HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 16/32 - Stephen Bohr
THE PROPHECY
OF THE 70 WEEKS PART 2
Dibuka dengan doa.
The first thing that we want to do today in our study is to
review what we studied in our last lecture. And I’m going to go through this
quickly so hopefully you were here last time and the review will be sufficient
in order to understand where we are going
in Scripture in our study tonight.
Hal pertama yang akan kita lakukan
hari ini dalam pelajaran kita adalah mengulangi apa yang telah kita pelajari
dalam ceramah yang terakhir. Dan saya akan mengulasnya secara cepat, jadi
moga-moga kalian hadir dalam ceramah yang lalu sehingga tinjauan ini cukup bagi
kalian untuk mengerti pembahasan Alkitab kita malam ini.
You
will remember that last time we studied the first part of the 70 weeks. And
basically we noticed that the prophecy of the 70 weeks begins from the going
forth of the command to restore and to build Jerusalem. We noticed that there
were 4 decrees given with regards to Jerusalem.
· The first decree was given in 536 by Cyrus, Cyrus the Great.
· The second decree was given by Darius in the year 520.
Neither one of these decrees authorized the restoration and
building of Jerusalem. They only authorized the building of the temple.
· And then we noticed the third decree, which was a decree of
Artaxerxes I, it was given in the year 457 BC. And we noticed that this is the
decree that fits the biblical criteria for the beginning of the 70 weeks. And
that’s for 3 reasons:
o
First of all, Artaxerxes
uses the same word דּבר [ dâbâr
] = command, as is used in Daniel chapter 9.
o
Secondly, the other
dates, 536 and 520 are far too early for this to be a messianic prophecy. And
the last decree which was given in 445 which was really a reaffirmation of the
decree that Artaxerxes had given in the year 457, is too late. And so none of the
other 3 decrees fit the criteria as to time or the use of the specific word דּבר [ dâbâr
] which
means command, or decree.
o
A third reason is that we
noticed in our study, that the decree of Artaxerxes is the only one that
authorized the Jews to reestablish their political and social order. None of
the other decrees authorized them to really begin once again the functioning of
the Hebrew theocracy.
Kalian
tentunya ingat, sebelumnya
kita sudah mempelajari bagian pertama dari
nubuatan 70 minggu. Dan pada dasarnya kita telah mempelajari bahwa nubuatan 70
minggu ini dimulai dengan terbitnya perintah untuk memulihkan dan membangun
Yerusalem. Kita sudah tahu bahwa ada 4 titah/dekrit yang dikeluarkan sehubungan
dengan Yerusalem.
· Dekrit yang pertama dikeluarkan tahun
536 (BC) oleh Koresh/Cyrus, Cyrus yang Agung.
· Dekrit yang kedua dikeluarkan oleh
Darius di tahun 520.
Kedua dekrit
ini tidak memerintahkan untuk memulihkan dan membangun Yerusalem. Kedua dekrit
ini hanya memerintahkan pembangunan Bait Suci.
· Lalu, telah kita pelajari tentang dekrit
ketiga, yaitu titah raja Artahsasta I, yang dikeluarkan tahun 457 BC. Dan kita
ketahui bahwa inilah titah yang cocok dengan kriteria Alkitab sebagai awal
nubuatan 70 minggu. Dan itu dikarenakan tiga alasan:
o
Pertama,
Artahsasta memakai kata yang sama, yaitu דּבר [ dâbâr ] = titah/perintah, sebagaimana yang dipakai
di Daniel pasal 9.
o
Kedua,
tahun-tahun yang lain: 536, 520 itu terlalu pagi untuk menjadikan nubuatan itu
tentang sang Mesias. Sedangkan dekrit yang terakhir yang dikeluarkan tahun 445
yang sesungguhnya adalah penegasan ulang dari dekrit Artahsasta yang
dikeluarkan tahun 457, lewatnya terlalu jauh. Jadi tidak satu pun dari ketiga dekrit
yang lain itu cocok dengan kriteria sehubungan dengan waktu maupun kata khusus דּבר [ dâbâr ] yang artinya perintah atau dekrit.
o
Alasan
ketiga yang kita dapatkan dalam pelajaran kita adalah bahwa dekrit Artahsasta
ini adalah satu-satunya yang memberi bangsa Yahudi wewenang untuk memulihkan
tatanan politis dan sosial mereka. Sedangkan dekrit-dekrit yang lain tidak
memberi mereka wewenang untuk benar-benar sekali lagi memulihkan fungsi
theokrasi Yahudi.
So we noticed that the decree to restore and build Jerusalem began in
the year 457 BC. Actually it was in the fall of 457 BC.
And then we noticed that during the first 7 weeks, the first 49
years [ 7 x 7 = 49] was this period of the restoring and building of Jerusalem,
and it was done in troublesome time, you
can read about this for example in the book of Ezra, all sorts of troubles and
oppositions in the restoration of the
city and the religion of the Jewish nation. So the first 7 weeks have to do
with the restoration and building of Jerusalem.
Jadi kita sudah tahu bahwa dekrit untuk memulihkan dan
membangun Yerusalem dimulai tahun 457 BC. Tepatnya di musim gugur 457 BC.
Lalu kita sudah tahu bahwa selama 7 minggu
yang pertama, yaitu 49 tahun yang pertama [7 x 7 = 49] adalah masa pemulihan
dan pembangunan Yerusalem, yang dilaksanakan di bawah kondisi yang sulit,
kalian bisa membaca tentang ini misalnya di kitab Ezra. Ada segala macam
masalah dan pertentangan selama pemulihan kota itu dan agama bangsa Yahudi.
Jadi 7 minggu yang pertama berkaitan dengan pemulihan dan pembangunan
Yerusalem.
And then it says after 62 additional weeks, the Messiah would
come. And the word “Messiah” means what? The word “Messiah” means “the anointed
one.” And we noticed that Jesus was anointed at what event of His life? He was
anointed at the moment of His baptism with the Holy Spirit. That is when the Messiah
comes. And that takes place in the
year 27 AD, in fact in the fall of the year 27. It would have to be in the fall of
the year 27, because the decree of Artaxerxes was given in the fall of the year
457, so you go forward 483 years when the Messiah was anointed, He would have
to be anointed in the fall for that to be exactly 69 weeks, are you following
me or not?
Lalu dikatakan setelah 62 minggu, Mesias
akan datang. Dan apa arti kata “Mesias”? Kata “Mesias” berarti “Yang diurapi.”
Dan sudah kita pelajari bahwa Yesus diurapi saat peristiwa apa dalam hidupNya?
Dia diurapi oleh Roh Kudus saat Dia dibaptiskan. Pada saat itulah Mesias datang.
Dan itu terjadi pada tahun 27 AD, tepatnya di
musim gugur tahun 27. Harus terjadi pada musim gugur tahun 27,
karena dekrit Artahsasta dikeluarkan pada musim gugur tahun 457, maka jika kita
maju 483 tahun ke saat Mesias diurapi, Dia harus diurapi pada musim gugur juga
supaya tepat 69 minggu. Kalian bisa mengikuti atau tidak?
Now, another reason why we know it was in the fall is because Jesus was
killed in the spring. So in order to know when He was anointed 3½ years
earlier, you would have to go back 3½ years from the spring of the year 31 when He was
crucified. So you go back to the spring of the year 30, to the spring of the
year 29, to the spring of the year 28, and then another half year to the fall
of the year 27.
So in other words, the Messiah was anointed in the year 27 AD.
Alasan lain kita tahu bahwa itu terjadi di
musim gugur adalah karena Yesus
dibunuh di musim semi. Maka untuk tahu kapan Dia diurapi 3½
tahun sebelumnya, kita harus mundur 3½ tahun dari musim semi tahun 31 saat Dia
disalib. Jadi kita mundur ke musim semi tahun 30, ke musim semi tahun 29, ke
musim semi tahun 28, dan setengah tahun lagi ke musim gugur tahun 27.
Jadi, dengan kata lain, Mesias diurapi
pada tahun 27 AD.
And then we noticed that sometime during this last week ~ it’s
not specified in verse 26 ~ sometime during this last week, the Messiah would
be cut off, which means that He would be killed. But it would not be for
Himself, it would be for others.
And then we noticed, as a result of the cutting off of the
Messiah, Jerusalem would be destroyed. And in our study we noticed that
Jerusalem would be destroyed by the
people of the Prince.
Lalu sudah kita pelajari bahwa suatu saat
dalam minggu tersebut ~ di ayat 26 tidak disebutkan persisnya kapan ~ tetapi suatu saat dalam minggu yang terakhir
itu, Mesias akan dipotong, yang berarti Dia akan dibunuh. Namun itu bukan untuk
diriNya sendiri, melainkan untuk orang-orang lain.
Lalu kita pelajari, sebagai akibat
dipotongnya [dibunuhnya] Mesias, Yerusalem akan dihancurkan. Dan dalam
pelajaran kita, kita sudah melihat bahwa Yerusalem nantinya akan dihancurkan
oleh rakyat seorang Pangeran.
And we saw three possibilities, as to who are the ones or is the
one who brought about the destruction of Jerusalem.
The first idea was, that it was Titus. We noticed that it cannot
be Titus. Because Titus did not confirm the covenant for one week, and Titus
did not bring the sacrifice and offering to an end in the middle of the last
week. So Titus cannot fulfill this.
It also is not referring to some future Antichrist after the rapture of the church. Because we
are studying this prophecy in detail and we noticed that this prophecy does not
deal with Antichrist, this prophecy deals with whom? It deals with Christ. It’s
a serious thing to take a prophecy that applies to Christ, and apply it to the
Antichrist. The devil does not want people to know about this prophecy because
it is so exact and specific, as to when the Messiah was going to come. The
devil knows that if the people understand it, they’ll say “God knows the end from the beginning and
Jesus came exactly at the right time.”
Dan kita tahu ada tiga kemungkinan tentang
siapa yang menyebabkan kehancuran Yerusalem.
Pendapat yang pertama adalah, itu Titus.
Sudah kita pelajari bahwa tidak mungkin itu Titus karena Titus tidak membuat perjanjian yang kuat
selama satu minggu, dan Titus tidak mengakhiri kurban dan persembahan pada
tengah-tengah minggu yang terakhir. Jadi Titus tidak tepat untuk menggenapi nubuatan ini.
Juga nubuatan itu tidak mengacu kepada
seorang Antikristus di masa depan setelah gereja diangkat ke Surga. Karena kita
sudah mempelajari nubuatan ini secara mendetail, kita tahu bahwa nubuatan ini
tidak berkaitan dengan Antikristus. Nubuatan ini berkaitan dengan siapa? Nubuatan ini berkaitan dengan Kristus. Jika
suatu nubuatan yang menyangkut Kristus diaplikasikan kepada Antikristus, itu sangat
parah. Setan tidak mau manusia mengerti tentang nubuatan ini karena nubuatan
ini begitu tepat dan spesifik menyebutkan kapan Mesias akan datang. Setan tahu,
begitu manusia mengerti, mereka akan berkata, “Tuhan mengetahui dari awal
hingga akhirnya, dan Yesus datang tepat pada waktunya.”
So we noticed in our study that the prince is actually Jesus.
He’s already been identified as Messiah the Prince, and so the Prince is the
Messiah. And the people of the Prince are whom? The people of the Prince are the
Jewish nation.
And you say, “Pastor, did the Jewish nation destroy Jerusalem?” What
is the answer to that question? Yes,
they did. They did by rejecting the Messiah, by rejecting Jesus Christ.
Jadi dalam pelajaran kita, kita sudah tahu
bahwa Pangeran itu sebenarnya adalah Yesus. Dia telah diidentifikasi sebagai
Mesias, Sang Pangeran, maka Pangeran itu adalah Mesias. Dan siapakah rakyat Pangeran
itu? Rakyat Pangeran itu adalah bangsa Yahudi.
Dan kalian berkata, “Pastor, masa bangsa
Yahudi yang menghancurkan Yerusalem?” Apa jawaban pertanyaan itu? Ya, mereka yang melakukannya. Mereka
melakukannya dengan tindakan
mereka menolak Mesias, dengan menolak Yesus Kristus.
Now we are at the point where we can begin some new material
studying the rest of the prophecy of the 70 weeks. And I invite you to go with
me to Daniel 9:27 where we will continue our study.
Sekarang kita tiba pada posisi di mana
kita bisa mulai dengan materi baru, mempelajari sisa nubuatan 70 minggu itu.
Dan saya ajak kalian ke Daniel 9:27 bersama saya, di mana kita akan melanjutkan
pelajaran kita.
Now, you noticed that in verse
26 it tells us that some time during the last week, the Messiah will be cut
off, but it doesn’t tell us precisely when during that last week the Messiah
will be cut off. But verse 27 tells us specifically when He would be
cut off. And it also tells us that He would confirm the covenant for
one week.
Now
let’s talk about first of all the confirming of the covenant for this last
week, week nr. 70. Daniel 9:27 says, “Then he shall confirm a covenant with many for one week…” I am
reading from the New King James. Actually many modern versions do not
translate “he shall confirm a
covenant with many for one week…” but actually “he shall make strong the covenant”, or “a covenant for one
week…”. For example:
· the ESV says, “And He shall make a strong covenant with many for
one week…”
· The ASV says “And he shall make a firm covenant …”
· The RSV says, “And he
shall make a strong covenant …”
· And Young’s Literal translation says “he hath strengthened a covenant with many”
Nah, kita sudah mempelajari ayat 26
yang mengatakan bahwa suatu saat dalam minggu yang terakhir, Mesias akan
dipotong, tetapi ayat itu tidak menyatakan tepatnya kapan dalam minggu yang
terakhir itu Mesias akan dipotong. Tetapi ayat
27 memberitahu kita dengan spesifik kapan Mesias akan dipotong.
Dan ayat ini juga memberitahu kita bahwa Dia akan meneguhkan perjanjian selama
satu minggu.
Sekarang, marilah lebih dulu kita
berbicara mengenai diteguhkannya perjanjian selama satu minggu ini, yaitu
minggu yang ke-70. Daniel 9:27 berkata “Pangeran
itu akan meneguhkan perjanjian dengan banyak orang selama satu kali tujuh masa…” Saya
membaca dari NKJV. Sebenarnya banyak terjemahan versi
yang lebih baru tidak menerjemahkannya “Pangeran itu akan meneguhkan perjanjian dengan
banyak orang selama satu kali tujuh masa…” melainkan “Pangeran itu akan membuat
perjanjian itu kuat [atau “akan membuat suatu perjanjian
yang kuat] selama satu minggu”,
misalnya dalam versi:
· ESV berkata,
“Dan Dia akan membuat suatu perjanjian yang kuat dengan banyak orang selama
satu minggu…”
· ASV berkata,
“Dan Dia akan membuat suatu perjanjian yang teguh…”
· RSV berkata,
“Dan Dia akan membuat suatu perjanjian yang kuat…”
· Young’s
Literal translaltion berkata, “Dia telah menguatkan suatu perjanjian dengan
banyak orang…”
[Jadi
selanjutnya kita pakai “PANGERAN itu AKAN MEMBUAT SUATU PERJANJIAN
YANG KUAT DENGAN banyak orang selama satu kali tujuh masa….”
So this was not just a covenant, this was a strong covenant that Messiah
the Prince was going to confirm.
Now let me ask you what is the antonym of “strong”? You know
what antonym means? It means the opposite. The antonym of “strong” is what?
“Weak”. Now why is this covenant that is confirmed for one week by Messiah the
Prince, strong? We have to go to the book of Hebrews to understand the reason
why.
Jadi ini bukan
sembarang perjanjian, ini adalah perjanjian
yang kuat yang akan diteguhkan oleh Mesias Sang Pangeran.
Sekarang, saya
mau tanya, apakah antonimnya “kuat”? Kalian tahu apa artinya antonim? Artinya
lawan kata. Antonim “kuat” adalah apa? “Lemah.” Nah, mengapa perjanjian yang
diteguhkan selama satu minggu oleh Mesias Sang Pangeran itu kuat? Kita harus ke
kitab Ibrani untuk memahami alasannya mengapa.
Go with me to Hebrews 7:18-19 and then we’ll jump down to verse
28. This is talking about the Old Testament system of sacrifices, the
ceremonial system of the Old Testament.
Question: did the ceremonial system of the Old Testament,
the blood of bulls and goats take away sins? We noticed that it didn’t. So was
it a weak
covenant compared to the blood that Jesus shed on the cross? Absolutely.
Now notice the words that are used in Hebrews 7:18-19 “For on the one hand there is an annulling of the former
commandment…” this
is not talking about the 10 Commandments, the former commandment has to deal
here with the priesthood with the ceremonies it you read the contexts, “For on the one hand
there is an annulling of the former commandment, because of its…” what? “… its weakness
and unprofitableness, for the law…” and it is talking about the law of sacrifices, the ceremonial
law, you can read the context, “… for
the law made nothing perfect…” in other words it did not deal once and for all with sin, “… on the other hand, there is the bringing in of a…” what? “… a better hope…” Jesus brings in “… a better hope through
which we draw near to God.”
And then we go to verse 28, it says, “For the law…” once again it’s the law of sacrifices, “… For the law appoints
as high priests men who have…” what? There’s the word again, “… weakness, but the word of the oath, which came after the law, appoints the Son who has been…” what? “… who has been perfected forever.”
So what was the Old Testament system? It was what? It was weak.
Because it did not deal legally in once
for all with sin.
Ayo kita ke Ibrani
7:18-19 lalu kita akan loncat ke ayat 28. Ini berbicara mengenai sistem kurban
Perjanjian Lama, sistem upacara dalam Perjanjian Lama.
Pertanyaan:
Apakah sistem upacara Perjanjian Lama,
darah dari lembu dan kambing bisa menghapus dosa? Sudah kita pelajari bahwa itu
tidak bisa. Jadi apakah itu perjanjian
yang lemah
dibandingkan dengan darah Yesus yang yang
dicurahkan di salib? Tepat sekali.
Sekarang,
perhatikan kata-kata yang dipakai di Ibrani 7:18-19 “Karena di satu pihak terjadi pembatalan perintah
yang lama…” ini tidak berbicara mengenai 10 Hukum
Tuhan. Jika kalian baca konteksnya, maka hukum lama yang dimaksud di sini
adalah tentang keimamatan dan upacara-upacara. “Karena di satu pihak, terjadi pembatalan perintah
yang lama karena itu …” apa?
“… lemah
dan tidak menguntungkan, sebab hukum Taurat…” ini
berbicara mengenai hukum-hukum kurban, hukum upacara, bisa kalian baca dari
konteksnya, “…sebab
hukum Taurat tidak menjadikan apa pun sempurna…” dengan kata lain, hukum itu tidak
menyelesaikan masalah dosa satu kali untuk selamanya bagi semua, “… di pihak lain didatangkanlah suatu…” apa? “… pengharapan yang lebih baik…” Yesus
membawa “…
pengharapan yang lebih baik yang membawa kita
lebih dekat kepada Allah.” [NKJV yang diindonesiakan].
Lalu
kita ke ayat 28, dikatakan, “Sebab hukum Taurat…” sekali lagi ini adalah hukum mengenai
kurban, “Sebab
hukum Taurat menetapkan sebagai Imam Besar, orang-orang
yang memiliki…” apa?
Nah, ini kata yang sama lagi, “… kelemahan tetapi isi
sumpah, yang muncul setelah hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah…” apa?
“… menjadi
sempurna sampai selama-lamanya.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi
sistem Perjanjian Lama itu bagaimana? Apa? Lemah. Karena sistem itu tidak menyelesaikan masalah dosa
secara sah, satu kali
untuk semuanya.
Notice Matthew 26:27-28, here Jesus is instituting the Lord’s
Supper in place of the Passover. And notice what we find here in Matthew
26:27-28 “Then
He took the cup, and gave thanks, and gave it to them, saying, ‘Drink from it, all of you. For this is My…” what? “… this is My blood…” Was the blood of Jesus better blood than the blood used
in the Old Testament system? Absolutely because it dealt once and for all with
sin. And so it says, “… For this is My blood of the…” what? Is the new covenant a covenant that has better
blood? Is it a strong covenant? Yes! And so it says here, “…
For this is My blood of the new
covenant, which is shed for many for the
remission of sins.”
Did you notice that word “many”? In Daniel chapter 9 it says, “he shall confirm a strong covenant with…” what? “…
with many for one week…” Here you have Jesus using the word “many” in conjunction with new covenant because it has better blood.
Perhatikan
Matius 26:27-28. Di sini Yesus sedang melembagakan upacara Perjamuan Suci
sebagai ganti upacara Paskah. Dan perhatikan apa yang kita dapati di Matius
26:27-28 ini. “Sesudah itu Ia mengambil
cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ‘Minumlah,
kamu semua, dari cawan ini. Sebab
inilah…” apa? darah-Ku’…” Apakah darah Yesus lebih baik daripada
darah yang dipakai dalam sistem Perjanjian Lama? Tepat sekali, karena darah
Yesus menyelesaikan masalah dosa satu kali untuk semua. Jadi dikatakan, “… ‘Sebab inilah darah’…” apa?
Apakah perjanjian yang baru memakai darah yang lebih baik? Apakah perjanjian
ini perjanjian yang kuat? Ya! Maka dikatakan di sini, “… ‘Sebab inilah darah perjanjian
yang baru, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.’” [NKJV yang
diindonesiakan]. Apakah kalian melihat kata “banyak
orang”? Di Daniel 9:27 dikatakan “Pangeran itu akan membuat suatu perjanjian yang kuat dengan…” siapa? “… dengan banyak
orang selama satu kali tujuh masa…” Dan di Matius sini kita melihat Yesus
memakai kata “banyak orang” sehubungan dengan perjanjian yang
baru, karena perjanjian yang baru memakai darah yang lebih baik.
Notice Hebrews 8:6, why
this new covenant is better than the old covenant of sacrifices and ceremonies?
Hebrews 8:6 says, “But now…” speaking about Jesus, “… He has obtained a more
excellent ministry…” why has Jesus now presented a more excellent ministry? Notice, “… inasmuch as He is also Mediator of a…” what? “… of a better covenant, which was established
on…” what? “… on better promises.” What are those better promises? The fact that when Jesus shed
His blood, He took care of sin once and for all.
Perhatikan Ibrani
8:6, mengapa perjanjian yang baru ini lebih baik daripada perjanjian lama
sehubungan dengan kurban dan upacara-upacara? Ibrani 8:6 berkata, “Tetapi sekarang…” berbicara mengenai Yesus, “… Ia
telah mendapatkan pelayanan yang jauh lebih baik…” mengapa Yesus sekarang mempersembahkan suatu pelayanan
yang lebih baik? Perhatikan, “… karena Ia juga adalah Pengantara dari…” apa? “… dari perjanjian yang lebih baik, yang didasarkan atas…” apa? “… atas janji yang lebih baik.” [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah janji yang lebih baik ini? Yaitu faktanya bahwa
ketika Yesus
mencurahkan darahNya, Dia menyelesaikan masalah dosa satu kali untuk semua.
This week we studied one topic here where we dealt with the
moral law, and the ceremonial law, remember? We talked about the law of
ceremonies, the blood of bulls and goats does not take away sin? This old
covenant blood? It was good because as people looked at the sacrifice of the
animal they could see forward by faith that Jesus was going to come and He was
going to shed His blood to die. But this blood from the Old Testament system, did not
save, it’s the blood of Jesus that
saves. So this is the reason why He would confirm a strong covenant,
not a weak covenant like we read in Hebrews chapter 7.
Minggu ini kita
sudah mempelajari satu topik di sini di mana kita membahas tentang hukum moral
dan hukum seremonial [upacara], ingat? Kita telah membahas tentang hukum
seremonial, darah lembu dan kambing yang tidak menghapus dosa. Tentang darah
perjanjian yang lama. Hukum seremonial ini baik karena bilamana orang memandang
kepada hewan-hewan yang dikurbankan itu, dengan mata iman mereka bisa melihat
ke depan bahwa Yesus akan datang dan Yesus akan mati untuk mencurahkan
darahNya. Darah dari sistem Perjanjian
Lama ini tidak bisa menyelamatkan. Darah Yesus-lah yang bisa menyelamatkan.
Jadi inilah alasannya mengapa Dia [= Pangeran itu = Yesus] akan meneguhkan suatu perjanjian
yang kuat, bukan perjanjian yang lemah seperti
yang kita baca tadi di Ibrani pasal 7.
Notice also Mark 10:45 where once again the word “many” is
used. Mark 10:45 “For even the Son of Man did not come to be
served, but to serve, and to give His life a ransom for many.” There it is again, “he shall
confirm a strong covenant with many…” Here it says that Jesus came to give His life “…a ransom for many.”
Perhatikan juga Markus 10:45 di mana sekali lagi kata
“banyak orang” ini dipakai. Markus 10:45 “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.” Ini lagi kata itu. “Pangeran itu akan membuat perjanjian yang kuat dengan banyak orang…” Di sini dikatakan bahwa Yesus datang untuk memberikan
nyawaNya sebagai “…tebusan bagi banyak orang.”
Notice also
Isaiah 53:11, this is a messianic prophecy, it’s about Jesus, the whole chapter
speaks about the Messiah, and it says there, speaking about the Messiah, “He shall see the
labor of His soul, and be
satisfied. By His knowledge My righteous Servant shall justify…” what?
There it is again, “…many, for He shall bear…” what?
“…for He shall bear their iniquities”
Perhatikan juga
Yesaya 53:11, ini adalah nubuatan tentang sang Mesias, tentang Yesus, seluruh
pasal berbicara mengenai Mesias, dan dikatakan di sana tentang Mesias, “Dia akan
melihat hasil penderitaan jiwaNya, dan menjadi puas. Dengan hikmatNya hamba-Ku yang benar itu akan membenarkan…” apa? Ini lagi kata yang sama, “… banyak orang, karena Dia yang akan memikul…” apa? “… dosa-dosa mereka.” [NKJV yang diindonesiakan].
Now, let me ask you this, when Jesus confirmed the covenant for
one whole week, does that mean that the door of probation had not closed for
the Jewish nation during that entire week? Absolutely. Did probation close for
the Jews when Jesus was crucified? Absolutely not. Because that takes us only
to the middle of the last week. And after that there are still 3½ years. Did Jesus send additional messengers
to the Jewish nation after His death and His ascension to heaven? Absolutely.
Nah, saya mau
tanya, ketika Yesus membuat perjanjian yang kuat selama satu minggu itu, apakah
itu berarti pintu kasihan [= masa percobaan] bagi bangsa Yahudi belum ditutup
selama minggu tersebut? Tepat sekali. Apakah masa percobaan bagi bangsa Yahudi
berakhir ketika Yesus disalibkan? Sama sekali tidak. Karena saat itu kita baru
tiba di tengah-tengah minggu yang terakhir (dari nubuatan 70 minggu). Setelah
itu masih ada 3½ tahun. Apakah Yesus mengirimkan utusan-utusan tambahan kepada
bangsa Yahudi setelah kematianNya dan kenaikananNya ke Surga? Tepat sekali!
Go with me to Matthew 23:34. And we are going to read several
verses that come after verse 34, it says, and here Jesus is speaking, these are
the woes on the scribes and the Pharisees, “Therefore, indeed, I send you…” this is 2 or 3 days before Jesus dies, “Therefore, indeed I send you prophets…” was the gift of prophecy still available for the Jewish
nation? Yes, that’s very important, “Therefore, indeed I send you prophets, wise men, and
scribes…” what were they
going to do to them when Jesus sent them? some of them you…” notice this is future, this is future from the time that
Jesus dies. He says, “…
some of them you will kill and crucify, and some of them you will scourge in your synagogues and persecute
from city to city.”
Ayo bersama saya ke Matius 23:24. Dan kita akan membaca
beberapa ayat setelah ayat 34, dikatakan di sini, Yesus sedang berbicara. Ini
adalah celaka yang ditujukan Yesus kepada para ahli kitab dan Farisi, “Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu
nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat…” Apa yang akan dilakukan kepada mereka ini ketika Yesus
mengirim mereka? “…sebagian
dari mereka akan kamu bunuh dan
kamu salibkan, sebagian akan kamu sesah di
rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,” [NKJV yang
diindonesiakan].
Were they going
to do the same thing with the apostles as they did with Jesus for 3½ more years? And then notice that the sentence will be
pronounced. After He sends these additional messengers, it says, “ … that on you may come all the righteous
blood shed on the earth, from the blood of righteous Abel to the blood of
Zechariah, son of Berechiah, whom you murdered between the temple and the
altar. Assuredly, I say to you, all these things will come upon this generation.”
Are you understanding the sequence here?
Jesus says,
“I’m going to send you additional messengers. And you are going to scourge
some, you are going to persecute them from city to city, you are going to
crucify and you are going to kill some of them, and in this way all the blood
shed from Abel to the last martyr of the Old Testament will fall upon this
generation.”
Apakah
mereka akan memperlakukan murid-murid Yesus ini sama seperti mereka
memperlakukan Yesus selama 3½ tahun lagi? Lalu perhatikan bahwa vonis
akan dijatuhkan. Setelah Tuhan mengirimkan utusan-utusan tambahan, dikatakan, “supaya kamu menanggung semua darah orang benar yang ditumpahkan di
bumi, mulai dari darah Habel, orang benar itu,
sampai kepada darah Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan
mezbah. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!" Apakah
kalian paham urut-urutannya di sini?
Yesus
berkata, “Aku akan mengirimi kamu utusan-utusan tambahan. Dan sebagian akan
kamu sesah, kamu aniaya dari kota ke kota, kamu salibkan, dan kamu bunuh
sebagian dari mereka, dan dengan demikian semua darah yang ditumpahkan dari
Habel hingga martir yang terakhir Perjanjian Lama akan ditanggung oleh generasi
ini.”
Now let’s talk
about the second phrase that we find here in verse 27 and it not only says that
Jesus would confirm a strong covenant with many for one week, but now it tells us when the Messiah would be
cut off. See, in verse 26 it only said,
sometime during the last week, the Messiah would be cut off. But now verse 27
is going to tell us when, during that last week. Verse 27 says “… but in the middle of the week…” that is between 27 and 31 AD, what would He
do? “…he shall bring…” what? “…. He shall
bring an end to sacrifice and…” what? “… to
sacrifice and offering….”
Sekarang,
mari kita membahas ungkapan kedua yang kita temukan di sini di ayat 27 yang
tidak hanya mengatakan bahwa Yesus akan meneguhkan suatu perjanjian yang kuat
dengan banyak orang selama satu minggu, tetapi juga memberitahu kita kapan
Mesias akan dipotong [dibunuh]. Kalian lihat,
ayat 26 hanya menyebut bahwa suatu waktu dalam minggu yang terakhir
itu, Mesias
akan dipotong. Tetapi sekarang ayat 27 akan memberitahu kita kapan dalam minggu
yang terakhir itu. Ayat 27 berkata, “Pada pertengahan tujuh masa itu…” berarti antara tahun 27 dan 31 AD, apa yang akan
dilakukanNya? “… ia akan menghentikan…” apa? “… ia akan menghentikan korban
sembelihan dan…” apa? “… korban sembelihan dan korban persembahan …”
Now, something very interesting here, is the
word “sacrifice” here is singular, and the word “offering” is singular. It
doesn’t say “… bring an end to sacrifices and offerings…”
It says, “…. He shall
bring an end to sacrifice and
offering….” Now, why is the singular used? I’m going to tell you the
reason why I believe that the singular is used and not the plural. Do you know
that Jesus died at the precise hour, day and month in which it had been
prophesied in the Old Testament? The Bible says that He died at the 9th
hour. That’s the hour when the Passover lamb was sacrificed. He died on the 14th
day, that’s when the Passover lamb was sacrificed. And He died in the month of
Nissan which is the month when the Passover lamb was sacrificed. Jesus died
at the precise month, day and hour in which the Passover lamb was sacrificed.
Nah,
ada yang menarik di sini, kata “korban sembelihan” di sini adalah dalam bentuk
tunggal [singular], dan kata “persembahan” adalah dalam bentuk tunggal. Di sini
tidak dikatakan, “… ia akan menghentikan korban-korban
sembelihan dan korban-korban persembahan…” melainkan “… ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban persembahan…” Nah, mengapa bentuk tunggal yang dipakai? Saya akan memberitahu kalian alasannya
menurut saya mengapa bentuk tunggal yang dipakai dan bukan bentuk jamak
[plural]. Tahukah kalian bahwa Yesus mati pada jam, hari, dan bulan yang tepat
sebagaimana yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama? Alkitab berkata, Dia mati
pada jam ke-9, itu adalah jam ketika domba Paskah dikurbankan. Dia mati pada
hari ke-14, dan itu adalah ketika domba Paskah harus dikurbankan. Dan Dia mati
di bulan Nissan, yaitu bulan ketika domba Paskah harus dikurbankan. Yesus mati pada bulan, hari, dan
jam yang tepat ketika domba Paskah harus dikurbankan.
Now, I want you to notice what happened
when Jesus died. Matthew 27:51 “Then,
behold, the veil of the temple was torn in two from top to bottom…” what
was God saying? He was saying, this whole system has what? Has come to an end. “Then, behold, the veil of the temple was torn in two from top to
bottom…” notice from top to bottom. If you were to tear a curtain, you
would tear it from bottom to top, you don’t climb on a chair then tear it from
top to bottom. God did this. And it says, “… and the earth quaked, and the rocks were
split.”
Sekarang,
saya ingin kalian perhatikan apa yang terjadi ketika Yesus mati. Matius 27:51 “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari
atas sampai ke bawah…” Apa kata Tuhan? Tuhan berkata, seluruh sistem ini telah
apa? Telah berakhir. “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari
atas sampai ke bawah…” Perhatikan
dari atas sampai ke bawah. Jika kita mau merobek tirai, kita akan mencabiknya
dari bawah ke atas, kita tidak akan naik ke atas kursi dulu untuk mencabiknya
dari atas ke bawah. Tuhan-lah yang melakukan ini. Dan dikatakan “…dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu
terbelah.”
Ellen White adds some enlightening
information on what happened the very moment that Jesus died. Desire of
Ages, pg 757 she says this, “All is terror and confusion. The priest is
about to slay the victim, but the knife drops from his lifeless hand, and the
lamb escapes….” Did the sacrifice come to an end? Did the
offering come to an end at that very moment? Yes! And so it says, she says, “… the lamb escapes…” and then she explains why. “… Type has met antitype…” that is, promise has met
fulfillment, “…
in the death of God’s Son. The great sacrifice has been made.”
Ellen
White menambahkan informasi yang mencerahkan mengenai apa yang terjadi pada
saat Yesus mati. Desire of Ages, hal 757 dia berkata begini, “Semua ketakutan dan penuh kebingungan, imam sudah akan menyembelih domba kurban, tetapi pisau terjatuh
dari tangannya yang lemas dan domba itu melarikan diri...” Apakah upacara kurban berakhir?
Apakah persembahan berakhir pada saat itu juga? Ya! Maka dikatakan, dia [Ellen
White] berkata, “....domba itu melarikan diri…” Dan dia menjelaskan mengapa. “… tipe [lambang] bertemu dengan antitipe [yang
sesungguhnya]…”
maksudnya, janji telah bertemu dengan penggenapannya, “… dalam
kematian Anak Allah. Kurban yang agung telah dilakukan.”
Do you think that it was the intention of
Jesus that the Jews understand that really the escape of the lamb, the fact
that no lamb was sacrificed that day, was supposed to teach them that the
sacrificial system had come to an end?
That was God’s intention. Now they continue their sacrifices after this, but
after the sacrifice of Jesus these sacrifices were totally what? Totally
meaningless. Because the blood of bulls and goats and lamb cannot take away
sin.
Menurut
kalian apakah itu tujuan Yesus agar orang-orang Yahudi mengerti bahwa larinya
domba kurban itu, faktanya bahwa pada hari itu tidak ada domba yang
dikurbankan, adalah untuk mengajar mereka bahwa sistem upacara kurban telah
berakhir? Itulah tujuan Tuhan. Nah, mereka masih melanjutkan praktek
mempersembahkan kurban setelah itu, tetapi setelah pengurbanan Yesus, maka
kurban-kurban yang dipersembahkan itu sama sekali apa? Sama sekali tidak ada artinya. Karena darah lembu dan kambing
dan domba tidak bisa menghapus dosa.
So the sacrifice and offering, singular,
came to an end, that day, because when Jesus died, the sacrifice was not made,
the offering was not made, because the lamb escaped from the hands of the
priest. Are you following me?
Jadi,
kurban dan persembahan, dalam bentuk tunggal, berakhir pada hari itu, karena
ketika Yesus mati, tidak ada kurban domba, persembahan tidak dibuat karena
dombanya melarikan diri dari tangan imam. Apakah kalian bisa mengikuti saya?
Now, let’s talk about the destruction of
Jerusalem. Because immediately after saying that he would “confirm
a strong covenant with many for one week”, and then it says “in the middle of the week he would cause the sacrifice
and the oblation or the offering to cease” immediately it speaks about the destruction of Jerusalem.
Does the destruction of Jerusalem have
anything to do with the rejection of the Messiah? Both times. Messiah is cut
off in verse 26 and then it speaks about the destruction of Jerusalem. In verse
27 it speaks about Messiah bringing the sacrifice and offering to an end and
then it speaks about the destruction of Jerusalem. And the Gospels confirm this.
Nah, mari kita
membahas tentang penghancuran Yerusalem. Karena segera setelah mengatakan Dia
akan “membuat suatu perjanjian yang kuat dengan banyak orang selama satu kali tujuh masa” dan
“Pada pertengahan tujuh masa itu Ia akan menghentikan korban
sembelihan dan korban persembahan” langsung yang dibicarakan adalah
penghancuran Yerusalem. Apakah penghancuran Yerusalem ada kaitannya dengan
penolakan Mesias? Dua kali begitu. Mesias dipotong di ayat 26, lalu yang
dibicarakan adalah penghancuran Yerusalem. Di ayat 27, dikatakan Mesias
mengakhiri kurban sembelihan dan kurban persembahan, lalu yang dibicarakan
adalah penghancuran Yerusalem. Ini dikonfirmasi oleh kitab-kitab Injil (4 kitab
pertama Perjanjian Baru).
Daniel 9:27 the last part of the verse
describes the destruction of Jerusalem, it says, “… And on the wing
of abominations…” is that a key word? It most certainly is. “…on the wing of abominations shall be one who makes…” what? Is that a key word also? Most certainly. “…on the wing of
abominations shall be one who makes desolate, even until the consummation,
which is determined, is poured out on the…”
what? “… is poured out on the desolate.”
Who is the desolate? It is Jerusalem.
Do you remember when Jesus left the
Jerusalem temple? He said, “Your house is left unto you…” what? “…desolate.” Because Jesus left. In other words, this verse of Daniel chapter 9:27 when
it uses the word “desolate” to refer to Jerusalem, is using the same word that
Jesus used in Matthew 23:38 when He left the temple, the Shekinah left, and He
said, “Your house is left unto you desolate.”
Bagian
terakhir dari Daniel 9:27 menggambarkan penghancuran Yerusalem, dikatakan, “… dan di atas sayap kekejian…” apakah ini sebuah kata kunci? Tepat
sekali. “… di atas
sayap kekejian akan datang yang mengakibatkan …” apa?
Apakah ini juga sebuah kata kunci? Tepat sekali! “…di atas sayap kekejian akan
datang yang mengakibatkan penelantaran,
yaitu hingga apa yang sudah
ditentukan akan dicurahkan di atas…” siapa? “… dicurahkan di atas yang ditelantarkan, itu digenapi.” [NKJV yang diindonesiakan].
Siapa “yang
ditelantarkan” ini? Yerusalem.
Apakah kalian
ingat ketika Yesus meninggalkan Bait Suci Yerusalem? Dia berkata, “Rumahmu ini telah ditinggalkan kepadamu…” apa? “… terlantar.” [NKJV yang diindonesiakan]. Karena Yesus sudah pergi. Dengan
kata lain, ayat Daniel 9:27 ini ketika memakai kata “terlantar” yang mengacu
kepada Yerusalem, memakai kata yang sama yang dipakai oleh Yesus di Matius
23:38 ketika Dia meninggalkan Bait Suci, Sang Shekinah pergi, dan Dia berkakta,
“Rumahmu ini telah ditinggalkan kepadamu terlantar.”
By the way they are the same two words
“abomination” and “desolation” that are used in Matthew 24:15-16 to describe
the destruction of Jerusalem. Notice what it says there, Matthew 24:15-16 “Therefore when
you see the ‘abomination of desolation…” there are the two key words that we found in verse 27.
Now, who spoke about the abomination of desolation? Oooh! “Therefore
when you see the ‘abomination of desolation spoken of by Daniel the prophet,
standing in the holy place” (whoever reads,
let him understand), “then let those
who are in Judea flee to the mountains.” Did God’s faithful people see the sign and flee? Were
they saved from the destruction? Yes! Just like when the Old Testament temple
was destroyed, there was a group that was spared and they were saved.
Supaya tahu, kedua kata itu
adalah kata yang sama “kekejian” dan “penelantaran” yang dipakai di Matius
24:15-16 yang menggambarkan penghancuran Yerusalem. Perhatikan apa yang
dikatatakan di sana, Matius 24:15-16 “Jadi apabila kamu melihat kekejian yang menelantarkan …” inilah
kedua kata kunci yang kita temukan di ayat 27. Nah, siapa yang berbicara
tentang kekejian yang menelantarkan? Oooh! “Jadi apabila kamu melihat kekejian yang menelantarkan yang disebut oleh
nabi Daniel, berdiri di tempat kudus, (barangsiapa yang membaca, biarlah dia
memahaminya) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan
diri ke pegunungan.” [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah umat setia Tuhan melihat tanda
itu dan melarikan diri? Apakah mereka selamat dari kehancuran? Ya! Sama seperti
ketika Bait Suci di Perjanjian Lama dihancurkan, ada satu kelompok yang selamat
dan mereka selamat.
Now what does
that mean, “when you see the abomination of
desolation”? It’s really speaking about the Roman armies coming and destroying
Jerusalem because of its abominations. Notice Luke 21:20, here it says and
Jesus is speaking, “But when you see…” this is a parallel passage to Matthew 24, “…
when you see Jerusalem…” what? “… surrounded
by armies…” which armies? The Roman armies, “… then know that
its…” what? There is
the key word. “… its desolation is…” what? “… is near.”
Nah, apa maksudnya “apabila
kamu melihat kekejian yang menelantarkan …”? Sebenarnya ini bicara tentang tentara Romawi yang datang dan menghancurkan Yerusalem karena
kekejian di dalamnya. Perhatikan Lukas 21:20, di sini dikatakan, dan Yesus yang
sedang berbicara, “Apabila kamu melihat…” ini adalah teks yang paralel dengan Matius 24, “Apabila kamu melihat Yerusalem…” apa? “… dikepung oleh tentara-tentara…” tentara-tentara apa? Tentara-tentara Romawi. “…
ketahuilah, bahwa…” apanya?
Ini kata kata kuncinya, “… penelantarannya …” apa? “… sudah dekat.” [NKJV yang diindonesiakan].
So, does the
destruction of Jerusalem have anything to do with the death of the Messiah? The
Gospels make it absolutely clear. That because the Jewish nation cut off the
Messiah, and because they caused to a certain extent the sacrifice and the
oblation to cease, not in the sense that they did not continue their sacrifices
but in the sense that Jesus died on the cross, they brought destruction upon
themselves as we studied last time.
Jadi, apakah kehancuran Yerusalem terkait kematian
Mesias? Kitab-kitab Injil (4 kitab Perjanjian Baru yang pertama) sangat jelas
membenarkannya. Bahwa oleh karena bangsa Yahudi telah memotong [= membunuh]
Mesias, dan karena sampai tahap tertentu merekalah yang menyebabkan kurban
sembelihan dan kurban persembahan dihentikan ~ bukan karena mereka tidak
melanjutkan mempersembahkan kurban melainkan karena Yesus mati di salib ~
mereka mendatangkan kehancuran kepada diri mereka sendiri, sebagaimana telah
kita pelajari dalam pelajaran yang lalu.
Now, let’s talk about the ending date of
the 70 weeks. Jesus was baptized in the fall of the year 27. He was crucified
in the spring of the year 31, 3½ years later. How many more years would you
have to have in order for the last week of the 70 weeks to come to an end? You
would have to have 3½ more years. Now I want you to notice Matthew chapter
10:5-6 here Jesus is speaking and notice what Jesus told His disciples. Matthew
10:5-6 “These
twelve Jesus sent out and commanded them, saying: ‘Do not go into the way of the Gentiles,
and do not enter a city of the Samaritans. But go rather to the lost sheep of…” what? “… the lost sheep
of the house of Israel.’” Were the Jews going to have exactly 70 weeks of probation? Yes or no? Yes!
So that probation cannot end in the year 31. Their probation has to end 3½
years later. Now, there is something
very interesting here.
Sekarang marilah membahas
tanggal berakhirnya nubuatan 70 minggu itu. Yesus dibaptis pada musim gugur
tahun 27. Dia disalibkan di musim semi tahun 31, 3½ tahun kemudian. Masih
tersisa berapa tahun lagi hingga masa 70 minggu ini berakhir? Kita masih punya
3½ tahun lagi. Sekarang saya mau kalian memperhatikan Matius 10:5-6. Di sini
Yesus sedang berbicara dan perhatikan Yesus berkata apa kepada murid-muridNya.
Matius 10:5-6 “Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada
mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam
kota orang Samaria, melainkan pergilah
kepada domba-domba yang hilang dari…” apa? “… domba-domba yang hilang dari umat Israel.’” Apakah orang-orang Yahudi akan
mendapatkan waktu percobaan tepat 70 minggu? Ya atau tidak? Ya! Maka masa
percobaan itu tidak bisa berakhir di tahun 31. Masa percobaan mereka harus
berakhir 3½ tahun kemudian. Nah, ada hal yang sangat menarik di sini.
And that is
that the first 9 chapters of the book of Acts, which describes the early
history of the Christian church during those 3½ years, the gospel went only to
the Jews. It’s not until you get to Acts chapter 10, but now not Paul the
messenger to the Gentiles, but Peter, actually has this experience with this
gentile called Cornelius. So, in other words, during the first 9 chapters of
Acts, the apostles are preaching to whom?
They are preaching in Jerusalem and in Judea. Why? Because probation has
not what? Probation has not closed for the Jewish nation.
Dan itu, maka 9 pasal pertama dari kitab
Kisah, yang menggambarkan sejarah awal gereja Kristen, menunjukkan bahwa selama
masa 3½ tahun itu, injil hanya diberitakan kepada orang-orang Yahudi. Barulah
setelah tiba di pasal 10, namun bukan lewat Paulus yang adalah rasul bagi
bangsa-bangsa non-Yahudi, melainkan lewat pengalaman Petrus dengan orang kafir
yang bernama Cornelius itu. Jadi, dengan kata lain, selama 9 pasal pertama
kitab Kisah, para rasul menginjil kepada siapa? Mereka menginjil di Yerusalem
dan Yudea. Mengapa? Karena masa percobaan belum apa? Masa percobaan bagi bangsa
Yahudi belum ditutup.
Allow me to
read you once again, Matthew 23:34 where Jesus predicted this. Jesus says, “Therefore, indeed, I send you prophets,
wise men, and scribes: some of
them you will kill and crucify, and some
of them you will scourge in your synagogues and persecute from city to city…” Who is it that persecuted from city to
city? Saul of Tarsus.
Izinkan saya membacakan sekali lagi Matius 23:24 di mana
Yesus menubuatkan ini. Kata Yesus, “Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu
nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat sebagian dari mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, sebagian
akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke
kota,” [NKJV yang
diindonesiakan]. Siapa yang
menganiaya dari kota ke kota? Saulus dari Tarsus.
Now, let me
read you a statement from Great Controversy pg. 28 where Ellen White
describes this period after the crucifixion of Christ. She says, “Through the preaching of the apostles and their
associates, God would cause light to shine upon them…” that is upon the children of those who had
betrayed Jesus. She continues saying, “… they would be
permitted to see how prophecy had been fulfilled, not only in the birth and
life of Christ, but in His death and resurrection. The children were not
condemned for the sins of the parents, but when with a knowledge of all the
light given to their parents, the children rejected the additional light
granted to themselves, they became partakers of the parents’ sins and filled up
the measure of their iniquity.”
Sekarang, izinkan saya membacakan suatu pernyataan dari Great Controversy,
hal 28, di mana Ellen White menggambarkan masa setelah penyaliban Kristus. Dia
berkata, “Lewat pekabaran para
rasul dan rekan-rekan mereka, Tuhan akan memberikan sinar untuk menerangai
mereka…” yaitu menerangi anak-anak
dari orang-orang yang telah mengkhianati
Yesus. Ellen White melanjutkan berkata, “…mereka diizinkan melihat bagaimana nubuatan telah digenapi, tidak hanya
dalam kelahiran dan hidup Kristus, tetapi dalam kematian dan kebangkitanNya.
Anak-anak tidak dihakimi untuk dosa orangtua mereka, tetapi apabila dengan
semua terang yang telah diberikan kepada orangtua mereka, anak-anak ini menolak
terang tambahan yang dikaruniakan kepada mereka sendiri, mereka ikut mengambil
bagian dalam dosa orangtua mereka dan memenuhi takaran dosa mereka.”
How did the
Jews react during that 3½ years of additional probation? Did they say, “Oh, we
receive the Messiah, we receive Jesus Christ!”? All you have to do is read the
first several chapters of the book of
Acts. They did to the apostles the same thing they did to Jesus Christ. You
can read for example about Peter and John, how they were taken before the
Jewish Sanhedrin and they were forbidden to speak in the name of Jesus Christ.
In fact notice that in Acts 4:17-18 it says “’But
so that it spreads no further…” so these are, they
are speaking in the Sanhedrin in the Jewish council because Peter and John are
preaching and people are being converted. “’But so that it
spreads no further among the people…” that is their
message, “… let us severely
threaten them, that from now on they speak to no man in this name.’ So
they called them and commanded them not to speak at all nor teach in the…” what?
“… in the name of Jesus.”
Did they accept
Jesus Christ in these 3½ years of additional probation? Absolutely not. They
opposed just like they have while Jesus was on this earth.
Bagaimana reaksi
orang-orang Yahudi selama 3½ tahun masa percobaan tambahan? Apakah mereka
berkata, “Oh, kami menerima Mesias, kami menerima Yesus Kristus”? Kalian hanya
perlu membaca beberapa pasal awal kitab Kisah. Mereka memperlakukan para rasul
sama seperti mereka memperlakukan Yesus Kristus. Kalian bisa membaca, misalnya
tentang Petrus dan Yohanes, bagaimana mereka dibawa ke hadapan Sanhedrin Yahudi
dan mereka dilarang berbicara dalam nama Yesus Kristus. Perhatikan di Kisah 4:17-18
dikatakan, “’Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar…” jadi
ini mereka berbicara di Sanhedrin, di parlemen Yahudi, karena Petrus dan
Yohanes mengabarkan injil dan banyak yang bertobat. “’Tetapi supaya hal itu jangan
makin luas tersiar di antara orang banyak…” maksudnya pekabaran mereka, “… baiklah kita mengancam
mereka dengan ancaman berat, supaya mulai sekarang mereka jangan berbicara lagi kepada siapa pun dalam nama ini.’ Maka mereka memanggil keduanya dan memerintahkan
mereka untuk tidak berbicara sama sekali atau mengajar lagi dalam…” apa?
“… dalam nama
Yesus.” [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah
orang Yahudi menerima Yesus dalam 3½ tahun masa percobaan tambahan ini? Sama
sekali tidak. Mereka menentangnya sama seperti ketika Yesus masih hidup di bumi
Now, Daniel 9:24, you remember that Daniel 9:24 said, that one
of the things that would be accomplished during the 70 weeks is that vision and
prophecy would be brought to what? Actually would be “sealed up” but you know
that expression “sealed up” is the identical expression that is used earlier in
the verse where it says he shall make an end to sins. In other words really the
Hebrew word חתם [châtham ] really means “seal up” or “bring to an end”. In other
words Daniel 9:24 is saying that vision and prophecy will be coming to an end.
Let’s read that verse, Daniel 9:24 “Seventy weeks are determined for your people and for your
holy city, to finish the transgression, to make
an end of sins…” that’s the very word that is used later in the verse “to seal
up”, in other words it says “…to make an end of sins, to make
reconciliation for iniquity, to bring in everlasting righteousness, to seal up…”
that’s the identical Hebrew word that is translated to make an
end of sins, so here it should be translated what? “bring an end to…” what?” “… to vision and prophecy, and to anoint the
Most Holy.”
Nah, Daniel
9:24, kalian ingat kan apa kata Daniel 9:24, bahwa salah satu hal yang akan
digenapi selama masa 70 minggu itu adalah penglihatan dan nubuatan akan
bagaimana? Sebenarnya kata yang dipakai adalah “ditutup” tetapi kalian tahu
bahwa istilah “ditutup” adalah istilah yang sama yang dipakai sebelumnya dalam
ayat ini juga, di mana dikatakan “untuk mengakhiri dosa.” Dengan kata lain, kata Ibrani חתם [châtham] sebenarnya
berarti “menutup” atau “mengakhiri”. Dengan kata lain, Daniel 9:24 mengatakan
bahwa penglihatan dan nubuatan akan berakhir. Mari kita baca ayat itu, Daniel 9:24 “Tujuh puluh kali tujuh masa
telah ditetapkan bagi bangsamu dan bagi kotamu yang kudus untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri
dosa…” inilah kata yang sama yang dipakai di ayat itu juga [untuk penglihatan dan nubuat]. Dengan kata lain,
dikatakan, “…untuk mengakhiri dosa, untuk membuat rekonsiliasi/ memperbaiki hubungan yang
rusak akibat dosa, untuk mendatangkan keadilan/kebenaran yang kekal, untuk
mengakhiri …” inilah kata Ibrani yang sama, jadi
harus diterjemahkan “… untuk
mengakhiri penglihatan dan nubuat, dan untuk mengurapi yang maha kudus.” [NKJV yang diindonesiakan].
So what was going to happen at the end of this period? Vision
and prophecy would come to what? Would
come to an end. Is that exactly what happened? Absolutely.
Let me tell you something about the role of the prophet in the
Old Testament. The role of the prophet in the Old Testament is that when Israel
was very, very unfaithful constantly all the time, God would send them prophets
to speak, they were actually God’s
lawyers in divorce court. God would say,
“I am going to divorce you because you have fallen in love with the practices
of other nations, and you know you have other lovers, you played the harlot.”
And so, He would send prophets and He would say “I want a divorce!” but then
there was always hope, He would say, “But if you repent and you turn from your
wicked ways, then I will relent from the idea of divorcing you.” And whenever
you find these prophets in the Old Testament giving this message to Israel,
you’ll find that they always told the story of the benevolent acts of God upon
His people. They will go for a long description of the history of Israel and
how God had been good to Israel to try and woo Israel back to the Lord. In
other words when prophets were raised up to rebuke Israel, they called Israel
to repentance, and they expressed that there was still an opportunity for mercy
But now we go to the stoning of Stephen and we find no message of mercy in the
message that Stephen presents. Stephen, like the prophets of the Old Testament,
takes almost all of chapter 7 of the book of Acts to tell the history of Israel
and how God guided in the history of Israel to bring the Messiah into the world. Let’s read
several verses from Acts chapter 7 and we’ll read verse 11 and then I’ll tell
you of the verses that we are going to read.
Jadi apa yang akan terjadi pada akhir periode
ini? Penglihatan dan nubuat akan apa? Akan berakhir. Apakah persis seperti itu
yang terjadi? Tepat sekali.
Saya beritahu sesuatu mengenai peranan para nabi
di zaman Perjanjian Lama. Peranan nabi dalam Perjanjian Lama ialah, ketika
Israel terus-menerus amat sangat tidak setia, maka Tuhan akan mengirimkan
nabi-nabiNya untuk berbicara. Sesungguhnya mereka adalah pengacara-pengacara
Tuhan dalam pengadilan perceraian. Tuhan akan berkata, “Aku akan menceraikan
kamu karena kamu sudah jatuh cinta kepada segala praktek [penyembahan] bangsa-bangsa lain, dan kamu tahu kamu sudah
punya kekasih yang lain, kamu sudah menjadi pelacur.” Maka Tuhan akan
mengirimkan nabi-nabiNya dan Dia berkata, “Aku mau cerai!” Namun selalu masih
ada harapan. Tuhan akan berkata, “Tetapi
jika kamu bertobat dan kamu berbalik dari jalanmu yang jahat, maka Aku akan
menarik kembali niatKu menceraikan kamu.” Dan setiap kali dalam Perjanjian Lama
kita bertemu dengan nabi-nabi yang menyampaikan pesan ini kepada Israel, kita
dapati mereka selalu bercerita tentang pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang penuh
kemurahan bagi bangsaNya. Mereka akan memberikan deskripsi panjang lebar
tentang sejarah Israel dan bagaimana Tuhan selalu baik kepada Israel dan
mencoba merayu agar Israel mau kembali kepada Tuhan. Dengan kata lain, ketika
nabi-nabi dibangkitkan untuk menegur Israel, mereka selalu berseru agar Israel
mau bertobat, dan mereka menyatakan bahwa masih ada kesempatan bagi Israel
untuk mendapatkan pengampunan.
Tetapi sekarang kita tiba pada peristiwa
perajaman Stefanus dan kita tidak mendapatkan pesan pengampunan dalam pesan
yang disampaikan Stefanus. Sebagaimana para nabi dalam Perjanjian Lama,
Stefanus memenuhi hampir seluruh pasal 7 kitab Kisah dengan sejarah Israel,
bagaimana Tuhan telah memimpin sepanjang sejarah Israel, untuk membawa Mesias ke dalam
dunia. Mari kita baca beberapa ayat dari Kisah pasal 7 dan kita akan membaca
ayat 11, kemudian saya akan mengatakan ayat-ayat mana lagi yang akan kita baca.
And I want you to notice that Stephen refers to the history of
Israel with the expression “our fathers”, “our fathers”, “our fathers”, until
he gets to the end. And then he changes his tone. Notice verse 11 “Now a famine and great trouble came over all the land of Egypt
and Canaan…” this is during the time of Joseph, “… and our fathers found no sustenance.” Let’s go to verse 19, “This man…” that is Pharaoh, “… dealt treacherously
with our people, and oppressed our forefathers,
making them expose their babies, so that they might not live.” Then it says in verse 38, “This is he…” Moses,
“… who was in the congregation in the
wilderness with the Angel who spoke to him on Mount Sinai, and with our
fathers,…” notice, “our fathers” again, “… the one who received
the living oracles to give to us,” And then he says, “Our fathers had the tabernacle of witness in the wilderness, as He
appointed, instructing Moses to make it according to the pattern that he had
seen…” verse 45, “… which our fathers, having received it in turn, also
brought with Joshua into the land possessed by the Gentiles, whom God drove out
before the face of our fathers until the
days of David…”
You notice all during the history of Israel he is talking about what? He is including himself in the history of
Israel, he is saying “our fathers”, “our fathers”, but when he gets to the end
of his speech, I want you to notice chapter 7 verses 52, there is a change of
tone and a change of expression. He says to them, now he is bringing the
indictment. Like the prophets in the Old
Testament, they would described the
benevolent acts of God, and then they would present the indictment, and then
the prophets would say, “Come back to the Lord, because He doesn’t want to
divorce you.” Stephen does not say “Come back to the Lord”, he only indicts them. Notice what it says
there in Acts 7:52 “Which of the prophets did your
fathers not persecute?...” You see, he is disconnecting himself from their patrimony of those who did these things in the Old
Testament. “Which of the prophets
did your fathers not persecute? And they killed those who foretold the coming
of the Just One, of whom you now have become the betrayers and murderers… ”
Saya
mau kalian perhatikan bahwa Stefanus ketika mengisahkan
sejarah Israel, dia selalu memakai istilah “nenek moyang kita”, “nenek moyang kita”, “nenek moyang kita”, hingga
bagian yang terakhir. Lalu dia mengubah nadanya. Perhatikan ayat 11, “Maka datanglah bencana kelaparan dan masa kesusahan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan…” ini
peristiwa zaman Yusuf, “…. nenek
moyang kita tidak mendapat makanan” Mari ke ayat 19, “Raja itu…” yaitu
Firaun, “… memperlakukan bangsa kita dengan
curang, dan menindas nenek
moyang kita, memaksa mereka untuk membuang bayi mereka, supaya mereka mati…” Lalu di ayat 38 dikatakan, “Musa inilah yang berada dalam dalam sidang jemaah di padang gurun bersama sang Malaikat yang di gunung Sinai berfirman kepadanya dan kepada nenek moyang kita…” Perhatikan,
“nenek moyang kita” lagi, “…dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk disampaikannya kepada kita…” Lalu katanya,
“Kemah Kesaksian ada pada nenek
moyang kita di padang gurun, seperti yang diperintahkan Allah kepada Musa
untuk membuatnya menurut contoh yang telah dilihatnya…” Ayat
45, “…yang pada gilirannya diterima nenek moyang kita juga dibawa bersama Yosua ke tanah milik orang-orang kafir, yang dihalau Allah di depan mata nenek moyang kita; hingga zaman Daud.” Kalian lihat, terus sepanjang
mengisahkan sejarah Israel, bagaimana Stefanus berbicara? Dia menganggap
dirinya termasuk dalam sejarah Israel, dia berkata, “nenek moyang kita”, “nenek moyang kita”, “nenek moyang kita.” [NKJV yang diindonesiakan]. Tetapi
ketika dia tiba di bagian akhir pidatonya, saya mau kalian memperhatikan pasal
7 ayat 52, di sana terjadi perubahan nada dan perubahan istilah. Stefanus
berkata kepada mereka ~ sekarang dia menyampaikan dakwaan. Sebagaimana
nabi-nabi Perjanjian Lama yang membeberkan pekerjaan-pekerjaan rahmat Tuhan,
lalu mereka menyampaikan dakwaan, kemudian nabi-nabi itu akan berkata,
“Kembalilah kepada Tuhan, karena Dia tidak ingin menceraikan kamu.” Tetapi
Stefanus tidak berkata “Kembalilah kepada Tuhan”, dia hanya mendakwa mereka.
Perhatikan apa yang dikatakan Kisah 7:52 “Siapakah dari nabi-nabi yang
tidak dianiaya oleh nenek moyangmu?” Kalian lihat, Stefanus sekarang
mengundurkan dirinya dari kedudukannya sebagai keturunan mereka yang melakukan
hal-hal itu dalam Perjanjian Lama. “Siapakah
dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek
moyangmu?
Bahkan mereka membunuh orang-orang yang menubuatkan
kedatangan Sang Orang Benar, yang sekarang
telah kamu khianati dan kamu bunuh.” [NKJV yang diindonesiakan].
You know this reminds us of the speech that Jesus gave in the temple
to the scribes and the Pharisees, the woes upon the scribes and the Pharisees.
Jesus also did not say “our fathers” but He said, “your fathers”. Notice what
we find in Matthew 23:32, Jesus says, “Fill up, then, the measure of…” what? “… of your
fathers’ guilt.” In other words, Stephen is
disassociating himself from these individuals who were “our fathers” until he
presents his indictment and he says, “your fathers” did this.
Tahu enggak, ini mengingatkan kita kepada pidato yang disampaikan Yesus di Bait Suci kepada para ahli Taurat dan orang Farisi, celaka-celaka bagi ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Yesus juga tidak berkata “nenek moyang kita” tetapi Dia berkata, “nenek moyangmu”. Perhatikan Matius 23:32, Yesus berkata, “Jadi, penuhilah juga takaran kesalahan…” siapa? “…nenek moyangmu.” Dengan kata lain, Stefanus baru mendisasosiasikan dirinya dari orang-orang itu yang adalah “nenek moyang kita” pada saat dia menyampaikan dakwaannya, dan dia berkata “…nenek moyangmu” yang melakukan ini.
Notice Matthew 23:34, we already read
this, but let’s read it again. Jesus is speaking a couple of days before His
death, He says, “Therefore, indeed, I send you prophets, wise men, and scribes: some of them you will kill and
crucify, and some of them you will
scourge in your synagogues and persecute from city to city,” And then notice after He sends additional messengers, He says, “that on you may come all the righteous blood shed on the
earth, from the blood of righteous Abel to the blood of Zechariah, son of
Berechiah, whom you murdered between the temple and the altar. Assuredly, I say
to you, all these things will come upon this generation.”
Perhatikan Matius 23:34, kita
tadi sudah membaca ini, tetapi mari kita baca lagi. Yesus sedang bicara dua
hari sebelum kematianNya. Dia berkata, “Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus
kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: sebagian dari
mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, sebagian akan kamu sesah di
rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota…” Lalu
perhatikan setelah Dia mengirim utusan tambahan, Dia berkata, “supaya kamu menanggung semua darah orang benar yang ditumpahkan di bumi, mulai dari darah Habel, orang benar itu, sampai kepada darah Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus
dan mezbah. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!" [NKJV yang diindonesisakan].
Is the stoning of
Stephen an extremely significant event?
It most certainly is. In fact allow me to share you some very
interesting details about the crucifixion of Christ and the stoning of Stephen.
It’s like history is being repeated in the stoning of Stephen, the history of
Christ. I am just going to go through this list. You have the texts in your
handout.
·
Both Jesus and Stephen
were taken before the Jewish Sanhedrin for their trial.
·
Both Stephen and Jesus
were accused by false witnesses, you can read this in Acts chapter 6 and 7.
·
Both Jesus and Stephen
reviewed the history of Israel, remember the parable of the vineyard that we
studied yesterday morning?
·
Both of them reviewed
the history of Israel and talked about God sending messengers to Israel and
ended their speeches by speaking about the arrival of the Son.
·
Both of them were
betrayed by money that was paid as a bribe.
·
Both of them were
accused of speaking against Moses and the temple.
·
Both of them, the Bible
tells us, were accused by the Jewish leaders, of shutting their ears to logic
and reason.
·
Both of them prayed that
God would forgive the sin of their oppressors.
·
Both of them were taken
and killed outside the city.
·
The Bible says that both
of them were innocent, the Bible says that Stephen’s face was like the face of
an angel. Pilate said, “This man, I find no guilt in this man.”
·
And both of them were
afflicted by a mob mentality by those who killed them.
Apakah
perajaman Stefanus itu suatu
peristiwa yang sangat bermakna? Tepat sekali. Izinkan saya membagi kepada
kalian detail-detail yang sangat menarik mengenai penyaliban Kristus dan
perajaman Stefanus. Peristiwa perajaman Stefanus itu seakan-akan mengulang
kembali sejarah Kristus. Saya akan membaca dari daftar itu. Kalian sudah
mendapatkannya dalam dokumen yang dibagikan.
·
Baik
Yesus maupun Stefanus dibawa ke hadapan Sanhedrin Yahudi untuk dihakimi.
·
Baik
Stefanus maupun Yesus dituduh oleh saksi-saksi palsu. Kalian bisa membaca ini
di Kisah pasal 6 dan 7.
·
Baik
Yesus dan Stefanus menceritakan ulang sejarah Israel, ingat perumpamaan kebun
anggur yang kita pelajari kemarin pagi?
·
Mereka
sama-sama menceritakan ulang sejarah Israel dan berbicara mengenai bagaimana
Tuhan mengirim utusan-utusanNya ke Israel, dan mengakhiri pidato mereka dengan
menyebut kedatangan Anak Allah.
·
Mereka
sama-sama dikhianati oleh pembayaran uang suap.
·
Mereka
sama-sama dituduh mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan Musa dan Bait Suci.
·
Alkitab
memberitahu kita, mereka sama-sama dituduh oleh pemuka-pemuka Yahudi, menutup
telinga kepada logika dan akal sehat.
·
Mereka
sama-sama berdoa kepada Tuhan untuk mengampuni orang-orang yang menindas
mereka.
· Mereka sama-sama dibawa dan dibunuh di
luar kota.
· Alkitab berkata mereka sama-sama tidak
bersalah. Alkitab berkata wajah Stefanus seperti wajah malaikat. Pilatus
berkata, “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.”
·
Dan
mereka sama-sama dicelakai oleh mentalitas kroyokkan orang-orang yang membunuh
mereka.
Is there an interesting parallelly between the death of Jesus
Christ and the death of Stephen? Absolutely. In fact
Stephen is repeating the history of Jesus.
Had there been any change in the spirit and in the heart of the Jewish
leaders, the Jewish Sandherin when Stephen was stoned? Absolutely not, even
though this is 3½ years later after the crucifixion of Christ, there has been
no change of heart.
Apakah ada kesejajaran yang menarik
antara kematian Yesus Kristus dan kematian Stefanus? Tepat sekali. Bahkan
Stefanus mengulangi sejarah Yesus. Apakah ada perubahan dalam kerohanian dan
hati para pemimpin Yahudi, Sanhedrin Yahudi ketika Stefanus dirajam? Sama
sekali tidak walaupun ini adalah 3½ tahun setelah penyaliban Kristus, tetapi
tidak ada perubahan hati.
Now, you remember that we read in Daniel
9:24 that there would be an event that
would bring vision and prophecy to an end? Now, that’s a significant statement.
Go with me to Acts 7:55-56. What was the last vision that was given to a
prophet for literal Israel? Who was that prophet? It was Stephen! Because just
like the prophets of the Old Testament he told the history of Israel, and he
indicted them for their wickedness, the same way that the Old Testament
prophets did. There is no difference.
Did Stephen catch a vision of heaven and
Jesus at the right hand of God? Absolutely. Acts 7:55-56 “But he, being full of the Holy Spirit, gazed into heaven and saw
the glory of God, and Jesus standing at the right hand of God, and
said, ‘Look! I see the heavens opened
and the Son of Man standing at the right hand of God!’” Was
Stephen
seeing a vision? He most certainly was. Was he a prophet? Yes, in good style he
was a prophet. Was he the last prophet who got the last vision that was
ever given for literal Israel? Absolutely. He would bring prophecy and
vision to an end. And when Stephen said that, his oppressors become ballistic.
Notice Acts 7:54 and then we’ll jump down to verse 57 and 58. It says, “When
they heard these things they were cut to the heart, and they gnashed at him
with their teeth….” Can you just
imagine this gnashing at the follower of Jesus with their teeth? And then verse
57 says, “Then they cried out with a loud voice, stopped their ears, and
ran at him with one accord; and they cast him out of the city…” like it happened
with Jesus, “… and stoned him….”
And now
notice a very important detail, “… And the witnesses laid down their clothes
at the feet of a young man named Saul.” Did the Jewish
theocracy come to an end with the stoning of Stephen? Absolutely. They
showed that their case was absolutely irreversible.
Nah,
kalian ingat kita sudah membaca di Daniel 9:24 bahwa akan ada suatu kejadian yang
akan mengakhiri penglihatan dan nubuat? Nah, itu adalah pernyataan yang
signifikan. Marilah bersama saya ke Kisah 7:55-56. Apakah penglihatan terakhir
yang diberikan kepada seorang nabi bagi Israel jasmani? Siapa nabi itu? Nabi
itu Stefanus! Karena sama seperti nabi-nabi Perjanjian Lama, Stefanus juga
mengisahkan sejarah Israel, dan dia mendakwa mereka karena kejahatan mereka,
sama seperti yang dilakukan nabi-nabi Perjanjian Lama. Tidak ada bedanya.
Apakah
Stefanus mendapat penglihatan Surga dan Yesus di sebelah kanan Allah? Betul
sekali. Kisah 7:55-56 “Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus,
menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah
kanan Allah. Lalu katanya: ‘Lihat! Aku
melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.’" Apakah Stefanus
mendapat penglihatan? Betul sekali. Apakah dia seorang nabi? Ya, dia seorang
nabi yang memenuhi semua persyaratannya. Apakah dia nabi yang terakhir yang mendapat penglihatan terakhir
untuk disampaikan kepada Israel jasmani? Betul sekali. Stefanus
yang akan mengakhiri penglihatan dan nubuat. Dan ketika Stefanus berkata
demikian, orang-orang yang menindasnya mengamuk. Perhatikan Kisah 7:54, lalu
kita akan loncat ke ayat 57 dan 58. Dikatakan, “Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu
mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menggertakkan gigi kepadanya…” [NKJV yang diindonesiakan]. Bisakah kalian bayangkan bagaimana mereka menggertakkan gigi ini terhadap pengikut Yesus? Lalu ayat 57
berkata, “Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil
menutup telinga serentak menyerbu dia.
Mereka menyeret dia ke luar kota…” sebagaimana yang terjadi dengan Yesus., lalu melemparinya…” Dan sekarang perhatikan suatu detail yang sangat penting,
“…Dan saksi-saksi meletakkan jubah
mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus..” Apakah theokrasi
Yahudi berakhir dengan dirajamnya Stefanus? Tepat sekali! Mereka
membuktikan bahwa nasib mereka sudah tidak bisa diubah lagi.
But I want you to notice something very interesting. As the
Jewish theocracy came to an end, because the whole reason ~ why did God
choose Israel ~ He chosed them to prepare the way for what? For the
coming of the Messiah. So the world would be ready for the Messiah. Did
they fulfill that plan? No. Did the message have to go to the world? It sure
did. Was the Jewish nation going to take it to the world? Absolutely not! So
God says, “This is it! I gave you 70 weeks, last of all I sent you My Son, you
didn’t fulfill your commission so now the message is going to be taken to the
world of the Gentiles.”
And it’s interesting that when the Jewish theocracy came to an
end, God already had the champion for the Gentiles. What was his name? Saul of Tarsus. Exactly.
Tetapi saya ingin
kalian perhatikan sesuatu yang sangat menarik. Bersamaan dengan berakhirnya
theokrasi Yahudi ~ karena seluruh tujuan Tuhan memilih Israel adalah ~ Tuhan memilih Israel untuk
mempersiapkan jalan bagi apa? Bagi kedatangan Mesias, supaya
dunia siap untuk seorang Mesias. Apakah Israel memenuhi rencana Tuhan? Tidak.
Apakah injil keselamatan itu harus dibagikan kepada seluruh dunia? Tepat sekali.
Apakah bangsa Israel yang akan membagikannya kepada seluruh dunia? Sama sekali
tidak. Tuhan berkata, “Cukup! Aku memberimu waktu 70 minggu, terakhir Aku
mengirim AnakKu, kamu tidak melakukan tugasmu, jadi sekarang injil ini akan
dibawa ke seluruh dunia oleh orang-orang non-Yahudi.”
Dan adalah
menarik bahwa ketika theokrasi Yahudi berakhir, Tuhan sudah menyediakan seorang
jawara bagi orang-orang non-Yahudi. Siapa namanya? Saulus dari Tarsus, tepat
sekali.
Do you remember in the parable that Jesus told of the vineyard workers? He told about the three stages of Israel. God
sent out messengers, and they killed those messengers, and rejected their
message, and then He sent further
messengers after that, that’s during the 70 weeks, and last of all He sent
whom? He sent His Son. “They are going to respect My Son,” but what did they
say? “Oh, this is the heir, let’s take Him and kill Him,” and they cast Him out
of the vineyard which represented Jerusalem, and they killed him, and Jesus said, “What do you suppose that
God is going to do to them?” What did
Jesus say? He said, “Because you rejected the Son, the kingdom will be taken
from them and will be given to a nation,”
the word ἔθνος [ethnos eth'-nos ]
which refers to the Gentiles in the New Testament. “And will be given to
a nation that produces…” what? “…That produces the fruits thereof.”
Ingatkah kalian
tentang perumpamaan yang diceritakan Yesus mengenai pekerja kebun anggur? Dia
mengisahkan tiga tahap sejarah Israel. Tuhan mengirim utusan-utusanNya, dan
mereka membunuh utusan-utusan itu dan menolak pekabaran mereka. Lalu Dia
mengirim lebih banyak utusan lagi setelah itu, yaitu selama periode 70 minggu,
dan terakhir siapa yang Dia kirim? Dia mengirim AnakNya. “Mereka akan menghormati
AnakKu,” tapi apa kata mereka? “Oh, ini adalah ahliwarisNya, ayo kita tangkap
dan kita bunuh Dia.” Dan mereka melemparkan AnakNya keluar dari kebun anggur
yang melambangkan Yerusalem, lalu mereka membunuhNya. Dan Yesus berkata, “Kira-kira
apa yang akan dilakukan Tuhan kepada mereka?” Apa yang dikatakan Yesus? Dia
berkata, “Karena kalian menolak AnakNya, kerajaan itu akan diambil dari kalian
dan akan diberikan kepada suatu bangsa…” kata
ἔθνος [ethnos eth'-nos ] yang
mengacu kepada bangsa-bangsa non-Yahudi di Perjanjian Baru. “… Dan akan
diberikan kepada suatu bangsa yang…” apa? “… yang menghasilkan
buah Kerajaan itu.”
Did Jesus predict that after His death the message would go the Gentiles
because the Jews had rejected the message? Absolutely. So Saul of Tarsus is
present when Stephen is stoned and the last vision and the last prophet is
given to Israel, but he is going to be the champion that God will choose to
fulfill what Jesus said, the message now going to where? Going to the Gentiles.
In other words, the Kingdom is now given to the Gentiles.
Apakah Yesus
menubuatkan bahwa setelah kematianNya injil akan dikabarkan kepada orang-orang
non-Yahudi karena orang Yahudi telah menolak pekabaran itu? Betul sekali. Jadi
Saulus dari Tarsus hadir pada saat Stefanus dirajam, dan penglihatan terakhir serta
nabi terakhir pun sudah diberikan kepada Israel, tetapi Saulus akan menjadi
jawara yang Tuhan pilih untuk menggenapi apa yang dikatakan Yesus. Pekabaran
itu sekarang ditujukan ke mana? Ditujukan orang-orang non-Yahudi. Dengan kata
lain, Kerajaan itu sekarang diberikan kepada orang-orang non-Yahudi.
In fact notice Acts 22:20-21. Here Saul of Tarsus is describing
his experience and notice what it says in Acts 22:20-21, he says,
“And when the blood of Your martyr Stephen was shed, I also was standing by
consenting to his death, and guarding the clothes of those who were killing him…”
So, notice, he was present there, and he was encouraging them to
stone Stephen. But now notice what we find in verse 21, “…Then He said to me, ‘Depart, for I will send you far from here
to the Gentiles.’” Are you seeing the connection?
Bahkan,
perhatikan di Kisah 22:20-21, di sini Saulus dari Tarsus sedang menggambarkan
pengalamannya dan perhatikan apa katanya di Kisah 22:20-21, dia berkata, “Dan ketika darah Stefanus, martir-Mu itu, ditumpahkan, aku ada
di situ dan menyetujui kemtiannya
dan aku
menjaga pakaian mereka yang sedang
membunuhnya…”[NKJV yang diindonesiakan]. Jadi, perhatikan, dia ada di sana dan
dia mendukung orang-orang itu merajam Stefanus. Tetapi sekarang perhatikan apa
yang ada di ayat 21, “… Tetapi kata Tuhan kepadaku: ‘Pergilah,
sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa
lain.’…" Apakah
kalian melihat kaitannya?
Now, when Saul of Tarsus was on the way to Damascus to persecute
the church, he heard a voice from heaven that said, “Saul, Saul, why do you
persecute My people?” That’s not what He said. He said, “Saul,
Saul, why do you persecute…”
what? “…Me?” Were they
persecuting Jesus? Yes, they were
persecuting Jesus in the person of His church. Because the church is the body
of Jesus Christ. Were they doing the same thing to the body of Christ as they had done to Christ?
Absolutely, and Saul was there. When the Jewish theocracy ended, and God said,
“You are Mine, Buddy. You are going to be the messenger to the Gentiles.”
Nah,
ketika Saulus dari Tarsus dalam perjalanan ke Damaskus untuk menganiaya gereja
Tuhan, dia mendengar suara dari langit yang berkata, “Saul, Saul, mengapakah
engkau
menganiaya umatKu?” Bukan itu yang dikatakan Tuhan. Tuhan berkata, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya…” siapa? “…Aku?" Apakah
mereka menganiaya Yesus? Ya, mereka menganiaya Yesus dalam bentuk gerejaNya.
Karena gereja adalah tubuh Yesus Kristus. Apakah mereka melakukan hal yang sama
terhadap tubuh Kristus sebagaimana yang mereka lakukan terhadap Kristus? Tepat
sekali, dan Saulus ada di sana. Saat theokrasi Yahudi berakhir, Tuhan berkata,
“Kamu milikku, sobat. Kamu akan menjadi utusan kepada orang-orang non-Yahudi.”
And as I was mentioning, it is very interesting, listen to this:
In the book of Acts chapter 1 through chapter 12, the central figure is Peter.
And the message is going to whom primarily? It’s going to the Jews. Do you
remember that Jesus said in Acts 1:8 “But you shall receive power when the Holy Spirit has come
upon you; and you shall be witnesses to Me…” where first? “… in
Jerusalem…” who lived in Jerusalem? Jews. “…
and in all Judea…” who lived in Judea? Jews. And then a little bit wider, where? “… and Samaria,
and…” then where? To
the uttermost part of the earth or “…to the end of
the earth…” as some versions say.
Dan seperti yang saya sebutkan, ini sangat menarik,
dengarkan ini: Dalam kitab Kisah pasal 1 hingga pasal 12, tokoh sentralnya
adalah Petrus. Dan pekabaran itu terutama ditujukan ke mana? Ditujukan orang
Yahudi. Apakah kalian ingat apa kata Yesus di Kisah 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku…” pertama di mana? “… di
Yerusalem…” Siapa yang
ada di Yerusalem? Orang Yahudi. “… dan di seluruh Yudea…” siapa
yang ada di Yudea? Orang Yahudi. Lalu sedikit lebih luas lagi, ke mana? “… dan
Samaria, dan…” lalu
kemana? Ke ujung dunia yang paling jauh, atau “…sampai
ke ujung bumi...” seperti
yang dikatakan beberapa versi.
Listen up now,
Acts 1 through 6, the work of the apostles is focused only on Jerusalem and
Judea. In Acts chapter 7, Stephen is stoned, and after Stephen is stoned in
Acts chapter 7, in Acts 8 you have of course the gospel going to Samaria which
is the half brothers of the Jews, and then you have in chapter 9 the conversion
of Saul of Tarsus. And then in chapter 10 all the way through the rest of the
book of Acts, the gospel is going where? The gospel is going to the Gentiles.
Dengarkan sekarang, di Kisah pasal 1 hingga 6, pekerjaan
para rasul terfokus hanya di Yerusalem dan Yudea. Dia Kisah pasal 7, Stefanus
dirajam. Dan setelah Stefanus dirajam di Kisah pasal 7, di pasal 8 kita lihat
bahwa pekabaran dibawa ke Samaria, yang adalah saudara tiri orang Yahudi. Lalu di
pasal 9 kita temui pertobatan Saulus dari Tarus. Kemudian di pasal 10 hingga
seluruh sisa kitab Kisah, pekabaran ditujukan ke mana? Pekabaran ditujukan
kepada orang-orang non-Yahudi.
Is the book of Acts showing us that for 3½ years after Jesus was crucified,
the gospel went to Jerusalem and Judea? And only after the stoning of Stephen
does the gospel go first of all to Cornelius through the work of Peter, and
then to the uttermost parts of the earth, to the Gentiles? Are you following me or not? Is the stoning of Stephen a watershed event?
It most certainly is. In fact, do you know that in Acts 13, Saul and Barnabas
are ordained to go to the Gentiles? Go with me there, to Acts 13:1-3, it says, “Now in the church
that was at Antioch there were certain prophets and teachers: Barnabas, Simeon
who was called Niger, Lucius of Cyrene, Manaen who had been brought up with
Herod the tetrarch, and Saul…” that is Saul of
Tarsus. “… As
they ministered to the Lord and fasted, the Holy Spirit said…” Listen now, what
the Holy Spirit said, “… ‘Now separate to Me Barnabas and Saul for the work to which
I have called them.’ Then, having fasted and prayed, and laid
hands on them, they sent them
away.” Was this the official beginning of the ministry of Saul of Tarsus?
Absolutely. It was when Saul of Tarsus was what? Was ordained.
Apakah
kitab Kisah menunjukkan kepada kita bahwa selama 3½ tahun setelah penyaliban
Yesus , injil disebarkan di Yerusalem dan Yudea? Dan hanya setelah perajaman
Stefanus, injil pertama disampaikan kepada Cornelius lewat Petrus, kemudian ke
ujung dunia kepada orang-orang non-Yahudi? Apakah kalian mengikuti saya atau
tidak? Apakah perajaman Stefanus adalah suatu pertanda perubahan penting dalam
sejarah? Tepat sekali. Malah, tahukah kalian bahwa di Kisah pasal 13, Saulus
dan Barnabas ditahbiskan untuk pergi menyampaikan pekabaran kepada orang-orang
non-Yahudi? Mari bersama saya ke sana, Kisah 13:1-3, dikatakan, “Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan
pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang
Kirene, dan Menahem yang dibesarkan bersama dengan penguasa setempat Herodes, dan Saulus…” yaitu Saulus dari Tarsus. “… Pada waktu mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus:…”
Dengarkan sekarang apa kata Roh Kudus, “…‘Khususkanlah Barnabas dan
Saulus bagi-Ku untuk tugas mana mereka telah
Kupanggil.’ Lalu setelah mereka berpuasa dan berdoa, dan menumpangkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka pun melepas keduanya pergi.” [NKJV
yang diindonesiakan]. Apakah ini peresmian awal pelayanan
Saulus dari Tarsus? Tepat sekali. Pada saat inilah Saulus dari Tarsus diapakan?
Ditahbiskan.
Now listen to
what happen in the rest of chapter 13. Paul and Barnabas, after they are
ordained, they go to Antioch of Pisidia and Paul preached a long sermon there
to the Jews in the synagogue. You can read this in chapter 13 at your leisure.
So Paul preaches a long sermon as it was customary for him. And some people
say, “Well, Pastor Bohr, this stuff that you present is so complicated.” You
think I am complicated, you should read
the apostle Paul. That is complicated.
Peter said, “He wrote some things
difficult to be understood.” But he doesn’t blame Paul. He doesn’t say, “Paul,
you should have been clearer”. He says, “No. The unlearned
twisted it to their own destruction.” So the fault does not lie with
Saul, or with Paul, the fault lies with those who don’t study carefully what
Paul wrote.
Sekarang
dengarkan apa yang terjadi di sisa pasal 13. Paulus dan Barnabas, setelah ditahbiskan, mereka pergi ke Antiokia dari
Pisidia, dan Paulus berkhotbah panjang di sana kepada orang-orang Yahudi di
sinagog. Kalian bisa membaca ini di pasal 13 nanti di waktu luang kalian. Jadi
Paulus menyampaikan khotbah yang panjang sebagaimana kebiasaannya. Dan ada
beberapa orang yang berkata, “Pastor Bohr, bahan ini yang Anda sampaikan begitu
rumit.” Kalian menganggap saya rumit? Kalian harus membaca tulisan rasul
Paulus. Itu baru namanya rumit. Petrus berkata, “Dia [Paulus] menulis beberapa
hal yang sulit untuk dipahami.” Tetapi Petrus tidak menyalahkan Paulus. Dia
tidak berkata, “Paulus, kamu seharusnya bicara lebih jelas.” Petrus berkata,
“Tidak. Mereka yang tidak mempelajarinya, “… memutarbalikkannya menjadi kebinasaan
mereka sendiri.” (2 Pet 3:16). Jadi
kesalahan tidak terletak pada Saulus atau Paulus, kesalahan terletak pada
mereka yang tidak mempelajari dengan teliti apa yang ditulis Paulus.
You know, one person once said to me, “You know, why
can’t we be just happy, Jesus loves me
this I know, for the Bible tells me so.” And I looked at that person and I
said, “You know, that’s a good suggestion, the last time that I sang that I was
in the primary division.” That’s good for primary kids. But God has given us
Scripture to challenge our intellect, hasn’t He done that? It’s like detective
work, it’s marvelous seeing the unity and harmony of Scripture as we study it
carefully and with prayer and with God’s wisdom.
Kalian
tahu, pernah ada yang berkata kepada daya, “Kamu tahu, kenapa kita tidak bisa
bersuka cita saja, Yesus mencintai saya, itu saya tahu, karena Alkitab yang
berkata begitu.” [= lagu anak-anak]. Dan saya memandang orang itu dan berkata,
“Kamu tahu, itu adalah usul yang bagus. Terakhir kalinya saya menyanyikan lagu
itu saya duduk di SD.” Itu memang bagus buat anak-anak SD, tetapi Tuhan telah
memberi kita Alkitab untuk menantang intelek kita, bukankah begitu? Mempelajari
Alkitab itu seperti pekerjaan detektif, jika kita mempelajarinya dengan doa dan
hikmat dari Tuhan, kita akan melihat
keseragaman dan keharmonisan Firman Tuhan yang mengagumkan.
And so Paul preaches a long sermon in Antioch in Pisidia, to the
Jews in the synagogue. And the Gentiles when they heard ~ because they were
present there ~ when they heard the sermon that Paul preached, they said,
“Could you come and preach to us next Sabbath?” Not next Sunday, “… next
Sabbath, could you come and preach to us?” And the apostle Paul said, “Sure,
we’ll come to you and preach next Sabbath.” And the Bible said, that the next
Sabbath, almost the whole city came together, and the Gentiles, bunches of Gentiles
gave their lives to the Lord. And when the Jews saw that, they were filled with
anger, they were filled with jealousy. They said, “All those Gentiles, multitude of Gentiles
accepting the message, if this grows, we’re going to be a small group, a small
insignificant group.” And so they were jealous. And they started blaspheming.
Let’s read about it in Acts 13:46-47.
Jadi Paulus
menyampaikan khotbah yang panjang di Antiokia di Pisidia kepada orang-orang
Yahudi di sinagog. Dan orang-orang non-Yahudi yang mendengarnya ~ karena mereka
ada di sana waktu itu ~ ketika mereka mendengar khotbah yang disampaikan
Paulus, mereka berkata, “Bisakah Anda datang dan berkhotbah kepada kami Sabat
depan?” Bukan hari Minggu depan, “…
Sabat depan, bisakah Anda datang dan berkhotbah kepada kami?” Dan rasul Paulus
berkata, “Tentu saja, kami akan datang dan berkhotbah Sabat depan.” Dan Alkitab
berkata, bahwa Sabat berikutnya itu hampir seluruh penduduk kota berkumpul, dan
orang-orang non-Yahudi ini, banyak sekali orang-orang non-Yahudi yang
menyerahkan hidup mereka kepada Kristus. Dan ketika orang-orang Yahudi melihat
itu, mereka dipenuhi oleh amarah, mereka dipenuhi iri hati. Mereka berkata,
“Semua orang non-Yahudi ini, berbondong-bondong orang non-Yahudi telah menerima
pekabaran itu. Jika ini terus bertambah, kami akan menjadi kelompok yang kecil,
yang tidak berarti.” Maka mereka iri hati. Dan mereka mulai menghujat. Mari
kita baca tentang ini di Kisah 13:46-47.
Remember that this is the first trip that Saul, or that Paul
takes after his ordination. He still wants to preach to whom? To the Jews. But
because the Jews blaspheme, notice what he says, “ Then Paul and Barnabas grew
bold and said, ‘It was necessary that the word of God should be spoken to you
first…” why
did the word of God have to be spoken to the Jews first? Because they had 70
weeks exactly. “… but since you reject
it, and judge yourselves unworthy of everlasting life, behold, we turn to the Gentiles….” Is this the
Kingdom that Jesus spoke about, the Kingdom that will be taken away from you
and given to a nation that produces the fruits thereof? AbsolutelyI “… we turn to the Gentiles…” And then now
notice, “… for so the Lord has
commanded us: ‘I have set you
as a light to the Gentiles, that you should be for salvation to the ends of the
earth.’” Is this a clear prophecy, the prophecy of the
70 weeks?
Ingat, ini
adalah perjalanan Saulus atau Paulus yang pertama, yang dibuat olehnya setelah
dia ditahbiskan. Dia masih ingin berkhotbah kepada siapa? Kepada orang-orang
Yahudi. Tetapi karena orang-orang Yahudi menghujat, perhatikan apa katanya, “Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: ‘Memang firman
Allah perlu diberitakan kepadamu lebih dahulu…” mengapa Firman Tuhan harus disampaikan
kepada orang-orang Yahudi duluan? Karena mereka diberi waktu 70 minggu tepat. “… tetapi karena kamu menolaknya dan menganggap dirimu
tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal, maka
kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain….”[NKJV yang diindonesiakan]. Apakah ini Kerajaan yang disebut Yesus,
yang akan diambil dari kamu dan diberikan kepada bangsa yang menghasilkan
buah-buah Kerajaan itu? Tepat sekali! “… kami
berpaling kepada bangsa-bangsa lain…” Sekarang perhatikan, “… Sebab inilah yang
diperintahkan kepada kami: ‘Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan
sampai ke ujung bumi.’" Apakah ini nubuatan yang jelas, nubuatan
tentang 70 minggu?
I mean it is amazing how God predicted all these things
centuries before they happen, precisely and exactly. Forget Nostradamus! You
have to stretch your imagination to find anything there that’s been fulfilled
today. This tells you exactly when, what, and where it was going to happen. And
you know what’s sad? Almost all of the Protestant world has taken the
last week of this prophecy and instead of applying it to the Christ, it is
applied to the Antichrist who supposedly will arise after the rapture of the
church. It is a serious matter to take a prophecy that applies to
Christ and apply it to the Antichrist. And listen carefully to what I am going
to say, what Protestants have done, and
also the Roman Catholic church by doing this, is that they have exonerated the
Jewish nation from the terrible crime of crucifying the Messiah, by saying that
this prophecy applies in the future after the rapture of the church, they are
saying that the Jews are not guilty of anything back then. But you know what
else? Because Protestantism and Roman Catholicism has said that the Little Horn of Daniel 7
applies to a future Antichrist, they are also exonerating the Roman Catholic
church from destroying the body of Christ, during the 1260 years. In other words, what the devil has done, in
shifting the view to the future, he has exonerated the Jewish nation as a
nation ~ I am not talking about individuals ~ from the terrible crime of
crucifying the Messiah, and they are also exonerating the Roman Catholic church
from persecuting the body of Jesus Christ during the period that is known as
the Dark Ages. Are you understanding what I am saying?
Maksud saya,
sungguh mengagumkan bagaimana Tuhan menubuatkan semua hal ini berabad-abad
sebelum terjadinya, secara tepat dan akurat. Lupakan Nostradamus! Dengan
Nostradamus kita harus mengolor imajinasi kita untuk menemukan apa-apa yang
sudah digenapi sekarang. Nubuatan ini memberitahu kita persisnya kapan, apa,
dan di mana akan terjadi. Dan tahukah kalian apa yang menyedihkan? Hampir semua dunia Protestan
mengaplikasikan minggu terakhir dari nubuatan ini bukan kepada Kristus
melainkan kepada Antikristus, yang katanya akan muncul setelah gereja diangkat
ke Surga. Ini adalah hal yang serius, mengaplikasikan suatu
nubuatan untuk Kristus kepada Antikristus.
Dan dengarkan
baik-baik apa yang akan saya katakan. Apa yang telah dilakukan golongan
Protestan dan juga gereja Roma Katolik dengan mengatakan aplikasi nubuatan ini
ada di masa mendatang setelah diangkatnya gereja ke Surga, mereka telah
menghapus peranan bangsa Yahudi dari kejahatan mereka yang keji menyalibkan
Mesias, dengan demikian mereka mengatakan bahwa bangsa Yahudi tidak berdosa
apa-apa di masa lampau.
Tetapi kalian
tahu, masih ada lagi. Karena Protestanisme dan Roma Katolikisme berkata bahwa
si Tanduk Kecil dari Daniel pasal 7 itu aplikasinya kepada seorang Antikristus
di masa mendatang, maka mereka juga telah menghapus keterlibatan gereja Roma
Katolik dari dosa membinasakan tubuh Kristus selama 1260 tahun. Dengan kata
lain, apa yang telah dilakukan Setan dengan menggeser pandangan ke masa depan,
dia telah membebaskan bangsa Yahudi sebagai suatu bangsa ~ saya tidak berbicara
mengenai individu-individu ~ tapi Yahudi sebagai suatu bangsa, dari kejahatan
keji menyalibkan Mesias, dan juga telah
membebaskan gereja Roma Katolik dari peranannya menganiaya tubuh Yesus Kristus
selama periode yang dikenal sebagai Zaman Kegelapan. Apakah kalian paham apa
yang saya katakan?
Everybody today is looking to the Middle East. Hooh, look at the
Moslems, they are the enemy! Hooh, ya, look at Jerusalem, you know the Arabs
are going to come and they are going to attack Jerusalem! And while
everybody is looking east, prophecy is being fulfilled in Rome and in the
United States, and no one can see it because they are looking in the wrong
place.
The devil is an expert at directing your attention to where the
controversy ISN’T!
Semua orang
sekarang sedang memandang ke Timur Tengah. Hoooh, lihat orang-orang Muslim itu,
mereka adalah musuh! Hooooh, ya, lihat Yerusalem, kamu tahu orang-orang Arab
akan datang dan mereka akan menyerang Yerusalem! Dan sementara semua orang memandang ke timur, nubuatan sedang
digenapi di Roma dan Amerika Serikat, dan tidak ada yang sadar karena mereka sedang
memandang ke tempat yang salah.
Setan sangat ahli
mengarahkan perhatian kita ke tempat di mana pertentangan itu TIDAK ADA!
Now allow me to summarize this.
The 2300 years begin in the year 457 BC, right?
You go forward 69 weeks, that is 483 years, that takes you to
the year what? 27.
But there’s one more week, that takes you from 27 to the year
what? 34.
So those are the first 490 years, and those 490 years are cut
off from what? From the 2300 days.
Now, so, from 457BC to 34AD you have the first 490 years of the
2300 days. So what do you have to do in order to know when the sanctuary is
going to be cleansed? You don’t have to have the wisdom of Solomon in order to
figure it out. All you have to do is subtract 490 from 2300, because the 490
were fulfilled. What does that give you? 1810 years.
So basically what you have to do is go from the year 34, 1810
years which is the remaining portion after you subtracted the 490 years. And
that will take you to the precise moment when the sanctuary will be cleansed.
And if you do that operation, you will find that the prophecy of the 2300 days, ends
precisely in the year 1844.
Folks, there is no way around it, prophecy is clear. The reason
why the Christian world does not like this, is because if they accepted it,
they would have to be 7th Day Adventists.
Sekarang saya
akan menyimpulkan ini.
Nubuatan 2300
tahun dimulai pada tahun 457 BC, benar?
Kita maju 69
minggu, yaitu 483 tahun, dan itu membawa kita ke tahun berapa? 27.
Tetapi masih ada
1 minggu lagi, yang membawa kita dari tahun 27 ke tahun berapa? 34.
Jadi inilah
ke-490 tahun yang pertama, dan ke-490 tahun ini dipotong dari apa? Dari
nubuatan 2300 hari [=tahun]
Sekarang, dari
457 BC ke 34 AD adalah ke-490 tahun yang pertama dari 2300 hari. Jadi apa yang
harus kita lakukan untuk mengetahui kapan Bait Suci itu dibersihkan? Kita tidak
perlu memiliki kebijaksanaan Salomo untuk mendapatkan jawabannya. Kita hanya
perlu mengurangkan 490 dari 2300, karena yang 490 sudah digenapi. Kita mendapat
angka berapa? 1810 tahun.
Jadi pada
dasarnya, kita berangkat dari tahun 34, dan 1810 tahun adalah yang tersisa
setelah kita kurangi 490 tahun tadi. Dan itu akan membawa kita ke saat yang
tepat kapan Bait Suci itu dibersihkan. Dan jika kita melakukan hitungan itu,
kita akan melihat bahwa nubuatan
2300 hari, berakhir tepat di tahun 1844.
Saudara-saudara,
tidak ada kemungkinan yang lain. Nubuatan itu sangat jelas. Mengapa dunia
Kristen tidak menyukai ini adalah, karena kalau mereka menerimanya, mereka akan
menjadi umat Masehi Advent Hari Ketujuh.
10 04 1014
No comments:
Post a Comment