Saturday, January 30, 2016

EPISODE 6 ~ STUDIES IN MATTHEW ~ A BLUEPRINT OF END TIME EVENTS ~ STEPHEN BOHR

STUDIES IN MATTHEW
Part 6/14 - Stephen Bohr

A BLUEPRINT OF END TIME EVENTS

http://www.youtube.com/watch?v=AvFN66LuI64
 

Dibuka dengan doa.

 

 

As I mentioned in my prayer we are going to study this evening the topic, The Blueprint of End-time Events. And perhaps many of you are wondering why we are dedicating so much time to the “abomination of desolation.”  The reason is, the abomination of desolation as it was fulfilled in the past, is going to be fulfilled in the future. And in Matthew chapter 24, this event is an extremely important event. It is at the very centre of the prophecy of Matthew chapter 24.

 

Seperti yang sudah saya sebutkan dalam doa saya tadi, malam ini kita akan mempelajari topik  “Cetak Biru Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman.” Dan mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya mengapa kita menghabiskan begitu banyak waktu untuk “kekejian yang menelantarkan” ini?  Alasannya adalah, kekejian yang menelantarkan ini sebagaimana yang telah digenapi di masa lampau, akan digenapi lagi nanti di masa mendatang. Dan di Matius pasal 24, peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat penting. Peristiwa ini berada tepat di pusat nubuatan Matius pasal 24.

 

 

Allow me to review just very briefly what we have studied concerning the abomination of desolation. First of all we studied about the eagles of Rome coming and being set up outside the city of Jerusalem. On those standards was an eagle and also a golden reed representing the sun. Then we went on to study the abomination of desolation as it applies prophetically, and we noticed that a nation whose emblem is an eagle, the US, eventually, some day is going to impose by force of law the observance of the day of the sun as the day of rest.

 

Izinkan saya mengulangi secara singkat apa yang telah kita pelajari tentang kekejian yang menelantarkan. Pertama, kita sudah mempelajari burung-burung rajawali Roma yang datang dan ditancapkan di luar kota Yerusalem. Pada panji-panji ini ada gambar seekor rajawali dan juga lingkaran buluh keemasan yang melambangkan matahari. Lalu kita lanjutkan mempelajari kekejian yang menelantarkan ini dalam aplikasinya secara nubuatan, dan kita melihat suatu bangsa yang memakai lambang seekor rajawali, yaitu Amerika Serikat, yang suatu hari pada akhirnya melalui undang-undang akan memaksakan pemeliharaan hari matahari sebagai hari peristirahatan.

 

 

Now some people might be thinking, is such a thing possible in the US? And our answer last time is definitely Yes.  Because it happened once before, that a national Sunday Law was proposed and very seriously talked about by Protestants united with Catholics back in the 1880’s. So, this scenario is not just a possibility. It has already taken place once in the history of the US.

 

Nah, beberapa orang mungkin berpikir, mungkinkah hal seperti itu terjadi di Amerika Serikat? Dan jawaban kita menurut pelajaran yang lalu adalah “benar sekali.” Karena hal seperti itu sudah pernah terjadi sebelumnya, bagaimana suatu Undang-undang Hari Minggu Nasional telah diajukan dan telah diperbincangkan secara sangat serius oleh golongan Protestan yang bergabung dengan golongan Katolik, di tahun 1880-an. Jadi skenario ini bukan hanya suatu kemungkinan. Peristiwa ini sudah pernah terjadi satu kali di dalam sejarah Amerika Serikat. 

 

 

Now, this evening we are going to study the blueprint of end time events. And we are going to notice that the scenario that we are going to study is very similar to that which we studied last time. We are going to notice that in the future the same type of things are going to happen as took place with the National Reformed Movement. There is going to be a desire to unite church and state, to declare this a Christian nation, there is going to be also an attempt to change or amend the Constitution to propose a national Sunday Law.  Now we are going to talk about that in our next subject. But today we want to just notice how end-time events are going to transpire and then in our next lecture I’m going to talk to you about what’s happening in the churches of the US today, not only the Protestant churches but also the Roman Catholic church, which is fulfilling what we studied last time, and what we are going to study this evening.

 

Nah, malam ini kita akan mempelajari cetakbiru peristiwa-peristiwa akhir zaman. Dan kita akan menyimak bahwa skenario yang akan kita pelajari sangat mirip dengan apa yang kita pelajari sebelumnya. Kita akan melihat bahwa di masa mendatang hal-hal yang sama akan terjadi, sebagaimana yang terjadi dengan Gerakan Reformasi Nasional. Akan ada keinginan untuk menggabungkan gereja dengan pemerintahan, untuk mendeklarasikan bangsa ini bangsa Kristen, akan ada usaha untuk mengubah, atau membuat amandemen kepada Konstitusi (Amerika Serikat) guna mengajukan Undang-undang Hari Minggu Nasional. Nah, kita akan berbicara mengenai hal ini dalam topik kita berikutnya. Tetapi hari ini kita hanya akan menyimak bagaimana peristiwa-peristiwa akhir zaman akan terjadi dan nanti dalam pembahasan yang berikutnya, saya akan berbicara mengenai apa yang terjadi di dalam gereja-gereja di Amerika Serikat dewasa ini, bukan saja di gereja-gereja Protestan, tetapi juga gereja Roma Katolik, yang merupakan penggenapan dari apa yang telah kita pelajari sebelumnya, dan apa yang akan kita pelajari malam ini.

 

 

Now, somebody might ask, why wasn’t a national Sunday Law actually enacted in the year 1888? I believe there are two reasons.

1.    Has to do with the church.

2.    And secondly, the second reason has to do with the condition of the world.

You see, the church was not ready for a national Sunday Law to be given. And the world was not ready either because there were certain prophetic events that needed to transpire before a national Sunday Law could be enacted in the US.

 

Nah, mungkin ada yang bertanya, mengapa Undang-undang Hari Minggu Nasional tidak jadi diberlakukan di tahun 1888? Menurut saya ada dua alasannya.

1.    Alasan pertama berkaitan dengan gerejanya [= umat Allah],

2.    dan yang kedua berkaitan dengan kondisi dunia.

Kalian lihat, gereja [umat Allah] belum siap untuk dimunculkannya Undang-undang Hari Minggu Nasional  sedangkan dunia juga belum siap karena masih ada peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan yang harus terjadi sebelum suatu Undang-undang hari Minggu Nasional bisa ditetapkan di Amerika Serikat.

 

 

Now allow me to mention first of all a very important event that many perhaps have never heard of. In the year 1888, specifically October 17 through November 4 of that year, in the city of Minneapolis, Minnesota, a very important session of the General Conference of the SDA church took place. It’s interesting that two pastors spearheaded the preaching  at that Conference. Their names were pastors Jones and Waggoner. It is interesting to notice that Ellen White who was present there at that Congress actually said that the latter rain began to fall there at the Minneapolis Conference in 1888. She also says that the Loud Cry of the Third Angel which is mentioned in Revelation 18 began to be heard there with the message that was proclaimed in 1888. And yet what began was not carried on to fruition. In fact God was planning to bring about the greatest revival in the history of the church within the SDA church at that time. But unfortunately the church was not prepared, was not ready to receive the latter rain and to proclaim the Loud Cry with great power.

I would also like to mention that events in the world at that time were not ripe for the fulfillment of the prophecies of Daniel and Revelation in their fullness. There were certain prophetic events which we are going to notice in our study today, that needed to transpire before this national Sunday Law could be written and enacted in the USA.

 

Nah, izinkan saya menyebutkan lebih dulu suatu peristiwa yang sangat penting, yang mungkin belum banyak yang pernah mendengarnya. Di tahun 1888, terutama di tanggal 17 Oktober hingga 4 November tahun itu, di kota Minneapolis, Minnesota, digelar suatu pertemuan yang sangat penting dari General Conference gereja MAHK. Yang menarik, dua orang pendeta memelopori pembicaraan di konferensi tersebut. Mereka adalah pendeta Jones dan Waggoner.  Yang menarik juga adalah Ellen White yang hadir di kongres tersebut, bahkan mengatakan bahwa hujan akhir mulai jatuh di sana di Konferensi Minneapolis tahun 1888 itu. Ellen White juga berkata Seruan Nyaring Malaikat Ketiga yang disebutkan di Wahyu pasal 18, mulai terdengar di sana dengan dikumandangkannya pekabaran di tahun 1888. Namun demikian, apa yang sudah dimulai, tidak dilanjutkan hingga berbuah. Sebenarnya Tuhan sedang merencanakan untuk memunculkan suatu kebangunan rohani yang terbesar sepanjang sejarah di dalam gereja MAHK saat itu. Tetapi sayang, gereja belum siap, dan tidak siap menerima hujan akhir maupun untuk mengumandangkan Seruang Nyaring dengan kuasa yang besar.

Saya juga ingin menyinggung bahwa peristiwa-peristiwa di dunia pada waktu itu belum matang untuk penggenapan nubuatan-nubuatan Daniel dan Wahyu secara penuh. Ada peristiwa-peristiwa nubuatan tertentu ~ yang akan kita lihat dalam pelajaran kita hari ini ~ yang harus terjadi sebelum Undang-undang Hari Minggu Nasional ini bisa ditulis dan ditetapkan di Amerika Serikat.

 

 

Allow me first of all to read you a couple of  statements from the writings of Ellen White, where she speaks about what happened in Minneapolis. You see the message in Minneapolis was rejected by the church. And that’s the reason why the latter rain which began could not finish its work. And the Loud Cry which started to be given could not come to its fullest power.

 

Izinkan saya pertama-tama untuk mengutip dua pernyataan dari tulisan Ellen White, di mana dia berbicara mengenai apa yang terjadi di Minneapolis. Kalian lihat, pekabaran di Minneapolis itu ditolak oleh gereja. Dan itulah alasannya mengapa hujan akhir yang sudah mulai dicurahkan, tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya. Dan Seruan Nyaring yang sudah dimulai, tidak bisa berlanjut dalam kuasanya yang penuh.

 

 

In Testimonies to Ministers pg 91-92 we find this very interesting statement: “The Lord in His great mercy sent a most precious message to His people through Elders Waggoner and Jones. This message was to bring more prominently before the world the uplifted Savior, the Sacrifice for the sins of the whole world. It presented justification through faith in the Surety. It invited the people to receive the righteousness of Christ….” Now notice this, this is important, “…It invited the people to receive the righteousness of Christ which is made manifest in obedience to all the commandments of God…” Receiving the righteousness of Jesus which is made manifest, which is seen in observance of all of the commandments of God. Then she continues saying, “ …This is the message that God commanded to be given to the world. It is the Third Angel’s message, which is to be proclaimed with a loud voice, and attended with the outpouring of His Spirit, in a large measure.”

So the message of the Loud Cry was proclaimed in 1888, but the church to a great degree was unprepared to receive it.

 

Di Testimonies to Ministers hal 91-92 kita temukan pernyataan yang sangat penting ini: “Tuhan dalam kemurahanNya yang besar, telah mengirimkan pekabaran yang sangat berharga kepada umatNya melalui Ketua Waggoner dan Jones. Tujuan pekabaran ini adalah untuk mempersembahkan kepada dunia secara lebih jelas, Sang Juruselamat yang ditinggikan, Sang Kurban untuk penebusan dosa seluruh dunia. Pekabaran itu menjelaskan pembenaran oleh iman yang terjamin. Pekabaran itu mengundang orang untuk menerima kebenaran Kristus…” sekarang perhatikan ini, ini penting,  “…Pekabaran itu mengundang orang untuk menerima kebenaran Kristus yang dinyatakan dalam kepatuhan kepada semua perintah Tuhan…” Menerima kebenaran Kristus yang dinyatakan, yang tampak dari pemeliharaan semua perintah Tuhan. Lalu Ellen White melanjutkan, “…Tuhan memerintahkan agar pekabaran inilah yang disampaikan kepada dunia. Ini adalah pekabaran Malaikat yang Ketiga, yang harus diproklamasikan dengan suara nyaring, dan disertai oleh pencurahan RohNya dalam takaran yang besar.”  

Jadi, pekabaran Suara Nyaring telah dikumandangkan di tahun 1888, tetapi gereja sampai derajat yang besar  tidak siap menerimanya.

 

 

In another statement that we find in Vol.1 of Selected Messages pg 363 Ellen White says this about that Minneapolis Conference. “The time of test is just upon us, for the loud cry of the Third Angel has already begun in the revelation of the righteousness of Christ, the sin-pardoning Redeemer. This is the beginning of the light of the angel whose glory shall fill the whole earth.”

 

 

God was expecting to do something tremendous for His church and through His church in 1888. I believe that the events in the world could have matured and could have taken place in rapid succession so that we would already be in the kingdom if the church had simply accepted this message.

 

Di dalam pernyataan yang lain yang kita temukan di Selected Messages Vol. 1 hal 363, Ellen White berkata demikian tentang konferensi di Minneapolis itu. “Kita sedang menghadapi saat ujian sekarang, karena seruan nyaring Malaikat yang Ketiga sudah dimulai, dalam menyatakan kebenaran Kristus, Penebus yang mengampuni dosa. Inilah permulaan cahaya malaikat itu, yang kemuliaannya akan memenuhi seluruh bumi.”

Tuhan merencanakan untuk melakukan sesuatu yang hebat bagi gerejaNya dan melalui gerejaNya di 1888. Saya percaya bahwa peristiwa-peristiwa di dunia bisa menjadi matang dan bisa terjadi berturut-turut dalam suksesi yang cepat sehingga kita seharusnya sudah berada di kerajaan Allah seandainya gereja saat itu menerima saja pekabaran ini.

 

 

In the book Last Days Events pg 201 we find this statement about what took place in Minneapolis, “As the Third message swells to a loud cry, and as great power and glory attend the closing work, the faithful people of God will partake of that glory. It is the latter rain which revives and strengthens  them  to pass through the time of troubles.”  God had amazing things prepared for His people, but His people were unprepared to receive the message. In fact those who have studied the history of what had happened in Minneapolis, will notice the sad story of how the messages of Jones and Waggoner were rejected to a great degree in the church and so God had to put the outpouring of the Spirit and the proclamation of the Loud Cry on hold, and the events in the world were also put on hold for a season.

 

Di buku Last Days Events hal 201, kita mendapatkan pernyataan ini mengenai apa yang terjadi di Minneapolis. “Pada saat pekabaran Malaikat yang Ketiga mengembang menjadi suara nyaring, dan saat kuasa besar dan kemuliaan menyertai pekerjaan pamungkas, umat Tuhan yang setia akan ikut ambil bagian dalam kemuliaan itu. Hujan akhirlah yang menghidupkan mereka kembali dan menguatkan mereka, guna melewati Masa Kesukaran Besar itu.” Tuhan telah menyiapkan hal-hal yang luar biasa bagi umatNya, namun umatNya saat itu tidak siap menerima pekabaran tersebut. Sesungguhnya mereka yang telah mempelajari sejarah tentang apa yang terjadi di Minneapolis, akan melihat kisah tragis bagaimana pekabaran Jones dan Waggoner sampai derajat yang besar ditolak di gereja, maka Tuhan menangguhkan pencurahan Roh dan proklamasi Suara Nyaring, dan peristiwa-peristiwa di dunia pun juga ditangguhkan untuk sementara.

 

 

Now, I would like to share with you, Ellen White’s scenario of end-time events and I am going also to mention several biblical concepts to go along with Ellen White’s presentation of end-time scenario. And I am going to mention several points that she says are going to transpire as we  near the end of time.

 

Nah, saya ingin membagikan kepada kalian, skenario Ellen White mengenai peristiwa-peristiwa akhir zaman dan saya juga akan menyebut beberapa konsep Alkitab yang sejajar dengan presentasi skenario akhir zaman  Ellen Whte. Saya akan menyebut beberapa poin yang menurut Ellen White akan terjadi begitu kita mendekati akhir zaman.

 

 

First of all she says very clearly that the US will embrace Roman Catholic principles by uniting church and state. This is what Revelation chapter 13 is talking about. It speaks about a first Beast which we believe to be the Papacy. Then there is a second Beast that rises from the earth which is a symbol of the US. And that second Beast, a symbol of the US, will actually impose by force of law the religious principles of that first Beast, which represents the Roman Catholic Papacy. So, Ellen White, drawing on Revelation chapter 13, has made it very clear that in the end time, the US will embrace the idea of the Roman Catholic idea of uniting church and state to impose religious observances.

 

Pertama, Ellen White berkata dengan sangat jelas bahwa Amerika Serikat akan merangkul prinsip-prinsip Roma Katolik yaitu mempersatukan gereja dengan pemerintahan. Inilah yang dibicarakan Wahyu pasal 13, yang berbicara mengenai  Binatang yang pertama, yang kita yakini adalah Kepausan, lalu ada Binatang yang kedua yang muncul dari bumi yang adalah simbol dari Amerika Serikat. Binatang yang kedua ini, yang melambangkan Amerika Serikat, akhirnya dengan memakai kekuatan hukum, akan memaksakan prinsip-prinsip kerohanian Binatang yang pertama yang melambangkan Kepausan Roma Katolik. Jadi, Ellen White, dalam melukiskan Wahyu pasal 13, menjelaskannya dengan gamblang bahwa pada akhir masa, Amerika Serikat akan merangkul ide dari Roma Katolik untuk mempersatukan gereja dan pemerintahan untuk memaksakan praktek ibadah.

 

 

Another thing which Ellen White mentions and which is contained as well in Scripture is that fact that the Protestant churches of the US will unite on points of doctrine which they have in common. In fact the book of Revelation makes it clear that all of the religious organizations are going to unite. They are not going to form one church but they are actually going to unite on the points that they have in common. They are going to have a common agenda on what they agree on. And so Ellen White is very clear that Protestantism is going to unite in the US.

 

Hal lain yang disebutkan Ellen White dan yang juga terdapat di dalam Alkitab, adalah faktanya bahwa gereja-gereja Protestan Amerika Serikat akan bersatu dalam poin-poin doktrin mereka yang sama. Malah, kitab Wahyu membuatnya jelas bahwa semua organisasi keagamaan akan bersatu. Mereka bukan akan melebur menjadi satu gereja, tetapi mereka akan bersatu dalam poin-poin doktrin yang ada persamaannya. Mereka akan memiliki agenda bersama mengenai apa yang mereka sepakati. Maka Ellen White sangat jelas menyatakan bahwa Protestantisme di Amerika Serikat akan bersatu. 

 

 

Another point which she mentions is that there is going to be great social turmoil in the US, natural disasters, social unrest, problems, crime, you know things problems like with drugs, and alcohol, and so on. And she says that these things, are going to lead the powers that be to blame God’s remnant people for the maladies of society. This isn’t anything new. It’s found in the Bible. In Elijah’s day Elijah was blamed for the problems. When Nero burned the city of Rome, he blamed the Christians. We noticed also that in Matthew chapter 24 after mentioning wars and rumors of wars, disasters, pestilence, hunger, we are told that then God’s people are going to be persecuted as those who are causing these evils. And so Ellen White is simply agreeing with Scripture that God’s people are going to be blamed for what is happening in the world.

 

Poin lain yang disebut Ellen White adalah akan terjadi kekacauan sosial di Amerika Serikat, bencana-becana alam, keresahan sosial, masalah, kejahatan, kalian tahu hal-hal seperti dengan narkoba, alkohol, dan sebagainya. Dan Ellen White berkata bahwa hal-hal ini akan menyebabkan penguasa yang memerintah menyalahkan umat Tuhan yang sisa untuk semua penyakit dalam masyarakat ini. Ini bukan barang baru. Ini ada juga di dalam Alkitab. Di zaman Elia, Elia yang disalahkan untuk masalah-masalah yang ada. Ketika Nero membakar kota Roma, dia menyalahkan orang-orang Kristen. Kita perhatikan juga di Matius pasal 24, setelah menyebut tentang perang dan rumor tentang perang, bencana, penyakit sampar, kelaparan, kita diberitahu setelah itu umat Tuhan akan dianiaya sebagai penyebab segala kejahatan ini. Maka Ellen White semata-mata setuju dengan Alkitab bahwa umat Tuhan yang akan disalahkan atas apa yang menimpa bumi.

 

 

Another thing that Ellen White mentions is that the legislators of the US in order to gain the favor of the populace, the favor of the people, are going to support a national Sunday Law even though they might not agree with that Sunday Law. In other words they will be afraid that if they don’t support this Sunday Law they will be voted out of office. In fact Ellen White says that this should be our first consideration. When we decide who we are going to vote for in election is how that candidate looks upon the idea of church and state and religious liberty. She actually even says that when we place individuals in office who will take away and restrict religious liberty we become guilty of the sins that they commit while they are in office.

 

Hal lain yang disinggung Ellen White adalah para legislator Amerika Serikat akan mendukung suatu Undang-undang Hari Minggu nasional untuk mendapatkan simpati populasi, simpati masyarakat, walaupun mungkin mereka tidak setuju dengan Undang-undang Hari Minggu ini. Dengan kata lain, mereka takut seandainya mereka tidak mendukung Undang-undang Hari Minggu ini, mereka akan kehilangan jabatan. Bahkan Ellen White berkata hal inilah yang harus menjadi pertimbangan pertama kita. Pada waktu kita memutuskan siapa yang akan kita pilih dalam pemilihan, yang menjadi pertimbangan adalah bagaimana pandangan calon itu tentang gereja dan pemerintahan dan kebebasan beragama. Ellen White berkata bahwa bila kita menempatkan orang di suatu jabatan pemerintahan yang akan mencabut dan mengekang kebebasan beragama, maka kita ikut menanggung dosa yang mereka lakukan selagi mereka menjabat.

 

 

Now, back in the 1880’s the problem was with the Democratic party. The problem today is with the right wing of the Republican party. And we are going to notice that a lot more in detail in our next study together.

 

Nah, pada tahun 1880-an itu, masalahnya ada pada partai Demokrat. Hari ini masalahnya ada pada sayap kanan partai Republik. Dan kita akan semakin melihat ini secara mendetail dalam pelajaran kita berikutnya.

 

 

Another aspect that Ellen White mentions is that the leaders of this movement   in the end time for a national Sunday Law don’t actually know where this idea is coming from. It’s actually coming from beneath. It’s coming from the evil powers. It’s coming from Satan and his angels but they don’t realize it, they actually feel that this is something good. And she says that they don’t even dream what the consequences of a national Sunday Law will be evil. 

 

Aspek lain yang disebut Ellen White adalah bahwa pada akhir zaman pemimpin-pemimpin gerakan ini, yang mendesakkan suatu Undang-undang Hari Minggu nasional, sebenarnya tidak tahu dari mana asal usul ide tersebut. Ide itu sesungguhnya datang dari bawah, datang dari kekuasaan gelap. Berasal dari Setan dan malaikat-malaikatnya. Tetapi mereka tidak menyadari hal ini. Mereka malah menganggapnya sebagai sesuatu yang baik. Dan Ellen White berkata, bahkan mereka tidak pernah membayangkan bahwa konsekuensi dari suatu Undang-undang Hari Minggu nasional, itu jahat.

 

 

In fact the same story that took place in the days of Ester is going to take place again.  You know, Haman came to the king and he said to the king, “There is a people who are dangerous to have around, they don’t obey your laws and if you keep them around, your society is going to fall apart.” And so the king without reflections he says, “Hey, if they are a menace go ahead and give a law that will get rid of them.” The same is going to happen with the politicians in the end time. They are going to listen to the religious leaders and the religious leaders are going to say, “These people who keep the commandments of God, who keep the Sabbath, they are a menace to society. If we let them exist the whole nation will fall apart and will disappear.”

The same argument was used by Caiaphas, do you remember, he says, “It is necessary for this Man to die and not that the whole nation should disappear”? There is nothing new really under the sun.

 

Sesungguhnya kisah yang sama yang telah terjadi di zaman Ester, akan terulang kembali. Kalian tahu, Haman datang kepada raja dan dia berkata, “Ada suatu bangsa yang berbahaya jika dibiarkan, mereka tidak mematuhi hukum Baginda, dan jika mereka dibiarkan, maka masyarakat Baginda akan hancur berantakan.” Maka tanpa berpikir panjang, raja pun berkata, “Hei, jika mereka itu berbahaya, silakan keluarkan undang-undang yang bisa menyingkirkan mereka.” Hal yang sama seperti ini akan terjadi pada para politikus pada akhir zaman. Mereka akan mendengarkan para pemimpin agama, dan para pemimpin agama ini akan berkata, “Orang-orang ini yang memelihara perintah Tuhan, yang memelihara hari Sabat, mereka ini  merupakan ancaman bagi masyarakat. Jika kita biarkan mereka eksis, maka seluruh bangsa ini akan hancur dan lenyap.”

Argumentasi yang sama ini juga yang dipakai oleh Kayafas. Ingatkah kalian dia berkata, “Orang ini harus mati, kalau bukan seluruh bangsa ini akan lenyap.” [Yohanes 11:50]? Sesungguhnya tidak ada yang baru di bawah matahari.

 

 

In fact we find in the writings of Ellen White as well as in the Bible, that the political rulers of the world will all unite to persecute God’s people instigated by the religious powers of the world.

 

Sesungguhnya kita temukan dalam tulisan-tulisan Ellen White dan juga di dalam Alkitab, bahwa pemimpin-pemimpin politik dunia akan bersatu untuk menganiaya umat Tuhan, atas hasutan kekuasaan agama di dunia.

 

 

Ellen White also mentions as well as the Bible, that there will be an attempt to change or amend the Constitution of the US. In other words, what today would be considered unconstitutional will actually be declared to be constitutional. You know I have often wondered how is it possible for anyone to believe that a national Sunday Law could be constitutional when clearly the First Amendment says that the Congress shall make no law respecting an establishment of religion. Now if a national Sunday Law is not an establishment of religion, I don’t know what  an establishment of religion is. And yet Ellen White says that somehow they are going to bypass the Constitution, amending it, changing it, or overruling it, so that a national Sunday Law will be given and it will be declared constitutional probably by the Supreme Court of the US.

 

Ellen White juga menyebutkan, begitu juga Alkitab, bahwa nanti akan ada upaya untuk mengganti atau membuat amandemen kepada Konstitusi Amerika Serikat. Dengan kata lain apa yang hari ini dianggap bertentangan dengan Konstitusi, akan dinyatakan sebagai sesuai dengan Konsitusi.

Tahukah kalian, saya sering bertanya-tanya bagaimana mungkin ada orang yang meyakini bahwa suatu Undang-undang Hari Minggu nasional itu sesuai dengan Konstitusi, padahal jelas disebutkan di dalam First Amendment bahwa Kongres tidak boleh membuat undang-undang yang berkaitan dengan menegakkan/mendirikan suatu agama. Nah, jika suatu Undang-undang Hari Minggu nasional itu bukan menegakkan suatu agama, lalu apa itu namanya? Namun demikian Ellen White berkata bahwa entah bagaimana mereka akan menyiasati Konstitusi, membuat amandemennya, mengubahnya atau tidak mengindahkannya, sehingga suatu Undang-undang Hari Minggu nasional akan dikeluarkan dan akan dinyatakan sebagai sesuai dengan Konstitusi, kira-kira oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat.

 

 

Ellen White also mentions that Protestants will unite with Roman Catholics, in fact she goes one step further. She says that instead of Catholics trying to secure the cooperation of Protestants, Protestants will actually offer their services to Roman Catholics. In other words the overture would not be made by Roman Catholics to Protestants but the overtures would be made by Protestants to Catholics. And by the way, this is in Revelation chapter 13 where it says that this second Beast makes an image to the first Beast. It imposes the mark of the first Beast,  the number of the first Beast. In other words the second Beast is the helper of the first Beast.  And the second Beast of course represents the US, the first Beast represents the Roman Catholic Papacy.

 

Ellen White juga menyebut bahwa Protestan akan bersatu dengan Roma Katolik, bahkan dia maju selangkah lebih jauh. Dia berkata, bukan Katolik yang berusaha mengikat suatu kerjasama dengan Protestan, melainkan Protestan yang benar-benar akan menawarkan pelayanan mereka kepada Roma Katolik. Dengan kata lain, tawaran pembuka itu bukan dibuat oleh Roma Katolik kepada Protestan, melainkan tawaran pembuka itu akan dilakukan Protestan kepada Katolik. Dan ketahuilah, ini ada di Wahyu pasal 13, di mana dikatakan bahwa Binatang Kedua ini membuat patung Binatang pertama. Binatang kedua memaksakan tanda Binatang pertama, angka Binatang pertama. Dengan kata lain, Binatang kedua adalah pembantu Binatang pertama. Dan Binatang kedua tentu saja adalah lambang Amerika Serikat, sedangkan Binatang pertama adalah lambang Kepausan Roma Katolik.

 

 

Ellen White also says that Sunday Laws will eventually become anti-sabbath laws. In other words not only will Sunday be mandated but also Sabbath observance will be forbidden. Once again you’ll have the story of Daniel 3 and Daniel 6.  You know those two stories illustrate the two clauses of the First Amendment of the Constitution: “Congress shall not establish religion nor can it forbid the free exercise of religion.”

v   In Daniel 3

Nebuchadnezzar tries to establish religion by saying everybody has to worship his image.

v   In Daniel 6

Darius attempts to forbid the free exercise of religion by saying “You can’t pray to God for a period of 30 days.”

And so in Daniel we have an illustration of these first two clauses of the First Amendment of the Constitution. The establishment clause and the free exercise clause of the Constitution.

It’s interesting that Ellen White says, that not only then will Sunday be imposed as a day of rest, but the Sabbath will actually be forbidden as a day of rest

 

Ellen White juga berkata bahwa Undang-Undang Hari Minggu akhirnya akan menjadi undang-undang yang menentang hari Sabat. Dengan kata lain, bukan saja hari Minggu yang dimandatkan tetapi juga pemeliharaan Sabat akan dilarang. Sekali lagi akan terjadi seperti kisah di Daniel pasal 3 dan pasal 6. Kalian tahu, kedua cerita yang menggambarkan kedua klausul dari First Amendment kepada Konstitusi: “Kongres tidak boleh menegakkan agama dan juga tidak boleh melarang kebebasan menjalankan agama.”

v   Di Daniel pasal 3

Nebukadnezar berusaha menegakkan agama dengan mengatakan setiap orang harus menyembah patungnya.

v   Di Daniel pasal 6

Darius berusaha melarang kebebasan mempraktekkan beragama dengan mengatakan, “Kamu tidak boleh berdoa kepada Allah selama 30 hari.”

Maka di kitab Daniel kita dapatkan ilustrasi dari kedua klausul pertama First Amendment  Konstitusi [Amerika Serikat], yaitu klausul menegakkan dan klausul kebebasan menjalankan agama, dari Konstitusi.

Yang menarik adalah Ellen White berkata, bukan hanya hari Minggu yang akan dipaksakan sebagai hari perhentian, tetapi Sabat benar-benar akan dilarang sebagai hari perhentian.

 

 

She also says that the clergy will use underhanded and devious methods to get their objectives accomplished.

She also says that many good causes will be linked with this desire for a Sunday Law. For example, back in the 1880’s we noticed that the third party prohibitionist and the WCTU (Women’s Christian Temperance Union) joined forces, you know, they had some good causes like the idea of getting rid of liquor. You know, you can’t say that’s all bad. They were in favor of temperance but they linked that with the Sunday Law.

Is it just possible that in the end time, the idea of a Sunday Law will be linked with the constitutional amendment to protect human life? Is it possible that it will be linked with the constitutional  amendment that marriages between a man and a woman? ~ good causes in themselves ~ but linked with something which is contrary to Holy Scripture.

 

Ellen White juga berkata bahwa para rohaniawan akan memakai cara-cara yang licik dan berkelit-kelit agar tujuan mereka tercapai.

Dia juga berkata bahwa banyak perkara yang baik akan dikaitkan kepada niat untuk memiliki Undang-undang Hari Minggu ini. Misalnya, di tahun 1880-an, kita lihat bahwa golongan yang anti minuman keras dan WCTU (Persatuan Perempuan Kristen Anti Alkohol) bergabung, dan ketahuilah mereka punya tujuan-tujuan yang baik seperti menyingkirkan alkohol. Kita tidak bisa mengatakan bahwa itu semuanya jelek. Mereka mendukung anti minuman keras, tetapi mereka mengaitkannya dengan Undang-udang Hari Minggu.

Jadi mungkin saja pada akhir masa, ide Undang-undang Hari Minggu ini akan dikaitkan kepada amendemen Konstitusi untuk melindungi nyawa manusia? Mungkinkah itu nanti dikaitkan kepada amendemen Konstitusi mengenai perkawinan antara laki-laki dan wanita? Semua ini sendiri adalah tujuan-tujuan yang baik, tetapi dikatikan kepada sesuatu yang bertentangan dengan Kitab Suci.

 

 

Ellen White also says in harmony with Scripture,  that religious curriculum will be introduced into public schools. In other words there will be the desire to establish a curriculum acceptable by all of the churches that can be included as part of the curriculum that is taught in public schools.

 

Ellen White berkata juga selaras dengan Kitab Suci, bahwa kurikulum agama akan diterapkan di sekolah-sekolah umum. Dengan kata lain, akan ada keinginan untuk menciptakan  suatu kurikulum yang diterima oleh semua denominasi gereja yang bisa dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah umum.

 

 

She also says that the US will come to the point of establishing a theocracy and there will be the idea that the ministers are the moral conscience of the nation and that the legislators need to listen to the ministers because they are the new prophets and they are the ones who can guide the conscience of the nation.

 

Ellen White juga berkata bahwa Amerika Serikat akan tiba pada posisi untuk menegakkan suatu theokrasi dan akan timbul gagasan bahwa para hamba Tuhan yang menjadi hati nurani bangsa dan bahwa semua legislator harus mendengarkan para hamba Tuhan karena mereka adalah nabi-nabi yang baru, dan merekalah yang akan membimbing hati nurani bangsa.

 

 

She also says amazingly that eventually the whole world will follow in the steps of the US in proclaiming a universal Sunday Law. The Bible tells us that the whole world wonder after the Beast. Not just one nation, all of the world wonder after the Beast. People could not buy or sell all over the world and a death decree will be given also all over the world against those who do not keep the first day of the week.

 

Yang mengagumkan, Ellen White juga berkata, pada akhirnya seluruh dunia akan mengikuti langkah-langkah Amerika Serikat memproklamasikan suatu Undang-undang Hari Minggu. Alkitab mengatakan bahwa seluruh dunia mengagumi Binatang itu. Orang tidak bisa berjual-beli di seluruh dunia dan ada sanksi hukuman mati yang akan berlaku di seluruh dunia bagi mereka yang tidak memelihara hari pertama dari suatu minggu (hari Minggu)

 

 

And that leads people to ask what about Muslims and what about Hindus and what about Buddhists? Are they going to join also?  We believe that they will. How it’s going to happen, we can only speculate at this point.  But I believe that’s what’s going to happen if I read correctly the spirit of prophecy. What’s going to take place is that there is going to be more and more natural disasters in the world, and there is going to be more and more wars, there are going to be more and more calamities, greater and greater crime, until the point where the human race is not going to see any way out, and they are going to say  “Unless we all join forces, the human race is going to be extinguished.” And when the world is in an emergency, strange things can happen.

 

Dan ini membuat orang bertanya, bagaimana dengan orang-orang Muslim, bagaimana dengan orang-orang Hindu, bagaimana dengan orang-orang Buddha? Apakah mereka juga akan bergabung? Kami meyakini bahwa mereka akan bergabung. Bagaimana hal itu bisa terjadi, kami hanya bisa berspekulasi saat ini. Tetapi saya yakin, jika saya tidak salah memahami roh nubuat, itulah yang akan terjadi. Yang akan terjadi adalah akan ada semakin banyak bencana alam di dunia, dan akan ada semakin banyak peperangan, akan ada semakin banyak malapetaka, kejahatan yang semakin parah, hingga mencapai titik di mana manusia tidak melihat adanya jalan keluar lagi, dan mereka akan berkata, “Jika kita tidak mempersatukan kekuatan, maka umat manusia akan punah.” Dan pada waktu dunia menghadapi keadaan darurat, hal yang tidak wajar bisa terjadi.

 

 

She actually says that eventually a death decree will be given against God’s people. That is the scenario that is presented by Ellen White in her book The Great Controversy.

By the way, the Great Controversy was written around the same time as the national Sunday Law was being proposed in the US. In fact The Great Controversy was published in the year 1888. The one that we have is the 1911 revision. But The Great Controversy itself was published in the year 1888, the very year in which this Sunday Law was being proposed before the US Congress.

 

Ellen White benar-benar berkata bahwa pada akhirnya keluarlah perintah untuk membunuh umat Allah. Itulah skenario yang dipersembahkan Ellen White dalam bukunya The Great Controversy. Ketahuilah, The Great Controversy ditulis sekitar waktu yang sama dengan diajukannya Undang-undang Hari Minggu nasional di Amerika Serikat. Bahkan The Great Controversy diterbitkan di tahun 1888. Yang kita miliki sekarang adalah revisi yang diterbitkan 1911. Tetapi The Great Controversy sendiri diterbitkan di tahun1888, tahun yang sama Undang-undang Hari Minggu diajukan di hadapan Kongres Amerika Serikat. 

 

 

Now, what I want to do in the rest of the time that we have together, is read some statements, some striking amazing statements from Ellen White, to illustrate the points that we have gone through so far from the Bible and also from the writings of Ellen White.

 

Nah, apa yang ingin saya lakukan dengan sisa waktu kita bersama sekarang adalah membaca beberapa pernyataan, pernyataan-pernyataan yang mengagumkan dari Ellen White untuk menggambarkan pokok-pokok yang telah kita pelajari hingga kini dari Alkitab dan juga dari tulisan-tulisan Ellen White.

 

 

First of all I would like to read some statements where Ellen White speaks about the union of church and state here in the USA. Many of these by the way are from the book The Great Controversy. Everybody should read the book The Great Controversy by the way, every person in the world should read that book, because that book is saturated with Scripture, it is saturated with history and Ellen White was living in the days when these things were transpiring before her eyes. She is the voice of experience, you see, it’s not just somebody who is writing a history of something that happened once upon a time, she was living in the midst of this.

 

Pertama-tama saya ingin membacakan beberapa pernyataan di mana Ellen White berbicara mengenai persatuan gereja dengan pemerintah di sini, di Amerika Serikat. Banyak pernyataan ini berasal dari buku The Great Controversy. Semua orang harus membaca buku The Great Controversy, ketahuilah, setiap orang di dunia harus membaca buku itu karena buku itu penuh dengan ayat-ayat Kitab Suci, penuh dengan sejarah, dan Ellen White hidup di zaman itu ketika hal-hal ini sedang terjadi di hadapan matanya. Dia adalah suara seorang saksi mata, kalian lihat, bukan hanya seseorang yang menulis tentang sejarah sesuatu yang pernah terjadi lama sebelumnya. Ellen White hidup di tengah-tengah segala peristiwa itu.

 

 

Now, notice what she says in Great Controversy pg 442. Speaking about the national Sunday Law, she says, “Such action would be directly contrary to the principles of this government, to the genius of its free institutions, to the direct and solemn avowals of the Declaration of Independence, and the Constitution….” She says, the national Sunday Law would be opposed to the Declaration of Independence and the Constitution. She continues saying, “…The founders of the nation, wisely sought to guard against the employment…” notice this,  “…the employment of secular power on the part of the church, with its inevitable result, intolerance and persecution. The Constitution provides that ‘Congress should make no law respecting an establishment of religion, or prohibiting the free exercise thereof’,  and ‘that no religious test shall ever be required as a qualification to any office of public trust under the US…”  And then she says this, “…Only in flagrant violation…” not only violation, what kind of violation?  “…flagrant violation  of these safeguards to the nation’s liberty, can any religious observance be enforced by civil authority….”   But now notice this,   “…But the inconsistency of such action  is no greater than is represented in the symbol. It is the Beast with lamblike horns ~ in profession pure, gentle and harmless ~ that speaks as a dragon.”

 

Sekarang, perhatikan apa kata Ellen White di Great Controversy hal 442, berbicara mengenai Undang-undang Hari Minggu nasional, dia berkata, “Tindakan demikian bertentangan langsung dengan prinsip-prinsip pemerintahan ini, bertentangan dengan semangat institusi-institusi yang tidak dicampurtangani oleh pemerintah, bertentangan dengan sumpah yang jelas dan khidmat dari Deklarasi Kemerdekaan, dan bertentangan dengan Konstitusi…”  Ellen White berkata, Undang-undang Hari Minggu nasional bertentangan dengan Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi. Dia melanjutkan berkata, “…Pendiri-pendiri bangsa ini, dengan bijak berusaha membentengi terhadap dipakainya…” perhatikan ini, “…dipakainya kekuasaan sekular oleh pihak gereja, yang pasti akan menyebabkan ketidaktoleranan dan penganiayaan. Konstitusi menetapkan bahwa ‘Kongres tidak boleh membuat undang-undang  yang berkaitan dengan menegakkan agama, atau melarang kebebasan menjalankan agama’ dan ‘ujian agama selamanya tidak akan pernah menjadi persyaratan masuk bagi jabatan pemerintahan atau pelayanan masyarakat di Amerika Serikat’…” Lalu dia berkata demikian, “…Hanya dalam kasus pelanggaran hebat…”  bukan asal pelanggaran, tetapi pelanggaran macam apa?   “…pelanggaran hebat terhadap pengaman-pengaman ini yang melindungi kebebasan bangsa, barulah pemeliharaan agama apa pun boleh dipaksakan oleh kekuasaan sipil…” Tetapi sekarang perhatikan ini, “…Namun ketidakkonsistenan tindakan demikian tidak lebih besar daripada ketidakkonsistenan yang dilambangkan oleh simbolnya, yaitu Binatang yang memiliki dua tanduk seperti tanduk domba, yang tampaknya murni, lemah lembut, dan tidak berbahaya, tetapi  berbicara seperti naga.”

 

 

So you see this contradictory character in the symbols used in Revelation 13? In Revelation 13 you have this Beast that have these two lamblike horns, speaks like a dragon.  That contradicts its profession. These two horns by the way represent civil and religious liberty, republicanism and Protestantism, a church without a pope and a state without a king. A government of, by, and for the people.

 

Jadi, kalian lihat karakter yang bertolakbelakang ini pada simbol-simbol yang dipakai di Wahyu pasal 13? Di Wahyu pasal 13, ada Binatang yang mempunyai dua tanduk seperti tanduk domba, yang berbicara seperti naga. Itu bertolakbelakang dengan profesinya. Ketahuilah, kedua tanduk tersebut mewakili kebebasan sipil dan agama, Republikanisme dan Protestantisme, gereja yang tanpa Paus, dan negara yang tanpa raja, suatu pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.

 

 

Notice what she says also in Great Controversy pg 581,  “Let the principles once be established in the US, that the church…” notice this, “…that the church may employ or control the power of the state that religious observances may be enforced by secular laws, in short that the authority of church and state, is to dominate the conscience  and the triumph of Rome in this country is assured.”

 

Perhatikan apa katanya juga di Great Controversy hal 581, “Jika kita biarkan prinsip ini sekali saja diberlakukan di Amerika Serikat, bahwa gereja…” perhatikan ini, “… bahwa gereja boleh memakai atau mengendalikan kuasa pemerintah, bahwa praktek-praktek keagamaan boleh dipaksakan oleh undang-undang sekuler, singkatnya bahwa kekuasaan gereja bersama pemerintah adalah untuk mendominasi nati nurani, maka kemenangan Roma di negara ini sudah dapat dipastikan.”

 

 

How is the triumph of Rome assured in this country? When the church is allowed to use the state to impose religion, the result is persecution because the same thing happened with the Roman Catholic Papacy during the Middle Ages and the Bible says that her deadly wound is going to be what? Her deadly wound is going to be healed. And everyone will wonder after the Beast. And then a death decree will be given. People will not be able to buy or sell unless they have the mark of the Beast.

 

Bagaimana kemenangan Roma bisa dipastikan di negara ini? Pada waktu gereja diizinkan menggunakan pemerintah untuk memaksakan agama, akibatnya adalah persekusi karena hal yang sama sudah pernah terjadi dengan Kepausan Roma Katolik pada zaman Abad Pertengahan, dan Alkitab berkata bahwa luka parahnya akan apa? Luka parahnya akan sembuh. Dan semua orang akan kagum pada Binatang ini. Lalu suatu sanksi hukuman mati akan dikeluarkan. Orang-orang tidak bisa berjual-beli kecuali mereka memiliki tanda Binatang itu.

 

 

Notice this statement that we find in Great Controversy pg. 615. “As the Sabbath has become the special point of controversy throughout Christendom, and religious and secular authorities have combined…” you see that? Once again,  “…and religious and secular authorities have combined to enforce the observance of the Sunday, the persistent refusal of a small minority to yield to the popular demand will make them objects of universal execration.”

 

Perhatikan pernyataan ini yang kita dapatkan di Great Controversy hal 615. “Oleh karena Sabat telah menjadi pokok istimewa yang dipertentangkan di seluruh dunia Kekristenan, dan mereka yang berkuasa dari dunia sekuler dan agama telah bergabung…” kalian lihat ini?  Sekali lagi, “…dan mereka yang berkuasa dari dunia sekuler dan agama telah bergabung untuk memaksakan pemeliharaan hari Minggu, maka penolakan yang getol dari sekelompok kecil minoritas untuk menyerah kepada keinginan populer, akan membuat mereka menjadi objek kebencian universal.

 

 

And then I want to read one further statement on this idea of the union of church and state in the future in the US. Here she is speaking about what happened in 1888 but it applies also to what is going to happen in the future. Do you remember that Rome had two sieges on Jerusalem? One time they came they surrounded the city, they laid siege around it, God’s people the Christians were in the city, Jesus said, “Watch for the sign!” And then it says in history, Josephus says suddenly Cestius Gallus retreated, and he left. The Jews went after the Roman armies. Many of the Roman soldiers were killed. And those apostates within the city they said, “See, we told you, God is with us.” But the Christians who were in the city, saw this first episode as the sign that they needed to flee, that there was going to be another siege and so they left. And then Titus came back, and laid siege and then the city was destroyed.

 

Lalu saya ingin membacakan satu pernyataan lagi tentang ide penyatuan gereja dengan pemerintah di masa mendatang di Amerika Serikat. Di sini Ellen White berbicara mengenai apa yang terjadi di tahun 1888, tetapi ini juga berlaku pada apa yang akan terjadi di masa mendatang. Apakah kalian ingat bahwa Roma pernah mengepung Yerusalem dua kali? Yang pertama mereka datang dan mengelilingi kota itu, mereka mengepungnya, umat Tuhan orang-orang Kristen, ada di dalam kota. Yesus berkata, “Tunggulah tandanya!” Lalu dikatakan dalam sejarah, Josephus berkata, tiba-tiba Cestius Gallus (jenderal Romawi) menarik pasukannya mundur dan meninggalkan tempat itu. Orang-orang Yahudi pergi mengejar tentara  Roma. Banyak tentara Roma yang terbunuh. Dan orang-orang murtad yang di dalam kota itu berkata, “Tuh, kan kami sudah bilang, Tuhan itu menyertai kita.” Tetapi orang-orang Kristen yang ada di dalam kota, melihat pengepungan episode pertama itu sebagai tanda bagi mereka untuk lari, bahwa nanti akan ada pengepungan yang lain, jadi mereka lari meninggalkan Yerusalem. Lalu Titus kembali, dan mengepung kota itu dan kota itu pun dihancurkan.

 

 

I believe that in 1888 God was giving us a blueprint of what is going to happen in the end time. He was showing us what was going to take place so that we could keep our eyes open and know exactly what the signs of the time were.

Vol. 5 The Testimonies pg. 712  she says this, “The National Reform Movement …”  that’s what we talked about in 1888, “The National Reform Movement exercising the  power of religious legislation, will, when fully developed, manifest the same intolerance and oppression that have prevailed in past  ages. Human councils then assumed the prerogatives of Deity, crushing under their despotic  power, liberty of conscience, and imprisonment, exile and death followed for those who oppose their dictates. If popery…” or the papacy,  “…if popery or its principles shall again be legislated into power, the fires of persecution will be rekindled against those who will not sacrifice conscience and the truth in deference to popular errors. This evil is on the point of realization.”

 

Saya yakin di tahun 1888 Tuhan sedang memberikan suatu cetakbiru kepada kita mengenai apa yang akan terjadi pada akhir zaman. Dia menunjukkan kepada kita apa yang akan terjadi supaya kita bisa awas dan tahu persis apa tanda-tanda zaman itu.

The Testimonies Vol. 5 hal 712, Ellen White berkata demikian, “Gerakan Reformasi Nasional…” itulah yang kita bicarakan di tahun 1888,  “…Gerakan Reformasi Nasional yang menjalankan kekuasaan pembuat undang-undang agama, pada waktu posisinya benar-benar mantap, akan bertindak dengan ketidaktoleranan dan penindasan yang sama yang pernah terjadi di zaman-zaman yang lampau. Dewan-dewan duniawi lalu mengambil alih prerogatif Ilahi, dan dengan kekuasaan mereka yang lalim, mereka menghancurkan kebebasan hati nurani. Berikutnya, orang-orang yang menentang perintah mereka, akan dipenjarakan, dibuang, dan dibunuh.  Jika Kepausan atau prinsip-prinsipnya akan disahkan lagi kekuasaannya, maka api persekusi akan disulut kembali terhadap mereka yang tidak bersedia mengorbankan hati nurani dan kebenaran, hanya karena segan terhadap kesalahan yang populer. Kejahatan ini sudah akan segera direalisasikan.”

 

 

She also mentions that those who will be involved in this movement won’t have the foggiest idea where the idea is coming from, and what the consequences will be. Notice this statement from Vol. 5 of the Testimonies, pg 711, she says, “There are many even of those engaged in this movement for Sunday enforcement, who are blinded  to the results which will follow this action…”  In other words they are working in blindness. Then she says,  “…They do not see  that they are striking directly against religious liberty.”

 

Ellen White juga mengatakan bahwa mereka yang terlibat dalam gerakan ini sama sekali tidak akan tahu dari mana datangnya ide tersebut, dan apa yang bakal menjadi konsekuensinya. Perhatikan pernyataan ini dari The Testimonies Vol. 5, hal 711, Ellen White berkata, “Ada banyak dari mereka, bahkan yang terlibat dalam gerakan untuk memberlakukan hari Minggu ini, yang terbutakan matanya terhadap akibat yang akan mengikuti gerakan tersebut…” Dengan kata lain, mereka itu bekerja dengan buta. Lalu Ellen White berkata, “…Mereka tidak melihat bahwa mereka sedang menyerang langsung terhadap kebebasan beragama.”

 

 

She says in Review and Herald  January 1, 1889“There is a satanic force propelling the Sunday movement, but it is concealed…” See, it looks nice, it looks good, everybody back to church on Sunday, everybody consecrate your life to the Lord,  let’s bring the country back to Jesus,  doesn’t that sound nice?  Sounds beautiful, but she says, “…There is a satanic force propelling the Sunday movement, but it is concealed.  Even the men who are engaged  in the work, are themselves blinded to the results which will follow their movement.”

 

Ellen White berkata di Review and Herald, Januari 1, 1889, “Ada suatu kekuatan sataniah yang menggerakkan gerakan hari Minggu, namun itu tersembunyi…” Lihat saja, kelihatannya bagus, kelihatannya baik, semua orang kembali ke gereja pada hari Minggu, semua orang menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, mari membawa negara ini kembali kepada Yesus, bukankah ini kedengarannya baik? Kedengaran indah. Tetapi Ellen White berkata, “…Ada suatu kekuatan sataniah yang menggerakan gerakan hari Minggu, namun itu tersembunyi. Bahkan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan itu, mereka sendiri buta terhadap akibat yang akan mengikuti gerakan tersebut.”

 

 

In Vol. 4 The Testimonies pg. 452, she says this, “The Sunday movement is now making its way in darkness. The leaders are concealing the true issue. And many who unite in the movement do not themselves see whither the undercurrent is tending. Its professions…” notice,  “…Its professions are mild and apparently Christian, but when it shall speak, it will reveal the spirit of the dragon.”

Is that biblical? It sure is. The Beast of Revelation 13 and it has two horns like a lamb, but it speaks like a what? It speaks like a dragon.

 

Di The Testimonies Vol. 4  hal 452, Ellen White berkata demikian, “Gerakan hari Minggu ini sekarang sedang bergerilya di dalam gelap. Para pemimpin menyembunyikan isu yang sebenarnya. Dan banyak yang bergabung dalam gerakan itu, mereka sendiri tidak melihat ke mana arah alirannya yang tersembunyi itu. Penampilannya…” perhatikan, “…Penampilannya lembut dan tampak Kristiani, tetapi pada waktu dia nanti berbicara, dia akan menyatakan jiwa si naga.”

Apakah ini alkitabiah? Tentu saja. Binatang dari  Wahyu 13, dan dia memiliki dua tanduk seperti tanduk domba, tetapi dia berbicara seperti apa? Dia berbicara seperti naga.

 

 

Now, let me ask you, doesn’t it sound beautiful to say  the US is a Christian nation? That sounds wonderful. Does it sound wonderful that the government should give laws so that people will return to God? It sounds so mild and so wonderful. But you see, the US was founded upon the idea of separation between church and state. The church should moralize society, it is not the state that should do it.

 

Nah, coba saya tanya, apakah kedengarannya tidak indah mengatakan Amerika Serikat adalah suatu bangsa Kristiani? Kedengarannya bagus sekali. Apakah kedengarannya bagus bahwa pemerintah harus mengeluarkan undang-undang supaya rakyat mau kembali kepada Tuhan? Kedengarannya begitu lembut dan baik. Tetapi kalian lihat, negara Amerika Serikat dibentuk di atas rumus pemisahan antara gereja dengan pemerintah. Gerejalah yang harus memperbaiki akhlak masyarakat, bukan pemerintah yang harus melakukannya.

 

 

By the way, Ellen White also says that Protestants will stretch forth their hands to take the hand of the papacy. Not the other way around. Notice this interesting statement in the book Maranatha page 179. By the way this is corroborated by Revelation 13 where it says that the second Beast will do everything in its power to exalt the first Beast. Notice this statement, “Protestants will throw their whole influence and strength on the side of the papacy…” incredible. They came here because of the papacy, what the papacy did in Europe. Now they are going to backtrack. You see, because they have forgotten history. She continues saying,  “…By a national act enforcing the false Sabbath they…” that is Protestants, “…will give life and vigor to the corrupt faith of Rome, reviving her tyranny and oppression of conscience.”

So who is going to revive the Papacy?  It is Protestants, according to her, in harmony with Revelation chapter 13.

 

Nah, Ellen White juga berkata bahwa Protestan akan mengulurkan tangan mereka untuk menjabat tangan Kepausan. Bukan sebaliknya. Perhatikan pernyataan yang menarik ini di buku Maranatha hal 179. Ketahuilah bahwa ini dikoraborasi oleh Wahyu pasal 13 di mana dikatakan bahwa Binatang kedua dengan sekuat tenaganya akan meninggikan Binatang pertama. Perhatikan pernyataan ini, “Protestan akan mengerahkan seluruh pengaruh dan kekuatan mereka di pihak Kepausan…” Luar biasa! Mereka (orang-orang Protestan) datang kemari (ke Amerika) karena Kepausan, apa yang pernah dilakukan Kepausan di Eropa (persekusi terhadap semua yang berani melawan gereja dan Kepausan). Tetapi sekarang mereka (Protestan) mau berjalan mundur, kalian lihat, karena mereka telah melupakan sejarah. Ellen White melanjutkan berkata, “…Dengan suatu perintah nasional yang memaksakan Sabbat yang palsu, mereka…” yaitu Protestan, …akan menghidupkan dan memberi kekuatan kepada ajaran korup Roma, menghidupkan kembali tirani dan penindasan hati nurani yang pernah mereka lakukan.”

Jadi siapa yang akan menghidupkan kembali Kepausan? Menurut Ellen White, Protestan! Dan ini sesuai dengan Wahyu pasal 13.

 

 

Allow me to read you another statement. This one is found ~ actually I have several here ~ The Great Controversy pg 566. She says, “Protestants have tampered with and patronized Popery…” that means, she is meaning the Papacy“Protestants have tampered with and patronized Popery, they have made compromises and concessions which papists themselves are surprised to see and fail to understand.” The Papacy says, “This is too good to be true. This can’t be happening.” She continues saying, “Men are closing their eyes to the real character of Romanism, and the dangers to be apprehended from her supremacy. The people need to be aroused to resist the advances of this most dangerous foe to civil and religious liberty.”

 

Izinkan saya membacakan pernyataan yang lain. Yang ini ditemukan di ~ sebenarnya saya punya beberapa di sini ~ di The Great Controversy hal 566. Ellen White berkata, “Protestan telah membuat perubahan dan melindungi Kepausan, mereka telah membuat kompromi dan kelonggaran yang membuat Kepausan sendiri heran dan tidak mengerti.” Kepausan berkata, “Wah, ini tidak masuk akal. Ini tidak mungkin terjadi.” Ellen White berkata, “Manusia menutup mata mereka terhadap karakter Romanisme yang sebenarnya, dan terhadap bahaya yang akan muncul dari supremasinya. Masyarakat perlu disadarkan agar mereka menolak rayuan musuh yang sangat berbahaya terhadap kebebasan sipil dan kebebasan rohani ini.”  

 

 

In another statement Vol. 5 of the Testimonies pg 711-712, she says this, “Any movement in favor of religious legislations  is really an act of concession to the Papacy, which for so many ages has steadily warred against  liberty of conscience.  Sunday observance owes its existence as a so-called Christian institution to ‘the mystery of iniquity’ and its enforcement will be a virtual recognition of the principles which are the very cornerstone of Romanism. When our nation shall so abjure the principles of its government as to enact a Sunday Law, Protestantism will in this act join hands…” we read a statement last time about joining hands between Protestants and Catholics, not from Ellen White.  “…Protestantism will in this act join hands with popery, it will be nothing else than giving life to the tyranny which has long been eagerly waiting its opportunity to spring again into active despotism.”

 

Dalam pernyataan lain, The Testimonies Vol. 5 hal. 711-712, Ellen White berkata demikian, “Gerakan apa pun yang berpihak pada legislasi keagamaan sebenarnya memberikan kelonggaran kepada Kepausan, yang sudah selama berabad-abad terus-menerus berperang terhadap kebebasan hati nurani. Pemeliharaan hari Minggu, berutang eksistensinya sebagai apa yang disebut sebuah institusi Kristen, kepada ‘misteri kejahatan (2 Tesalonika 2:7) dan pemberlakukannya akan merupakan pengakuan terang-terangan akan prinsip-prinsip yang menjadi batu penjuru utama dari Romanisme. Pada waktu bangsa kita secara resmi bersumpah meninggalkan prinsip-prinsip pemerintahannya dengan memberlakukan suatu Undang-undang Hari Minggu, maka dalam tindakan ini Protestantisme akan bergandengan tangan…” kita telah membaca suatu pernyataan mengenai Protestantisme berjabatan tangan dengan Katolik, bukan dari Ellen White! “…dalam tindakan ini Protestantisme akan bergandengan tangan dengan Kepausan, dan ini semata-mata memberikan hidup kepada tirani yang sudah sejak lama menunggu kesempatannya untuk bangkit kembali ke kelaliman yang aktif.”

 

 

She also says that in order for this to happen Protestants have to unite on common points of doctrine. Notice this interesting statement that we find in Great Controversy pg 445. She says, “When the leading churches of the US uniting  upon such points of doctrine as are held by them in common…”   by the way all of this that I am talking about, in our next lecture I am going to prove to you from the writings of religious leaders in the US today to show you that what she said way back there over hundred years ago, is taking place  with the religious world in the US today, all except the Sunday Law. You see, that is the last part of this whole scenario. She says, “When the leading churches of the US uniting  upon such points of doctrine as are held by them in common shall influence the state to enforce their decrees and to sustain their institutions, then Protestant America will have formed an image of the Roman hierarchy and the infliction of civil penalties upon dissenters will inevitably result.”

 

Ellen White juga berkata, supaya hal ini bisa terjadi, Protestan harus bersatu dalam poin-poin doktrin yang sama. Perhatikan pernyataan yang menarik ini yang kita temukan di Great Controversy hal 445. Ellen White berkata, “Pada waktu gereja-gereja terkemuka di Amerika Serikat yang telah bersatu dalam poin-poin doktrin yang mereka anggap sama…” ketahuilah semua yang saya bicarakan ini, akan saya buktikan dalam pelajaran kita berikutnya, dari tulisan-tulisan pemimpin-pemimpin agama di Amerika Serikat dewasa ini, untuk menunjukkan kepada kalian apa yang dikatakan Ellen White di masa lampau, lebih dari 100 tahun yang lalu, hari ini sedang terjadi di dunia keagamaan di Amerika Serikat, semuanya, kecuali Undang-undang Hari Minggu. Kalian lihat, itu adalah bagian terakhir dari seluruh skenario ini. Ellen White berkata,  “Pada waktu gereja-gereja terkemuka di Amerika Serikat yang telah bersatu dalam poin-poin doktrin yang mereka anggap sama, mempengaruhi pemerintah untuk memaksakan ketetapan-ketetapan mereka dan mendukung institusi mereka, maka Amerika yang Protestan akan sudah mendirikan patung hierarki Roma, dan akibatnya pemberlakukan sanksi sipil kepada mereka yang tidak mau patuh, pasti akan terjadi.”

 

 

And in Great Controversy pg. 563, she has this telling statement,  “There is an increasing indifference, concerning the doctrines that separate the reformed churches from the papal hierarchy, the opinion is gaining ground that after all we do not differ so widely upon vital points as have been supposed, and that a little concession on our part  will bring us into a better understanding with Rome.”

 

Dan di Great Controversy hal 563, Ellen White menulis pernyataan yang mengungkapkan kondisinya ini, “…Ada peningkatan ketidakperdulian mengenai doktrin-doktrin yang membedakan gereja-gereja reformasi dari hierarki Kepausan. Pendapat ini menjadi semakin kuat, bahwa sebenarnya toh kita tidak berbeda terlalu jauh dalam poin-poin vital seperti yang kita sangka, dan bahwa sedikit kelonggaran di pihak kita akan membawa kita ke hubungan yang lebih baik dengan Roma.”

 

 

She also says that the clergy will be foremost in convincing their church members to act upon Congress for Congress to give the national Sunday Law. Notice this very remarkable statement, in the Review and Herald, December 24, 1889. “Plans of serious import, to the people of God are advancing in an underhanded manner among the clergymen of various denominations and the object of this secret maneuvering is to win popular favor for the enforcement of Sunday sacredness. If the people…” that is by the clergy,  “…if the people can be led to favor a Sunday Law, then the clergy intend to exert their united influence to obtain a religious amendment to the Constitution and compel the nation to keep Sunday. Ministers, working upon the people so that the people will push for a national Sunday Law.”

By the way this has already happened with the idea of gay marriage, the opposition to gay marriage. And it is also happening in the idea of safeguarding the life of babies, the abortion issue. Are they talking about a constitutional amendment? Absolutely.

 

Ellen White juga berkata bahwa para rohaniawan (klerus)lah yang berada di deretan paling depan untuk meyakinkan jemaat mereka agar mendesak Kongres, supaya Kongres mengeluarkan Undang-undang Hari Minggu nasional. Perhatikan pernyataan yang sangat mengagumkan ini, di Review and Herald, 24 Desember 1889, “Rencana-rencana yang sangat signifikan terhadap umat Allah, sedang maju terus secara curang di antara para rohaniawan pelbagai denominasi, dan objek dari muslihat rahasia ini adalah untuk mengambil hati masyarakat guna memberlakukan kekudusan hari Minggu. Jika masyarakat…” maksudnya oleh para rohaniawan “…jika masyarakat bisa dibimbing  berpihak pada Undang-undang Hari Minggu, maka para rohaniawan berniat mengerahkan pengaruh gabungan mereka, untuk memperoleh suatu amandemen keagamaan pada Konstitusi, dan mengharuskan bangsa ini untuk memelihara hari Minggu. Para hamba Tuhan, merayu umatnya supaya umat akan mendesak dibuatnya suatu Undang-undang Hari Minggu nasional.”

Ketahuilah, ini sudah terjadi dengan masalah perkawinan sejenis, pelarangan terhadap perkawinan sejenis. Dan juga sudah terjadi dengan masalah perlindungan terhadap hak hidup bayi, yaitu isu aborsi. Apakah mereka sedang membicarakan suatu amendemen terhadap Konstitusi?  Betul sekali.

 

 

She also says that politicians will give in because of the popular demand, after all they want votes.  Notice what she has to say, Great Controversy pg 592. “The dignitaries of church and state  will unite to bribe, persuade or compel all classes  to honor the Sunday. The lack of divine authority will be supplied by oppressive enactments.”  In other words because they can’t convince you from the Bible they are going to force you to do it. She says ~ and boy is this ever true! ~ “Political corruption is destroying love of justice and regard for truth…” what would she write today! “…and even in free America, rulers …” notice this, “… rulers and legislators, in order to secure public favor will yield to the popular demand for a law enforcing Sunday observance. Liberty of conscience, which has cost so great a sacrifice,  will no longer be respected.”

 

Ellen White juga berkata bahwa politikus akan menyerah karena tuntutan populer, toh yang mereka kejar adalah suara. Perhatikan apa yang dikatakannya di Great Controversy, hal 592, “Pemimpin-pemimpin gereja dan pemerintah akan bersatu untuk menyuap, merayu, atau memaksa semua golongan menghormati hari Minggu. Nihilnya dukungan autoritas Ilahi akan digantikan oleh undang-undang yang menindas.”  Dengan kata lain, karena mereka tidak bisa meyakinkan kita dari Alkitab, maka mereka akan memaksa kita melakukannya. Ellen White berkata ~ dan betapa benarnya dia, “Rusaknya politik menghancurkan cinta akan keadilan dan keperdulian terhadap kebenaran…” bayangkan apa yang akan ditulisnya hari ini!  “…dan bahkan di Amerika yang bebas, para penguasa…” perhatikan ini, …para penguasa dan pembuat undang-undang, demi memenangkan hati publik, akan menyerah kepada tuntutan populer dan memberlakukan undang-undang   pemeliharaan hari Minggu. Kebebasan hati nurani, yang dulu diperoleh dengan pengorbanan yang begitu besar, tidak lagi akan dihargai.”

 

 

If I had time I would read you a statement in Fundamentals to Christian Education  pg 475 where she says that God’s people should not vote to put such men in office. We need to put men of principle in office who will stand upon the Constitution of the US, upon the pillars that this country was built upon. They will separate church and state and guarantee liberty of conscience, full civil and religious liberty.

 

Andai saya ada waktu, akan saya bacakan pernyataan dari Fundamentals to Christian Education hal 475, di mana Ellen White berkata bahwa umat Allah jangan memberikan suara untuk menempatkan orang-orang seperti itu di pemerintahan. Kita harus menempatkan orang-orang yang punya prinsip di pemerintahan, yang akan berpegang kepada Konstitusi Amerika Serikat, bersandar pada pilar-pilar dengan mana negara ini telah dibangun. Mereka akan memisahkan antara gereja dengan pemerintah dan menjamin kebebasan hati nurani, kebebasan sipil dan beragama yang penuh.

 

 

She also speaks about the idea of introducing religion into school curriculum, notice what she says. This is in a journal called the Watchmen, May 1, 1906. She says, “The present effort of the church to get the state to introduce the teaching of Christianity into state schools is but a revival of the pagan dan papal doctrine of force in religious things and as such it  is anti-Christian.”  Also, you want to kick Christ out of public school? The fact is, that the government should not be teaching religion. That’s the point. Religion should be taught in private schools,  religious schools, it should be taught in the home, it should be taught in the church. You can read your Bible in the street, you can gather groups to pray anywhere you want, we are in favor of religion, but we are against the state establishing religion or forbidding the free exercise of religion.

She also says in Letter 44, 1893, “I do not see the justice nor right in enforcing by law  the bringing of the Bible to be read in the public schools.”

 

Ellen White juga berbicara mengenai ide memperkenalkan agama ke kurikulum sekolah, perhatikan apa katanya. Ini ada di sebuah jurnal berjudul The Watchmen, 1 Mei 1906, dia berkata, “Upaya gereja dewasa ini mendesak pemerintah untuk memperkenalkan pelajaran Kekristenan di sekolah-sekolah pemerintah, hanyalah suatu kebangkitan dari doktrin pemaksaan pagan dan Kepausan  dalam hal-hal agama, dan yang seperti itu adalah anti-Kristen.”  Jadi, kalian mau menendang Kristus keluar dari sekolah umum? Faktanya adalah, pemerintah tidak seharusnya mengajarkan agama. Itulah poinnya. Agama harus diajarkan di sekolah-sekolah swasta, sekolah-sekolah agama, diajarkan di rumah, diajarkan di gereja, orang boleh membaca Alkitabnya di jalan, boleh mengumpulkan kelompok-kelompok untuk berdoa di mana pun, kita berpihak pada agama, tetapi kita menentang pemerintah yang menegakkan agama atau pemerintah yang melarang kebebasan menjalankan agama.

Dia juga berkata di Letter 44, 1893, Aku tidak melihat kebenaran atau ketepatan dalam memakai undang-undang untuk memaksakan Alkitab dibacakan di sekolah-sekolah umum.”

 

 

She also says that this desire for a Sunday Law will be linked  with good causes, so God’s people will be in a difficult situation because if we don’t link  up, they will say, “Oh, so you are in favor of immorality, aren’t you?”

Notice what she says in Great Controversy pg 587-588, this woman had more than human wisdom, folks. We are going to see it in our next lecture. I am going to prove it to you by giving quotations from religious leaders in the US in the last 25 years. Notice what she says, “Here, the temperance work, one of the most prominent and important of moral reforms is often combined with the Sunday movement…” See, she says, temperance is combined with the Sunday movement. “…And the advocates of the latter,  represent themselves as laboring to promote the highest interest of society. And those who refuse to unite with them are denounced as the enemies of temperance and reform. But the fact that a movement to establish error is connected with a work which is in itself good, is not an argument in favor of the error. We may disguise poison by mingling it with wholesome food, but we do not change its nature.  On the contrary it is rendered more dangerous as it is more likely to be taken unawares. It is one of Satan’s devices to combine with falsehood just enough truth to give it plausibility. The leaders of the Sunday movement may advocate reforms which the people need, principles which are in harmony with the Bible, yet while there is with these a requirement which is contrary to God’s Law, His servants cannot unite with them. Nothing can justify them in setting aside the commandments of God for the precepts of men.”

 

Ellen White juga berkata bahwa keinginan untuk sebuah Undang-undang Hari Minggu ini akan dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang baik, sehingga umat Allah ditempatkan di posisi yang sulit, karena jika kita tidak mendukungnya, mereka akan berkata, “Oh, jadi kalian berpihak pada kebejatan moral, begitu?”

Perhatikan apa katanya di Great Controversy hal 587-588, Ellen White ini bukan hanya memiliki kebijakan manusia, Saudara-sauara. Dalam pelajaran kita berikutnya kita akan melihat itu. Saya akan membuktikan kepada kalian dengan kutipan-kutipan dari para pemimpin agama di Amerika Serikat dalam 25 tahun terakhir. Perhatikan apa yang dikatakannya, “Di sini, gerakan menentang minuman keras ~ salah satu reformasi akhlak yang paling menonjol dan penting ~ sering digabungkan dengan gerakan hari Minggu…” Lihat, dia berkata anti minuman keras itu digabungkan dengan gerakan Hari Minggu.  “…Dan para pendukung gerakan Hari Minggu, memperkenalkan diri mereka sedang bekerja keras untuk mempromosikan kepentingan tertinggi masyarakat. Dan yang menolak bergabung dengan mereka, dituduh sebagai musuh-musuh  dari yang menolak minuman keras dan reformasi. Namun faktanya, bahwa suatu gerakan untuk menegakkan hal yang salah itu terkait kepada suatu pekerjaan yang baik, bukanlah perdebatan untuk memenangkan yang salah. Kita bisa menyamarkan racun dengan mencampurnya dalam makanan yang sehat, tetapi kita tidak bisa mengubah sifatnya. Sebaliknya, itu justru menjadi  lebih berbahaya karena semakin besar kemungkinannya dia ditelan dengan tidak sengaja. Salah satu cara yang dipakai Setan adalah mencampurkan cukup kebenaran dalam kebohongan untuk membuatnya mudah dipercaya. Para pemimpin gerakan hari Minggu mungkin saja mendukung reformasi yang dibutuhkan masyarakat, prinsip-prinsip yang selaras dengan Alkitab, namun sementara di dalamnya terdapat persyaratan yang bertentangan dengan Hukum Tuhan, hamba-hambaNya tidak boleh bergabung dengan mereka. Tidak ada yang bisa membenarkan mereka mengesampingkan perintah-perintah Tuhan demi peraturan manusia.”

 

 

She also says that God’s people are going to be blamed for the upheavals in society. You think this country is bad? You haven’t seen anything yet. Notice what she has to say in the book The Great Controversy pg 592. “Those who honored the Bible Sabbath will be denounced as enemies of  law and order…” Imagine SDAs who have always thought they were supposed to keep the Law being denounced as the enemies of the law. That’s an interesting thing, isn’t it?  She says, “Those who honored the Bible Sabbath will be denounced as enemies of  law and order, as breaking down the moral restraints of society causing anarchy and corruption and calling down the judgments of God upon the earth…” Just like with Elijah. Just like Matthew 24 says. She says, “…Their conscientious scruples will be pronounced abstinency, stubbornness and contempt of authority. They will be accused…” notice this,  “…they will be accused of disaffection toward the government…” Are you prepared for the day when you will be declared a treasonist against the US for saying these things that I am sharing with you? She says, “…Ministers who denied the obligation of the Divine Law will present from the pulpit the duty of yielding obedience to the civil authorities as ordained of God…”  and they’ll quote Romans 13 where it  says you are    supposed to be  subject to the civil authorities.  What they won’t quote is render unto Ceaser that which is Ceaser’s and unto God that which is God’s. She says, …In legislative halls and courts of justice commandment-keepers will be misrepresented and condemned….”   

 

Ellen White juga berkata bahwa umat Tuhan akan dianggap bertanggungjawab atas kekacauan dalam masyarakat. Kalian menyangka negara ini buruk? Kalian belum tahu. Perhatikan apa kata Ellen White dalam buku The Great Controversy hal 592. “Mereka yang memelihara Sabbat Alkitab akan dituduh sebagai musuh hukum dan ketertiban…” Bayangkan umat MAHK yang selalu berpikir mereka harus memelihara Hukum Tuhan dituduh sebagai musuh-musuh hukum. Itu hal yang menarik, bukan? Ellen White berkata, “Mereka yang memelihara Sabbat Alkitab akan dituduh sebagai musuh hukum dan ketertiban, sebagai telah merusak kendali-kendali moral dalam masyarakat, menimbulkan anarki dan korupsi, dan mendatangkan penghukuman Tuhan ke atas bumi…” Sama seperti Elia. Sama seperti di Matius pasal 24. Ellen White berkata, “…Kehati-hatian sikap mereka akan dituduh sebagai tidak mau berpartisipasi, tegar tengkuk, dan tidak menghormati yang berwewenang. Mereka akan dituduh…” perhatikan ini  “…mereka akan dituduh membenci pemerintah…” Apakah kalian siap untuk harinya ketika kalian akan dinyatakan sebagai pengkhianat terhadap Amerika Serikat karena mengatakan hal-hal ini yang saya bagikan kalian? Ellen White berkata, “…Hamba-hamba Tuhan yang menyangkal kewajibannya pada Hukum Tuhan akan menyerukan dari mimbar kewajiban untuk bersedia patuh kepada penguasa sipil yang telah diangkat oleh Tuhan…” dan mereka akan mengutip Roma pasal 13 di mana dikatakan bahwa kita harus tunduk kepada penguasa sipil. Tetapi mereka tidak akan mengutip, Serahkanlah kepada Kaisar barang-barang yang milik Kaisar, dan kepada Allah barang-barang yang kepunyaan Allah [Matius 22:21] Ellen White berkata, “…di ruang-ruang legislatif dan ruang-ruang pengadilan, para pemelihara perintah Tuhan akan difitnah dan dihukum…”

 

 

She also says that the Constitution of the US will be changed or amended. By the way allow me to  read a statement of the crisis that existed   in her day. This is Vol. 5 of The Testimonies pg 711, she is talking about the National Reform Issue in her day. She says, “A great crisis awaits the people of God. A crisis awaits the world. The most momentous struggle of all the ages is just before us. Events which for more than 40 years we have upon the authority of the prophetic word declared to be impending, are now taking place before our eyes. Already the question of an amendment to the Constitution restricting liberty of conscience has been urged upon the legislators of the nation. The question of enforcing Sunday observance has become one of national interest and importance.” Here she is talking about what was happening with the National Reform Movement.

And then notice, she says in Review and Herald, December 11, 1888, “They do not see that if a Protestant government sacrifices the principles that have made them a free, independent nation, and through legislation brings into the Constitution principles that will propagate papal falsehood and papal delusion, they are plunging into the Roman horrors of the Dark Ages.”

 

Dia juga berkata bahwa Konstitusi Amerika Serikan akan diubah atau diganti. Izinkah saya membacakan pernyataan tentang krisis yang ada di zamannya. Ini dari The Testimonies Vol. 5  hal 711, Ellen White berbicara mengenai isu reformasi nasional di zamannya. Dia berkata, “Suatu krisis besar menantikan umat Tuhan. Suatu krisis menantikan dunia. Perjuangan yang paling penting sepanjang zaman ada di hadapan kita. Peristiwa-peristiwa yang sudah selama 40 tahun lebih kita ketahui dari autoritas kata-kata nubuat bahwa akan segera terjadi, sekarang sedang terjadi di depan mata kita. Masalah amendemen Konstitusi yang mengekang kebebasan hati nurani telah didesakkan kepada para legislator bangsa ini. Masalah untuk memaksakan pemeliharaan hari Minggu telah menjadi salah satu perhatian dan kepentingan nasional.” Di sini Ellen White berbicara tentang apa yang terjadi dengan Gerakan Reformasi Nasional.

Lalu perhatikan, dia berkata di Review and Herald, 11 Desember 1888, “Mereka tidak sadar jika suatu pemerintahan Protestan mengorbankan prinsip-prinsip yang telah menjadikan mereka suatu bangsa yang merdeka dan mandiri, lalu melalui legislasi memasukkan kepada Konstitusi prinsip-prinsip yang akan menyebarkan kebohongan dan khayalan palsu Kepausan, maka mereka sedang tterjun bebas ke dalam kengerian Zaman Kegelapan Romawi.”

 

 

Now, she realized that that event in 1888 might not lead yet to the national Sunday Law. In fact in the same chapter, Vol. 5 of the Testimonies pg 713 that we read from a moment ago, she says this, “It may be…” and this is very significant, “…It may be that a respite may yet be granted for God’s people to awake and let their light shine….” She says this might be just a sign of things that will  come in the future. She continues saying,  “… If the presence of 10 righteous persons would have saved the wicked cities of  the plain, is it not possible that God will yet, in answer to the prayers of His people, hold in check the workings of those who are making void His Law? Shall we not humble our hearts greatly before God, flee to the mercy seat and plead with Him to reveal His mighty power?”

So she says, this crisis is upon us, it’s been brewing for the last 40 years, she says but maybe God is still going to give us a respite.

 

Nah, Ellen White menyadari bahwa peristiwa di tahun 1888 mungkin belum akan melahirkan Undang-undang Hari Minggu nasional. Bahkan di dalam pasal yang sama, The Testimonies Vol. 5  hal 713, yang baru kita baca, dia berkata demikian, “Kemungkinan…” dan ini sangat signifikan, “Kemungkinan, suatu penundaan bagi umat Tuhan bisa diberikan agar mereka bangkit dan cahaya mereka bersinar…” Ellen berkata, mungkin saja ini merupakan tanda dari peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Dia melanjutkan berkata, “…Jika  kehadiran 10 orang yang benar bisa menyelamatkan kota-kota jahat di dataran rendah (Sodom-Gomora), apakah tidak mungkin sebagai jawaban doa umatNya, Tuhan lagi-lagi menahan pekerjaan mereka yang mengabaikan HukumNya? Apakah kita tidak seharusnya sangat merendahkan hati kita di depan Tuhan, menghampiri takhta Allah dan memohon kepadaNya untuk menyatakan kuasaNya yang luar biasa?”

Jadi Ellen White berkata, krisisnya sudah menghampiri kita, sudah ditanak selama 40 tahun yang terakhir, katanya, tetapi mungkin Tuhan masih akan memberi penundaan bagi kita.

 

 

But then she says this, this is found in Review and Herald, February 16, 1905,  “Sooner or later, Sunday laws will be passed. But there is much for God’s servants to do to warn the people. This work has been greatly retarded by their having to wait and stand against the devisings of Satan, which have been striving to find a place in our work. We are years behind,” she says. So she says, sooner or later there will be a national Sunday Law. She realized that there was a respite, that was taking place after this first siege of Jerusalem, if you please.

 

Tetapi dia lalu berkata demikian, ini ditemukan di Review and Herald, 16 Februari 1905, “Cepat atau lambat, Undang-undang Hari Minggu akan disahkan. Tetapi masih banyak yang harus dilakukan hamba-hamba Tuhan untuk mengingatkan masyarakat. Pekerjaan ini telah sangat tertunda karena mereka harus menunggu dan bertahan terhadap perencanaan Setan, yang sudah berusaha keras untuk menemukan tempat dalam pekerjaan kita. Kita sudah tertinggal bertahun-tahun,” katanya. Jadi Ellen White berkata, cepat atau lambat akan ada Undang-undang Hari Minggu nasional. Dia menyadari adanya penundaan, yang terjadi setelah pengepungan Yerusalem yang pertama.

 

 

In fact she actually says that the whole world is going to join forces in imposing a universal Sunday Law. Allow me to read you a few statements here, from the book  Maranatha, pg 217, she says “The whole world is to be stirred with enmity against SDA’s because they will not yield homage to the papacy by honoring Sunday, the institution of this anti-Christian power. It is the purpose of Satan to cause them to be blotted from the earth in order that his supremacy of the world may not be disputed.”

You say, “That could never happen. Persecution? Wanting to blot out a whole people from the face of the earth?”  Yet, it is going to happen.

 

Bahkan sesungguhnya dia berkata bahwa seluruh dunia akan bergabung dalam memaksakan suatu Undang-undang Hari Minggu yang universal. Izinkan saya membacakan beberapa pernyataan di sini, dari buku Maranatha hal 217, Ellen White berkata, “Seluruh dunia akan dibangkitkan oleh perasaan bermusuhan terhadap orang-orang MAHK, karena mereka tidak mau tunduk kepada kekuasaan Kepausan dengan menghormati hari Minggu, yaitu institusi dari kekuasaan anti-Kristen itu. Adalah tujuan Setan untuk membuat mereka dilenyapkan dari permukaan bumi agar supremasi Setan atas dunia ini tidak dilawan.”

Kalian berkata, “Hal ini tidak mungkin terjadi. Persekusi? Mau melenyapkan seluruh umat dari permukaan bumi?” Namun, itu memang akan terjadi.

 

 

Vol. 6 of the Testimonies pg 18. She says, “As America, the land of religious liberty shall unite with the papacy in forcing the conscience and compelling men to honor the false Sabbath, the people of every country on the globe will be led to follow her example.”

Every country on the globe!

 

Testimonies Vol. 6 hal 18, Ellen White berkata, “Pada waktu Amerika, tanah kebebasan beragama, akan bersatu dengan Kepausan dalam memaksa hati nurani dan mengharuskan manusia menghormati Sabat yang palsu, bangsa-bangsa di setiap negara di bulatan bumi akan dituntun untuk mengikuti teladannya.”

Setiap negara di bumi!

 

 

Vol. 3 of Selected Messages pg 392, she says, “The so-called Christian world is to be the theatre of great and decisive actions. Men in authority will enact laws controlling the conscience after the example of the papacy. Babylon will make all nations drink of the wine of the wrath of her fornication. Every nation will be involved.”

 

Selected Messages Vol. 3  hal 392, Ellen White berkata, Apa yang disebut dunia Kristen akan menjadi panggung sandiwara dari tindakan-tindakan yang hebat dan menentukan. Orang-orang yang punya kuasa akan menetapkan undang-undang yang mengendalikan hati nurani, meniru teladan Kepausan. Babilon akan membuat semua bangsa minum anggur murka perzinahannya. [Wah 17:2] Setiap bangsa akan terlibat.” 

 

 

One final statement. Vol. 6 of the Testimonies pg. 395, she says, “Foreign nations will follow the example of the US, though she leads out, yet the same crisis will come upon our people in all parts of the world.”

 

Satu pernyataan yang terakhir. Testimonies Vol. 6  hal 395, Ellen White berkata, “Bangsa-bangsa asing akan mengikuti teladan Amerika Serikat, walaupun dia yang memimpin, tetapi krisis yang sama akan mengenai semua umat kita [MAHK] di segala belahan dunia.”

 

 

Now, in closing I would like to ask, “What’s wrong with the church using the power of the state?”

Allow me to read you a rather extensive statement that we find in the book The Desire of Ages pg 509-510. This is the most profound statement I have ever read anywhere about the proper relationship between church and state and how the state can use power illegitimately which ultimately leads to persecution. This is what she says, “But today, in the religious world there are multitudes who as they believe, are working for the establishment of the kingdom of Christ as an earthly and temporal dominion. They desire to make our Lord the ruler of the kingdoms of this world, the ruler in its courts and camps, its legislative halls, its palaces and market places. They expect Him to rule through legal enactments, enforced by human authority. Since Christ is not now here in person, they themselves will undertake to act in His stead, to execute the laws of His kingdom…” Because He is not here, they say, “We’ll do.”  She continues saying, “…The establishment of such a kingdom is what the Jews desired in the days of Christ. They would have received Jesus had He been willing to establish a temporal dominion to enforce what they regarded as the laws of God and to make them the expositors of His will and the agents of His authority. But He said, ‘My kingdom is not of this world.’ He would not accept the earthly throne…” Now notice what she says, “…The government under which Jesus lived, was corrupt and oppressive, on every hand were crying abuses, extortions, intolerance, and grinding cruelty. Yet the Savior attempted no civil reforms…” You don’t find Him picketing against gay-marriage. She says, “…Yet the Savior attempted no civil reforms, He attacked no national abuses, nor condemned the national enemies. He did not interfere with the authority or administration of those in power. He who was our example, kept aloof from earthly governments. Not because He was indifferent to the woes of men, but because the remedy did not lie in merely human and external measures. To be efficient, the cure must reach man individually and must regenerate the heart…” Capitol Hill cannot do that. She continues saying, “…Not by the decisions of courts or councils or legislative assemblies, not by the patronage of worldly great men, is the kingdom of Christ established, but by the implanting of Christ’s nature in humanity through the work of the Holy Spirit. ‘As many as received Him, to them gave He power to become the sons of God. Even to them that believe on His name, which were born not of blood nor of the will of the flesh nor of the will of men, but of God.’ Here is the only power that can work the uplifting of mankind. And the human agency for the accomplishment of this work is the teaching and practicing of the Word of God.”

That is the proper relationship between church and state.

You see the State cannot change the heart. It can impose moral law, against people’s will, but it cannot lead people to follow the Lord because they want to, because it comes naturally from the heart.

 

Nah, sebagai penutup saya ingin bertanya, “Apa salahnya gereja memakai kuasa pemerintah?”

Izinkah saya membacakan suatu pernyataan yang rada panjang yang kita dapatkan di buku The Desire of Ages hal 509-510. Ini adalah pernyataan yang paling lengkap yang pernah saya baca di mana pun mengenai hubungan yang layak antara gereja dan pemerintah, dan bagaimana pemerintah bisa memakai kuasa secara tidak sah, yang pada akhirnya menjadi persekusi. Inilah yang dikatakannya, “Tetapi hari ini, di dunia agama ada banyak orang yang mengira mereka sedang bekerja untuk mendirikan kerajaan Kristus sebagai sebuah kerajaan duniawi di bumi yang fana. Mereka ingin menjadikan Tuhan kita, penguasa atas kerajaan-kerajaan dunia ini, penguasa di pengadilan-pengadilannya, dan di perkemahan-perkemahannya, di ruang-ruang legislatifnya, di istana-istana dan pasar-pasarnya. Mereka berharap Dia akan memerintah dengan undang-undang resmi, yang dijalankan oleh wewenang manusia. Karena Kristus sekarang tidak berada di sini secara pribadi, mereka sendiri yang akan mengambil alih untuk bertindak mewakiliNya, melaksanakan hukum-hukum kerajaanNya…” Karena Kristus tidak di sini mereka berkata, “Cukup kami saja.” Ellen White melanjutkan berkata, “Pendirian kerajaan seperti ini adalah apa yang diinginkan orang-orang Yahudi di zaman Kristus. Mereka akan mau menerima Yesus seandainya Dia bersedia mendirikan kerajaan di bumi untuk melaksanakan apa yang mereka anggap sebagai Hukum Allah, dan untuk membuat mereka menjadi orang-orang yang menjabarkan kehendakNya dan agen-agen dari autoritasNya. Tetapi Kristus berkata, Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini’ [Yohanes 18:36]. Dia tidak mau menerima takhta duniawi…” Sekarang perhatikan apa kata Ellen White,  “…Pemerintah di zaman hidup Yesus, itu korup dan menindas, di mana-mana terjadi seruan penyalahgunaan kekuasaan, pemerasan, ketidaktoleranan, dan kekejaman yang menghancurkan. Namun Sang Juruselamat tidak berusaha mengadakan reformasi sipil…” Kita tidak melihatNya mencegah perkawinan sesama jenis. Ellen White berkata, “…Namun Sang Juruselamat tidak berusaha mengadakan reformasi sipil, Dia tidak menyerang pelanggaran-pelanggaran nasional, juga tidak menghukum musuh-musuh nasional. Dia tidak campur tangan dalam kekuasaan atau administrasi mereka yang menjabat. Dia yang adalah teladan kita, menjaga jarakNya dari pemerintahan duniawi. Bukan karena Dia tidak perduli pada duka manusia, tetapi karena obatnya tidak hanya terletak pada manusia dan tindakan eksternal. Agar efisien, obatnya harus menyentuh setiap manusia secara pribadi, dan harus memperbarui hati…” Gedung Putih tidak bisa melakukan itu. Ellen White melanjutkan, “…Kerajaan Kristus bukan didirikan oleh keputusan-keputusan pengadilan atau oleh dewan atau perkumpulan legislatif, bukan oleh bekking orang-orang dunia yang hebat,  melainkan dengan menanamkan karakter Kristus dalam kemanusiaan melalui karya Roh Kudus. 12Tetapi seberapa banyak orang yang menerima-Nya, kepada mereka diberi-Nya kuasa untuk menjadi  anak-anak Allah,  yaitu kepada mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 yang diperanakkan bukan dari darah, maupun dari kemauan daging, maupun oleh keinginan manusia, melainkan dari  Allah. [Yohanes 1:12-13]. Di sinilah satu-satunya kuasa yang bisa mengerjakan pengangkatan umat manusia. Dan alat manusia untuk menyelesaikan pekerjaan ini ialah dengan pengajaran dan mempraktekkan Firman Tuhan.”

Inilah hubungan yang layak antara gereja dengan pemerintah.

Kalian lihat, Pemerintah tidak bisa mengubah hati. Pemerintah bisa memaksakan hukum moral bertentangan dengan kehendak rakyat, tetapi dia tidak bisa membuat orang mengikuti Tuhan atas kemauan mereka sendiri, karena itu harus datang secara alami dari hati.

 

 

Same thing that is going to happen in the US has happened in Rome. You know, the church lost its spirituality, as a result things started going down hill in society, so they said “We’ve got to get Ceasar to fix it. We’ve got to get Constantine to fix it.” Same is going to happen in the US. But the solution is not for the government to remedy things. It is the implanting of the Holy Spirit within the human heart.

 

Hal yang sama yang akan terjadi di Amerika Serikat sudah pernah terjadi di Roma. Kalian tahu, gereja telah kehilangan kerohaniannya, akibatnya segalanya di masyarakat mulai merosot, maka mereka berkata, “Kita harus menyuruh Kaisar memperbaikinya. Kita harus menyuruh Constantine memperbaikinya.” Hal yang sama akan terjadi di Amerika Serikat. Tetapi solusinya bukanlah pemerintah yang harus memperbaiki. Solusinya adalah menanamkan Roh Kudus di dalam hati manusia.

 

 

  

03 11 14



No comments:

Post a Comment