Dibuka
dengan doa.
It’s going to be very difficult in our lecture today to cover all of the material in simply
one lecture. Originally when I put this series together I had planned to
present two parts to this lecture. But unfortunately it’s not very good to
prepare a series with 15 lectures with an odd number, it’s much better for
different reasons to have an even number. And so what I have decided was to
synthesize and summarize and present Living in Expectancy in only 1 lecture.
Pembahasan kita hari ini sangat sulit
dicakup semua bahannya hanya dalam satu ceramah. Aslinya ketika saya
mempersiapkan seri ini, saya merencanakan dua bagian untuk pembahasan ini.
Tetapi sayangnya kurang menguntungkan menyajikan suatu seri dengan 15 ceramah,
dengan angka ganjil, karena satu dan lain alasan, lebih baik bila jumlahnya
genap. Maka saya putuskan untuk menggabungkan dan menyimpulkan dan menyajikan Living in
Expectancy (Hidup dalam Penantian) hanya
dalam 1 kali ceramah.
Now, allow me to give you a little bit of context that will help
you understand where we are going with what we are going to study today.
Matthew 24 presents the signs of the coming of Jesus. Then
towards the end of the chapter after the signs are presented, Jesus gives 3
analogies to show the urgency of preparing for that great event, for the close
of probation and the coming of Jesus. Those 3 analogies are:
ü the parable of the fig tree ~ you remember we studied a whole
lesson on the parable of the fig tree;
ü secondly He speaks about the coming of the thief in the night,
and how he can
surprise you when the thief comes, and that’s why we need to be ready;
ü and finally the last analogy is what happened in the days of
Noah.
Nah, izinkan saya memberikan sedikit latar belakang yang akan membantu kalian memahami ke
mana tujuan kita dengan apa yang akan kita pelajari hari ini.
Matius 24 menyajikan tanda-tanda
kedatangan Yesus. Lalu menjelang akhir pasal itu, setelah tanda-tanda
diberikan, Yesus memberikan 3 analogi untuk menunjukkan betapa mendesaknya
bersiap-siap untuk peristiwa besar tersebut, untuk penutupan masa percobaan dan
kedatangan Yesus. Ketiga analogi tersebut adalah:
ü perumpamaan
pohon ara ~ kalian ingat kita telah mempelajari satu pelajaran penuh mengenai
pohon ara ini;
ü yang
kedua Yesus berbicara mengenai datangnya si pencuri di tengah malam
dan
bagaimana kita bisa kedapatan tidak siap saat pencuri itu datang, oleh sebab
itu kita perlu bersedia;
ü dan
akhirnya analogi terakhir adalah apa yang terjadi di zaman Nuh.
So
after He presents the signs, and He gives 3 illustrations of the need to be
prepared, then He goes on to speak about how we can prepare and what we need to
do, in the light of the signs and in the light of the soon coming of Jesus.
Actually He presents 4 parables, after giving the signs and the 3 analogies,
and these parables are:
ü the parable of the faithful servant, the last portion of Matthew
24;
ü the parable of the ten virgins;
ü the parable of the talents;
ü and the parable of the sheep and the goat.
Jadi setelah Yesus memberikan tanda-tandanya, dan Dia memberikan
3 ilustrasi tentang pentingnya bersedia, lalu Dia melanjutkan berbicara
mengenai bagaimana kita bisa bersiap-siap dan apa yang harus kita lakukan sehubungan
dengan tanda-tanda itu dan sehubungan dengan bakal datangnya Yesus. Setelah
memberikan tanda-tanda dan ketiga analoginya, Yesus memberikan 4 perumpamaan,
yaitu:
ü perumpamaan
hamba yang setia, di bagian akhir Matius 24;
ü perumpamaan
10 anak dara;
ü perumpamaan
talenta;
ü dan
perumpamaan domba dan kambing.
Now, I would like to begin reading at Matthew 24:45. And
actually before we go to verse 45 why don’t we just read beginning at verse 42
because we didn’t study specifically these verses when we discussed the coming
of the thief in the night. So let’s just read them and I’ll do this quickly. “42Watch therefore, for you do not know
what hour your Lord is coming…” what coming is that referring to in the light of what we
studied last time? It’s referring to the coming of Jesus to close what? To
close the door of probation. “…43But
know this, that if the master of the house had known what hour the thief would
come, he would have watched and not allowed his house to be broken into. 44Therefore
you also be ready, for the Son of Man is coming at an hour you do not
expect…” now, let’s go to verse 45 and as we go along I am going to
interpret the symbols of this parable. It says here in verse 45, “…45 Who then is a faithful and
wise servant,…” now the faithful and wise servant here represents
the leaders of the church, it represents
the leadership of the church, pastors, teachers, etc. So it
says, “…45 Who
then is a faithful and wise servant, whom his master…” who is the master?
The master is Jesus Christ, that’s right, “…whom his master made
ruler over his household, …” what is his household? His household
is the church, that’ right, “…to give them food…” what does food represent? It represents the Word of God,
but notice it’s not any old kind of food, it’s a special kind of food. It
continues saying, “…to give them food in…” what? “…in
due season?…” In other words food at the right time. We call it
“present truth”.
Nah, saya
ingin mulai membaca Matius 24:45. Dan sebenarnya sebelum kita ke ayat 45,
mengapa kita tidak membaca saja mulai dari ayat 42 karena ayat-ayat ini belum
kita pelajari secara khusus ketika kita membahas tentang datangnya si pencuri
di tengah malam. Jadi marilah kita baca sekarang dan saya akan melakukannya
dengan cepat. “42 Karena itu berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu kapan
saatnya Tuhanmu datang…”
kedatangan apa yang dimaksud sehubungan dengan apa yang
sudah kita pelajari? Ini mengacu kepada kedatangan Yesus untuk menutup apa?
Untuk menutup pintu kasihan. “…43 Tetapi
ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu kapan saatnya pencuri akan datang, pasti ia
sudah berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dimasuki. 44 Sebab itu, hendaklah
kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tidak
kamu duga.…” Sekarang mari kita ke ayat 45, dan sambil jalan saya akan
menjelaskan simbol-simbol perumpamaan
ini. Dikatakan di ayat 45 ini, “…45 Siapakah hamba yang setia dan
bijaksana,…” nah,
hamba yang setia dan bijaksana
di sini mewakili para pemimpin di gereja, melambangkan kepemimpinan gereja, para pendeta, para
guru, dll. Jadi dikatakan, “…Siapakah hamba yang setia
dan bijaksana yang diangkat oleh tuannya…” siapa tuannya ini? Tuannya ini adalah
Yesus Kristus, betul, “…yang diangkat oleh tuannya
sebagai
pengurus atas rumah
tangganya…” apakah
rumah tangganya ini? Rumah tangganya adalah gereja, betul, “…untuk memberikan mereka makanan…” apa yang dilambangkan oleh makanan?
Makanan melambangkan Firman Tuhan, tetapi perhatikan, ini bukan sembarang
makanan, ini adalah makanan yang khusus. Selanjutnya dikatakan, “…untuk memberikan mereka makanan sesuai…”
apa? “…sesuai masanya?” Dengan
kata lain, makanan pada waktu
yang tepat. Kita menyebutnya “kebenaran masa kini.”
Do you know that every generation has “present truth”?
A truth that is special for that generation. For example in the days of Martin
Luther it was “the
just shall live by faith”.
Justification by faith because the church was caught up in works
righteousness. So God says, “The special mission for you, Martin Luther and
Calvin and Zwingli, is to restore the idea that we are saved by grace through
faith in Jesus Christ.” See, the role of Martin Luther was not to restore the
Sabbath, or the Sanctuary truth, that would come later. God has a present truth
for every generation.
And so noticed that we are told here, the faithful and wise
servant, his master makes him ruler over his household which is the church, so
that the faithful and wise servant gives food, the right kind of food at the
right time.
Tahukah kalian bahwa setiap zaman itu memiliki
“kebenaran masa kini”-nya? Suatu kebenaran yang khusus untuk
zaman tersebut. Misalnya di zaman Martin Luther, kebenaran masa kininya adalah “Orang benar akan hidup oleh
iman” [Roma 1:17], pembenaran oleh iman, karena gereja pada
waktu itu terjebak dalam pembenaran oleh perbuatan. Maka Tuhan berkata, “Misi
khusus untuk kamu, Martin Luther dan Calvin dan Zwingli, adalah untuk
mengembalikan pemahaman bahwa manusia diselamatkan oleh kasih karunia melalui
iman dalam Yesus Kristus.” Jadi kalian lihat, peranan Martin Luther bukan untuk
menghidupkan kembali pemeliharaan Sabat atau kebenaran tentang Bait Suci, itu
akan menyusul kemudian. Tuhan mempunyai kebenaran masa kini untuk setiap zaman.
Maka perhatikan, di sini kita diberitahu
bahwa hamba yang setia dan bijak dijadikan pengurus atas rumah tangga tuannya,
yaitu gereja, supaya hamba yang setia dan bijak ini memberikan makanan, makanan
yang tepat pada masa yang tepat.
And then notice verse 46, “Blessed is that servant whom his master, when he comes, will find so
doing…” what does that mean “so doing”? Doing what? Feeding the
what? Feeding the church in the right time with the right message. So, does God hold
leaders accountable for what they feed their congregations? Absolutely.
Notice verse 47 “….47Assuredly, I say to you that
he will make him ruler over all his goods.…”
But now notice the flip side of the
coin,
“…48But if that evil servant says in his heart, 'My master is
delaying his coming…” what is that referring to “delaying
his coming”? That’s the time we are in now, right? That’s the time that our
parents, our grandparents, and our great grandparents have been preaching the
second coming of Jesus and it hasn’t happened. And so the wicked servant says, “… ‘My master is delaying his coming’ 49and begins to beat his
fellow servants, and to eat and drink with the drunkards,…” now he gets all caught up with the world, and he lives
like worldlings. Verse 50,
“… 50the master of that servant will come on a day when he is not
looking for him…” what coming is that referring to in the light of what we
studied last time? It is speaking about the moment when Jesus comes to close
the door. We’ll have more to say about that a little bit later. So it says, “…the master of that servant will come on a
day when he is not looking for him and at an hour that he is not aware of, 51and
will cut him in two and appoint him
his portion with the hypocrites. There shall be weeping and gnashing of teeth.”
Lalu perhatikan ayat 46, “46 Berbahagialah hamba itu, yang didapati tuannya sedang berbuat demikian ketika tuannya itu datang…” apa maksudnya “sedang berbuat demikian”? Berbuat
apa? Memberi makan siapa? Memberi makan gereja pada waktu yang tepat dengan
pekabaran yang tepat. Jadi apakah Tuhan
menuntut
pertanggungjawaban dari para pimpinan atas makanan yang mereka berikan jemaat
mereka? Betul sekali. Simak ayat 47, “…47 Sesungguhnya Aku berkata kepadamu bahwa tuannya itu akan mengangkat
dia menjadi pengurus segala miliknya…” Tetapi
sekarang perhatikan sisi lain koin ini, “…48 Akan tetapi
apabila hamba yang jahat itu dan berkata di dalam hatinya,49 Tuanku menunda kedatangannya,…” mengacu kepada apa “menunda kedatangan”
ini? Ini adalah masa kita sekarang, bukan? Masa orangtua kita, kakek kita,
bahkan kakek buyut kita yang mengkhotbahkan kedatangan Yesus yang kedua yang
hingga kini belum terjadi. Maka hamba yang jahat itu
berkata, “…Tuanku menunda
kedatangannya, dan mulai memukuli sesama hambanya, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,…” sekarang
dia terlibat dengan dunia, dan dia hidup bagai orang dunia. Ayat 50, “…50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang
tidak disangkakannya,…” kedatangan yang mana yang dimaksud di
sini sehubungan dengan apa yang telah kita pelajari sebelum ini? Ini berbicara
tentang saat Yesus datang untuk menutup pintu. Kita akan membahas hal ini lebih
lanjut nanti. Maka dikatakan, “…tuan hamba itu akan datang pada hari yang
tidak disangkakannya, dan pada jam yang
tidak disadarinya, 51dan akan menebasya menjadi dua dan menentukan
porsinya bersama dengan orang-orang munafik.
Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi."
Who is Jesus warning here? Well, He is warning the secular
humanists, He is warning the Buddhists and the Hindus, and the Muslims. Is that
what Jesus is doing? Who is Jesus talking about? He is talking about those who
professed His Name. Who are the ones who are in danger of being the wicked servants?
Not those who are outside in the world, but those who belong to the covenant
community, those who claim to be followers or servants of Jesus Christ,
because you notice that the servant calls Jesus what? Lord!
Do you remember that Matthew 24 began by Jesus saying, “Make sure that no one
deceives you” and He was speaking to His disciples. “Make sure that no one
deceives you”. In other words the targets of this teaching by Jesus are His very
own people, those who professed His name.
Siapa yang diperingatkan oleh Yesus di
sini? Nah, Dia memperingatkan para humanis
sekuler, Dia memperingatkan orang-orang Buddha, dan orang-orang Hindu, dan
orang-orang Muslim. Apakah itu yang dilakukan Yesus? Siapa yang dibicarakan Yesus
di sini? Dia sedang berbicara tentang mereka yang mengakui namaNya. Siapakah yang paling mungkin menjadi hamba yang jahat?
Bukan mereka yang ada di dunia luar sana, tetapi mereka yang termasuk dalam
komunitas perjanjian, mereka
yang mengaku sebagai pengikut atau hamba-hamba Yesus Kristus.
Karena jika kalian simak, maka hamba-hamba itu menyebut Yesus apa? “Tuhan”!
Apakah kalian ingat bahwa Matius 24 diawali dengan Yesus berkata, “Pastikan
tidak ada orang yang menipu kamu” (Matius 24:4), dan
Yesus sedang berbicara kepada para muridNya. “Pastikan tidak ada orang yang
menipu kamu.” Dengan kata lain yang
ditarget Yesus dengan ajaran ini adalah umatNya sendiri,
yaitu mereka yang mengakui namaNya.
By the way did you notice here the expression “weeping and gnashing of teeth”? Did you notice also that they are called hypocrites, the evil
and wicked servants are also called “hypocrites”? Do
you know that every single time in the Gospels that Jesus uses the word
“hypocrite” He is speaking about people who claim to serve God. He called the
Pharisees hypocrites very frequently. Do you know also that every single time
in the Gospels ~ and you can check it out to see if it’s true ~ every time in
the Gospels that you find the expression “weeping and
gnashing of teeth” it’s referring to the Jews who claimed
to be servants of God, who claimed to be members of the covenant
community. In fact in Matthew 15:7 Jesus
spoke about the Jewish leaders and He said, “These people serve
Me with their…” what? “…with their lips.
But their hearts are…” what? “…their hearts are far away from Me.” These are the same ones that Jesus said “Not everyone who says to Me ‘Lord, Lord’ shall enter the
kingdom of Heaven, but he who…” what? “…who does the will of My Father.”
In other words these are the ones who are hearers but they are not what? They
are not doers. Any by the way it says in Matthew 7 that they can perform
exorcisms, and they can give prophesies, and they can perform miracles, and yet
Jesus says, “I don’t know you, depart from Me, you workers of lawlessness” or “of wickedness.”
So who are the ones in danger? The worldlings? No! The leaders of the church!
Nah, apakah
kalian memperhatikan ungkapan di sini “ratapan dan kertak
gigi"? Apakah kalian perhatikan juga bahwa mereka
disebut munafik? Hamba yang jahat dan keji juga disebut “munafik”? Tahukah
kalian setiap kali di dalam kitab Injil Yesus memakai istilah “munafik” Dia
berbicara tentang mereka yang mengaku melayani Tuhan? Yesus sering sekali
menyebut orang-orang Farisi munafik. Tahukah kalian setiap kali di dalam Injil
~ dan kalian boleh memeriksanya untuk membuktikan benar tidaknya ~ setiap kali
di dalam Injil kita bertemu dengan ungkapan “ratapan dan kertak
gigi" itu mengacu kepada orang-orang
Yahudi yang mengaku sebagai hamba-hamba Tuhan, yang mengaku
sebagai anggota komunitas perjanjian? Bahkan
di Matius 15:8 Yesus berbicara tentang pemimpin-pemimpin Yahudi ini dan Dia
berkata, “Bangsa ini mendekati Aku dengan…” apa? “…dengan
mulutnya, dan menghormati Aku dengan bibirnya, padahal hatinya…” apa? “…hatinya jauh dari-Ku.” Ini adalah
orang-orang yang sama yang dikatakan Yesus “Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku: ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang…” apa? “…yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.” Dengan
kata lain mereka ini adalah para pendengar, tetapi mereka bukan apa? Mereka bukan
pelaku. Dan jangan lupa, di Matius 7
dikatakan bahwa mereka ini bisa mengusir Setan, mereka bisa bernubuat, dan mereka bisa membuat mujizat, namun Yesus
berkata, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari-Ku, kamu sekalian pelanggar Hukum” atau “pembuat kejahatan!" [Matius 7:21-23]. Jadi siapakah yang berada dalam bahaya?
Orang-orang dunia? Bukan. Para pemimpin gereja!
Notice this remarkable passage in Vol. 5 of the Testimonies page
101-102. “The evil
servant who said in his heart ‘My Lord delayeth His coming’, professed to be
waiting for Christ….” He professed to be
waiting for Christ, “…He was a ‘servant’…” and she put ‘servant’ in quotation marks, “…outwardly, devoted to the
service of God, while at heart he had yielded to Satan. He does not, like the
scoffer, openly deny the truth, but reveals in his life the sentiment of the
heart that the Lord’s coming is delayed. Presumption renders him careless of
eternal interests….” See, “…presumption renders him…”
what? “…careless
of eternal interests. He accepts the world’s maxims and conforms to its customs
and practices…” He says, we are in this world, the
Master is delaying His coming, so we
just have to kinda fit in. And by the way, it’s talking about the leaders,
pastors of the church. She continues saying, “…Selfishness, worldly pride and
ambitions predominate. Fearing that his brethren may stand higher than himself,
he begins to disparage their efforts and impugn their motives. Thus he smites
his fellow servants…” by speaking badly of
them, remember it was said that he would smite the servant? “…As
he alienates himself from the people of God, he unites more and more with the
ungodly. He is found eating and drinking ‘with the drunken’…” and then she explains what that means, “…joining
with worldlings and partaking of their spirit. Thus he is lulled into a carnal
security and overcome by forgetfulness, indifference and sloth. The very
beginning of the evil was a neglect of watchfulness…”
notice how the process began. “…a
neglect of watchfulness, and secret prayer, then came a neglect of other
religious duties, and thus the way was opened for all the sins that followed.
Every Christian will be assailed by the allurements of the world, the clamor of
the carnal nature, and the direct temptations of Satan. No one is safe. No
matter what our experience has been, no matter how high our station, we need to
watch and pray continually. We need to be daily controlled by the Spirit of God
or we are controlled by Satan.”
Perhatikan
bacaan yang mengagumkan di the
Testimonies Vol. 5, hal 101-102. “Hamba
yang jahat yang berkata di dalam hatinya, ‘Tuanku menunda kedatanganNya’,
mengaku sedang menantikan Kristus…” dia
mengaku menantikan Kristus, “…Dia adalah seorang ‘hamba’…” dan Ellen White menyebut “hamba” dalam
tanda kutip, “…dalam penampilannya, setia melayani Tuhan, sementara di dalam
hatinya dia telah menyerah kepada Setan. Dia tidak seperti si pencemooh, yang
secara terbuka menyangkal kebenaran, tetapi hidupnya mengungkapkan bahwa
hatinya menganggap Tuhannya menunda kedatanganNya. Anggapan ini membuat dia
ceroboh terhadap kepentingan-kepenting yang kekal…”
Perhatikan, “…Anggapan
ini membuat dia ceroboh terhadap…” apa? “…kepentingan-kepenting yang
kekal. Dia menerima falsafah dunia dan menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan-kebiasaan dan praktek-prakteknya…” Dia berkata, kita kan hidup di dunia ini, sang Tuan menunda
kedatanganNya, maka sebaiknya kita berusaha untuk menyesuaikan diri. Dan ini
berbicara tentang para pemimpin, para pendeta, gembala
sidang. Ellen White melanjutkan berkata, “Keegoisan,
kebanggaan duniawi, dan ambisi mendominasi. Karena takut rekan-rekannya mungkin
berdiri lebih tinggi daripada dirinya, dia mulai melecehkan upaya-upaya
rekan-rekannya dan menyerang motif-motif mereka. Dengan demikian, dia memukuli sesama hambanya…” dengan menjelek-jelekkan mereka, ingat
di ayat di atas dikatakan bahwa hamba ini akan memukuli hamba-hamba yang lain? “…Sementara
dia memperlebar jarak dengan umat Tuhan, dia semakin akrab dengan orang-orang
yang tidak mengikuti Tuhan. Dia didapati makan dan minum ‘dengan para
pemabuk’…” lalu Ellen White
menjelaskan apa maksudnya, “…bersatu dengan orang-orang
duniawi dan berbagi semangat dengan mereka. Dengan demikian dia terlena, dan
merasa aman, dia sudah dikuasai oleh kelupaan, keacuhan dan kemalasan. Awal
paling mula dari kejahatan adalah kelalaian berjaga-jaga…” perhatikan bagaimana proses itu mulai. “…kelalaian
berjaga-jaga, dan doa-doa pribadi, lalu datanglah kelalaian kepada kewajiban rohani yang lain, maka
terbuka lebarlah jalan bagi segala jenis dosa untuk mengikuti. Setiap orang
Kristen akan diserang oleh daya tarik dunia, hingar bingar nafsu kodrati, dan
godaan langsung dari Setan. Tidak ada orang yang aman. Tidak perduli apa pun pengalaman kita, tidak perduli
setinggi apa kedudukan kita, kita harus terus-menerus berjaga-jaga dan berdoa. Kita
harus dikendalikan oleh Roh Tuhan setiap hari, kalau tidak Setan-lah yang akan
mengendalikan kita.”
You know most of the Christians out there are teaching that the
end time conflict is going to be between Christians and non-Christians, between the religious and
the secular. Well the fact is, that these parables we are going to notice, are targeted to those who professed to serve
Jesus Christ, those who professed to serve God. And the final conflict as we have
studied, is
not primarily between the secular and the religious, it’s between two different
types of religious people, who claim to serve God. In fact most of the
Christian world ~ because Jesus delays His coming ~ they become comfortable
with the world, they adapt to the world, to the temperature of the world, they
are expecting to be raptured out of this world before the great tribulation.
And therefore when the great tribulation comes, when the hard times come, not
the easy times that we have now, but when the hard times come, they don’t have
a character prepared to go through that terrible time of tribulation. Now that
is the first parable that Jesus gave.
Kalian tahu,
kebanyakan orang Kristen di luar sana mengajarkan bahwa konflik akhir zaman
akan terjadi antara Kristen dengan non-Kristen, antara yang rohani dengan yang
sekuler. Nah, faktanya adalah, perumpamaan-perumpamaan yang akan kita pelajari,
justru ditujukan kepada mereka yang mengaku melayani Yesus Kristus, mereka yang
mengaku melayani Tuhan. Dan
konflik terakhir sebagaimana yang sudah kita pelajari, bukanlah terutama antara
golongan sekuler dengan golongan rohani, melainkan antara dua golongan orang beragama yang berbeda,
yang mengaku melayani Tuhan.
Bahkan kebanyakan dunia Kristen ~ karena Yesus menunda kedatanganNya ~ mereka
menjadi nyaman dengan dunia, mereka telah beradaptasi dengan dunia, dengan
iklim dunia, mereka menantikan akan diangkat keluar dari dunia ini sebelum Masa
Kesukaran Besar. Sehingga, ketika Masa Kesukaran Besar datang, saat masa susah
datang, bukan masa enak seperti yang kita alami sekarang, tetapi saat masa susah datang, mereka tidak memiliki
karakter yang disiapkan untuk melewati Masa Kesukaran Besar yang sangat
mengerikan itu. Nah, ini adalah
perumpamaan pertama yang diberikan Yesus.
Now we need to go to the second parable. It’s the famous parable of
the ten virgins. Who hasn’t heard of the parable of the ten virgins? Of
course that parable is directed primarily to atheists, you think? Is that
message primarily for atheists? Well, then, will anybody say it’s for Buddhists
and Hindus and Muslims? No. It’s directed towards whom? God’s people. Who are
the ones that are endangered of being deceived or falling away when they are
persecuted? Not non-Christians, but Christians! All of Matthew 24 is given for
Christians. The signs are to show Christians, the analogies, so that they know when Jesus is even at the
door. The parables are given saying, listen, in the light of what we have
studied, the signs and the analogies, get ready! Because if not, you’ll fall by
the way side.
Sekarang kita
harus ke perumpamaan yang kedua. Perumpamaan
yang terkenal tentang 10
anak dara. Siapa yang belum pernah mendengar tentang perumpamaan
10 anak dara? Tentunya perumpamaan
itu ditujukan kepada orang-orang atheis, kan? Apakah pekabaran itu terutama
ditujukan kepada orang-orang atheis? Nah, atau ada yang mengatakan itu
ditujukan orang-orang Buddha dan Hindu dan Muslim? Tidak. Perumpamaan itu
ditujukan kepada siapa? Umat Tuhan. Siapakah yang terancam akan tertipu atau
akan murtad pada waktu mereka dianiaya? Bukan orang-orang non-Kristen melainkan
orang-orang Kristen! Seluruh
Matius pasal 24 ditujukan kepada orang-orang Kristen.
Tanda-tanda itu diberikan untuk orang-orang Kristen, analogi-analoginya juga
supaya mereka tahu bahwa Yesus bahkan sudah berada di depan pintu.
Perumpamaan-perumpamaan yang diberikan berkata, dengarkan, sehubungan dengan
apa yang telah kita pelajari, yaitu tanda-tanda dan analogi-analogi,
bersiap-siaplah! Karena jika tidak, kamu akan gugur di tengah jalan.
Let’s go to Matthew 25:1-13, and once again I will interpret as
we go along in this parable. “1Then the kingdom of heaven shall be
likened to ten virgins…” the ten virgins represent Christians,
but there are two kinds of Christians, we need to remember that. But the ten
virgins represent Christians. Let me ask you, does the Bible speak about the
church as Christ’s virgin? It most certainly does. You can read it for example
in Jeremiah 6:2, you can read it in Revelation 14 speaking about the 144.000
they are virgins the Bible says. So in other words the 10 virgins represent
Christians, now notice what it continues saying, “…who took their
lamps…” what does the lamp represent? The lamp represents the
Bible. “Thy Word is…” what?
“…a lamp unto my feet, and a light unto my path”, so the lamp represents the Bible. So, do all of the
Christians have a Bible? Yes, according to this. Now, notice this, “…and went out to meet the
bridegroom.…” who is the bridegroom? The bridegroom
is Jesus. By the way, are all of these claiming to be followers of Jesus? Why
would they go out to meet the bridegroom if they didn’t believe in Jesus?
Notice verse 2, “… 2Now five of them were wise,…” these are true genuine Christians, “…and five were foolish…” these are counterfeit what?
Christians, they are like the wicked servants, see there is a good servant and
there is an evil servant. Here there is a good what? A good group of virgins
and a bad group of virgins. Both of them are Christians, but one group are
true Christians, the others are counterfeit Christians. Notice verse 3.
“… 3Those who were
foolish took their lamps and took no oil…”
now, I need to explain that they did
have oil in their lamps, but they did not have an extra supply of oil. We’ll
see that clearly in the parable a little bit later. They had, all of them, had
oil in their lamps because later on even the foolish virgins are saying, “Our
lamps are what? Are going out.” So must they have had some oil? Of course they
must have had oil in their lamps but they had no extra supply. And what I
sustain is that the oil represents the Holy Spirit that we received when we believed.
The extra supply of oil is the outpouring of the latter rain that we
have been talking about the last several days. It’s what’s going to be received
at the very end of human history. But if the early rain has not produced growth in
your life, if after you received the early rain, you died, the latter rain is
not going to help a plant that is dead. Are you understanding what I am
saying? Now, notice verse 3, “…Those who were foolish took their lamps but
took no oil with them…” there is no extra supply of oil. They had oil when they converted but they did not grow in
grace and in the knowledge of Jesus Christ.
Mari ke
Matius 25:1-13 dan sekali lagi saya akan menerangkan sambil kita membaca
tentang perumpamaan ini. “1 Pada waktu itu hal Kerajaan
Sorga seumpama sepuluh gadis,…” kesepuluh gadis melambangkan orang
Kristen, tetapi ada dua jenis orang Kristen, kita perlu mengingat hal itu.
Tetapi kesepuluh gadis atau anak dara ini melambangkan orang Kristen. Coba saya
tanya, apakah Alkitab berbicara tentang gereja sebagai anak dara Kristus? Tentu
saja. Kalian bisa membacanya misalnya di Yeremia 6:2, kalian bisa membacanya di
Wahyu pasal 14 yang berbicara tentang ke-144.000 ribu, mereka semuanya anak
dara (= perawan)
kata Alkitab. Jadi dengan kata lain kesepuluh gadis ini melambangkan orang
Kristen. Sekarang perhatikan apa katanya selanjutnya, “…yang membawa pelitanya…” pelita melambangkan apa? Pelita
melambangkan Alkitab. “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” [Mazmur 119:105] Maka
pelita atau lampu melambangkan Alkitab. Jadi apakah
semua orang Kristen memiliki Alkitab? Ya, menurut perumpamaan ini. Sekarang,
simak ini, “…dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.…” Siapa
mempelai laki-laki ini? Mempelai laki-laki adalah Yesus. Nah, apakah mereka
semuanya mengaku sebagai pengikut Yesus? Untuk apa mereka keluar menyongsong
mempelai laki-laki seandainya mereka tidak percaya dalam Yesus? Perhatikan ayat
2, “…2
Lima di antaranya bijaksana…” mereka ini adalah orang-orang Kristen
yang sejati, “…dan lima bodoh…”
dan mereka ini orang-orang Kristen apa? Palsu. Mereka ini
sama seperti hamba yang jahat. Jadi lihat, ada hamba yang baik dan ada hamba
yang jahat. Di sini ada apa? Ada satu kelompok anak gadis yang baik dan satu
kelompok anak gadis yang tidak baik. Sama-sama
mereka adalah orang Kristen, tetapi satu kelompok adalah orang-orang Kristen yang
sejati, dan kelompok yang lain adalah orang-orang Kristen palsu.
Perhatikan ayat 3 “…3 Gadis-gadis yang bodoh itu
membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,…” Nah, saya harus menekankan bahwa mereka
punya minyak di dalam lampu-lampu mereka, tetapi mereka tidak punya minyak
tambahan. Nanti kita akan melihat ini dengan jelas. Mereka semuanya memiliki
minyak di dalam lampu-lampu mereka karena nanti gadis-gadis yang bodoh akan
berkata, “…pelita kami hampir…” apa? “…hampir padam.” Jadi pasti mereka tadinya punya minyak
di dalam lampu mereka, tetapi mereka tidak punya minyak tambahan. Dan apa yang
saya tekankan adalah minyak
itu melambangkan Roh Kudus, yang sudah kita terima ketika kita percaya.
Sedangkan minyak tambahan adalah curahan hujan akhir yang sudah
kita bicarakan selama beberapa hari yang terakhir. Itu adalah apa yang akan
kita terima menjelang berakhirnya sejarah dunia. Tetapi bilamana hujan awal tidak membawa pertumbuhan di
dalam hidup kita, bilamana setelah kita menerima hujan awal, kita mati, maka
hujan akhir tidak akan bermanfaat bagi tanaman yang sudah mati.
Apakah kalian memahami apa yang saya katakan? Nah, perhatikan ayat 3, “…3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi
tidak membawa minyak,…” jadi tidak ada minyak tambahan, mereka punya
minyak pada saat mereka bertobat, tetapi mereka tidak bertumbuh dalam karunia
dan dalam pengetahuan tentang Yesus Kristus.
Verse 4 “…4 but the
wise took oil…” where? “… in their vessels
with their lamps.…” so they have it in their lamps and
they also have it in their vessels. Now let me ask you what does oil represent
in Scripture? In Scripture oil represents the Holy Spirit. Do you know why the
Bible is powerful? Because the Bible is the lamp, but what gives the
lamp light is the Holy Spirit. That’s
why the Bible is called the sword of the? Spirit. See, because the Word without
the Spirit of God is just like any other book, but the Word with the Spirit of
God brings conviction. Now notice what it continues saying in verse 5 “…5 But while the
bridegroom was…” what? There we have the same idea,
“delayed”. What is the delay? Well, the delay is like 2000 years old now, since
Jesus went to Heaven, He’s been delayed. And so it says, “…But while the bridegroom was
delayed, they all slumbered and slept…” Notice that all of them slumbered and
slept. “… 6 And at midnight a
cry was heard: 'Behold, the
bridegroom is coming; go out to meet him!'…”
Now, crunch time has come, right?
Now, the time for an extra supply of oil is needed, in the darkness of the
night.
Ayat 4, “…4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga
minyak…” di mana? “…dalam buli-buli mereka.…” Jadi
mereka memiliki minyak di dalam lampu mereka dan juga di dalam buli-buli
mereka. Nah, coba saya tanya, dalam Alkitab minyak melambangkan apa? Di dalam Alkitab minyak
melambangkan Roh Kudus. Tahukah kalian mengapa Alkitab itu besar
kuasanya? Karena Alkitab adalah
lampunya, tetapi apa yang membuat lampu itu menyala adalah Roh
Kudus. Itulah sebabnya Alkitab disebut Pedang apa? Pedang Roh. Lihat, karena
Firman tanpa Roh Tuhan hanya sama dengan buku biasa saja, tetapi Firman dengan
Roh Tuhan mendatangkan iman. Sekarang simak apa yang dikatakan di ayat 5, “…5 Tetapi sementara
mempelai itu…” apa? Di sini kita bertemu dengan kondisi yang sama,
tertunda. Penundaan yang bagaimana? Yah, penundaan itu sudah sekitar 2000 tahun sekarang sejak Yesus kembali ke Surga, Dia
tertunda. Maka dikatakan, “…Tetapi sementara mempelai itu lama tidak datang-datang juga,
mengantuklah mereka semua lalu tertidur…” Perhatikan, mereka semuanya tertidur
dan terlelap. “…6
Waktu tengah malam terdengarlah seruan: Lihat, mempelai datang! Songsonglah dia!…” Sekarang
waktu yang kritis telah
tiba, betul? Sekarang saatnya minyak tambahan dibutuhkan, di tengah kegelapan
malam.
And then verse 7 says, “…7Then all those virgins
arose and trimmed their lamps. 8And the foolish said to the wise,
'Give us some of your oil, for
our lamps are going out.'…” Did they have oil in their
lamps? Yes or no? Of course they did.
They had the early rain experience, they received the Spirit when they
believed, but they did not persevere, they did not grow and therefore the extra
supply wasn’t there when they urgently needed it. And so it says, “…‘Give us some of your oil, for our
lamps are going out.’ 9But
the wise answered, saying, 'No,
lest there should not be enough for us and you; but go rather to those who
sell, and buy for yourselves.'…” Let me ask you, can we give other
people the Holy Spirit? No. They can only claim it for themselves, I cannot
give somebody else my own experience. And now notice what it says in verse 10,
“… 10And while they went to buy, the bridegroom came,…” while they went to what? To buy. Do you know that Amos
8:11-12 says that the day is coming when people will go to the North and to the East, and
from sea to sea, seeking the Word of God and they shall not be able to find it
because probation has what? Closed. Now what is represented here by
the coming of the bridegroom? “…And
while they went to buy the bridegroom came, …”
This coming
of the bridegroom, folks, is not the coming of Jesus to planet earth, this is explained in Daniel 7, where
it says that Jesus went on the clouds of Heavens where? To the Ancient of Days,
to receive what? The kingdom. And do you know how He determines what His
kingdom is? He does an investigative judgment to reveal to the universe who
belong to His kingdom. So this is talking about Jesus going to His Father in
Heaven in order to reveal by opening the books, who are His. This is
referring to the moment of the Judgment, in other words.
Lalu ayat 7 berkata, “…7 Lalu
gadis-gadis itu pun bangun semuanya dan merapikan sumbu pelita mereka. 8 Dan gadis-gadis yang bodoh berkata
kepada gadis-gadis yang bijaksana: ‘Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu,
sebab pelita kami hampir padam.’…” Apakah
mereka punya minyak di dalam lampu mereka? Ya atau
tidak? Tentu saja iya. Mereka
telah memiliki pengalaman hujan awal, mereka telah menerima Roh
Kudus ketika mereka percaya, tetapi
mereka tidak bertahan, mereka
tidak bertumbuh dan oleh karenanya mereka tidak memiliki jatah
tambahan pada waktu sangat
dibutuhkan. Jadi dikatakan, “…‘Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu,
sebab pelita kami hampir padam.’ 9 Tetapi gadis-gadis yang bijaksana itu menjawab, ‘Tidak, nanti tidak cukup
untuk kami dan untuk kamu. Tetapi
lebih baik kamu pergi kepada mereka yang menjual dan beli untuk kebutuhanmu sendiri.’…” Coba
saya tanya, bisakah kita memberikan Roh Kudus kepada orang lain? Tidak. Mereka
hanya bisa mengklaimnya untuk diri mereka sendiri. Saya tidak bisa memberikan
pengalaman saya. Sekarang perhatikan apa kata ayat 10, “…10 Sementara mereka sedang pergi untuk membelinya,
datanglah mempelai laki-laki
itu…” Sementara
mereka pergi ke mana? Untuk membeli minyak. Tahukah kalian Amos 8:11-12 berkata
bahwa harinya akan tiba ketika manusia
akan pergi ke
Utara dan
ke Timur, dari laut ke laut, mencari Firman Tuhan dan mereka tidak akan
menemukannya? Karena masa percobaan sudah apa? Sudah berakhir. Nah, apa yang dilambangkan
dengan datangnya sang mempelai? “…Sementara mereka sedang pergi
untuk membelinya, datanglah mempelai laki-laki itu,…” Kedatangan sang mempelai ini, Saudara-saudara,
bukanlah kedatangan Yesus ke planet Bumi.
Ini sudah dijelaskan di Daniel pasal 7, di mana dikatakan bahwa Yesus pergi di
atas awan di Surga ke mana? Ke Yang Lanjut Usia. Untuk menerima apa? Untuk
menerima kerajaanNya. Dan tahukah kalian bagaimana Yesus menentukan yang mana
kerajaanNya? Dia mengadakan suatu pengadilan
pemeriksaan untuk menyatakan kepada seluruh alam semesta siapa-siapa yang
termasuk dalam kerajaanNya. Jadi, ini berbicara tentang Yesus pergi kepada
BapakNya di Surga untuk menyatakan siapa-siapa milikNya dengan membuka
buku-buku catatan. Dengan kata lain, ini
mengacu kepada saat penghakiman.
And now notice what it continues
saying, “…And while they went to buy the
bridegroom came, and those who were
ready went in with him to the…” what? “…to the wedding;
…” Do you know, the wedding is not the second coming of Jesus? Jesus
doesn’t come to marry His people when He returns the second time. He marries
His people in absentia. In other words, Jesus marries His people in Heaven while they are
on earth. You say, “How’s that?” I am not going to read it now, but go
to Luke 12:35-36 where Jesus says to His disciples “You be like those good servants,
that are watching and waiting for the master to return from the wedding”, it
says there.
Sekarang, simak apa kata selanjutnya, “…10 Sementara mereka sedang pergi untuk membelinya,
datanglah mempelai laki-laki itu, dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia
ke…” mana? “…ke ruang perkawinan,…” Tahukah
kalian bahwa perkawinan itu
bukan kedatangan Yesus yang kedua? Yesus tidak datang untuk menikahi
umatNya ketika Dia kembali kedua kalinya. Dia menikahi umatnya in absentia. Dengan kata lain Yesus
menikahi umatnya di Surga selagi mereka masih berada di bumi.
Kalian berkata, “Kok bisa?” Saya tidak akan membacakannya sekarang, tetapi
bukalah Lukas 12:35-36 di mana Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Kalian
jadilah seperti hamba-hamba yang setia, yang berjaga dan menantikan tuannya kembali dari perkawinan,”
itu yang dikatakan di sana.
By they way, you remember that
parable in Matthew 22 where the King comes to examine the garments of the
guests that he invited to the wedding? What was found in there? An individual
who did not have the garment. So I suppose that what that means is that some
people are going to sneak into Heaven and when they are up there Jesus is going
to check everybody’s garment and say, “Wait a minute,
how did you get in here?” No! Of course not. The checking of the garments is
what takes place where? In the judgment, in the heavenly Sanctuary, before
Jesus comes. That is the coming of the Bridegroom to the Father to
determine the subjects of His kingdom by opening the books and revealing to the
universe who are the genuine followers of Jesus and who are the
counterfeit followers of Jesus. Are you understanding what I am saying?
Dan ingatkah kalian perumpamaan di Matius pasal 22 di mana
sang Raja datang untuk memeriksa pakaian tamu-tamunya yang diundangnya ke acara perkawinan? Apa yang ditemukan? Seseorang yang tidak
memakai pakaian yang sesuai.
Jadi, kira-kira maksudnya ada orang yang menyelinap masuk ke Surga dan ketika
mereka ada di atas sana, Yesus akan memeriksa pakaian setiap orang dan berkata,
“Tunggu dulu, bagaimana kamu bisa masuk kemari?” Tidak! Tentu saja tidak. Pemeriksaan pakaian untuk acara perkawinan terjadi di mana? Di saat penghakiman, di Bait Suci Surgawi, sebelum Yesus
datang. Itu adalah datangnya Sang Mempelai laki-laki
kepada Allah Bapa untuk menentukan siapa rakyat kerajaanNya, dengan membuka
semua buku catatan, dan menyatakan kepada seluruh alam semesta siapakah
pengikut sejati Yesus, dan siapakah pengikut palsu Yesus.
Apakah kalian paham apa yang saya katakan?
Now, so it says, this is verse 10,
“…and those who were ready went in with him to the wedding…” by they way we are going how? By faith. Let me ask you can we
come to the throne of grace today? The apostle Paul says “Let
us come boldly to the throne of grace” Now, do we have to take a rocket to go up there? We are
going to NASA? Does it say in Hebrews that we can enter into the presence of Jesus by faith,
by His blood? Yes, it does. But we don’t enter personally, we enter
how? In
our thoughts. And we follow Jesus into the Holy Place, to watch His
work as High Priest, and then in 1844 we see Him going where? Into the Most
Holy Place and we follow His work that He is performing there. In other words, we go into
the wedding not personally but by faith. And so notice what it says, “…and those who were ready went in
with him to the wedding and the door was…”
what? “… shut.…” what is the shutting of the door? That’s the
second coming, right? It’s not the second coming because after the door is
shut, the foolish virgins still have time to go and try to find oil. If this
were the second coming they would all have been destroyed, wiped out. But they
still have time to say, you know, “The door has closed but may be, just may be
we can find oil.” But what has happened? The Holy Spirit has been what? Withdrawn.
There is no more oil. Because the intercession of Jesus is what? Is finished
in the heavenly Sanctuary.
Nah, jadi dikatakan, ini ayat 10, ”…dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke
ruang perkawinan,…” nah, bagaimana caranya kita ke sana? Melalui iman. Coba saya
tanya, bisakah kita datang ke takhta kasih karunia sekarang ini? Rasul Paulus
berkata, “…marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia [Ibrani 4:16] Nah, apakah kita harus pakai roket untuk
pergi ke atas sana? Kita harus ke NASA? Apakah di kitab Ibrani dikatakan kita bisa menghampiri hadirat
Yesus dengan iman melalui darahNya? Ya. Tetapi kita tidak
menghampiri secara fisik, bagaimana kita menghampiriNya? Di dalam pikiran kita. Dan kita mengikuti
Yesus ke Bilik Kudus, untuk menyaksikan pekerjaanNya sebagai Imam Besar,
kemudian di tahun 1844 kita melihatNya ke mana? Ke Bilik Mahakudus, dan kita
ikuti pekerjaanNya di sana. Dengan kata lain, kita masuk ke perkawinan
tidak secara fisik, tetapi melalui iman.
Maka perhatikan apa katanya, “…dan mereka yang telah siap
sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perkawinan, lalu pintu…” bagaimana? “…ditutup…” Penutupan pintu ini
apa? Itu adalah kedatangan yang kedua, betul? Itu BUKAN kedatangan yang kedua
karena setelah pintu ditutup, gadis-gadis yang bodoh masih punya waktu untuk
pergi dan berusaha mencari minyak. Seandainya ini adalah kedatangan yang kedua,
mereka semuanya sudah binasa, tersapu habis. Tetapi mereka masih punya waktu
untuk berkata, “Yah pintu memang sudah tertutup, tetapi mungkin saja, mungkin
saja kami masih bisa mendapatkan minyak.” Tetapi apa yang terjadi? Roh Kudus sudah
apa? Sudah ditarik. Sudah
tidak ada lagi minyak. Karena perantaraan Yesus sudah apa? Sudah selesai di Bait Suci
Surgawi.
Verse 11, “…11"Afterward the other virgins came also,
saying, 'Lord, Lord, open to us!'…” Do you remember that expression
“Lord, Lord” in Matthew 7, “Not everyone who says to Me, ‘Lord,
Lord’ will enter the kingdom of Heaven, but he who does…” what? “…He who does the will of My Father who
is in Heaven”? By the way these people performed
miracles, they performed exorcisms, they prophesied in the name of Jesus. They
said “Lord, Lord”, if you read Matthew 7. But there is more. “…Afterward
the other virgins…” verse 11 “…came also, saying, ‘Lord, Lord, open to us!’ 12But
he answered and said, 'Assuredly, I say to you, I do not know you.'…” Is that what we find in Matthew 7 also? Those who claimed
the name of Jesus, we did this in Your name, that in Your name ~ these are
believers! And so it says, “…But
he answered and said, ‘Assuredly, I say to you, I do not know you.’…” and then He says, “…13Watch therefore, for you know neither the day
nor the hour in which the Son of Man is coming.” The Son of Man is coming for what?
To close what, according to the context? Coming to close the door.
Ayat 11, “…11 Kemudian datang juga
gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuhan, Tuhan, bukakanlah kami pintu!’…” apakah kalian ingat kata-kata “Tuhan, Tuhan” di Matius 7, “Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku: ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan…” apa? “…yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21)? Padahal orang-orang ini telah melakukan
mujizat, mereka telah mengusir Setan, mereka telah bernubuat dalam nama Yesus.
Mereka berkata, “Tuhan, Tuhan” jika kita baca Matius 7. Tapi masih ada lagi. “…Kemudian datang juga
gadis-gadis yang lain itu…” ayat 11, “…dan berkata, ‘Tuhan, Tuhan, bukakanlah kami pintu!’ 12
Tetapi ia menjawab, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Aku tidak mengenal kamu…” Bukankah ini juga kita temukan di
Matius pasal 7? Mereka yang mengklaim nama Yesus, “kami sudah melakukan ini
dalam namaMu, melakukan itu
dalam namaMu” ~ mereka ini adalah orang-orang percaya! Maka dikatakan, “…12 Tetapi ia
menjawab, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Aku tidak mengenal kamu 13 Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan jamnya
Anak Manusia akan datang." Anak Manusia datang
untuk apa? Untuk menutup apa menurut konteks ini? Untuk menutup pintu.
So what are we supposed to prepare for? The second coming or the
close of probation? It’s the close of probation. Because the Bible says we are
going to have to live through a Time of Trouble such as never have
been seen in the history of the world. We are going to need an unshakeable and
unbreakable faith, and that faith is formed now.
Jesus is saying, “While you wait, pray, watch, occupy, invest, work, reveal the
character of Jesus. Do something while I am gone, and then time will definitely
go faster.”
Jadi, kita harus
bersiap-siap untuk apa? Untuk kedatangan yang kedua atau untuk penutupan masa
percobaan? Untuk penutupan masa percobaan. Karena Alkitab berkata, kita harus menjalani suatu Masa
Kesukaran yang belum
pernah ada seperti itu di seluruh sejarah dunia. Kita akan memerlukan iman yang
tidak tergoyahkan dan tidak terpatahkan. Dan iman itu harus dibentuk sekarang. Yesus berkata, “Selagi kamu menunggu,
berdoalah, berjaga, menyibukkan diri, berinvestasi,
bekerja, menyatakan karakter Yesus. Berbuatlah sesuatu selagi Aku tidak ada,
maka waktunya pasti akan berlalu dengan lebih cepat.”
Now, we need to go to our third parable. The parable of the talents.
And once again we are going to go through this and I am going to
interpret it as we go along. The parable of the talents is found in Matthew
25:14-30. It says here, "For the kingdom
of heaven is like a man…” who do you think that man is? That’s Jesus.
“…like a man traveling to a far country,…” where is the far country? Heaven. When did He travel to that
far country? When He went to Heaven after His crucifixion and His resurrection,
right? He went to a far country. So it says, “…The kingdom of heaven is like a man travelling to a far
country, who called his own
servants…” did Jesus call servants? Did Jesus call servants? Yes, He
did. Ah, what, did He give them gifts on the day of Pentecost? Absolutely. So
it says, “…who called his own servants…” what are His servants? Church members, right? “…and delivered his goods to
them…” you know what the goods are? The gifts of the Holy Spirit.
Can you see the picture here? Jesus comes, He goes to heaven, He calls His
servants the church members, gives them the gifts of the Holy Spirit. Verse 15,
“…15 And to one he gave five
talents,…” are some people more gifted than others? Sure.“…to another two, and to another
one,…” so what determines whether you get 5, 2, or 1? Notice, it
says, “…to each according to his own
ability…” wouldn’t it be a waste for Jesus to give gifts to people
who did not have the ability to use those gifts? That would be a waste. So
Jesus knows what the capacity of each are, He says, “I’m going to give you the
gifts that you can use and you can develop according to your ability.” To some
He made apostles, others prophets, others teachers, others evangelists, those
are the gifts. And so it says, “…And to one he gave 5 talents, to another
two, and to another one, according to his own ability; and immediately he went
on a journey.…” that’s the ascension.
Sekarang kita harus ke perumpamaan kita yang ketiga. Perumpamaan talenta.
Dan sekali lagi sambil membahasnya saya akan menjelaskannya. Perumpamaan
talenta ini ditemukan di Matius 25:14-30. Dikatakan di sana "14 Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang laki-laki…” Menurut kalian siapkah laki-laki ini? Itulah Yesus. “…yang sedang bepergian ke negeri yang jauh,…”
Negeri yang jauh itu mana? Surga. Kapan Dia pergi ke
negeri yang jauh itu? Ketika Dia naik ke Surga setelah penyaliban dan
kebangkitanNya, benar? Jadi Dia pergi ke negeri yang jauh. Maka dikatakan, “14 Sebab hal Kerajaan Sorga sama
seperti seorang laki-laki
yang sedang bepergian ke negeri yang jauh, yang memanggil hamba-hambanya sendiri,…”
Apakah Yesus memanggil hamba-hambaNya? Ya. Ah, apakah Dia memberi mereka pemberian-pemberian pada hari Pentakosta? Betul sekali.
Maka dikatakan, “…yang memanggil
hamba-hambanya sendiri…” siapakah hamba-hambaNya ini? Anggota jemaat, benar? “…dan mempercayakan hartanya kepada mereka.…” kalian
tahu apa hartanya? Karunia-karunia Roh Kudus. Bisakah kalian melihat
gambarannya di sini? Yesus datang, Yesus kembali ke Surga, Dia memanggil
hamba-hambaNya anggota jemaatNya, dan memberi mereka karunia-karunia Roh Kudus.
Ayat 15, “…15 Dan kepada yang seorang dia
memberi lima talenta,…”
apakah ada orang yang punya lebih banyak talenta daripada
yang lain? Tentu saja. “…kepada yang lain dua, dan kepada yang lain lagi satu,…” jadi apa yang menentukan apakah kita
mendapat 5, 2, atau 1? Simak, dikatakan, “…masing-masing menurut kesanggupannya sendiri,…” apakah
tidak akan sia-sia seandainya Yesus memberikan karunia-karunia kepada mereka
yang tidak punya kesanggupan untuk memanfaatkan
karunia-karunia itu? Itu namanya
sia-sia. Jadi Yesus mengetahui kesanggupan setiap orang, dan Dia berkata, “Aku
akan memberimu karunia-karunia yang bisa kamu pakai dan yang bisa kamu
kembangkan sesuai kemampuanmu.” Beberapa orang Dia jadikan rasul-rasul, yang lain nabi-nabi,
yang lain guru-guru, yang lain penginjil-penginjil, itulah
pemberian-pemberianNya. Maka dikatakan, “…15 Dan kepada yang seorang dia
memberi lima talenta, kepada yang lain dua, dan kepada yang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya sendiri, lalu ia
langsung berangkat…”
itu adalah kenaikanNya ke Surga.
“…
16Then he who had received the five talents…” by the way talents are money, you are aware of that,
right? Talents in biblical times were a measurement of currency, money. But the
principle here is that he gave resources, financial, time, talents as we call
them, abilities, etc. “…went and traded with them, and made
another five talents.…” So it
says in verse 17,
“…17And likewise he who had received two gained two more also. 18But he who
had received one went and dug in the ground, and hid his lord's money.…” Is this a believer? Is he a believer? Yea, it’s his Lord’s money. So he claims Jesus as what? As Lord. So once
again it’s a believer who has received gifts from God. Now, usually we think those
who are in greatest danger are the rich who receive many resources, but in this
parable, you have the guy who receives the least, who is the one who is in
danger. Notice verse 19, it says, “…19After a long time…” what is that long time? Do you notice in all these parables there is a what? There is a delay,
isn’t there? So there is a long time between the first coming of Jesus and the
second coming, “…After a long time the lord of those servants
came and settled accounts with them…”,
do you know what the settling of
accounts is in this parable? It’s the judgment. What is determined in the
judgment?
But in the judgment what is
determined is what your reward is going to be. Jesus said, “Behold,
I come quickly and My…” what? “…and My reward is with Me.”
Now, if Jesus is going to bring His reward, He
must have determined beforehand what the reward was going to be. Are you with
me or not? That’s why Revelation 14 says He is going to do a work of
investigative judgment. He is going to examine the life of each one to see what
reward that individual deserves.
“…16 Lalu hamba yang telah menerima lima talenta…” Nah, “talenta” itu artinya uang, kalian tahu itu
kan? Di zaman Alkitab, “talenta” itu ukuran pembayaran, uang.
Tetapi prinsipnya di sini adalah
Dia memberikan modal, keuangan, waktu, talenta yang kita maksudkan bakat,
kemampuan, dll. …pergi dan berdagang dengan uang itu dan menghasilkan lima talenta lagi…” Maka
dikatakan di ayat 17, “…17 Dan begitu pula hamba yang menerima dua
talenta, menghasilkan dua talenta juga. 18 Tetapi hamba
yang menerima satu talenta, pergi dan menggali lubang di tanah dan lalu menyembunyikan uang tuannya.…” apakah dia
seorang beriman? Apakah dia orang percaya? Ya, dikatakan itu uang Tuhannya. Jadi dia mengakui Yesus sebagai
apa? Sebagai Tuhan. Jadi, sekali lagi, ini adalah orang
percaya yang telah
menerima karunia-karunia dari Tuhan. Nah, biasanya kita beranggapan bahwa
mereka yang terancam bahaya adalah orang-orang yang kaya, yang telah
mendapatkan banyak harta, tetapi dalam perumpamaan ini justru
orang yang menerima paling sedikit yang terancam bahaya. Perhatikan ayat 19,
dikatakan, “…19 Setelah waktu yang lama…” Waktu yang lama itu apa? Apakah kalian sadar bahwa di
dalam semua perumpamaan ini ada apa? Ada penundaan, bukan? Jadi ada jarak waktu
yang lama antara kedatangan pertama Yesus dan kadatanganNya yang kedua. “…19 Setelah
waktu yang lama Tuan hamba-hamba itu datang
dan mengadakan perhitungan dengan mereka.…” Tahukah
kalian apa maksud mengadakan
perhitungan di perumpamaan ini? Itu adalah Penghakiman. Apa yang ditentukan di
dalam Penghakiman? Tetapi di Penghakiman
apa yang ditentukan adalah apa pahala yang akan kita terima. Yesus berkata, “Lihatlah, Aku datang segera dan…” apa? “…dan
hadiahKu ada bersamaKu,” Nah, jika Yesus akan datang membawa hadiahNya, pasti Dia sudah menentukan sebelumnya hadiah macam apa itu nanti. Apakah kalian bisa mengikuti saya atau
tidak? Itulah sebabnya mengapa Wahyu 14 berkata, Dia akan melakukan suatu pekerjaan penghakiman investigasi. Dia akan memeriksa hidup setiap orang
untuk menentukan hadiah
apa yang patut diterima orang itu.
And so it says, verse 18, “…18But he who had
received one went and dug in the ground, and hid his lord's money. 19After
a long time the lord of those servants came and settled accounts with them. 20So
he who had received five talents came and brought five other talents, saying,
'Lord, you delivered to me five talents; look, I have gained five more talents
besides them.'…” that is I’ve multiplied the resources
that you gave me, and I have multiplied them for you.
Notice, “…21His Lord
said to him, 'Well done, good
and faithful servant; you were faithful over a few things, I will make you
ruler over many things.…” And now comes the second coming, and
the ascension to Jesus, it says, “…Enter into the joy of your Lord.'…” See, first He determines what the reward is, and then He
says, “…Enter into the joy of your Lord.’…” verse 22 “…22He also who had received two
talents came and said, 'Lord, you delivered to me two talents; look, I have
gained two more talents besides them.' 23His Lord said to him, 'Well done, good and faithful servant; you
have been faithful over a few things, I will make you ruler over many
things.…” And then He says, “… Enter into the joy
of your Lord.'…”
Maka dikatakan, ayat 18, “…18 Tetapi hamba yang menerima
satu talenta, pergi dan menggali lubang di tanah dan lalu menyembunyikan uang tuannya. 19 Setelah waktu yang lama Tuan hamba-hamba itu datang dan mengadakan perhitungan dengan mereka. 20 Jadi hamba yang menerima lima
talenta kembali dan membawa lima talenta lagi, sambil
berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku;
lihat, aku telah mendapatkan lima talenta lagi selain itu.’…” artinya aku telah melipatgandakan modal yang Tuan berikan padaku, dan aku telah melipatgandakannya
untuk Tuan. Simak, “…21 Maka Tuannya berkata kepadanya, ‘Bagus sekali, hamba yang baik dan setia;
engkau setia dalam sedikit
hal, aku akan menjadikan
kamu penguasa atas banyak hal.’…” Dan sekarang
muncullah referensi kepada kedatangan yang kedua, diangkatnya umat percaya
kepada Yesus, dikatakan, “…Masuklah ke dalam sukacita Tuanmu.’…” Lihat, pertama Yesus menentukan dulu apa hadiahnya, lalu Dia berkata “…’Masuklah ke dalam sukacita Tuanmu.’…” Ayat 22, “…22 Hamba yang telah menerima dua talenta juga datang, dan berkata, ‘Tuan, dua talenta telah Tuan percayakan kepadaku;
lihat, aku telah mendapat
dua talenta lagi selain itu.’ 23 Tuannya berkata kepadanya, ‘Bagus sekali, hamba yang baik dan setia; engkau setia dalam sedikit hal, aku akan menjadikan kamu penguasa
atas banyak hal.’…” Lalu
Dia berkata, “…‘Masuklah ke dalam sukacita
Tuanmu.’…”
By the way, have you ever heard
anybody in the church say, “I don’t know how to do anything. The Lord just
passed me by.” Everybody in church has received a gift, some less, some more.
But the more you get, the more accountable you are. Because he who
is faithful, who receives much, must be judged on the basis of what he has received.
He who received little, God is not going to expect an individual who’s got 1
talent to produce 10.
Nah, apakah kalian pernah mendengar di gereja ada yang bilang, “Saya
tidak bisa apa-apa. Tuhan sudah melewati saya”? Setiap orang di dalam gereja telah menerima karunia, ada yang sedikit, ada yang lebih banyak. Tetapi semakin banyak yang kita dapat, semakin banyak yang harus
kita pertanggungjawabkan. Karena dia yang setia, yang telah menerima banyak, akan dihakimi
atas dasar apa yang telah diterimanya. Dia yang menerima
sedikit, Tuhan tidak akan minta dari yang menerima hanya 1 talenta untuk menghasilkan 10.
Notice verse 24
“…24Then he who had received the one talent came and said,
'Lord, I knew you to be a hard man…” notice what view he had of Him, “…reaping where you have not sown, and
gathering where you have not scattered seed. 25And I was afraid, and
went and hid your talent…” notice
he knows, he says that it’s “your talent” “…hid your talent in
the ground. Look, there you
have what is yours.'…” was this servant right in what he said? You reap where you
haven’t sown? The fact is who gave him the talent? God did. God gave him the
talent, that was the sowing, and therefore God expected him to what? To produce a harvest. Verse 26, “… 26But his Lord answered and said to him, 'You
wicked and lazy servant,…” and now we need to add a little word
here, which is really the sense of the passage. “…’You wicked and lazy
servant, IF you knew that I reap where I
have not sown, …” see, he’s just basically arguing on what the servant had said, “…if you
knew that I reap where I have not sown, and gather where I have not scattered
seed, 27so you ought to have deposited my money…”
so did the Owner sow something? Oh, yes he did. “…so you ought to have deposited my
money with the bankers, and at my coming I would have received back my own with
interest. 28So take the talent from him, and give it to him who has ten talents.…” Now, why would the talents be taken from the 1 and given
to the one who had 10? That’s a good business principle. If you for example had
an individual to whom you gave 5,000 dollars, and in a couple of months he
duplicated it into 10,000; and you have another individual that you gave 2,000
to and he duplicated it into 4,000; to whom would you give the money that the
other guy wasted? To the guy who produces the greatest dividends, right? And so
this is just sound business principles. Verse 29, “… 29For to
everyone who has, more will be given…” that is to everyone who has what the
original owner gave plus multiplied it, more will be given, “…and he will have…” what? “…abundance; but from him who does not
have…” that is who received the talent and didn’t do anything
with it,
“…even what he has will be…” what? “…will be taken taken
away.…” And now notice again verse 30, “…30And cast the unprofitable servant into the outer
darkness. There will be…” what? “…there will be weeping
and gnashing of teeth.”
Simak ayat 24, “…24 Lalu hamba yang telah
menerima satu talenta datang dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia yang kejam…” perhatikan pendapat hamba ini tentang Tuannya, “…yang menuai di tempat di mana Tuan tidak menanam dan yang menggumpulkan dari tempat di mana Tuan tidak menabur benih. 25 Dan aku takut, dan pergi menyembunyikan talenta Tuan…” perhatikan, dia tahu, dia berkata itu “talenta tuan”, “…menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah: Lihat, ini Tuan terima kepunyaan Tuan!…” Apakah
perkataan hamba ini benar, bahwa
Tuannya itu menuai di mana dia tidak
menabur? Menurut fakta, siapa yang memberinya talenta itu? Tuhan! Tuhan yang telah memberinya talenta itu, itulah yang
ditabur, oleh karena itu Tuhan mengharapkan
dia apa? Menghasilkan panen. Ayat 26, “…26 Tetapi Tuannya menjawab
dan berkata kepadanya, ‘Kamu hamba yang jahat dan
malas,…” dan di sini kita perlu menambahkan satu kata
yang merupakan makna bacaan
ini, “…‘Kamu hamba yang jahat dan malas, JIKA kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menanam…”
lihat, pada dasarnya Tuan itu memakai alasan si hamba untuk mendebat, “…JIKA kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menanam dan mengumpulkan
dari tempat di mana aku tidak menabur benih 27
maka kamu seharusnya mendepositokan uangku…” jadi apakah si Tuan
itu sudah menanamkan sesuatu? Oh, iya, sudah! “…maka kamu seharusnya mendepositokan uangku pada para
bankir, dan saat aku datang, aku akan menerima kembali milikku dengan bunganya. 28 Jadi ambillah talenta itu darinya
dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta…” Nah, mengapa talenta itu harus diambil dari yang satu dan
diberikan kepada yang punya 10? Itu adalah prinsip bisnis yang bagus. Misalnya
ada seorang yang kita beri 5,000 dollar,
dalam waktu dua bulan dia melipatgandakannya menjadi 10,000 dollar; dan ada
orang lain yang kita beri 2,000 dollar dan dia melipatgandakannya menjadi 4,000
dollar; kepada siapa kita akan berikan uang yang telah disia-siakan orang yang lainnya? Kepada orang yang menghasilkan dividen yang paling
besar, bukan? Maka ini hanyalah prinsip bisnis yang sehat. Ayat 29, “…29 Karena kepada setiap orang yang mempunyai, akan diberi
lebih banyak,…” artinya kepada setiap orang yang tetap
memiliki apa yang pertama diberikan oleh pemilik yang asli, plus telah
melipatgandakannya, akan diberi lebih banyak lagi, “…dan ia akan memiliki…” apa? “…kelimpahan. Tetapi yang tidak mempunyai,…” yaitu
yang menerima talentanya teapi tidak berbuat apa-apa dengan talenta itu, “…bahkan apa yang dimilikinya akan…” diapakan? “…akan diambil darinya.…” Dan sekarang
perhatikan lagi ayat 30, “…30 Dan
campakkanlah hamba yang tidak menguntungkan itu ke luar,
ke dalam kegelapan. Di sanalah akan ada…” apa? “…akan ada ratapan dan kertak gigi."
How does the parable end again? It ends by speaking about this
unprofitable servant going to where there is wailing and gnashing of
teeth. You know some people use this,
they say, “Well, see, that shows that the wicked are going to suffer in hell
forever, and they are going to weep and they are going to gnash their teeth.”
You tell me where the word “forever” is
there. It simply says that they are going to weep and gnash their teeth. And
it’s not going to be primarily because of the pain, it’s going to be primarily
because of the loss of the reward that they could have received.
Bagaimana akhir dari perumpamaan ini
lagi? Perumpamaan ini berakhir dengan mengatakan
hamba yang tidak menguntungkan ini pergi ke tempat di mana ada ratapan dan
kertak gigi. Tahukah kalian ada orang yang suka memakai ungkapan ini, mereka berkata, “Nah, lihat, ini membuktikan
orang jahat akan menderita selamanya di neraka, dan mereka akan meratap dan
mereka akan mengertak gigi.” Coba tunjukkan di mana ada kata “selamanya” di
sini. Di sini hanya mengatakan mereka akan meratap dan mengertak gigi. Dan itu
terutama bukan karena rasa sakitnya, tetapi itu terutama karena hilangnya
pahala yang seharusnya bisa mereka terima.
And by the way, I underline once again that this expression, every
time that it is used in the Gospels, “weeping and gnashing of teeth” is used in
connection with those who claimed to be servants of the true God. It’s used
always on the Jews, it is not even once used to speak of the gentiles.
Dan saya
tekankan sekali lagi bahwa ungkapan ini “ratapan
dan kertak gigi”, setiap kali dipakai di dalam kitab-kitab Injil, ungkapan ini berkaitan dengan mereka
yang mengaku sebagai hamba Tuhan yang
sejati. Ini selalu dipakai untuk
orang-orang Yahudi, tidak satu kali pun dipakai untuk
orang-orang kafir.
So once again, who is in danger of being an unprofitable
servant? Those who claim the name of Jesus Christ. These parables are not
targeted to the world. In fact the signs of Matthew 24 are not given for
the world either. The purpose of the signs is for God’s people, to see the
signs. Yes, they can share with the world, and say, “Look at all these signs” ~
there is nothing wrong with that, but the purpose of the signs is for God’s
people to be able to see what is happening in the world, to know that Jesus is
even at the door, by the three analogies that are used, so that they can then
what? They can be profitable servants. They can prepare, they can use their
talents, they can pray and invest everything, in the cause of God.
Now the parables are a continuation of Matthew 24. Unless you
study the parables you don’t know how to prepare for what Matthew 24 describes.
Jadi sekali
lagi, siapa yang terancam sebagai hamba yang tidak menghasilkan keuntungan? Mereka yang mengakui nama Yesus Kristus.
Perumpamaan-perumpamaan ini tidak ditujukan kepada dunia. Bahkan tanda-tanda di Matius pasal 24
juga bukan diberikan kepada dunia. Tujuan tanda-tanda itu adalah untuk umat Tuhan,
agar mereka melihat tanda-tandanya. Betul, mereka boleh saja membagikannya
kepada dunia dan berkata, “Lihatlah semua tanda ini!” ~ itu tidak salah, tetapi
tujuan tanda-tanda tersebut adalah agar umat Tuhan bisa melihat apa yang sedang
terjadi di dunia, untuk mengetahui bahwa Yesus bahkan sudah ada di depan pintu,
melalui ketiga analogi yang dipakai, supaya mereka boleh apa? Supaya mereka
boleh menjadi hamba-hamba yang menguntungkan. Mereka bisa bersiap-siap, mereka
bisa memakai talenta mereka, mereka bisa berdoa dan menginvestasikan semuanya
dalam pekerjaan Tuhan.
Nah,
perumpamaan-perumpamaan itu adalah kelanjutan Matius pasal 24. Kecuali kita
pelajari perumpamaan-perumpamaan itu, kita
tidak tahu bagaimana kita bisa bersiap-siap untuk apa yang digambarkan oleh
Matius pasal 24.
Now, let’s go to a very interesting story. I am not going to
turn in my Bible to it, but I am going to give you the reference, Matthew 8,
where the expression “wailing and gnashing of
teeth” is used.
Remember the story of the centurion who had a servant who
was sick? And he asked Jesus to come and heal his servant. And actually
the centurion said, “You know, You don’t need to come under my roof, all You
have to do is speak the word, and my servant will be healed.” Immediately after
Jesus pronounces the word, and his servant is healed because he goes home and
discovers his servant is healed, Jesus then pronounces some very interesting
words, He says in Matthew 8:11-12, that many will come from the east and from
the west, and they will sit with Abraham, Isaac and Jacob at the table in the
kingdom. And then Jesus said something very sobering, He says, “But the sons of the kingdom”…
who are those? This guy was a gentile, the centurion was a Roman soldier. He
didn’t claim to serve the true God, he wasn’t part of the covenant community,
and yet Jesus is saying, “This guy is a real Jew because he is going to sit
there at the table with Abraham, Isaac and Jacob.” So a gentile can be a Jew, we have
already studied this. But on the other hand the Jews who did not have this
kind of faith, Jesus says that the sons of the kingdom will be cast out into the
outer darkness where there is wailing and gnashing of teeth.
Interesting, once again the idea that there is going to be a reversal of roles.
Sekarang,
marilah kita ke suatu kisah yang sangat menarik. Saya tidak akan membacakan
dari Alkitab, tetapi saya akan memberi kalian referensinya, Matius pasal 8, di
mana ungkapan “ratapan
dan kertak gigi” dipakai.
Kalian
ingat kisah tentang perwira Romawi
yang hambanya sakit? Dan dia minta Yesus untuk menyembuhkan
hambanya. Dan sebenarnya perwira itu berkata, “Nah, Engkau
tidak perlu datang ke rumah saya, cukup Engkau katakan saja dan hamba saya akan
sembuh.” Segera setelah Yesus mengucapkan kata-kataNya, hamba itu sembuh karena
si perwira pulang dan mendapatkan hambanya sudah sembuh, lalu Yesus mengucapkan beberapa kata-kata yang menarik. Yesus
berkata di Matius 8:11-12 bahwa “11 …Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk bersama-sama dengan
Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga…” Lalu Yesus mengatakan sesuatu yang
sangat serius, Dia berkata, “…12 tetapi anak-anak Kerajaan itu…” siapa mereka ini? Perwira ini seorang
kafir, perwira ini adalah seorang tentara Romawi. Dia tidak mengaku melayani
Allah yang benar, dia bukan bagian dari komunitas perjanjian, namun Yesus
berkata, “Orang ini adalah seorang Yahudi sejati karena dia akan duduk semeja
bersama Abraham, Ishak dan Yakub.” Jadi orang
kafir bisa menjadi Yahudi, kita sudah mempelajari ini. Tetapi di
pihak lain orang Yahudi
yang tidak memiliki iman seperti ini, kata Yesus, anak-anak kerajaan justru “…akan dicampakkan keluar ke
kegelapan di luar. Di sanalah akan ada ratap dan kertak gigi.’…” Menarik. Sekali lagi diberikan gambaran
akan adanya pertukaran peranan.
By the way in the story of the rich man and Lazarus we
find the same thing. Now some people try to use that story to say how hot hell
is going to be, and when people go to hell to burn. That parable has nothing to
do with that. In the parable of the rich man and Lazarus the rich man represents the
Pharisees, and Lazarus represents the gentiles. And the Jews knew for
sure that what was going to happen was that ~ you know ~ when everything was
said and done, all the Jews were going to go to the bosom of Abraham and the
gentiles were going to end up down there where the wailing and gnashing of
teeth, there’s going to be burning in the fires of hell. Jesus reversed the
story. Jesus said, “Hey, folks, it was the gentiles Lazarus who ended up in the bosom of
Abraham, because he was Abraham’s true child, because he had the faith of
Abraham. But you the sons of the kingdom, will end up where there is
wailing and gnashing of teeth, because you professed to be My followers, but
you were really not My followers.”
Nah, di kisah orang kaya dan Lazarus
kita temui hal yang sama. Beberapa orang mencoba memakai cerita ini untuk
mengatakan betapa panasnya neraka itu dan kapan orang masuk neraka untuk
dibakar. Perumpamaan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal itu. Dalam perumpamaan orang kaya dan
Lazarus, si orang kaya melambangkan golongan Farisi, dan Lazarus melambangkan
golongan non-Yahudi. Dan orang-orang Yahudi sangat yakin bahwa
apa yang akan terjadi pada akhirnya ~ kalian tahu ~ adalah semua orang Yahudi akan pergi ke
pangkuan Abraham dan orang-orang non-Yahudi/kafir akan
berakhir di bawah sana di mana ada ratapan dan kertak gigi, di mana ada api
neraka yang membakar. Yesus memutarbalik cerita itu. Yesus berkata, “Hai,
Saudara-saudara, Lazarus si
non-Yahudi-lah yang akan berakhir di pangkuan Abraham, karena dia adalah anak
Abraham yang sejati, karena dia memiliki iman Abraham. Tetapi
kalian, anak-anak kerajaan, akan berakhir di mana ada ratapan dan kertak gigi,
karena kalian mengaku sebagai pengikutKu tetapi sebenarnya kalian bukanlah
pengikutKu.”
Now we need to go quickly to the last parable. The parable
of the sheep and the goats. And this is speaking about practical
religion. And this parable deals with the sin of neglect. You know most of all
we have studied so far is the unfaithful servant didn’t use his talents, right? The unfaithful virgins they did not have an
extra provision of oil. The unprofitable servant you know he didn’t feed God’s people
in due season. They didn’t do certain things. Now we are going to talk about
the sin of neglect. Notice Matthew 25, and beginning with verse 31. "When the Son of Man comes in
His glory, and all the holy angels with Him, then He will sit on the throne of
His glory…” By the way I don’t have time to get
into it, but this is talking about something that is going to happen after the
Millennium, read Revelation 20:11-15
you’ll see the same scene. “…32All the nations will be
gathered before Him…” where is it that Revelation says that
all the nations will be gathered before the Lord? It’s outside the Holy City,
right? “…and He will separate them one from
another, as a shepherd divides his
sheep from the goats…” How many groups again? Two. Are these
two groups, the goats are the atheists and the sheep the Christians? No.
Sekarang kita
perlu cepat-cepat ke perumpamaan yang terakhir. Perumpamaan domba dan kambing. Dan ini berbicara tentang agama dalam prakteknya. Dan perumpamaan ini berkaitan dengan dosa mengabaikan.
Kalian tahu, sejauh ini apa yang sudah kita pelajari adalah hamba yang tidak setia, yang tidak menggunakan talentanya, betul?
Gadis yang bodoh tidak memiliki minyak tambahan. Hamba yang tidak menguntungkan
tidak memberi makan umat Tuhan pada masanya. Mereka semua ini tidak melakukan
hal-hal tertentu. Sekarang kita akan berbicara tentang dosa mengabaikan.
Perhatikan Matius 25, dan mulai dengan ayat 31, "31 Ketika Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat kudus bersama-sama dengan Dia, lalu Ia akan duduk
di atas takhta kemuliaan-Nya.…” Saya tidak ada waktu untuk membahasnya,
tetapi ini berbicara mengenai apa yang akan terjadi setelah masa 1000 tahun,
baca Wahyu 20:11-15, kalian akan melihat adegan yang sama. “…32 Semua bangsa
akan dikumpulkan di hadapan-Nya…” menurut
kitab Wahyu di mana semua bangsa ini akan dikumpulkan di hadapan Tuhan? Di luar
Kota Kudus itu, bukan? “…dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari
seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,…” ada
berapa kolompok lagi? Dua. Ada dua kelompok. Kambing itu golongan atheis, dan
dombanya golongan Kristen? Bukan!
Verse 33, “…33And He
will set the sheep on His right hand, but the goats on the left.…” By the way in the Bible the left side is the sinister side.
In Spanish it’s the word “siniestra” where we get the word “sinister” from. The
negative side the left side. Judas was sitting at the left side of Jesus at the
communion table at the Last Supper. “…And He will set the sheep on His
right hand, but the goats on the left. 34Then
the King will say to those on His right hand, 'Come, you blessed of My Father,
inherit the kingdom prepared for you from the foundation of the world:…” because you kept the Sabbath? And you didn’t eat pork? And
you became a vegan? You tithed? Is that what He says? No. Now, all of those
things are important, in other places of the Bible those things are discussed,
but here
we have a particular sin of which God’s people are guilty. It’s not
the sin of commission, it’s the sin of omission. We’ll see that in a
few moments. So He says,
“…‘Come you blessed of My Father, inherit the kingdom prepared for you from the
foundation of the world,…” He says, “…35for I
was hungry and you gave Me food; I was thirsty and you gave Me drink; I was a
stranger and you took Me in; 36I was naked and you clothed Me; I was sick and you visited Me; I
was in prison and you came to Me.'…” In other words, you practiced
practical religion where the rubber meets the road. “…37Then the righteous will answer Him, saying,
'Lord, when did we see You hungry and feed You, or thirsty and give You
drink? 38When did we see You a stranger and take You in, or naked and clothe You? 39Or when did we see
You sick, or in prison, and come to You?'…”
Lord, we live in Clovis or in
Fresno, in the year 2007. You went to
Heaven in the year 31. So, how is it that we did that to You? Verse 40,
“… 40And the King will answer and say to them, 'Assuredly, I
say to you, inasmuch as you did it
to one of the least of these My brethren, you did it to Me.'…” Wow!
Ayat 33 “…33 dan Ia akan menempatkan
domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.…” ketahuilah
di Alkitab, sisi kiri adalah
sisi yang jahat. Dalam bahasa Spanyol, kiri itu “siniestra” dari mana bahasa Inggris mendapat
kata “sinister”. Sebelah kiri adalah sisi yang negatif. Yudas duduk di sebelah kiri
Yesus di meja komuni saat Perjamuan Akhir. “…dan Ia akan menempatkan domba-domba di
sebelah kananNya dan kambing-kambing di sebelah kiriNya. 34 Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang
di sebelah kanan-Nya: ‘Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, warisilah Kerajaan yang telah disediakan bagimu
sejak dunia dijadikan.…” karena
kalian memelihara hari Sabat? Dan tidak makan daging babi? Dan kalian menjadi
vegan? Dan kalian mengembalikan persepuluhan? Itukah yang dikatakanNya? Bukan.
Semua itu adalah hal yang penting, dan di ayat-ayat lain di Alkitab hal-hal itu
dibicarakan, tetapi di sini dibicarakan
satu dosa yang khusus, yang telah dilakukan oleh umat Tuhan. Bukan dosa berbuat, melainkan
dosa tidak berbuat. Kita akan segera melihatnya. Maka Dia
berkata, “34…‘Mari, hai kamu yang
diberkati oleh BapaKu, warisilah kerajaan
yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 35 Sebab ketika
Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum;
ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku
telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika
Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.’…” Dengan
kata lain, kamu mempraktekkan agama, kamu menghidupkan apa yang
kamu yakini. “…37
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, mengatakan, ‘Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi
Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38
Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau
tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39
Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi
Engkau?’…” Tuhan,
kami tinggal di Clovis, atau di Fresno, di tahun 2007. Engkau sudah ke Surga
tahun 31, jadi bagaimana mungkin kami berbuat itu kepadaMu? Ayat 40, “…40 Dan Raja itu
akan menjawab dan berkata kepada mereka: ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, seberapa
banyak yang telah kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling
hina, kamu telah melakukannya untuk Aku.’…” Wow!
Now He turns to the other group, also
Christians but counterfeit Christians. See the emphasis here is not that they
mistreated people and hit people around but they neglected to help them. Verse
41, “…41Then He will also say
to those on the left hand, 'Depart from Me, you cursed, into the everlasting
fire prepared for the devil and his angels: …” By the way, it says that the fire is everlasting, it
doesn’t say that what the fire burns is everlasting. You know why the fire is
everlasting? Because God is the consuming fire. The glory of God is the
consuming fire, according to the Bible. And the glory of God is everlasting.
That’s why the fire is everlasting. But not what that fire burns is
everlasting. It doesn’t say that they
are going to suffer forever, it says that the fire is eternal, not them. Are
you with me or not? And so it says, verse 41, “…41Then He
will also say to those on the left hand, 'Depart from Me, you cursed, into the
everlasting fire prepared for the devil and his angels: 42for I was
hungry and you gave Me no food; I was thirsty and you gave Me no drink; 43I
was a stranger and you did not take Me in, naked and you did not clothe Me,
sick and in prison and you did not visit Me.' 44Then they also will
answer Him, saying, 'Lord, when did we see You hungry or thirsty or a stranger
or naked or sick or in prison, and did not minister to You?' 45Then
He will answer them, saying, 'Assuredly, I say to you, inasmuch as you did not
do it to one of the least of
these, you did not do it to
Me.' 46And these will go away into everlasting punishment…” it doesn’t say everlasting punishing. The everlasting punishment is that they
cease to exist, forever. Not that they are going to be punished, and
punished, and punished, and suffer forever. The word is “punishment” not
“punishing”. And so it says, “…And
these will go away into everlasting punishment, but the righteous into…” what? “…into
eternal life."
Setelah itu Dia berpaling ke kelompok yang lainnya, juga
golongan Kristen, tetapi Kristen yang palsu. Lihat penekanan di sini bukanlah
karena mereka telah memperlakukan orang dengan buruk, memukul orang, melainkan mereka telah mengabaikan
membantu orang. Ayat 41, “…41 Dan Ia akan berkata juga
kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: ‘Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu
orang-orang terkutuk, ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya…” Ketahuilah,
dikatakan yang kekal adalah apinya.
Tidak dikatakan bahwa apa yang dibakar api itu
kekal. Tahukah kalian mengapa apinya kekal? Karena Tuhanlah api yang membakar itu, kemuliaan Tuhan
itulah api yang membakar, menurut Alkitab. Dan kemuliaan Tuhan itu kekal,
itulah sebabnya api itu kekal. (Ulangan 24:4,
Ibrani 12:29). Tetapi bukan apa yang dibakar oleh api itu yang kekal. Tidak
dikatakan bahwa mereka akan menderita secara kekal. Dikatakan, api itu kekal,
bukan mereka [yang dibakar]. Apakah kalian bisa mengikuti saya atau tidak? Maka
dikatakan, ayat 41, “…41 Dan Ia akan berkata juga
kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: ‘Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu
orang-orang terkutuk, ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42 Sebab ketika Aku lapar, kamu
tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43
ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku
telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara,
kamu tidak melawat Aku. 44 Lalu mereka pun akan menjawab Dia,
katanya: ‘Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai
orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak
melayani Engkau?’ 45 Maka Ia akan menjawab mereka, ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
seberapa banyak yang tidak kamu lakukan
untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga
untuk Aku.’ 46 Dan mereka ini akan lenyap
dalam hukuman yang kekal,…” tidak
dikatakan “dihukum
kekal”. Hukuman kekalnya adalah mereka
lenyap, tidak lagi eksis, untuk selama-lamanya. Bukan bahwa
mereka itu akan dihukum, dan dihukum, dan dihukum dan menderita selamanya.
Katanya adalah “hukuman” bukan “dihukum”.
Maka dikatakan, “…Dan
mereka ini akan lenyap dalam hukuman yang
kekal, tetapi orang benar ke…” mana? “…ke dalam hidup yang
kekal."
What is the contrast here? The great sin
of the goats is the sin of neglect. Do you know that God is going to hold us accountable:
ü not only for
the wrong things we did,
ü but for the
right things we didn’t do.
Practical religion, practical godliness,
is what needs to take place as we are waiting for the coming of Jesus.
Apa kontrasnya
di sini? Dosa besar golongan kambing adalah dosa mengabaikan. Tahukah kalian
bahwa Tuhan akan minta
pertanggungjawaban kita”
ü
bukan
saja untuk segala perbuatan salah yang kita lakukan,
ü
tetapi juga untuk segala perbuatan benar
yang tidak kita lakukan.
Agama yang dipraktekkan, kesalehan yang dipraktekkan, inilah yang harus terjadi sementara
kita menantikan kedatangan Yesus.
So, let’s summarize what we should be doing in preparation for
the coming of Jesus. The signs say that He is coming soon. The analogies show
that He is even at the door. The parables tell us this is what you need to be
doing in the interim while you wait. You need to be doing what the parable say.
Now, let me synthesized:
Mari kita
simpulkan apa yang harus kita lakukan dalam mempersiapkan untuk kedatangan
Yesus. Tanda-tanda berkata Dia akan segera datang. Analogi-analogi menunjukkan
bahwa Dia bahkan sudah di depan pintu. Perumpamaan-perumpamaan memberitahu kita
bahwa inilah yang perlu kita lakukan di masa tenggang selama menunggu. Kita
perlu melakukan apa yang dikatakan perumpamaan-perumpamaan itu. Sekarang,
izinkan saya untuk mengumpulkan jadi satu:
First of all we need to be investing everything in God’s
kingdom, they are the parable of the talents. Notice what Ellen White
says about Noah, “All that
he possessed, he invested in the ark…. Every blow struck upon the ark was a witness to the people.” So
the first thing is to invest our resources in the cause of God. Because only
that which we invest, will survive. Destruction is coming. Everything else is
going to be burned up, houses, cars, money, toys, you name it, it’s all going
to be gone. But what we invested in the kingdom of Jesus in the salvation of
souls will shine throughout eternity.
Pertama-tama, kita perlu menginvestasikan
segalanya di dalam kerajaan Allah, ini menurut perumpamaan
talenta. Perhatikan apa kata Ellen White tentang Nuh, “Semua yang dimilikinya,
dia investasikan di bahtera…..
Setiap pukulan di atas bahtera adalah kesaksian bagi orang-orang.” (Patriarchs and
Prophets hal. 95) Jadi yang pertama adalah
menginvestasikan sumber daya kita di dalam pekerjaan Tuhan. Karena hanya apa
yang kita investasikan yang akan selamat. Kehancuran akan datang. Segala yang
lain akan terbakar habis, rumah, mobil, uang, gadget, apa saja, semuanya akan
lenyap. Tetapi apa yang kita investasikan di dalam kerajaan Yesus dalam
penyelamatan jiwa-jiwa akan terus bersinar sepanjang kekekalan.
Second thing that Jesus said we are supposed to do, time and
again in Matthew 24 and 25, is watch. That means to be alert, to be wakeful, to
pay attention, don’t be indifferent, don’t be careless, don’t go to sleep
because the thief might come when you are not expecting him. So if you have
locked your house a thousand nights, lock it on night 1001 don’t become
careless and indifferent and say “Oh, I don’t need to watch the night, he
hasn’t come for a 1000 days, so I don’t have to worry.” He comes at the moment
to close the door when we least what? When we least expect it, so we need to be
always prepared.
Hal kedua kata
Yesus berulang-ulang di dalam Matius pasal 24 dan 25, yang harus kita lakukan adalah
berjaga. Artinya siaga, sadar,
perhatian, jangan cuek, jangan ceroboh, jangan tertidur karena
si pencuri bisa datang pada saat kita tidak menduganya. Jadi jika kita sudah
mengunci rumah kita selama 1000 malam, pada malam ke1001 tetap dikunci, jangan
menjadi ceroboh dan berkata, “Oh, saya tidak perlu berjaga malam, sudah 1000 malam dia tidak pernah datang, jadi saya
tidak perlu khawatir.” Dia akan datang untuk menutup pintu pada saat yang tidak
kita apa? Pada saat yang paling tidak
kita sangka. Jadi kita perlu selalu siap sedia.
Jesus also said that we are to pray such as never before, He
says that in Mark 13:33, which is the parallel passage to Matthew 24.
Yesus juga
berkata bahwa kita perlu berdoa
lebih daripada yang pernah kita lakukan sebelumnya. Dia
mengatakan ini di Markus 13:33, yang adalah paralelnya Matius pasal 24.
So we are supposed:
ü
to invest in the cause.
ü
We are supposed to watch.
ü
We are supposed to pray.
Time and again in these chapters Jesus says, “Be ready, have
your lamps trimmed, be awake. Be ready, because the Lord is going to close the
door, at a time when we least expect it.
Jadi, kita harus:
ü
berinvestasi dalam pekerjaan Tuhan.
ü
Kita harus berjaga-jaga.
ü
Kita harus berdoa.
Berulang-ulang
dalam pasal-pasal ini Yesus berkata, “Bersiap-siaplah, pelihara lampumu selalu menyala,
sadarlah. Bersiap-siap karena Tuhan akan menutup pintu pada waktu yang paling
tidak kita duga.
Let me give you an illustration.
When my sister got old enough, my mother took her to Wisconsin
academy, we were living in Venezuela at that time. And my Mom said, “I’m coming
back ~ I don’t remember ~ at such and such a date, so make sure you come
and pick me up at the airport.” Okay. So you know, we kind of let the house go,
we didn’t worry about cleaning the house that much, we knew when she was
coming. Lo, and behold, my Mom surprised us, she came home two days early. And
when she got home, she found the biggest pile of dishes that I think she had
seen in all of her life, rivaling Mt. Everest. And the house a mess. The
carpets not vacuumed. She said, “This place is a disaster!” See, we said we
know when she is coming, and so we’ll clean the house right before she comes.
But the fact is God wants us to be prepared now. He wants us
to be ready all the time. Because He can close the door when we least
what? When we least expect it. So we need to be ready, whether He comes this
year, or next year, or in 5 years or in 10 years, or 20 years, or a 100 years.
We need to be ready at every moment, praying, working for Jesus, investing,
helping other people, practicing acts of practical godliness while we wait.
Jesus said, “Occupy until I come.”
He said in the Gospel of Luke 19:13.
Saya akan memberikan
suatu ilustrasi.
Ketika
kakak saya cukup usia, ibu saya membawa dia ke Wisconsin Academy, pada waktu
itu kami tinggal di Venezuela. Dan Ibu berkata, “Aku akan pulang ~ saya sudah
lupa kapan ~ “pada tanggal
sekian, sekian, jadi pastikan kalian datang menjemputku di bandara.” Oke. Jadi,
kalian tahu, kami enak-enakan dengan pekerjaan rumah, kami tidak mikirin membersihkan rumah, kami kan tahu kapan
Ibu akan pulang. Lo, dan ternyata, Ibu memberi
kejutan pada kami, dia pulang dua hari lebih cepat. Dan pada
waktu dia tiba di rumah, dia mendapatkan tumpukan segunung piring kotor yang besarnya tidak pernah
dia lihat seumur hidupnya, mengalahkan Mt. Everest. Dan rumahnya dalam keadaan
berantakan. Karpet-karpet belum divakum. Ibu berkata, “Tempat ini berantakan!”
Lihat, kami bilang kami tahu kapan dia akan pulang, maka rencananya kami akan
membersihkan rumah tepat sebelum dia datang.
Tetapi
sebenarnya Tuhan mau kita bersiap-siap sekarang. Tuhan mau kita bersiap-siap senantiasa.
Karena Tuhan bisa menutup pintu pada waktu kita paling apa? Pada waktu kita
paling tidak menyangka. Jadi kita harus siap, apakah Tuhan akan datang tahun
ini, atau tahun depan, atau 5 tahun lagi, atau 10 tahun lagi, atau 20 tahun
lagi, atau 100 tahun lagi. Kita perlu selalu siap, berdoa, bekerja untuk Yesus,
menginvestasikan sumber daya kita, membantu orang lain, mempraktekkan
perbuatan-perbuatan baik selagi kita menunggu. Yesus berkata, “Bekerjalah sampai Aku datang.” Dia
berkata demikian dalam Injil Lukas 19:13.
You know, I’ve traveled extensively in the last several years.
In fact since I started flying with American Airlines, I have flown 1.8 million
miles, just on American Airlines. I fly usually with them but not exclusively,
sometimes the schedule and the price isn’t right and so I travel with another
airlines. But I remember one of the first times that I traveled, I was going to
Chile, and I was going through Dallas I was going to have a two hour layover,
and then I was going to catch the connection to Chile. And it just so happens,
that they postponed the flight for 10 hours. And here I was in the airport at Dallas.
And what was I going to do? I didn’t have any books to read, at that time I was
a total computer illiterate, I didn’t even have a computer. I didn’t take any
of my materials to work on, I had absolutely nothing to do at the airport. And
some of you probably have been at the Dallas airport, you know, there are 4
terminals there, and you can walk ~ actually at that time there were only 3,
you know they only just opened the 4th ~ but there are just so many shops that
you can see in 10 hours. And so I remembered twiddling my thumbs, and just
walking, you know, looking at the windows and then I would buy a newspaper and
I would read the newspaper from cover to cover, and still time went by so slow.
Ever since that time, I decided that whenever I travel I going to take plenty
of work. And I take my computer, and I take books to read, and I take plenty of
paper to write on, and now if I have a layover, I am able to plug in my
computer, and recharge it and work, and you know what? Time flies when I am
busy doing something. That’s what Jesus meant when He said, “Occupy
until I come.” The reason why His coming appears to be so far away is
because we are sitting down twiddling our thumbs, and we are not doing anything
for Him, we are not active, we are not occupied. But if we were busy in the
business of the Lord, time would fly by a lot faster. And we would be closer to Him and we would
have a stronger relationship with Him. And I pray to God that that will be our
experience.
Kalian tahu,
saya telah bepergian secara ekstensif beberapa tahun yang terakhir ini.
Sebenarnya sejak saya mulai terbang dengan American Airlines, saya telah
terbang 1.8 juta mil, hanya dengan American Airlines. Saya sering terbang
dengan airlines ini tetapi tidak ekslusif, kadang jadwal
dan harganya tidak cocok, maka saya
terbang dengan airlines lain. Tetapi saya ingat salah satu penerbangan awal
yang saya lakukan, waktu itu saya akan ke Chili, dan saya harus lewat Dallas di
mana saya harus menunggu 2 jam untuk melanjutkan penerbangan ke Chili. Dan
kebetulan mereka menunda keberangkatan pesawat itu 10 jam lamanya. Maka saya
berada di bandara Dallas, mau bikin apa? Saya tidak punya buku untuk dibaca,
dan pada waktu itu saya sama sekali gaptek komputer, saya bahkan tidak memiliki
komputer. Saya tidak membawa bahan-bahan kerja, saya sama sekali tidak bisa
mengerjakan apa-apa di bandara. Dan mungkin di antara kalian sudah pernah
berada di bandara Dallas, kalian tahu ada 4 terminal di sana, dan orang bisa
berjalan-jalan ~ sebetulnya saat itu hanya ada 3 terminal, kalian tahu mereka
baru saja membuka terminal yang ke-4 ~ tapi dalam waktu 10 jam semua toko yang
ada di sana pun sudah habis dilihat. Maka saya ingat, saya hanya bisa bermain-main
dengan jari saya, dan mondar-mandir,
melihati etalase, lalu saya membeli surat kabar dan saya baca dari halaman
depan sampai halaman terakhir, dan masih saja waktu berjalan begitu lambat.
Sejak itu, saya memutuskan setiap kali bepergian saya akan membawa banyak
pekerjaan. Saya bawa komputer saya, saya bawa buku-buku untuk dibaca, dan saya
bawa banyak kertas untuk menulis, dan jika sekarang saya harus menunggu, saya
bisa colok komputer saya, merechargenya, dan bekerja. Dan tahukah kalian, waktu serasa terbang kalau saya
sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Itulah yang dimaksud Yesus ketika Dia berkata, “Bekerjalah sampai Aku datang.” Alasan mengapa kedatanganNya terasa begitu lama adalah karena kita hanya duduk dan
bermain-main dengan jari kita dan kita tidak mengerjakan apa-apa untuk Dia,
kita tidak aktif, kita tidak sibuk. Tetapi jika kita sedang sibuk dengan
pekerjaan Tuhan, waktu akan terbang jauh lebih cepat.
Dan kita akan merasa lebih dekat kepadaNya, dan kita akan memiliki hubungan
yang lebih erat denganNya. Dan saya berdoa kepada Tuhan bahwa itulah yang akan
menjadi pengalaman kita.
13 03 15
No comments:
Post a Comment