata, “Tidak ada alasan untuk khawatir.”

Uskup kota tersebut, Augusto Osorio, memberikan peringatan lewat radio untuk tidak terhasut orang-orang fanatik yang menyatakan seolah-olah ada bahaya yang mengancam.

Walikota kota tersebut berkata, “Jangan khawatir,” lalu dia sendiri melarikan diri dari kota itu.

Gubernur propinsi Tolima di mana kota itu berada,  berkata setelah terjadinya bencana, “Bencana ini tidak dapat diperkirakan sebelumnya.”

Ilmuwan Columbia, Jaime Viegas Velásquez, mengkonfirm sebelum bencana, “Gunung berapi ini tidak akan meletus, tidak akan terjadi apa-apa. Hati-hati terhadap spekulasi dan pernyataan yang berlebih-lebihan.”

Sekretaris Pertambangan, Evan duq Escobar berkata, “Tidak akan terjadi apa-apa.”

Bahkan ahli geologi Amerika Serikat, Darryl Hurd berkata sebelum bencana itu, “Amat tidak mungkin kota itu akan terpendam oleh batu-batu, lahar, atau lumpur.”

Dan Komite Regional Keadaan Darurat mengirimkan pesan, “Jangan berharap jendela kalian akan pecah, jangan berharap akan ada kegelapan, jangan berharap lahar bakal turun dari gunung, jangan berharap bakal ada lapisan debu yang tebal,” di antara hal-hal lain. Bahkan pesan tersebut berkata, “Keluar saja dan nikmati pemandangannya.”

Mengapa semua orang itu terpendam? Mengapa semua orang itu binasa? Mereka telah menerima banyak sekali tanda bahwa bencana sedang mengancam, tetapi  mereka bukannya memperhatikan tanda-tanda, mereka memilih mendengarkan para pakar. Dan tahukah kalian Alkitab mengatakan kepada kita bahwa pada akhir zaman, akan terjadi persis seperti itu.

 

 

You know when I listen to the radio, to the radical left wing on radio, they seem to think that anybody who believes that the world was created in 7 days is some sort of ignorant animal. They seem to believe that anybody who doesn’t accept the theory of evolution is naïve and uneducated. That’s exactly what 2 Peter has to say. It says that in the end time there will be people that will come and they’ll say “Where is the promise of His coming? Everything has continued as from the beginning. There is nothing to worry about.” And Peter says, “They willingly ignore this. That once upon a time in the days of Noah the world was destroyed by a flood.” And he says, “At the end of the history of the world, the world will once again be destroyed by a flood, but it will not be destroyed by a flood of water. It will be destroyed by a flood of…” what? “…by a flood of fire.”

 

Tahukah kalian pada waktu saya mendengarkan radio, siaran radio sayap kiri, mereka sepertinya menganggap bahwa siapa pun yang percaya bahwa dunia diciptakan dalam 7 hari adalah sejenis binatang yang bodoh. Rupanya mereka meyakini bahwa siapa pun yang tidak menerima teori evolusi adalah naïf dan tidak berpendidikan. Itu persis apa yang dikatakan dalam 2 Petrus. Dikatakan bahwa pada akhir zaman, akan ada orang-orang yang muncul dan berkata, 4Di manakah janji kedatangan-Nya? … segala sesuatu tetap berjalan sebagaimana adanya dari awal’…” Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan Petrus berkata, “mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa… dulu di zaman Nuh ‘…5 dunia binasa, terbenam oleh air bah (2 Petrus 3:4-6). Dan dia berkata, “Pada akhir sejarah dunia, bumi sekali lagi akan dimusnahkan oleh suatu luapan, tetapi bukan dimusnahkan oleh luapan air. Bumi akan dimusnahkan oleh luapan…” apa? “…luapan api.”

 

 

Allow me to read you another statement ~ this is rather extensive ~ it’s actually a comment of Ellen White on Mark 13:33-37. I am going to read that passage first, and then I am going to read her statement which is very significant. Here Jesus is speaking and He says this,Take heed, watch and pray; for you do not know when the time is…” by the way when Jesus says “you do not know when the time is” that’s not the time of His second coming. It’s the time of the close of probation. Notice what it says in verse 34,    “… 34It is like a man going to a far country, who left his house and gave authority to his servants, and to each his work, and commanded the doorkeeper to watch. 35Watch therefore, for you do not know when the master of the house is coming…”  that’s not the second coming, folks,   “…you do not know when the master of the house is coming --- in the evening, at midnight, at the crowing of the rooster, or in the morning --- 36lest,coming suddenly, he find you sleeping…”  Notice, it’s when he comes and finds you what? Sleeping, not when you wake up.   “…. 37And what I say to you, I say to all: Watch!"

 

Izinkan saya membacakan suatu pernyataan yang lain ~ ini panjang ~ sebenarnya ini adalah komentar Ellen White pada Markus 13:33-37. Saya akan membacakan ayat-ayatnya dulu lalu saya akan membacakan pernyataan Ellen White yang sangat signifikan. Di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata demikian, "33 Hati-hatilah, berjaga-jagalah dan berdoalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba….”  Ketahuilah pada waktu Yesus berkata, “kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba”, itu bukan waktu kedatanganNya yang kedua, Itu adalah berakhirnya masa kemurahan Tuhan (tutupnya pintu kasihan). Perhatikan apa yang dikatakan di ayat 34,   “….34 Ibarat seorang yang pergian ke negeri yang jauh, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. 35 ‘Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah akan pulang, di waktu malam….”  Ini bukan kedatangan Kristus yang kedua, Saudara-saudara, “…kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah akan pulang, di waktu malam, atau tengah malam, atau saat ayam berkokok atau pagi hari36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur….” Perhatikan, ketika dia datang dan mendapatkan kamu sedang apa? Tidur, bukan pada waktu kamu bangun.   “…37 Dan apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!’"

 

 

Now, notice her comment. Ellen White’s comment on this passage.  “Jesus…” By the way if you want the reference to this it’s found in Vol. 2 of the Testimonies pg 190-191. “… Jesus has left us word ‘Watch ye therefore, for ye know not when the master of the house cometh, at even, or at midnight, or at the crock crowing, or in the morning, lest coming suddenly He find you sleeping. And what I say unto you, I say unto all, ‘Watch!’…”  She is quoting Mark 13, right? Now, notice her remark on this, “…We are waiting and watching for the return of the Master, who is to bring the morning, lest coming suddenly, He find us sleeping…” Now, here comes the remarkable part of the statement,  “…lest coming suddenly He find us what? Sleeping…” She says this, “…What time is here referred to?...” When it says “Lest coming suddenly He find us sleeping”, she says “…What time is here referred to?...” Now notice her categorical answer,  “…Not to the revelation of Christ in the clouds of heaven to find a people asleep.  No; but to His return from His ministration in the Most Holy Place of the heavenly Sanctuary, when He lays off His priestly attire and clothes Himself with garments of vengeance, and when the mandate goes forth: He that is unjust, let him be unjust still: and he which is filthy, let him be filthy still: and he that is righteous, let him be righteous still; and he that is holy, let  him be holy still.’…”  When Jesus ceases to plead for man, the cases of all are forever decided. This is the time of reckoning with His servants…”

 

Sekarang perhatikan komentarnya, komentar Ellen White tentang ayat-ayat ini. “Yesus…” jika kalian menginginkan referensinya, ini ditemukan di Testimonies Vol. 2 hal 190-191, “…Yesus telah meninggalkan pesan 35 berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah akan pulang, di waktu malam, atau tengah malam, atau saat ayam berkokok atau pagi hari, 36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. 37 Dan apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!’ (Markus 13:35-37)….” Ellen White sedang mengutip Markus pasal 13, bukan? Nah, perhatikan komentarnya tentang ini, “…Kita sedang menantikan dan berjaga-jaga untuk kepulangan Sang Tuan, yang akan membawa pagi yang cerah, supaya jangan jika Dia datang tiba-tiba, Dia mendapatkan kita sedang tidur…” Sekarang tibalah bagian yang mengagumkan dari pernyataan itu,  “…supaya jangan jika Dia datang tiba-tiba, Dia mendapatkan kita sedang tidur…” dia berkata, “…Waktu apa yang dimaksudkan di sini?...” Sekarang perhatikan jawabannya, “…Bukan kepada kedatangan Kristus di awan-awan di langit yang mendapati umatNya sedang tidur, bukan. Tetapi kepada kepulanganNya dari pelayananNya di Tempat Yang Mahakudus di Bait Suci surgawi, ketika Dia melepaskan jubah imamNya dan mengenakan jubah pembalasanNya saat perintah dikeluarkan,  Dia yang tidak benar, biarlah ia tetap tidak benar, dan dia yang cemar, biarlah ia tetap cemar; dan dia yang benar, biarlah ia tetap benar; dan dia yang kudus, biarlah ia tetap kudus. Pada saat Yesus berhenti menjadi perantara bagi manusia, kasus semua manusia sudah diputuskan untuk selama-lamanya. Ini adalah saatnya untuk membuat perhitungan dengan hamba-hambaNya.”

 

 

Now, I want you to notice some very interesting terms that she used because she is going to say that most of those who are surprised are church people. “…To those who have neglected the preparation of purity and holiness, which fits them to be waiting ones to welcome their Lord, the sun sets in gloom and darkness, and rises not again. Probation closes.  Christ’s intercessions cease in heaven. This time finally comes suddenly upon all, and those who have neglected…”   there’s that word again “neglected”  not “rejected”,  “…those who have neglected,  to purify their souls by obeying the truth, are found sleeping. They became weary of waiting and watching…” are these believers? Sure. “…They became weary of waiting and watching, they became indifferent…” do you notice, “neglecting”, “indifferent”, “weary”, this isn’t rejection, “…they became indifferent in regard to the coming of their Master. They longed not for His appearing…”  They maybe believed it, but they did not long for it. “…and thought there was no need of such continued, persevering watching. They had been disappointed in their expectations and might be again. They concluded that there was time enough yet to arouse. They would be sure not to lose the opportunity of securing an earthly treasure. It would be safe to get all of this world they could and in securing this object, they lost all anxiety and interest in the appearing of the Master. They became indifferent and careless, as though His coming were yet in the distance. But while their interest was buried up in their worldly gains, the work closed in the heavenly sanctuary, and they were unprepared.”

Solemn words, aren’t they?

 

Nah, saya ingin kalian memperhatikan beberapa istilah yang sangat menarik yang dipakai Ellen White karena dia berkata bahwa kebanyakan dari mereka yang terkejut adalah orang-orang gereja. “….Mereka yang telah melalaikan mempersiapkan kemurnian dan kekudusan, yang melayakkan mereka sebagai orang-orang yang menantikan Tuan mereka, bagi mereka matahari terbenam dalam kesuraman dan kegelapan, dan tidak akan terbit lagi. Masa percobaan sudah berakhir. Perantaraan Kristus di Surga selesai. Akhirnya waktu ini datang tiba-tiba atas semua manusia, dan mereka yang telah melalaikan…” kata yang sama itu lagi “melalaikan” bukan “menolak”, “…mereka yang telah melalaikan untuk memurnikan jiwa mereka dengan mematuhi kebenaran, didapati  sedang tidur. Mereka capek menunggu dan berjaga…” apakah mereka ini orang-orang percaya? Tentu saja. “…Mereka capek menunggu dan berjaga, mereka menjadi tidak perduli lagi…” apakah kalian lihat, “melalaikan”, “tidak perduli”, “capek” ini bukan “menolak”,  “…mereka menjadi tidak perduli lagi dengan kedatangan Tuan mereka. Mereka tidak merindukan kedatanganNya…” Mereka mungkin saja percaya, tetapi mereka tidak merindukanNya, “…dan menganggap tidak perlu lagi terus-menerus berjaga dengan tekun. Mereka telah kecewa dalam harapan mereka, dan mereka bisa kecewa lagi. Mereka menyimpulkan bahwa masih ada cukup waktu nanti untuk bangkit. Mereka ingin memastikan agar tidak kehilangan kesempatan mengumpulkan harta duniawi. Bahwa adalah aman untuk mendapatkan semuanya yang bisa mereka peroleh dari dunia ini dan dalam mengumpulkan objek itu, mereka kehilangan semua hasrat dan minat pada kedatangan Tuan mereka. Mereka menjadi tak acuh dan ceroboh, seakan-akan kedatangan Sang Tuan masih lama. Tetapi sementara minat mereka terpendam dalam keuntungan duniawi, pekerjaan di Bait Suci Surgawi berakhir, dan mereka tidak siap.” (Testimonies Vol. 2 pg. 191)

Kata-kata yang serius, bukan?

 

 

I believe that Jesus is going to close the door very soon by what we are watching out in the world. And I believe that Jesus is going to come very soon. How about us? Are we anxious for His coming to take place? Or have we grown weary, indifferent, careless, tired of waiting and watching,  and say, “Oh, my parents talked about the second coming, and my grandparents talked about the second coming, and their parents talked about the second coming. It’s been talked about since 1844. And still Jesus hasn’t come. His coming is still away off.” Those who express it this way are the ones who are going to be caught by surprise when the door of probation actually closes.

 

Melihat apa yang sedang terjadi di dunia, saya yakin Yesus akan menutup pintunya tidak lama lagi. Dan saya yakin bahwa Yesus akan segera datang. Bagaimana dengan kita? Apakah kita merindukan kedatanganNya? Atau apakah kita telah menjadi hilang semangat, tidak perduli, ceroboh dan capek menunggu dan berjaga, dan berkata, “Oh, orangtua saya sudah berbicara tentang kedatangan yang kedua, dan kakek-nenek saya juga sudah berbicara tentang kedatangan kedua, dan orangtua mereka juga sudah berbicara tentang kedatangan kedua. Kedatangan kedua ini sudah terus dibicarakan sejak 1844, dan toh Yesus masih belum datang. KedatanganNya masih lama.” Mereka yang berkata demikian adalah mereka yang akan terjebak dalam keadaan tidak siap ketika pintu kemurahan Tuhan benar-benar menutup.

 

 

You know what we need to be doing while we are waiting? We need to do the same thing that Noah did. Preach and work. See, words are cheap. If Noah had said, “There is a flood coming, everybody get ready.” And the people say, “What are we going to do about it?” Noah says, “The Lord will provide.” No! His words were back up by his actions, he had a faith that worked. That’s what needs to happen with God’s people.

 

Kalian tahu, apa yang seharusnya kita lakukan selama kita menunggu? Kita perlu melakukan hal yang sama yang dilakukan Nuh: Menginjil dan bekerja. Ketahuilah, omong itu gampang. Seandainya Nuh berkata, “Akan ada air bah, semua orang bersiap-siap!” Lalu orang-orang bertanya, “Apa yang harus kita lakukan?” dan Nuh berkata, “Tuhan yang akan menyediakan.” Tidak! Kata-kata Nuh dibuktikan oleh perbuatannya, dia memiliki iman yang berbuat. Itulah yang perlu terjadi pada umat Allah.

 

 

By the way do you know that Ellen White says that everything that Noah possessed he invested in the ark. Everything that he possessed, he invested in the ark. Everybody else was saving for a rainy day. And what happened when the rain came?  Everything that they had saved was washed away.

You know God’s people today are probably the most prosperous of any generation of SDA. And as a result we become like Revelation says, rich and increased with goods, and in need of nothing. We’ve lost all anxiety, that longing for the coming of Jesus. We need to get that back because only those who long for His coming, who love His coming according to the apostle Paul will be prepared when the door of mercy closes and when Jesus comes in the clouds of heaven.

 

Nah, tahukah kalian Ellen White berkata bahwa Nuh menginvestasikan seluruh miliknya di bahtera? Segala yang dimilikinya, ditanamkannya di bahteranya. Semua orang menabung untuk hari hujan, dan apa yang terjadi ketika hujan datang? Semua milik mereka tersapu lenyap.

Nah, umat Tuhan hari ini mungkin adalah generasi yang paling kaya dalam sejarah MAHK. Dan akibatnya seperti yang dikatakan di kitab Wahyu, kita merasa kaya, dan berkelimpahan materi, dan tidak merasa kekurangan apa–apa. Kita telah kehilangan semua semangat, kerinduan akan kedatangan Yesus. Kita harus mendapatkan itu kembali  karena hanya mereka yang merindukan kedatanganNya, yang mencintai kedatanganNya, menurut rasul Paulus yang akan siap ketika pintu kasihan ditutup dan ketika Yesus datang di awan-awan di langit.

 

 

I pray to God that we will re-consecrate our lives to Jesus and that that fire might burn in our bones and in  our hearts again that glorious hope, that blessed hope that the Bible speaks about, the second coming of Jesus Christ, our Savior and our Lord.

 

Saya berdoa kepada Tuhan agar kita mau memperbarui penyerahan hidup kita kepada Yesus dan semoga semangat itu boleh berkobar di dalam tulang-tulang kita dan di hati kita lagi, harapan yang mulia itu, harapan indah yang dikatakan Alkitab yaitu harapan akan kedatangan Yesus Kristus, Juruselamat dan Tuhan kita.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

25 12 14

 







No comments:

Post a Comment