HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 29/32 -
Stephen Bohr
THE TWO
TEMPLES
Dibuka
dengan doa.
Up
to this point we have been making a comparison between the earthly Sanctuary
and its services and the heavenly Sanctuary and its services. But in our study
today I would like us to take a look at another temple that the Bible mentions.
Now, I must say that several years ago I heard a presentation by Elder W.D. Frazee
who was the founder of Wildwood Institute in Georgia and some of the material
that I am going to share with you today is actually material that he presented
in that particular lecture. I felt that it was so excellent that it would be a
good idea to share some of it with you. Now some of the material is my own, but
some of the material is his, I believe that I need to give credit where credit
is due, although all of the glory and honor belongs to God.
Sejauh
ini kita telah membandingkan antara Bait Allah yang
di dunia dan pelayanannya, dengan Bait Allah yang
di Surga dengan pelayanannya. Tetapi dalam pelajaran kita hari ini saya ingin
kita melihat ke Bait Allah yang lain
lagi yang disebut Alkitab. Nah, harus saya katakan bahwa beberapa tahun yang
lalu saya mendengarkan suatu presentasi oleh Ketua W.D. Frazee, pendiri
Wildwood Institute di Georgia, dan beberapa bahan yang akan saya bagikan kalian
hari ini berasal dari bahan yang dia presentasikan dalam ceramah tersebut.
Menurut saya bahan itu begitu bagus dan membagikannya kepada kalian merupakan
ide yang baik. Nah, beberapa bahan ceramah ini berasal dari saya sendiri,
tetapi ada beberapa yang berasal darinya.
Saya berpendapat bahwa pengakuan harus diberikan kepada yang berhak
mendapatkannya, walaupun semua kemuliaan dan hormat adalah milik Tuhan.
Now, I would like to read 1 Corinthians 6:19-20 where this
specific temple is mentioned. 1 Corinthians 6:19-20 (actually it is 1
Corinthians 3:16-17), here the apostle Paul says this, “Do
you not know that you are the temple of God and that the Spirit of God dwells in you? 17If anyone
defiles the temple of God, God will destroy him. For the temple of God is holy,
which temple you are.”
So
notice here we have another dimension to the temple. This is not speaking about
an earthly building or a heavenly building, it is speaking about a body temple
which according to this passage, belongs to God, is holy, and the Holy Spirit
dwells within it.
Nah, saya ingin membaca 1 Korintus 6:19-20 di mana Bait Suci ini
disebutkan. 1 Korintus 6:19-20 (sebenarnya ayat yang dipakai di sini adalah 1
Korintus 3:16-17), di sini rasul Paulus berkata demikian, “Tidak tahukah kamu, bahwa
kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 17 Jika
ada orang yang merusak**) bait Allah, maka
Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu
ialah kamu.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi perhatikan, di sini ada suatu dimensi yang lain
mengenai Bait Allah. Ini tidak berbicara tentang suatu bangunan duniawi atau
bangunan surgawi, tetapi berbicara mengenai tubuh sebagai Bait
Allah, yang menurut ayat ini, adalah milik Tuhan, kudus, dan tempat di mana Roh
Kudus berdiam.
**) Catatan: berasal dari kata φθείρω [phtheirō fthi'-ro] yang artinya menodai, merusak secara moral, membuat
semakin lama semakin rusak.
Now,
what I am going to do is draw a parallel between the heavenly Sanctuary and our
body temple. And we are going to take a look at several parallels between the
heavenly Sanctuary or the heavenly temple and the earthly body temple.
The first point that I would like to mention is that both
temples were made by God to be His dwelling place. Notice Hebrews 8:1-2 where
we clearly see that the heavenly Sanctuary was built by God and that’s the
place where He dwells. It says there in Hebrews 8:1-2 “Now
this is the main point of the
things we are saying: We have such a High Priest, who is seated at the right
hand of the throne of the Majesty in the heavens.….” now listen carefully, “…2 a Minister of the sanctuary and of
the true tabernacle which the Lord erected, and not man.”
Who
built the heavenly temple? God did.
Why
was it built? To be His what? To be His dwelling place.
But
the Bible also tells us that this body temple was made by God to be His
dwelling place. Notice Genesis 2:7 speaking about the creation of our body,
which we have already read, as the temple of the Holy Spirit in 1 Corinthians
6:19-20 (actually it is 1 Corinthians 3:16-17). Genesis 2:7 says, “And
the LORD God formed man of the
dust of the ground, and breathed into his nostrils the breath of life; and man
became a living being.”
And
so we noticed here that God formed man with His own hands. The earthly body
temple was also formed by God.
Nah, apa yang akan saya lakukan adalah
menarik garis paralel antara Bait Allah surgawi dan Bait Allah tubuh kita. Kita
akan menyimak beberapa persamaan antara Bait Allah surgawi atau Tempat Kudus
surgawi dan Bait Allah tubuh jasmani.
Poin
pertama yang ingin saya sebutkan adalah, kedua Bait Allah ini dibuat oleh Tuhan
sebagai tempat tinggalNya. Perhatikan Ibrani 8:1-2 di mana kita bisa melihat
dengan jelas bahwa Bait Allah surgawi dibuat oleh Tuhan dan itu adalah tempat
di mana Dia tinggal. Dikatakan di Ibrani 8:1-2 “Inti segala yang kita bicarakan
itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan
takhta Yang Mahabesar di sorga, …” sekarang
dengarkan baik-baik, “….2 dan yang melayani ibadah di
tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan
oleh manusia.”
Siapa yang membuat Bait Allah surgawi?
Tuhan.
Mengapa Tuhan membuatnya? Untuk tempat
tinggalNya.
Tetapi Alkitab juga mengatakan kepada
kita bahwa Bait Allah tubuh kita ini juga dibuat oleh Tuhan sebagai tempat
tinggalNya. Perhatikan Kejadian 2:7 yang berbicara mengenai penciptaan tubuh
kita ~ yang sudah pernah kita baca ayatnya ~ sebagai tempat berdiamnya Roh
Kudus di 1 Korintus 6:19-20 (yang betul 1 Korintus 3:16-17).
Kejadian 2:7 berkata, “Dan TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup.” [NKJV yang diindonesiakan].
Maka kita simak di sini bahwa Tuhan
membentuk manusia dengan tanganNya sendiri. Bait Allah tubuh jasmani ini juga dibuat oleh Tuhan.
Notice also Psalm 139:13-14, once again the idea that our body
temple was formed by God. Here the psalmist says the following words speaking
about the body temple. He is speaking actually to God and says, “For You formed my inward parts; You
covered me in my mother's womb. 14 I
will praise You, for I am fearfully and
wonderfully made; Marvelous are Your works, And that my soul knows very well.”
So
these two verses tell us that God formed us and we are “fearfully and wonderfully made” because
we were made by God Himself.
Perhatikan
juga di Mazmur 139:13-14 sekali lagi ide bahwa Bait Allah tubuh kita dibentuk
oleh Tuhan. Di sini pemazmur berkata dengan kata-kata berikut, berbicara
tentang Bait Allah tubuh. Dia sedang berbicara kepada Tuhan, dan katanya, “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam
kandungan ibuku. 14 Aku akan memuji-Mu
oleh karena aku diciptakan secara dahsyat dan ajaib; PekerjaanMu menakjubkan, dan jiwaku benar-benar
menyadarinya.” [NKJV
yang diindonesiakan].
Jadi
kedua ayat ini memberitahu kita bahwa Tuhan membentuk kita dan kita diciptakan “secara dahsyat dan ajaib” karena kita diciptakan oleh Tuhan
Sendiri.
Psalm
119:73 emphasizes this same point that our body temple was made by God. Once
again Psalm 119:73 says the following, and the psalmist is speaking to God, “Your
hands have made me and fashioned me; Give me understanding, that I may learn
Your commandments.”
Let’s
read one more verse where the Bible tells us that God formed our body temple.
Isaiah 64:8, we have read this verse in previous context but let’s read it
again. It says here, “But now, o, LORD, You are our Father; we
are the clay, and You our
potter; and
all we are the work of Your
hand.”
Mazmur
119:73 menekankan poin yang sama ini bahwa Bait Allah tubuh kita ini dibuat
oleh Tuhan. Sekali lagi di Mazmur 119:73 dikatakan seperti berikut, dan si
pemazmur sedang berbicara kepada Tuhan, “Tangan-Mu telah menjadikan
aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar
perintah-perintah-Mu.”
Mari
kita membaca satu lagi ayat di mana Alkitab memberitahu kita bahwa Tuhan yang
membentuk Bait Allah tubuh kita. Yesaya 64:8, kita sudah pernah membaca ayat
ini dalam konteks sebelumnya, tetapi marilah kita baca lagi. Dikatakan di sini, “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat
dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.”
And
so we notice that the two temples, the heavenly temple and our body temple were
created by God to be His dwelling place. God wants to inhabit both temples. In
fact let’s notice that in Isaiah 57:15, I want you to notice that God wants to
dwell in two places. It says there, “For thus says the High and Lofty One
Who inhabits eternity.….” where does God inhabit?
Eternity ! “…whose name is Holy: ‘I dwell in the
high and holy place...” but now notice, “…with him who has a contrite and humble spirit, to revive the spirit of
the humble, and to revive the heart of the contrite ones…’”
And
so, does God dwell in two places according to Scripture? Yes, He dwells in
eternity in the high and holy place, but He also dwells with the person who is
humble and contrite of heart.
So
the
first parallel is that both temples ~ the heavenly temple and the body temple
on earth ~ were made by God to be His dwelling place.
Maka kita melihat bahwa kedua Bait Allah, Tempat
Kudus yang di Surga, dan Bait Allah tubuh kita, keduanya diciptakan oleh Tuhan
sebagai tempat tinggalNya. Tuhan mau menempati kedua Bait Allah ini. Sebaiknya
marilah kita simak di Yesaya 57:15, saya mau kalian melihat bahwa Tuhan mau
tinggal di dua tempat. Dikatakan di sana, “Sebab beginilah firman Yang
Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam di
kekekalan…” di
mana Tuhan bersemayam?
Di kekekalan! “…. dan
Yang Mahakudus nama-Nya: ‘Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat
kudus…” sekarang perhatikan, “….tetapi juga bersama-sama
orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang
rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk hatinya.’”[NKJV yang diindonesiakan].
Maka, apakah Tuhan tinggal di dua tempat menurut
Alkitab? Ya, Dia tinggal di kekekalan di tempat tinggi dan kudus, tetapi Dia
juga tinggal bersama manusia yang rendah hati dan yang remuk hatinya.
Jadi
persamaan yang pertama adalah
kedua Bait Allah ~ yang surgawi dan
tubuh jasmani kita ~
dibuat oleh Tuhan sebagai tempat tinggalNya.
Now, let’s notice another parallel. In both temples there is a
Law written with the finger of God. Let’s talk first of all about the heavenly
temple. Revelation 11:19, speaking about the heavenly temple. It says, “Then
the temple of God was opened in heaven, and the ark of His covenant was seen in
His temple.….” which temple is this? This is the heavenly temple. And what did
John see in the heavenly temple? The Ark of the Covenant. And it says “….And there were lightnings, noises,
thunderings, an earthquake, and great hail.”
Sekarang
marilah kita perhatikan persamaan yang lain. Di dalam kedua Bait Allah ada Hukum Tuhan yang ditulis oleh
jari Tuhan. Marilah kita berbicara lebih dulu tentang Bait Allah surgawi. Wahyu
11:19, berbicara tentang Bait Allah surgawi, dikatakan, “Maka terbukalah Bait Suci
Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci
itu…” Bait Suci yang mana ini? Ini adalah
Bait Suci yang di Surga. Dan apa yang dilihat Yohanes di Bait Allah surgawi
ini? Tabut Perjanjian. Lalu dikatakan, “…. dan terjadilah kilat dan deru guruh dan
gempa bumi dan hujan batu [belerang] lebat.”[NKJV yang diindonesiakan].
Now
why is the Ark of the Covenant called “The Ark of the Covenant”? Simply because
the conditions or the stipulations of the Covenant were the 10 Commandments. In
fact let’s notice Exodus 31:18 where we are told that the Law of God was
written by God’s own finger, it’s the Law that was placed inside the Ark of the
Covenant in the temple. It says there, “And when He had made an end of
speaking with him.….” that is with Moses, “…. on Mount Sinai, He gave Moses two
tablets of the Testimony, tablets of stone, written with.….” what?
“….written with the finger of God.”
Is
there a temple in heaven that has an Ark of the Covenant with the tables of the
Law that were written by the very finger of God? Absolutely.
Nah, mengapa Tabut Perjanjian itu
disebut “Tabut Perjanjian”? Sederhana, karena kondisi atau persyaratan dari
Perjanjian itu adalah ke-SEPULUH PERINTAH TUHAN. Mari kita perhatikan Keluaran
31:18 di mana kita diberitahu bahwa Hukum Tuhan ditulis oleh jari Tuhan
sendiri, itu adalah Hukum yang ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian di dalam
Bait Allah. Dikatakan di sana, “Dan TUHAN memberikan kepada
Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh KESAKSIAN, loh batu, yang ditulisi oleh…” apa? “….ditulis oleh jari Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].
Apakah
di Surga ada Bait Allah yang memiliki Tabut Perjanjian dengan loh-loh [tablet]
Hukum yang ditulis oleh jari Tuhan Sendiri? Benar sekali.
But
what about this earthly body temple? Do we have a Law that God has written in
our body temple? Absolutely. Let me read you a statement that we find in the
book Education
pg 196 and then I am going to mention another text from Scripture.
Here
Ellen White is commenting about our body temple. And incidentally Ellen White
had tremendous interests in our physical being, in the laws of our physical
nature, the laws of health as we are going to notice in our study today. This
is what she says in the book Education, page 196. “… the laws of nature are the
laws of God ~ as truly divine as are the precepts of the Decalogue…” wow! “… the laws of nature are the laws of God ~ as
truly divine as are the precepts of the Decalogue…”
and then she says, “…The
laws that govern our physical organism, God has written…”
are there laws that govern our physical organism, yes or no?
Absolutely. You know that, right? We can
give many examples of that. She says, “…The laws that govern our physical organism, God has written
upon every nerve, muscle and fiber of the body.”
Interesting. So has God written laws of our physical nature? He most certainly
has. You know what else He wants to do? Jeremiah 31:31-33 say that God wants to
write His Law in our minds and in our hearts. Is that our body temple where He
wants to write His law? Written with His own finger? Absolutely.
So
according to Scripture the heavenly temple has an Ark of the Covenant
with the 10 Commandments written with God’s finger. On our physical
organism are written the laws of God as certainly as they were written and
placed inside the Ark of the Covenant. And God wants to write His 10 Commandments Law in our
minds and in our hearts.
Tetapi
bagaimana dengan Bait Allah tubuh jasmani ini? Apakah
ada Hukum yang ditulis Tuhan di dalam Bait Allah tubuh kita? Betul sekali. Saya
akan membacakan suatu pernyataan yang kita temukan di dalam buku Education,
hal 196, lalu saya akan mengemukakan teks yang lain dari Alkitab.
Di
sini Ellen White mengomentari tentang Bait Allah tubuh kita. Kebetulan Ellen
White memiliki minat yang sangat besar dalam fisik kita, dalam hukum yang
mengatur kondisi fisik kita, hukum kesehatan, sebagaimana yang akan kita simak
dalam pelajaran kita hari ini. Inilah yang dikatakannya di dalam buku Education,
hal 196. “…hukum alam adalah
Hukum Tuhan ~ sama ilahinya dengan hukum-hukum Sepuluh Perintah…” wow!
“…hukum
alam adalah Hukum Tuhan ~ sama ilahinya dengan hukum-hukum Sepuluh Perintah…” kemudian dia berkata, “…hukum yang mengatur
organ-organ jasmani kita, telah ditulis oleh
Tuhan…” apakah
ada hukum yang mengatur organ-organ fisik kita,
ya atau tidak? Tentu saja. Kalian tahu itu, bukan? Kita bisa mengambil banyak
contohnya. Ellen White berkata, “…hukum yang mengatur organ-organ jasmani
kita, telah ditulis oleh Tuhan di atas setiap urat, otot, dan jaringan tubuh
kita.” Menarik. Jadi
apakah Tuhan sudah menuliskan hukum alam pada jasmani kita?
Benar sekali. Tahukah kalian apa lagi yang diperbuat Tuhan? Yeremia 31:31-33
berkata bahwa Tuhan mau menulis HukumNya di dalam pikiran dan hati kita. Apakah
itu Bait Allah tubuh kita di mana Tuhan mau menuliskan HukumNya? Menulisnya
dengan jariNya Sendiri? Betul sekali.
Jadi,
menurut Firman Tuhan, di
Bait Allah surgawi terdapat Tabut Perjanjian dengan Sepuluh Perintah yang
ditulis dengan jari Tuhan. Pada organ-organ jasmani kita tertulis
hukum-hukum Tuhan sama nyatanya sebagaimana yang tertulis dan ditempatkan di
dalam Tabut Perjanjian. Dan Tuhan
mau menuliskan hukum ke Sepuluh PerintahNya di dalam pikiran kita dan hati kita.
You see, when we obey
God’s moral law, we are spiritually happy. When we obey God’s physical laws
that are written on every fiber of our being, we are physically happy. And it’s
amazing how scientists in recent years have been studying in depth anatomy and
physiology and they are amazed at how the different systems of our body
interact, according to established set physical laws.
Kalian
lihat, pada waktu kita mematuhi Hukum moral Tuhan, secara rohani kita bahagia.
Pada waktu kita mematuhi Hukum kesehatan Tuhan yang tertulis pada setiap jaringan tubuh kita, secara jasmani kita bahagia. Yang menakjubkan adalah tahun-tahun
belakangan ini para ilmuwan telah mempelajari secara mendalam ilmu anatomi dan
ilmu faal tubuh, dan mereka kagum bagaimana pelbagai sistem tubuh kita itu
berinteraksi sesuai hukum-hukum yang tertentu dan tidak bisa dimungkiri.
Now, let’s go to our next parallel. Satan wants to occupy the
throne in both temples. Let’s go to Isaiah 14:12-14. Didn’t the Devil want to
take God’s position in the heavenly temple? He most certainly did. Isaiah
14:12-14. It is speaking about this being, Lucifer, whom we’ve talked about in
one of our early lectures. It says here, “How you are fallen from heaven, O
Lucifer, son of the morning! How
you are cut down to the ground, you who weakened the nations! 13For
you have said in your heart: ' I will ascend into heaven, I will exalt….” what?
“…my
throne above the stars of God; I will also sit on the mount of the congregation
on the farthest sides of the north; 14 I will ascend above the
heights of the clouds, I will be like the Most High.'…”
Did
Satan want to take away God’s position in the heavenly sanctuary? Yes he did,
he was one of the covering cherubs according to Scripture.
Does
Satan also want to occupy the throne in our hearts? He most certainly does. I
want to read a statement in Vol. 4 of the Testimonies pg. 346 where Ellen White explicitly
says “Satan
is trying to set up his throne in the soul temple. When he reigns he makes
himself heard and felt in angry passions, in words of bitterness that grieve
and wound.”
If you would like to see
an example of what it’s like when Satan sits on the throne of the heart, all
you have to do is read the story of Mark chapter 5: the demon possessed men
from Gadara. Have you ever read that story? The bible says that they lived in
the tombs, they were all cut up with
rocks, you know they had saliva coming out of their mouths, they shrieked like
wild beasts, they had broken chains with which they had been bound, I mean, that’s what would have happened with
all of humanity if Satan had been allowed to have total control of planet
earth. And so Satan is not only trying to take the position of God in the
heavenly temple, but Satan is doing his utmost to possess human beings to sit
in the heart of human beings to affect their behavior and to affect their lives
here on earth.
Nah, marilah kita ke persamaan
berikutnya. Setan mau menempati takhta di kedua Bait Allah. Ayo
kita ke Yesaya 14:12-14. Bukankah Iblis mau mengambil kedudukan Tuhan di Bait
Allah surgawi? Betul sekali. Yesaya 14:12-14, berbicara tentang makhluk ini,
Lucifer, yang sudah pernah kita bicarakan di salah satu pelajaran kita yang
awal-awal. Dikatakan di sini, "Wah, engkau sudah jatuh
dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah ditebang dan jatuh ke bumi, engkau
yang melemahkan bangsa-bangsa! 13karena
engkau telah berkata dalam hatimu: ‘Aku akan
naik ke langit, aku akan meninggikan…” apa? “…. takhtaku di
atas bintang-bintang Allah dan aku juga akan
duduk di bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. 14 Aku akan naik mengatasi ketinggian awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi!”[NKJV yang diindonesiakan].
Apakah
Setan mau merebut posisi Tuhan di Bait Allah surgawi? Ya, dia mau. Menurut
Alkitab dia adalah salah satu kerub yang menudungi.
Apakah
Setan juga mau menempati takhta di hati kita? Sudah pasti.
Saya
mau membacakan suatu pernyataan di Vol. 4 Testimonies hal 346, di mana Ellen White
secara jelas mengatakan, “Setan
berusaha mendirikan takhtanya di Bait Allah jiwa kita. Pada waktu dia berkuasa,
dia membuat dirinya terdengar dan terasa dalam nafsu amarah, dalam kata-kata
yang pahit yang mendukakan dan melukai hati.”
Jika
kita mau melihat contoh bagaimana keadaannya saat Setan duduk di atas takhta
hati, kita hanya perlu membaca kisah di Markus pasal 5: tentang orang-orang
yang kerasukan Setan dari Gerasa. Pernahkah kalian mendengar kisah itu? Alkitab
berkata bahwa mereka hidup di kuburan, tubuh mereka penuh sayatan batu, kalian
tahu, dan air ludah mereka menetes keluar dari mulut, mereka berteriak seperti
binatang liar, mereka memutuskan rantai-rantai yang tadinya membelenggu mereka.
Maksud saya, itulah yang akan terjadi dengan seluruh umat manusia seandainya Setan
diizinkan memiliki kendali penuh atas planet bumi. Maka Setan bukan hanya
mencoba mengambil posisi Tuhan di Bait Allah surgawi, tetapi Setan sedang
berusaha mati-matian untuk menguasai manusia agar bisa duduk di hati manusia,
untuk mempengaruhi sikap mereka dan mempengaruhi hidup mereka di dunia ini.
Another parallel is that
both temples have a record of sin.
Does the heavenly temple have a record of sin? It most certainly does. We’ve
studied this. Notice Ecclesiastes 12:14, we have already mentioned that God is
going to bring every work into judgment, which means that God must have a
record of these things in the heavenly books, or in the heavenly sanctuary. It
says there, “For
God will bring every work into judgment, Including every secret thing, Whether
good or…” what?
“…or evil.”
So
is there a record of sin in the heavenly Sanctuary? Yes, if we confess our sins
and we have repented of sin, those sins are still registered there, but they
are covered with the blood, according to what we have studied. But they are
still written in the heavenly Sanctuary.
Notice
2 Corinthians 5:10, the same idea that in the heavenly Sanctuary there is a
record of sin. 2 Corinthians 5:10 “For we must all appear before the
judgment seat of Christ, that each one may receive the things done in the body, according to what
he has done, whether good or bad.”
Are
we all going to have to stand before the judgment seat of Christ? Absolutely.
Are
we going to have to render our account not only for the good things that we
did, but for the evil things that we did? Absolutely, this text says so. In other words, not only the good but the
bad. Let’s just make sure that our bad actions and thoughts and feelings and
words are covered by the blood of Jesus in the Sanctuary, that the record is
covered by the blood.
Persamaan yang lain adalah kedua Bait
Allah ini memiliki catatan tentang dosa.
Apakah Bait Allah surgawi memiliki catatan dosa? Benar sekali. Kita telah
mempelajarinya. Perhatikan Pengkhotbah 12:14, kita sudah pernah menyinggung
bahwa Tuhan akan membawa segala perbuatan ke penghakiman, yang berarti Tuhan
pasti memiliki catatan hal-hal tersebut di dalam kitab-kitab surgawi, atau di
dalam Bait Allah surgawi. Dikatakan di sana, “Karena Allah akan membawa
setiap perbuatan ke penghakiman, termasuk setiap hal yang
rahasia, entah itu baik, entah itu…”
apa? “…. jahat.”
[NKJV yang diindonesiakan.]
Jadi,
apakah ada catatan dosa di Bait Allah surgawi? Ya. Jika kita mengakui dosa-dosa
kita dan kita bertobat dari dosa-dosa itu, dosa-dosa itu masih tercatat di
sana, tetapi mereka tertutup oleh darah, sesuai apa yang sudah kita pelajari.
Tetapi dosa-dosa itu masih tercatat di Bait Allah surgawi.
Perhatikan
2 Korintus 5:10, konsep yang sama, yaitu bahwa di Bait Allah surgawi ada catatan
dosa. 2 Korintus 5:10 “Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang akan diterimanya pada tubuhnya, sesuai
dengan yang telah dilakukannya, baik atau pun
jahat.” [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah
kita semua harus berdiri di hadapan takhta penghakiman Kristus? Tentu saja.
Apakah
kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita, bukan hanya untuk
perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi juga untuk
perbuatan-perbuatan jahat yang kita lakukan? Tentu saja, ayat ini berkata
demikian. Dengan kata lain, bukan hanya yang baik, melainkan juga yang jahat. Sebaiknya kita memastikan bahwa perbuatan, dan pikiran serta
perasaan dan perkataan jahat kita sudah tertutup oleh darah Yesus di Bait
Allah, yaitu catatannya sudah tertutup oleh darahNya.
In
the book Testimonies
on Sexual Behavior, Adultery and Divorce pg. 62 which is a compilation
of Ellen White’s statements we find this very significant statement about what
God records in the heavenly Sanctuary. She says, “Remember your character is being daguerreotyped…”
now we don’t use that word in English anymore, “daguerreotyped”
means photographed, that’s an ancient word that means “photographed”. So she
says, “Remember
your character is being daguerreotyped…”
or photographed, “…by
the great Master Artist in the record books of heaven, as minutely as the face
is reproduced upon the polished plate of the artist.” So God is recording in the heavenly Sanctuary our good deeds but
He is also registering there our sins. We need to make sure that our sins are
covered by the blood. So that when the Sanctuary is cleansed, the blood of
Jesus will remove those sins, from the heavenly Sanctuary.
Di
buku Testimonies
on Sexual Behavior, Adultery and Divorce, hal 62, yang adalah kumpulan
pernyataan-pernyataan Ellen White, kita temukan pernyataan yang sangat berarti
ini mengenai apa yang dicatat Tuhan di Bait Allah surgawi. Ellen White berkata,
“Ingat, tabiatmu sedang di ‘daguerreotyped’…” sekarang kita
tidak memakai kata itu lagi dalam bahasa Inggris, “daguerreotyped” artinya
difoto, itu adalah kata yang kuno, dan artinya “difoto”. Jadi Ellen White
berkata, “Ingat, tabiatmu sedang didaguerreotyped…”
atau difoto, “…oleh
sang Pelukis Besar di kitab catatan di Surga, sama telitinya sebagaimana wajah itu direproduksi di atas pelat si seniman yang terpoles halus.” Jadi di Bait Allah surgawi Tuhan
sedang mencatat perbuatan baik kita, tetapi Dia juga mencatat dosa-dosa kita.
Kita harus memastikan bahwa dosa-dosa kita tertutup oleh darah, agar pada waktu
Bait Allah itu dibersihkan, darah Yesus akan menghapus dosa-dosa itu dari Bait
Allah surgawi.
Now,
what about our physical body? Is there a record of sin in our physical body.
Have you ever gotten the flu? I see you are smiling, of course we’ve gotten the
flu. Let me ask you, do bad physical and psychological habits leave their scars
and marks on the earthly body temple? They most certainly do. How about
alcohol, tobacco and drugs, do they leave their doleful record on our body
temple? They most certainly do. What about lack of rest, wrong eating habits,
lack of exercise, insufficient water,
not breathing fresh air deeply as we should. Do they leave permanent scars on
our present body temple? They most certainly do. So we have a record of the
consequence of sin on our body temple, just like there is a record of sin in
the heavenly temple.
Nah,
bagaimana dengan tubuh jasmani kita? Apakah ada catatan dosa di tubuh jasmani
kita? Pernahkah kalian sakit flu? Saya melihat kalian tersenyum, pastilah kita
pernah kena flu. Coba saya tanya, apakah kebiasaan fisik dan kejiwaan yang
buruk meninggalkan bekasnya dan merusak Bait Allah tubuh jasmani kita? Betul
sekali. Bagaimana dengan alkohol, tembakau, dan narkoba, apakah mereka
meninggalkan catatan mereka yang menyedihkan pada Bait Allah tubuh jasmani kita?
Sudah tentu. Bagaimana dengan kekurangan istirahat, pola makan yang salah,
kurang olahraga, kurang minum air, tidak menghirup udara segar dalam-dalam
sebagaimana yang seharusnya? Apakah ini meninggalkan bekas yang permanen pada
Bait Allah tubuh kita yang sekarang? Tentu saja. Jadi di Bait Allah tubuh kita,
tersimpan catatan konsekuensi dosa kita, sama seperti di Bait Allah surgawi ada
catatan dosa.
Now go with me to Mark 7:21-23 and I am going to show you that
not only does our body temple have the record of the wrong physical habits, but
our body temple also contains a record of all sorts of wrong moral habits. Mark
7:21-23, notice what Jesus had to say, “For
from within, out of the heart of men.….” where is the problem? Where
is the sin written? Ooooh, in the temple of the body, in the mind, in the
heart. It says, “…from within, out of the heart of men, proceed evil thoughts, adulteries,
fornications, murders, 22thefts, covetousness, wickedness, deceit,
lewdness, an evil eye, blasphemy, pride, foolishness. 23All these
evil things come from.….” where? “…come from within and defile a man."
So does the heavenly temple have a record of sin? Yes it does.
Does the earthly temple also have a record of sin physically and morally?
Absolutely. There is a parallel between the two.
Sekarang,
marilah bersama saya ke Markus 7:21-23 dan saya akan menunjukkan bahwa bukan
saja Bait Allah tubuh kita memiliki catatan segala kebiasaan buruk jasmani
kita, tetapi Bait Allah tubuh kita juga memiliki catatan semua kebiasaan buruk
moral kita. Markus 7:21-23, perhatikan apa yang dikatakan Yesus, “sebab dari dalam, dari hati orang…”
di mana masalahnya? Di mana dosa itu tertulis? Oooo, di Bait
Allah tubuh, dalam pikiran, dalam hati. Dikatakan, “….dari dalam, dari hati
orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, percabulan,
pembunuhan, 22 pencurian,
keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan,
kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari…” mana? “….dari dalam dan menajiskan orang." [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apakah di Bait Allah surgawi ada
catatan dosa? Ya, ada.
Apakah di Bait Allah jasmani ada
catatan dosa baik secara fisik maupun secara moral? Betul sekali.
Ada persamaan antara keduanya.
And this brings us to our next point and that is both
temples if they are defiled by sin, must be cleansed. Is that true?
Must both temples be cleansed? Absolutely. Notice Daniel 8:14 which we have
read before. Daniel 8:14, this is the 2300 days prophecies, speaking about the
heavenly Sanctuary. It says, “14 And he said to me, ‘For two thousand three hundred
days; then the sanctuary shall be.….” what? “….shall be cleansed.’”
And this is the heavenly Sanctuary.
Does the heavenly Sanctuary need to be cleansed from the records
of sin? Absolutely.
Notice also Hebrews 9:23 tells us that the heavenly Sanctuary
needs to be cleansed from the records of sin, just like the earthly Sanctuary
was cleansed. It says there ~ and I am reading from the NIV in this particular
case ~ “It was necessary, then, for the
copies of the heavenly things to
be purified with these sacrifices.….” how were the copies of the heavenly Sanctuary
purified, by these what? “….sacrifices.….” the context says that
they were sacrifices of animals. And now notice the last part of the
verse, “…but the heavenly things themselves.….” need to be purified with
what? “…. with better sacrifices than these.”
And what are those sacrifices with which the heavenly Sanctuary
is cleansed? What is that sacrifice? It is the sacrifice of Jesus Christ.
Dan
ini membawa kita ke poin berikutnya, yaitu kedua
Bait Allah bilamana telah dinodai oleh dosa, harus dibersihkan. Benarkah
itu? Haruskah kedua Bait Allah itu dibersihkan? Tentu saja. Perhatikan Daniel
8:14 yang sudah pernah kita baca sebelumnya. Daniel 8:14, ini adalah nubuatan
tentang 2300 hari, berbicara mengenai Bait Allah surgawi. Dikatakan, “Maka ia menjawab: ‘Sampai
lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan…” apa? “….akan DIBERSIHKAN.’"
[NKJV yang diindonesiakan].
Dan ini adalah Bait Allah surgawi.
Apakah Bait Allah surgawi perlu
dibersihkan dari catatan-catatan dosanya? Tentu saja. Perhatikan juga Ibrani
9:23 yang memberitahu kita bahwa Bait Allah surgawi perlu dibersihkan dari
catatan-catatan dosa, sama seperti Bait Allah di dunia dibersihkan. Dikatakan
di sana ~ dan untuk kali ini saya membaca dari terjemahan NIV ~ “Jadi, perlulah segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada
di sorga ditahirkan dengan kurban-kurban ini…” bagaimanakah lambang-lambang Bait Allah
surgawi ditahirkan? Dengan apa? “….Dengan
kurban-kurban ini…” Konteksnya menjelaskan bahwa ini adalah
kurban-kurban binatang. Sekarang perhatikan bagian akhir ayat ini, “….tetapi benda-benda
sorgawi sendiri…” perlu
ditahirkan oleh apa? “…. oleh kurban-kurban
yang lebih baik daripada itu.”[NIV yang diindonesiakan]
Dan apakah kurban-kurban yang
mentahirkan atau membersihkan Bait Allah surgawi? Apakah kurban tersebut?
Itulah kurban Yesus Kristus.
Now, let me ask you. Must the earthly temple also be cleansed?
Absolutely. Not only does God want to cleanse the heavenly Sanctuary from the
record of sin, but He wants to cleanse our soul temple also from sin, doesn’t
He?
Notice Leviticus 23:26-30, this is referring to the great day of
Atonement and the attitude that the people needed to have while the Sanctuary
was being cleansed. You know, sometimes we emphasize so much what the High
Priest did inside the Sanctuary, on the day of Atonement that we forget what
the people were supposed to be doing outside the Sanctuary. You see, the people
outside the Sanctuary were supposed to be sympathizing with the High Priest
inside, that’s the reason why the High Priest had some bells at the bottom of
his garment so that the Israelites could follow the sound of the bells inside
the Sanctuary as the High Priest ministered for them. Now notice what Leviticus
23:26-30 says, “And
the LORD spoke to Moses, saying: 27’Also the tenth day of this seventh month shall be the Day of Atonement. It
shall be a holy convocation for you.….” in other words everyone
was supposed to be gathered there, “…you
shall afflict your souls.….” in other words while the
Sanctuary was being cleansed the hearts needed to be cleansed, because God was
not going to cleanse anything in the Sanctuary that was not cleansed in the
life. So it says, “….It shall be a holy
convocation for you, you shall afflict your souls and offer an offering made by fire to the
LORD. 28 And you shall do no work on that same day.….” why no work? Because they were supposed to be
one focus, they were supposed to be
gathered in the Sanctuary, they were supposed to be following what the High
Priest was doing. And so it says, “….And you shall do no
work on that same day
for it is the Day of Atonement,
to make atonement for you before the LORD your God. 29For any person
who is not afflicted in soul on
that same day.….” Wow, whoever did not
afflict their soul what would happen? “….
shall be.….” what? “… cut off from his people.….” We have already discussed that, it means that
they are aliens to the covenant
promises, they are no longer a part of God’s chosen people. So it says, “…shall be cut off from
his people.
30And any person who does any work on that same day.….” which means that they are busy doing
something else and not concentrating on what is happening in the Sanctuary “….that person I will destroy from among
his people.”
Nah, coba saya tanya, haruskah Bait
Allah jasmani juga dibersihkan? Tentu saja. Bukan saja Tuhan mau membersihkan
Bait Allah surgawi dari catatan dosa, tetapi Dia mau membersihkan Bait Allah
jiwa kita juga dari dosa, bukan?
Perhatikan Imamat 23:26-30, ini
mengacu kepada hari Pendamaian yang penting, dan bagaimana umat harus bersikap
sementara Bait Allah sedang dibersihkan. Kalian tahu, kadang-kadang kita
terlalu menekankan kepada apa yang dilakukan Imam Besar di dalam Bait Allah
pada hari Pendamaian sehingga kita lupa apa yang seharusnya dilakukan umat yang
ada di luar Bait Allah. Kalian lihat, umat yang berada di luar Bait Allah harus
ikut merasakan apa yang dilakukan Imam Besar di
dalam, itulah sebabnya mengapa pada bagian bawah jubah Imam Besar ada lonceng-lonceng kecil [kliningan] sehingga umat Israel bisa mengikuti
suara lonceng-lonceng itu di dalam Bait Allah sementara Imam Besar melayani
untuk mereka.
Sekarang, perhatikan apa kata Imamat
23:26-30, “TUHAN berfirman kepada Musa: 27 ‘Akan tetapi pada tanggal
sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan
pertemuan kudus…” dengan
kata lain semua orang harus berkumpul di sana, “….dan harus menyelidiki
hatimu…” dengan
kata lain karena Bait Allah sedang dibersihkan, maka hati pun harus
dibersihkan, karena Tuhan tidak akan membersihkan apa pun di dalam Bait Allah
yang tidak dibersihkan dari kehidupan manusia. Maka dikatakan, “…kamu harus mengadakan
pertemuan kudus, dan harus menyelidiki hatimu, dan
mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. 28 Pada hari itu
janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan…”
mengapa tidak boleh bekerja? Karena mereka semuanya harus
fokus kepada satu hal, mereka harus berkumpul di Bait Allah, mereka harus
mengikuti apa yang dilakukan Imam Besar. Jadi dikatakan, “….Pada hari itu janganlah
kamu melakukan sesuatu pekerjaan; karena
itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN,
Allahmu. 29 “Karena setiap orang yang
pada hari itu tidak sungguh-sungguh menyelidiki
hatinya, pada hari yang sama…” wow, barangsiapa yang tidak
sungguh-sungguh menyelidiki hatinya akan bagaimana? “…. akan…” apa? “…. dipotong dari antara bangsanya. 30 Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada
hari itu,…” artinya
mereka sibuk melakukan hal lain dan tidak memfokuskan perhatian kepada apa yang
sedang terjadi di dalam Bait Allah, “….orang itu akan Kubinasakan dari
tengah-tengah bangsanya.” [NKJV yang diindonesiakan]
So is there a work of cleansing on earth that needs to take
place at the same time that the heavenly Sanctuary is being cleansed?
Absolutely.
Notice 1 John 3:1-3, this is speaking about the cleansing of the
earthly temple, of the body and of the mind of course because the mind is based
on your brain, the brain in a physical organism. Now, notice 1 John 3:1-3 “Behold
what manner of love the Father has bestowed on us, that we should be called
children of God! Therefore the world does not know us, because it did not know
Him. 2Beloved, now we are children of God; and it has not yet been
revealed what we shall be, but we know that when He is revealed.….” that’s talking about the second coming, “….we shall be.….” what?
“….like
Him, for we shall see Him as He is. .….” Does God expect us to be
like Jesus?
“Be like Jesus this my
song ~
In the home and in the
throne ~
Be like Jesus all day
long ~
I would be like Jesus,”
as the hymn says. And notice what verse 3 tells us, “…. 3And everyone who has
this hope in Him.….” that is the hope of the
coming of Jesus, what does he do? “….
purifies himself, just as He is.….” what? “….as He is pure.”
There is a work of purification of the earthly temple while the
heavenly Sanctuary is being cleansed.
Jadi apakah
di dunia ini harus ada pekerjaan pembersihan pada waktu yang sama Bait Allah surgawi
sedang dibersihkan? Betul sekali.
Perhatikan
1 Yohanes 3:1-3, ini berbicara mengenai pembersihan Bait Allah jasmani,
pembersihan tubuh dan tentu saja pikiran, karena pikiran itu ada di otak, dan
otak adalah organ fisik. Nah, perhatikan 1 Yoh 3:1-3 “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita boleh disebut anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 2 Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah,
tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita
kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus dinyatakan…” ini berbicara mengenai kedatanganNya
yang kedua, “…kita akan menjadi…” apa? “…. sama seperti Dia, sebab
kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya…” Apakah
Tuhan menghendaki kita menjadi seperti Yesus?
“Seperti
Yesus, inilah laguku ~
di
rumah dan di takhta ~
Seperti
Yesus sepanjang hari ~
Aku
mau seperti Yesus”
seperti
bunyi lirik hymne (Beda dikit
liriknya dengan LSEL 242)
Nah,
perhatikan apa yang dikatakan ayat 3, “…. 3dan setiap orang yang menaruh pengharapan itu di dalam Dia…” yaitu
harapan pada kedatangan Yesus, apa yang akan dia lakukan? “….menyucikan dirinya, sama seperti…” apa? “…. Dia yang suci.” [NKJV yang diindonesiakan].
Ada pekerjaan pemurnian pada Bait Allah jasmani
sementara Bait Allah surgawi sedang dibersihkan.
Interestingly enough in Revelation 3:20 we find Jesus standing
at the door of the last church, the church of Laodecia. “Laodecia” simply means
the people of the judgment because this is the last church, it’s the judgment
church. And I want you to notice where Jesus is. Here Revelation 3:20, Jesus is
speaking and He says, “Behold, I stand at the door and
knock. If anyone.….” here an individual “….if anyone hears My voice and opens the door, I will come
in to him and dine with him, and he with Me.”
Is Jesus in the church of Laodecia or is He outside knocking? He
is outside knocking. He is begging to come in. And what does He want to do when
He comes in? He wants to cleanse the heart.
Yang
cukup menarik di Wahyu 3:20 kita mendapati Yesus berdiri di pintu gereja yang
terakhir, gereja Laodekia. “Laodekia” semata-mata berarti umat penghakiman,
karena ini adalah gereja yang terakhir, inilah gereja penghakiman. Dan saya mau
kalian perhatikan di mana Yesus berada. Di sini, di Wahyu 3:20 Yesus sedang
berbicara, dan Dia berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka
pintu dan mengetok; jikalau ada orang…” di
sini, seorang individu, “….jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku
dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama
dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”
Apakah Yesus berada di dalam gereja
Laodekia ataukah Dia berada di luar sedang mengetuk? Dia ada di luar, sedang
mengetuk. Dia minta supaya boleh masuk. Dan apa yang akan dilakukanNya pada
waktu Dia masuk? Dia mau membersihkan hati manusia.”
I want to read you a statement that we find in Review and
Herald February 11, 1890, this
was written by Ellen White. Review and
Herald February 11, 1890, she
says, “Christ
is cleansing the temple in heaven from the sins of the people, and we must work
in harmony with Him upon the earth, cleansing the soul temple from its moral
defilement.”
So as Jesus is cleansing the heavenly temple, there needs to be
a work of cleansing on earth.
Now, there is an interesting verse that we find in 2 Corinthians
7:1 and I am going to quote from Ellen White where she actually quotes this
verse, so that you can see how she explains the meaning of this verse. This
statement says the following, “Now
Christ is in the heavenly Sanctuary…” where is Jesus now? In the heavenly
Sanctuary. “…And what is He doing?...”
she asks. “…Making
an atonement for us, cleansing the Sanctuary from the sins of the people. Then,
we must enter by faith into the Sanctuary with Him, we must commence the work
in the Sanctuary of our souls. We are to cleanse ourselves from all
defilements…” and then she quotes the verse, “…we must ‘cleanse
ourselves from all filthiness of the flesh’… that is physical, “…and spirit’…” that is mental and spiritual, “… ‘perfecting holiness in the fear
of God’…”
Do you know in Hebrews 12:14 it says without holiness, no one
shall see the Lord.
Yesus said, “Blessed are the pure in heart, for they shall see
God.”
In other words, God requires us through His power to cleanse the
earthly temple as the heavenly temple is being cleansed.
Saya ingin membacakan suatu pernyataan
yang kita temukan di Review and Herald terbitan 11 Februari,
1890, ini ditulis oleh Ellen White. Review and Herald, 11 Februari, 1890,
Ellen White berkata, “Kristus
sedang membersihkan Bait Allah di Surga dari dosa-dosa umatNya, dan kita di dunia harus bekerja serasi dengan
Kristus, yaitu dengan membersihkan Bait Suci jiwa dari pencemaran moralnya.”
Jadi sementara Yesus sedang
membersihkan Bait Allah surgawi, harus ada pekerjaan pembersihan di dunia.
Nah, ada suatu ayat yang menarik yang
kita temukan di 2 Korintus 7:1 dan saya akan mengutip dari Ellen White di mana
dia mengutip ayat ini, supaya kalian bisa melihat bagaimana Ellen White
menjelaskan makna ayat ini. Pernyataan ini berkata demikian, “Sekarang
Kristus berada di Bait Allah surgawi…”
di
mana Yesus sekarang? Di Bait Allah surgawi.
“…Dan apa yang sedang dilakukanNya?...” tanya Ellen White. “…Membuat perdamaian bagi
kita, membersihkan Bait Allah dari dosa umat. Lalu, kita harus masuk ke Bait
Allah bersamaNya melalui iman, kita harus memulai pekerjaan di Bait Allah jiwa
kita. Kita harus membersihkan diri kita dari semua pencemaran…” Kemudian dia mengutip ayat tersebut, “…kita harus ‘menyucikan diri kita dari semua pencemaran
jasmani’….” berarti yang fisik, “… ‘dan
rohani’…” berarti yang mental dan spiritual, “… ‘dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam
takut akan Allah.’…”
Tahukah
kalian di Ibrani 12:14 dikatakan, tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa
melihat Tuhan? Yesus berkata,
“Terberkatilah mereka yang bersih hatinya, karena mereka akan melihat Tuhan.”
Dengan
kata lain, Tuhan mengharuskan
kita melalui kuasaNya, membersihkan Bait Allah jasmani sementara Bait Allah
surgawi dibersihkan.
Now, the question is what are the cleansing agents? With what
does Jesus cleanse the heavenly temple, the record of sin in the heavenly
temple? Hebrews 9:23. See we’ve just
noticed that both temples needed to be cleansed, now, the question is what are the
cleansing agents of both temples? Hebrews 9:23 says, “Therefore it was necessary that the copies of the things in the heavens
should be purified with these.….” and it is talking about
the sacrifices of animals, “….but the heavenly things themselves
with.….” what?
“….with
better sacrifices than these.”
Notice also Hebrews 9:13-14, it is speaking here about the
heavenly Sanctuary, it says, “For if the blood of bulls and goats
and the ashes of a heifer, sprinkling the unclean, sanctifies for the purifying
of the flesh, 14how much more shall the blood of Christ, who through
the eternal Spirit offered Himself without spot to God, cleanse your.….” what?
“….cleanse your conscience from dead works to serve the living God?”
What is it that cleanses the earthly temple? What cleanses the
earthly temple is what? The blood of Christ.
What cleanses the heavenly temple? What cleanses the heavenly
temple is also what? The blood of Jesus Christ.
Notice 1 John 1:7 it says here ~ and we have read this verse
before, “But if we walk in the light as He is in the light, we have
fellowship with one another, and the blood of Jesus Christ His Son cleanses.….” what?
“….cleanses
us from.….” how much sin? “…. from all sin.”
Nah,
pertanyaannya adalah, alat pembersihnya itu apa? Dengan apa Yesus membersihkan
Bait Allah surgawi, catatan dosa di dalam Bait Allan surgawi? Ibrani 9:23.
Lihatlah, kita baru saja menyimak bahwa kedua Bait Allah perlu dibersihkan.
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah alat pembersih kedua Bait Allah ini?
Ibrani 9:23 berkata, “Jadi, perlulah segala sesuatu yang
melambangkan apa yang ada di sorga ditahirkan dengan
kurban-kurban ini…” ini
berbicara tentang kurban-kurban binatang, “…. tetapi benda-benda sorgawi sendiri…”
oleh apa? “….oleh kurban-kurban
yang lebih baik daripada itu.”[NIV yang diindonesiakan]
Perhatikan
juga Ibrani 9:13-14, yang berbicara di sini mengenai Bait Allah surgawi.
Dikatakan, “Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan
abu lembu muda pada mereka yang najis, menguduskan mereka untuk pembersihan daging, 14 apalagi darah Kristus, yang melalui
Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat, boleh
menyucikan…” apa? “….menyucikan hati nurani
kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat melayani Allah yang hidup?” [NKJV yang diindonesiakan].
Apa yang
membersihkan Bait Allah jasmani? Yang membersihkan Bait Allah jasmani itu apa?
Darah Kristus.
Apa yang
membersihkan Bait Allah surgawi? Yang membersihkan Bait Allah surgawi juga apa?
Darah Kristus.
Perhatikan 1
Yoh 1:7, dikatakan di sana ~ kita sudah pernah membaca ayat ini sebelumnya, “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam
terang, kita bersekutu seorang dengan yang
lain, dan darah Yesus Kristus, Anak-Nya itu,
menyucikan…” apa? “….menyucikan kita dari…”
berapa banyak dosa? “….dari
segala dosa.”[NKJV
yang diindonesiakan]
Now there are two cleansing agents. One cleansing agent is the blood
of Jesus Christ that cleanses us from sin. But there is another thing that
cleanses us and that is water. Not only the blood but the water. You
know in Hebrews 9:22 it says that almost everything in the Sanctuary was
cleansed by blood, almost everything. The other things were cleansed by the water.
Now the question is what is the relationship between cleansing
by the blood and cleansing by the water. Let me explain.
Let’s go to Ephesians 5:25-27. Here the apostle Paul says this, “Husbands,
love your wives, just as Christ also loved the church and gave Himself for her,
26that He might sanctify and.….” what? Ah! He “….gave himself for her that He might sanctify and cleanse her.….” how? “…with
the washing of.….” what? “….of water by the Word.….”
So what is it that cleanses us? What washes us? The what? The
Word. And who is the Word? Jesus Christ.
But where is Jesus to be found in written form? In Scripture. As we read
Scripture what happens to our moral condition, what happens to our sinful
condition and our sinful tendencies? They are cleansed.
Nah, ada dua
alat pembersih. Yang satu adalah darah
Yesus Kristus yang membersihkan kita dari dosa. Tetapi
ada benda lain yang membersihkan kita, dan itu adalah air. Bukan hanya darah, tetapi juga air.
Kalian tahu di Ibrani 9:22 dikatakan bahwa hampir segala sesuatu di Bait Allah
dibersihkan oleh darah, hampir segala sesuatu. Sisanya dibersihkan oleh air.
Nah,
pertanyaannya adalah, apakah hubungannya antara pembersihan oleh darah dan
pembersihan oleh air. Saya akan menjelaskan.
Marilah ke
Efesus 5:25-27. Di sini rasul Paulus berkata, “Hai suami-suami, kasihilah isteri kalian sebagaimana Kristus juga telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26 supaya Dia boleh menguduskannya dan…” apa?
Ah! Dia “….telah
menyerahkan diri-Nya baginya 26 supaya
Dia boleh menguduskannya dan membersihkannya…” dengan cara apa? “….dengan membasuhnya dengan…” apa? “….dengan air oleh
Firman.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi apa yang
membersihkan kita? Apa yang membasuh kita? Apa? Firman. Dan siapakah Firman
ini? Yesus Kristus. Tetapi di manakan Yesus bisa ditemukan dalam bentuk
tulisan? Di Alkitab. Pada waktu kita membaca Alkitab, apa yang terjadi pada
kondisi moral kita? Apa yang terjadi pada kondisi berdosa kita dan
kecenderungan berdosa kita? Itu dibersihkan.
In fact go with me to another passage which is very interesting,
Psalm 119:11 and we’ll read verses 9-10 for the context, listen to what it
says. The psalmist asked the question: “How can a young man cleanse his way? .….” Here’s the answer, “…. By taking heed according to Your
word. .….” And then he says, “…. 10With my whole heart I
have sought You; Oh, let me not wander from Your commandments! .….” And then verse 11 is the key verse, it says, “…. 11Your word I have hidden
in my heart, That I might not.….” what? “….that I might not sin against You.”
So does the blood of Jesus cleanses from all sins? It most
certainly does.
Does also the Word of God through the work of the Holy
Spirit cleanse our lives from the power of sin? It most certainly does.
And you know the way it works it is very simple. You know I start reading in
Scripture for example if I should have a problem with ah, you know, with
straying eyes ~ you understand what I mean by that, with straying eyes as a
man, ~ and one day I am reading the Scripture and I find a text that says, “You have heard it was said in ancient times that you should not
commit adultery but I say un to you whoever looks at a woman to covet her has
already committed adultery in his heart.”
See, I started out reading Scripture but now Scripture says “That’s you!”, now
Scripture is reading me. And then the Holy Spirit says, “Now you know what your
condition is, the blood of Jesus can cleanse you from sin and He will cleanse
you from sin if you repent and you confess your sin and you trust in Jesus.”
You see the relationship between the cleansing of the blood of Christ and the
cleansing of the water? They are very closely related. You see, the Holy
Spirit through Scripture leads us to Jesus, and then Jesus ~ what does
He do? Through His blood He cleanses us from
sin.
Sebaiknya marilah bersama saya ke kutipan yang lain yang sangat menarik.
Mazmur 119:11 dan untuk tahu konteksnya kita membaca ayat 9-10. Dengarkan apa
katanya. Si pemazmur mengajukan pertanyaan:
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?…” Inilah jawabannya: “….Dengan menjaganya sesuai
dengan firman-Mu.…” Lalu
dia berkata, “…10.
Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang
dari perintah-perintah-Mu.…” Kemudian
ayat 11 adalah ayat kuncinya, dikatakan, “….11. Firman-Mu telah kusimpan di dalam hatiku,
supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apakah
darah Yesus membersihkan semua dosa? Benar sekali.
Apakah Firman Tuhan melalui pekerjaan
Roh Kudus, membersihkan hidup kita dari kuasa dosa? Betul
sekali.
Dan kalian tahu, cara kerjanya sangat sederhana. Kalian tahu, misalnya
saya mulai membaca Alkitab jika saya punya masalah dengan, ah, kalian tahu, “mata
ke ranjang” ~ kalian pasti mengerti apa yang saya maksudkan, “mata ke ranjang”
sebagai seorang laki-laki. Dan suatu hari selagi saya membaca Alkitab saya
menemukan ayat yang berkata, “Kamu telah mendengar firman:
Jangan berzinah. 28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam
hatinya.” [Mat 5:27-28]. Jadi lihat, tadinya saya yang membaca
Alkitab, tetapi sekarang Alkitab berkata, “Inilah kamu!”, sekarang Alkitab yang
membaca saya. Lalu Roh Kudus berkata, “Sekarang kamu sudah tahu bagaimana
kondisimu, darah Yesus bisa membersihkan kamu dari dosa dan Dia akan
membersihkan kamu dari dosa jika kamu bertobat dan kamu mengakui dosamu dan
kamu percaya di dalam Yesus.” Apakah kalian lihat hubungan antara pembersihan
oleh darah Kristus dan pembersihan oleh air? Keduanya berhubungan sangat erat.
Kalian lihat, Roh Kudus membawa
kita kepada Yesus melalui Alkitab, dan kemudian Yesus ~ apa yang
dilakukanNya? Yesus membersihkan kita
dari dosa melalui darahNya.
Go with me to 2 Corinthians 3:18, we have read this verse before
as well, 2 Corinthians 3, and once again verse 18, here the apostle Paul says, “But
we all, with unveiled face, beholding as in a mirror the glory of the Lord.….” what are we beholding? “….the glory of the Lord, are being.….” what?
“….
transformed into the same image from glory to glory, just as by the Spirit of
the Lord.”
Mari bersama saya ke 2 Korintus 3:18,
kita sudah pernah membaca ayat ini juga sebelumnya. 2 Korintus 3, dan sekali
lagi ayat 18, di sini rasul Paulus berkata, “Tetapi kita semua, dengan wajah yang tidak
terhalang penutup, memandang kemuliaan
Tuhan, seakan melihat ke cermin…” apa yang kita pandang? Kemuliaan Tuhan. “…. dan…” apa? “…. kita diubahkan menjadi
gambar yang sama, dari kemuliaan hingga kemuliaan, sebagaimana diubahkan oleh
Roh Tuhan.” [NKJV yang diindonesiakan].
How are we being transformed? By beholding whom? By
beholding Jesus Christ. Do you know that we are what we behold? That is like, what we
eat is what we are physically. What we look at and what we hear is what we are
spiritually. Now, what happens when Jesus becomes the focus of my
attention? I see two things. Number one I see the absolute immaculate
perfection of Jesus Christ and that makes me feel real bad, because then I say,
“Oh, miserable man that I am,” just like the apostle Paul says, “Oh, wretched man that I am,
who shall save me from this body of death?” But then I see something else as I behold Jesus, not only do I
see His immaculate perfection, but I also see that in spite of the fact that He
was immaculately perfect, He suffered a cruel death, and He cried out “My God, My God, why hast Thou forsaken Me?” And in the garden of Gethsemane He begged His Father to take
away the cup. And so as I behold Jesus I say “Why did this happen to You?” And
Jesus says, “Because of your sins.” So as I behold His absolute perfection and
as I behold His matchless sacrifice what will happen with my concept of sin? I
will not want anything more to do with what? with sin. The reason why we sin is we are
beholding the wrong things and we are listening to the wrong things.
We are cleansed by the working of the water which is the symbol
of the Holy Spirit, through the what? Through the Word.
Bagaimana kita diubahkan?
Dengan memandang siapa? Dengan
memandang Yesus Kristus. Tahukah kalian kita menjadi apa yang
kita pandang? Ini sama seperti kita adalah apa yang kita makan secara jasmani. Apa yang kita pandang, dan apa
yang kita dengar, adalah bagaimana kita secara rohani. Nah, apa
yang terjadi ketika Yesus menjadi fokus perhatian saya? Saya meliht dua hal.
Pertama, saya melihat kesempurnaan Yesus yang tidak bercacat noda, dan itu
membuat saya merasa rendah, karena saya lalu berkata, “Orang celaka saya ini,”
sama seperti kata rasul Paulus, “Aku, manusia celaka! Siapakah
yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” [NKJV yang diindonesiakan].
Tetapi kemudian saya melihat hal yang lain saat saya
memandang Yesus. Bukan saja saya melihat kesempurnaanNya yang tidak bercacat cela, tetapi saya juga melihat faktanya
walaupun Dia sempurna tidak bercacat cela, Dia telah menderita kematian yang
kejam, dan Dia berseru “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” [Mat 27:46]. Dan
di taman Getsemani, Dia memohon kepada BapaNya untuk menyingkirkan cawanNya. Maka pada waktu
saya memandang Yesus, saya berkata, “Mengapa hal seperti itu terjadi padaMu?”
Dan Yesus berkata, “Karena dosa-dosamu.” Maka selagi saya memandang
kesempurnaanNya yang mutlak, dan selagi saya memandang pengorbananNya yang
tidak ada taranya, apa yang akan terjadi pada konsep dosa saya? Saya tidak akan
mau punya urusan lagi dengan apa? Dengan dosa.
Alasan mengapa
kita tetap berbuat dosa adalah kita memandang hal-hal yang salah, dan kita
mendengarkan hal-hal yang salah.
Kita ini dibersihkan oleh air yang adalah lambang Roh Kudus,
melalui apa? Melalui Firman Tuhan.
Let me give you an illustration. Adam and Eve after they sinned,
were they sorry that they had sinned? No, they weren’t. When God came to Adam
and says “What have you done?” “The woman You gave me…” he is making excuses.
Was he sorry? No, he was sorry he got caught but he wasn’t sorry for his sin.
And then God comes to Eve and says, “Eve,
what have you done?” “The serpent that
You made…” Was she sorry? She wasn’t
sorry. Do you know when they were sorry? If you read in Patriarchs and Prophets, it is when
they had to sacrifice the first animal in a world where there was no death. Do
you know that Ellen White says, that when the first leaf fell off of a tree,
they grieved more deeply than a parent would grieve for the lost of a child.
That’s an amazing statement. And when
they had to slay this lamb it was a huge trial, and she says that, then God
told Adam, “That lamb is a symbol of your Creator, who is going to come to the
earth and because of your sin, He is going to suffer what that lamb suffered in
order to save you from your sin.” Adam and Eve were now really sorry, not for
the consequences of their sin, they were sorry for the sin itself. Because they
beheld what sin was going to do to Jesus.
You see, victory over sin is gained by beholding Jesus
Christ. And we behold Him where? We behold Him in Scripture. That’s the washing of
the water through the Word and then Jesus through His blood cleanses us
from our sins.
Saya mau
memberikan ilustrasi. Setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, apakah mereka
menyesal mereka telah berbuat dosa? Tidak, mereka tidak menyesal. Ketika Tuhan
datang kepada Adam dan berkata, “Apa yang telah kamu lakukan?” “Perempuan yang Kauberikan padaku…” Adam
mengemukakan pembelaan. Apakah dia menyesal? Tidak. Dia menyesal karena
tertangkap, tetapi dia tidak menyesali dosanya. Lalu Tuhan datang kepada Hawa
dan berkata, “Hawa, apa yang telah kamu perbuat?” “Ular yang Engkau ciptakan…”
Apakah Hawa menyesal? Tidak. Tahukah kalian kapan mereka menyesal? Jika kalian
membaca di Patriarchs and Prophets, mereka menyesal ketika mereka harus
mengorbankan binatang yang pertama di dunia yang tadinya tidak ada kematian.
Tahukah kalian apa kata Ellen White ketika daun yang pertama gugur dari pohon?
Mereka berduka lebih mendalam daripada orangtua yang berduka kehilangan
anaknya. Itu adalah pernyataan yang menakjubkan.
Dan ketika
mereka harus menyembelih domba itu, itu adalah ujian yang sangat besar, dan
Ellen White berkata bahwa saat itu Tuhan memberitahu Adam, “Domba itu adalah
simbol Khalikmu, yang akan datang ke bumi dan karena
dosamu, Dia harus menderita apa yang diderita domba ini, supaya boleh
menyelamatkan kamu dari dosamu.” Sekarang barulah Adam dan Hawa benar-benar
menyesal, bukan lagi menyesali akibat dosa mereka, tetapi mereka menyesali dosa
itu sendiri, karena mereka telah melihat apa yang akan dilakukan dosa kepada
Yesus.
Kalian lihat, kemenangan atas dosa itu bisa
diperoleh dengan memandang Yesus Kristus. Dan di mana kita
memandangNya? Kita memandangNya
di dalam Alkitab. Itulah pembasuhan oleh air melalui Firman, dan
setelah itu Yesus membersihkan kita dari dosa-dosa kita melalui darahNya.
Now both of these temples ~ another parallel is that both of these temples have a court, a
camp and an inner shrine. Now you say, “What could that possibly mean?”
Do you remember when we studied several lectures ago about the
work of Jesus in the camp and in the court, that we said that Jesus did this
for every person who has ever lived on planet earth, that Jesus lived His
perfect life for everyone, and Jesus died His death for everyone who has ever
lived? In other words His work in the camp and in the court was a corporate
work that reaches absolutely everyone.
But let me ask you, must we claim the benefits of the work that
Jesus did in the camp and in the court? Must we come into the Holy Place where
Jesus now intercedes for those who come to Him in repentance and then He takes
His life and He takes His death and He places them to our account, is it
necessary not only to believe that Jesus lived and to believe that Jesus died
but also necessary to receive Him personally as our Savior and as our Lord?
Absolutely. You see the camp and the court represent the work of Jesus living
and dying for us.
Do you know that the religion of many Christians is a religion
that say, “Oh, I believe that Jesus lived the life that I should live and I
believe that Jesus died the death that I should die, and I am saved.” Because
they believe it where? In their brain. In their intellect. But that is keeping
the truth in the outer court, that’s keeping the truth in the camp.
What do you have to do? You actually have to repent, and confess, and
trust personally in Jesus Christ. You have to allow the truth to come into your
soul. You have to enter the Holy Place where Jesus is performing His work and
you have to enter into the Most Holy Place where Jesus is cleansing the
Sanctuary.
Nah, kedua
Bait Allah itu ~ persamaan yang lain
~ kedua Bait Allah itu memiliki
Pelataran, Perkemahan dan Bilik Pemujaan. Nah, kalian berkata,
“Apa yang dimaksudkan dengan itu?”
Apakah kalian
ingat ketika beberapa pelajaran yang lalu, kita
mempelajari pekerjaan Yesus di Perkemahan, dan di Pelataran, dan kita
berkata bahwa Yesus melakukan ini untuk setiap manusia yang pernah hidup di
planet bumi, bahwa Yesus menjalani hidupNya yang sempurna bagi semua orang, dan
Yesus menjalani kematianNya bagi semua
orang yang pernah hidup? Dengan kata lain pekerjaanNya di Perkemahan dan di
Pelataran adalah suatu pekerjaan global yang mencapai semua manusia.
Tetapi coba
saya tanya, haruskah kita mengklaim jasa-jasa pekerjaan yang dilakukan Yesus di
Perkemahan dan di Pelataran? Haruskah kita datang masuk ke Tempat Kudus di mana
sekarang Yesus berperan sebagai pengantara bagi mereka yang datang kepadaNya
dengan pertobatan, lalu Dia mengambil hidupNya dan Dia mengambil kematianNya
dan Dia memperhitungkannya sebagai milik mereka? Apakah perlu bukan hanya
sekadar percaya bahwa Yesus pernah hidup dan percaya bahwa Yesus telah mati,
tetapi juga untuk menerimanya secara pribadi sebagai Juruselamat kita dan Tuhan
kita? Betul sekali. Lihat, Perkemahan dan Pelataran melambangkan pekerjaan
Yesus hidup dan mati bagi kita.
Tahukah kalian
bahwa agama banyak orang Kristen adalah agama yg berkata, “Oh, saya percaya
bahwa Yesus sudah menjalani kehidupan yang seharusnya saya jalani, dan saya
percaya bahwa Yesus telah menjalani kematian yang seharusnya saya jalani, dan
saya sudah diselamatkan.” Karena mereka percaya hal itu di mana? Mereka percaya di dalam otak mereka,
dalam intelek mereka. Tetapi itu menahan kebenaran di Pelataran luar, itu
menahan kebenaran di Perkemahan. Apa yang harus kita lakukan? Kita benar-benar harus bertobat,
dan mengakui dosa kita, dan percaya secara pribadi dalam Yesus Kristus. Kita
harus membiarkan kebenaran itu masuk ke jiwa kita. Kita harus memasuki Tempat
Kudus di mana Yesus sedang melakukan pekerjaanNya dan kita harus memasuki Bilik
Mahasuci di mana Yesus sedang membersihkan Bait Allah.
Allow me to read you some interesting statements from Ellen
White on this particular point. Vol. 5 of the Testimonies page 547 she says this, “The truth is kept altogether
too much in the outer court. Bring it into the inner temple of the soul,
enthrone it in the heart, and let it control the life. The Word of God should
be studied and obeyed, then the heart will find rest and peace and joy, and the
aspirations will tend heavenward; but when truth is kept apart from the life…”
that is just believing that Jesus lived and died, only believing
in Jesus lived and died, and that’s enough. She says, “…but
when truth is kept apart from the life in the outer court, the heart is not
warmed with the glowing fire of God’s goodness.”
Izinkan saya
membacakan beberapa pernyataan menarik dari Ellen White tentang poin ini. Vol.
5 dari Testimonies
hal 547, Ellen White berkata demikian, “Kebenaran
terlalu sering tertahan
di Pelataran luar. Bawalah masuk ke bagian dalam Bait Allah jiwa, tempatkanlah
di takhta hati, dan izinkanlah dia mengendalikan hidup. Firman Tuhan harus
dipelajari dan dipatuhi, maka hati akan menemukan ketenteraman, damai, dan
sukacita, dan aspirasi akan cenderung ke arah Surga. Tetapi bilamana kebenaran
dipisahkan dari hidup…”
artinya hanya percaya bahwa Yesus sudah hidup dan mati, menganggap bahwa sudah cukup hanya percaya dalam hidup dan
matinya Yesus. Ellen White berkata, “…Tetapi bilamana
kebenaran dipisahkan dari hidup, tertinggal di Pelataran luar, hati tidak
dihangatkan oleh api yang menyala dari kemurahan Tuhan.”
In another statement in Review and Herald, February 28, 1907, she
says “The
tremendous issues of eternity demand of us something besides an imaginary
religion…” she means a religion of the mind, “…a
religion of words and forms, where the truth is kept in the outer court, to be
admired as we admire a beautiful flower; they demand something more than a
religion of feeling which distrusts God when trials and difficulties come.”
In the devotional book This Day with God page 70 we find this
statement, “Truth
must be practiced in order to be a power in the world. When truth abides in the
heart, the daily experience is a revelation of the controlling power of
Christ’s grace. Never keep the truth in the outer court….” Notice what she says, “…in the outer court. Let the Holy Spirit stamp it on the soul.”
Dalam
pernyataan yang lain di Review and Herald terbitan 28 Februari 1907,
Ellen White berkata, “Isu dahsyat tentang kekekalan
menuntut dari kita sesuatu yang lebih daripada hanya agama khayalan…” yang dimaksud oleh Ellen White adalah
agama berdasarkan pikiran, “…suatu
agama yang terdiri atas kata-kata dan bentuk, di mana kebenaran ditahan di
Pelataran luar, hanya untuk dikagumi sebagaimana kita mengagumi bunga yang
indah; mereka menuntut sesuatu yang lebih dari hanya suatu agama berdasarkan
perasaan, yang tidak lagi mempercayai Tuhan bila cobaan dan kesulitan muncul.”
Di dalam buku
devosi This
Day with God, hal 70, kita mendapati pernyataan ini, “Kebenaran
harus dipraktekkan agar bisa menjadi suatu kuasa di dunia. Bilamana kebenaran
diam di dalam hati, maka pengalaman sehari-hari adalah wujud pengendalian dari kuasa
kasih karunia Kristus. Jangan pernah menahan
kebenaran di Pelataran di luar…” Perhatikan apa kata Ellen White, “…
di Pelataran di luar. Izinkan Roh Kudus memeteraikannya pada jiwa kita.”
You know in the days of Christ, the Jews had this problem. In
Matthew 15:8 Jesus said, “'These people draw near to Me with
their mouth,
And honor Me
with their lips, But their heart is far from Me.”
Must the truth be brought into the heart and must it influence
the life? It’s
not enough to believe. In fact James chapter 2 says that the Devil
believes and trembles. Does the Devil believe that Jesus died? Does the Devil
believe that Jesus lived? Does the Devil believe that Jesus went to heaven?
Does the Devil believe that Jesus is interceding in heaven? Does he believe
that Jesus stands in the Sanctuary? Is all of that belief going to save him, just
because he has it in his brain? Absolutely not. It must affect the life.
That’s why it is so scary in Revelation 3:1 where it says that Jesus is outside
the door knocking and wanting to come into the heart.
And by the way the Laodicean church is a church that say, “We
are rich and increased in goods, and in need of nothing.” Interesting.
And Jesus is outside our heart, and He says, “You are not rich,
you are poor. You are not clothed, you are naked. You are not happy, you are
miserable.”
But Laodicea believes much in the head, but there is not much in the
practical life.
Kalian tahu,
di zaman Kristus, orang-orang Yahudi memiliki masalah ini. Di Matius 15:8 Yesus
berkata, “Bangsa ini mendekati Aku dengan mulutnya, dan menghormati Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
jauh dari pada-Ku.”
[NKJV yang diindonesiakan]
Haruskah
kebenaran dibawa masuk ke dalam hati dan haruskah itu
mempengaruhi kehidupan? Percaya
saja tidak cukup. Bahkan di Yakobus pasal 2 dikatakan bahwa
Iblis pun percaya dan gemetar. Apakah Iblis percaya bahwa Yesus pernah mati?
Apakah Iblis percaya bahwa Yesus pernah hidup? Apakah Iblis percaya bahwa Yesus
sudah kembali ke Surga? Apakah Iblis percaya bahwa Yesus sedang menjadi
pengantara di Surga? Apakah dia percaya bahwa Yesus sedang berdiri di Bait
Allah? Apakah semua yang dipercayainya
itu bisa menyelamatkan dia hanya karena dia mempercayainya di dalam otaknya?
Sama sekali tidak. Itu harus mempengaruhi hidup. Itulah mengapa
Wahyu 3:1 begitu mengerikan di mana dikatakan Yesus sedang berada di luar dan
mengetuk pintu, ingin masuk ke dalam hati.
Dan
ketahuilah, gereja Laodekia adalah gereja yang berkata, “Kami kaya, harta kami
bertambah-tambah, dan tidak kekurangan apa-apa.” Menarik.
Dan Yesus
berada di luar hati kita, dan Dia berkata, “Kamu tidak kaya, kamu miskin. Kamu tidak punya pakaian,
kamu telanjang. Kamu tidak bahagia, kamu menyedihkan.”
Tetapi Laodekia hanya percaya dengan
kepalanya, namun dalam kehidupan sehari-harinya, tidak banyak yang
dipraktekkan.
Another parallel. It is vital to understand both temples.
Hebrews 8:1-2 tells us this about the importance of the heavenly Sanctuary. The
apostle Paul, whom I believe to be the author of this book, says, “Now
this is the main point of the
things we are saying.….” he has spoken about the
Sanctuary in previous chapters, he says,
“….Now this is the main point of the things we are saying: We have such a High Priest, who is
seated at the right hand of the throne of the Majesty in the heavens, 2a
Minister of the sanctuary and of the true tabernacle which the Lord erected,
and not man.”
Is the heavenly Sanctuary an important thing for the apostle
Paul? The whole book of Hebrews is the exposition of the importance of the ministry of the heavenly Sanctuary.
And he says, “The main point is that we have this High Priest in the heavenly
Sanctuary.”
Persamaan
yang lain. Adalah vital untuk memahami kedua Bait Allah ini. Ibrani 8:1-2
mengatakan kepada kita mengenai pentingnya Bait Allah surgawi ini. Rasul
Paulus, yang menurut hemat saya adalah penulis kitab ini, berkata, “Inti segala yang kita
bicarakan itu ialah…” Paulus
telah berbicara mengenai Bait Allah dalam pasal-pasal sebelumnya, dia berkata, “….Inti segala yang kita bicarakan
itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan
takhta Yang Mahabesar di sorga dan 2yang melayani ibadah di tempat
kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh
manusia.”
Apakah Bait
Allah surgawi hal yang penting bagi rasul Paulus? Seluruh kitab Ibrani adalah penjelasan
panjang lebar tentang pelayanan Bait Allah surgawi. Dan dia
berkata, “Intinya adalah kita memiliki Imam Besar ini di Bait Allah surgawi.”
In the book Counsels for the Church page 347 Ellen
White said, “The
correct understanding of the ministration in the heavenly Sanctuary is the foundation of our faith.”
And you’ve noticed that in the series of these meetings, all of
the truths in the bible can be explained from the perspective of the Sanctuary.
There is not one single one that is not explained, and the relationship that
all of those teachings and all of those concepts have with one another. And so she says, “The correct understanding of the
ministration in the heavenly Sanctuary is the foundation of our faith.” And she is not saying something that the bible doesn’t say.
Because Hebrews 6:19-20 makes this clear. It says, that the ministry of Jesus in the Sanctuary is an anchor
for us. Notice what it says there Hebrews 6:19-20, “This hope.….” speaking about Jesus, “….we have as an anchor of the soul,
both sure and steadfast.….” So what kind of person
is Jesus Christ that is ministering in the Sanctuary? He is an anchor, sure and
steadfast, “…and which enters the Presence behind the veil, 20where
the forerunner has entered for us, even
Jesus, having become High Priest forever according to the order of
Melchizedek.”
Di dalam buku Counsels for the Church hal
347, Ellen White berkata, “Pemahaman
yang benar mengenai pelayanan di Bait Allah surgawi adalah dasar iman kita.”
Dan kalian telah menyimak dari seri
pertemuan-pertemuan ini, semua kebenaran di dalam Alkitab bisa dijelaskan dari
perspektif Bait Allah. Tidak ada satu hal pun yang tidak dijelaskan, dan juga dijelaskan hubungan yang ada antara semua
ajaran itu dengan semua konsepnya. Dan Ellen White berkata, “Pemahaman
yang benar mengenai pelayanan di Bait Allah surgawi adalah dasar iman kita.” Dan dia bukan
mengatakan apa yang tidak dikatakan juga oleh
Alkitab. Karena Ibrani 6:19-20 membuatnya hal ini sangat jelas. Dikatakan bahwa
pelayanan Yesus di Bait Allah adalah jangkar atau sauh
kita. Perhatikan apa yang dikatakan di sana, Ibrani 6:19-20 “Pengharapan yang kita miliki itu…” berbicara mengenai Yesus, “….adalah sauh yang pasti dan kokoh
bagi jiwa kita…” Jadi
Sosok macam apakah Yesus Kristus yang melayani di Bait Allah? Dia ibarat sauh, pasti dan kokoh, “…. yang menghampiri
Sosok di belakang tabir, 20 di mana sang Perintis telah masuk
bagi kita, yaitu Yesus, setelah menjadi imam
besar untuk selama-lamanya menurut ketentuan Melkisedek.”[NKJV yang diindonesiakan].
Now let me ask you, is the understanding of our earthly temple
also a vital significance and importance? The understanding of physiology, the
understanding of hygiene, is it very important also as it relates to our
earthly tread and our earthly walk? Absolutely.
Notice this statement from the book Education pg. 195, she says, “A knowledge of physiology and hygiene should be the basis of
all educational effort.”
What does “basis” mean? It means the foundation. It’s another
word for foundation. She just said that “The correct understanding in the heavenly Sanctuary is the
foundation of our faith,” and
then she says “A
knowledge of physiology and hygiene should be the basis…” which is the foundation, “…of
all educational effort.” So is it also
foundational to understand physiology and hygiene as it relates to our earthly
body temple? Absolutely. Now, here’s the reason why.
Sekarang coba
saya tanya, apakah memahami Bait Allah jasmani kita itu sangat berarti dan
sangat penting? Apakah memahami fisiologinya, memahami hygiene, itu sangat penting, dalam kaitannya dengan cara hidup kita di dunia ini?
Betul sekali.
Perhatikan
pernyataan ini dari buku Education,
hal 195, Ellen White berkata, “Pengetahuan tentang fisiologi
dan hygiene harus menjadi basis dari semua upaya pendidikan.” Apa yang dimaksud dengan “basis”?
Maksudnya fondasi. Itu adalah kata lain untuk fondasi. Ellen White mengatakan
persis demikian, “Pemahaman yang benar tentang Bait Allah
surgawi adalah fondasi iman kita,” lalu dia berkata, “Pengetahuan tentang
fisiologi dan hygiene harus menjadi basis…”
yaitu fondasi, “dari semua upaya
pendidikan.” Jadi apakah itu memahami fisiologi dan
hygiene dalam hubungannya dengan Bait Allah jasmani kita itu hal yang mendasar? Betul sekali.
Nah, inilah
alasannya mengapa.
In the devotional book Our High Calling pg. 266 she has this to
say. Let me just ask you, “Does your mind have an impact on your body? Does
your body have an impact upon your mind? Is a drunkard able to grasp spiritual
things? Does your physical have anything to do with your spiritual health? Yes.
Does your mental health have anything to do with your physical health? You know
that they interrelate. Now listen to this, “The relationship…” and
she is writing this before medical science even had any dreams of discovering
it. She says, “… The
relationship that exists between mind and body is very intimate. When one is
affected, the other is always more or less in sympathy. It is impossible for
men while under the power of sinful health destroying habits, to appreciate
sacred truths. When the intellect is clouded, the moral powers are enfeebled,
and sin does not look sinful…” Wow!
“…The most ennobling,
grand and glorious themes of God’s Word, seem but idle tales. Satan can then easily snatch away the good seed
that has been sown in the heart, for the soul is in no condition to comprehend
or understand its true value. It is thus that selfish, health destroying
indulgences are counteracting the influence of
the message which is to prepare a people for the great day of God.” Power! Powerful statement.
Di buku devosi
Our High
Calling hal 266, Ellen White berkata demikian ~ Coba saya mau tanya,
apakah pikiran kita berpengaruh pada tubuh kita? Apakah tubuh kita mempengaruhi
pikiran kita? Apakah seorang pemabuk bisa memahami hal-hal yang rohani? Apakah
kesehatan jasmani kita berpengaruh pada kesehatan rohani kita? Ya! Apakah
kesehatan mental kita berpengaruh pada kesehatan fisik kita? Kalian tahu mereka
itu saling mempengaruhi. Sekarang, dengarkan ini, “Hubungan…”
dan Ellen White menulis tentang
hal ini bahkan sebelum ilmu medis pernah membayangkan menemukan kaitan itu.
Ellen White berkata, “…Hubungan antara pikiran dan
tubuh itu sangat
intim. Bila yang satu kena, yang lain selalu sedikit banyak ikut merasakan.
Orang yang dikuasai oleh kebiasaan berdosa yang merusak kesehatan, mustahil
bisa menghargai kebenaran yang kudus. Bila intelek sudah dikaburkan, kekuatan
moral pun melemah, dan dosa tidak terasa dosa lagi…”
Wow! “…Tema-tema
Firman Tuhan yang paling meningkatkan mental, yang hebat dan agung, tampak seperti cerita omong
kosong. Setan dengan mudah bisa merampas benih-benih yang baik yang telah
disebarkan di dalam hati, karena hati tidak mampu memahami atau mengerti
maknanya yang sebenarnya. Demikianlah,
maka kegemaran-kegemaran yang merusak kesehatan menggagalkan pengaruh pekabaran yang bertujuan untuk mempersiapkan
suatu umat bagi hari besar Tuhan.” Penuh
kuasa! Pernyataan yang mantap!
You know if you want
to read a couple of books written by Ellen White that will boggle your mind,
the book Ministry
of Healing. If the medical world read that book today, there will be a
revolutionary change in the philosophy of health. You know, if people follows
the counsels in that book ~ dare I say
it? ~ the health system would go bankrupt because people would get real healthy
just by using simple things, most of which are free.
Now, allow me to
read you just a couple of statements here in closing. You know Ellen White
received many visions and some of those visions had to do specifically with
health.
One of those visions was in 1863, it was the first vision on health reform,
where on June 6, 1863 she had this vision about certain things that should not
be eaten, and certain things that shouldn’t be done on Sabbath that should be laid aside. Let me read you from the book Counsels on
Diet and Food page 481. She says, “ It was at the house of Brother
A. Hilliard, at Otsego, Michigan, June 6, 1863, that the great subject of
health Reform was opened before me in vision….” She saw the extreme importance of health in
having a spiritual nature that is connected with God. She not only wrote Ministry of
Healing but she also wrote the book Counsels on Health, and there
are many other books that are compilations from her writings, like for example
the book Medical
Ministry that deals with the administration of hospitals and so on. She
also ~ didn’t write, but there is a compilation of her writings that is called Counsels on
Diet and Food, where much of what she said over hundred years ago, has
been proven true by medical science. It’s amazing. All you have to do is go for
yourself and read these books. Read Ministry of Healing, Counsels on Health, Counsels
on Diet and Food, Medical Ministry, and other books that she wrote on
healthful living. And her counsels are amazing, they are very much uptodate.
Kalian tahu,
jika kalian mau membaca beberapa buku tulisan Ellen White yang akan mengejutkan
kalian, ada buku The Ministry of Healing. Seandainya dunia kedokteran membaca
buku itu hari ini, akan terjadi perubahan besar dalam filosofi kesehatan. Kalian tahu, seandainya orang
mengikuti nasihat-nasihat di buku itu ~
layakkah saya mengatakannya? ~ maka sistem industri kesehatan akan bankrupt
karena orang-orang akan menjadi sungguh-sungguh sehat hanya dengan memakai
hal-hal yang sederhana, yang kebanyakan gratis.
Nah, saya ingin membacakan hanya dua pernyataan lagi
sebagai penutup. Kalian tahu Ellen White telah menerima banyak penglihatan dan
beberapa dari penglihatan itu berkaitan dengan kesehatan. Salah satu
penglihatan itu terjadi di tahun 1863, ini adalah penglihatan yang pertama
mengenai reformasi kesehatan, pada tanggal 6 Juni 1863, Ellen White menerima
penglihatan mengenai hal-hal tertentu yang tidak seharusnya dimakan, dan
hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan, yang harus ditinggalkan pada hari
Sabat.
Saya akan membaca dari buku Counsels on Diet and Food hal 481. Ellen
White berkata, “Topik hebat tentang
reformasi kesehatan dinyatakan kepada saya dalam suatu penglihatan di rumah
Saudara A. Hilliard, di Otsego, Michigan, pada 6 Juni 1863…” Ellen White melihat betapa pentingnya peranan kesehatan untuk memiliki
kondisi rohani yang tersambung dengan Tuhan. Dia tidak saja menulis buku Ministry of
Healing, tetapi dia juga menulis buku Counsels on Health, dan ada
banyak buku lain yang merupakan kompilasi tulisan-tulisannya, misalnya buku Medical
Ministry yang membahas administrasi rumah sakit dsb. Ellen White juga ~
tidak menulis, tetapi ada suatu kompilasi dari tulisan-tulisannya yang berjudul
Counsels
on Diet and Food, di mana apa yang dikatakannya lebih dari 100 tahun
yang lalu, sekarang telah dibuktikan benar oleh ilmu medis. Mengagumkan. Kalian
hanya perlu membaca saja sendiri buku-buku ini. Bacalah Ministry of Healing, Counsels on
Health, Counsels on Diet and Food, Medical Ministry, dan buku-buku lain
yang diatulisnya mengenai bagaimana hidup sehat. Dan nasihat-nasihatnya sangat
menakjubkan, mereka sangat sesuai dengan zaman ini.
You see,
folks, an understanding of the heavenly Sanctuary, is absolutely indispensible
to be prepared for the coming of Jesus. But also, physical health and caring
for the physical temple is also just as important in our preparation for the
coming of Christ.
In fact I
would like end by reading a couple of statements, one of them is in Testimonies for the Church Vol. 3 page
162. She says, “To make
plain natural law, and urge the obedience of it, is the work that accompanies the third
angel’s message to prepare a people for the coming of the
Lord. He designs that the great…” listen carefully, “… He designs that the great subject of health reform
shall be agitated and the public mind deeply stirred to investigate…” And then she says
the reason “…for it is impossible for men and women, with all their
sinful health destroying, brain enervating habits to discern sacred truth,
through which they are to be sanctified, refined, elevated, and made fit for
the society of heavenly angels in the kingdom of glory.”
Kalian lihat, pemahaman tentang Bait Allah
surgawi mutlak harus dimiliki sebagai
persiapan menyambut kedatangan Yesus. Tetapi, kesehatan jasmani
dan pemeliharaan Bait Allah jasmani juga sama pentingnya dalam persiapan kita
bagi kedatangan Kristus.
Bahkan saya ingin mengakhiri dengan
membacakan dua pernyataan. Salah satunya dari Testimonies for the Church,
Vol. 3, hal 162. Ellen White berklata, “Tugas yang
mendampingi pekabaran Tiga Malaikat dalam menyiapkan suatu umat bagi kedatangan
Tuhan
adalah membuat hukum alam mudah dimengerti, dan mendorong
manusia untuk
mematuhinya. Tuhan merancang
agar…” dengarkan baik-baik, “…Tuhan merancang
agar topik reformasi kesehatan yang hebat akan menimbulkan gejolak, sehingga pendapat
masyarakat akan benar-benar terusik untuk menyelidikinya…” Lalu Ellen White menyebutkan alasannya, “…karena
laki-laki dan wanita, dengan kebiasaan mereka yang berdosa, yang merusak
kesehatan dan melemahkan otak, mustahil bisa melihat kebenaran yang kudus, yang
seharusnya menguduskan mereka, memoles dan mengangkat mereka, menjadikan mereka
layak untuk berada di lingkungan para malaikat di kerajaan yang mulia.”
Now one of the remedies that she spoke of most of them are free. In the Ministry of
Healing page 127 she says, “Pure air…” how much was your last bill for pure
air? “… sunlight, abstemiousness…” that means to abstain from that which is harmful, “…rest, exercise, proper
diet, use of water, trust in divine power, these are the true remedies. Every
person should have a knowledge of nature’s remedial agencies and how to apply
them. It is essential both to understand the principles involved in the treatment
of the sick and to have a practical training that will enable one rightly to
use this knowledge.”
Nah, salah satu pengobatan yang
disebutkan olehnya, kebanyakan adalah gratis. Di Ministry of Healing hal 126,
Ellen White berkata, “Udara bersih…” berapa
jumlah tagihan kalian yang terakhir untuk udara bersih? “…cahaya
matahari, pengendalian diri…” ini berarti menghindari apa yang
berbahaya, “…istirahat, olahraga,
diet yang benar, pemakaian air, percaya dalam kuasa Ilahi, ini adalah obat yang
sejati. Setiap orang harus memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber
pengobatan alami dan bagaimana memakainya. Baik memahami prinsip yang terlibat
dalam merawat orang yang sakit, maupun
memiliki pelatihan yang praktis yang membuat kita bisa memanfaatkan pengetahuan
ini dengan cara yang benar, adalah sangat penting.”
So, is it important to understand the heavenly Sanctuary? Yes.
How about the earthly Sanctuary? Just as much.
Jadi apakah penting untuk memahami Bait Allah surgawi?
Ya.
Bagaimana dengan Bait Allah
jasmani? Sama pentingnya.
15 12 14
No comments:
Post a Comment