Dibuka
dengan doa.
As I mentioned in my prayer we are going to study this evening
the topic, The Blueprint of End-time Events. And perhaps many of you are
wondering why we are dedicating so much time to the “abomination of desolation.” The reason is, the abomination of desolation as it was
fulfilled in the past, is going to be fulfilled in the future. And in
Matthew chapter 24, this event is an extremely important event. It is at the
very centre of the prophecy of Matthew chapter 24.
Seperti yang sudah saya sebutkan dalam
doa saya tadi, malam ini kita akan mempelajari topik “Cetak Biru Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman.”
Dan mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya mengapa kita menghabiskan
begitu banyak waktu untuk “kekejian yang menelantarkan” ini? Alasannya adalah, kekejian yang menelantarkan ini sebagaimana yang telah
digenapi di masa lampau, akan digenapi lagi nanti di masa mendatang.
Dan di Matius pasal 24, peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat penting. Peristiwa ini berada tepat di pusat
nubuatan Matius pasal 24.
Allow me to review just very briefly what we have studied
concerning the abomination of desolation. First of all we studied about the
eagles of Rome coming and being set up outside the city of Jerusalem. On those
standards was an eagle and also a golden reed representing the sun. Then we went on to study the abomination of
desolation as it applies prophetically, and we noticed that a nation whose
emblem is an eagle, the US, eventually, some day is going to impose by force of
law the observance of the day of the sun as the day of rest.
Izinkan saya mengulangi secara singkat
apa yang telah kita pelajari tentang kekejian yang menelantarkan. Pertama, kita
sudah mempelajari burung-burung rajawali Roma yang datang dan ditancapkan di
luar kota Yerusalem. Pada panji-panji ini ada gambar seekor rajawali dan juga
lingkaran buluh keemasan yang
melambangkan matahari. Lalu kita lanjutkan mempelajari kekejian yang
menelantarkan ini dalam aplikasinya secara nubuatan, dan kita melihat suatu
bangsa yang memakai lambang seekor rajawali, yaitu Amerika Serikat, yang suatu
hari pada akhirnya melalui undang-undang akan memaksakan pemeliharaan hari
matahari sebagai hari peristirahatan.
Now some people might be thinking, is such a thing possible in the US? And our answer last time is
definitely Yes. Because it happened once before, that a national Sunday
Law was proposed and very seriously talked about by Protestants united with
Catholics back in the 1880’s. So, this scenario is not just a
possibility. It has already taken place once in the history of the US.
Nah, beberapa orang mungkin berpikir,
mungkinkah hal seperti itu terjadi di Amerika Serikat? Dan jawaban kita menurut
pelajaran yang lalu adalah “benar sekali.” Karena hal seperti itu sudah pernah terjadi sebelumnya,
bagaimana suatu Undang-undang Hari Minggu Nasional telah diajukan dan telah
diperbincangkan secara sangat serius oleh golongan Protestan yang bergabung
dengan golongan Katolik, di tahun 1880-an. Jadi skenario ini
bukan hanya suatu kemungkinan. Peristiwa ini sudah pernah terjadi satu kali di
dalam sejarah Amerika Serikat.
Now, this evening we are going to study the blueprint of end time
events. And we are going to notice that the scenario that we are going to study
is very similar to that which we studied last time. We are going to notice that
in the future the same type of things are going to happen as took place with
the National Reformed Movement. There is going to be a desire to unite church and
state, to declare this a Christian nation, there is going to be also an
attempt to change or amend the Constitution to propose a national Sunday Law. Now we are going to talk about that in our
next subject. But today we want to just notice how end-time events are going to
transpire and then in our next lecture I’m going to talk to you about what’s
happening in the churches of the US today, not only the Protestant churches but
also the Roman Catholic church, which is fulfilling what we studied last time,
and what we are going to study this evening.
Nah, malam ini kita akan mempelajari
cetakbiru peristiwa-peristiwa akhir zaman. Dan kita akan menyimak bahwa skenario
yang akan kita pelajari sangat mirip dengan apa yang kita pelajari sebelumnya.
Kita akan melihat bahwa di masa mendatang hal-hal yang sama akan terjadi,
sebagaimana yang terjadi dengan Gerakan Reformasi Nasional. Akan ada keinginan untuk menggabungkan
gereja dengan pemerintahan, untuk mendeklarasikan bangsa ini bangsa Kristen, akan ada usaha untuk mengubah, atau membuat amandemen
kepada Konstitusi (Amerika Serikat) guna mengajukan Undang-undang Hari Minggu
Nasional. Nah, kita akan berbicara mengenai hal ini dalam topik
kita berikutnya. Tetapi hari ini kita hanya akan menyimak bagaimana
peristiwa-peristiwa akhir zaman akan terjadi dan nanti dalam pembahasan yang
berikutnya, saya akan berbicara mengenai apa yang terjadi di dalam
gereja-gereja di Amerika Serikat dewasa ini, bukan saja di gereja-gereja
Protestan, tetapi juga gereja Roma Katolik, yang merupakan penggenapan dari apa
yang telah kita pelajari sebelumnya, dan apa yang akan kita pelajari malam ini.
Now, somebody might ask, why wasn’t a national Sunday Law
actually enacted in the year 1888? I believe there are two reasons.
1.
Has to do with the church.
2.
And secondly, the second
reason has to do with the condition of the world.
You
see, the church was not ready for a national Sunday Law to be given. And the
world was not ready either because there were certain prophetic events that
needed to transpire before a national Sunday Law could be enacted in the US.
Nah, mungkin ada yang bertanya, mengapa
Undang-undang Hari Minggu Nasional tidak jadi diberlakukan di tahun 1888?
Menurut saya ada dua alasannya.
1. Alasan
pertama berkaitan dengan gerejanya [= umat Allah],
2. dan yang
kedua berkaitan dengan kondisi dunia.
Kalian lihat, gereja [umat Allah] belum
siap untuk dimunculkannya Undang-undang Hari Minggu Nasional sedangkan dunia juga belum siap karena masih ada
peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan yang harus terjadi sebelum suatu
Undang-undang hari Minggu Nasional bisa ditetapkan di Amerika Serikat.
Now allow me to mention first of all a very important event that
many perhaps have never heard of. In the year 1888, specifically October 17
through November 4 of that year, in the city of Minneapolis, Minnesota, a very important
session of the General Conference of the SDA church took place. It’s
interesting that two pastors spearheaded the preaching at that Conference. Their names were pastors Jones and
Waggoner. It is interesting to notice that Ellen White who was present
there at that Congress actually said that the latter rain began to fall there at the
Minneapolis Conference in 1888. She also says that the Loud Cry of the
Third Angel which is mentioned in Revelation 18 began to be heard there with
the message that was proclaimed in 1888. And yet what began was not carried on
to fruition. In fact God was planning to bring about the greatest revival in
the history of the church within the SDA church at that time. But
unfortunately the church was not prepared, was not ready to receive the latter
rain and to proclaim the Loud Cry with great power.
I would also like to mention that events in the world at that
time were not ripe for the fulfillment of the prophecies of Daniel and
Revelation in their fullness. There were certain prophetic events which
we are going to notice in our study today, that needed to transpire before this national
Sunday Law could be written and enacted in the USA.
Nah, izinkan saya menyebutkan lebih dulu
suatu peristiwa yang sangat penting, yang mungkin belum banyak yang pernah
mendengarnya. Di tahun 1888,
terutama di tanggal 17 Oktober hingga 4 November tahun itu, di kota Minneapolis, Minnesota,
digelar suatu pertemuan yang sangat penting dari General Conference gereja
MAHK. Yang menarik, dua orang pendeta memelopori pembicaraan di konferensi
tersebut. Mereka adalah pendeta Jones
dan Waggoner. Yang
menarik juga adalah Ellen White yang hadir di kongres tersebut, bahkan
mengatakan bahwa hujan akhir mulai
jatuh di sana di Konferensi Minneapolis tahun 1888 itu. Ellen
White juga berkata Seruan Nyaring Malaikat Ketiga yang disebutkan di Wahyu
pasal 18, mulai terdengar di sana dengan dikumandangkannya pekabaran di tahun
1888. Namun demikian, apa yang sudah dimulai, tidak dilanjutkan hingga berbuah.
Sebenarnya Tuhan sedang merencanakan untuk memunculkan suatu kebangunan rohani
yang terbesar sepanjang sejarah di dalam gereja MAHK saat itu. Tetapi sayang, gereja belum
siap, dan tidak siap menerima hujan akhir maupun untuk mengumandangkan Seruang
Nyaring dengan kuasa yang besar.
Saya juga ingin menyinggung bahwa
peristiwa-peristiwa di dunia pada waktu itu belum matang untuk penggenapan
nubuatan-nubuatan Daniel dan Wahyu secara penuh. Ada peristiwa-peristiwa nubuatan tertentu
~ yang akan kita lihat dalam pelajaran kita hari ini ~ yang harus terjadi sebelum
Undang-undang Hari Minggu Nasional ini bisa ditulis dan
ditetapkan di Amerika Serikat.
Allow me first of all to read you a couple of statements from the writings of Ellen White,
where she speaks about what happened in Minneapolis. You see the message
in Minneapolis was rejected by the church. And that’s the reason why the latter
rain which began could not finish its work. And the Loud Cry which
started to be given could not come to its fullest power.
Izinkan saya pertama-tama untuk mengutip
dua pernyataan dari tulisan Ellen White, di mana dia berbicara mengenai apa
yang terjadi di Minneapolis. Kalian lihat, pekabaran
di Minneapolis itu ditolak oleh gereja. Dan itulah alasannya mengapa hujan
akhir yang sudah mulai dicurahkan, tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya.
Dan Seruan Nyaring yang sudah dimulai, tidak bisa berlanjut dalam kuasanya yang
penuh.
In Testimonies to Ministers pg
91-92 we find this very interesting statement: “The Lord in His great mercy sent a most precious message to His
people through Elders Waggoner and Jones. This message was to bring more
prominently before the world the uplifted Savior, the Sacrifice for the sins of
the whole world. It presented justification
through faith in the Surety. It invited the people to receive the
righteousness of Christ….” Now notice this, this is
important, “…It
invited the people to receive the righteousness of Christ which is made
manifest in obedience to all the commandments of God…” Receiving the righteousness of Jesus which is made manifest,
which is seen in observance of all of the commandments of God. Then she
continues saying, “ …This
is the message that God commanded to be given to the world. It is the Third Angel’s message, which is to be
proclaimed with a loud voice, and attended with the outpouring of His Spirit,
in a large measure.”
So the message of the Loud Cry was proclaimed in 1888, but the
church to a great degree was unprepared to receive it.
Di Testimonies
to Ministers hal 91-92 kita temukan pernyataan yang sangat
penting ini: “Tuhan dalam kemurahanNya yang besar, telah mengirimkan
pekabaran yang sangat berharga kepada umatNya melalui Ketua Waggoner dan Jones.
Tujuan pekabaran ini adalah untuk mempersembahkan kepada dunia secara lebih
jelas, Sang Juruselamat yang ditinggikan, Sang Kurban untuk penebusan dosa
seluruh dunia. Pekabaran itu menjelaskan pembenaran
oleh iman yang terjamin. Pekabaran itu mengundang orang untuk menerima
kebenaran Kristus…” sekarang perhatikan ini,
ini penting, “…Pekabaran itu mengundang orang
untuk menerima kebenaran Kristus yang dinyatakan dalam kepatuhan kepada semua
perintah Tuhan…” Menerima kebenaran Kristus yang
dinyatakan, yang tampak dari pemeliharaan semua perintah Tuhan. Lalu
Ellen White melanjutkan, “…Tuhan memerintahkan agar
pekabaran inilah yang disampaikan kepada dunia. Ini adalah pekabaran Malaikat yang
Ketiga, yang harus diproklamasikan dengan suara nyaring, dan disertai oleh
pencurahan RohNya dalam takaran yang besar.”
Jadi, pekabaran Suara Nyaring telah
dikumandangkan di tahun 1888, tetapi gereja sampai derajat yang besar tidak siap menerimanya.
In another statement that we find in Vol.1 of Selected Messages pg 363 Ellen White says this about that
Minneapolis Conference. “The
time of test is just upon us, for the loud cry of the Third Angel has already
begun in the revelation of the righteousness of Christ, the sin-pardoning
Redeemer. This is the beginning of the light of the angel whose glory shall
fill the whole earth.”
God was expecting to do something tremendous for His church and
through His church in 1888. I believe that the events in the world could have
matured and could have taken place in rapid succession so that we would already
be in the kingdom if the church had simply accepted this message.
Di dalam pernyataan yang lain yang kita
temukan di Selected Messages Vol. 1 hal 363, Ellen White berkata demikian tentang
konferensi di Minneapolis itu. “Kita sedang menghadapi saat
ujian sekarang, karena seruan nyaring Malaikat yang Ketiga sudah dimulai, dalam
menyatakan kebenaran Kristus, Penebus yang mengampuni dosa. Inilah permulaan
cahaya malaikat itu, yang kemuliaannya akan memenuhi seluruh bumi.”
Tuhan merencanakan untuk melakukan
sesuatu yang hebat bagi gerejaNya dan melalui gerejaNya di 1888. Saya percaya
bahwa peristiwa-peristiwa di dunia bisa menjadi matang dan bisa terjadi
berturut-turut dalam suksesi yang cepat sehingga kita seharusnya sudah berada
di kerajaan Allah seandainya gereja saat itu menerima saja pekabaran ini.
In the book Last Days Events pg
201 we find this statement about what took place in Minneapolis, “As the Third message swells to a
loud cry, and as great power and glory attend the closing work, the faithful
people of God will partake of that glory. It is the latter rain which revives
and strengthens them to pass through the time of troubles.” God had amazing things
prepared for His people, but His people were unprepared to receive the message.
In fact those who have studied the history of what had happened in Minneapolis,
will notice the sad story of how the messages of Jones and Waggoner were rejected
to a great degree in the church and so God had to put the outpouring of
the Spirit and the proclamation of the Loud Cry on hold, and the events in the
world were also put on hold for a season.
Di buku Last
Days Events hal 201, kita mendapatkan pernyataan ini
mengenai apa yang terjadi di Minneapolis. “Pada
saat pekabaran Malaikat yang Ketiga mengembang
menjadi suara nyaring, dan saat kuasa besar dan kemuliaan menyertai pekerjaan
pamungkas, umat Tuhan yang setia akan ikut ambil bagian dalam kemuliaan itu.
Hujan akhirlah yang menghidupkan
mereka kembali dan menguatkan mereka, guna melewati Masa Kesukaran Besar itu.” Tuhan telah menyiapkan hal-hal yang luar
biasa bagi umatNya, namun umatNya saat itu tidak siap menerima pekabaran
tersebut. Sesungguhnya mereka yang telah mempelajari sejarah tentang apa yang terjadi
di Minneapolis, akan melihat kisah tragis bagaimana pekabaran Jones dan Waggoner sampai derajat
yang besar ditolak di gereja, maka Tuhan menangguhkan pencurahan Roh
dan proklamasi Suara Nyaring, dan peristiwa-peristiwa di dunia pun juga
ditangguhkan untuk sementara.
Now, I would like to share with you, Ellen White’s scenario of
end-time events and I am going also to mention several biblical concepts to go
along with Ellen White’s presentation of end-time scenario. And I am going to
mention several points that she says are going to transpire as we near the end of time.
Nah, saya ingin membagikan kepada
kalian, skenario Ellen White mengenai peristiwa-peristiwa akhir zaman dan saya
juga akan menyebut beberapa konsep Alkitab yang sejajar dengan presentasi
skenario akhir zaman Ellen Whte. Saya
akan menyebut beberapa poin yang menurut Ellen White akan terjadi begitu kita
mendekati akhir zaman.
First of all she says very clearly that the US will embrace Roman Catholic
principles by uniting church and state. This is what Revelation chapter 13 is
talking about. It speaks about a first Beast which we believe to be the
Papacy. Then there is a second Beast that rises from the earth which is a
symbol of the US. And that second Beast, a symbol of the US, will actually
impose by force of law the religious principles of that first Beast, which
represents the Roman Catholic Papacy. So, Ellen White, drawing on Revelation
chapter 13, has made it very clear that in the end time, the US will embrace
the idea of the Roman Catholic idea of uniting church and state to impose
religious observances.
Pertama, Ellen White berkata dengan
sangat jelas bahwa Amerika Serikat
akan merangkul prinsip-prinsip Roma Katolik yaitu mempersatukan
gereja dengan pemerintahan. Inilah yang dibicarakan Wahyu pasal 13, yang berbicara mengenai Binatang yang pertama, yang kita yakini
adalah Kepausan, lalu ada Binatang yang kedua yang muncul dari bumi yang adalah
simbol dari Amerika Serikat. Binatang yang kedua ini, yang melambangkan Amerika
Serikat, akhirnya dengan memakai kekuatan hukum, akan memaksakan prinsip-prinsip
kerohanian Binatang yang pertama yang melambangkan Kepausan Roma Katolik. Jadi,
Ellen White, dalam melukiskan Wahyu
pasal 13, menjelaskannya dengan gamblang bahwa pada akhir masa, Amerika Serikat
akan merangkul ide dari Roma Katolik untuk mempersatukan gereja dan
pemerintahan untuk memaksakan praktek ibadah.
Another thing which Ellen White mentions and which is contained
as well in Scripture is that fact that the Protestant churches of the US will unite on
points of doctrine which they have in common. In fact the book of
Revelation makes it clear that all of the religious organizations are going to
unite. They are not going to form one church but they are actually going to
unite on the points that they have in common. They are going to have a common agenda
on what they agree on. And so Ellen White is very clear that
Protestantism is going to unite in the US.
Hal lain yang disebutkan Ellen White dan
yang juga terdapat di dalam Alkitab, adalah faktanya bahwa gereja-gereja Protestan Amerika Serikat akan bersatu
dalam poin-poin doktrin mereka yang sama. Malah, kitab Wahyu
membuatnya jelas bahwa semua organisasi keagamaan akan bersatu. Mereka bukan
akan melebur menjadi satu gereja, tetapi mereka akan bersatu dalam poin-poin
doktrin yang ada persamaannya. Mereka
akan memiliki agenda bersama mengenai apa yang mereka sepakati.
Maka Ellen White sangat jelas menyatakan bahwa Protestantisme di Amerika
Serikat akan bersatu.
Another point which she mentions is that there is going to be great
social turmoil in the US, natural disasters, social unrest, problems,
crime, you know things problems like with drugs, and alcohol, and so on. And
she says that these things, are going to lead the powers that be to blame God’s
remnant people for the maladies of society. This isn’t anything new.
It’s found in the Bible. In Elijah’s day Elijah was blamed for the problems.
When Nero burned the city of Rome, he blamed the Christians. We noticed also
that in Matthew chapter 24 after mentioning wars and rumors of wars, disasters,
pestilence, hunger, we are told that then God’s people are going to be
persecuted as those who are causing these evils. And so Ellen White is simply
agreeing with Scripture that God’s people are going to be blamed for what is
happening in the world.
Poin lain yang disebut Ellen White
adalah akan terjadi kekacauan sosial di
Amerika Serikat, bencana-becana alam, keresahan sosial, masalah,
kejahatan, kalian tahu hal-hal seperti dengan narkoba, alkohol, dan sebagainya.
Dan Ellen White berkata bahwa hal-hal ini akan menyebabkan penguasa yang
memerintah menyalahkan umat Tuhan yang sisa untuk semua penyakit dalam
masyarakat ini. Ini bukan barang baru. Ini ada juga di dalam Alkitab. Di zaman
Elia, Elia yang disalahkan untuk masalah-masalah yang ada. Ketika Nero membakar
kota Roma, dia menyalahkan orang-orang Kristen. Kita perhatikan juga di Matius
pasal 24, setelah menyebut tentang perang dan rumor tentang perang, bencana,
penyakit sampar, kelaparan, kita diberitahu setelah itu umat Tuhan akan
dianiaya sebagai penyebab segala kejahatan ini. Maka Ellen White semata-mata
setuju dengan Alkitab bahwa umat Tuhan yang akan disalahkan atas apa yang
menimpa bumi.
Another thing that Ellen White mentions is that the
legislators of the US in order to gain the favor of the populace, the
favor of the people, are going to support a national Sunday Law
even though they might not agree with that Sunday Law. In other words they will
be afraid that if they don’t support this Sunday Law they will be voted out of
office. In fact Ellen White says that this should be our first consideration.
When we decide who we are going to vote for in election is how that candidate
looks upon the idea of church and state and religious liberty. She
actually even says that when we place individuals in office who will take away
and restrict religious liberty we become guilty of the sins that they commit
while they are in office.
Hal lain yang disinggung Ellen White
adalah para legislator Amerika Serikat
akan mendukung suatu Undang-undang Hari Minggu nasional untuk mendapatkan simpati populasi,
simpati masyarakat, walaupun mungkin mereka tidak setuju dengan Undang-undang Hari Minggu ini. Dengan kata lain,
mereka takut seandainya mereka tidak mendukung Undang-undang Hari Minggu ini,
mereka akan kehilangan jabatan. Bahkan Ellen White berkata hal inilah yang
harus menjadi pertimbangan pertama kita. Pada waktu kita memutuskan siapa yang
akan kita pilih dalam pemilihan, yang menjadi pertimbangan adalah bagaimana
pandangan calon itu tentang gereja dan pemerintahan dan kebebasan beragama. Ellen White berkata bahwa bila
kita menempatkan orang di suatu jabatan pemerintahan yang akan mencabut dan
mengekang kebebasan beragama, maka kita ikut menanggung dosa yang mereka
lakukan selagi mereka menjabat.
Now, back in the 1880’s the problem was with the Democratic
party. The problem today is with the right wing of the Republican party. And we
are going to notice that a lot more in detail in our next study together.
Nah, pada tahun 1880-an itu, masalahnya
ada pada partai Demokrat. Hari ini masalahnya ada pada sayap kanan partai
Republik. Dan kita akan semakin melihat ini secara mendetail dalam pelajaran
kita berikutnya.
Another aspect that Ellen White mentions is that the leaders of
this movement in the end time for a
national Sunday Law don’t actually know where this idea is coming from. It’s
actually coming from beneath. It’s coming from the evil
powers. It’s coming from Satan and his angels but they don’t realize
it, they actually feel that this is something good. And she says that they
don’t even dream what the consequences of a national Sunday Law will be
evil.
Aspek lain yang disebut Ellen White
adalah bahwa pada akhir zaman pemimpin-pemimpin gerakan ini, yang mendesakkan suatu Undang-undang Hari Minggu
nasional, sebenarnya tidak tahu dari mana asal usul ide tersebut. Ide itu sesungguhnya
datang dari bawah, datang dari kekuasaan gelap.
Berasal dari Setan dan malaikat-malaikatnya. Tetapi mereka tidak
menyadari hal ini. Mereka malah menganggapnya sebagai sesuatu yang baik. Dan
Ellen White berkata, bahkan mereka tidak pernah membayangkan bahwa konsekuensi
dari suatu Undang-undang Hari Minggu nasional, itu
jahat.
In fact the same story that took place in the days of Ester is
going to take place again. You know,
Haman came to the king and he said to the king, “There is a people who are
dangerous to have around, they don’t obey your laws and if you keep them
around, your society is going to fall apart.” And so the king without
reflections he says, “Hey, if they are a menace go ahead and give a law that
will get rid of them.” The same is going to happen with the politicians in the end time.
They are
going to listen to the religious leaders and the religious leaders are
going to say, “These people who keep the commandments of God, who keep the Sabbath,
they are a menace to society. If we let them exist the whole nation
will fall apart and will disappear.”
The same argument was used by Caiaphas, do you remember, he
says, “It is necessary for this Man to die and not that the whole nation should
disappear”? There is nothing
new really under the sun.
Sesungguhnya
kisah yang sama yang telah terjadi di zaman Ester, akan terulang kembali.
Kalian tahu, Haman datang kepada raja dan dia berkata, “Ada suatu bangsa yang
berbahaya jika dibiarkan, mereka tidak mematuhi hukum Baginda, dan jika mereka
dibiarkan, maka masyarakat Baginda akan hancur berantakan.” Maka tanpa berpikir
panjang, raja pun berkata, “Hei, jika mereka itu berbahaya, silakan keluarkan
undang-undang yang bisa menyingkirkan mereka.” Hal yang sama seperti ini akan
terjadi pada para politikus pada
akhir zaman. Mereka akan mendengarkan para pemimpin agama, dan
para pemimpin agama ini akan berkata, “Orang-orang
ini yang memelihara perintah Tuhan, yang memelihara hari Sabat, mereka ini merupakan ancaman bagi masyarakat.
Jika kita biarkan mereka eksis, maka seluruh bangsa ini akan hancur dan
lenyap.”
Argumentasi
yang sama ini juga yang dipakai oleh Kayafas. Ingatkah kalian dia berkata, “Orang
ini harus mati, kalau
bukan seluruh bangsa ini akan lenyap.” [Yohanes 11:50]? Sesungguhnya tidak ada yang baru di
bawah matahari.
In fact we find in the writings of Ellen White as well as in the
Bible, that the political rulers of the world will all unite to persecute God’s
people instigated by the religious powers of the world.
Sesungguhnya kita temukan dalam
tulisan-tulisan Ellen White dan juga di dalam Alkitab, bahwa pemimpin-pemimpin politik dunia
akan bersatu untuk menganiaya umat Tuhan, atas hasutan kekuasaan agama di dunia.
Ellen White also mentions as well as the Bible, that there will
be an attempt to change or amend the Constitution of the US. In other
words, what today would be considered unconstitutional will actually be
declared to be constitutional. You know I have often wondered how is it
possible for anyone to believe that a national Sunday Law could be
constitutional when clearly the First Amendment says that the Congress shall
make no law respecting an establishment of religion. Now if a national Sunday
Law is not an establishment of religion, I don’t know what an establishment of religion is. And yet
Ellen White says that somehow they are going to bypass the Constitution,
amending it, changing it, or overruling it, so that a national Sunday Law will
be given and it will be declared constitutional probably by the Supreme
Court of the US.
Ellen White juga menyebutkan, begitu
juga Alkitab, bahwa nanti akan
ada upaya untuk mengganti atau membuat amandemen kepada Konstitusi Amerika
Serikat. Dengan kata lain apa yang hari ini dianggap
bertentangan dengan Konstitusi, akan dinyatakan sebagai sesuai dengan
Konsitusi.
Tahukah kalian, saya sering
bertanya-tanya bagaimana mungkin ada orang yang meyakini bahwa suatu
Undang-undang Hari Minggu nasional itu sesuai dengan Konstitusi, padahal jelas
disebutkan di dalam First Amendment bahwa Kongres tidak boleh membuat undang-undang yang berkaitan dengan menegakkan/mendirikan suatu agama. Nah, jika
suatu Undang-undang Hari Minggu nasional itu bukan menegakkan suatu agama, lalu apa
itu namanya? Namun demikian Ellen White berkata bahwa entah bagaimana
mereka akan menyiasati Konstitusi, membuat amandemennya, mengubahnya atau tidak
mengindahkannya, sehingga suatu Undang-undang Hari Minggu nasional akan
dikeluarkan dan akan dinyatakan sebagai sesuai dengan Konstitusi, kira-kira oleh Mahkamah Agung Amerika
Serikat.
Ellen White also mentions that Protestants will unite with Roman
Catholics, in fact she goes one step further. She says that instead of
Catholics trying to secure the cooperation of Protestants, Protestants will
actually offer their services to Roman Catholics. In other words the
overture would not be made by Roman Catholics to Protestants but the overtures
would be made by Protestants to Catholics. And by the way, this is in
Revelation chapter 13 where it says that this second Beast makes an
image to the first Beast. It imposes the mark of the first Beast, the number of the first Beast. In other words
the second Beast is the helper of the first Beast. And the second Beast of course represents the
US, the first Beast represents the Roman Catholic Papacy.
Ellen White juga menyebut bahwa
Protestan akan bersatu dengan Roma Katolik, bahkan dia maju selangkah lebih
jauh. Dia berkata, bukan Katolik yang berusaha mengikat suatu kerjasama dengan
Protestan, melainkan Protestan yang benar-benar akan menawarkan pelayanan
mereka kepada Roma Katolik. Dengan kata lain, tawaran pembuka itu bukan dibuat oleh Roma Katolik kepada
Protestan, melainkan tawaran pembuka itu akan dilakukan Protestan kepada
Katolik. Dan ketahuilah, ini ada di Wahyu pasal 13, di mana
dikatakan bahwa Binatang Kedua
ini membuat patung Binatang pertama. Binatang
kedua memaksakan tanda Binatang pertama, angka Binatang pertama. Dengan kata
lain, Binatang kedua adalah pembantu Binatang
pertama. Dan Binatang kedua tentu saja adalah lambang Amerika Serikat,
sedangkan Binatang pertama adalah lambang Kepausan Roma Katolik.
Ellen White also says that Sunday Laws will eventually become anti-sabbath
laws. In other words not only will Sunday be mandated but also Sabbath
observance will be forbidden. Once again you’ll have the story of Daniel 3 and
Daniel 6. You know those two stories
illustrate the two clauses of the First Amendment of the Constitution: “Congress shall not establish religion nor
can it forbid the free exercise of religion.”
v In Daniel 3
Nebuchadnezzar
tries to establish religion by saying everybody has to worship his image.
v In Daniel 6
Darius attempts to forbid
the free exercise
of religion by saying “You can’t pray to God for a period of 30 days.”
And so in Daniel we have an illustration of these first two clauses of the First
Amendment of the Constitution. The establishment clause and the free exercise
clause of the Constitution.
It’s interesting that Ellen White says, that not only
then will Sunday be imposed as a day of rest, but the Sabbath will actually be
forbidden as a day of rest.
Ellen White juga berkata bahwa Undang-Undang Hari Minggu
akhirnya akan menjadi undang-undang yang menentang hari Sabat.
Dengan kata lain, bukan saja hari Minggu yang dimandatkan tetapi juga
pemeliharaan Sabat akan dilarang. Sekali lagi akan terjadi seperti kisah di
Daniel pasal 3 dan pasal 6. Kalian tahu, kedua cerita yang menggambarkan kedua
klausul dari First
Amendment kepada Konstitusi: “Kongres
tidak boleh menegakkan agama dan juga tidak boleh melarang kebebasan
menjalankan agama.”
v Di
Daniel pasal 3
Nebukadnezar
berusaha menegakkan agama dengan mengatakan setiap orang harus menyembah
patungnya.
v Di
Daniel pasal 6
Darius
berusaha melarang kebebasan mempraktekkan beragama
dengan mengatakan, “Kamu tidak boleh berdoa kepada Allah selama 30 hari.”
Maka di kitab Daniel kita dapatkan ilustrasi
dari kedua klausul pertama First Amendment Konstitusi [Amerika Serikat],
yaitu klausul menegakkan dan
klausul kebebasan menjalankan agama, dari Konstitusi.
Yang menarik adalah Ellen White berkata,
bukan hanya hari Minggu yang
akan dipaksakan sebagai hari perhentian, tetapi Sabat benar-benar akan dilarang
sebagai hari perhentian.
She also says that the clergy will use underhanded and devious
methods to get their objectives accomplished.
She also says that many good causes will be linked with this desire
for a Sunday Law. For example, back in the 1880’s we noticed that the
third party prohibitionist and the WCTU (Women’s Christian Temperance Union)
joined forces, you know, they had some good causes like the idea of getting rid
of liquor. You know, you can’t say that’s all bad. They were in favor of
temperance but they linked that with the Sunday Law.
Is it just possible that in the end time, the idea of a Sunday
Law will be linked with the constitutional amendment to protect human life? Is
it possible that it will be linked with the constitutional amendment that marriages between a man and a
woman? ~ good causes in themselves ~ but linked with something which is
contrary to Holy Scripture.
Ellen White juga berkata bahwa para rohaniawan akan memakai cara-cara yang licik dan
berkelit-kelit agar tujuan mereka tercapai.
Dia juga berkata bahwa banyak perkara yang baik akan
dikaitkan kepada niat untuk memiliki Undang-undang Hari
Minggu ini.
Misalnya, di tahun 1880-an, kita lihat bahwa golongan yang anti minuman keras
dan WCTU (Persatuan Perempuan Kristen Anti Alkohol) bergabung, dan ketahuilah
mereka punya tujuan-tujuan yang baik seperti menyingkirkan alkohol. Kita tidak
bisa mengatakan bahwa itu semuanya jelek.
Mereka mendukung anti minuman keras, tetapi mereka mengaitkannya dengan
Undang-udang Hari Minggu.
Jadi mungkin saja pada akhir masa, ide
Undang-undang Hari Minggu ini akan dikaitkan kepada amendemen Konstitusi untuk
melindungi nyawa manusia? Mungkinkah itu nanti dikaitkan kepada amendemen
Konstitusi mengenai perkawinan antara laki-laki dan wanita? Semua ini sendiri adalah
tujuan-tujuan yang baik, tetapi dikatikan kepada sesuatu yang bertentangan
dengan Kitab Suci.
Ellen White also says in harmony with Scripture, that religious curriculum will be introduced
into public schools. In other words there will be the desire to establish a curriculum
acceptable by all of the churches that can be included as part of the
curriculum that is taught in public schools.
Ellen White berkata juga selaras dengan
Kitab Suci, bahwa kurikulum agama akan diterapkan di sekolah-sekolah umum.
Dengan kata lain, akan ada keinginan untuk menciptakan suatu kurikulum yang diterima oleh semua denominasi
gereja yang bisa dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum yang diajarkan di
sekolah-sekolah umum.
She also says that the US will come to the point of establishing
a theocracy and there will be the idea that the ministers are the moral conscience
of the nation and that the legislators need to listen to the ministers
because they are the new prophets and they are the ones who can guide the
conscience of the nation.
Ellen White juga berkata bahwa Amerika
Serikat akan tiba pada posisi untuk menegakkan suatu
theokrasi dan akan timbul gagasan bahwa para hamba Tuhan yang menjadi
hati nurani bangsa dan bahwa semua legislator harus mendengarkan
para hamba Tuhan karena mereka adalah nabi-nabi yang baru, dan merekalah yang
akan membimbing hati nurani bangsa.
She also says amazingly that eventually the whole world will follow in the
steps of the US in proclaiming a universal Sunday Law. The Bible tells
us that the whole world wonder after the Beast. Not just one nation, all of the
world wonder after the Beast. People could not buy or sell all over the world
and a death decree will be given also all over the world against those who do not
keep the first day of the week.
Yang mengagumkan, Ellen White juga
berkata, pada akhirnya seluruh
dunia akan mengikuti langkah-langkah Amerika Serikat memproklamasikan suatu
Undang-undang Hari Minggu. Alkitab mengatakan bahwa seluruh
dunia mengagumi Binatang itu. Orang tidak bisa berjual-beli di seluruh dunia
dan ada sanksi hukuman mati yang akan berlaku di seluruh dunia bagi mereka yang
tidak memelihara hari pertama dari suatu minggu (hari Minggu)
And that leads people to ask what about Muslims and what about Hindus and
what about Buddhists?
Are they going
to join also? We believe that
they will. How it’s going to happen, we can only speculate at this point. But I believe that’s what’s going to happen
if I read correctly the spirit of prophecy. What’s going to take place is that there
is going to be more and more natural disasters in the world, and there is going
to be more and more wars, there are going to be more and more calamities,
greater and greater crime, until the point where the human race is not going to
see any way out, and they are going to say
“Unless we all join forces, the human race is going to be extinguished.”
And when
the world is in an emergency, strange things can happen.
Dan ini membuat orang bertanya,
bagaimana dengan orang-orang Muslim,
bagaimana dengan orang-orang Hindu,
bagaimana dengan orang-orang Buddha?
Apakah mereka juga akan bergabung?
Kami meyakini bahwa mereka akan bergabung. Bagaimana hal itu bisa terjadi, kami
hanya bisa berspekulasi saat ini. Tetapi saya yakin, jika saya tidak salah
memahami roh nubuat, itulah yang akan terjadi. Yang akan terjadi adalah akan ada semakin banyak bencana
alam di dunia, dan akan ada semakin banyak peperangan, akan ada
semakin banyak malapetaka, kejahatan yang semakin parah, hingga mencapai titik
di mana manusia tidak melihat adanya jalan keluar lagi, dan mereka akan
berkata, “Jika kita tidak mempersatukan kekuatan, maka umat manusia akan
punah.” Dan pada waktu dunia
menghadapi keadaan darurat, hal yang tidak wajar bisa terjadi.
She actually says that eventually a death decree will be given against
God’s people. That is the scenario that is presented by Ellen White in
her book The Great Controversy.
By the way, the Great
Controversy was written around the same time as the national Sunday Law was
being proposed in the US. In fact The Great Controversy was published in the year
1888. The one that we have is the 1911 revision. But The Great Controversy itself was published in
the year 1888, the very year in which this Sunday Law was being proposed before
the US Congress.
Ellen White benar-benar berkata bahwa pada akhirnya keluarlah perintah
untuk membunuh umat Allah. Itulah skenario yang dipersembahkan
Ellen White dalam bukunya The
Great Controversy.
Ketahuilah, The Great
Controversy ditulis sekitar
waktu yang sama dengan diajukannya Undang-undang Hari Minggu nasional di
Amerika Serikat. Bahkan The
Great Controversy diterbitkan di tahun 1888. Yang kita miliki
sekarang adalah revisi yang diterbitkan 1911. Tetapi The Great Controversy
sendiri diterbitkan di tahun1888, tahun yang sama Undang-undang Hari Minggu
diajukan di hadapan Kongres Amerika Serikat.
Now, what I want to do in the rest of the time that we have
together, is read some statements, some striking amazing statements from Ellen
White, to illustrate the points that we have gone through so far from the Bible
and also from the writings of Ellen White.
Nah, apa yang ingin saya lakukan dengan
sisa waktu kita bersama sekarang adalah membaca beberapa pernyataan,
pernyataan-pernyataan yang mengagumkan dari Ellen White untuk menggambarkan
pokok-pokok yang telah kita pelajari hingga kini dari Alkitab dan juga dari
tulisan-tulisan Ellen White.
First of all I would like to read some statements where Ellen
White speaks about the union of church and state here in the USA. Many of these
by the way are from the book The Great
Controversy. Everybody should read the book The
Great Controversy by the way, every person in the world should read that
book, because that book is saturated with Scripture, it is saturated with
history and Ellen White was living in the days when these things were transpiring
before her eyes. She is the voice of experience, you see, it’s not just
somebody who is writing a history of something that happened once upon a time,
she was living in the midst of this.
Pertama-tama saya ingin membacakan
beberapa pernyataan di mana Ellen White berbicara mengenai persatuan gereja
dengan pemerintah di sini, di Amerika Serikat. Banyak pernyataan ini berasal
dari buku The Great
Controversy. Semua orang
harus membaca buku The Great
Controversy, ketahuilah,
setiap orang di dunia harus membaca buku itu karena buku itu penuh dengan
ayat-ayat Kitab Suci, penuh dengan sejarah, dan Ellen White hidup di zaman itu
ketika hal-hal ini sedang terjadi di hadapan matanya. Dia adalah suara seorang
saksi mata, kalian lihat, bukan hanya seseorang yang menulis tentang sejarah
sesuatu yang pernah terjadi lama sebelumnya. Ellen White hidup di tengah-tengah
segala peristiwa itu.
Now, notice what she says in Great
Controversy pg 442. Speaking about the national Sunday Law, she says, “Such action would be directly
contrary to the principles of this government, to the genius of its free
institutions, to the direct and solemn avowals of the Declaration of
Independence, and the Constitution….” She says, the
national Sunday Law would be opposed to the Declaration of Independence and the
Constitution. She continues saying, “…The
founders of the nation, wisely sought to guard against the employment…” notice this, “…the employment of secular power
on the part of the church, with its inevitable result, intolerance and
persecution. The Constitution provides that ‘Congress should make no law
respecting an establishment of religion, or prohibiting the free exercise
thereof’, and ‘that no religious test
shall ever be required as a qualification to any office of public trust under
the US…” And then she says this, “…Only in flagrant violation…”
not only violation, what kind of violation? “…flagrant violation of these safeguards to the nation’s liberty,
can any religious observance be enforced by civil authority….” But now notice
this, “…But the inconsistency of such action is no greater than is represented in the
symbol. It is the Beast with lamblike horns ~ in profession pure, gentle and
harmless ~ that speaks as a dragon.”
Sekarang, perhatikan apa kata Ellen White di Great
Controversy hal 442, berbicara mengenai Undang-undang Hari
Minggu nasional, dia berkata, “Tindakan demikian
bertentangan langsung dengan
prinsip-prinsip pemerintahan ini,
bertentangan dengan semangat institusi-institusi yang tidak
dicampurtangani oleh pemerintah, bertentangan dengan
sumpah yang jelas dan khidmat dari
Deklarasi Kemerdekaan, dan bertentangan dengan
Konstitusi…” Ellen White berkata, Undang-undang Hari
Minggu nasional bertentangan dengan Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi. Dia
melanjutkan berkata, “…Pendiri-pendiri bangsa ini,
dengan bijak berusaha membentengi terhadap dipakainya…” perhatikan ini, “…dipakainya
kekuasaan sekular oleh pihak gereja, yang pasti akan menyebabkan
ketidaktoleranan dan penganiayaan. Konstitusi menetapkan bahwa ‘Kongres tidak
boleh membuat undang-undang yang
berkaitan dengan menegakkan agama, atau melarang
kebebasan menjalankan agama’ dan ‘ujian agama selamanya tidak akan pernah
menjadi persyaratan masuk bagi jabatan pemerintahan atau pelayanan masyarakat
di Amerika Serikat’…” Lalu
dia berkata demikian, “…Hanya dalam kasus pelanggaran hebat…”
bukan asal pelanggaran, tetapi pelanggaran
macam apa? “…pelanggaran hebat terhadap pengaman-pengaman ini yang melindungi kebebasan
bangsa, barulah
pemeliharaan agama apa pun boleh dipaksakan
oleh kekuasaan sipil…” Tetapi sekarang perhatikan ini, “…Namun
ketidakkonsistenan tindakan demikian tidak lebih besar daripada ketidakkonsistenan
yang dilambangkan oleh simbolnya, yaitu Binatang yang memiliki dua tanduk
seperti tanduk domba, yang tampaknya murni, lemah lembut, dan tidak berbahaya, tetapi berbicara seperti naga.”
So you see this contradictory character in the symbols used in
Revelation 13? In Revelation 13
you have this
Beast that have these two lamblike horns, speaks like a dragon. That contradicts its profession. These two
horns by the way represent civil and religious liberty, republicanism and Protestantism,
a church without a pope and a state without a king. A government of, by, and
for the people.
Jadi, kalian lihat
karakter yang bertolakbelakang ini pada
simbol-simbol yang dipakai di Wahyu pasal 13? Di Wahyu pasal 13, ada Binatang yang mempunyai dua
tanduk seperti tanduk domba, yang berbicara seperti naga. Itu
bertolakbelakang dengan profesinya. Ketahuilah, kedua tanduk tersebut mewakili kebebasan sipil dan
agama, Republikanisme dan Protestantisme, gereja yang tanpa Paus, dan negara yang tanpa raja, suatu pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat.
Notice what she says also in Great
Controversy pg 581, “Let the principles once be
established in the US, that the church…” notice
this, “…that
the church may employ or control the power of the state that religious
observances may be enforced by secular laws, in short that the authority of
church and state, is to dominate the conscience and the triumph of Rome in this country is
assured.”
Perhatikan apa katanya juga di Great Controversy
hal 581, “Jika kita biarkan prinsip
ini sekali saja diberlakukan di Amerika Serikat, bahwa gereja…” perhatikan ini,
“… bahwa gereja boleh memakai atau mengendalikan kuasa
pemerintah, bahwa praktek-praktek keagamaan boleh
dipaksakan oleh undang-undang sekuler, singkatnya
bahwa kekuasaan gereja bersama pemerintah adalah untuk mendominasi nati nurani,
maka kemenangan Roma di negara ini sudah dapat dipastikan.”
How is the triumph of Rome assured in this country? When the
church is allowed to use the state to impose religion, the result is
persecution because the same thing happened with the Roman Catholic
Papacy during the Middle Ages and the Bible says that her deadly wound
is going to be what? Her deadly wound is going to be healed. And everyone will
wonder after the Beast. And then a death decree will be given. People will not
be able to buy or sell unless they have the mark of the Beast.
Bagaimana kemenangan Roma bisa
dipastikan di negara ini? Pada
waktu gereja diizinkan menggunakan pemerintah untuk memaksakan agama, akibatnya
adalah persekusi karena hal yang sama sudah pernah terjadi
dengan Kepausan Roma Katolik pada zaman Abad Pertengahan, dan Alkitab berkata bahwa luka parahnya
akan apa? Luka parahnya akan sembuh. Dan semua orang akan kagum pada Binatang
ini. Lalu suatu sanksi hukuman mati akan
dikeluarkan. Orang-orang tidak bisa berjual-beli kecuali mereka memiliki tanda
Binatang itu.
Notice this statement that we find in Great Controversy pg. 615. “As the Sabbath has become the special point of controversy
throughout Christendom,
and religious and secular authorities have combined…” you see that? Once again, “…and
religious and secular authorities have combined to enforce the observance of
the Sunday, the persistent refusal of a small minority to yield to the popular
demand will make them objects of universal execration.”
Perhatikan pernyataan ini yang kita dapatkan
di Great Controversy hal 615.
“Oleh karena Sabat telah menjadi pokok istimewa yang
dipertentangkan di seluruh dunia Kekristenan, dan mereka yang berkuasa dari
dunia sekuler dan agama telah bergabung…” kalian lihat ini?
Sekali lagi, “…dan
mereka yang berkuasa dari dunia sekuler dan agama telah bergabung untuk
memaksakan pemeliharaan hari Minggu, maka penolakan yang getol dari sekelompok kecil minoritas untuk
menyerah kepada keinginan populer, akan membuat mereka menjadi objek
kebencian universal.”
And then I want to read one further statement on this idea of
the union of church and state in the future in the US. Here she is speaking about
what happened in 1888 but it applies also to what is going to happen in the
future. Do you remember that Rome had two sieges on Jerusalem? One time they
came they surrounded the city, they laid siege around it, God’s people the
Christians were in the city, Jesus said, “Watch for the sign!” And then it says in history, Josephus says suddenly
Cestius Gallus retreated, and he left. The Jews went after the Roman armies.
Many of the Roman soldiers were killed. And those apostates within the city they said, “See, we told you, God
is with us.” But the Christians who were in the city, saw this first episode as
the sign that they needed to flee, that there was going to be another siege and
so they left. And then Titus came back, and laid siege and then the city was
destroyed.
Lalu saya ingin membacakan satu
pernyataan lagi tentang ide penyatuan gereja dengan pemerintah di masa
mendatang di Amerika Serikat. Di sini Ellen White
berbicara mengenai apa yang terjadi di tahun 1888, tetapi ini juga berlaku pada
apa yang akan terjadi di masa mendatang. Apakah kalian ingat bahwa Roma pernah
mengepung Yerusalem dua kali? Yang pertama mereka datang dan mengelilingi kota
itu, mereka mengepungnya, umat Tuhan orang-orang Kristen, ada di dalam kota.
Yesus berkata, “Tunggulah tandanya!” Lalu dikatakan
dalam sejarah, Josephus berkata, tiba-tiba Cestius Gallus (jenderal Romawi)
menarik pasukannya mundur dan meninggalkan tempat itu. Orang-orang Yahudi pergi
mengejar tentara Roma. Banyak tentara
Roma yang terbunuh. Dan orang-orang murtad yang di
dalam kota itu berkata, “Tuh, kan kami sudah bilang, Tuhan itu menyertai kita.”
Tetapi orang-orang Kristen yang ada di dalam kota, melihat pengepungan episode
pertama itu sebagai tanda bagi mereka untuk lari, bahwa nanti akan ada
pengepungan yang lain, jadi mereka lari meninggalkan Yerusalem. Lalu Titus
kembali, dan mengepung kota itu dan kota itu pun dihancurkan.
I believe that in 1888 God was giving us a blueprint of what is
going to happen in the end time. He was showing us what was going to
take place so that we could keep our eyes open and know exactly what the signs
of the time were.
Vol. 5 The Testimonies
pg. 712 she says this, “The National Reform Movement …” that’s
what we talked about in 1888, “The National Reform Movement exercising the power of religious legislation, will, when
fully developed, manifest the same intolerance and oppression that have
prevailed in past ages. Human councils
then assumed the prerogatives of Deity, crushing under their despotic power, liberty of conscience, and
imprisonment, exile and death followed for those who oppose their dictates. If
popery…” or the papacy, “…if
popery or its principles shall again be legislated into power, the fires of
persecution will be rekindled against those who will not sacrifice conscience
and the truth in deference to popular errors. This evil is on the point of
realization.”
Saya yakin di tahun 1888 Tuhan sedang memberikan suatu cetakbiru
kepada kita mengenai apa yang akan terjadi pada akhir zaman. Dia
menunjukkan kepada kita apa yang akan terjadi supaya kita bisa awas dan tahu
persis apa tanda-tanda zaman itu.
The Testimonies Vol. 5 hal 712, Ellen
White berkata demikian, “Gerakan Reformasi Nasional…” itulah yang kita bicarakan di tahun 1888, “…Gerakan
Reformasi Nasional yang menjalankan kekuasaan pembuat undang-undang agama, pada
waktu posisinya benar-benar mantap, akan bertindak dengan ketidaktoleranan dan
penindasan yang sama yang pernah terjadi di zaman-zaman yang lampau.
Dewan-dewan duniawi lalu
mengambil alih prerogatif Ilahi, dan dengan kekuasaan mereka yang lalim, mereka
menghancurkan kebebasan hati nurani. Berikutnya, orang-orang yang menentang
perintah mereka, akan dipenjarakan, dibuang, dan dibunuh. Jika Kepausan atau prinsip-prinsipnya akan
disahkan lagi
kekuasaannya, maka api persekusi akan
disulut kembali terhadap mereka yang tidak bersedia mengorbankan hati nurani
dan kebenaran, hanya karena
segan terhadap kesalahan yang populer. Kejahatan
ini sudah akan segera
direalisasikan.”
She also mentions that those who will be involved in this
movement won’t have the foggiest idea where the idea is coming from, and what
the consequences will be. Notice this statement from Vol. 5 of the Testimonies, pg 711, she says, “There are many even of those
engaged in this movement for Sunday enforcement, who are blinded to the results which will follow this
action…” In other words they are
working in blindness. Then she says, “…They do not see that they are striking directly against
religious liberty.”
Ellen White juga mengatakan bahwa mereka yang
terlibat dalam gerakan ini sama sekali tidak akan tahu dari mana datangnya ide
tersebut, dan apa yang bakal menjadi konsekuensinya. Perhatikan pernyataan
ini dari The Testimonies
Vol. 5, hal 711, Ellen White berkata, “Ada banyak dari mereka,
bahkan yang terlibat dalam gerakan untuk memberlakukan hari Minggu ini, yang terbutakan
matanya terhadap akibat yang akan mengikuti gerakan tersebut…” Dengan
kata lain, mereka itu bekerja dengan buta. Lalu Ellen White berkata, “…Mereka
tidak melihat bahwa mereka sedang menyerang langsung terhadap kebebasan
beragama.”
She says in Review and
Herald January 1, 1889, “There
is a satanic force propelling the Sunday movement, but it is concealed…” See, it looks nice, it looks good, everybody back to church on
Sunday, everybody consecrate your life to the Lord, let’s bring the country back to Jesus, doesn’t that sound nice? Sounds beautiful, but she says, “…There is a satanic force
propelling the Sunday movement, but it is concealed. Even the men who are engaged in the work, are themselves blinded to the
results which will follow their movement.”
Ellen White berkata di Review and Herald,
Januari 1, 1889, “Ada
suatu kekuatan sataniah yang
menggerakkan gerakan hari Minggu, namun itu tersembunyi…” Lihat saja, kelihatannya bagus,
kelihatannya baik, semua orang kembali ke gereja pada hari Minggu, semua orang
menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, mari membawa negara ini kembali kepada
Yesus, bukankah ini kedengarannya baik? Kedengaran indah. Tetapi Ellen White berkata, “…Ada
suatu kekuatan sataniah yang
menggerakan gerakan hari Minggu, namun itu tersembunyi. Bahkan orang-orang yang
terlibat dalam pekerjaan itu, mereka sendiri buta terhadap akibat yang akan
mengikuti gerakan tersebut.”
In Vol. 4 The Testimonies pg. 452, she says this, “The Sunday movement is now
making its way in darkness. The leaders are concealing the true issue. And many
who unite in the movement do not themselves see whither the undercurrent is
tending. Its professions…” notice, “…Its
professions are mild and apparently Christian, but when it shall speak, it will
reveal the spirit of the dragon.”
Is that biblical? It sure is. The Beast of Revelation 13 and it
has two horns like a lamb, but it speaks like a what? It speaks like a dragon.
Di The
Testimonies Vol. 4 hal 452,
Ellen White berkata demikian, “Gerakan hari Minggu ini sekarang
sedang bergerilya di dalam gelap. Para pemimpin menyembunyikan isu yang
sebenarnya. Dan banyak yang bergabung dalam gerakan itu, mereka sendiri tidak melihat ke mana arah alirannya yang tersembunyi itu.
Penampilannya…” perhatikan, “…Penampilannya lembut dan tampak Kristiani,
tetapi pada waktu dia nanti berbicara, dia akan menyatakan jiwa si naga.”
Apakah ini alkitabiah? Tentu saja.
Binatang dari Wahyu 13, dan dia memiliki
dua tanduk seperti tanduk domba, tetapi dia berbicara seperti apa? Dia
berbicara seperti naga.
Now, let me ask you, doesn’t it sound beautiful to say the US is a Christian nation? That sounds
wonderful. Does it sound wonderful that the government should give laws so that
people will return to God? It sounds so mild and so wonderful. But you see, the
US was founded upon the idea of separation between church and state. The church
should moralize society, it is not the state that should do it.
Nah, coba saya tanya, apakah
kedengarannya tidak indah mengatakan Amerika Serikat adalah suatu bangsa Kristiani?
Kedengarannya bagus sekali. Apakah kedengarannya bagus bahwa pemerintah harus
mengeluarkan undang-undang supaya rakyat mau kembali kepada Tuhan?
Kedengarannya begitu lembut dan baik. Tetapi kalian lihat, negara Amerika
Serikat dibentuk di atas rumus pemisahan antara gereja dengan pemerintah. Gerejalah yang harus memperbaiki
akhlak masyarakat, bukan pemerintah yang harus melakukannya.
By the way, Ellen White also says that Protestants will stretch forth their hands
to take the hand of the papacy. Not the other way around. Notice this
interesting statement in the book Maranatha
page 179. By the way this is corroborated by Revelation 13 where it says
that the second Beast will do everything in its power to exalt the first Beast.
Notice this statement, “Protestants
will throw their whole influence and strength on the side of the papacy…” incredible. They came here because of the papacy, what the
papacy did in Europe. Now they are going to backtrack. You see, because they
have forgotten history. She continues saying, “…By a national act enforcing the
false Sabbath they…” that is Protestants, “…will give life and vigor to the
corrupt faith of Rome, reviving her tyranny and oppression of conscience.”
So who is going to revive the Papacy? It is Protestants, according to her, in
harmony with Revelation chapter 13.
Nah, Ellen White juga berkata bahwa
Protestan akan mengulurkan tangan mereka untuk menjabat tangan Kepausan. Bukan
sebaliknya. Perhatikan pernyataan yang menarik ini di buku Maranatha hal
179. Ketahuilah
bahwa ini dikoraborasi oleh Wahyu pasal 13 di mana dikatakan bahwa Binatang
kedua dengan sekuat tenaganya akan meninggikan Binatang pertama. Perhatikan
pernyataan ini, “Protestan akan mengerahkan seluruh pengaruh dan kekuatan
mereka di pihak Kepausan…” Luar
biasa! Mereka (orang-orang Protestan) datang kemari (ke Amerika) karena
Kepausan, apa yang pernah dilakukan Kepausan di Eropa (persekusi terhadap semua
yang berani melawan gereja dan Kepausan).
Tetapi sekarang mereka (Protestan) mau berjalan mundur, kalian lihat, karena
mereka telah melupakan sejarah. Ellen White melanjutkan berkata, “…Dengan
suatu perintah nasional yang memaksakan Sabbat yang palsu, mereka…” yaitu Protestan, …akan
menghidupkan dan memberi kekuatan kepada ajaran korup Roma, menghidupkan
kembali tirani dan penindasan hati nurani yang pernah mereka lakukan.”
Jadi siapa yang akan menghidupkan
kembali Kepausan? Menurut Ellen White, Protestan! Dan ini sesuai dengan Wahyu
pasal 13.
Allow me to read you another statement. This one is found ~
actually I have several here ~ The Great
Controversy pg 566. She says, “Protestants
have tampered with and patronized Popery…” that means, she is meaning the Papacy. “Protestants
have tampered with and patronized Popery, they have made compromises and
concessions which papists themselves are surprised to see and fail to
understand.” The Papacy says, “This is too good to be true. This can’t be
happening.” She continues saying, “Men are closing their eyes to the real character of Romanism,
and the dangers to be apprehended from her supremacy. The people need to be
aroused to resist the advances of this most dangerous foe to civil and religious
liberty.”
Izinkan saya membacakan pernyataan yang
lain. Yang ini ditemukan di ~ sebenarnya saya punya beberapa di sini ~ di The Great Controversy hal 566. Ellen
White berkata, “Protestan telah membuat perubahan dan
melindungi Kepausan, mereka telah membuat kompromi dan kelonggaran yang membuat
Kepausan sendiri heran dan tidak mengerti.” Kepausan berkata, “Wah, ini tidak masuk
akal. Ini tidak mungkin terjadi.” Ellen White berkata, “Manusia
menutup mata mereka terhadap karakter Romanisme yang sebenarnya, dan terhadap
bahaya yang akan muncul dari supremasinya. Masyarakat perlu disadarkan agar mereka
menolak rayuan musuh yang sangat berbahaya terhadap kebebasan sipil dan
kebebasan rohani ini.”
In another statement Vol. 5 of
the Testimonies pg 711-712, she says this, “Any movement in favor of religious legislations is really an act of concession to the Papacy,
which for so many ages has steadily warred against liberty of conscience. Sunday observance owes its existence as a
so-called Christian institution to ‘the
mystery of iniquity’ and its enforcement will be a virtual recognition of
the principles which are the very cornerstone of Romanism. When our nation
shall so abjure the principles of its government as to enact a Sunday Law,
Protestantism will in this act join hands…”
we read a statement last time about joining hands between Protestants and
Catholics, not from Ellen White. “…Protestantism will in this act
join hands with popery, it will be nothing else than giving life to the tyranny
which has long been eagerly waiting its opportunity to spring again into active
despotism.”
Dalam pernyataan lain, The Testimonies Vol. 5 hal. 711-712,
Ellen White berkata demikian, “Gerakan apa pun yang berpihak
pada legislasi keagamaan sebenarnya memberikan kelonggaran kepada Kepausan,
yang sudah selama berabad-abad terus-menerus
berperang terhadap kebebasan hati nurani. Pemeliharaan hari Minggu, berutang eksistensinya sebagai apa yang disebut sebuah institusi Kristen, kepada ‘misteri kejahatan’ (2 Tesalonika 2:7) dan pemberlakukannya akan merupakan pengakuan terang-terangan akan
prinsip-prinsip yang menjadi batu
penjuru utama dari
Romanisme. Pada waktu bangsa kita secara resmi bersumpah meninggalkan
prinsip-prinsip pemerintahannya dengan memberlakukan suatu Undang-undang Hari
Minggu, maka dalam tindakan ini Protestantisme akan bergandengan tangan…” kita
telah membaca suatu pernyataan mengenai Protestantisme berjabatan tangan dengan
Katolik, bukan dari Ellen White! “…dalam tindakan ini
Protestantisme akan bergandengan tangan dengan
Kepausan, dan ini semata-mata
memberikan hidup kepada tirani
yang sudah sejak lama menunggu kesempatannya untuk bangkit kembali ke kelaliman yang aktif.”
She also says that in order for this to happen Protestants have to unite on common points of
doctrine. Notice this interesting statement that we find in Great Controversy pg 445. She says, “When the leading churches of the
US uniting upon such points of doctrine
as are held by them in common…” by the way all of this that I am talking
about, in our next lecture I am going to prove to you from the writings of
religious leaders in the US today to show you that what she said way back there
over hundred years ago, is taking place
with the religious world in the US today, all except the Sunday Law. You
see, that is the last part of this whole scenario. She says, “When the leading churches of the
US uniting upon such points of doctrine
as are held by them in common shall influence the state to enforce their
decrees and to sustain their institutions, then Protestant America will have
formed an image of the Roman hierarchy and the infliction of civil penalties
upon dissenters will inevitably result.”
Ellen White juga berkata, supaya hal ini
bisa terjadi, Protestan harus
bersatu dalam poin-poin doktrin yang sama. Perhatikan pernyataan
yang menarik ini yang kita temukan di Great
Controversy hal 445. Ellen White berkata, “Pada
waktu gereja-gereja terkemuka di Amerika Serikat yang telah bersatu dalam
poin-poin doktrin yang mereka anggap sama…” ketahuilah semua yang saya bicarakan
ini, akan saya buktikan dalam pelajaran kita berikutnya, dari tulisan-tulisan
pemimpin-pemimpin agama di Amerika Serikat dewasa ini, untuk menunjukkan kepada
kalian apa yang dikatakan Ellen White di masa lampau, lebih dari 100 tahun yang
lalu, hari ini sedang terjadi di dunia keagamaan di Amerika Serikat, semuanya,
kecuali Undang-undang Hari Minggu. Kalian lihat, itu adalah bagian terakhir
dari seluruh skenario ini. Ellen White berkata,
“Pada waktu gereja-gereja terkemuka di Amerika Serikat yang
telah bersatu dalam poin-poin doktrin yang mereka anggap sama, mempengaruhi
pemerintah untuk memaksakan ketetapan-ketetapan mereka dan mendukung institusi
mereka, maka Amerika yang Protestan akan sudah mendirikan
patung hierarki Roma, dan akibatnya pemberlakukan sanksi sipil kepada mereka
yang tidak mau patuh, pasti akan terjadi.”
And in Great Controversy pg. 563,
she has this telling statement, “There is an increasing
indifference, concerning the doctrines that separate the reformed churches from
the papal hierarchy, the opinion is gaining ground that after all we do not
differ so widely upon vital points as have been supposed, and that a little
concession on our part will bring us
into a better understanding with Rome.”
Dan di Great
Controversy hal 563, Ellen White menulis pernyataan yang mengungkapkan kondisinya ini, “…Ada
peningkatan ketidakperdulian mengenai doktrin-doktrin yang membedakan
gereja-gereja reformasi dari hierarki Kepausan. Pendapat ini menjadi semakin
kuat, bahwa sebenarnya toh kita tidak berbeda terlalu jauh dalam poin-poin
vital seperti yang kita sangka, dan bahwa sedikit kelonggaran di pihak kita
akan membawa kita ke hubungan yang lebih baik dengan Roma.”
She also says that the clergy will be foremost in convincing
their church members to act upon Congress for Congress to give the national
Sunday Law. Notice this very remarkable statement, in the Review and Herald, December 24, 1889. “Plans of serious import, to the people of God are advancing in
an underhanded manner among the clergymen of various denominations and the
object of this secret maneuvering is to win popular favor for the enforcement
of Sunday sacredness. If the people…” that is by the clergy, “…if
the people can be led to favor a Sunday Law, then the clergy intend to exert
their united influence to obtain a religious amendment to the Constitution and
compel the nation to keep Sunday. Ministers, working upon the people so that
the people will push for a national Sunday Law.”
By the way this has already happened with the idea of gay
marriage, the opposition to gay marriage. And it is also happening in
the idea of safeguarding the life of babies, the abortion issue. Are they
talking about a constitutional amendment? Absolutely.
Ellen White juga berkata bahwa para rohaniawan (klerus)lah yang
berada di deretan paling depan untuk meyakinkan jemaat mereka agar
mendesak Kongres, supaya Kongres mengeluarkan Undang-undang Hari Minggu
nasional. Perhatikan pernyataan yang sangat mengagumkan ini, di Review and Herald,
24 Desember 1889, “Rencana-rencana yang sangat signifikan terhadap
umat Allah, sedang maju terus secara
curang di antara para
rohaniawan pelbagai denominasi, dan objek dari muslihat rahasia ini adalah
untuk mengambil hati masyarakat guna memberlakukan kekudusan hari Minggu. Jika
masyarakat…” maksudnya oleh para rohaniawan “…jika masyarakat bisa dibimbing berpihak pada Undang-undang Hari Minggu, maka
para rohaniawan berniat mengerahkan pengaruh gabungan
mereka, untuk memperoleh suatu amandemen keagamaan pada Konstitusi, dan
mengharuskan bangsa ini untuk memelihara hari Minggu. Para hamba Tuhan, merayu
umatnya supaya umat akan mendesak dibuatnya suatu Undang-undang Hari Minggu
nasional.”
Ketahuilah, ini sudah terjadi dengan
masalah perkawinan sejenis, pelarangan terhadap perkawinan sejenis. Dan juga
sudah terjadi dengan masalah perlindungan terhadap hak hidup bayi, yaitu isu
aborsi. Apakah mereka sedang membicarakan suatu amendemen terhadap
Konstitusi? Betul sekali.
She also says that politicians will give in because of the popular
demand, after all they want votes.
Notice what she has to say, Great
Controversy pg 592. “The
dignitaries of church and state will
unite to bribe, persuade or compel all classes to honor the Sunday. The lack of divine
authority will be supplied by oppressive enactments.” In other words because they can’t convince
you from the Bible they are going to force you to do it. She says ~ and boy is this ever
true! ~ “Political corruption is
destroying love of justice and regard for truth…”
what would she write today! “…and
even in free America, rulers …” notice this, “… rulers and legislators, in
order to secure public favor will yield to the popular demand for a law
enforcing Sunday observance. Liberty of conscience, which has cost so great a
sacrifice, will no longer be respected.”
Ellen White juga berkata bahwa politikus akan
menyerah karena tuntutan populer, toh yang mereka kejar adalah suara.
Perhatikan apa yang dikatakannya di Great
Controversy, hal 592, “Pemimpin-pemimpin gereja
dan pemerintah akan bersatu untuk menyuap, merayu, atau memaksa semua golongan
menghormati hari Minggu. Nihilnya dukungan autoritas Ilahi akan digantikan oleh
undang-undang yang menindas.” Dengan kata lain, karena mereka tidak bisa
meyakinkan kita dari Alkitab, maka
mereka akan memaksa kita melakukannya. Ellen White berkata ~ dan betapa benarnya dia, “Rusaknya
politik menghancurkan cinta akan keadilan dan keperdulian terhadap kebenaran…” bayangkan apa yang akan ditulisnya hari
ini! “…dan
bahkan di Amerika yang bebas, para penguasa…” perhatikan ini, “…para penguasa dan pembuat
undang-undang, demi memenangkan hati publik, akan menyerah kepada tuntutan
populer dan memberlakukan undang-undang
pemeliharaan hari Minggu. Kebebasan hati nurani, yang dulu diperoleh
dengan pengorbanan yang begitu besar, tidak lagi akan dihargai.”
If I had time I would read you a statement in Fundamentals to Christian Education pg 475 where she says that God’s people
should not vote to put such men in office. We need to put men of principle in
office who will stand upon the Constitution of the US, upon the pillars that
this country was built upon. They will separate church and state and guarantee
liberty of conscience, full civil and religious liberty.
Andai saya ada waktu, akan saya bacakan
pernyataan dari Fundamentals to
Christian Education hal 475, di mana Ellen White berkata bahwa umat
Allah jangan memberikan suara untuk menempatkan orang-orang seperti itu di
pemerintahan. Kita harus menempatkan orang-orang yang punya prinsip di
pemerintahan, yang akan berpegang kepada Konstitusi Amerika Serikat, bersandar
pada pilar-pilar dengan mana negara ini telah dibangun. Mereka akan memisahkan
antara gereja dengan pemerintah dan menjamin kebebasan hati nurani, kebebasan
sipil dan beragama yang penuh.
She also speaks about the idea of introducing religion into
school curriculum, notice what she says. This is in a journal called the
Watchmen, May 1, 1906. She says, “The present effort of the
church to get the state to introduce the teaching of Christianity into state
schools is but a revival of the pagan dan
papal doctrine of force in religious things and as such it is anti-Christian.” Also, you want to kick Christ out of public
school? The fact is, that the government should not be teaching religion.
That’s the point. Religion should be taught in private schools, religious schools, it should be
taught in
the home, it should be taught in the church. You can read your Bible in
the street, you can gather groups to pray anywhere you want, we are in
favor of religion, but we are against the state establishing religion or
forbidding the free exercise of religion.
She also says in Letter 44, 1893,
“I do not see the justice
nor right in enforcing by law the
bringing of the Bible to be read in the public schools.”
Ellen White juga berbicara mengenai ide
memperkenalkan agama ke kurikulum sekolah, perhatikan apa katanya. Ini ada di
sebuah jurnal berjudul The Watchmen, 1 Mei 1906, dia berkata, “Upaya
gereja dewasa ini mendesak pemerintah untuk memperkenalkan
pelajaran Kekristenan di sekolah-sekolah pemerintah, hanyalah suatu kebangkitan
dari doktrin pemaksaan pagan dan
Kepausan dalam hal-hal
agama, dan yang seperti itu
adalah anti-Kristen.” Jadi, kalian mau menendang Kristus keluar
dari sekolah umum? Faktanya adalah, pemerintah
tidak seharusnya mengajarkan agama. Itulah poinnya. Agama harus diajarkan di
sekolah-sekolah swasta, sekolah-sekolah agama, diajarkan di rumah,
diajarkan di gereja, orang
boleh membaca Alkitabnya di jalan, boleh mengumpulkan kelompok-kelompok untuk
berdoa di mana pun, kita berpihak pada agama, tetapi kita menentang pemerintah
yang menegakkan agama atau pemerintah yang melarang
kebebasan menjalankan agama.
Dia juga berkata di Letter 44,
1893, “Aku tidak melihat kebenaran atau ketepatan dalam memakai
undang-undang untuk memaksakan Alkitab dibacakan di sekolah-sekolah umum.”
She also says that this desire for a Sunday Law will be linked with good causes, so God’s people
will be in a difficult situation because if we don’t link up, they will say, “Oh, so you are in favor
of immorality, aren’t you?”
Notice what she says in Great Controversy pg 587-588, this woman
had more than human wisdom, folks. We are going to see it in our next lecture.
I am going to prove it to you by giving quotations from religious leaders in
the US in the last 25 years. Notice what she says, “Here, the temperance work, one of the most prominent and
important of moral reforms is often combined with the Sunday movement…” See, she says, temperance is combined with the Sunday movement. “…And the advocates of the
latter, represent themselves as laboring
to promote the highest interest of society. And those who refuse to unite with
them are denounced as the enemies of temperance and reform. But the fact that a
movement to establish error is connected with a work which is in itself good,
is not an argument in favor of the error. We may disguise poison by mingling it
with wholesome food, but we do not change its nature. On the contrary it is rendered more dangerous
as it is more likely to be taken unawares. It is one of Satan’s devices to
combine with falsehood just enough truth to give it plausibility. The leaders
of the Sunday movement may advocate reforms which the people need, principles
which are in harmony with the Bible, yet while there is with these a
requirement which is contrary to God’s Law, His servants cannot unite with
them. Nothing can justify them in setting aside the commandments of God for the
precepts of men.”
Ellen White juga berkata bahwa keinginan untuk sebuah Undang-undang
Hari Minggu ini akan dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang baik, sehingga umat Allah ditempatkan di
posisi yang sulit, karena jika kita tidak mendukungnya, mereka akan berkata,
“Oh, jadi kalian berpihak pada kebejatan moral, begitu?”
Perhatikan apa katanya di Great Controversy hal 587-588, Ellen
White ini bukan hanya memiliki kebijakan manusia, Saudara-sauara. Dalam
pelajaran kita berikutnya kita akan melihat itu. Saya akan membuktikan kepada
kalian dengan kutipan-kutipan dari para pemimpin agama di Amerika Serikat dalam
25 tahun terakhir. Perhatikan apa yang dikatakannya, “Di sini,
gerakan menentang minuman keras ~ salah satu reformasi akhlak yang paling
menonjol dan penting ~ sering digabungkan dengan gerakan hari Minggu…” Lihat, dia berkata anti minuman keras
itu digabungkan dengan gerakan Hari Minggu.
“…Dan para pendukung gerakan Hari Minggu, memperkenalkan diri
mereka sedang bekerja keras untuk mempromosikan
kepentingan tertinggi masyarakat.
Dan yang menolak bergabung dengan mereka, dituduh sebagai musuh-musuh dari yang
menolak minuman keras dan reformasi. Namun faktanya, bahwa suatu gerakan untuk menegakkan
hal yang salah itu terkait kepada
suatu pekerjaan yang baik, bukanlah perdebatan untuk memenangkan yang salah.
Kita bisa menyamarkan racun dengan mencampurnya dalam
makanan yang sehat, tetapi kita tidak bisa mengubah sifatnya. Sebaliknya, itu
justru menjadi lebih berbahaya karena semakin besar
kemungkinannya dia ditelan dengan tidak sengaja. Salah satu cara yang dipakai Setan adalah mencampurkan cukup
kebenaran dalam kebohongan untuk membuatnya mudah dipercaya. Para pemimpin
gerakan hari Minggu mungkin saja
mendukung reformasi yang dibutuhkan masyarakat, prinsip-prinsip yang selaras
dengan Alkitab, namun sementara di dalamnya terdapat persyaratan
yang bertentangan dengan Hukum Tuhan, hamba-hambaNya tidak boleh bergabung
dengan mereka. Tidak ada yang bisa membenarkan mereka mengesampingkan
perintah-perintah Tuhan demi peraturan manusia.”
She also says that God’s people are going to be blamed for the
upheavals in society. You think this country is bad? You haven’t seen
anything yet. Notice what she has to say in the book The Great Controversy pg 592. “Those who honored the Bible
Sabbath will be denounced as enemies of
law and order…” Imagine SDAs who have always thought they were
supposed to keep the Law being denounced as the enemies of the law. That’s an
interesting thing, isn’t it? She says, “Those who honored the Bible
Sabbath will be denounced as enemies of
law and order, as breaking down the moral restraints of society causing
anarchy and corruption and calling down the judgments of God upon the earth…” Just like with Elijah. Just like Matthew 24 says. She says, “…Their conscientious scruples
will be pronounced abstinency, stubbornness and contempt of authority. They
will be accused…” notice this, “…they
will be accused of disaffection toward the government…” Are you prepared for the day when you will be declared a
treasonist against the US for saying these things that I am sharing with you?
She says, “…Ministers
who denied the obligation of the Divine Law will present from the pulpit the
duty of yielding obedience to the civil authorities as ordained of God…” and they’ll quote Romans
13 where it says you are supposed to be subject to the civil authorities. What they won’t quote is render unto Ceaser
that which is Ceaser’s and unto God that which is God’s. She says, “…In legislative halls and courts of justice
commandment-keepers will be misrepresented and condemned….”
Ellen
White juga berkata bahwa umat
Tuhan akan dianggap bertanggungjawab atas kekacauan dalam masyarakat.
Kalian menyangka negara ini buruk? Kalian belum tahu. Perhatikan apa kata Ellen
White dalam buku The Great
Controversy hal 592. “Mereka
yang memelihara Sabbat Alkitab akan dituduh sebagai musuh hukum dan
ketertiban…” Bayangkan umat
MAHK yang selalu berpikir mereka harus memelihara Hukum Tuhan dituduh sebagai
musuh-musuh hukum. Itu hal yang menarik, bukan? Ellen White berkata, “Mereka
yang memelihara Sabbat Alkitab akan dituduh sebagai musuh hukum dan ketertiban,
sebagai telah merusak kendali-kendali
moral dalam masyarakat, menimbulkan anarki dan korupsi,
dan mendatangkan penghukuman Tuhan ke atas bumi…” Sama seperti Elia. Sama seperti di
Matius pasal 24. Ellen White berkata, “…Kehati-hatian
sikap mereka akan dituduh sebagai tidak mau berpartisipasi, tegar tengkuk, dan
tidak menghormati yang berwewenang. Mereka akan dituduh…” perhatikan ini “…mereka akan dituduh
membenci pemerintah…” Apakah
kalian siap untuk harinya ketika kalian akan dinyatakan sebagai pengkhianat
terhadap Amerika Serikat karena mengatakan hal-hal ini yang saya bagikan
kalian? Ellen White berkata, “…Hamba-hamba Tuhan yang
menyangkal kewajibannya pada
Hukum Tuhan akan menyerukan dari mimbar kewajiban untuk bersedia patuh kepada
penguasa sipil yang telah diangkat
oleh Tuhan…” dan mereka akan mengutip Roma pasal 13 di mana dikatakan bahwa kita
harus tunduk kepada penguasa sipil. Tetapi mereka tidak akan mengutip, “Serahkanlah kepada Kaisar barang-barang yang milik Kaisar, dan kepada Allah barang-barang
yang
kepunyaan Allah [Matius 22:21] Ellen White berkata, “…di
ruang-ruang legislatif dan ruang-ruang pengadilan, para pemelihara perintah
Tuhan akan difitnah dan dihukum…”
She also says that the Constitution of the US will be changed or
amended. By the way allow me to read a
statement of the crisis that existed in
her day. This is Vol. 5 of The Testimonies pg 711, she is talking about the
National Reform Issue in her day. She says, “A great crisis awaits the people of God. A crisis awaits the
world. The most momentous struggle of all the ages is just before us. Events
which for more than 40 years we have upon the authority of the prophetic word
declared to be impending, are now taking place before our eyes. Already the
question of an amendment to the Constitution restricting liberty of conscience
has been urged upon the legislators of the nation. The question of enforcing
Sunday observance has become one of national interest and importance.” Here she is talking about what was happening with the National
Reform Movement.
And then notice, she says
in Review
and Herald, December 11, 1888, “They do
not see that if a Protestant government sacrifices the principles that have
made them a free, independent nation, and through legislation brings into the Constitution
principles that will propagate papal falsehood and papal delusion, they are
plunging into the Roman horrors of the Dark Ages.”
Dia juga berkata bahwa Konstitusi
Amerika Serikan akan diubah atau diganti. Izinkah saya membacakan pernyataan tentang krisis yang ada di zamannya. Ini dari The Testimonies Vol. 5 hal 711, Ellen White berbicara mengenai isu
reformasi nasional di zamannya. Dia berkata, “Suatu
krisis besar menantikan umat
Tuhan. Suatu krisis menantikan dunia.
Perjuangan yang paling penting sepanjang zaman ada di hadapan kita.
Peristiwa-peristiwa yang sudah selama 40 tahun lebih kita ketahui dari autoritas kata-kata nubuat bahwa akan
segera terjadi, sekarang sedang terjadi
di depan mata kita. Masalah amendemen Konstitusi yang mengekang kebebasan hati
nurani telah didesakkan kepada para legislator bangsa ini. Masalah untuk
memaksakan pemeliharaan hari Minggu telah menjadi salah satu perhatian dan
kepentingan nasional.” Di sini
Ellen White berbicara tentang apa yang terjadi dengan Gerakan Reformasi
Nasional.
Lalu perhatikan, dia berkata di Review and Herald, 11 Desember 1888, “Mereka
tidak sadar jika suatu pemerintahan Protestan mengorbankan prinsip-prinsip yang
telah menjadikan mereka suatu bangsa yang merdeka dan mandiri, lalu melalui
legislasi memasukkan kepada Konstitusi prinsip-prinsip yang akan menyebarkan
kebohongan dan khayalan palsu Kepausan, maka mereka sedang tterjun bebas ke dalam kengerian Zaman
Kegelapan Romawi.”
Now, she realized that that event in 1888 might not lead yet to
the national Sunday Law. In fact in the same chapter, Vol. 5 of the Testimonies pg
713 that we read from a moment ago, she says this, “It may be…” and
this is very significant, “…It
may be that a respite may yet be granted for God’s people to awake and let
their light shine….” She says this might be
just a sign of things that will come in
the future. She continues saying, “… If the presence of 10
righteous persons would have saved the wicked cities of the plain, is it not possible that God will
yet, in answer to the prayers of His people, hold in check the workings of
those who are making void His Law? Shall we not humble our hearts greatly
before God, flee to the mercy seat and plead with Him to reveal His mighty
power?”
So she says, this crisis is upon us, it’s been brewing for the
last 40 years, she says but maybe God is still going to give us a respite.
Nah, Ellen White menyadari bahwa
peristiwa di tahun 1888 mungkin belum akan melahirkan Undang-undang Hari Minggu
nasional. Bahkan di dalam pasal yang sama, The
Testimonies Vol. 5 hal 713,
yang baru kita baca, dia berkata demikian, “Kemungkinan…” dan ini sangat signifikan, “Kemungkinan,
suatu penundaan bagi umat Tuhan bisa diberikan agar mereka bangkit dan cahaya
mereka bersinar…” Ellen berkata,
mungkin saja ini merupakan tanda dari peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di
masa depan. Dia melanjutkan berkata, “…Jika kehadiran 10 orang yang benar bisa
menyelamatkan kota-kota jahat di dataran rendah
(Sodom-Gomora), apakah tidak mungkin sebagai jawaban doa umatNya, Tuhan
lagi-lagi menahan pekerjaan mereka yang mengabaikan
HukumNya? Apakah kita tidak seharusnya sangat merendahkan hati kita di depan
Tuhan, menghampiri takhta Allah dan memohon kepadaNya untuk menyatakan kuasaNya yang luar biasa?”
Jadi Ellen White berkata, krisisnya
sudah menghampiri kita, sudah ditanak selama 40 tahun yang terakhir, katanya,
tetapi mungkin Tuhan masih akan memberi penundaan bagi kita.
But then she says this, this is found in Review and Herald, February 16,
1905, “Sooner or later, Sunday laws will be passed. But there is much
for God’s servants to do to warn the people. This work has been greatly
retarded by their having to wait and stand against the devisings of Satan,
which have been striving to find a place in our work. We are years behind,” she says. So she says, sooner or later there will be a national
Sunday Law. She realized that there was a respite, that was taking place after
this first siege of Jerusalem, if you please.
Tetapi dia lalu berkata demikian, ini
ditemukan di Review and
Herald, 16 Februari 1905, “Cepat
atau lambat, Undang-undang Hari Minggu akan disahkan. Tetapi masih banyak yang
harus dilakukan hamba-hamba Tuhan untuk mengingatkan masyarakat. Pekerjaan ini
telah sangat tertunda karena mereka harus menunggu dan bertahan terhadap
perencanaan Setan, yang sudah berusaha keras untuk menemukan tempat dalam
pekerjaan kita. Kita sudah tertinggal bertahun-tahun,” katanya.
Jadi Ellen White berkata, cepat atau lambat akan ada
Undang-undang Hari Minggu nasional. Dia menyadari adanya penundaan, yang
terjadi setelah pengepungan Yerusalem yang pertama.
In fact she actually says that the whole world is going to join
forces in imposing a universal Sunday Law. Allow me to read you a few
statements here, from
the book Maranatha,
pg 217, she says “The
whole world is to be stirred with enmity against SDA’s because they will not yield
homage to the papacy by honoring Sunday, the institution of this anti-Christian
power. It is the purpose of Satan to cause them to be blotted from the earth in
order that his supremacy of the world may not be disputed.”
You say, “That could never happen. Persecution? Wanting to blot
out a whole people from the face of the earth?”
Yet, it is going to
happen.
Bahkan sesungguhnya dia berkata bahwa
seluruh dunia akan bergabung dalam memaksakan suatu Undang-undang Hari Minggu
yang universal. Izinkan saya
membacakan beberapa pernyataan di sini, dari buku Maranatha hal
217, Ellen White
berkata, “Seluruh dunia akan dibangkitkan
oleh perasaan bermusuhan terhadap orang-orang MAHK, karena mereka tidak mau
tunduk kepada kekuasaan Kepausan dengan menghormati hari Minggu, yaitu institusi dari kekuasaan
anti-Kristen itu. Adalah tujuan Setan untuk membuat
mereka dilenyapkan dari
permukaan bumi agar supremasi Setan atas dunia ini tidak dilawan.”
Kalian berkata, “Hal ini tidak mungkin
terjadi. Persekusi? Mau melenyapkan seluruh umat dari permukaan bumi?”
Namun, itu memang akan terjadi.
Vol. 6 of the Testimonies pg 18. She says, “As
America, the land of religious liberty shall unite with the papacy in forcing
the conscience and compelling men to honor the false Sabbath, the people of
every country on the globe will be led to follow her example.”
Every country on the globe!
Testimonies Vol. 6 hal 18, Ellen White berkata, “Pada
waktu Amerika, tanah kebebasan beragama, akan bersatu dengan Kepausan dalam memaksa hati nurani dan
mengharuskan manusia menghormati Sabat yang palsu, bangsa-bangsa di setiap
negara di bulatan bumi akan
dituntun untuk mengikuti teladannya.”
Setiap negara di bumi!
Vol. 3 of Selected Messages pg 392, she says, “The so-called Christian world is to be the theatre of great and
decisive actions. Men in authority will enact laws controlling the conscience
after the example of the papacy. Babylon will make all nations drink of the wine
of the wrath of her fornication. Every nation will be involved.”
Selected Messages Vol. 3 hal 392, Ellen White berkata, “Apa yang disebut dunia
Kristen akan menjadi panggung sandiwara dari
tindakan-tindakan yang hebat dan menentukan. Orang-orang yang punya kuasa akan menetapkan
undang-undang yang mengendalikan hati nurani, meniru teladan Kepausan. Babilon
akan membuat semua bangsa minum anggur murka perzinahannya.
[Wah 17:2] Setiap bangsa akan terlibat.”
One final statement. Vol. 6 of
the Testimonies pg. 395, she says, “Foreign nations will follow the
example of the US, though she leads out, yet the same crisis will come upon our
people in all parts of the world.”
Satu pernyataan yang terakhir. Testimonies Vol. 6 hal 395, Ellen White berkata, “Bangsa-bangsa
asing akan mengikuti teladan Amerika Serikat, walaupun dia yang memimpin,
tetapi krisis yang sama akan mengenai semua umat kita [MAHK] di segala belahan
dunia.”
Now, in closing I would like to ask, “What’s wrong with the
church using the power of the state?”
Allow me to read you a rather extensive statement that we find
in the book The Desire of Ages pg 509-510.
This is the most profound statement I have ever read anywhere about the proper
relationship between church and state and how the state can use power
illegitimately which ultimately leads to persecution. This is what she says, “But today, in the religious
world there are multitudes who as they believe, are working for the
establishment of the kingdom of Christ as an earthly and temporal dominion.
They desire to make our Lord the ruler of the kingdoms of this world, the ruler
in its courts and camps, its legislative halls, its palaces and market places.
They expect Him to rule through legal enactments, enforced by human authority.
Since Christ is not now here in person, they themselves will undertake to act
in His stead, to execute the laws of His kingdom…” Because
He is not here, they say, “We’ll do.”
She continues saying, “…The
establishment of such a kingdom is what the Jews desired in the days of Christ.
They would have received Jesus had He been willing to establish a temporal
dominion to enforce what they regarded as the laws of God and to make them the
expositors of His will and the agents of His authority. But He said, ‘My
kingdom is not of this world.’ He would not accept the earthly throne…” Now notice what she says, “…The government under which Jesus lived, was corrupt and
oppressive, on every hand were crying abuses, extortions, intolerance, and
grinding cruelty. Yet the Savior attempted no civil reforms…” You don’t find Him picketing against gay-marriage. She says, “…Yet the Savior attempted no
civil reforms, He attacked no national abuses, nor condemned the national
enemies. He did not interfere with the authority or administration of those in
power. He who was our example, kept aloof from earthly governments. Not because
He was indifferent to the woes of men, but because the remedy did not lie in
merely human and external measures. To be efficient, the cure must reach man
individually and must regenerate the heart…”
Capitol Hill cannot do that. She continues saying, “…Not by the decisions of courts or councils or legislative
assemblies, not by the patronage of worldly great men, is the kingdom of Christ
established, but by the implanting of Christ’s nature in humanity through the
work of the Holy Spirit. ‘As many as
received Him, to them gave He power to become the sons of God. Even to them
that believe on His name, which were born not of blood nor of the will of the
flesh nor of the will of men, but of God.’ Here is the only power that can
work the uplifting of mankind. And
the human agency for the accomplishment of this work is the teaching and
practicing of the Word of God.”
That is the proper relationship between church and state.
You see the State cannot change the heart. It can impose moral
law, against people’s will, but it cannot lead people to follow the Lord
because they want to, because it comes naturally from the heart.
Nah, sebagai penutup saya ingin
bertanya, “Apa salahnya gereja memakai kuasa pemerintah?”
Izinkah saya
membacakan suatu pernyataan yang rada panjang yang kita dapatkan di buku The Desire of Ages hal 509-510. Ini
adalah pernyataan yang paling lengkap yang pernah saya baca di mana pun
mengenai hubungan yang layak antara gereja dan pemerintah, dan bagaimana
pemerintah bisa memakai
kuasa secara tidak sah, yang pada akhirnya menjadi persekusi. Inilah yang dikatakannya, “Tetapi hari ini, di dunia
agama ada banyak orang yang mengira mereka sedang bekerja untuk mendirikan
kerajaan Kristus sebagai sebuah kerajaan duniawi di bumi yang fana. Mereka ingin menjadikan Tuhan kita,
penguasa atas kerajaan-kerajaan dunia ini, penguasa di pengadilan-pengadilannya, dan di perkemahan-perkemahannya, di
ruang-ruang legislatifnya, di istana-istana dan pasar-pasarnya. Mereka berharap
Dia akan memerintah dengan undang-undang resmi, yang dijalankan oleh wewenang
manusia. Karena Kristus sekarang tidak berada di sini secara pribadi, mereka
sendiri yang akan mengambil alih untuk bertindak mewakiliNya, melaksanakan
hukum-hukum kerajaanNya…” Karena Kristus tidak di sini mereka berkata,
“Cukup kami saja.” Ellen White melanjutkan berkata, “Pendirian
kerajaan seperti ini adalah apa yang diinginkan orang-orang Yahudi di zaman
Kristus. Mereka akan mau menerima
Yesus seandainya Dia bersedia mendirikan kerajaan di bumi untuk melaksanakan
apa yang mereka anggap sebagai Hukum Allah,
dan untuk membuat mereka menjadi orang-orang yang menjabarkan kehendakNya dan agen-agen dari autoritasNya. Tetapi Kristus berkata, ‘Kerajaan-Ku
bukan dari dunia ini’ [Yohanes
18:36]. Dia
tidak mau menerima takhta duniawi…” Sekarang perhatikan apa kata Ellen
White, “…Pemerintah
di zaman hidup Yesus, itu korup dan menindas, di mana-mana terjadi seruan penyalahgunaan kekuasaan, pemerasan,
ketidaktoleranan, dan kekejaman yang menghancurkan. Namun Sang Juruselamat
tidak berusaha mengadakan reformasi sipil…” Kita tidak melihatNya mencegah
perkawinan sesama jenis. Ellen White berkata, “…Namun
Sang Juruselamat tidak berusaha mengadakan reformasi sipil, Dia tidak menyerang
pelanggaran-pelanggaran
nasional, juga tidak menghukum musuh-musuh nasional. Dia tidak campur tangan
dalam kekuasaan atau administrasi mereka yang menjabat. Dia yang adalah teladan
kita, menjaga jarakNya dari pemerintahan duniawi. Bukan karena Dia tidak
perduli pada duka manusia, tetapi karena obatnya
tidak hanya terletak pada manusia dan tindakan eksternal. Agar efisien, obatnya harus menyentuh setiap
manusia secara pribadi, dan harus memperbarui hati…” Gedung Putih tidak bisa melakukan itu.
Ellen White melanjutkan, “…Kerajaan Kristus bukan
didirikan oleh keputusan-keputusan pengadilan atau oleh dewan atau perkumpulan
legislatif, bukan oleh bekking orang-orang dunia yang hebat, melainkan dengan menanamkan karakter Kristus
dalam kemanusiaan melalui karya Roh Kudus. “12Tetapi seberapa banyak orang yang menerima-Nya, kepada
mereka diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak
Allah, yaitu
kepada mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 yang diperanakkan bukan dari darah, maupun dari
kemauan daging, maupun oleh keinginan manusia, melainkan dari Allah.’ [Yohanes
1:12-13]. Di sinilah satu-satunya kuasa yang bisa mengerjakan pengangkatan umat
manusia. Dan
alat manusia untuk menyelesaikan pekerjaan ini ialah dengan pengajaran
dan mempraktekkan Firman Tuhan.”
Inilah hubungan yang layak antara gereja dengan pemerintah.
Kalian lihat,
Pemerintah tidak bisa mengubah hati. Pemerintah bisa memaksakan hukum moral
bertentangan dengan kehendak rakyat, tetapi dia tidak bisa membuat orang
mengikuti Tuhan atas kemauan mereka sendiri, karena itu harus datang secara
alami dari hati.
Same thing that is going to happen in the US has happened in
Rome. You know, the church lost its spirituality, as a result things started
going down hill in society, so they said “We’ve got to get Ceasar to fix it.
We’ve got to get Constantine to fix it.” Same is going to happen in the US. But
the solution is not for the government to remedy things. It is the implanting
of the Holy Spirit within the human heart.
Hal yang sama yang akan terjadi di
Amerika Serikat sudah pernah terjadi di Roma. Kalian tahu, gereja telah
kehilangan kerohaniannya, akibatnya segalanya di masyarakat mulai merosot, maka mereka berkata, “Kita harus menyuruh
Kaisar memperbaikinya. Kita harus menyuruh Constantine memperbaikinya.” Hal
yang sama akan terjadi di Amerika Serikat. Tetapi solusinya bukanlah pemerintah
yang harus memperbaiki. Solusinya adalah menanamkan Roh Kudus di dalam hati
manusia.
03 11 14
No comments:
Post a Comment