Friday, January 29, 2016

EPISODE 2 ~ STUDIES IN MATTHEW ~ THE EAGLES OF BABYLON ~ STEPHEN BOHR

STUDIES IN MATTHEW
Part 2/14 - Stephen Bohr
THE EAGLES OF BABYLON
http://www.youtube.com/watch?v=2rDEJ3eLSrY

Dibuka dengan doa.
(berkaitan dengan seri His Way is in the Sanctuary episode 1, 12, 13, 14, 15)
 

I’d like us to go back in our minds to the year 1445BC. This is believed to be the date of the exodus of Israel from Egypt. Now, approximately 3 months after they left Egypt they arrived at Mt. Sinai. Now, God had delivered them freely without any merit on their parts. And when they arrived at Mt. Sinai, God wanted to make a covenant with them. In other words, God wanted to be their God and He wanted Israel to be His people. And so at the foot of Mt. Sinai we find God speaking to Moses and telling him that He wanted to make a covenant with Israel.

 

Saya ingin membawa ingatan kita kembali ke tahun 1445 BC. Tahun ini diyakini sebagai saat bangsa Israel meninggalkan Mesir. Nah, kira-kira 3 bulan setelah mereka meninggalkan Mesir, mereka tiba di G. Sinai. Tuhan telah membebaskan mereka (dari bangsa Mesir) secara gratis, tanpa  jasa apa pun di pihak mereka. Dan ketika mereka tiba di G. Sinai, Tuhan ingin membuat perjanjian dengan mereka. Dengan kata lain, Tuhan ingin menjadi Allah mereka, dan Dia ingin bangsa Israel menjadi umatNya. Maka di kaki G. Sinai, kita dapati Tuhan berbicara kepada Musa, mengatakan kepadanya bahwa Dia ingin membuat suatu perjanjian dengan bangsa Israel.

 

 

We find this offer of a covenant in Exodus 19:4-6, it says there,  ‘You have seen what I did to the Egyptians, and how I bore you on eagles’ wings and brought you to Myself.  Now therefore, if you will indeed obey My voice and keep My covenant, then you shall be a special treasure to Me above all people; for all the earth is Mine.  And you shall be to Me a kingdom of priests and a holy nation.’ These are the words which you shall speak to the children of Israel.” So God tells Moses, “I want you to go and make an offer to Israel on My part, that is I want to enter a covenant with them. But in order for this covenant to be valid, they need to hear My voice, obey My voice and they need to keep My covenant.”

Well, if you read verse 8, you’ll notice that Israel sent Moses back to God and asked him to tell God, “Everything that the Lord has said, we will do.” And so there you have a covenant. God offers the covenant and Israel responds “Yes, everything that the Lord has said, we will do.”

 

Kita temukan Tuhan menawarkan suatu perjanjian di Keluaran 19:4-6, dikatakan di sana 4Kamu telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah menggendong kamu di atas sayap rajawali dan membawamu kepada DiriKu. 5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mau mematuhi suara-Ku dan memelihara Perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku di atas segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. 6    Dan kamu akan menjadi  bagi-Ku sebuah kerajaan imam dan sebuah bangsa yang kudus.’  Inilah firman yang harus kausampaikan kepada orang Israel.’…” Jadi Tuhan memberitahu Musa, “Aku mau kamu menyampaikan tawaranKu ini kepada orang Israel, yaitu Aku mau membuat perjanjian dengan mereka. Tetapi, supaya perjanjian ini berlaku, mereka harus menurut firmanKu, mematuhi firmanKu dan mereka harus memelihara perjanjianKu.”

Nah, jika kita membaca ayat 8, kita akan melihat bahwa Israel mengirim Musa kembali kepada Tuhan dan minta Musa menyampaikan kepada Tuhan "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan."  Maka, jadilah Perjanjian tersebut. Tuhan menawarkan perjanjian itu, dan Israel menanggapinya, “Ya, ‘segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan.’"

 

 

And so God makes a decision that He is going to come and that He is going to dwell there in the presence of Israel. And so He tells Israel to build Him a Sanctuary, that this Covenant God might now dwell with them. Notice Exodus 25:8 where God is speaking about the building of this Sanctuary. God says to Moses, “And let them make Me a sanctuary, that I may dwell among them.” So God says, “They made a covenant with Me, I am their God, they are My people, so now I am going to come and I am going to dwell among them. They need to build Me a Sanctuary.”

 

Maka Tuhan membuat keputusan bahwa Dia akan datang dan Dia akan berdiam di sana, di tengah-tengah bangsa Israel. Maka Tuhan menyuruh Israel untuk membuatkan sebuah Kemah Suci bagiNya, agar Tuhan Perjanjian ini boleh tinggal bersama mereka. Perhatikan Keluaran 25:8 di mana Tuhan sedang berbicara mengenai pembuatan Kemah Suci ini. Tuhan berkata kepada Musa, 8 Dan hendaknya mereka membuat bagi-Ku sebuah Kemah Suci, supaya Aku boleh diam di tengah-tengah mereka.Jadi Tuhan berkata, “Mereka telah membuat perjanjian dengan Aku, Aku adalah Allah mereka, mereka adalah umatKu, jadi sekarang Aku akan datang dan aku akan tinggal di tengah-tengah mereka. Mereka harus membangunkan untukKu suatu Kemah Suci.”

 

 

Now, when the Sanctuary was finished, God came and made Himself present in the Sanctuary. Notice Exodus 40:34-35, this is the moment when the Shekinah entered the Sanctuary in the wilderness. It says there in verse 34, Then the cloud covered the tabernacle of meeting, and the glory of the Lord filled the tabernacle.  And Moses was not able to enter the tabernacle of meeting, because the cloud rested above it, and the glory of the Lord filled the tabernacle.”

So God says, “Build Me a Sanctuary.” And then His glory enters the Sanctuary and now the Covenant God is dwelling in the midst of Israel.

 

Nah, saat Kemah Suci itu selesai dibuat, Tuhan datang dan hadir di Kemah Suci tersebut. Perhatikan Keluaran 40:34-35, inilah saatnya ketika Sang Shekinah masuk ke dalam Kemah Suci di padang gurun. Dikatakan di ayat 34, 34 Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, 35 sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu berhenti di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.”

Maka Tuhan berkata, “Buatkan Aku Kemah Suci.” Lalu kemuliaanNya masuk ke Kemah Suci itu dan sekarang Tuhan Perjanjian berdiam di tengah-tengah Israel.

 

 

Later on God asks Israel to build a more permanent structure  which came to be known as Solomon’s Temple, a misnomer for sure because it was not Solomon’s Temple, it was the Lord’s Temple. And it is interesting to notice that as soon as the temple that God asked Solomon to build was finished, once again the Shekinah glory of God entered the temple. Notice 1 Kings 8:10-11 it says there, And it came to pass, when the priests came out of the holy place, that the cloud filled the house of the Lord,  so that the priests could not continue ministering because of the cloud; for the glory of the Lord filled the house of the Lord.”

 

Belakangan, Tuhan menyuruh Israel membuatkan bangungan yang lebih permanen yang kemudian dikenal sebagai Bait Suci Salomo, nama yang salah tentunya karena itu bukan Bait Suci Salomo, itu adalah Bait Suci Tuhan. Dan yang menarik adalah, begitu Bait Suci yang Tuhan suruh Salomo bangunkan itu selesai, sekali lagi kemuliaan Tuhan, Sang Shekinah masuk ke dalam Bait Suci. Perhatikan 1 Raja 8:10-11, dikatakan di sana 10 Dan terjadilah, ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, awan memenuhi rumah TUHAN, 11 sehingga imam-imam tidak tahan melanjutkan pelayanannya oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN.”

 

 

And so both in the Tabernacle in the wilderness and in Solomon’s Temple, the glory of God entered the temple. But then we notice that the history of Israel from the time that the Tabernacle was established till the time of the Babylonian captivity, was a history of one rebellion after another. They did not live up to the end of their bargain, they did not obey God’s voice, they did not keep God’s covenant. It is one unfaithfulness after another in the history of Israel.

 

Maka baik di Kemah Suci di padang gurun dan di Bait Suci yang dibangun Salomo, kemuliaan Tuhan masuk ke Bait Suci. Tetapi jika kita perhatikan  sejarah Israel dari masa hadirnya Kemah Suci itu hingga zaman penawanan Babilon, sejarah Israel diisi oleh pemberontakan demi pemberontakan. Mereka tidak memegang janji mereka, mereka tidak mematuhi firman Tuhan, mereka tidak memelihara Perjanjian Tuhan. Ketidaksetiaan demi ketidaksetiaan terjadi dalam sejarah Israel.

 

 

Let’s read about that in 2 Chronicles 36:14-16. By the way this rebellion took place during a period of approximately 800 years, from the time that they were established as a theocracy at Mt. Sinai and finally when they went into captivity. It says there in 2 Chronicles 36Moreover all the leaders of the priests and the people transgressed more and more, according to all…” now I want you to notice this very important word,  “… according to all the abominations of the nations, and defiled the house of the Lord which He had consecrated in Jerusalem. And the Lord God of their fathers sent warnings to them by His messengers, rising up early and sending them, because He had compassion on His people and on His dwelling place.  But they mocked the messengers of God, despised His words, and scoffed at His prophets, until the wrath of the Lord arose against His people, till there was no remedy.”

 

Marilah kita baca tentang itu di 2 Tawarikh 36:14-16. Ketahuilah, pemberontakan ini terjadi sepanjang kira-kira 800 tahun, dari waktu mereka ditetapkan sebagai sebuah theokrasi di G. Sinai, hingga akhirnya mereka ditawan. Dikatakan di 2 Tawarikh 36, 14Selain itu, semua pemimpin para imam dan rakyat  semakin lama semakin banyak melanggarnya mengikuti segala…” nah, saya mau kalian perhatikan kata yang sangat penting ini,  “…mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain, dan menajiskan rumah yang telah dikuduskan TUHAN di Yerusalem.15 Dan TUHAN, Allah nenek moyang mereka, mengirim peringatan-peringatan melalui utusan-utusan-Nya, tanpa menunda-nunda waktu, dan mengirim utusan-utusaNya,  karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, memandang rendah segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya sehingga murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sampai tidak ada penangkalnya lagi.

 

 

I want you to notice that key word “ABOMINATIONS” which we are going to read in a few moments some other texts that used that critically important word, which later on is used in the gospel of Matthew.

 

Saya mau kalian perhatikan kata kunci “KEKEJIAN” yang akan kita baca nanti dalam beberapa kutipan yang memakai kata yang sangat penting ini, kata yang sama yang kemudian dipakai di Injil Matius.

 

 

In fact things got so bad in Israel that we are told that God called His own people a harlot. Notice Ezekiel 16 and we are going to read 3 verses not in succession, but three verses in chapter 16, verse 15, verse 22, and verse 30. I want you to notice here that God is addressing His professed people. He is not speaking to the Philistines, He is not speaking to the Babylonians, He is not speaking to the worldlings, so to speak. He is speaking to His own people and He is calling them a harlot. Because of their abominations.

Notice Ezekiel 16:15. God is speaking about Israel and says, “… 15‘But you trusted in your own beauty, played the harlot because of your fame, and poured out your harlotry on everyone passing by who would have it….  And in all your’…” Now, here comes the key word again,  “… ‘and in all your abominations and acts of harlotry you did not remember the days of your youth’…”  that is when she formed the covenant,  “… ‘when you were naked and bare, struggling in your blood’….”  In other words when the nation was about to be born, when they left Mt. Sinai. Verse 30,  “… ‘How degenerate is your heart!’ says the Lord God, ‘seeing you do all these things, the deeds of a brazen harlot.’…” This is amazing language. God calling His own people, a harlot because of the abominations that they were committing.

 

Malah, keadaan menjadi begitu buruknya di Israel hingga Tuhan menyebut umatnya sendiri sundal. Perhatikan Yehezkiel 16, kita akan membaca 3 ayat yang tidak berurutan, tetapi 3 ayat dari pasal 16, yaitu ayat 15, 22, dan 30. Saya mau kalian perhatikan di sini bahwa Tuhan sedang berbicara kepada mereka yang mengaku sebagai umatNya. Tuhan tidak berbicara kepada bangsa Filistin. Dia tidak berbicara kepada bangsa Babilon, Dia tidak berbicara kepada orang-orang dunia, katakanlah demikian. Tuhan sedang berbicara kepada umatNya sendiri, dan Tuhan menyebut mereka sundal oleh karena kekejian mereka.

Perhatikan Yehezkiel 16:15. Tuhan sedang berbicara tentang Israel, dan kataNya, "15 Tetapi engkau mengandalkan kecantikanmu dan berperilaku seperti sundal karena kemashyuranmu, dan engkau menghamburkan kesundalanmu kepada setiap orang yang lewat yang tertarik mendapatkannya22 Dan dalam segala…”  nah, ini muncul kata kuncinya lagi, “…Dan dalam segala kekejianmu dan tingkah laku sundalmu itu engkau tidak ingat lagi masa mudamu…” yaitu pada waktu dia membuat Perjanjian dengan Tuhan, “…pada waktu engkau telanjang bugil berjuang dalam darahmu…”   dengan kata lain pada waktu bangsa itu sedang dilahirkan, saat mereka meninggalkan G. Sinai. Ayat 30, “…30‘Betapa merosotnya hatimu!’ firman Tuhan ALLAH, ‘karena engkau melakukan semua ini, yaitu perbuatan seorang perempuan sundal yang tidak tahu malu.” Ini adalah bahasa yang mengagumkan. Tuhan menyebut umatNya sendiri seorang sundal karena kekejian yang telah mereka lakukan.

 

 

Notice a little bit earlier in the chapter  Ezekiel 16:2, once again our key word. God is speaking to the prophet Ezekiel and He says, “Son of man, cause Jerusalem to know her…” what? “…to know her abominations.” Time and again, in Ezekiel and in Jeremiah we find this key word “abominations” which Israel was committing against the Lord as a brazen harlot.

And so God decided that He was going to come in judgment about Israel. He was going to take them into captivity. And so it was that according to Ezekiel 1:4, God came from the north in His chariot to the Sanctuary to judge Israel. In fact let’s read about that in Ezekiel 1:4. Here Ezekiel sees God coming to the Jerusalem temple because He is going to judge His apostate people who are committing these abominations. It says there, “Then I looked, and behold, a whirlwind was coming out of the north, a great cloud with raging fire engulfing itself; and brightness was all around it and radiating out of its midst like the color of amber, out of the midst of the fire.” If you continue reading, you’ll see that this chariot is coming from the north, the place of God’s throne, and it’s coming to earth to the Jerusalem temple, to perform a work of judgment among God’s people for the abominations that they are committing.

 

Perhatikan, tidak lama sebelumnya di Yehezkiel 16:2, sekali lagi kata kunci kita. Tuhan berbicara kepada nabi Yehezkiel dan Dia berkata, 2 Hai anak manusia, buatlah Yerusalem  mengetahui…” apa? ”…mengetahui kekejian-kekejiannya. Berulang-ulang di kitab Yehezkiel dan kitab Yeremia kita temukan kata “KEKEJIAN” ini, yang dilakukan Israel sebagai sundal yang tidak tahu malu terhadap Tuhan.

Maka Tuhan memutuskan bahwa Dia akan datang untuk menghakimi Israel. Dia akan membawa mereka ke dalam penawanan. Maka sesuai Yehezkiel 1:4, Tuhan datang dari utara, dalam keretaNya, ke Bait Suci untuk menghakimi Israel. Baiklah kita baca tentang itu di Yehezkiel 1:4. Di sini Yehezkiel melihat Tuhan datang ke Bait Suci Yerusalem karena Dia akan menghakimi umatNya yang sesat, yang sedang melakukan kekejian-kekejian itu. Dikatakan di sana,Lalu aku melihat, itu dia,  angin puyuh bertiup dari utara, segumpal awan yang besar dengan api yang menyambar-nyambar meliputinya, dan terang mengelilingi keseluruhannya; dan memancar keluar dari tengah-tengahnya seperti warna jingga, dari tengah-tengah api itu…” Jika kita lanjutkan membaca, kita akan melihat bahwa kereta ini datang dari utara, tempat takhta Allah, dan menuju ke dunia ke Bait Suci Yerusalem, untuk melakukan suatu pekerjaan penghakiman di antara umat Tuhan karena kekejian-kekejian yang mereka lakukan.

 

 

Now, let’s read about that great abomination that was being committed in the city of God’s professed people. Ezekiel 8:16-17, and by the way I want to underline that this is happening among those who professed to be God’s people. This is not happening among the secular people,  the worldly people, this is happening  among those who claim to serve the true God. Remember that when we come back to Matthew 24, we’ll study it more extensively. It says there in Ezekiel 8:16  So He brought me into the inner court of the Lord’s house; and there, at the door of the temple of the Lord, between the porch and the altar, were about twenty-five men with their backs toward the temple of the Lord and their faces toward the east, and they were worshiping the sun toward the east….”  Notice that God’s own people instead of worshiping the Creator,  were worshiping the sun, according to this. Notice verse 17, “… And He said to me, ‘Have you seen this, O son of man? Is it a trivial thing to the house of Judah to commit the’…” here it is again, “…the abominations which they commit here? For they have filled the land with violence; then they have returned to provoke Me to anger. Indeed they put the branch to their nose. Therefore I also will act in fury. My eye will not spare nor will I have pity; and though they cry in My ears with a loud voice, I will not hear them.’…”

 

Sekarang, marilah kita baca tentang kekejian besar yang dilakukan di dalam kota Tuhan oleh orang-orang yang mengaku umat Tuhan. Yehezkiel 8:16-17, dan perhatikan, saya mau kalian menggarisbawahi bahwa hal ini terjadi pada mereka yang mengaku sebagai umat Tuhan. Ini tidak terjadi pada orang-orang sekuler, orang-orang dunia, ini terjadi pada mereka yang mengaku melayani Tuhan yang sejati. Ingatlah hal ini bila kita kembali ke Matius pasal 24, kita akan mempelajarinya lebih mendalam.

Dikatakan di  Yehezkiel 8:16 16 Kemudian Dia membawa aku ke pelataran dalam rumah TUHAN; dan di sana, di pintu masuk ke bait TUHAN, di antara pelataran dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, dengan punggung membelakangi bait TUHAN dan wajah mereka ke sebelah timur, dan mereka sedang menyembah ke arah matahari di sebelah timur.” Perhatikan, umat Tuhan sendiri, bukannya menyembah Sang Khalik, mereka menyembah matahari, menurut ayat ini. Perhatikan ayat 17,17 Dan Dia berkata kepadaku: Sudahkah  kaulihat itu, hai anak manusia? Apakah hal sepele bagi kaum Yehuda untuk melakukan…” sekali lagi perkataan itu,  “…kekejian-kekejian  yang mereka lakukan di sini? Karena mereka telah memenuhi negeri ini dengan kekerasan, lalu mereka berbalik untuk menyulut murkaKu. Sungguh, mereka telah meletakkan ranting di hidung mereka (mengejek Tuhan). 18 Oleh karena itu Aku juga akan bertindak dalam murka-Ku. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru di telinga-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka.’…

 

 

What was the great abomination that was being committed in the city of Jerusalem? The worship of the sun. I want you to remember this because we are going to come back to it later. They were not only worshiping the sun, they were also trampling upon God’s Holy Sabbath, and that led them to the captivity that God is talking about here.

 

Kekejian besar apakah yang dilakukan di dalam kota Yerusalem? Menyembah matahari! Saya mau kalian mengingat ini karena kita akan kembali kemari nanti. Mereka bukan hanya menyembah matahari, mereka juga menginjak-injak hari Sabat Tuhan yang suci, yang mengakibatkan mereka ditawan (oleh Babilon) seperti yang dikatakan Tuhan di sini.

 

 

Now, I want to make a couple of references only, I am not going to read the verses. But in Jeremiah 5:31 we are told that the rulers ruled by their own will, the priests did as they wished and God’s people wanted it so. In other words, the priests led them down the wrong road but that’s what the people wanted.

 

Nah, saya mau menyebutkan dua referensi saja, saya tidak akan membacakan ayat-ayatnya. Tetapi di Yeremiah 5:31 kita mendapat tahu bahwa para pemimpin berbuat sesuka hati mereka, para imam berbuat sesuka hati mereka, dan umat Tuhan menghendakinya demikian. Dengan kata lain, para imam membawa umat Tuhan menapak jalan yang salah, tetapi itulah yang dikehendaki umat.

(Walaupun ayat-ayatnya tidak dibacakan, tapi saya tuliskan, supaya benar-benar kita baca.)


 

And so God said, “Because of these abominations that are being committed in My own house, I am going to come from the 4 angles of the earth to destroy this city and this temple.” And you can read it in Ezekiel 7:1-2 where we are told that the end, the end is coming upon the four corners of the earth.

 

Dan Tuhan berkata, “Karena kekejian-kekejian yang dilakukan di dalam RumahKu sendiri, Aku akan datang dari keempat penjuru dunia untuk menghancurkan kota ini dan Bait Suci ini.” Dan kita bisa membacanya di Yehezkiel 7:1-2 di mana kita diberitahu bahwa akhirnya, kesudahan pun tiba atas keempat penjuru dunia.  

 

But before God could destroy the Holy City, He needed to perform a work of separation. Because you see, not everybody in the city was committing the abominations that God was speaking about. There was a small remnant that was faithful to God within the city and it was necessary to mark those individuals so that when the destruction would come they would not be destroyed with the impenitent.  So I want you to notice that when Jerusalem is about to be destroyed, there is a small remnant that is going to receive a mark so that they are not destroyed in the general ruin of the city. We find this in Ezekiel 9:1-7. It’s a rather extensive passage but it has some very important details.

 

Tetapi sebelum Tuhan menghancurkan Kota Suci itu, Dia harus melakukan suatu pemisahan. Karena, tidak semua orang di dalam kota itu melakukan kekejian yang dikatakan Tuhan. Ada satu kelompok kecil yang tersisa yang masih setia kepada Tuhan di dalam kota itu dan mereka harus diberi tanda supaya pada waktu penghancuran itu datang, orang-orang ini tidak akan dibinasakan bersama-sama dengan mereka yang tidak bertobat. Maka saya mau kita perhatikan bahwa ketika Yerusalem akan dibinasakan, ada suatu kelompok kecil yang akan menerima tanda, agar mereka tidak ikut dibinasakan dalam kehancuran kota itu secara umum. Kita temukan ayat ini di Yehezkiel 9:1-7. Ini adalah kutipan yang panjang, tetapi mengandung beberapa detail yang sangat penting.

 

 

It says there  Then He called out in my hearing with a loud voice, saying, ‘Let those who have charge over the city draw near, each with a deadly weapon in his hand.’  And suddenly six men came from the direction of the upper gate, which faces north, each with his battle-ax in his hand. One man among them was clothed with linen…”  by the way this is Jesus Christ,  “… and had a writer’s inkhorn at His side. They went in and stood beside the bronze altar.  Now the glory of the God of Israel had gone up from the cherub, where it had been, to the threshold of the temple. And He called to the man clothed with linen, who had the writer’s inkhorn at His side;  and the Lord said to him, ‘Go through the midst of the city, through the midst of Jerusalem’…”  this is among God’s own people, the wicked are not contemplated here, the secular, the worldly are not coming into view. So He says,   “…‘Go through the midst of the city, through the midst of Jerusalem, and put a mark on the foreheads’…” remember this!  “…’put a mark on the foreheads of the men who sigh and cry over all the’…” what?  “…. ‘the abominations that are done within it.’…”  What was the problem with God’s people? They were committing what? Abominations! And God says, these abominations are going to lead to the destruction of the city. And then notice what was going to happen after the righteous were separated from the unrighteous. Verse 5, “…To the others He said in my hearing, ‘Go after him through the city and kill’…” sounds terrible!  “…. ‘and kill, do not let your eye spare, nor have any pity.  Utterly slay old and young men, maidens and little children and women; but do not come near anyone on whom is the mark; and begin at My sanctuary.’…”  Notice that’s where the religious leaders. “…So they began with the elders who were before the temple.  Then He said to them, ‘Defile the temple, and fill the courts with the slain. Go out!’  And they went out and killed in the city.”

 


 

Dikatakan di sana, 1 Lalu aku mendengar Dia berseru dengan suara yang nyaring: ‘Hendaknya mereka yang  dikuasai atas kota itu mendekat, masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!’ 2 Dan tiba-tiba  enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan kapak pemukul di tangannya. Satu orang di antara mereka berpakaian lenan…”  ketahuilah ini adalah Yesus Kristus,  “…dan terdapat suatu alat penulis di sisiNya. Mereka masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga.  3 Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci. Dan Dia memanggil Laki-laki yang berpakaian lenan yang mempunyai alat penulis di sisiNya. 4 Dan TUHAN berfirman kepadanya, ‘Pergilah menjelajahi tengah kota, ke tengah-tengah Yerusalem’…” ini adalah di antara umat Tuhan sendiri; orang-orang fasik (bukan umat Tuhan) tidak masuk hitungan di sini, orang-orang sekuler, orang-orang dunia tidak dibicarakan di sini. Maka Dia berkata, “…‘Pergilah menjelajahi tengah kota, ke tengah-tengah Yerusalem dan berilah tanda pada dahi’….” Jangan lupa ini!   “…‘berilah tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan meratap karena’…” apa?  “…segala kekejian yang dilakukan di dalam kota itu.’…” Apa masalahnya dengan umat Tuhan? Mereka melakukan apa? Mereka melakukan kekejian! Dan Tuhan berkata, kekejian-kekejian ini akan mengakibatkan kota itu dihancurkan. Lalu perhatikan apa yang akan terjadi setelah orang-orang yang benar dipisahkan dari orang-orang yang tidak benar. Ayat 5, “…5 Kepada yang lain aku mendengar Dia berfirman: Ikutilah Dia dari belakang menjelajahi kota itu dan bunuhlah’…” terdengar mengerikan! “…‘dan bunuhlah,  janganlah merasa sayang, dan jangan kenal belas kasihan. 6 Bunuhlah semuanya, orang-orang tua, teruna-teruna, dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan. Tetapi janganlah mendekati siapa pun yang padanya terdapat tanda itu, dan mulailah dari tempat kudus-Ku!’…” Perhatikan, itu adalah tempat para pemimpin agama. “…Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di depan Bait Suci. 7 Kemudian Dia berfirman kepada mereka: ‘Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!’ Dan mereka pergi dan membunuh di dalam kota.”

 

So the abominations, led God to come in judgment and to perform a work of separation between those who were worshiping the sun and those who where sighing and crying because of the abominations that were being committed in the city. When this work of separation was finished we find that the Shekinah that had come into the temple in the days of Solomon now leaves the temple.

 

Jadi kekejian-kekejian itu membuat Tuhan datang untuk menghakimi, dan untuk melaksanakan pemisahan antara mereka yang menyembah matahari dan mereka yang berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian yang dilakukan di dalam kota itu. Pada waktu pekerjaan pemisahan ini selesai, kita dapati Sang Shekinah yang masuk ke Bait Suci di zaman Salomo, sekarang meninggalkan Bait Suci.

 

 

Notice Ezekiel 10:18-19, the moment of the departing of the Shekinah from the Temple. It says, by the way this is the same Glory that came in chapter 1 to judge. In chapter 9 the judgment takes place, now in chapter 10 the Shekinah is going to depart because the work of separation is finished, probation is closed for the city of Jerusalem and for the temple. So it says, Then the glory of the Lord departed from the threshold of the temple and stood over the cherubim.  And the cherubim lifted their wings and mounted up from the earth in my sight. When they went out, the wheels were beside them; and they stood at the door of the east gate of the Lord’s house…”  by the way this is the very entrance of the Sanctuary, to the east,  “… and the glory of the God of Israel was above them.” So you notice, the Shekinah is forsaking the Temple, It goes to the entrance of the Temple, and then in chapter 11:22-23 we find that the Shekinah after It leaves the Temple, It goes and rests upon the Mount of Olives on the eastern slope of Jerusalem.

 

Perhatikan Yehezkiel 10:18-19, saat Sang Shekinah meninggalkan Bait Suci. Dikatakan, ketahuilah ini adalah Kemuliaan yang sama yang datang di pasal 1 untuk menghakimi. Di pasal 9, terjadi penghakiman. Sekarang di pasal 10, Sang Shekinah akan meninggalkan tempat karena pekerjaan pemisahaan telah selesai, masa percobaan sudah berakhir bagi kota Yerusalem dan bagi Bait Suci. Jadi, dikatakan, 18 Lalu kemuliaan TUHAN meninggalkan ambang pintu Bait Suci dan berhenti di atas kerub-kerub. 19 Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap-sayap mereka, dan naiklah mereka dari atas bumi di depan mataku. Waktu mereka pergi, roda-rodanya ada di sisi mereka. Lalu mereka berhenti di atas pintu gerbang yang di sebelah timur dari rumah TUHAN…”  ketahuilah, ini adalah pintu masuk Bait Suci, di sebelah timur,  “…dan kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka.” Jadi kita perhatikan, Sang Shekinah sedang meninggalkan Bait Suci, Dia pergi ke pintu masuk Bait Suci, dan kemudian di pasal 11:22-23 kita dapati setelah Sang Shekinah meninggalkan Bait Suci, Dia pergi dan berhenti sejenak di G. Zaitun di lereng timur Yerusalem.

 

 

Notice Ezekiel 11:22-23 and the Shekinah lingers there for a while, as if not wanting to leave. Notice Ezekiel 11:22-23   So the cherubim lifted up their wings, with the wheels beside them, and the glory of the God of Israel was high above them.  And the glory of the Lord went up from the midst of the city…”  and now notice,  “…and stood on the mountain…”  Stood on the mountain! Notice It didn’t just fly off all of a sudden, for a moment It stood on the mountain,  “…which is on the east side of the city.”

 

Perhatikan Yehezkiel 11:22-23 dan Sang Shekinah diam sejenak di sana, seolah-olah tidak ingin pergi. Perhatikan Yehezkiel 11:22-23 22 Maka kerub-kerub itu mengangkat sayap-sayap mereka, dengan roda-rodanya di sisi mereka, dan kemuliaan Allah Israel berada tinggi di atas mereka. 23 Lalu kemuliaan TUHAN naik ke atas dari tengah-tengah kota…” sekarang perhatikan, “…dan berhenti di atas gunung…” Berhenti di atas gunung! Perhatikan Dia tidak terbang menghilang begitu saja, tetapi untuk sejenak lamanya Dia berhenti di atas gunung,  “…yang di sebelah timur kota.”

 

 

In the book Prophets and Kings, we are told that the Shekinah stood on the Mount of Olives because It did not want to leave. It was saying, “I don’t want to leave you, My people. I want to stay here, but your abominations have made it impossible.” The separation had been made between the righteous and the unrighteous, and now the Shekinah was going to forsake the Temple and was going to leave God’s people desolate.

 

Di dalam buku Prophets and Kings, kita mendapat tahu bahwa Sang Shekinah berdiri di G. Zaitun karena Dia tidak mau pergi. Dia sedang berkata, “Aku tidak ingin meninggalkan kalian, umatKu. Aku ingin tetap tinggal di sini, tetapi kekejian-kekejianmu telah membuatnya mustahil.” Pemisahan antara orang yang benar dan yang tidak benar telah dilakukan, dan sekarang Sang Shekinah akan meninggalkan Bait Suci, dan akan membiarkan umat Tuhan terlantar.

 

 

And then in consequence to this, you have Nebuchadnezzar coming and besieging the city, demolishing the walls, destroying the city, and destroying the temple of the Lord in the year 586 BC. Now it is interesting to notice that when Nebuchadnezzar comes it’s emphasized that he is coming with his armies like eagles. I want you to remember that because in Matthew chapter 24 we have a reference to eagles once again.

Notice Jeremiah 4:13, remember the eagles. It says there, “Behold…” speaking about Nebuchadnezzar,  “Behold, he shall come up like clouds, and his chariots like a whirlwind. His horses are swifter than…” what?  “…than eagles. Woe to us, for we are plundered!”

 

Lalu sebagai akibatnya, kita dapati Nebukadnezar datang dan mengepung kota itu, meratakan tembok-temboknya, menghancurkan kota, menghancurkan Bait Suci Tuhan di tahun 586 BC. Nah, yang menarik adalah ketika Nebukadnezar datang, ditekankan bahwa dia datang dengan tentaranya layaknya burung-burung rajawali. Saya mau kalian mengingat ini karena di Matius pasal 24, kita akan bertemu referensi burung rajawali sekali lagi.

Perhatikan Yeremia 4:13, jangan lupa burung rajawalinya. Dikatakan di sana, “Lihat…” berbicara mengenai Nebukadnezar,  “13 Lihat, ia akan datang seperti awan-awan, keretanya kencang seperti angin puyuh, kudanya lebih cepat daripada…” apa? "...daripada burung rajawali. Celakalah kita, sebab kita dijarah!

 

 

Notice Lamentations 4:19 “Our pursuers were swifter than the eagles of the heavens. They pursued us on the mountains and lay in wait for us in the wilderness.” Once again Nebuchadnezzar is spoken of as coming with eagles.

Habakkuk 1:8 which  is describing this event, says, speaking about Nebuchadnezzar and his armies, “Their horses also are swifter than leopards,  and more fierce than evening wolves. Their chargers charge ahead;  their cavalry comes from afar; they fly as the eagle that hastens to eat.”

And of course we all know that in Daniel 7:4 Babylon is represented as a lion with eagle’s wings. Notice Daniel 7:4, it says,  The first was like a lion, and had eagle’s wings….”

 

Perhatikan Ratapan 4:1919 Pengejar-pengejar kami lebih cepat daripada burung rajawali di angkasa, mereka memburu kami di  gunung-gunung, menantikan kami di padang gurun.” Sekali lagi Nebukadnezar dikatakan seperti datang bersama burung-burung rajawali.

Habakuk 1:8 yang menggambarkan peristiwa itu, berkata ~ tentang Nebukadnezar dan tentaranya ~ 8 Kuda-kuda mereka lebih cepat daripada macan-macan tutul, dan lebih ganas daripada serigala-serigala pada waktu malam; penyerang-penyerang mereka menyerbu maju, pasukan berkudanya datang dari jauh, mereka terbang seperti rajawali yang bergegas untuk makan.

Dan tentu saja kita semua tahu bahwa di Daniel 7:4 Babilon dilambangkan sebagai singa dengan sayap rajawali. Perhatikan Daniel 7:4, dikatakan,Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali…”  

 

 

And so Nebuchadnezzar comes like an eagle with his armies to destroy the city. And by the way, do you know that Jeremiah composed the book of Lamentations for the Jews to sing as they were being taken captive to Babylon? In fact the book of Lamentations ~ you know what “lamentations” is, it means to cry out. This book describes what the besieging of the city was like, it even says that mothers ate their children. In fact the book of Lamentations is written in what is known as  קִינִים Qinah Meter.  It’s a poetic style that is used for funeral dirges.  In other words it is a funeral type of poetic language that is being used in the book of Lamentations because God’s people have been destroyed, they have been left desolate.

 

Maka Nebukadnezar datang seperti rajawali dengan tentaranya untuk menghancurkan kota. Dan tahukah kalian Yeremia menyusun kitab Ratapan bagi orang Yahudi untuk dinyanyikan selagi mereka dibawa sebagai tawanan ke Babilon? Bahkan, kitab Ratapan ~ kalian tahu kan bahwa kata “ratapan” berarti “meratap.” Kitab ini menggambarkan bagaimana pengepungan kota itu, bahkan dia bercerita bahwa ibu-ibu memakan anak-anak mereka. Kitab Ratapan ini dikenal sebagai  קִינִים Qinah Meter, atau puisi yang sedih khusus untuk berkabung. Itu adalah puisi yang dipakai sebagai nyanyian kematian. Dengan kata lain, kata-kata dalam Ratapan adalah bahasa puisi yang dipakai dalam kematian karena umat Tuhan telah dibinasakan, mereka ditinggalkan terlantar.

 

 

I want you to notice that when the city was besieged, that there were 3 punishments that came upon the city. Notice Jeremiah 32:24-25. The three punishments are: famine, sword and pestilence. By the way these are the very ones that are mentioned also in Matthew 24. It says there Look, the siege mounds! They have come to the city to take it; and the city has been given into the hand of the Chaldeans who fight against it, because of the sword and famine and pestilence…”  Are those things mentioned in Matthew 24? Absolutely!  “…What You have spoken has happened; there You see it!  And You have said to me, O Lord God, ‘Buy the field for money, and take witnesses!’—yet the city has been given into the hand of the Chaldeans.’”

 

Saya ingin kalian memperhatikan, ketika kota itu dikepung, ada tiga hukuman yang dijatuhkan ke atas kota itu. Perhatikan Yeremia 32:24-25. Ketiga hukuman tersebut adalah: kelaparan, pedang, dan wabah penyakit. Ketahuilah ini adalah hal yang sama yang disebutkan juga di Matius pasal 25. Dikatakan di sana, 24 Lihatlah, gundukan-gundukan tanah pengepungannya! Mereka telah datang ke kota untuk merebutnya, dan kota itu sudah diserahkan ke tangan orang-orang Kasdim yang memeranginya.karena pedang, kelaparan dan wabah penyakit…” Apakah hal hal ini disebutkan di Matius pasal 24? Betul sekali. “…Apa yang Kaufirmankan itu telah terjadi; itu di sana, Engkau melihatnya! 25 Dan Engkau, telah berfirman kepadaku ya Tuhan ALLAH, ‘Belilah ladang itu dengan uang dan panggillah saksi-saksi!’ --padahal kota itu telah diserahkan ke dalam tangan orang-orang Kasdim."

 

 

And so, God’s people were taken captive to Babylon. The city was destroyed, the Temple was destroyed, and God’s people were slain in the courts of the Temple itself and in the courts of the city as God had said.

 

Maka, umat Tuhan dibawa sebagai tawanan ke Babilon. Kota itu hancur. Bait Sucinya hancur, dan umat Tuhan terbunuh di pelataran Bait Suci itu dan di alun-alun kota itu, persis sebagaimana yang dikatakan Tuhan.

 

 

I’d like to read from 2 Chronicles 36:17-21, the description of the destruction of the city and the Temple. 2 Chronicles 36:17-21. Do you remember that in Ezekiel we read  that God said, “Don’t spare woman, child, don’t spare man”? Now notice how this was enforced by the Lord when the city actually fell. It says there, Therefore He brought against them the king of the Chaldeans, who killed their young men with the sword in the house of their sanctuary, and had no compassion on young man or virgin, on the aged or the weak…”  Very similar terminology to what  we read in Ezekiel.   “… He gave them all into his hand.  And all the articles from the house of God, great and small, the treasures of the house of the Lord, and the treasures of the king and of his leaders, all these he took to Babylon.  Then they burned the house of God, broke down the wall of Jerusalem, burned all its palaces with fire, and destroyed all its precious possessions. And those who escaped from the sword he carried away to Babylon, where they became servants to him and his sons until the rule of the kingdom of Persia,  to fulfill the word of the Lord by the mouth of Jeremiah, until the land had enjoyed her Sabbaths. As long as she lay desolate she kept Sabbath, to fulfill …” how long?   “… to fulfil seventy years.”

 

Saya ingin membacakan dari 2 Tawarikh 36:17-21, deskripsi kehancuran kota Yerusalem dan Bait Sucinya. 2 Tawarikh 36:17-21. Ingatkah kalian di Yehezkiel kita membaca Tuhan berkata “Jangan sayangkan wanita, anak-anak, jangan sayangkan laki-laki?” Sekarang perhatikan bagaimana ini dilaksanakan oleh Tuhan ketika kota itu betul-betul jatuh. Dikatakan di sana, 17 Oleh karena itu, TUHAN mendatangkan raja orang Kasdim untuk melawan mereka, yang membunuh teruna-teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak punya belas kasihan pada teruna maupun gadis, pada yang tua atau yang lemah…” Istilah yang sangat mirip dengan apa yang kita baca di Yehezkiel. “…TUHAN menyerahkan mereka semua ke dalam tangannya. 18 Dan semua perkakas rumah Allah,  besar dan kecil,  harta dari rumah TUHAN, dan harta  raja dan para panglimanya, semuanya itu dia bawa ke Babilon. 19 Lalu  mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem,  membakar semua puri dalam kota itu dengan api, dan memusnahkan segala perabotannya yang berharga. 20 Dan mereka yang lolos dari pedang, dia boyong ke Babilon di mana mereka menjadi budak untuk dia dan anak-anaknya, hingga kerajaan Persia berkuasa 21 untuk menggenapi firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu telah menikmati tahun-tahun sabatnya. Selama tanah itu terlantar, tanah itu menjalani sabatnya, untuk menggenapi …” berapa lama?  “… untuk menggenapi tujuh puluh tahun.”

 

 

By the way, incidentally if you read the book of Jeremiah you are going to discover something very interesting. Jeremiah time and again emphasizes that when the city was being besieged by Nebuchadnezzar, false prophets arose saying “This city will never fall. This is God’s city. Don’t be concerned with the words that Jeremiah and the other prophets are talking about. God is with us.” In other words, time and again in Jeremiah, Jeremiah speaks about the false prophets trying to counteract the word of God’s true prophets. And then of course the city was destroyed.

 

Omong-omong, jika kalian kebetulan membaca kitab Yeremia, kalian akan menemukan sesuatu yang sangat menarik. Berulang-ulang Yeremia menekankan bahwa ketika kota itu dikepung oleh Nebukadnezar, nabi-nabi palsu bermunculan dan berkata, “Kota ini tidak akan pernah jatuh. Ini Kota Allah. Jangan khawatir dengan apa yang dikatakan Yeremia dan nabi-nabi yang lain. Tuhan menyertai kita.” Dengan kata lain, berulang-ulang di kitab Yeremia, Yeremia berbicara tentang nabi-nabi palsu yang berusaha menentang kata-kata nabi-nabi Tuhan yang benar. Lalu tentu saja kota itu dihancurkan.

 

 

It’s interesting to notice then, that the abominations of Jerusalem led to its what? Led to its desolation. In other words, the abominations led to the desolation. In fact notice Jeremiah 25 and we’ll read 3 verses here, Jeremiah 25:9, 11, and 18. It says there, and I am going to begin actually in verse 8,  Therefore thus says the Lord of hosts: ‘Because you have not heard My words, behold, I will send and take all the families of the north,’ says the Lord, ‘and Nebuchadnezzar the king of Babylon, My servant, and will bring them against this land, against its inhabitants, and against these nations all around, and will utterly destroy them, and make them an astonishment, a hissing, and perpetual…” what? There’s the word! “… desolations…” Verse 11, “…And this whole land shall be a…”  what?   “…desolation and an astonishment, and these nations shall serve the king of Babylon seventy years’….”  Verse 18,  “…Jerusalem and the cities of Judah, its kings and its princes, to make them a…” there’s that key word again, what?  “…desolation, an astonishment, a hissing, and a curse, as it is this day…”

 

Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa kekejian-kekejian Yerusalem mengakibatkan apa? Mengakibatkan penelantarannya. Dengan kata lain, kekejian-kekejian yang mengakibatkan penelantaran. Baiklah kita perhatikan Yeremia pasal 25 dan kita akan membaca 3 ayat di sini, Yeremia 25:9, 11, dan 18. Dikatakan di sana, dan saya akan mulai dengan ayat 8, 8 ‘Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Oleh karena kamu tidak mendengarkan perkataan-perkataan-Ku,  9 lihat, Aku akan mengerahkan dan membawa semua kaum dari utara,’ demikianlah firman TUHAN, ‘dan  Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku itu; dan akan mendatangkan mereka untuk melawan negeri ini, melawan penduduknya dan melawan bangsa-bangsa di sekelilingnya ini, dan akan menumpas mereka sampai habis, dan menjadikan mereka suatu keheranan, menjadi sasaran penghinaan, dan…” apa? Kata yang itu lagi!  “…terlantar untuk selama-lamanya…” ayat 11 “….11 Dan seluruh negeri ini akan menjadi…” apa?  “… terlantar dan suatu keheranan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba raja Babilon tujuh puluh tahun lamanya….” Ayat 18,  “…18 yaitu Yerusalem dan kota-kota Yehuda, beserta raja-rajanya dan pangeran-pangerannya, untuk menjadikan mereka…” kata kunci itu lagi, apa?  terlantar, suatu keheranan, suatu penghinaan, dan kutuk seperti halnya pada hari ini…”

 

 

Are you understanding what “the abomination of desolation” is? The abominations in Jerusalem, the greatest of which was  worshiping the sun, is what eventually led to the desolation of the city. In other words national apostasy led to national what? National ruin!

And what was the great sin, the great abomination?” It was the fact that they were worshiping the sun.

 

Apakah kalian mengerti apa itu “kekejian yang menelantarkan”? Kekejian-kekejian di Yerusalem ~ yang paling parah di antaranya adalah menyembah matahari ~ itulah yang akhirnya mengakibatkan kota tersebut ditelantarkan. Dengan kata lain, kemurtadan nasional berakibat apa? Kehancuran nasional!

Dan apakah dosa yang besar di sana, kekejian yang besar? Itu adalah faktanya bahwa mereka menyembah matahari.

 

 

By the way do you know that God said the reason  why they went into captivity is because they were not keeping the Sabbath? They were worshiping the sun, instead of keeping the Sabbath. Notice Jeremiah 17:24-25 and we’ll read also verse 27. It says there in verse 24 “ ‘And it shall be, if you heed Me carefully,’ says the Lord, ‘to bring no burden through the gates of this city on the Sabbath day, but hallow the Sabbath day, to do no work in it…” verse 25,   “…then shall enter the gates of this city kings and princes sitting on the throne of David, riding in chariots and on horses, they and their princes, accompanied by the men of Judah and the inhabitants of Jerusalem; and this city shall remain…”  what?   “…forever…”  In other words, “keep My Sabbath and the city will remain forever.” What happens if they don’t keep the Sabbaths? Notice verse 27, “…But if you will not heed Me to hallow the Sabbath day, such as not carrying a burden when entering the gates of Jerusalem on the Sabbath day, then I will kindle a fire in its gates, and it shall devour the palaces of Jerusalem, and it shall not be quenched.”

 

Tahukah kalian bahwa Tuhan berkata alasan mengapa mereka ditawan adalah karena mereka tidak memelihara hari Sabat? Mereka menyembah matahari, padahal seharusnya mereka memelihara hari Sabat. Perhatikan Yeremia 17:24-25, dan kita akan membaca juga ayat 27. Dikatakan di ayat 24, “…24 Dan akan terjadi, apabila kamu sungguh-sungguh mendengarkan Aku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘untuk tidak membawa masuk barang-barang  muatan  melalui pintu-pintu gerbang kota ini pada hari Sabat, tetapi menguduskan hari Sabat dan tidak melakukan pekerjaan pada hari itu,’…” ayat 25, “…25 ‘maka akan masuk melalui pintu-pintu gerbang kota ini raja-raja dan pangeran-pangeran, yang duduk di atas takhta Daud, dengan mengendarai kereta-kereta dan kuda-kuda, mereka dan pangeran-pangeran mereka, didampingi oleh orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem; dan kota ini akan tetap ada…” apa?  “…untuk selama-lamanya.” Dengan kata lain “peliharalah hari-hari SabatKu dan kota ini akan ada selamanya.” Apa yang terjadi jika mereka tidak memelihara hari-hari Sabat? Perhatikan ayat 27: 27 Tetapi apabila kamu tidak mau menurut Aku untuk menguduskan hari Sabat, dengan misalnya tidak membawa barang-barang muatan saat melalui pintu-pintu gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka Aku akan menyalakan api di pintu-pintu gerbangnya, dan api itu akan memakan habis puri-puri Yerusalem, dan api itu tidak akan dipadamkan."

 

 

Let me ask you do you think that those who were sighing and crying over the abominations were keeping the Sabbath? Of course. How about those people who were not sighing and crying? What were they worshiping? They were worshiping what? The sun! I want you to remember the Sabbath issue, because in Matthew 24, Jesus says something very interesting. He says, “Pray that your flight might not be in winter or …” what? “…or in the Sabbath.”  For those who were going to flee were going to be what? Sabbath-keepers. Just like those who sighed and cried over the abominations in the city.

 

Coba saya tanya, menurut kalian apakah mereka yang berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian yang terjadi adalah orang-orang yang memelihara hari Sabat? Tentu saja. Bagaimana dengan mereka yang tidak berkeluh kesah dan meratap, apa yang mereka sembah? Mereka menyembah apa? Matahari! Saya mau kalian mengingat isu tentang hari Sabat ini karena di Matius pasal 24, Yesus mengatakan sesuatu yang sangat menarik. Yesus berkata, “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan…” apa? “…jangan pada hari Sabat.” [Matius 24:20] karena mereka yang akan melarikan diri itu adalah mereka yang apa? Mereka yang memelihara hari Sabat. Sama seperti mereka yang berkeluh kesah dan meratap karena kekejian-kekejian yang terjadi di dalam kota.

 

 

Now, you are saying, “What does this have to do with Matthew 24?” We have to have this background, or else we will not be able to understand the second destruction of Jerusalem in the year 70.

Now, Israel went  captive into Babylon for 70 years. But God promised that after 70 years He was going to take them to their land again and they were going to rebuild the city, they were going to rebuild the walls and they were going to rebuild the Sanctuary, and God was going to give them another chance. Notice what we find in Daniel 9:1-2, here Daniel is studying the prophecy of the 70 years, he wants to know whether God is going to fulfill His promise of releasing Israel to go back to their land after the 70 year captivity. It says there in Daniel 9:1-2   “In the first year of Darius the son of Ahasuerus, of the lineage of the Medes, who was made king over the realm of the Chaldeans—  in the first year of his reign I, Daniel, understood by the books the number of the years specified by the word of the Lord through Jeremiah the prophet, that He would accomplish seventy years in the desolations of Jerusalem…”

So how long was the desolation of Jerusalem going to last? It was not going to be permanent. It was going to last for a period of 70 years. Then they would return to the city, they would rebuild it and they would reestablish the Sanctuary service. By the way this is mentioned by Daniel a little later on in the same chapter, chapter 9.

 

Nah, kalian berkata, “Apa kaitannya ini dengan Matius 24?” Kita harus memakai latar belakang ini, kalau tidak, kita tidak akan mengerti penghancuran kedua Yerusalem di tahun 70.

Nah, Israel ditawan oleh Babilon selama 70 tahun. Tetapi Tuhan berjanji bahwa setelah 70 tahun itu Dia akan mengembalikan mereka ke negeri mereka sendiri dan mereka akan membangun lagi kota itu, mereka akan membangun lagi tembok-temboknya, dan mereka akan membangun kembali Bait Suci, dan Tuhan akan memberi mereka kesempatan yang kedua. Perhatikan apa yang kita temui di Daniel 9:12. Di sini Daniel sedang mempelajari nubuatan 70 tahun, dia ingin tahu apakah Tuhan akan memenuhi janjiNya melepaskan Israel kembali ke negeri mereka setelah ditawan 70 tahun. Dikatakan di Daniel 9:1-2

“Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim,  pada tahun pertama pemerintahannya itu aku, Daniel, memahami dari kumpulan Kitab, jumlah tahun yang disebutkan firman TUHAN kepada nabi Yeremia, bahwa Dia akan menyudahi  penelantaran Yerusalem dalam waktu tujuh puluh tahun.”

Jadi berapa lamakah penelantaran Yerusalem itu akan berlangsung? Penelantaran itu tidak untuk selamanya. Dia akan berlangsung selama 70 tahun. Lalu mereka akan kembali ke kota itu, mereka akan membangunnya kembali, dan mereka akan mengoperasikan lagi pelayanan Bait Suci. Ketahuilah ini disebut lagi oleh Daniel kemudian di pasal yang sama, pasal 9.

 

 

Go with me to chapter 9:25-27. Daniel 9:25-27 this is the famous prophecy of the 70 weeks. And you know, we don’t have a lot of time to go into all of the details of the prophecy of the 70 weeks, but basically it speaks about the going forth of the word to restore and rebuild Jerusalem after it was destroyed by Nebuchadnezzar and the Babylonians, and then it speaks about a 70 weeks being allotted for the Hebrew nation. In other words, God is giving them another opportunity, He is giving them another chance to repent and to obey the covenant and to listen to His voice.

 

Marilah bersama saya ke pasal 9:25-27. Daniel 9:25-27 ini adalah nubuatan  70 minggu yang terkenal. Dan kalian tahu, kita tidak punya banyak waktu untuk membahas semua detail nubuatan 70 minggu ini, tetapi pada dasarnya nubuatan ini berbicara mengenai dikeluarkannya dekrit untuk memulihkan dan membangun kembali Yerusalem setelah dihancurkan oleh Nebukadnezar dan bangsa Babilon, lalu nubuatan itu berbicara mengenai 70 minggu yang dialokasikan khusus bagi bangsa Yahudi. Dengan kata lain, Tuhan memberi mereka satu kesempatan lagi. Dia memberi mereka kesempatan untuk bertobat dan mematuhi Perjanjian Tuhan dan untuk mendengar FirmanNya.

 

CATATAN:  Jangan merancukan antara nubuatan 70 tahun masa penawanan Israel di Babilon yang ada di kitab Yeremia dengan nubuatan 70 minggu yang ada di kitab Daniel.

1.   Nubuatan penawanan Israel selama 70 tahun yang ditulis Yeremia, itu terjadi pada waktu Nebukadnezar menyerbu Israel (607 BC) dan berakhir tahun 537 BC dengan keluarnya titah Cyrus/Koresh, raja Persia, bahwa orang Yahudi boleh kembali ke Yerusalem untuk membangun Bait Suci. Berakhirnya penawanan 70 tahun Israel di Babilon adalah titik dimulainya Nubuatan 70 Minggu kitab Daniel.

2.  Nubuatan 70 minggu (= 490 tahun) yang dialokasikan bagi orang Yahudi, adalah bagian dari nubuatan 2300 Petang dan Pagi yang ada di kitab Daniel. (Pelajari lagi serial His Way Is In The Sanctuary episode 12 dan 13, 15). Dan nubuatan ini dihitung mulai tahun 457 BC dengan keluarnya titah Arthaxerxes. Nubuatan 70 minggu ini berakhir di tahun 34 AD.

 

Notice Daniel 9:25  “Know therefore and understand, that from the going forth of the command to restore and build Jerusalem…”  So must it have been in ruins if they need to restore and build it? Of course, Nebuchadnezzar had destroyed it.  “…until Messiah the Prince, there shall be seven weeks and sixty-two weeks…” that’s by the way is 69 weeks, which is a period of how long? 483 years. That leads to the last week of the prophecy of the 70 weeks. It says, “…the street shall be built again, and the wall, even in troublesome times….” So was there  some rebuilding that has to take place once the word was given to restore and build Jerusalem? Yes. Verse 26  “…And after the sixty-two weeks Messiah shall be cut off…” what’s going to happen to the Messiah? He is going to be cut off. By the way, “the Messiah” means “the anointed One” “… shall be cut off, but not for Himself…”  and now notice, was Jerusalem  going to be destroyed again in this prophecy? Absolutely, because it says,  “…And after the sixty-two weeks Messiah shall be cut off, but not for Himself, and the people of the prince who is to come shall destroy the city and the sanctuary….” So after this period of 70 weeks, was there going to be a second destruction of Jerusalem, by a Prince who was to come? Absolutely. And then notice the key terminology, it says,  “…The end of it…” that is the end of the city,  “…shall be with a flood, and till the end of the…” what?  “…of the war…” what’s the key word there?  “…desolations are determined.  Then he shall confirm a covenant with many for one week; but in the middle of the week he shall bring an end to sacrifice and offering….” And now notice,  “…And on the wing of…” what’s the word there?  “…of abominations shall be one who makes…” there is it again,  “…desolate, even until the consummation, which is determined, is poured out on the…” what?  “…on the desolate.”

 

Perhatikan Daniel 9:25 “Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat keluarnya perintah untuk memulihkan dan membangun kembali Yerusalem…” jadi tentunya sebelumnya Yerusalem telah hancur jika dia harus dipulihkan dan dibangun kembali, bukan? Betul sekali. Nebukadnezar yang telah menghancurkannya. “…sampai Yang Diurapi [=Mesias], Sang Pangeran, akan ada tujuh minggu dan enam puluh dua minggu…”  berarti itu adalah 69 minggu, yang adalah berapa tahun? 483 tahun (69 x 7). Itu membawa kita ke minggu yang terakhir dari nubuatan 70 minggu ini. Dikatakan, “…jalan itu akan dibangun kembali, dan dindingnya, yaitu di masa yang sulit…” Jadi apakah ada pekerjaan rekonstruksi yang harus tejadi begitu titah untuk memulihkan dan membangun Yerusalem kembali diberikan? Ya. Ayat 26, “…Dan sesudah keenam puluh dua minggu itu Yang Diurapi [Mesias] akan dipotong…” Apa yang akan terjadi kepada Mesias? Dia akan dipotong. Mesias artinya Yang Diurapi. “…akan dipotong tetapi bukan karena dirinya sendiri…” Sekarang perhatikan, apakah Yerusalem akan dihancurkan lagi menurut nubuatan ini? Betul sekali, karena dikatakan, “…Dan sesudah keenam puluh dua minggu itu Yang Diurapi [Mesias] akan dipotong tetapi bukan karena dirinya sendiri. Dan rakyat Pangeran yang bakal datang itu  akan menghancurkan kota dan tempat kudus itu…” Jadi setelah masa 70 minggu itu, apakah Yerusalem akan dihancurkan untuk kedua kalinya oleh seorang Pangeran yang bakal datang? Betul sekali. Lalu perhatikan terminologinya, dikatakan, “…Akhir darinya…” maksudnya akhir dari kota itu, “…adalah dengan air bah, dan hingga akhir…” apa?  ”…peperangan itu…” apa kata kuncinya di sana?  penelantaran telah ditetapkan. Lalu dia [Pangeran itu] akan menguatkan suatu perjanjian dengan banyak orang untuk satu minggu. Tetapi pada pertengahan minggu itu ia [Pangeran itu] akan mengakhiri kurban sembelihan dan kurban persembahan…” Dan sekarang perhatikan, “…Dan di atas sayap…” perkataan apa yang ada di sana? “…kekejian-kekejian akan datang satu yang membuat”  perkataan itu lagi, “…penelantaran (= kehancuran), yaitu hingga digenapinya apa yang sudah ditentukan, dicurahkan di…apa?  “…di atas yang terlantar.

 

Catatan:  

Alkitab LAI memakai istilah “masa”, yang sama dengan “hari”.

Tujuh masa = tujuh hari. Karena itu KJV/NKJV memakai istilah “satu minggu”, kan 1 minggu itu 7 hari.

1 hari nubuatan = 1 tahun literal

7 hari nubuatan = 1 minggu nubuatan = 7 tahun literal

 

 

Question then: Was Jerusalem going to have a second destruction because of the abominations? Was there going to be another desolation by the Prince who was to come? Absolutely. The prophecy of the 70 weeks contemplates two destructions of Jerusalem, because Jerusalem has to be rebuilt and restored, that means that it was destroyed, and also at the end of the prophecy it says that the Messiah would come and after He should come, the city once again would be desolate because of its what? Because of its abominations.

 

Pertanyaan, kalau begitu: Apakah Yerusalem akan mengalami penghancuran yang kedua karena kekejian-kekejiannya? Apakah akan ada penelantaran sekali lagi oleh Pangeran yang bakal datang? Betul sekali. Nubuatan 70 minggu menggambarkan dua penghancuran Yerusalem, karena Yerusalem harus dibangun kembali dan dipulihkan, itu berarti sebelumnya dia sudah pernah dihancurkan. Juga pada akhir nubuatan ini dikatakan bahwa Mesias akan datang dan setelah kedatanganNya, kota itu sekali lagi akan ditelantarkan karena apanya? Karena kekejian-kekejiannya.

 

 

Now, after the captivity, the city and the temple were rebuilt. Notice what we find in 2 Chronicles 36:22-23, here is the order to restore the Sanctuary service in Jerusalem. It says,  “Now in the first year of Cyrus king of Persia, that the word of the Lord by the mouth of Jeremiah might be fulfilled, the Lord stirred up the spirit of Cyrus king of Persia, so that he made a proclamation throughout all his kingdom, and also put it in writing, saying,  ‘Thus says Cyrus king of Persia: ‘All the kingdoms of the earth the Lord God of heaven has given me. And He has commanded me to build Him a house at Jerusalem’…” so must the house have been destroyed if God commanded him to build a house? Of course. “…‘And He has commanded me to build Him a house at Jerusalem which is in Judah. Who is among you of all His people? May the Lord his God be with him, and let him…” what?   “…‘And let him go up!’” And so the work of construction began.

 

Nah, setelah masa penawanan, kota itu dan Bait Sucinya dibangun kembali. Perhatikan apa yang kita dapati di 2 Tawarikh 36:22-23, di sini kita dapati perintah untuk memulihkan pelayanan Bait Suci di Yerusalem. Dikatakan  22 Pada tahun pertama pemerintahan Koresh, raja negeri Persia, agar Firman TUHAN melalui mulut Yeremia boleh digenapi,TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu, sehingga dia membuat proklamasi di seluruh kerajaannya dan juga dalam bentuk tertulis, bunyinya: ‘Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Dan Ia telah memerintahkan aku untuk mendirikan sebuah rumah bagi-Nya di Yerusalem’…”  berarti rumah itu sebelumnya telah dihancurkan jika Tuhan menyuruhnya membuatkan rumah, bukan? Tentu saja. “...Dan Ia telah memerintahkan aku untuk mendirikan sebuah rumah bagi-Nya di Yerusalem yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu dari semua yang adalah umat-Nya? Semoga TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia’…”  apa?  “… biarlah ia berangkat pulang!’"  Maka pekerjaan konstruksi pun dimulai.

 

 

And to make a long story short, the Temple was finished in the year 515 BC. They went back in the year 536 BC, but the Temple was finished in the year 515 BC.

And by the way, some of the people that saw this second Temple actually cried when they saw it, because it was nothing like Solomon’s Temple. It was far inferior. In fact there was no evidence that the Shekinah even came  into this Temple. Notice how this is described in the book of Haggai 2:6-9, the Temple here has been finished and God is promising something which the Jews are still trying to understand today. It says there in Haggai 2:6  For thus says the Lord of hosts: ‘Once more (it is a little while) I will shake heaven and earth, the sea and dry land;  and I will shake all nations, and they shall come…” notice,  “… and they shall come to the…” what? “… to the Desire of All Nations’…” this could also be translated “to the Desire of Ages”   “… and I will fill…” notice,  “… and I will fill this temple with…”  what?  “… with glory,’…”  this is that second Temple built after the captivity. It says,   “… I will fill this temple with glory,’ says the Lord of hosts. ‘The silver is Mine, and the gold is Mine,’ says the Lord of hosts.  ‘The glory of this latter temple shall be greater than the former,’ says the Lord of hosts. ‘And in this place I will give peace,’ says the Lord of hosts.”

The Jews are still trying to understand when that was fulfilled, because this second temple was destroyed and it never reached the glory of the first temple. Solomon’s Temple, so called, was far surpassed this temple in glory. And yet God was saying that this temple which was built after the captivity would far surpass that first temple in glory and that God would come into that temple with power and glory. How are we to understand this? Was this prophecy ever fulfilled? Absolutely.

 

Dan singkat cerita, Bait Suci itu pembangunannya selesai tahun 515 BC. Orang Yahudi pulang kampung tahun 536 BC, tetapi Bait Sucinya baru selesai tahun 515 BC. Dan ketahuilah, beberapa orang yang melihat Bait Suci kedua ini, betul-betul menangis saat mereka melihatnya karena Bait Suci yang kedua ini sama sekali tidak setara dengan yang dibangun Salomo. Yang ini kalah jauh megahnya. Bahkan tidak ada bukti sama sekali bahwa Sang Shekinah pernah datang ke Bait Suci ini. Perhatikan bagaimana hal ini digambarkan di kitab Hagai 2:6-9. Saat itu Bait Suci sudah selesai dibangun, dan Tuhan menjanjikan sesuatu yang hingga hari ini masih berusaha dipahami oleh orang Yahudi. Dikatakan di Hagai 2:6 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sekali lagi, (sedikit waktu lagi) Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; dan Aku akan menggoncangkan segala bangsa,  dan mereka akan datang’…perhatikan,  “…‘dan mereka akan datang kepada…” apa? “…‘kepada Yang dirindukan segala bangsa’…” ini bisa juga diterjemahkan “kepada Yang dirindukan segala zaman” “…‘dan Aku akan memenuhi’…” perhatikan, “…‘dan Aku akan memenuhi Rumah ini dengan’…” apa? “…‘dengan kemuliaan,’…”  ini adalah Bait Suci yang kedua yang dibangun setelah  masa penawanan. Dikatakan, “…‘Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemuliaan,’ firman TUHAN semesta alam. ‘Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas,’ firman TUHAN semesta alam. Kemuliaan  rumah yang belakangan ini  akan melebihi kemuliaan rumah yang sebelumnya,’  firman TUHAN semesta alam, ‘Dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera,’ firman TUHAN semesta alam."

Sampai hari ini orang Yahudi masih mencoba memahami kapan itu digenapi, karena Bait Suci yang kedua ini sudah dihancurkan, dan dia tidak pernah mencapai kemuliaan Bait Suci yang pertama. Bait Suci yang dibangun Salomo, jauh melampaui Bait Suci yang kedua ini dalam hal kemuliaannya. Namun Tuhan berkata bahwa Bait Suci yang dibangun setelah masa penawanan ini akan melampaui Bait Suci yang pertama (yang dibangun Salomo) dalam kemuliaannya, dan bahwa Tuhan akan datang ke Bait Suci itu dengan kuasa dan kemuliaan. Bagaimana kita bisa memahami ini? Apakah nubuatan ini pernah digenapi? Tentu saja.

 

 

Notice John 1:14, here the Shekinah enters the temple. It says there, and you’ve read this verse many times before,   And the Word became flesh…” is this what the prophecy of the 70 weeks was pointing to, the coming of the Messiah? Absolutely.  “…the Word became flesh and dwelt among us, and we beheld His…” what?  “… we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth.

 

Perhatikan Yohanes 1:14, saat itu Sang Shekinah memasuki Bait Suci. Dikatakan di sana ~ tentunya kalian sudah pernah membaca ayat ini berulang-ulang ~ “Firman itu telah menjadi daging…” apakah nubuatan 70 minggu mengacu kepada ini, datangnya Sang Mesias? Betul sekali.  “Firman itu telah menjadi daging dan diam di antara kita, dan kita telah melihat…” apa?  “…kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai satu-satunya Anak Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

 

 

Is the presence of Jesus spoken of as “glory”? Yes. Did Jesus walk in the courts of this second temple? Yes! This is how the second temple was more glorious than the first temple, which was destroyed. And yet how did Israel respond to the Shekinah that was in their midst? He came to His own, and His own receives Him not. They refused to hear His voice. They refused to obey His covenant. And therefore at the very end of His ministry, the Shekinah comes into the temple for the last time. Let’s read about it in Luke 19:37-38.

 

Apakah kehadiran Yesus disebuat sebagai “kemuliaan”? Ya! Apakah Yesus pernah berjalan di pelataran Bait Suci yang kedua ini? Ya! Inilah yang menyebabkan Bait Suci yang kedua ini lebih mulia daripada Bait Suci yang pertama yang telah dihancurkan. Namun begitu, bagaimanakah Israel menanggapi Sang Shekinah yang diam di antara mereka?  Ia datang kepada milikNya Sendiri, tetapi orang-orang-Nya Sendiri tidak menerima-Nya.” [Yohanes 1:11]

 

 

By the way did the Shekinah enter the temple in the days of Ezekiel right before Jerusalem was destroyed? Yes, It departed the temple then didn’t It? And where did It linger?  On the Mount of Olives. You see, this is going to happen all over again with Israel in its second opportunity.

Notice Luke 19:37-38, it says, Then, as He was now drawing near the descent of the Mount of Olives, the whole multitude of the disciples began to rejoice and praise God with a loud voice for all the mighty works they had seen,  saying: ‘Blessed is the King who comes in the name of the Lord! Peace in heaven and glory in the highest!’” So He is coming down the Mount of Olives and then He comes into the temple. Notice Matthew 21:12-13 which chronologically is at this very time. You see, Luke is describing it in one way, here we find in Matthew 21 the description of Matthew.

Matthew 21:12-13, it says, Then Jesus went into the…” what? That’s important. “…into the temple of God…”  So when Jesus went in to the temple, was it still the temple of God? It was. It says,  “Then Jesus went into the temple of God and drove out all those who bought and sold in the temple, and overturned the tables of the money changers and the seats of those who sold doves.  And He said to them, ‘It is written…” now notice this,  “…‘My house…” did He still think that this is His house? Absolutely. “…‘My house shall be called a house of prayer,’ but you have made it a den of thieves.’…”

 

Coba, apakah Sang Shekinah sudah masuk ke Bait Suci di zaman Yehezkiel tepat sebelum Yerusalem dihancurkan? Ya. Shekinah pada saat itu meninggalkan Bait Suci, bukan? Dan di mana Dia berhenti? Di Bukit Zaitun. Kalian lihat, hal ini akan terulang kembali pada waktu bangsa Israel mendapatkan kesempatannya yang kedua.

Perhatikan Lukas 19:37-38, dikatakan, 37 Lalu sedang Ia hampir menuruni Bukit Zaitun, seluruh rombongan murid mulai bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat, sambil berkata, 38 ‘Diberkatilah Raja yang datang dalam nama Tuhan. Damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!’"

Jadi, Dia menuruni Bukit Zaitun lalu Dia datang ke Bait Suci. Perhatikan Matius 21:12-13 yang mencatat kronologi pada waktu yang sama itu. Kalian lihat, Lukas menggambarkannya demikian, dan di Matius pasal 21 kita menemukan bagaimana Matius menggambarkannya.

Matius 21:12-13  Lalu Yesus masuk ke…” mana? Ini penting,  “…ke Bait Allah…” Jadi, ketika Yesus masuk ke dalam Bait Suci, apakah itu masih Bait Suci Tuhan? Ya. Dikatakan,  Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah dan membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati. Dan Dia berkata kepada mereka, ‘Ada tertulis,’…” sekarang perhatikan ini, “…‘Rumah-Ku…” apakah Dia masih menganggap ini rumahNya? Betul sekali. “…‘Rumah-Ku harus disebut rumah doa. Tetapi kamu telah menjadikannya sarang penyamun.’…"

 

 

So did the Shekinah come to the temple? He most certainly did. Did He cleanse the temple? He absolutely did. And then in the temple courts, Jesus teaches several parables. One of those parables is the parable of the fig tree which we are going to study later on in this series. Do you remember the fig tree that Jesus was looking for fruit on it? And what was the problem with the fig tree? It had no fruit. What did the fig tree represent? It represented the nation of Israel. Everybody can tell you that Israel is symbolized by a fig tree. And yet Jesus came looking for fruit on that fig tree and He found none. So what did Jesus do?

 

Jadi, apakah Sang Shekinah datang ke Bait Suci? Tentu saja. Apakah Dia menyucikan Bait Suci? Tentu saja. Kemudian di pelataran Bait Suci, Yesus mengajarkan beberapa perumpamaan. Salah satu perumpamaan itu adalah tentang pohon ara, yang akan kita pelajari nanti dalam seri ini. Apakah kalian ingat pohon ara di mana Yesus mencari buahnya? Dan apakah masalahnya dengan pohon ara itu? Dia tidak berbuah. Pohon ara itu melambangkan apa? Melambangkan bangsa Israel. Semua orang tahu bahwa Israel itu lambangnya pohon ara. Dan ketika Yesus datang mencari buah pada pohon ara itu, Dia tidak menemukan sama sekali. Jadi apa yang dilakukan Yesus?

 

 

Notice Matthew 21:18-19, it says Now in the morning, as He returned to the city, He was hungry.  And seeing a fig tree by the road, He came to it and found nothing on it but leaves, and said to it, ‘Let…” notice this, “…‘Let no fruit grow on you ever again.’ Immediately the fig tree…”  what?  “…withered away.” Was He predicting what is going to happen to the Hebrew nation? He most certainly was. And He was teaching this in the court of the temple.  

ü   He was coming to judge in the temple just like in the Old Testament.

ü   He came down from the east, down the slope of the Mount of Olives entered the temple

ü   and now He is going to perform a work of separation in the temple.

 

Perhatikan Matius 21:18-19, dikatakan, Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.  Dan melihat sebatang pohon ara dekat jalan Ia mendatanginya dan tidak mendapatkan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun, dan berkata kepadanya,…” perhatikan ini,  "…‘Hendaknya tidak ada buah lagi yang pernah tumbuh padamu selama-lamanya!’ Seketika itu juga pohon ara itu…” apa?  “…layu.”  Apakah Yesus menubuatkan apa yang akan terjadi pada bangsa Yahudi? Tentu saja. Dan Dia mengajarkan ini di pelataran Bait Suci.

ü   Dia datang ke Bait Suci untuk menghakimi, persis seperti zaman Perjanjian Lama.

ü   Dia datang dari sebelah timur, menuruni lereng Bukit Zaitun, masuk ke Bait Suci,

ü   dan sekarang Dia melakukan pekerjaan pemisahan di Bait Suci.

 

 

And then of course in the temple Jesus also tells that famous parable. Matthew 21:33-43, it’s the parable of the vineyard workers. It says there Hear another parable: There was a certain landowner who planted a vineyard and set a hedge around it, dug a winepress in it and built a tower. And he leased it to vinedressers and went into a far country.  Now when vintage-time drew near, he sent his servants to the vinedressers, that they might receive its…” what?  “… its fruit.  And the vinedressers took his servants, beat one, killed one, and stoned another….”  Is this what they did with the servants between the time of Moses and the Babylonian captivity? Is this what they did with the prophets and the messengers? Absolutely! Verse 36,  “… Again he sent other servants…” see, after the captivity He sends more servants,  “…more than the first, and they did likewise to them….” Now notice verse 37,  “… Then last of all…” notice there has a finality to it,  “…Then last of all he sent his…” what?  “…His son to them, saying, ‘They will respect my son.’  But when the vinedressers saw the son, they said among themselves, ‘This is the heir. Come, let us kill him and seize his inheritance.’  So they took him and cast him out of the vineyard and killed him.  Therefore, when the owner of the vineyard comes, what will he do to those vinedressers?  They said to Him, ‘He will destroy those wicked men miserably…” Whom was Jesus talking about? He was talking about the nation that had a second chance, the Hebrew nation. “…They said to Him, ‘He will destroy those wicked men miserably and lease his vineyard to other vinedressers who will render to him the fruits in their seasons.’  Jesus said to them, ‘Have you never read in the Scriptures: ‘The stone which the builders rejected has become the chief cornerstone. This was the Lord’s doing, and it is marvelous in our eyes’?...”  Now notice this,  “…Therefore I say to you, the kingdom of God will be…” what?  “…will be taken from you and given to a nation bearing the fruits of it.”

Was there going to be another rejection of the Hebrew theocracy? Yes, why? Because they rejected whom? Because they rejected Jesus the Messiah, the One who originally made the covenant with them at Mt. Sinai, who came down the eastern slope of the Mount of Olives like in the days of Ezekiel, and to the temple to give parables of judgment, was rejected in there.

 

Dan tentu saja, di Bait Suci Yesus juga menceritakan perumpamaan yang sangat terkenal. Matius 21:33-43, yaitu perumpamaan pekerja-pekerja kebun anggur.

Dikatakan di sana, "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Ada seorang tuan tanah menanam sebuah kebun anggur dan mendirikan pagar sekelilingnya, menggali lobang tempat memeras anggur di dalamnya dan mendirikan menara jaga. Dan ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap dan pergi ke negeri yang jauhNah, ketika hampir tiba musim petik, ia mengirim hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu, agar mereka bisa menerima…” apanya?  “…hasilnyaDan penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya, memukul seorang, membunuh seorang, dan merajam yang lain ….” Bukankah ini yang mereka lakukan kepada hamba-hamba Tuhan sejak zaman Musa hingga masa penawanan Babilon? Bukankah ini yang mereka lakukan kepada para nabi dan utusan-utusan Tuhan? Betul sekali. Ayat 36.  “…36 Lagi-lagi tuan itu mengirim hamba-hamba yang lain…” lihat, setelah masa penawanan Tuhan mengirim lebih banyak hamba-hambaNya lagi, “…lebih banyak daripada yang semula, dan mereka berbuat yang sama kepada hamba-hamba itu…” Sekarang perhatikan ayat 37, Yang paling akhir…” perhatikan ada kesan finalitas di sini,  “…Yang paling akhir ia mengirim…” apanya? “…anaknya kepada mereka, katanya,Mereka akan menghormati anakku.’  Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata di antara mereka sendiri, ‘Ia adalah ahli warisnya, mari kita bunuh dia, dan merebut  warisannya.’  Maka mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, dan membunuhnya.  Karena itu ketika pemilik kebun anggur itu datang, apa yang akan dilakukannya pada penggarap- penggarap itu?  Kata mereka kepada-Nya, ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat secara menyedihkan.’…” Yesus sedang berbicara tentang apa? Dia berbicara tentang bangsa yang diberi kesempatan kedua, bangsa Yahudi.  “…Mereka berkata kepada-Nya: ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu secara menyedihkan dan menyewakan kebun anggurnya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada musimnya.  Kata Yesus kepada mereka, ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru utamaini adalah perbuatan Tuhan, dan mengagumkan di mata kita’?...” Sekarang perhatikan ini, “…Sebab itu, Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan…” diapakan? “… akan diambil dari kamu dan  diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.”

Apakah akan terjadi lagi penolakan bangsa Yahudi terhadap pemerintahan Tuhan? Ya. Mengapa?  Karena mereka menolak siapa? Karena mereka menolak Yesus, Sang Mesias, Yang pertama membuat perjanjian dengan mereka di G. Sinai, yang datang menuruni lereng timur Bukit Zaitun seperti pada zaman Yehezkiel, dan pergi ke Bait Suci untuk menyampaikan perumpamaan-perumpamaan penghakiman, yang ditolak di sana.

 

 

And then I want you to notice what He says when He leaves the temple. Matthew 23:37-38.

You see He leaves the temple just like the Shekinah in the days of Ezekiel. It says in Matthew 23:37, Jesus is speaking,   O, Jerusalem, Jerusalem, the one who kills the prophets and stones those who are sent to her! How often I wanted to gather your children together, as a hen gathers her chicks under her wings, but you were not willing!  See!...” now notice this,  “…Your house is left to you…” excuse me, “…desolate…” is that a key word? Was that found in relationship to the first destruction of Jerusalem? Yes! Was Jerusalem left desolate because they rejected the Lord? Absolutely. So Jesus is the Shekinah departing the temple now? Absolutely. Verse 39, for I say to you, you shall see Me no more till you say, ‘Blessed is He who comes in the name of the Lord!’ ”  And then, interestingly enough, after Jesus leaves the temple He says,  “…Your house is left to you desolate…” just like in the days of Ezekiel. Jesus now goes and He sits on the Mount of Olives, and He is going to linger there, and do you know what He is going to talk about?  He is going to talk about the destruction of Jerusalem. Is this parallel to what we notice in the Old Testament?  It is tremendously parallel to what happened in the Old Testament.

 

Lalu saya mau kalian perhatikan apa yang dikatakanNya ketika Dia meninggalkan Bait Suci. Matius 23:37-38. Kalian lihat, Dia meninggalkan Bait Suci persis seperti yang dilakukan Sang Shekinah di zaman Yehezkiel. Dikatakan di Matius 23:37, Yesus sedang berbicara, 37 Yerusalem, Yerusalem, yang membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Betapa seringnya Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu menjadi satu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. 38 Lihatlah!...” Sekarang perhatikan ini,  “…rumahmu telah ditinggalkan kepadamu….” Permisi, apa?  “terlantar. Apakah ini kata kunci? Apakah kata ini ditemukan juga sehubungan dengan kehancuran pertama Yerusalem? Ya! Apakah Yerusalem ditinggalkan terlantar karena mereka telah menolak Tuhan? Betul sekali. Jadi Yesus adalah Sang Shekinah yang sekarang meninggalkan Bait Suci? Betul sekali. Ayat 39,39 karena Aku berkata kepadamu, ‘Kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: ‘Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!’" Lalu, menariknya, setelah Yesus meninggalkan Bait Suci, Dia berkata, “Rumahmu telah ditinggalkan kepadamu, terlantar.Persis sama seperti di zaman Yehezkiel. Yesus sekarang pergi dan Dia duduk di Bukit Zaitun, dan Dia akan berhenti sejenak di sana, dan tahukah kalian apa yang akan dibicarakanNya di sana? Dia akan berbicara mengenai kehancuran Yerusalem. Apakah ini paralel dengan apa yang kita dapati di Perjanjian Lama? Amat sangat paralel dengan apa yang terjadi di Perjanjian Lama.

 

 

And so Matthew 24:1-2 we find these words,Then Jesus went out and departed from the temple, and His disciples came up to show Him the buildings of the temple. And Jesus said to them, ‘Do you not see all these things? Assuredly, I say to you, not one stone shall be left here upon another, that shall not be thrown down.’” Was Jerusalem going to be left desolate again? Was the Shekinah going to forsake them again? Absolutely. Was it because of the abominations?

 

Maka di Matius 24:1-2 kita temukan kata-kata ini, 1 Sesudah itu Yesus keluar dan meninggalkan Bait Allah dan murid-murid-Nya datang untuk menunjuk kepadaNya bangunan-bangunan Bait Allah. 2 Dan Yesus berkata kepada mereka,Tidakkah kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain di sini; yang tidak akan diruntuhkan.’"

Apakah Yerusalem akan ditinggalkan terlantar lagi? Apakah Sang Shekinah akan meninggalkan mereka lagi? Betul sekali. Apakah itu dikarenakan kekejian-kekejian?

 

 

Go with me to Matthew 24:15, here we reach the most important point  of our study. It says there, and we read this in our first lecture, “Therefore when you see the ‘abomination of desolation’…” is that a similar terminology to what we read in Ezekiel? It’s an identical terminology to what we read in Ezekiel. Did the abominations lead to desolation? They most certainly did.  “Therefore when you see the ‘abomination of desolation’ spoken of by…” whom? Did we read that in Daniel chapter 9? Yes, we did.  “…spoken of by Daniel the prophet, standing in the…” what? “…in the holy place” (whoever reads, let him understand)…”  

What was Jesus talking about when He said, “When you see the abominations of desolation?” He is saying there is a particular abomination that ultimately marked the desolation of Jerusalem. And what was that?  Notice Luke 21:20 this is a parallel passage, this is the reason why it is so important, to study the gospels together, we have to study Matthew 24, Mark 13 and Luke 21 together because they complement one another, they explain one another.

Now, notice Luke 21:20  “But when you see Jerusalem…” what?  “…surrounded by armies…” is that the abomination? Yes it is. We are going to talk about what was abominable about that. I’ll just give you a little inkling of some of the things that we are going to study. The Romans when they came outside the city of Jerusalem, they had these standards, they had an eagle and a sunburst on the standards, and when these were put outside the city of Jerusalem in the ground, just a few furlongs from the city walls, the Romans as was their customs, knelt and they worshiped these standards. They had the eagle and the sun. Interesting. Were there two different groups inside the Holy City? Were those, were there in the city those who were faithful to God? There were Christians. And were those who were apostates? Absolutely. Did God ~ so to speak ~ place  a mark upon His faithful ones so that they would not be destroyed when the city was destroyed? Just like in the Old Testament. So it says, “… when you see Jerusalem surrounded by armies…” that is the abomination in other words, “… then know that its…” what?  “… its desolation is near.”  

 

Marilah bersama saya ke Matius 24:15, di sini kita tiba pada poin yang terpenting dalam pelajaran kita ini. Dikatakan di sana ~ dan kita sudah membaca ini dalam pembahasan kita yang pertama, Jadi apabila kamu melihat ‘kekejian yang membuat penelantaran…” apakah ini terminologi (istilah) yang sama dengan apa yang kita baca di Yehezkiel? Apakah kekejian-kekejian mengakibatkan penelantaran? Betul sekali.  Jadi apabila kamu melihat ‘kekejian yang membuat penelantaran ~ yang disebut oleh…” siapa? Pernahkah kita membaca ini di Daniel pasal 9? Ya, betul.  “…yang disebut oleh nabi Daniel ~ berdiri di…” mana?  “…di tempat kudus –- barangsiapa yang membaca hendaklah dia mengerti…” Yesus berbicara tentang apa ketika Dia berkata …apabila kamu melihat ‘kekejian yang membuat penelantaran? Dia sedang berkata, bahwa ada kekejian yang khusus yang menjadi tanda terakhir kehancuran Yerusalem. Dan apa itu? Perhatikan Lukas 21:20, ini adalah kutipan yang paralel, inilah sebabnya mengapa mempelajari kitab-kitab injil secara bersamaan itu penting. Kita harus mempelajari Matius 24, Markus 13 dan Lukas 21 bersamaan, karena mereka saling melengkapi, mereka saling menjelaskan.

Sekarang perhatikan Lukas 21:20,  apakah ini kekejiannya? Ya, betul. Kita akan membahas apanya yang keji mengenai hal itu. Saya akan memberikan sedikit petunjuk tentang hal-hal yang akan kita pelajari. Ketika mereka tiba di luar kota Yerusalem, tentara Roma membawa panji-panji, dan pada panji-panji tersebut ada gambar burung rajawali dan matahari yang memancarkan cahaya. Dan ketika panji-panji ini ditancapkan di tanah di luar kota Yerusalem, beberapa ratus meter dari tembok kota, seperti kebiasaan mereka, tentara-tentara Roma ini berlutut dan menyembah panji-panji itu, dengan gambar burung rajawali dan matahari. Menarik. Apakah di dalam Kota Suci ada dua kelompok yang berbeda? Apakah di sana ada kelompok yang setia kepada Tuhan? Ada orang-orang Kristen. Dan apakah ada yang murtad? Betul sekali. Apakah Tuhan ~ katakanlah ~ memberi tanda pada umatNya yang setia supaya mereka tidak dimusnahkan pada waktu kota itu dihancurkan? Sama seperti di zaman Perjanjian Lama. Maka dikatakan,  "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara…” itulah kekejiannya, dengan kata lain, “…ketahuilah, bahwa…” apa?  ”…ketahuilah bahwa penelantarannya sudah dekat.” (Lukas 21:20)

 

 

Let me ask you, is the abomination and is the desolation the same thing? No. Are they related? Most certainly.  The abomination is the announcement of that is coming, that desolation is coming.  Because it says here, “… when you see Jerusalem surrounded by armies then know that its desolation is near.”  So when you see the abomination, the desolation has not taken place yet because it says “you know that it’s near” when you see the abomination.

 

Coba saya tanya, apakah kekejian dan penelantaran itu hal yang sama? Tidak. Apakah mereka berkaitan? Tentu saja. Kekejian itu mengumumkan apa yang akan datang, bahwa penelantaran akan datang. Karena dikatakan di sana, "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara  ketahuilah, bahwa penelantarannya sudah dekat.” Jadi bila kamu melihat kekejian itu, penelantarannya belum terjadi karena dikatakan, ketahuilah, bahwa penelantarannya sudah dekat” pada waktu kamu melihat kekejian itu.

 

 

Later on we are going to study how this is fulfilled in the end times. It has to do with the Sabbath. And it has to do with the sun. And it has to do with abominations being committed within the Christian world, and it has to do with Jesus abandoning the service in the sanctuary, and Christiandom being left desolate. You see, all of this is typological of end time events, that’s why we had you know, this first study so that we could study the principles that this prophecy is actually being fulfilled twice, it’s fulfilled with the destruction of Jerusalem, but it’s also fulfilled at the end of the world.

 

Nanti kita akan mempelajari bagaimana hal ini digenapi pada akhir zaman. Hal ini berkaitan dengan Sabat. Dan berkaitan dengan matahari. Dan berkaitan dengan kekejian-kekejian yang dilakukan di dalam dunia Kristen, dan berkaitan dengan Yesus meninggalkan pelayanan di Bait Suci, dan dunia Kristen ditinggalkan terlantar. Kalian lihat, semua ini merupkan tipologikal dari peristiwa-peristiwa akhir zaman. Itulah sebabnya kita telah mempelajarinya dalam pembahasan yang pertama, supaya kita bisa mempelajari prinsip-prinsip bahwa nubuatan ini sebenarnya digenapi dua kali, dia digenapi dengan kehancuran Yerusalem, tetapi dia juga digenapi pada akhir dunia.

 

 

I want to conclude by reading Luke 19:41-44, here Jesus is speaking, and I want you to notice how tragic the prophecy that He is uttering at this point, “Now as He drew near, He saw the city and…” what?  “…and wept over it…” Jesus loved that city, and He loved the people in that city. Now as He drew near, He saw the city and wept over it, saying, ‘If you had known, even you, especially in this your day, the things that make for your peace!’…” If you only knew what it is that brings peace, Jesus is saying. If you had just accepted Me, I am the Prince of Peace, is what Jesus is uttering. He says, “… But now they are hidden from your eyes.  For days will come upon you when your enemies…” who were the enemies? The Romans!  “… when your enemies will build an embankment around you, surround you and close you in on every side…” is that the same thing as Jerusalem being surrounded by armies? Absolutely. By the way we still have to study, and this will be in our next lecture, the interesting fact that the city was besieged twice. It was besieged once by Cestius, and then without any explanation he suddenly retreated. And the false prophets in Jerusalem said, “See, we told you that God was going to protect this city,” and they went after the Romans. And the Romans suffered many losses. But then the Romans came back and they besieged the city and they left no more. All of that is symbolic of end time events. So Jesus continues saying,   “For days will come upon you when your enemies will build an embankment around you, surround you and close you in on every side and level you…” second destruction of Jerusalem, yes?  “… and your children within you, to the ground; and they will not leave in you one stone upon another…” why?  “…because you did not know the time of your visitation.’” You did not know the Shekinah was in your midst. You rejected the Shekinah. And therefore the Shekinah will abandon your temple, and your city, to return no more.”

 

Saya mau mengakhiri dengan membaca dari Lukas 19:41-44, di sini Yesus sedang berbicara, dan saya ingin kalian perhatikan betapa tragisnya nubuatan yang diucapkanNya saat itu, 1 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, dan …” apa?  “… menangisinya…” Yesus mencintai kota itu, dan Dia mencintai orang-orang di kota itu.  Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, dan menangisinya, 42 kata-Nya, ‘Wahai, seandainya saja engkau tahu, yaitu engkau, terutama pada saatmu sekarang ini, akan hal-hal yang mendatangkan damai sejahteramu!...”  seandainya kamu tahu apa yang mendatangkan kedamaian, kata Yesus, seandainya kamu mau menerima Aku, Akulah Pangeran Damai, itulah yang dikatakan Yesus. Dia berkata,  “…Tetapi sekarang hal-hal itu tersembunyi dari matamu.  43  Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu…” siapakah musuh ini? Orang Roma! “…bahwa musuhmu akan membangun tembok mengelilingi engkau, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan…” apakah ini sama dengan Yerusalem dikepung oleh tentara? Tentu saja. Ketahuilah, kita masih harus mempelajari ~ dan ini akan ada dalam pembahasan kita berikutnya ~ fakta yang penting bahwa kota itu dikepung dua kali. Pertama dikepung oleh Cestius [selama sekitar 9 hari], lalu tanpa alasan yang jelas tiba-tiba dia menarik pasukannya mundur. Dan nabi-nabi palsu di Yerusalem berkata, “Tuh, lihat, kami sudah berkata bahwa Tuhan akan melindungi kota ini, kan.” Dan orang-orang Yahudi mengejar tentara Roma. Dan tentara Roma menderita banyak kekalahan. Tetapi kemudian tentara Roma kembali, dan mereka mengepung kota itu dan tidak pergi lagi. Semua itu merupakan lambang dari peristiwa-peristiwa akhir zaman. Maka Yesus berkata, “…43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan membangun tembok mengelilingi engkau, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan dan mereka akan meratakan engkau…” kehancuran Yerusalem yang kedua, bukan?  “…dan anak-anakmu di dalam kotamu, hingga rata dengan tanah, dan mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tertinggal padamu yang terletak di atas batu yang lain…” mengapa? “…karena engkau tidak mengetahui saat bilamana Allah menghakimi engkau.’"  Kamu tidak tahu bahwa Sang Shekinah ada di tengah-tengah kamu. Kamu menolak Sang Shekinah, maka Sang Shekinah akan meninggalkan Bait Sucimu, dan kotamu, dan tidak akan kembali lagi.”

 

 

And so it was in the year 70 that Titus came, by the way, a pagan king, like Nebuchadnezzar. In the city there was warfare, and social unrest, and there was pestilence, and there was famine, everything that’s mentioned in Matthew 24. And so he comes, he besieges the city, and he destroys the city of Jerusalem, he demolishes the temple, he melts the gold that existed in the temple. And by the way, Josephus tells us that when Jerusalem was destroyed for the second time, once again the book of Lamentations was the song that were  sung as people were being crucified and as people were being led away captive to the four corners of the earth.

 

Maka di tahun 70 Titus datang, dan dia adalah seorang raja pagan (penyembah berhala), sama seperti Nebukadnezar. Di dalam kota terjadi peperangan, dan kerusuhan, dan wabah, dan kelaparan, semua yang disebutkan di Matius pasal 24. Maka Titus datang, dia mengepung kota Yerusalem, dan dia menghancurkan kota itu, dia meratakan Bait Suci, dia melebur emas yang ada di dalam Bait Suci. Dan ketahuilah, sejarahwan Josephus memberitahu kita bahwa ketika Yerusalem dihancurkan untuk kedua kalinya, sekali lagi kitab Ratapan adalah lagu yang dinyanyikan selagi orang-orang disalibkan, dan selagi orang-orang digiring sebagai tawanan ke keempat penjuru dunia.

 

 

Were you able to follow all that we studied this evening? You see the first destruction of Jerusalem reveals what was going to happen with the second destruction. And the second destruction reveals what will soon take place in this world as unexpected by most.

 

Apakah kalian bisa mengikuti apa yang kita pelajari malam ini? Kalian lihat, penghancuran Yerusalem yang pertama mengungkapkan apa yang akan terjadi pada penghancurannya yang kedua. Dan penghancuran Yerusalem yang kedua mengungkapkan apa yang akan segera terjadi di dunia ini yang tidak diduga oleh kebanyakan orang.

 

 

 

 

 

17 07 14

 


No comments:

Post a Comment