Dibuka
dengan doa.
The title of our study today is “As a thief in the night”, and I
would like to begin by reading a passage that we find in the gospel of Matthew
24:37-39 “But
as the days of Noah were, so
also will the coming of the Son of Man be. 38For as in the days
before the flood, they were eating and drinking, marrying and giving in
marriage, until the day that Noah entered the ark,39and did not know
until the flood came and took them all away, so also will the coming of the Son
of Man be.”
Judul
pembahasan kita hari ini adalah “Seperti seorang pencuri di tengah malam”, dan
saya ingin mengawalinya dengan membacakan suatu kutipan yang kita temukan di
injil Matius 24:37-39 "37 Tetapi
sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian
pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. 38 Sebab sebagaimana
mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera 39 dan mereka tidak menyadarinya sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia.”
Now, there are two things that I want us to notice about this
passage as we begin our study. Number 1, in these verses Jesus is comparing two
great events. He is comparing what happened in the days of Noah with what is
going to take place in connection with His second coming. So the first thing
that I want us to notice is that there is a parallel between the days of Noah and
the end time.
Nah, ada dua hal yang saya ingin kalian
perhatikan mengenai kutipan ini pada awal pelajaran kita. Pertama, di dalam
ayat-ayat ini Yesus sedang membandingkan dua peristiwa. Dia membandingkan apa
yang terjadi di zaman Nuh dengan apa yang akan terjadi sehubungan dengan
kedatanganNya yang kedua kali. Jadi, hal pertama yang saya ingin kalian
perhatikan adalah adanya persamaan
antara zaman Nuh dan akhir zaman.
The second thing that I want us to notice about this passage, is
that there are four key points of time in these verses, 4 points of time. Now,
I am going to mention what they are and then we are going to take them one by
one. Let’s go back to the passage again,
“But
as the days of Noah were, so
also will the coming of the Son of Man be.…”
now, notice verse 38,
“… 38For as in the days before the flood…” that’s the first point of time, before the flood comes,
“…before the flood, they were eating and drinking, marrying and giving
in marriage…” now comes the second point,
“…until the day that Noah entered the ark…” So you have the days before the flood, you have the moment
when Noah entered the Ark, and then I want you to notice verse 39,
“…39and did not know until the flood came and took them all
away…” so there is a period during which they did not know something
until the flood came. And of course we know that was the period of 7 days between the
closing of the door and when it actually began to rain. So we have 4
key time periods here.
1. We
have the days before the flood,
2. we
have the moment of the closing of the door,
3. we
have the 7 days after the closing of the door,
4. and
then we have the water that comes from above and below and fills the earth.
Hal kedua yang
saya ingin kalian perhatikan tentang kutipan ini adalah adanya empat titik waktu kunci di dalam
ayat-ayat ini, empat titik waktu. Nah, saya akan menyebutkan yang mana, lalu
kita akan membahasnya satu per satu. Marilah kita kembali ke kutipan itu lagi, "37 Tetapi
sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian
pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia…” Sekarang perhatikan ayat 38: “…38
Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu...” Ini
adalah titik waktu yang pertama, sebelum datangnya air bah, “…sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan...” Sekarang
titik yang kedua, “…sampai
kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera….” Jadi, ada masa sebelum air bah, dan ada
saat Nuh masuk ke dalam bahtera. Kemudian saya mau kalian memperhatikan ayat
39: “…39 dan mereka tidak menyadarinya
sampai air bah itu datang dan membawa pergi
mereka semua…” Jadi
ada masa di mana mereka tidak menyadari
sesuatu, hingga air bah itu tiba. Tentu saja kita tahu bahwa masa itu lamanya 7 hari antara
ditutupnya pintu bahtera hingga hujan benar-benar jatuh.
Jadi ada empat titik waktu di sini.
1.
Ada masa sebelum air bah,
2.
ada saat ditutupnya pintu bahtera,
3.
ada 7 hari setelah ditutupnya pintu
bahtera,
4.
lalu saat air datang dari atas dan dari
bawah memenuhi bumi.
1. The days
before the flood
Now, as we begin, I would like us to
take these points of time one by one. Let’s begin with the days before the flood.
We all know from Genesis 6 that God
gave the pre-flood race a period of 120 years to repent. Let’s read that in
Genesis 6:3, it says there, “ And the Lord said, ‘My Spirit shall not strive with man forever for he is indeed
flesh; yet his days shall be one hundred and twenty years.’”
I want you to notice that the Spirit
of God was striving with those people before the door of the ark closed during
those 120 years. Not only was the Spirit working with them, but we know
from the New Testament that Noah was preaching about the coming flood.
In fact 2 Peter 2:5 tells us that Noah was a preacher of righteousness. And so
basically during this period you have the people outside the ark, listening to
the message of Noah that the flood is coming and the message of Noah is
accompanied by the striving or by the power of the Holy Spirit upon the
pre-flood race.
1. Masa Sebelum Air Bah
Nah, saat kita mulai
ini, saya ingin kita mengupas titik-titik waktu ini satu demi satu. Mari kita
mulai dengan masa sebelum air
bah.
Kita semua sudah tahu
dari kitab Kejadian pasal 6 bahwa Tuhan memberi manusia pra-air bah 120 tahun
untuk bertobat. Mari kita baca ini di Kejadian 6:3, dikatakan di sana, “3 Dan TUHAN berfirman, ‘Roh-Ku
tidak akan terus bergumul dengan manusia karena
manusia hanya daging, namun hari-harinya akan selama seratus dua puluh tahun.’”
Saya
ingin kalian perhatikan bahwa Roh
Allah bergumul selama 120 tahun dengan manusia-manusia tersebut sebelum pintu
bahtera ditutup. Bukan saja saat itu Roh Tuhan bekerja bersama
mereka, tetapi dari Perjanjian Baru kita tahu bahwa Nuh menyampaikan pekabaran tentang air bah yang akan
datang. Bahkan 2 Petrus 2:5 memberitahu kita bahwa Nuh adalah
seorang “pengkhotbah kebenaran”. Maka, pada dasarnya di masa ini kita mendapati orang-orang
yang berada di luar bahtera, yang mendengar tentang pekabaran Nuh bahwa air bah
akan datang. Pekabaran Nuh ini disertai oleh kuasa Roh Kudus yang bergumul
dengan umat manusia pra-air bah.
Now, it is interesting to notice a
few things about the message of Noah. You know, it would have been absolutely
ridiculous for Noah to preach this message in the society that he lived in. Let
me explain the reason why. We know from the book of Genesis that at creation
the planet was filled with water, in other words there was no dry land,
that’s what we are told in Genesis 1:2. We also know that on the second day of
creation according to Genesis 1:7
v
God
took part
of the water
that covered the earth, and He put it above the earth, and He took
part of the water and He placed it under the earth. And of course the purpose
for this was the water above formed kind of a canopy and as a result in
the earth you have a uniformed climate.
v
And
the purpose of putting the water under the earth was
so that the earth could be watered by an automatic sprinkler
system. It says in Genesis 2, that at certain times during the day, a mist came up
from the earth to water the earth.
Now, at the flood God did not have
to invent water. At the flood, God simply took the water that He had placed
above, and He took the water that He had placed below, and He brought the water
up and down and He filled the planet like it was before the week of creation. So,
it’s very important to realize that before the flood there was no rain, the
earth was watered from below, not from above. And so you can imagine Noah
trying to get across to that pre-flood race that a flood was going to come,
that water was going to fall from the heavens, and water was going to come from
below and the planet was going to be filled with water as it was before
creation week.
Nah, memperhatikan beberapa hal tentang pekabaran Nuh ini, menarik.
Kalian tahu, buat Nuh menyampaikan pekabaran ini di lingkungan di mana dia
hidup adalah tindakan yang benar-benar konyol. Saya jelaskan mengapa. Kita tahu
dari kitab Kejadian bahwa pada
waktu Penciptaan, planet bumi ini tertutup oleh air. Dengan kata
lain, saat itu tidak ada daratan.
Itu yang dikatakan di Kejadian 1:2. Kita juga tahu pada hari kedua Penciptaan,
menurut Kejadian 1:7,
v
Tuhan
mengambil sebagian air
yang menutupi bumi dan Dia menempatkannya di atas bumi, dan Tuhan
mengambil sebagian air dan Dia tempatkan di bawah bumi. Dan tentu saja
tujuannya adalah supaya air yang di
atas membentuk sejenis kanopi [kajang] dan hasilnya iklim di
bumi merata.
v
Dan tujuan menempatkan air di dalam bumi
adalah
supaya bumi bisa diairi oleh semacam sistem
penyemprotan automatis. Dikatakan di Kejadian pasal 2, bahwa pada saat-saat tertentu setiap
hari, suatu kabut muncul dari bawah tanah untuk membasahi bumi.
Nah, pada waktu air bah,
Tuhan tidak perlu menciptakan airnya. Pada waktu air bah, Tuhan hanya mengambil air yang telah ditempatkanNya
di atas, dan Dia mengambil air yang ditempatkannya di bawah, dan Dia membawa
air yang di atas turun dan yang di bawah naik, dan Dia menutupi planet bumi sama seperti keadaannya sebelum
minggu Penciptaan. Jadi, amatlah penting untuk menyadari bahwa sebelum air bah, tidak pernah
ada hujan, bumi dibasahi oleh air dari bawah, bukan dari atas.
Jadi bisa kalian bayangkan bagaimana susahnya Nuh berusaha meyakinkan bangsa
manusia pra-air bah itu bahwa akan ada air bah, bahwa air akan jatuh dari
langit, dan air akan naik dari bawah tanah, dan planet ini akan tertutup oleh
air sebagaimana kondisinya sebelum minggu Penciptaan.
In fact if I can use my imagination just
a little bit, I would like us to visit the classrooms of the universities of the
day.
v You
know, if you visited the classes of
those who taught natural sciences,
you would probably hear things such as this: “It has
never rained before. Everything has continued as from the beginning. It would
be unscientific for water to come from above. Nobody has ever seen anything
like that before.”
v Perhaps if you visited the Theology department of
the university,
they would say, “God loves the world
too much to destroy the world with the flood. Besides, Noah’s truth does not
necessarily mean that it’s the same
truth for everybody else. Because truth ultimately is relative.”
v
I can imagine visiting the
History Department,
and the
History professor saying, “There is no historical
record of any flood, of any such thing;
so why should we expect a flood now when it has never happened in the
course of history?”
v
I can imagine what it must
have been like in the department of Behavioral Sciences,
“Noah is
suffering from an imaginary mental delusion, he is confusing reality and
fantasy, he is mentally deranged. He needs psychiatric care.”
v
I can image what must
probably be in the Sociology Department of that University.
“We must
not allow a lunatic like Noah to interrupt the stable order of society. He has
all of the characteristics of a cult, and we need to make sure that he does not
destabilize society.”
v
I can image what must have
been said in the Philosophy department.
“Noah is
suffering because he has an existential void in his life. And what’s truth for
Noah is not necessarily truth for everyone else.”
Everybody was sure that it was impossible for a
flood to come. And yet Noah under the power of the Holy Spirit
continued preaching that God was going to destroy the world by a flood.
Bahkan jika saya boleh berkhayal sedikit, saya
ingin kita pergi mengunjungi kelas-kelas universitas-universitas zaman ini.
v Kalian tahu, jika kita mengunjungi kelas-kelas
mereka yang mengajarkan ilmu Pengetahuan Alam,
kira-kira kita akan mendengar kata-kata seperti ini: “Tidak pernah ada
hujan sebelumnya. Segala sesuatu itu berlanjut sebagaimana adanya sejak awal. Air
akan jatuh dari atas itu tidak ilmiah. Belum ada manusia yang pernah melihat
hal itu sebelumnya.”
v Barangkali jika kita mengunjungi departemen
Theologia di universitas itu,
mereka akan berkata, “Tuhan terlalu mencintai
dunia untuk membinasakannya dengan air bah. Lagi pula apa yang benar bagi Nuh
tidak harus berarti benar bagi semua orang. Karena pada akhirnya kebenaran itu
relatif.”
v Saya ingin membayangkan mendatangi Departemen
Sejarah,
dan guru besar Sejarah berkata, “Tidak ada
catatan sejarah tentang adanya hujan, jadi mengapa sekarang kita menganggap
akan ada air bah padahal itu tidak pernah terjadi sepanjang sejarah?”
v Saya bisa membayangkan bagaimana keadaannya di Departemen
Ilmu Perilaku.
“Nuh menderita sakit mental khayalan, dia tidak
bisa membedakan realitas dari khayalan, dia sudah tidak waras. Dia butuh
perawatan kejiwaan.”
v Saya bisa membayangkan bagaimana di Departemen
Sosiologi Universitas tersebut.
“Jangan kita biarkan seorang yang tidak waras
seperti Nuh mengganggu tatanan kestabilan masyarakat. Dia memiliki cirri-ciri
seorang praktisi kult, dan kita harus memastikan dia tidak mengguncang
masyarakat.”
v Saya bisa membayangkan apa yang dikatakan di
Departemen Filosofi.
“Nuh itu menderita karena mengalami kekosongan
dalam hidupnya. Dan apa yang bagi Nuh benar, belum tentu benar untuk
orang-orang yang lain.”
Semua orang yakin, mustahil bisa ada air bah. Namun di bawah kuasa Roh Kudus, Nuh terus
menyampaikan pekabaran bahwa Tuhan akan menghancurkan dunia dengan air bah.
2. The Moment of the Closing of the Door
Now we’ve reached the second point of
time. The closing of the door. Notice Genesis 7:16. At this point the Holy
Spirit ceases to strive with that corrupt ante-diluvian race. The Holy Spirit
has finished His work, Noah has concluded his preaching. And now the door of
mercy is going to close. It says there in Genesis 7:16, “So those that entered, male and female of all
flesh, went in as God had commanded him; and the Lord shut him in.”
So now the human race has been
divided into:
ü
the saved
ü
and the lost.
The saved are in side. The door has
been shut and sealed by God. The lost
are outside. Although they don’t know that they are lost.
2. Saat Ditutupnya Pintu Bahtera
Sekarang kita telah mencapai poin waktu yang kedua. Penutupan pintu
bahtera. Perhatikan Kejadian 7:16. Pada saat ini Roh Kudus berhenti bergumul
dengan bangsa manusia pra-air bah yang sudah rusak moralnya. Roh Kudus telah
menyelesaikan tugasnya, Nuh sudah mengakhiri khotbahnya. Dan sekarang pintu
kasihan akan ditutup. Dikatakan di Kejadian 7:16 “16 Maka mereka yang masuk itu adalah jantan
dan betina dari segala yang hidup, masuk ke
dalam seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menguncinya di dalam.”
Jadi umat manusia sekarang sudah terbagi menjadi:
ü mereka yang selamat
ü dan mereka yang tidak selamat.
Yang selamat ada di dalam. Pintu sudah ditutup dan dimeteraikan oleh
Tuhan. Yang tidak selamat ada di luar,
walaupun mereka tidak tahu bahwa mereka tidak selamat.
3. The 7
days after the Closing of the Door.
Now, let’s go to our third point of
time, which is very, very, interesting. You have probably noticed from the
story in Genesis that the rain did not
begin to fall immediately when the door closed. This is very, very important.
Because we are going to notice that what happened before the flood is going to happen
at the close at the history of the world. Jesus said this. So you are
going to have the same four stages of time that we are discussing from the book
of Genesis.
Now, the third moment of time is
actually the
7 days that Noah and his family spent in the ark before it began raining.
Let me ask you, do you think that the faith of Noah and his family was severely
tested during this period? Obviously yes. Why would God keep them in
that ark filled with animals for 7 days? Why didn’t He send rain immediately? I
believe it’s because God wanted to test their faith and God also wanted to show
something that was going to happen in connection with the end of time. Not only
was the faith of Noah tested, but also undoubtedly every day that passed, those who were
outside became more and more hardened, and more daring against those
who were in the ark. They became more abusive, and they became more violent
outside, and Noah and his family inside, their faith is being tested.
3. Masa 7 hari Setelah Ditutupnya Pintu Bahtera
Nah, mari ke poin waktu kita yang ketiga, yang amat, sangat menarik.
Tentunya kalian sudah menyimak dari kisah di Kejadian bahwa hujan tidak segera
turun begitu pintu bahtera ditutup. Ini amat sangat penting. Karena kita akan
melihat bahwa apa yang terjadi sebelum
air bah, akan terjadi lagi pada penutupan sejarah dunia. Yesus berkata demikian. Jadi kita akan
bertemu dengan keempat tahap waktu yang sama yang kita bahas dari kitab
Kejadian.
Nah, poin waktu yang ketiga adalah ketujuh hari yang dilewatkan Nuh dan keluarganya di dalam
bahtera sebelum hujan turun. Coba saya tanya, menurut kalian
apakah iman Nuh dan keluarganya diuji
dengan berat selama masa ini?
Jelas sekali, ya! Untuk apa Tuhan menahan mereka di dalam bahtera penuh
binatang selama tujuh hari? Mengapa Tuhan tidak segera mengirimkan hujannya?
Saya yakin itu karena Tuhan ingin menguji iman mereka, dan Tuhan juga mau
menunjukkan sesuatu yang akan terjadi sehubungan dengan akhir zaman. Bukan saja
iman Nuh diuji, tetapi tidak diragukan lagi setiap hari yang lewat, mereka yang ada di luar menjadi
semakin lama semakin keras hati, dan semakin berani terhadap
mereka yang ada di dalam bahtera. Mereka semakin kasar, dan mereka semakin
galak di luar, dan Nuh serta keluarganya di dalam bahtera, imannya sedang diuji.
4. The time when the rain began to fall.
Now the fourth moment of time is
mentioned in Genesis 7:11, that’s an easy text to remember, 7-11, Genesis 7:11,
it’s the moment when it actually began to rain. It says there in verse 11
“In the six hundredth year of Noah's
life, in the second month, the seventeenth day of the month, on that day all
the fountains of the great deep were broken up, and the windows of heaven were
opened.” You see,
God shut water beyond the windows of heaven at creation and He placed an abundance
of water under the earth, those were the fountains of the great deep. And the
windows of heaven opened and once again the planet was filled with water.
4. Masa ketika Hujan benar-benar turun
Nah, poin waktu yang keempat disebut di Kejadian 7:11, itu adalah ayat
yang mudah diingat, Seven Eleven [toserba ternama di Amerika]. Kejadian 7:11 adalah saat
ketika hujan akhirnya mulai turun. Dikatakan di ayat 11 itu, “11Di tahun ke enam ratus dari hidup Nuh, pada
bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari yang sama itulah segala mata air samudera raya
yang dalam dipecahkan, dan tingkap-tingkap
langit dibuka.” Kalian lihat, pada waktu Penciptaan Dunia, Tuhan menutup air di atas tingkap-tingkap [=
jendela] langit dan Dia menempatkan banyak sekali air di dalam bumi, itulah
mata-mata air samudra raya. Dan tingkap-tingkap langit dibuka dan sekali lagi
planet ini tertutup oleh air.
Now I
want you to notice a very interesting little expression that we find here in
Matthew 24:37-39. I am going to read the passage again and then I am going to
dwell on this particular point. It says there, “But as the days of Noah were, so also will the coming of the
Son of Man be…” Let me ask you, what “coming” is that
referring to ~ “the
coming of the Son of Man”?
You know most people when I ask them
that question they say “Well, that’s referring to the second coming of Jesus.”
And while I tell them that it does refer to the second coming of Jesus, but it
refers to two aspects having to do with the coming of Jesus.
1.
It has to do with the closing of the
door of probation.
2.
And then also has to do with the
second coming of Jesus.
In other words, the door of probation
for the world is going to close before Jesus actually comes.
Sekarang saya ingin kalian simak suatu ungkapan kecil yang sangat
menarik yang ada di Matius 24:37-39. Saya akan membacakan kutipan itu lagi lalu
saya akan membahas poin khusus ini. Dikatakan di sana, "37 Tetapi
sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian
pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia…” Coba saya tanya, “kedatangan” di sini
mengacu kepada apa ~ “kedatangan Anak Manusia”?
Kalian tahu, kebanyakan orang saat saya tanyai, mereka
mengatakan “Ah, itu mengacu kepada kedatangan Yesus yang kedua kalinya.” Dan
saya katakan kepada mereka, memang benar itu mengacu kepada kedatangan
Yesus yang kedua kalinya, namun itu
mengacu kepada dua aspek yang berkaitan dengan kedatangan Yesus.
1.
Itu berkaitan dengan penutupan pintu
kasihan, dan
2.
setelah itu juga berkaitan dengan
kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
Dengan kata lain, pintu kasihan bagi dunia akan ditutup
sebelum Yesus benar-benar datang.
Notice once again, “…But as the days of Noah were, so also will the coming of the
Son of Man be…” So there is a parallel between then
and the end. Notice this, “… 38For as in the days before the
flood, they were eating and drinking, marrying and giving in marriage, until
the day that Noah entered the ark…” Let me ask you, is that going to be a
parallel at the end time also? Yes, the two events are being made parallel: The
entering into the ark, the closing of the door, is parallel as well. So it
says,
“…until the day that Noah entered the ark, 39and did not
know…” what didn’t they know? They didn’t know that they were
what? That they were lost,
“…until the flood came and took them all away…”
Are you seeing here that there is a
closing of the door and all cases are decided when the door closes,
actually before the rain begins to fall? So, when Jesus says, “…so also will the coming of the Son
of Man be.” It must mean that there is going to be a closing of the
door before Jesus actually comes from heaven, and pours out from heaven
and from the earth not water but what according to 2 Peter? Not water but fire.
Perhatikan sekali lagi, “…37 Tetapi
sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian
pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia….” Jadi ada persamaannya antara saat itu
dan akhir zaman. Perhatikan ini, “…38 Sebab
sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu, makan dan minum, kawin dan
mengawinkan sampai kepada
hari Nuh masuk ke dalam bahtera….” Coba
saya tanya, apakah ini akan ada persamaannya pada akhir zaman juga? Ya, kedua
peristiwa itu paralel: Masuknya [Nuh] ke dalam bahtera, ditutupnya pintu, ada
persamaannya juga. Maka dikatakan, “…sampai kepada hari Nuh masuk ke
dalam bahtera 39dan mereka tidak menyadarinya….” Apa yang tidak mereka sadari? Mereka tidak sadar bahwa mereka
sudah apa? Mereka sudah tidak selamat. “…sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua…” apakah
kalian melihat di sini bahwa ada pintu yang menutup dan kasus semua manusia sudah diputuskan pada saat pintu
ditutup, tepatnya sebelum hujan mulai turun? Jadi, ketika Yesus
berkata “…demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia…” Itu harus berarti bahwa nanti akan ada pintu yang ditutup
sebelum Yesus benar-benar datang dari Surga dan mencurahkan dari
langit dan dari bumi bukan air melainkan apa menurut 2 Petrus? Bukan air
melainkan api.
In
actual fact, Matthew 24:37-41 are actually illustrating Matthew 24:14 all the
way to verse 36. In other words, what I am saying is Matthew 24:14-36 is illustrated in
verses 37-39. Now, let me explain how this is and I’ll do it as quickly
as I can.
Matthew
24:14 speaks about what? It speaks about preaching the gospel, and then what? And
then “the end will come.” Let me ask you is that what
Noah did? Did Noah preach the gospel? Yes, he did. So you notice here that we
have the
gospel preached to all nations and then the end will come. Noah
preached the gospel, and then the end came. By the way, Revelation 14:6 it says
that before the end comes the gospel will go to every nation, kindred, tongue
and people, just like in the days of Noah.
Sesungguhnya, Matius 24:37-41 menggambarkan
Matius 24:14 terus hingga ayat 36. Dengan kata lain, maksud saya adalah Matius 24:14-36 digambarkan
dalam ayat 37-39. Nah, izinkan saya menjelaskan ini dan saya
akan melakukannya secepat mungkin.
Matius 24:14 berbicara tentang apa? Berbicara
tentang memberitakan injil, sesudah itu apa? “sesudah itu barulah tiba
kesudahannya.” Coba saya tanya, apakah Nuh melakukan hal itu? Apakah Nuh
memberitakan injil? Ya, Nuh memberitakan injil. Jadi, apakah kalian melihat di
sini, ada injil yang diberitakan kepada
semua bangsa dan sesudah itu barulah tiba kesudahannya?
Ketahuilah, Wahyu 14:6 berkata bahwa sebelum kesudahan itu datang, injil akan
diberitakan kepada setiap bangsa, suku, bahasa dan kaum, persis seperti di
zaman Nuh.
Now, you
remember also in Matthew 24, immediately after it speaks about the preaching of
the gospel, you have the abomination of desolation. You remember that in verse
15? Does the
abomination of desolation separate two groups? We have studied this
before, absolutely. There is one group that remains where? In the city and they
are the lost. You have another group that flees when they see the sign of the
abomination of desolation, and their life is what? Their life is spared. So you
have one group destroyed, and the other group spared, when they see the
abomination of desolation. Let me ask you, before Jesus comes, is there going to be a
separating of God’s people? Yes. What will God’s people receive? They will
receive the seal of God. And what will the wicked receive? They will
receive the mark of the Beast which we have already shown is parallel
with the abomination of desolation. Are you following me or not?
In other
words as the abomination of desolation divided Jerusalem into two groups, so in
the same way at the end of time there are going to be two groups.
Let me
ask you, were there two groups in the days of Noah when the door of probation
closed, and the gospel was finished preaching? Absolutely, yes.
Nah, kalian ingat di Matius 24 juga, segera
setelah disebutkan tentang pemberitaan injil, kita temukan kekejian yang
menelantarkan. Kalian ingat itu di ayat 15? Apakah kekejian yang menelantarkan itu memisahkan dua kelompok?
Kita sudah mempelajari ini, betul sekali. Ada satu kelompok yang tetap tinggal
di mana? Di dalam kota, dan mereka tidak selamat. Ada kelompok yang lain yang
melarikan diri ketika mereka melihat tanda kekejian yang menelantarkan dan
nyawa mereka bagaimana? Nyawa mereka diselamatkan. Jadi ketika mereka melihat
kekejian yang menelantarkan, ada satu kelompok yang dihancurkan, dan kelompok
yang lain diselamatkan. Coba saya tanya, sebelum
kedatangan Yesus, apakah akan
ada pemisahan umat Tuhan? Ya. Apa yang akan diterima umat Tuhan?
Mereka akan menerima meterai Allah.
Dan apa yang akan diterima orang-orang
fasik? Mereka akan
menerima tanda Binatang, yang sudah kita buktikan bahwa ini
adalah paralel dengan kekejian yang menelantarkan. Apakah kalian bisa mengikuti
saya atau tidak?
Dengan kata lain, sebagaimana kekejian yang
menelantarkan itu telah membagai Yerusalem ke dalam dua kelompok, begitu pula dengan
cara yang sama pada akhir zaman
akan ada dua kelompok.
Coba saya tanya, apakah di zaman Nuh ada dua kelompok pada saat pintu kasihan
ditutup dan injil sudah selesai diberitakan? Betul sekali, iya.
Now,
what came immediately after the abomination of desolation and the
separation of the righteous from the unrighteous? You actually have the Great
Tribulation, you remember this in Matthew 24? Let me ask you in the
days of Noah, after the door closed, after the two groups have been separated,
do you have a period of tribulation for Noah and his family in the ark?
Absolutely. Do the wicked become more and more daring? Yes. Is the faith of
Noah and his family tested? Absolutely. Let me ask you at the end of time after the
mark of the Beast is given and the seal of God, and humanity is separated into two groups,
are the
wicked going to arise to try and destroy God’s people? Yes. Is the faith
of God’s people going to be tested? Severely, during the time of
trouble such as no one has ever seen. Yes, Daniel 12:1 speaks about that.
Nah, apa yang terjadi segera setelah kekejian yang menelantarkan dan pemisahan orang
yang benar dari yang tidak benar? Kita bertemu dengan Masa Kesukaran Besar,
kalian ingat ini ada di Matius 24? Coba
saya tanya, di zaman Nuh, setelah pintu bahtera ditutup, setelah kedua kelompok
dipisahkan, apakah ada suatu masa kesukaran besar buat Nuh dan keluarganya di
dalam bahtera? Betul sekali. Apakah orang-orang jahat semakin lama menjadi
semakin berani? Ya. Apakah iman Nuh dan keluarganya diuji? Betul sekali. Coba
saya tanya, pada akhir zaman
setelah tanda Binatang diberikan dan setelah meterai Tuhan, dan umat manusia dipisahkan ke dalam
dua kelompok, apakah orang-orang
jahat akan berusaha bangkit untuk mencoba dan membinasakan umat Tuhan?
Ya! Apakah saat itu iman umat
Tuhan akan diuji? Dengan sangat berat, selama masa kesukaran
yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Ya, Daniel 12:1 berbicara mengenai hal
itu.
And then
interestingly enough in Matthew 24, after the tribulation you have the second coming
of Jesus, and the destruction of the world, and the picking up of God’s elect
by the angels. Let me ask you what happened after the period of
tribulation that Noah and his family sent in the ark, when the wicked became more and more daring,
the faith of those inside was tested? What happened? Destruction came upon the world.
Are you seeing the parallel?
Lalu, yang cukup menarik di Matius 24, setelah Masa Kesukaran Besar
ini, kita dapati kedatangan Yesus yang kedua, dan kebinasaan dunia, dan
dijemputnya umat pilihan Tuhan oleh para malaikat. Coba saya tanya, apa yang terjadi setelah
masa kesukaran besar saat Nuh dan keluarganya sudah dimasukkan ke dalam bahtera
dan orang-orang jahat menjadi semakin berani, dan iman yang berada di dalam
bahtera diuji? Apa yang terjadi? Kebinasaan
pada dunia. Apakah kalian melihat persamaannya?
You have
an exact parallel. You have:
ü the preaching of the gospel,
ü the abomination of desolation
would be the closing of the door,
ü God’s people have been
separated from the wicked,
ü and then you have the great
tribulation in the days of Noah, also in the end time,
ü and then destruction comes in
both cases.
So
Matthew 24:37-39 is actually amplifying what we find in the previous verses of
Matthew 24.
Ada persamaan yang persis. Ada:
ü pemberitaan
injil,
ü kekejian
yang menelantarkan adalah saat ditutupnya pintu,
ü umat
Tuhan pada waktu itu sudah dipisahkan dari yang fasik,
ü lalu
ada Masa Kesukaran Besar di zaman Nuh, juga di akhir zaman,
ü setelah
itu datanglah kehancuran pada kedua kasus ini.
Jadi Matius 24:37-39 sebenarnya memberikan
penjelasan yang lebih luas pada apa yang kita temukan dalam ayat-ayat
sebelumnya dari Matius pasal 24.
Now, by
the way, we need to also say something about verses 40-41. I only read to verse
39, but we need also to read verses 40-41. These are the famous verses that are
used to try to prove the rapture. “One will be taken and the other
will be…” what? “…the
other will be left.” And most people assume that the taken ones are
taken to heaven, and the left ones are left behind. There’s where that series
comes from, the series of books “Left Behind”. But a careful study, folks, of
these verses indicates that those that are “taken” are
actually those who are destroyed. And those who are left, it
doesn’t say “left behind”, those who are “left”, are
the ones who are actually saved.
And you
say, “How is that, Pastor?”
Well,
Matthew 24 is drawing from Genesis, so it may be a good idea to go back to
Genesis. Go back to Genesis 7 and I want you to notice something very
interesting there.
Nah, ketahuilah, kita juga perlu berbicara tentang ayat 40-41. Tadi
saya hanya membaca hingga ayat 39, tetapi kita juga perlu membaca ayat 40-41.
Ini adalah ayat-ayat yang terkenal yang dipakai untuk mencoba membuktikan
adanya pengangkatan [= rapture]. “40 yang seorang akan diambil dan yang lain...” bagaimana?
“…yang lain
ditinggal.” Dan kebanyakan orang menganggap mereka yang dibawa itu
dibawa ke Surga, dan yang ditinggal itu, tidak dibawa. Dari sinilah datangnya
serial itu, serial buku “Left Behind”.
Tetapi, Saudara-saudara, jika dipelajari dengan seksama, ayat-ayat ini
menunjukkan bahwa mereka yang “diambil” sesungguhnya adalah mereka yang dibinasakan. Dan mereka yang “ditinggal”, di sini tidak dikatakan
“ditinggalkan” tetapi mereka yang tersisa, justru
adalah mereka yang selamat.
Dan kalian berkata, “Kok bisa, Pastor?”
Nah, Matius 24 mengambil dari Kejadian,
jadi sebaiknya kita kembali ke kitab Kejadian. Mari ke Kejadian pasal 7 dan
saya mau kalian simak sesuatu yang sangat menarik di sana.
Genesis 7:22-23 it says there in
verse ~ let me see here ~ verse 22, that God destroyed what? Come on help me,
God destroyed what? He destroyed everything on the earth that was what?
That had the breath of life. And verse 23 says, that only whom? Only Noah
and those who were in that ark with him, what? Remained alive. Now, do you know that most bible versions
say, “…And only Noah and his family were LEFT.” You
know when a great big flood comes, and washes away a town, we say, “Did the
flood take everyone away? Wasn’t anyone left?” You see, the word “left” is a “remnant” word in
Scripture. I am not going to get into all of the details, but it’s a
“remnant” word. In other word, it’s what left behind after a great calamity, it’s what
left alive after a great calamity. The calamity takes with destruction
one group but another group is left, or the other group remains. And so in the days
of Noah we have those who are destroyed, and those who are left. The ones
who are left are the saved, are they not, according to Genesis 7:22-23?
Absolutely.
Now
those who believe in the rapture have a serious problem here. Because what they
say is when the rapture takes place many people in the world are going to die
at the rapture, because you know planes are going to crash, automobiles are
going to crash, so there are going to be a lot of dead people, but they say
that there is still going to be a lot of people alive on planet earth after the
rapture. Have you ever heard that before? So in other words there is one group
that is going to be destroyed at the rapture, there is another group that is
going to remain on planet earth alive. Now let me ask you does that parallel
what we find at the time of the flood?
At the time of the flood:
Ø when Noah and his family were left alive in the
ark,
Ø you have outside part of the people were destroyed
by the flood,
Ø and another part survived and kept on living on
planet earth?
NO! You only have
TWO groups. You have:
1.
one group those outside, all of them were
destroyed.
2.
And those inside, all of them were what? All of
them were spared.
Are you
with me or are you not with me? Praise
the Lord!
Kejadian
7:22-23, dikatakan di ayat ~ coba saya lihat ~ ayat 22, bahwa Tuhan
memusnahkan apa? Ayo, tolong dijawab, Tuhan memusnahkan apa? Tuhan memusnahkan segala sesuatu di
atas bumi yang apa? Yang memiliki nafas hidup. Dan ayat 23
berkata, bahwa hanya siapa? Hanya
Nuh dan mereka yang berada di dalam bahtera bersamanya,
bagaimana? Yang tetap hidup.
Nah, tahukah kalian bahwa kebanyakan versi terjemahan Alkitab berkata, “23 …Dan hanya Nuh dan keluarganya yang TERSISA.”
Kalian tahu, bila ada banjir besar
datang dan menyapu suatu kota, kita berkata, “Apakah banjir itu membawa pergi
semua orang? Tidak adakah yang tersisa?” Kalian lihat, kata “left” (= tersisa) adalah kata “remnant” (= tersisa) di dalam Alkitab. Saya tidak akan menjelaskannya panjang
lebar, tetapi ini adalah kata “remnant”
(= tersisa). Dengan kata lain, ini adalah
apa yang tertinggal setelah suatu bencana besar, ini adalah apa yang masih hidup setelah
suatu bencana besar. Bencana itu membawa satu kelompok bersama
kemusnahannya, tetapi kelompok yang lain tersisa, atau kelompok yang lain itu
masih ada. Jadi di zaman Nuh, ada
orang-orang yang dimusnahkan, dan orang-orang yang tersisa. Menurut
Kejadian 7:22-23 mereka yang
tersisa adalah yang selamat, bukan? Benar sekali.
Nah, orang-orang yang meyakini doktrin
pengangkatan [= rapture], mendapat masalah besar di sini. Karena
yang mereka katakan adalah, ketika pengangkatan itu terjadi, banyak manusia di
dunia akan mati karena kalian tahu, pesawat-pesawat terbang akan jatuh, mobil-mobil
akan mengalami kecelakaan, jadi akan ada banyak orang yang mati. Tetapi mereka
berkata di planet bumi masih akan ada banyak orang yang hidup setelah
pengangkatan ini. Pernahkah kalian mendengar ini sebelumnya? Jadi dengan kata
lain, ada satu kelompok yang akan dihancurkan pada waktu pengangkatan, ada satu
kelompok lain yang akan tetap hidup di planet bumi.
Sekarang, saya mau tanya, apakah ini
paralel dengan apa yang kita lihat pada saat air bah? Pada waktu air bah,
Ø ketika Nuh dan keluarganya tersisa
hidup di dalam bahtera,
Ø di luar ada sebagian orang yang
dibinasakan oleh air bah,
Ø dan sebagian lagi selamat dan tetap
hidup di planet bumi?
TIDAK! Hanya
ada DUA kelompok.
1. Satu
kelompok yang di luar semuanya binasa.
2. Dan
mereka yang ada di dalam bahtera, semuanya apa? Semuanya selamat.
Apakah kalian bisa mengikuti saya atau
tidak? Puji Tuhan.
Now, I
want you to notice that there is a period of time between when the door closes,
and when the flood comes. The same thing is going to happen, folks, at the end
of time. The
door of probation for the world is going to close before the tribulation,
before Jesus comes. God’s people are going to go through the tribulation. It’s
going to be a time of severe testing. The wicked are not going to know that they are
lost. And they are going to come after God’s people according to
Scripture. But God’s people are going to be shielded.
Nah, saya mau kalian perhatikan bahwa ada suatu
masa antara saat menutupnya pintu bahtera dan ketika air bah datang.
Saudara-saudara, hal yang sama akan terjadi pada akhir zaman. Pintu kasihan bagi dunia akan
menutup sebelum Masa Kesukaran Besar, sebelum kedatangan Yesus.
Umat Tuhan akan mengalami Masa Kesukaran Besar. Itulah waktunya ujian yang
hebat. Orang-orang fasik tidak akan
tahu bahwa saat itu mereka sudah tidak selamat. Dan menurut
Alkitab, mereka akan mengejar umat Tuhan,
tetapi umat Tuhan akan dilindungi.
You see
it’s interesting that in Genesis 7 it says that God “shut him in,” what
that means is that Noah and his family were shut in the ark and they were from spared
two things:
v they were spared from the rage of the wicked,
v and they were also spared when the destruction
came.
In other
words they were spared during the tribulation and they were also spared when
the destruction came.
Kalian lihat, sangat menarik di Kejadian 7
dikatakan bahwa Tuhan “menguncinya di dalam” [ay. 16], artinya Nuh dan keluarganya dikunci di dalam
bahtera dan mereka diselamatkan dari dua hal:
v mereka diselamatkan dari angkara murka
orang-orang fasik,
v dan mereka juga diselamatkan ketika kehancuran
tiba.
Dengan kata lain mereka diselamatkan pada waktu Masa
Kesukaran Besar dan mereka juga diselamatkan saat kehancuran tiba.
By the
way, in other places in Matthew ~ actually a little later on in Matthew 24 ~
Jesus compares His coming to the coming of a thief. Now, let’s dwell on that
for the moment, the coming of the thief. Do you know that the coming of the
thief has two stages?
You say,
“How’s that?”
Well let
me explain it. By the way He says ~ Jesus ~ His coming will be like a thief in
the night, not while you are at work, but while people are at home, what?
Sleeping. That is why Jesus says, “Stay awake! Don’t go to sleep!” He says.
“Stay awake! Because I am coming like a thief when you least expect Me.”
And so you image, you know, you lock
your doors and your windows for a thousand nights, the thief never comes. So
you say, “What’s the use? I can leave my windows open, the thief is not going
to come tonight.” And so that night
you go to sleep and you left your windows open. Lo and behold, the thief comes,
comes in through the window, steals your DVD player, steals your microwave,
steals your television set, hallelujah, steals all the movies you have on DVD
that you shouldn’t watch anyway, and everybody in the house is what? Everybody
in the house is sleeping, unaware that the thief has come. And so the thief
goes back out the window, he leaves, and everybody is asleep in the house. When
do they find out that the thief has come and visited them? The next morning
when they wake up and they start roaming around the house, they see that all of
this stuff is missing. How many stages did the coming of the thief have? Two.
1.
when he came, and
2.
when you found out that he came.
But in between you did not know that
the thief had come. Are you following me or not?
Nah, di tempat lainnya di Matius ~ sebenarnya
sedikit lebih lanjut di Matius 24 ~ Yesus membandingkan kedatanganNya dengan
kedatangan seorang pencuri. Nah, marilah kita pikirkan sejenak tentang
kedatangan seorang pencuri ini. Tahukah kalian bahwa kedatangan pencuri itu ada
dua tahap?
Kalian berkata? “Maksudnya?”
Nah, coba saya jelaskan. Dia berkata ~ Yesus ~
kedatanganNya akan seperti seorang pencuri di tengah malam, bukan pada waktu
kita bekerja, tetapi ketika orang ada di rumah sedang apa? Tidur. Itulah
sebabnya Yesus berkata, “Berjagalah! Jangan tertidur!” Dia berkata,
“Berjagalah! Karena Aku akan datang seperti seorang pencuri ketika kalian
paling tidak menyangka Aku akan datang.”
Jadi bayangkan, kita mengunci pintu-pintu dan jendela-jendela rumah
kita selama seribu malam, pencuri tidak pernah datang. Maka kita berkata, “Apa
gunanya? Aku bisa membiarkan jendela-jendela terbuka, toh pencurinya tidak akan
datang malam ini.” Dan malam itu kita pergi tidur dan kita biarkan
jendela-jendela terbuka. Lo, lihatlah, si pencuri datang, masuk melalui
jendela, mencuri DVD player, mencuri microwave, mencuri pesawat televisi,
halleluya, mencuri semua film DVD yang kita miliki yang seharusnya memang tidak
kita tonton, dan semua orang di dalam rumah lagi apa? Semua orang di dalam
rumah sedang tidur, tidak menyadari bahwa pencuri sudah datang. Dan si pencuri
keluar lagi lewat jendela, dia pergi dan semua orang masih tertidur di dalam
rumah. Kapan mereka tahu bahwa pencuri telah datang berkunjung? Keesokan
harinya ketika mereka bangun dan mereka keliling dalam rumah, mereka melihat
semua barang yang hilang.
Kedatangan si pencuri ini berapa tahap? Dua.
1. ketika
dia datang,
2. ketika
kita menyadari bahwa dia telah datang.
Tetapi di antara kedua tahap itu, kita tidak tahu bahwa si pencuri
telah datang. Apakah kalian bisa memahani saya atau tidak?
Jesus
says “My coming is going to be just like that.”
The
people before the flood they didn’t have the foggiest idea that their probation
had closed when the door of the ark closed. They didn’t know. For 7 whole days
they carried on business as usual, they bought, they sold, they planted, you
know, they married and they carried on with life, unaware that what? Unaware
that their door of mercy had closed.
When did
they actually find out that they were lost? When it began to what? To rain.
Jesus says, “So also, will the coming of the Son of Man be.”
You see,
the
Christian world today is totally oblivious to this reality. They are expecting
the rapture, when really what the should be expecting is the close of
probation. You see, there is a certain sense in which Jesus comes as a
thief before His glorious coming, but He doesn’t come personally. He actually
comes to His Father and He closes the door of probation and then after the
tribulation He actually comes on the clouds of heaven. But the world is going
to find out that they are lost too late.
Yesus berkata, “KedatanganKu persis seperti itu.”
Orang-orang sebelum air bah tidak punya bayangan
sama sekali bahwa masa percobaan bagi mereka telah berakhir ketika pintu
bahtera itu menutup. Mereka tidak tahu. Selama 7 hari penuh mereka terus
melanjutkan urusan mereka seperti biasa, mereka membeli, mereka menjual, mereka
menanam, kalian tahulah, mereka menikah dan melanjutkan hidup, tanpa menyadari
bahwa apa? Tanpa menyadari bahwa pintu kemurahan Tuhan telah tertutup.
Kapan mereka tahu bahwa mereka tidak selamat? Ketika mulai apa? Mulai
hujan. Yesus berkata, “demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”
Kalian lihat, dunia Kekristenan hari ini sama sekali tidak menyadari
realita ini. Mereka menunggu pengangkatan [=rapture], padahal sebenarnya apa yang seharusnya mereka tunggu
adalah berakhirnya masa kemurahan Tuhan. Kalian lihat, ada benarnya bahwa Yesus datang
sebagai seorang pencuri sebelum kedatanganNya dalam kemuliaan, tetapi Yesus
tidak datang secara pribadi. Sesungguhnya Dia datang kepada Allah Bapa, dan Dia
menutup pintu kasihan, dan baru setelah Masa Kesukaran Besar Dia benar-benar
datang di awan-awan di angkasa. Tetapi dunia akan terlambat menyadari bahwa
mereka tidak selamat.
By the
way have you ever noticed in Scripture that the door always closes BEFORE the destruction?
Let me give you some exampls.
v The Jewish nation.
When did the door of mercy closed for
the Jewish nation? In the year 34, the stoning of Stephen. When did the
destruction take place? Between the year 66 and the year 70, that’s right, it
was only the execution of the sentence.
v Let me ask you, before Babylon fell in the days of
Belshazzar
did God already say, “You
have been weighed in the balances and you have been found wanting” before
Belshazzar was destroyed or anybody was killed in the city? Yes, he had already
been weighed.
v Let me ask you Sodom and Gomorrah,
was there a closing of the door
before the cities were destroyed? Yes, the bible says that the angels pulled
them in and they shut the door, that was it for the inhabitants of Sodom and
Gomorrah. You see, they had been judged and the door had closed before the
destruction came.
v By the way also before Jerusalem was destroyed by
Nebuchadnezzar
we noticed in Ezekiel 8 that there
was a process of placing a seal on the forehead of those who sighed and cried
because of the abominations that were being committed in the city. And after
they were sealed then God said, “Go and destroy.”
And so
this is the way that God operates. You see, at the end of time it is the same
way.
Nah, pernahkan kalian perhatikan di dalam Alkitab
bahwa selalu ada pintu yang menutup
SEBELUM penghancuran? Saya akan memberikan beberapa contoh.
v Bangsa Yahudi misalnya.
Kapan pintu kemurahan Tuhan bagi bangsa Yahudi menutup? Di tahun 34,
saat perajaman Stefanus. Kapan penghancurannya terjadi? Antara tahun 66-70,
betul sekali, itu hanyalah eksekusi vonisnya.
v Coba saya tanya, kapan Babilon jatuh di zaman
Belsyazar?
Apakah Tuhan sudah mengatakan “engkau ditimbang di neraca, dan didapati
kurang” (Daniel 5:27)
sebelum Belsyazar dihancurkan atau ada yang terbunuh di
dalam kota itu? Ya, dia sudah ditimbang.
v Coba saya tanya, Sodom dan Gomora,
apakah ada pintu yang ditutup sebelum kota-kota itu
dihancurkan? Ya. Alkitab berkata bahwa para malaikat menarik mereka masuk dan
mereka menutup pintu. Saat itu berakhirlah kesempatan bagi penduduk Sodom dan
Gomora. Kalian lihat, mereka telah dihakimi, dan pintu ditutup sebelum
kehancuran tiba.
v Sebelum Yerusalem dihancurkan oleh
Nebukadnezar,
kita
lihat di Yehezkiel pasal 8, ada suatu proses menempatkan meterai di dahi mereka
yang berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian yang terjadi di dalam
kota, dan setelah mereka dimeteraikan, Tuhan berkata, “Pergi dan hancurkanlah!”
Dan demikianlah cara Tuhan bekerja.
Kalian lihat pada akhir zaman akan seperti itu juga.
The
first angel’s message says “Fear God and give glory to Him, for
the hour of His judgment is come”. Notice that the judgment takes place before
Jesus comes on the clouds, because the preaching of the gospel and the
preaching of the judgment is Revelation
14:6-7. The coming of Jesus on the clouds isn’t until Revelation 14:14 when He is
in the clouds with a sickle in His hand and He is coming to harvest the earth.
But before that the judgment has been preached, and humanity has been separated
into two groups. This is biblical proof that there is always a pre-advent
investigative judgment before the destruction is actually poured out.
Pekabaran Malaikat yang Pertama berkata, “‘Takutlah akan Allah dan
muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya’…” Perhatikan,
penghakiman terjadi sebelum Yesus datang di awan, karena pekabaran injil dan
pekabaran tentang penghakiman ada di Wahyu 14:6-7, kedatangan Yesus di awan
baru muncul di Wahyu 14:14 ketika Dia datang di awan-awan dengan sabit di
tanganNya dan Dia datang untuk menuai bumi. Tetapi sebelum itu, penghakiman
sudah disampaikan, dan manusia telah dipisahkan menjadi dua kelompok. Ini
adalah bukti alkitabiah bahwa selalu akan ada pemeriksaan penghakiman sebelum penghancuran benar-benar
dilaksanakan.
Now, allow me to read you a statement
from the book Patriarchs and Prophets pg 98-99.
You know this author that I am reading from, Ellen White, this book Patriarchs and Prophets is one of my
favorites. It is a tremendous commentary on the first portion of Holy
Scripture, all the way up to Solomon. I mean it’s a classic. If you really want
to learn the meaning of Scripture up from before Creation, from the fall of
Lucifer in heaven, all the way to the time of Solomon, you know this is the
book that you need to read, because she has profound insights. By the way she
only had 2.5 years of primary education. So, she had more than human wisdom.
Nah, izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari buku Patriarchs and Prophets hal 98-99. Kalian
tahu, penulis ini, yang akan saya bacakan karyanya, Ellen White, bukunya Patriarchs and Prophets adalah salah
satu favorit saya. Ini adalah komentar yang hebat tentang bagian pertama
Alkitab, terus hingga Nabi Salomo. Maksud saya, buku ini benar-benar klasik.
Jika kalian ingin mempelajari makna Alkitab bahkan dari sebelum Penciptaan,
yaitu dari kejatuhan Lucifer di Surga, terus hingga ke zaman Salomo,
ketahuilah, inilah buku yang perlu kalian baca, karena Ellen White memiliki
pandangan yang sangat mendalam. Ketahuilah dia hanya pernah mendapatkan
pendidikan 2.5 tahun sekolah dasar. Jadi dia memiliki kebijaksaan yang melebihi
kebijaksanaan manusia.
Notice what she says, “So…” she’s spoken about the flood, the closing of the door,
and them not knowing they were lost until the flood came, “…So when Christ shall cease His intercession for
guilty men, before His coming in the clouds of heaven, the door of mercy will
be shut. Then divine grace will no longer restrain the wicked, and Satan will
have full control of those who have rejected mercy. They will endeavor to
destroy God's people; but as Noah was shut into the ark, so the righteous will
be shielded by divine power. For seven days after Noah and his family entered
the ark, there appeared no sign of the coming storm. During this period their
faith was tested. It was a time of triumph to the world without….” It was a time of triumph for who? For those who were outside the
ark. They said, “See, we told you he was crazy!” She continued saying, “…The
apparent delay confirmed them in the belief that Noah's message was a delusion, and that the Flood
would never come. Notwithstanding the solemn scenes which they had
witnessed--the beasts and birds entering the ark, and the angel of God closing
the door--they still continued their sport and revelry, even making a jest of
these signal manifestations of God's power. They gathered in crowds about the
ark, deriding its inmates with a daring violence which they had never ventured
upon before.”
Perhatikan
apa yang dikatakan Ellen White, “…
Jadi…” dia sudah berbicara mengenai air bah, mengenai
penutupan pintu bahtera, dan mereka yang tidak menyadari bahwa mereka sudah
tidak selamat sampai datang air bah, “…Jadi
ketika Kristus mengakhiri perantaraanNya untuk manusia-manusia berdosa, sebelum
Dia datang di atas awan di langit, pintu kasihan akan ditutup. Pada waktu itu
kemurahan Ilahi tidak lagi akan menahan orang-orang jahat, dan Setan akan
secara penuh menguasai mereka yang telah menolak kasih karunia Tuhan. Mereka
(Setan dan orang-orang jahat) akan berusaha membinasakan umat Tuhan, tetapi
sebagaimana Nuh telah dikunci di dalam bahtera, demikian pulalah orang-orang
benar akan dilindungi oleh kuasa Ilahi. Selama tujuh hari setelah Nuh dan
keluarganya masuk ke dalam bahtera tidak tampak adanya tanda akan datangnya
badai. Selama masa ini, iman mereka diuji. Bagi orang-orang dunia yang berada
di luar bahtera, saat ini adalah saat kemenangan…” Ini
adalah saat kemenangan bagi siapa? Bagi mereka yang berada di luar bahtera.
Mereka berkata, “Tuh, bener, kan, Nuh itu gila!” Ellen White melanjutkan
berkata, “… Penundaan nyata turunnya hujan
meneguhkan keyakinan mereka bahwa pekabaran Nuh hanyalah suatu khayalan, dan
bahwa banjir itu tidak akan pernah datang. Walaupun mereka telah menyaksikan
adegan-adegan yang mencekam ~ binatang-binatang dan burung-burung memasuki
bahtera dan malaikat Tuhan menutup pintunya ~ mereka tetap melanjutkan
senda-gurau dan pesta pora mereka, bahkan mereka mencemooh tanda-tanda
manifestasi kuasa Tuhan ini. Mereka berkumpul seputar bahtera, mengolok-olok
penghuninya, menantang secara ganas, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah
mereka coba.”
This is
speaking about the period between when the door closed and it would begin to
rain. Their faith was tested and the wicked became more and more violent each
day outside.
By the
way, I believe that the 7 days would probably represent the period of the 7 last plagues
that begin to fall when the door of mercy is closed. Also the number 7 is connected
with the three young men who were thrown into the tribulation of the fiery
furnace. In fact the furnace experience in the bible is connected with testing
or with tribulation. You know you can read Psalms 12:6 where it says that
silver was refined 7 times, you can also read Isaiah 48:10 where the prophet
says that God’s people are tested in the furnace of affliction. So, the faith
of God’s people is going to be severely tested during this period.
Ini berbicara mengenai masa antara saat pintu
bahtera ditutup dan saat hujan mulai turun. Iman mereka diuji dan orang-orang
fasik di luar semakin hari menjadi
semakin garang.
Nah, saya yakin bahwa ketujuh hari itu kemungkinan besar melambangkan masa dari
ketujuh malapetaka terakhir yang mulai dicurahkan ketika pintu
kasihan (pintu kemurahan Tuhan) ditutup. Juga angka 7 ini berkaitan dengan
ketiga pemuda yang dilemparkan ke ujian besar tungku api yang menyala (Daniel
pasal 3). Bahkan pengalaman tungku api di dalam Alkitab berkaitan dengan ujian
atau dengan kesukaran besar. Tahukah kalian, kalian bisa membaca Yesaya 48:10
di mana sang nabi berkata bahwa umat Tuhan diuji dalam “tungku
kesengsaraan”. Maka, iman umat Tuhan akan diuji berat sekali
selama masa ini.
In
another very interesting comment, in Great
Controversy pg 491, we have an amplification of what I read from Patriarchs and Prophets. “When the work of the
investigative judgment closes, the destiny of all will have been decided for
life or death….” You know
when you really think about it, if we should die tonight, that would close our
probation. There is going to be a close of probation for the world, but there
is also a personal closing of probation. So we need to be ready at each moment.
She continued saying, “…Probation is ended a short time
before the appearing of the Lord in the clouds of heaven. Christ…” now she
is going to show where this is found in Scripture, “…Christ in the Revelation
looking forward to that time, declares: ‘He that is unjust, let him be unjust still: and he which is
filthy, let him be filthy still: and he that is righteous let him be righteous
still: and he that is holy,
let him be holy still’….” And then, notice
this text Revelation 22:12 immediately
after, “… ‘And, behold, I come quickly; and My reward
is with Me, to give every man according as his work shall be.’…”. Do you see there that the coming of Jesus takes place after this
declaration from the Sanctuary that the righteous will continue to be
righteous, the holy will continue to be holy, the filthy will continue to be
filthy, the unrighteous will continue to be unrighteous? Then it says, “… ‘behold, I come quickly; and My reward is
with Me, to give every man according as his work shall be.’…” She continued
saying, “…The righteous and the wicked will still be living upon the
earth in their mortal state—men will be planting and building, eating and
drinking, all unconscious that the final, irrevocable decision has been
pronounced in the sanctuary above…” Then she
goes to another biblical basis for this,
“…Before the Flood, after Noah entered the ark, God shut him
in and shut the ungodly out; but for seven days the people, knowing not that
their doom was fixed, continued their careless, pleasure-loving life and mocked
the warnings of impending judgment. ‘So,’
says the Saviour, ‘shall
also the coming of the Son of Man be.’…” Now notice this “…Silently, unnoticed as the midnight thief,
will come the decisive hour which marks the fixing of every man’s destiny, the
final withdrawal of mercy’s offer to guilty men. ‘Watch ye therefore: ... lest coming suddenly He find you sleeping.’ Perilous is the condition of those who,
growing weary of their watch, turn to the attractions of the world. While the
man of business is absorbed in the pursuit of gain, while the pleasure lover is
seeking indulgence, while the daughter of fashion is arranging her
adornments—it may be in that hour the Judge of all the earth will pronounce the
sentence: ‘Thou art weighed in the
balances, and art found wanting.’”
That is
an awesome statement. This is not just getting it from the top of her head, she
uses two avenues to prove it. Revelation 22:11-12 and also the parallel of the
times of the flood, where Jesus said “As it was then, so it will be.” There is
a time between the closing of the door and when the destruction comes when
people will not know that their destiny has been fixed.
Dalam suatu komentar yang sangat menarik, di Great Controversy hal 491, kita mendapati penjelasan mengenai apa yang telah saya bacakan dari Patriarchs and Prophets. “Pada
waktu pekerjaan penghakiman investigasi berakhir, nasib semua manusia telah
ditentukan, bagi hidup kekal atau bagi mati kekal…” Tahukah kalian, kalau dipikir-pikir, seandainya malam
ini kita mati, itu akan mengakhiri masa percobaan kita? Nanti akan ada
berakhirnya masa percobaan bagi seluruh dunia, tetapi juga ada berakhirnya masa
percobaan bagi setiap individu. Jadi kita harus bersiap sedia setiap saat.
Ellen White melanjutkan berkata, “…Masa percobaan diakhiri tidak lama sebelum
kedatangan Tuhan di awan-awan di langit. Kristus…” sekarang dia akan menunjukkan di mana ayat ini ada di Alkitab, “…Kristus di kitab Wahyu, memandang ke masa depan
saat itu menyatakan, ‘Dia yang tidak benar, biarlah ia tetap tidak
benar, dan dia yang cemar, biarlah ia tetap cemar; dan dia
yang benar, biarlah ia tetap benar; dan dia
yang kudus, biarlah ia tetap kudus!…” Kemudian, perhatikan ayat ini di Kitab Wahyu 22:12, ayat
berikutnya, “… ‘Lihatlah, Aku datang segera dan hadiahKu
ada bersamaKu, untuk memberi setiap
orang menurut perbuatan yang akan dilakukannya.…” Apakah kalian melihat di sini bahwa kedatangan Yesus terjadi setelah
pernyataan dari Bait Suci bahwa yang benar akan terus benar, yang kudus akan
terus kudus, yang cemar akan terus cemar, dan yang jahat akan tetap jahat? Lalu
dikatakan, “…‘Lihatlah, Aku datang segera dan hadiahKu ada bersamaKu, untuk memberi
setiap orang menurut perbuatan yang akan
dilakukannya.’…” Ellen White melanjutkan berkata, “Yang benar dan yang jahat masih akan tetap ada di
atas bumi dalam kondisi hidup ~ orang-orang masih akan menanam dan membangun,
makan dan minum, semua tidak sadar bahwa keputusan yang terakhir, yang tidak
dapat diubah telah diumumkan di Bait Suci di atas…” Lalu Ellen White beralih ke ayat lain di Alkitab sebagai dasar
komentarnya, “…Sebelum
air bah, setelah Nuh masuk ke dalam bahtera, Tuhan menguncinya di dalam dan
mengunci orang-orang fasik di luar; dan selama tujuh hari manusia yang tidak
tahu bahwa kematian mereka telah ditentukan, melanjutkan cara hidup mereka yang
seenaknya, yang mementingkan kenikmatan, dan mencemooh peringatan-peringatan
tentang penghakiman yang akan datang. ‘Demikian pula halnya kelak’… kata Sang
Juruselamat, ‘pada kedatangan Anak Manusia.’ (Matius
24:37)…” Sekarang perhatikan ini, “…Diam-diam,
tanpa disadari sebagaimana pencuri di tengah malam, tibalah saat yang
menentukan yang menandai takdir setiap manusia, saat ditariknya kembali tawaran
pengampunan bagi orang-orang yang berdosa. ‘Karena itu berjaga-jagalah… supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang
tidur’[Markus
13:35-36]. Mereka yang karena lelah menunggu dan berjaga, lalu berpaling
kepada daya tarik dunia, berada dalam kondisi yang sangat berbahaya. Sementara
para pengusaha tenggelam sedang mencari harta, sementara para pengejar
kenikmatan lepas kendali, sementara putri-putri mode sedang mengatur pakaiannya
~ mungkin saja pada saat itu Sang Hakim
seluruh dunia akan mengumumkan keputusanNya: ‘engkau ditimbang di neraca, dan
didapati kurang’. (Daniel
5:27)”
Ini adalah pernyataan yang mengagumkan.
Ellen White tidak mendapatkannya hanya dari pemikirannya sendiri, dia memakai
dua jalur untuk membuktikannya. Wahyu 22:11-12 dan juga persamaan antara waktu
air bah di mana Yesus berkata “Sebagaimana keadaannya pada waktu itu, demikian
pula nanti akan seperti itu.” Ada waktu antara saat ditutupnya pintu kasihan
dengan saat datangnya penghancuran ketika manusia tidak tahu bahwa takdir
mereka telah ditentukan.
Now the
big question is, must the close of the door of probation catch us by surprise?
Is there any way that we can be sure that the closing of the door does not
catch us by surprise? And how can we be sure? Well, allow me to share with you
something that happened in the country where I lived for many years, the
country of Columbia.
On November 13, 1985, the city of Armero in Columbia was buried
by an avalanche of mud, as a result of the eruption of the volcano in Nevado
del Ruiz. Perhaps some of you remember that. 22’000 people were buried alive in
a matter of just a few minutes. The question is, couldn’t this loss of life
have been prevented? Weren’t there an abundance of signs that a disaster was
about to take place? Did they really need to be caught by surprise? The answer
is a resounding “No”. In fact in an article published in the newspaper El
Espectador there
was an article the very next day, and the title of it was Un Desastre
Anunciado – in other
words, An Unannounced Disaster. You know, if there is a disaster that is
announced before it happens, you certainly would have a chance to escape. By
the way the author of this article was Rodolfo RodrÃguez
Calderón. What he said in that article was simply amazing. No one in that city
should have lost their lives, if they had just paid attention to the signs.
Nah, pertanyaan yang penting adalah, haruskah
kita tidak menyadari penutupan pintu kasihan itu? Apakah ada jalan agar kita
boleh yakin penutupan pintu kasihan itu tidak terjadi pada saat kita tidak
siap? Dan bagaimana kita boleh yakin? Izinkan saya membagikan suatu pengalaman
yang terjadi di negara di mana saya pernah lama tinggal di sana, negara
Columbia.
Pada 13 November
1985, kota Armero di Kolumbia, terbenam di bawah longsoran lumpur, karena
meletusnya gunung berapi di Nevado del Ruiz. Mungkin ada dari antara kalian
yang masih ingat kejadian itu. 22’000 orang tertimbun hidup-hidup dalam hitungan
hanya beberapa menit. Pertanyaannya adalah, apakah kehilangan ini seharusnya
bisa dicegah? Apa tidak ada banyak sekali tanda bahwa suatu bencana akan
terjadi? Apakah mereka layak terjebak tanpa menyadarinya? Jawabannya adalah
suatu “Tidak!” yang menggema keras. Bahkan suatu artikel yang dimuat di surat
kabar Columbia, El
Espectador, muncul keesokan harinya dengan judul Un Desastre Anunciado – dengan kata lain, “Suatu
Bencana yang Tidak Diumumkan”. Kalian
tahu, jika ada bencana yang sudah diumumkan sebelum terjadi, pasti kita punya
kesempatan untuk lolos. Penulis artikel ini adalah Rodolfo Rodriguez Calderón. Apa yang dikatakannya dalam artikel tersebut benar-benar mengagumkan.
Tidak satu pun orang di kota itu yang seharusnya kehilangan nyawa seandainya
mereka memperhatikan tanda-tanda yang ada.
Allow me to share
with you some of the information that this author wrote in that newspaper the
following day.
He said, 11 months
before that disaster, the mountain began spewing out smoke, the fluffy snow on
the mountain had become a solid sheet of ice because of the intense heat that
was coming from the mountain itself. The water level in the rivers grew
immensely, flooding out some small towns in the area. The cloud of gases and
ash which had been about 15 ft high the first day, grew to 750 ft the second
day, and was 16’000 ft high the day before the disaster. On September 11…”
interesting, “… On September 11, the
earth began to shake, 3 on the Richter scale. On occasions, people said that
they could hear the mountain roar inside. The authorities had to close the
roads that led to the ski resort at the top of the mountain because of the mudslides. It was impossible for people to
keep their furniture clean, because their furniture was constantly filled with volcanic ash. The
day before the disaster people could smell sulfur in the air. In fact the very
night before the mountain erupted, there
was a torrential rain according to some who escaped with their lives. And this
torrential rain began to fall at about 9 pm, and they said, witnesses said that
it was unusually dark, it was like
a supernatural darkness. People had all
these signs that a major disaster was going to take place. And yet 22’000
people were buried alive.
Let me ask you, did they have
plenty of signs to have escaped from this disaster? Of course they did. Do you know what the problem
was? They chose to ignore the signs because of what the experts had to say.
Saya akan membagikan beberapa informasi yang ditulis
penulis ini dalam surat kabar keesokan harinya.
Dia
berkata bahwa 11 bulan sebelum bencana tersebut, gunung itu sudah mulai menyemburkan
asap, salju halus di puncaknya berubah menjadi lempengan es karena panas yang
tinggi yang berasal dari gunung itu sendiri. Permukaan sungai-sungai sangat
meningkat, membanjiri kota-kota kecil di sekitarnya. Awan gas dan debu yang pada
hari pertama mencapai 15 kaki tingginya, hari kedua bertambah menjadi 750 kaki,
dan sehari sebelum gunung itu meletus mencapai 16’000 kaki. Pada 11 September…”
menarik, “…Pada 11 September tanah mulai bergetar, mencapai angka 3 pada skala
Richter. Orang-orang berkata bahwa dari waktu ke waktu mereka bisa mendengar
suara gunung itu bergemuruh di dalam. Pemerintah harus menutup jalan akses ke
resort ski di puncak gunung karena longsoran lumpur. Perabotan selalu kotor
karena dipenuhi oleh debu vulkanik. Sehari sebelum bencana, orang-orang mencium
bau belerang di udara. Bahkan pada malam
yang sama sebelum gunung itu meletus, menurut mereka yang sempat menyelamatkan
diri, hujan turun lebat sekali. Dan hujan lebat ini mulai turun sekitar pukul 9
malam, dan para saksi mata berkata bahwa
saat itu gelapnya tidak lumrah, seakan-akan gelap yang supranatural.
Orang-orang sudah mendapatkan semua tanda ini bahwa suatu bencana besar akan
terjadi, namun tetap 22’000 jiwa tertimbun hidup-hidup.
Coba saya tanya,
apakah mereka sudah mendapatkan
banyak tanda sehingga seharusnya bisa lolos dari bencana ini? Tentu saja. Tahukah
kalian apa masalahnya? Mereka memilih untuk mengabaikan tanda-tanda itu karena
apa yang dikatakan para pakar.
In that same article, the author explained the
reason why people were so comfortable in the city and had no fear. Allow me to
share with you what these authorities had to say.
The town priest, Edgar Efren Torres came over
the radio at 7 pm and he said, “There is no reason to panic, please keep calm.”
The civil defense which is supposed
to actually help in case of a potential disaster or in case of a disaster, had
a special radio release that said, “There is no reason to be concerned.”
The bishop of the town, Augusto Osorio, warned
on the radio against fanatics who were making it appear like a major disaster was
imminent.
The mayor of the town said, “Don’t worry” and then he skipped
town.
The governor of the state of Tolima where the city was, said
after the disaster, he said, “The
disaster could not have been predicted in advance.”
Columbian scientist, Jaime Viegas Velásquez, affirmed before the
disaster, “This volcano is not going to erupt, nothing is going to happen.
Beware of speculations and exaggerations.”
The secretary of Mines, Evan duq Escobar said, “Nothing will
happen.”
Even US geologist, Darryl Hurd had said before the disaster, “It
is very unlikely that the cities could be buried by rocks, lava, or mud.”
And the regional emergency committee sent out a message “Don’t
expect your windows to shatter, don’t expect darkness, don’t expect lava to run
down the mountain, don’t expect large layers of ash,” among other things. In
fact the message said, “Go out and enjoy the spectacle.”
Why were all of those people
buried? Why did all of those people perish? They had an abundance of signs,
that the disaster was imminent, but instead of paying attention to the signs and
believing the signs they chose to believe the experts.
And you know the bible tells us,
that in
the end time it’s going to be the same thing.
Dalam artikel
yang sama itu, si penulis menjelaskan alasannya mengapa orang-orang merasa
begitu nyaman di dalam kota dan tidak merasa takut. Izinkan saya membagikan apa
saja yang dikatakan orang-orang yang berwewenang itu.
Pendeta
kota ini, Edgar Efren Torres muncul dalam siaran radio pada pukul 7 malam, dan dia
berkata, “Tidak ada alasan untuk panik, tetap tenang saja.”
Pertahanan
sipil Columbia yang seharusnya membantu dalam hal potensi bencana atau bencana,
juga membuat pernyataan lewat radio yang
berkata, “Tidak ada alasan untuk khawatir.”
Uskup
kota tersebut, Augusto Osorio, memberikan peringatan lewat radio untuk tidak
terhasut orang-orang fanatik yang menyatakan seolah-olah ada bahaya yang
mengancam.
Walikota
kota tersebut berkata, “Jangan khawatir,” lalu dia sendiri melarikan diri dari kota
itu.
Gubernur
propinsi Tolima di mana kota itu berada, berkata setelah terjadinya bencana, “Bencana
ini tidak dapat diperkirakan sebelumnya.”
Ilmuwan
Columbia, Jaime Viegas Velásquez,
mengkonfirm sebelum bencana, “Gunung berapi ini tidak akan meletus, tidak akan
terjadi apa-apa. Hati-hati terhadap spekulasi dan pernyataan yang
berlebih-lebihan.”
Sekretaris Pertambangan, Evan duq
Escobar berkata, “Tidak akan terjadi apa-apa.”
Bahkan ahli geologi Amerika
Serikat, Darryl Hurd berkata sebelum bencana itu, “Amat tidak mungkin kota itu
akan terpendam oleh batu-batu, lahar, atau lumpur.”
Dan Komite Regional Keadaan
Darurat mengirimkan pesan, “Jangan berharap jendela kalian akan pecah, jangan berharap
akan ada kegelapan, jangan berharap lahar bakal turun dari gunung, jangan berharap
bakal ada lapisan debu yang tebal,” di antara hal-hal lain. Bahkan pesan
tersebut berkata, “Keluar saja dan nikmati pemandangannya.”
Mengapa
semua orang itu terpendam? Mengapa semua orang itu binasa? Mereka telah
menerima banyak sekali tanda bahwa bencana sedang mengancam, tetapi mereka
bukannya memperhatikan tanda-tanda, mereka memilih mendengarkan para pakar.
Dan tahukah kalian Alkitab mengatakan kepada kita bahwa pada akhir zaman, akan terjadi persis seperti itu.
You know when I listen to the
radio, to the radical left wing on radio, they seem to think that anybody who
believes that the world was created in 7 days is some sort of ignorant animal.
They seem to believe that anybody who doesn’t accept the theory of evolution is
naïve and uneducated. That’s exactly what 2 Peter has to say. It says that in
the end time there will be people that will come and they’ll say “Where is the
promise of His coming? Everything has continued as from the beginning. There is
nothing to worry about.” And Peter says, “They willingly ignore this. That once
upon a time in the days of Noah the world was destroyed by a flood.” And he
says, “At the end of the history of the world, the world will once again be
destroyed by a flood, but it will not be destroyed by a flood of water. It will
be destroyed by a flood of…” what? “…by a flood of fire.”
Tahukah
kalian pada waktu saya mendengarkan radio, siaran radio sayap kiri, mereka
sepertinya menganggap bahwa siapa pun yang percaya bahwa dunia diciptakan dalam
7 hari adalah sejenis binatang yang bodoh. Rupanya mereka meyakini bahwa siapa
pun yang tidak menerima teori evolusi adalah naïf dan tidak berpendidikan. Itu
persis apa yang dikatakan dalam 2 Petrus. Dikatakan bahwa pada akhir zaman, akan
ada orang-orang yang muncul dan berkata, “4…Di manakah janji kedatangan-Nya? … segala sesuatu tetap berjalan sebagaimana adanya dari awal’…” Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan
Petrus berkata, “mereka sengaja tidak mau
tahu, bahwa… dulu di zaman Nuh ‘‘…5 dunia … binasa,
terbenam oleh air bah (2 Petrus 3:4-6). Dan dia berkata, “Pada akhir sejarah
dunia, bumi sekali lagi akan dimusnahkan oleh suatu luapan, tetapi bukan
dimusnahkan oleh luapan air. Bumi akan dimusnahkan oleh luapan…” apa? “…luapan
api.”
Allow me to read you another statement ~ this is rather
extensive ~ it’s actually a comment of Ellen White on Mark 13:33-37. I am going
to read that passage first, and then I am going to read her statement which is
very significant. Here Jesus is speaking and He says this, “Take
heed, watch and pray; for you do not know when the time is…” by the way when Jesus says “you do
not know when the time is” that’s not the time of His second coming. It’s the
time of the close of probation. Notice what it says in verse 34,
“… 34It is
like a man going to a far country, who left his house and gave authority to his
servants, and to each his work, and commanded the doorkeeper to watch. 35Watch
therefore, for you do not know when the master of the house is coming…” that’s not the second coming, folks,
“…you do not know when the master of the house is coming --- in the
evening, at midnight, at the crowing of the rooster, or in the morning --- 36lest,coming
suddenly, he find you sleeping…” Notice, it’s when he comes and finds
you what? Sleeping, not when you wake up. “…. 37And
what I say to you, I say to all: Watch!"
Izinkan saya membacakan suatu pernyataan yang lain
~ ini panjang ~ sebenarnya ini adalah komentar Ellen White pada Markus
13:33-37. Saya akan membacakan ayat-ayatnya dulu lalu saya akan membacakan
pernyataan Ellen White yang sangat signifikan. Di sini Yesus sedang berbicara
dan Dia berkata demikian, "33 Hati-hatilah,
berjaga-jagalah dan berdoalah! Sebab kamu
tidak tahu bilamanakah waktunya tiba….” Ketahuilah
pada waktu Yesus berkata, “kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba”, itu bukan waktu kedatanganNya
yang kedua, Itu adalah berakhirnya masa kemurahan Tuhan (tutupnya pintu
kasihan). Perhatikan apa yang dikatakan di ayat 34, “….34
Ibarat seorang yang pergian ke negeri yang jauh, yang meninggalkan
rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing
dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. 35 ‘Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan
rumah akan pulang, di waktu malam….” Ini
bukan kedatangan Kristus yang kedua, Saudara-saudara, “…kamu
tidak tahu bilamanakah tuan rumah akan
pulang, di waktu malam, atau tengah malam,
atau saat ayam berkokok atau pagi hari, 36 supaya kalau ia tiba-tiba
datang jangan kamu didapatinya sedang tidur….” Perhatikan, ketika dia datang dan
mendapatkan kamu sedang apa? Tidur, bukan pada waktu kamu bangun. “…37
Dan apa yang Kukatakan kepada kamu,
Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!’"
Now, notice her comment. Ellen
White’s comment on this passage. “Jesus…” By the way if you want the
reference to this it’s found in Vol. 2 of the
Testimonies pg 190-191. “… Jesus has left us word ‘Watch ye therefore, for ye know not when
the master of the house cometh, at even, or at midnight, or at the crock
crowing, or in the morning, lest coming suddenly He find you sleeping. And what
I say unto you, I say unto all, ‘Watch!’…” She is quoting Mark 13, right? Now, notice
her remark on this,
“…We are waiting and watching for the return of the Master, who
is to bring the morning, lest coming suddenly, He find us sleeping…” Now, here
comes the remarkable part of the statement,
“…lest coming suddenly He find us what?
Sleeping…” She says this, “…What time is here referred to?...” When it says “Lest coming suddenly He find us sleeping”, she
says “…What time is here referred to?...” Now notice her categorical answer, “…Not to the revelation of Christ in
the clouds of heaven to find a people asleep.
No; but to His return from His ministration in the Most Holy Place of the heavenly Sanctuary, when He
lays off His priestly attire and clothes
Himself with garments of vengeance,
and when the mandate goes forth: ‘He that is unjust,
let him be unjust still: and he which is filthy, let him be filthy still: and he that is righteous,
let him be righteous still; and he that is holy, let him be holy still.’…” When Jesus ceases to plead for man, the cases
of all are forever decided. This is the time of reckoning with His servants…”
Sekarang
perhatikan komentarnya, komentar Ellen White tentang ayat-ayat ini. “Yesus…”
jika kalian menginginkan referensinya, ini ditemukan di Testimonies
Vol. 2 hal 190-191, “…Yesus telah meninggalkan pesan ’35 berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah akan pulang, di
waktu malam, atau tengah malam, atau saat
ayam berkokok atau pagi hari, 36 supaya kalau ia tiba-tiba
datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. 37 Dan apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang:
berjaga-jagalah!’
(Markus 13:35-37)….” Ellen White sedang mengutip Markus pasal 13, bukan? Nah,
perhatikan komentarnya tentang ini, “…Kita sedang menantikan
dan berjaga-jaga untuk kepulangan Sang Tuan, yang akan membawa pagi yang cerah,
supaya jangan jika Dia datang tiba-tiba, Dia mendapatkan kita sedang tidur…”
Sekarang tibalah bagian yang mengagumkan dari pernyataan itu, “…supaya jangan jika Dia datang tiba-tiba, Dia
mendapatkan kita sedang tidur…” dia berkata, “…Waktu
apa yang dimaksudkan di sini?...” Sekarang perhatikan jawabannya, “…Bukan kepada kedatangan Kristus
di awan-awan di langit yang mendapati umatNya sedang tidur, bukan. Tetapi
kepada kepulanganNya dari pelayananNya di Tempat Yang Mahakudus di Bait Suci
surgawi, ketika Dia melepaskan jubah imamNya dan mengenakan jubah pembalasanNya
saat perintah dikeluarkan, ‘Dia yang tidak benar, biarlah ia tetap tidak
benar, dan dia yang cemar, biarlah ia tetap cemar; dan dia
yang benar, biarlah ia tetap benar; dan dia
yang kudus, biarlah ia tetap kudus’. Pada
saat Yesus berhenti menjadi perantara bagi manusia, kasus semua manusia sudah
diputuskan untuk selama-lamanya. Ini
adalah saatnya untuk membuat perhitungan dengan hamba-hambaNya.”
Now, I want you to notice some very interesting terms that she
used because she is going to say that most of those who are surprised are
church people. “…To
those who have neglected the preparation of purity and holiness, which fits
them to be waiting ones to welcome their Lord, the sun sets in gloom and
darkness, and rises not again. Probation closes. Christ’s intercessions cease in heaven. This
time finally comes suddenly upon all, and those who have neglected…” there’s that word again “neglected” not “rejected”, “…those who have neglected, to purify their souls by obeying the truth,
are found sleeping. They became weary of waiting and watching…” are
these believers? Sure. “…They
became weary of waiting and watching, they became indifferent…” do
you notice, “neglecting”, “indifferent”, “weary”, this isn’t rejection, “…they became indifferent in
regard to the coming of their Master. They longed not for His appearing…” They maybe believed it, but they did not long
for it. “…and thought there was no
need of such continued, persevering watching. They had been disappointed in
their expectations and might be again. They concluded that there was time
enough yet to arouse. They would be sure not to lose the opportunity of
securing an earthly treasure. It would be safe to get all of this world they could
and in securing this object, they lost all anxiety and interest in the
appearing of the Master. They became indifferent and careless, as though His
coming were yet in the distance. But while their interest was buried up in
their worldly gains, the work closed in the heavenly sanctuary, and they were
unprepared.”
Solemn words,
aren’t they?
Nah, saya ingin kalian memperhatikan
beberapa istilah yang sangat menarik yang dipakai Ellen White karena dia
berkata bahwa kebanyakan dari mereka yang terkejut adalah orang-orang gereja. “….Mereka
yang telah melalaikan mempersiapkan kemurnian dan kekudusan, yang melayakkan
mereka sebagai orang-orang yang menantikan Tuan mereka, bagi mereka matahari
terbenam dalam kesuraman dan kegelapan, dan tidak akan terbit lagi. Masa
percobaan sudah berakhir. Perantaraan Kristus di Surga selesai. Akhirnya waktu
ini datang tiba-tiba atas semua manusia, dan mereka yang telah melalaikan…” kata
yang sama itu lagi “melalaikan” bukan “menolak”, “…mereka
yang telah melalaikan untuk memurnikan jiwa mereka dengan mematuhi kebenaran,
didapati sedang tidur. Mereka capek menunggu
dan berjaga…” apakah
mereka ini orang-orang percaya? Tentu saja. “…Mereka capek
menunggu dan berjaga, mereka menjadi tidak perduli lagi…” apakah kalian lihat, “melalaikan”,
“tidak perduli”, “capek” ini bukan “menolak”, “…mereka menjadi tidak perduli lagi dengan
kedatangan Tuan mereka. Mereka tidak merindukan kedatanganNya…” Mereka
mungkin saja percaya, tetapi mereka tidak merindukanNya, “…dan
menganggap tidak perlu lagi terus-menerus berjaga dengan tekun. Mereka telah
kecewa dalam harapan mereka, dan mereka bisa kecewa lagi. Mereka menyimpulkan
bahwa masih ada cukup waktu nanti untuk bangkit. Mereka ingin memastikan agar
tidak kehilangan kesempatan mengumpulkan harta duniawi. Bahwa adalah aman untuk
mendapatkan semuanya yang bisa mereka peroleh dari dunia ini dan dalam
mengumpulkan objek itu, mereka kehilangan semua hasrat dan minat pada
kedatangan Tuan mereka. Mereka menjadi tak acuh dan ceroboh, seakan-akan kedatangan
Sang Tuan masih lama. Tetapi sementara minat mereka terpendam dalam keuntungan
duniawi, pekerjaan di Bait Suci Surgawi berakhir, dan mereka tidak siap.” (Testimonies Vol. 2 pg. 191)
Kata-kata yang serius, bukan?
I
believe that Jesus is going to close the door very soon by what we are watching
out in the world. And I believe that Jesus is going to come very soon. How
about us? Are we anxious for His coming to take place? Or have we grown weary,
indifferent, careless, tired of waiting and watching, and say, “Oh, my parents talked about the
second coming, and my grandparents talked about the second coming, and their
parents talked about the second coming. It’s been talked about since 1844. And
still Jesus hasn’t come. His coming is still away off.” Those who express it
this way are the ones who are going to be caught by surprise when the door of
probation actually closes.
Melihat apa yang sedang terjadi di dunia, saya
yakin Yesus akan menutup pintunya tidak lama lagi. Dan saya yakin bahwa Yesus
akan segera datang. Bagaimana dengan kita? Apakah kita merindukan
kedatanganNya? Atau apakah kita telah menjadi hilang semangat, tidak perduli,
ceroboh dan capek menunggu dan berjaga, dan berkata, “Oh, orangtua saya sudah
berbicara tentang kedatangan yang kedua, dan kakek-nenek saya juga sudah
berbicara tentang kedatangan kedua, dan orangtua mereka juga sudah berbicara
tentang kedatangan kedua. Kedatangan kedua ini sudah terus dibicarakan sejak
1844, dan toh Yesus masih belum datang. KedatanganNya masih lama.” Mereka yang
berkata demikian adalah mereka yang akan terjebak dalam keadaan tidak siap
ketika pintu kemurahan Tuhan benar-benar menutup.
You know
what we
need to be doing while we are waiting? We need to do the same thing
that Noah did. Preach and work. See, words are cheap. If Noah had said, “There
is a flood coming, everybody get ready.” And the people say, “What are we going
to do about it?” Noah says, “The Lord will provide.” No! His words were back up
by his actions, he had a faith that worked. That’s what needs to happen with
God’s people.
Kalian tahu, apa yang seharusnya kita lakukan selama kita menunggu?
Kita perlu melakukan hal yang sama yang dilakukan Nuh: Menginjil dan bekerja. Ketahuilah, omong
itu gampang. Seandainya Nuh berkata, “Akan ada air bah, semua orang
bersiap-siap!” Lalu orang-orang bertanya, “Apa yang harus kita lakukan?” dan
Nuh berkata, “Tuhan yang akan menyediakan.” Tidak! Kata-kata Nuh dibuktikan
oleh perbuatannya, dia memiliki iman yang berbuat. Itulah yang perlu terjadi
pada umat Allah.
By the
way do you know that Ellen White says that everything that Noah possessed he
invested in the ark. Everything that he possessed, he invested in the ark.
Everybody else was saving for a rainy day. And what happened when the rain
came? Everything that they had saved was
washed away.
You know
God’s people today are probably the most prosperous of any generation of SDA.
And as a result we become like Revelation says, rich and increased with goods,
and in need of nothing. We’ve lost all anxiety, that longing for the coming of
Jesus. We need to get that back because only those who long for His coming, who
love His coming according to the apostle Paul will be prepared when the door of
mercy closes and when Jesus comes in the clouds of heaven.
Nah, tahukah kalian Ellen White berkata bahwa Nuh
menginvestasikan seluruh miliknya di bahtera? Segala yang dimilikinya,
ditanamkannya di bahteranya. Semua orang menabung untuk hari hujan, dan apa
yang terjadi ketika hujan datang? Semua milik mereka tersapu lenyap.
Nah, umat Tuhan hari ini mungkin adalah generasi
yang paling kaya dalam sejarah MAHK. Dan akibatnya seperti yang dikatakan di
kitab Wahyu, kita merasa kaya, dan berkelimpahan materi, dan tidak merasa
kekurangan apa–apa. Kita telah kehilangan semua semangat, kerinduan akan
kedatangan Yesus. Kita harus mendapatkan itu kembali karena hanya mereka yang merindukan
kedatanganNya, yang mencintai kedatanganNya, menurut rasul Paulus yang akan
siap ketika pintu kasihan ditutup dan ketika Yesus datang di awan-awan di
langit.
I pray
to God that we will re-consecrate our lives to Jesus and that that fire might
burn in our bones and in our hearts
again that glorious hope, that blessed hope that the Bible speaks about, the
second coming of Jesus Christ, our Savior and our Lord.
Saya berdoa kepada Tuhan agar kita mau
memperbarui penyerahan hidup kita kepada Yesus dan semoga semangat itu boleh
berkobar di dalam tulang-tulang kita dan di hati kita lagi, harapan yang mulia
itu, harapan indah yang dikatakan Alkitab yaitu harapan akan kedatangan Yesus
Kristus, Juruselamat dan Tuhan kita.
25 12 14
No comments:
Post a Comment