Thursday, January 28, 2016

EPISODE 25 ~ HIS WAY IS IN THE SANCTUARY ~ STEPHEN BOHR

HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 25/32 - Stephen Bohr
IN ANTRICHRIST’S TEMPLE ~ PART 1


Dibuka dengan doa.


One of the churches that the apostle Paul established was the church of Thessalonica, the church of the Thessalonians, and in 1 Thessalonians 4:15-17 the apostle Paul wrote to the Thessalonians about what would happen with  those who died in Christ, and those who are alive when Jesus comes.
As we begin our study I would like to read from 1 Thessalonians 4:15-17 because in this passage evidently the Thessalonians got the impression that Jesus was coming in the days of the apostle Paul,  in their days. Notice what we find in verse 15, For this we say to you by the word of the Lord, that we who are alive and remain…”  notice, he is including himself,   “….we who are alive and remain until the coming of the Lord will by no means precede those who are asleep…”  that is those who are dead,   “….16For the Lord Himself will descend from heaven with a shout, with the voice of an archangel, and with the trumpet of God. And the dead in Christ will rise first …”    And now verse 17 repeats  the same thought we found in verse 15,   “….17Then we who are alive and remain shall be caught up together with them…”   that is with those who died and resurrected  “…in the clouds to meet the Lord in the air. And thus we shall always be with the Lord.”

Salah satu gereja yang didirikan rasul Paulus adalah gereja Tesalonika, gereja orang-orang Tesalonika, dan di 1 Tesalonika 4:15-17, rasul Paulus menulis kepada jemaat Tesalonika mengenai apa yang akan terjadi kepada mereka yang mati dalam Kristus dan mereka yang masih hidup pada waktu Yesus datang.
Pada awal pembahasan kita saya ingin membaca dari 1 Tesalonika 4:15-17 karena dari bacaan inilah ternyata jemaat Tesalonika mendapatkan kesan yang keliru bahwa Yesus akan datang pada zaman rasul Paulus, pada zaman mereka. Perhatikan apa yang kita temukan di ayat 15. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal…”  perhatikan, Paulus mengikutsertakan dirinya bersama mereka, “….sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang sedang tidur. …”  yaitu mereka yang telah meninggal,    “….16 sebab Tuhan sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. …”  dan sekarang ayat 17 mengulangi ide yang sama yang kita temui di ayat 15, “….17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka…”  yaitu bersama dengan mereka yang telah meninggal dan dibangkitkan,    “….dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” [NKJV yang diindonesiakan].


Twice in this passage the apostle Paul gives the impression that he and the Thessalonians were going to be alive when Jesus comes. In verse 15 he says, “that we who are alive and remain until the coming of the Lord” and then in verse 17 he repeats  “Then we who are alive and remain shall be caught up together”  so the Thessalonians got a wrong impression of what the apostle Paul was really saying. What the apostle Paul was saying is, “If we are alive then we are going to be translated.” He is not predicting that that generation was going to be alive. But they misunderstood him. So the apostle Paul felt it necessary to write a second letter to the Thessalonians where he explained a little bit better what needed to happen before Jesus would come. And so we want to study 2 Thessalonians chapter 2 and basically the first 13 verses in our study today and also in our next lecture.

Dua kali dalam bacaan ini, rasul Paulus memberikan kesan seolah-olah dia dan jemaat Tesalonika masih akan hidup ketika Yesus datang. Di ayat 15, dia berkata,  “…kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan” kemudian di ayat 17 dia mengulanginya, “…sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka…” sehingga jemaat Tesalonika salah paham dengan apa yang sesungguhnya dikatakan Paulus. Apa yang dikatakan Paulus adalah, “Jika saat itu kita masih hidup maka kita akan diubahkan.” Dia tidak meramalkan bahwa generasi itu akan masih hidup. Tetapi jemaat Tesalonika salah mengerti. Maka rasul Paulus merasa perlu menulis surat kedua kepada jemaat Tesalonika di mana dia menerangkan dengan sedikit lebih jelas apa yang harus terjadi sebelum Yesus datang. Maka kita akan mempelajari 2 Tesalonika pasal 2, pada dasarnya 13 ayat yang pertama, dalam pembahasan kita hari ini dan pembahasan berikutnya.


So let’s go to 2 Thessalonians 2:1-2, here the apostle Paul says, “Now, brethren, concerning the coming…” that’s a word you need to remember, that’s the word παρουσία [parousia]  that’s a Greek word, very important word: παρουσία [parousia].    Now, brethren, concerning the παρουσία [parousia]”  or  “the coming of our Lord Jesus Christ and our gathering together to Him… ”  notice it is not Him gathering to us, it’s us gathering together to Him, remember 1 Thessalonians  4 which says that we will be caught up to join Him? Now which coming is this referring to? It’s referring to the second coming of Christ. So he says,  “Now, brethren, concerning the coming of our Lord Jesus Christ and our gathering together to Him, we ask you, 2not to be soon shaken in mind or troubled, either by spirit…” that would probably mean by a prophetic dream or vision,  “… or by word…” that is because somebody told you so,  “….or by letter…”    a supposed letter that I have written, “….as if from us, as though the day of Christ had come”  So, if somebody tells you they had  a visionary dream, or if somebody tells you that, you know, that they heard somebody say that Jesus has come, or that if you even see a letter that appears to be signed by me, don’t believe it. And so we find that the apostle Paul says,  “Don’t believe the idea that Jesus has come yet, because certain things have to transpire before Jesus comes.”

Jadi marilah ke 2 Tesalonika 2:1-2, di sini rasul Paulus berkata, Nah, Saudara-saudara,  tentang kedatangan…”  ini adalah kata yang perlu kalian ingat, ini adalah kata  παρουσία [parousia]  ini adalah kata Greeka. Kata yang sangat penting: παρουσία [parousia]   “….Nah, Saudara-saudara,  tentang  παρουσία [parousia] atau  kedatangan  Tuhan kita Yesus Kristus dan dikumpulkannya kita kepada Dia…”  perhatikan, bukan Dia yang berkumpul dengan kita, tetapi kita yang dikumpulkan dan dibawa kepada Dia. Ingat 1 Tesalonika 4  yang mengatakan bahwa kita akan diangkat untuk menyongsong Dia? Nah, ini mengacu kepada kedatangan yang mana? Mengacu kepada kedatangan Kristus yang kedua. Jadi, Paulus berkata,  “….Nah, Saudara-saudara,  tentang  kedatangan  Tuhan kita Yesus Kristus dan dikumpulkannya kita kepada Dia,  kami minta kepadamu, 2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh…”  kira-kira yang dimaksud adalah oleh mimpi atau penglihatan, “….maupun oleh pemberitaan…”  karena ada orang yang mengatakannya kepadamu, “…. atau surat…”  seolah-olah aku yang menulisnya,  “….yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi, jika ada yang mengatakan kepadamu mereka telah mendapatkan mimpi, penglihatan, atau ada yang mengatakan kepadamu, misalnya, bahwa mereka telah mendengar orang berkata Yesus sudah datang, atau jika kamu melihat surat yang seolah-olah ditulis olehku, jangan percaya.  Maka kita dapati rasul Paulus berkata, “Jangan percaya ide bahwa Yesus telah datang, karena ada hal-hal tertentu yang harus terjadi lebih dulu sebelum Yesus datang.”


Let’s go now to 2 Thessalonians 2:3 and we are going to spend a lot of time in verses 3 and 4 and 5, and then in our next lecture we are going to study verses 6 and following. Now, notice 2 Thessalonians 2:3 “….Let no one deceive you by any means; for that Day…” which day will that be? The day of the what? Of the παρουσία [parousia], the day of the coming of Christ, is the context. So that day “…will not come unless the falling away comes first…”
Now there are several things that we need to say first about this. First of all “falling away” is preceded by the definite article “the”. This is not just a general falling away, this is a specific falling away that the apostle Paul had spoken to them about, and which is predicted ~ we are going to notice ~ in the Old Testament. And so the apostle Paul is saying that “the falling away” has to come first, not just a falling away, but “the specific falling away.” Now I need to say something also about that expression  “falling away”. It actually is a translation of one Greek word and that Greek word is  ἀποστασία [apostasia].  Now what word do we get in English from  ἀποστασία [apostasia]? We get the word “apostasy”. 

Marilah sekarang ke 2 Tesalonika 2:3, dan kita akan memakai banyak waktu untuk membahas ayat 3, 4, dan 5, kemudian di dalam pembahasan berikut kita akan mempelajari ayat 6 dan seterusnya.
Nah, perhatikan 2 Tesalonika 2:3Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimana pun juga! Sebab Hari itu…”  hari mana yang dimaksud? Hari apa? Hari  παρουσία [parousia], hari kedatangan Kristus, itu konteksnya. Jadi hari itu “….tidak akan tiba, sebelum kemurtadan itu datang dahulu…”[NKJV yang diindonesiakan]. 
Nah, ada beberapa hal yang perlu kita bahas tentang ini.  Pertama-tama, kata “kemurtadan” didahului oleh kata sandang tentu “the” [dalam bahasa Indonesia “itu”]. Jadi ini bukan sembarang kemurtadan. Ini adalah kemurtadan yang spesifik yang pernah diceritakan rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika, dan yang telah dinubuatkan ~ sebagaimana nanti akan kita lihat ~ di dalam kitab Perjanjian Lama. Maka rasul Paulus berkata bahwa “kemurtadan itu” harus terjadi dulu, dan ini bukan sembarang kemurtadan, tetapi “kemurtadan yang spesifik.”
Nah, saya perlu menyinggung tentang istilah “kemurtadan.” Kata ini diterjemahkan dari satu kata bahasa Greeka dan kata Greeka tersebut adalah ἀποστασία [apostasia]. Nah, kata apa dalam bahasa Inggris yang kita perolah dari ἀποστασία [apostasia]? Kita mendapat kata “apostasy” [kemurtadan].


Now the question is, what is an “apostasy”? Can you apostatize from the faith if you did not belong to the faith to start out with? Of course not. Apostasy means that you embraced the truth at some point, and then you forsook the truth or you fell away from the truth. That’s the reason why it was translated here in the NKJV “the falling away”, but the word is “apostasy”, in other words the apostle Paul is saying,  “Don’t let anyone deceive you, THE apostasy is going to come before Jesus returns,”  and then he says,       “….and the man of sin is revealed, the son of perdition…”   So do you understand what we are dealing with when we talk about  THE apostasy?  Did this mean that originally those who were going to participate in this apostasy belonged to the Christian faith and were genuine Christians? Absolutely. And this is a specific apostasy, not just apostasies that are going to come,  or  an apostasy that is going to come, it’s THE explicit and definite apostasy.

Sekarang, pertanyaannya adalah, apa itu kemurtadan? Bisakah orang murtad dari iman jika dia tidak pernah memiliki iman itu sebelumnya? Tentu saja tidak. Kemurtadan berarti kita pernah memeluk kebenaran itu pada suatu waktu, lalu kita tinggalkan kebenaran itu atau kita jatuh dari kebenaran itu. Itulah alasannya mengapa di NKJV kata ini diterjemahkan “kejatuhan”, tetapi katanya yang asli adalah “kemurtadan”. Dengan kata lain rasul Paulus berkata, “Jangan mengizinkan orang menipumu, kemurtadan itu akan terjadi sebelum Kristus kembali.” Kemudian dilanjutkan, “…dan manusia dosa itu terungkap,  yaitu anak kebinasaan.Nah, mengertikah kalian apa yang sedang kita hadapi pada waktu kita membahas tentang “kemurtadan ITU? Apakah ini berarti bahwa mereka yang akan ambil bagian dalam  kemurtadan itu aslinya berasal dari iman Kristen dan adalah orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh? Betul sekali. Dan kemurtadan ini adalah kemurtadan yang spesifik, bukan sembarang kemurtadan yang akan muncul atau satu kemurtadan yang akan datang, ini adalah kemurtadan yang khas dan tertentu.


Now, let’s go to the next phrase. Once again verse 3. “Let no one deceive you by any means; for that Day…” that is the day of the coming of Christ  “….will not come unless the falling away…” that is the apostasy “….comes first and the man of sin is revealed…”  Now, let’s discuss the expression:   “the man of sin”. Of course we need to ask the question what is sin according to the biblical definition. If this is a man of sin, this is a system that personifies sin, and enjoys sin. So the question is what is sin? 
1 John 3:4 has the biblical definition of sin. It says there “Whoever commits sin also commits lawlessness…” that’s a very important word because it is used in 2 Thessalonians 2, and so it says, “Whoever commits sin also commits lawlessness and sin is…” what?   “….sin is  lawlessness.” Or as the KJV says, “Sin is the transgression of the Law.”
So the man of sin is going to teach people to do what? To transgress or disobey God’s Law.

Nah, sekarang mari kita ke istilah berikutnya. Sekali lagi ayat 3. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimana pun juga! Sebab Hari itu…”  Ini adalah hari kedatangan Kristus,  “….tidak akan tiba, sebelum kemurtadan itu datang dahulu dan manusia dosa itu terungkap… [NKJV yang diindonesiakan].
Marilah kita bahas istilah  “manusia dosa.”  Jelas kita harus bertanya, apakah dosa itu menurut definisi Alkitab. Jika ini adalah  “manusia dosamaka ini adalah suatu sistem yang mempersonifikasikan [= menghidupkan] dosa dan menikmati dosa. Maka pertanyaannya adalah, apakah dosa itu?
1 Yoh 3:4 memberikan definisi Alkitabiah tentang dosa. Dikatakan di sana,Siapa yang berbuat dosa, juga melanggar…”  ini adalah kata yang sangat penting karena juga dipakai di 2 Tesalonika pasal 2, maka dikatakan,  “….Siapa yang berbuat dosa, juga melanggar hukum Allah, sebab dosa ialah…” apa?  “….pelanggaran hukum Allah.”[NKJV yang diindonesiakan] atau seperti yang dikatakan di NKJV, “dosa adalah ketidakadanya hukum.”  Jadi manusia dosa ini akan mengajar orang-orang untuk berbuat apa? Untuk melanggar atau tidak mematuhi Hukum Allah.


Now this brings to mind the Little Horn that we have studied about, remember the Little Horn that is mentioned in Daniel 7:25 who spoke blasphemies against God and persecutes the saints of the Most High and he ruled for a period of 1260 years? And we were also told that the Little Horn thought that he could change what? God’s Law! You see, the Man of Sin and the Little Horn are the same power but with a different name. Let’s read Daniel 7:25 “He shall speak pompous words against the Most High, shall persecute the saints of the Most High, and shall intend to change…”  what?   “….times and law…” Is he going to attack God’s Law? Absolutely.   “….Then the saints shall be given into his hand for a time and times and half a time.”
And so this apostasy is going to involve the Law of God. The man of sin is a system or a power that has an onslaught against the Law of God. Because sin is transgression of the Law.

Nah, ini mengingatkan kita kepada si Tanduk Kecil yang sudah kita pelajari. Ingat si Tanduk Kecil yang disebutkan di Daniel 7:25 yang mengucapkan kata-kata hujat terhadap Tuhan dan menganiaya orang-orang kudus Yang Maha Tinggi, dan dia berkuasa selama periode 1260 tahun? Dan kita juga tahu bahwa si Tanduk Kecil berpikir dia bisa mengubah apa? Hukum Allah! Kalian lihat, Manusia Dosa dan si Tanduk Kecil adalah kekuasaan yang sama,  hanya memakai nama yang berbeda. Mari kita baca Daniel 7:25 “Ia akan mengucapkan perkataan sombong yang menentang Yang Mahatinggi  dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, ia berusaha untuk mengubah…”  apa?   “… waktu dan hukum…” Apakah dia akan menyerang Hukum Allah? Tentu saja.  “….dan mereka [= orang-orang kudus] akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.” [NKJV yang diindonesiakan].
Maka kemurtadan ini akan berkaitan dengan Hukum Allah. Manusia Dosa adalah suatu sistem atau kekuasaan yang gencar menyerang Hukum Allah. Karena dosa adalah pelanggaran Hukum Allah.


Now, let’s notice another expression that we find here. Once again verse 3,   “Let no one deceive you by any means; for that Day…”  that is the day of the coming of Christ   “…. will not come unless the falling away…” or the apostasy   “…. comes first and the man of sin…”   which we have noticed is transgression of the Law  “…. is revealed, the son of perdition.” I need to tell you something about that word “revealed.” It’s the word “apocalypse”, ἀποκαλύπτω [apokaluptō] the same word that is translated “Revelation” in Revelation 1:1, “the Revelation of Jesus Christ”. What does this mean “revealed”? Well, it would help us to know what the antonym of “reveal” is. What is the antonym or the opposite of “reveal”? It is “concealed”.
So the question is, was this power concealed even in the days in which the apostle Paul wrote? Absolutely. In fact the word “reveal” means to unveil, it means to take away  the veil. In other words in the days of the apostle Paul, this power was already wanting to manifest itself. If you read, for example, the 3 epistles of John, he deals a lot with the Law and with the Commandments, doesn’t he? If anyone says “I know Him” and does not keep His commandments, he is a what? He is a liar. And he says, His commandments are not what? Are not burdensome. Time and again in the epistles of John, John is saying we need to keep what?  God’s commandments. So was there a problem already in the days of the apostles with lawlessness wanting to show its ugly head? Absolutely. It wanted to manifest itself. It wanted to unveil itself or reveal itself. But at that time it was under the surface, it was concealed just waiting a certain moment to reveal itself.  And that we are going to talk about in the second lecture of this two part series.

Ayo perhatikan istilah yang lain yang kita temukan di sini. Sekali lagi ayat 3,  Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimana pun juga! Sebab Hari itu…”  yaitu hari kedatangan Kristus, “….tidak akan tiba, sebelum kemurtadan itu datang dahulu dan manusia dosa itu…”  yang sudah kita simak itu adalah pelanggaran Hukum, “…terungkap, yaitu anak kebinasaan. [NKJV yang diindonesiakan].
Saya perlu mengatakan sesuatu kepada kalian mengenai kata terungkap”. Ini adalah kata ἀποκαλύπτω [apokaluptō] kata yang sama yang diterjemahkan “wahyu” di Wahyu 1:1, “Wahyu Yesus Kristus”. Apa maksud “terungkap”? Nah, untuk membantu kita, baiklah kita melihat apa antonim dari kata “terungkap” ini.  Apakah antonim atau lawan kata “terungkap”?  Lawan katanya adalah “tersembunyi.”
Jadi pertanyaannya adalah, apakah kekuasaan ini tersembunyi di zaman di mana rasul Paulus menulis suratnya? Betul sekali. Bahkan kata “terungkap” berarti membuka tabir, berarti menyingkirkan tabirnya. Dengan kata lain, di zaman rasul Paulus kekuasaan ini sudah ingin menyatakan dirinya. Jika kita baca, misalnya, ketiga surat Yohanes, dia membahas banyak sekali tentang Hukum dan Perintah Tuhan, bukan? Barangsiapa berkata “aku mengenal Dia” dan tidak mematuhi perintah-perintahNya, dia seorang apa? Dia seorang pendusta (1 Yoh 2:4). Dan dia berkata, “Perintah-perintahNya itu tidak berat” (1 Yoh 5:3). Berulang-ulang dalam surat-suratnya, Yohanes berkata kita harus menuruti apa? Perintah-perintah Tuhan. Jadi, apakah pada zaman para rasul sudah ada masalah dengan pelanggaran hukum yang ingin memunculkan tampangnya yang jelek? Betul sekali. Dia sudah mau menyatakan dirinya. Dia mau membuka tabirnya atau mengungkapkan dirinya. Tetapi pada waktu itu, masih berada di bawah permukaan, masih tersembunyi, menunggu saat yang tertentu untuk menyatakan dirinya. Dan itu akan kita bicarakan dalam pembahasan bagian kedua dari seri pelajaran ini.


Now let’s go once again to 2 Thessalonians 2:3 and take a look at another expression. It says here once again  “Let no one deceive you by any means; for that Day…” that is the day of the coming of Christ, the  παρουσία [parousia]  “….will not come unless the falling away…” that is the ἀποστασία [apostasia] apostasy  “… comes first and the man of sin…” which is transgressions of the law, somehow this system is going to teach people to transgress the Law,  “…is revealed…”  which means it is already concealed according to the epistles of John, and also Acts 20 speaks about apostasy wanting to show its head, and then notice the name that is given to this system,  “….the son of…” what?  “….the son of  perdition.”

Nah, marilah kita sekali lagi ke 2 Tesalonika 2:3 dan melihat ke istilah yang lain. Dikatakan di sini sekali lagi, Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimana pun juga! Sebab Hari itu…”  ini adalah hari kedatangan Kristus, yaitu παρουσία [parousia], “….tidak akan tiba, sebelum kemurtadan itu…”  ini adalah  ἀποστασία [apostasia] “…datang dahulu dan manusia dosa itu…”  yaitu pelanggaran Hukum, entah bagaimana sistem ini akan mengajar orang untuk melanggar Hukum Tuhan,  “…terungkap…”  artinya dia sudah ada tapi tersembunyi, menurut surat-surat Yohanes, dan juga di Kisah pasal 20, yang berbicara mengenai kemurtadan yang ingin menampilkan tampangnya. Dan sekarang perhatikan nama yang diberikan kepada sistem ini,  “…yaitu anak…”  apa?   “….anak kebinasaan. [NKJV yang diindonesiakan].


Now, we need to dwell awhile on that one, that’s a very important expression, very important name. Do you know there is only one other person in all of the Bible that is called by that exact name “the son of  perdition” and that person was Judas Iscariot. Go with me to John 17:12 and we are going to take a look at this name as it is given to this apostate disciple. It says there in John 17:12 “While I was with them in the world, I kept them in Your name…”  here Jesus is praying to His Father,    “….Those whom You gave Me I have kept; and none of them is lost except…” whom?  “….the son of perdition, that the Scripture might be fulfilled.” 
So what is Judas called? Judas is called “the son of perdition.”

Nah, kita perlu memperhatikan istilah ini sejenak, ini adalah ungkapan yang sangat penting, nama yang sangat penting. Tahukah kalian hanya ada satu orang yang lain di dalam seluruh Alkitab yang disebut dengan nama yang persis sama tersebut, yaitu  “anak kebinasaan dan dia adalah Yudas Iskariot. Marilah bersama saya ke Yohanes 17:12 dan kita akan melihat nama ini yang diberikan kepada murid yang murtad tersebut. Dikatakan di Yohanes 17:12Selama Aku bersama mereka di dunia ini, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu…”  di sini Yesus sedang berdoa kepada BapaNya,    “…mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang hilang selain…”  siapa?  “….anak kebinasaan itu,  supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi Yudas disebut apa? Yudas disebut anak kebinasaan.”


Now, in Christendom, there is a fundamental misconception about the Antichrist. Most Christians either believe that the Antichrist was a fellow that lived in the past named Antiochus Ephiphanus but most conservative Christians believe that the Antichrist is a future nasty individual perhaps an atheist or perhaps a blasphemer openly against God, that will sit in the Jerusalem temple ~ rebuilt by that time ~ and he will curse God. That’s the view that most conservative Christians have concerning the Antichrist. But when we examine the Bible carefully, we noticed that this is not an accurate description of the Antichrist.

Nah, di dunia Kristen, ada suatu kesalahan konsep yang mendasar tentang Antikristus. Kebanyakan orang Kristen memiliki salah satu keyakinan ini, yaitu bahwa Antikristus adalah seseorang yang hidup di masa lampau, orang yang bernama Antiochus Ephiphanus; atau orang Kristen yang konservatif meyakini Antikristus adalah seorang yang jahat yang masih akan datang, mungkin seorang atheis, atau seorang yang menghujat Tuhan secara terang-terangan, yang akan duduk di Bait Suci di Yerusalem yang pada saat itu sudah dibangun kembali, dan dia akan mengutuk Tuhan. Inilah pandangan kebanyakan orang Kristen konservatif mengenai Antikristus. Tetapi bilamana kita memeriksa Alkitab dengan teliti, kita akan melihat bahwa ini bukanlah deskripsi yang akurat tentang Antikristus.


Let me just share with you four reasons why the Antichrist is not an apostate blasphemer who curses Christianity and is anti-Christian, but rather that the Antichrist is an insider who claims to serve Jesus Christ but actually betrays the cause of Jesus Christ. I am going to give you four reasons.
1)   All theologians are agreed that “the man of sin”, “the Little Horn” and “The Beast” represent the same power. They represent the Antichrist. Now, if “the Beast” is the same as the “Little Horn” and the “Little Horn” is the same as
“the man of sin” that must mean that “the Beast” represent a system, not a person. You say, “Why is that?” Because we have already studied that “Beasts” in Bible prophecy represent what? They represent not individuals, they represent kingdoms. So in other words, very clearly, because “the Beast” is the same as “the man of sin” and a beast represents a kingdom, “the man of sin” must represent a what? Must represent a kingdom.
2)   We are told that “the Little Horn” and “the Beast” ruled for 1260 years. We have already studied that prophecy. They ruled for 1260 years, let me ask you, how could this be a literal individual? Do you know anyone who has lived 1260 years in recent times? Absolutely not. And so it cannot be a literal individual in the future.
3)   The Bible tells us that this “man of sin” already was there in the days of the apostle Paul, just wanting to show his hand, wanting to manifest himself. In other words he was already there, but he was what? He was concealed according to what we have studied. The mystery of the lawlessness was already at work in the days of the apostle Paul. But, you know what’s interesting? The Bible says that “the man of sin” will be destroyed by the brightness of the coming of Christ. So how is it possible that this could be an individual, a person, if this was already trying to manifest itself in the days of Paul and it is going to be destroyed at the second coming of Christ? That would mean you would have a person living from the days of Paul till the time of the coming of Christ! It cannot be a literal individual.
4)   now, the argument that is used to try and prove this is an individual person who will arise in the future is the fact that he is referred to with the masculine personal pronoun “he”, “the man of sin, he will manifest himself.” But that is not a good argument. Because the fact that the personal pronoun “he” is used, does not necessarily mean that this is one individual person. Let me give you some biblical examples.  For example, in Hebrews 9:7 ~ which we are not going to read ~ the expression “the high priest” is used to describe the whole succession of the priests in the Old Testament system. It is not referring to a specific individual high priest, it uses the generic term “the high priest” and it applies to all of the priests of the Hebrew system. Another example, in 1 Samuel 8:11 it speaks about “the king” but if you look at this verse it is not describing  one particular individual king, the expression “the king” is referring to all of the succession of kings in the Hebrew theocracy.  Revelation chapter 12 uses the expression “the woman”, this is not speaking about an individual woman, it’s talking about God’s corporate church. And in 2 Timothy 3:17 it says that the Bible was given that “the man of God” might be complete. Now, is that referring to one particular man that is going to be complete by reading the Bible? No! It’s speaking about everyone who what? Everyone who reads and studies Scripture. Are you with me?

Saya ingin memberikan empat alasan kepada kalian mengapa Antikristus bukanlah seorang penghujat murtad yang mengutuk Kekristenan dan anti-Kristen, melainkan Antikristus adalah orang dalam, yang mengaku melayani Yesus Kristus, tetapi sebenarnya mengkhianati pergerakan Yesus Kristus. Saya akan memberikan kalian empat alasan.
1)   Semua theologia sepakat bahwa “Manusia Dosa”, si “Tanduk Kecil” dan “Binatang” (Wahyu 13) mewakili kekuasaan yang sama. Mereka melambangkan Antikristus. Nah, jika “Binatang” itu sama dengan “Tanduk Kecil”, dan “Tanduk Kecil” itu sama dengan “Manusia Dosa”, maka kesimpulannya adalah “Binatang” itu mewakili satu sistem, bukan seorang manusia.
Kalian  berkata, “Kok bisa?” Karena kita telah mempelajari bahwa “Binatang” di dalam nubuatan Alkitab melambangkan apa? Binatang tidak melambangkan manusia, binatang-binatang melambangkan kerajaan. Jadi dengan kata lain, sangat jelas, karena “Binatang” itu sama dengan “Manusia Dosa” dan binatang mewakili suatu kerajaan, maka “Manusia Dosa” haruslah mewakili apa? Harus mewakili suatu kerajaan.
2)   Kita diberitahu bahwa “Tanduk Kecil” dan “Binatang” itu berkuasa selama 1260 tahun. Kita sudah mempelajari nubuatan itu. Mereka memerintah selama 1260 tahun. Coba saya tanya, mana mungkin ini secara harafiah seorang manusia? Apakah kalian tahu ada orang yang hidup selama 1260 tahun di zaman sekarang? Tentu saja tidak. Maka ini tidak bisa berarti seorang manusia yang akan muncul di masa mendatang.
3)   Alkitab memberitahu kita bahwa “Manusia Dosa” ini sudah ada di zaman rasul Paulus, sudah ingin menunjukkan kekuasaannya, ingin menampakkan dirinya. Dengan kata lain dia sudah ada waktu itu, tetapi dia bagaimana? Dia masih tersembunyi, menurut apa yang kita pelajari. Misteri pelanggaran hukum sudah bekerja di zaman rasul Paulus. Tapi tahukah kalian apa yang menarik? Alkitab berkata, “Manusia Dosa” itu akan dibinasakan oleh sinar kemuliaan kedatangan Kristus. Jadi, mana mungkin itu adalah seorang individu, seorang manusia, jika ini sudah berusaha untuk menyatakan dirinya di zaman Paulus, dan baru akan dibinasakan pada kedatangan Kristus yang kedua? Bukankah itu berarti orang ini harus hidup selama zaman Paulus hingga saat kedatangan Kristus? Tidak mungkin secara harafiah ini seorang manusia.  
4)   Nah, argumentasi yang dipakai untuk mencoba dan membuktikan bahwa ini adalah seorang manusia yang akan muncul di masa depan, adalah karena dia disebut dengan kata ganti orang bergender laki-laki,  “dia” (“he”), “Manusia (laki-laki) Dosa, dia (laki-laki) akan menyatakan dirinya.” Tetapi itu bukanlah argumentasi yang kuat. Karena dipakainya kata ganti orang bergender laki-laki (“he”) tidak dengan sendirinya berarti bahwa ini adalah satu orang. Saya akan memberikan beberapa perumpamaan dari Alkitab. Misalnya di Ibrani 9:7 ~ yang tidak akan kita baca ~ istilah “Imam Besar” dipakai untuk menggambarkan seluruh suksesi imam-imam dari sistem Perjanjian Lama. Istilah itu tidak mengacu kepada satu imam besar secara khusus, tetapi berlaku untuk semua imam dalam sistem Ibrani. Contoh yang lain di 1 Samuel 8:11, di mana disebutkan “raja”, tetapi jika kita baca ayat ini, ayat ini tidak berbicara mengenai satu raja yang khusus, ungkapan “raja” mengacu kepada semua suksesi raja dalam theokrasi Ibrani.  Wahyu pasal 12 memakai istiah “perempuan”, ini tidak berbicara mengenai seorang perempuan khusus, ini berbicara mengenai gereja Tuhan secara keseluruhan. Dan di 2 Timotius 3:17 dikatakan bahwa  Alkitab  diberikan agar “manusia kepunyaan Allah” boleh menjadi lengkap. Nah, apakah itu mengacu kepada hanya satu manusia saja yang bisa menjadi lengkap dengan membaca Alkitab? Tidak. Ayat ini berbicara mengenai semua manusia yang membaca dan mempelajari Kitab Suci. Apakah kalian bisa mengikuti?


Now, Scripture makes it very clear that this Antichrist is going to be like Judas. He is going to be covetous, conniving, politically ambitious, an insider who professes loyalty to Jesus Christ, while he is working in secret behind the back of Jesus and undermining and betraying His truth.
Now an author that  I have read several books from, and I totally disagree with his futuristic methodology, was right on target when he described what the Antichrist is going to be like. The name of this author is Dave Hunt. Some of you must have probably read something from him. You know there are several things that he says that are right on target, but of course his views that the Jews are going to be restored, and the temple is going to be rebuilt and you know the literal nations are coming against Jerusalem and the Antichrist is a literal individual who is going to sit in the temple, well, we don’t agree with that methodology, but notice how he describes the Antichrist. I think he is right on target. In his book Global Peace page 7-8 he says this, “While the Greek prefix ‘anti’ generally means ‘against’ or ‘opposed to’, it can also mean ‘in the place of’ or ‘a substitute for’. The Antichrist will embody both meanings. He will oppose Christ while pretending to be Christ... Instead of a frontal assault against Christianity, the evil one will pervert the church from within by posing as its founder. He will cunningly misrepresent Christ, while pretending to be Christ…”  And right here is where the plots thickens. “….if the Antichrist will indeed pretend to be the Christ, then his followers must be ‘christians’!…” that’s a very perceptive description of the Antichrist! I don’t know why Dave Hunt can’t see that that has been fulfilled in the Middle Ages, probably because his futurism has blinded him from the possibility of considering that the Roman Catholic Papacy fulfils this picture or this portrayal of the Antichrist.

Nah, Alkitab membuatnya sangat jelas bahwa Antikristus ini akan menyerupai Yudas. Dia akan memiliki sifat serakah, licik, ambisius secara politis, seorang dalam yang berpura-pura setia kepada Yesus Kristus, sementara di belakang punggungNya, secara diam-diam  dia menghancurkan dan mengkhianati kebenaranNya.
Nah, seorang penulis yang beberapa bukunya telah saya baca, dan yang metodologinya [= cara menguraikan] yang bersifat futuristis sama sekali tidak saya setujui, dengan tepat menggambarkan Antikristus ini. Nama penulis ini adalah Dave Hunt. Beberapa dari kalian mungkin sudah pernah membaca tulisannya. Kalian tahu, ada beberapa hal yang dikatakannya yang tepat kena sasaran, tetapi tentu saja pendapatnya mengenai orang-orang Yahudi yang akan dipulihkan, dan Bait Suci yang akan dibangun kembali, dan misalnya bangsa-bangsa yang secara harafiah akan menyerang Yerusalem, dan bahwa Antikristus adalah seorang individu yang akan duduk di Bait Suci, nah, kita tidak sepakat dengan metodologi tersebut, tetapi simak bagaimana dia menggambarkan Antikristus. Saya rasa dia tepat sasaran. Di dalam bukunya Global Peace hal 7-8 dia berkata demikian,  “Sementara kata depan Greeka ‘anti’ secara umum berarti “melawan’ atau  ‘menentang’, dia juga bisa berarti ‘sebagai pengganti’ atau ‘substitusi dari’.  Si Antikristus akan menghidupkan kedua makna ini.  Dia akan melawan Kristus sementara berpura-pura menjadi Kristus...  Si jahat ini tidak akan menyerang Kekristenan secara frontal, dia justru akan bekerja dari dalam dan membawa gereja ke jalan yang menyimpang dengan menyamar sebagai pendirinya. Dengan liciknya dia salah-menggambarkan Kristus sementara dia menyamar sebagai Kristus…”  Dan tepat di sinilah kondisinya menyesatkan, “…Jika Antikristus benar-benar menyamar sebagai Kristus, maka pengikut-pengikutnya pastilah ‘orang-orang kristen’!...” Ini adalah deskripsi yang sangat perseptif tentang Antikristus. Saya tidak mengerti mengapa Dave Hunt tidak bisa melihat bahwa itu sudah digenapi di Abad Pertengahan, mungkin  faham futurismenya telah membutakan dia dari kemampuan memahami bahwa Kepausan Roma Katolik telah menggenapi gambaran itu atau mengisi posisi Antikristus. 


Now if this system is going to be like Judas, then we’ll have to study the character of Judas. And once we know what Judas was like, then we are going to know what this system that claims to follow Christ and claims to exalt Christ but really betrays Him, looks like.
The first thing that I would like us to notice about Judas is that he was a high octane administrator. We are told in the book Desire of Ages page 294  “He was of commanding appearance, a man of keen discernment, and executive ability, and they…” that is the disciples, “… commanded him to Jesus as one who would greatly assist in His work. They were surprised that Jesus received him so cool.”  So here is a man who has great cunning, and great administrative and executive ability, he was a natural born leader in other words. Now one of the great defects that Judas had, is that he coveted political power. He wanted Jesus to occupy the literal throne, he wanted Him to take over the kingdoms of this world. You remember when Jesus fed the 5’000, you remember that episode?  The story is told in John chapter 6, and the Bible tells us in verse 15 that when He fed the 5’000 the multitudes wanted to grab Jesus and wanted to force Him to become king of a literal kingdom. Let’s read that verse, John 6:15 “Therefore when Jesus perceived that they were about to come and take Him by force to make Him king, He departed again to the mountain by Himself alone.” Now, if you go down to verse 71 we are going to come back there in a few moments, you are going to see that the ringleader in this movement was Judas Iscariot, because Judas always wanted Jesus to take over political power and to rule the world.

Nah, jika sistem ini akan menyerupai Yudas, maka kita harus mempelajari karakter Yudas. Dan begitu kita tahu seperti apa Yudas itu, kita akan tahu bagaimana modelnya sistem ini yang mengaku mengikuti Kristus dan mengaku meninggikan Kristus tetapi sesungguhnya justru mengkhianati Kristus.  
Hal pertama yang saya ingin kita perhatikan mengenai Yudas adalah dia seorang administrator (= pengurus) yang sangat tangguh. Dalam buku The Desire of Ages hal 294, dikatakan, “Penampilannya berwibawa, sangat cerdas dan memiliki kemampuan eksekutif, dan mereka…” maksudnya para murid Yesus, “…merekomendasikan dia kepada Yesus sebagai orang yang akan sangat membantu pekerjaanNya. Mereka heran karena Yesus menerimanya dengan begitu tawar.” Jadi ini adalah orang yang sangat licik, yang mempunyai kemampuan administratif dan eksekutif, dengan kata lain seorang yang  berbakat memimpin. Nah, salah satu cacat parah yang dimiliki Yudas adalah, dia menginginkan kekuasaan politik. Dia mau Yesus benar-benar duduk di takhta, dia mau Yesus mengambil alih kerajaan-kerajaan dunia. Kalian ingat ketika Yesus memberi makan 5’000 orang, kalian ingat peristiwa itu? Kisahnya ditulis di Yohanes pasal 6, dan Alkitab memberitahu kita di ayat 15 ketika Yesus memberi makan 5’000 orang itu, orang-orang mau menangkap Yesus dan mau secara paksa menjadikan Dia raja betulan. Mari kita baca ayat itu, Yohanes 6:15  Karena itu, ketika Yesus tahu, bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir lagi ke gunung, seorang diri.”[NKJV yang diindonesiakan]. Nah, jika kita turun ke ayat 71 ~ kita akan kembali ke sana nanti ~ kalian akan melihat bahwa biangkeladi gerakan itu adalah Yudas Iskariot, karena Yudas selalu menghendaki Yesus mengambilalih kekuasaan politik dan memerintah dunia.


Now notice what we find in Desire of Ages page 718 on this particular point, concerning the aspiration of Judas when Jesus fed the 5’000. It says there “Not withstanding the Savior’s own teaching Judas was continually advancing the idea that Christ would reign as king in Jerusalem. At the feeding of the 5’000 he tried to bring this about.” So who was behind this idea of Jesus taking the throne and exercising political power on earth? It was Judas Iscariot. He was the ringleader, he was at the head of this movement. So one of the great defects of Judas is that he wanted power. He wanted political power.
Another defect that Judas had is that he was covetous. He feigned the love for the poor, but it wasn’t love for the poor that moved him, he was covetous and he loved money.  Notice John 12:4-6 this is when Mary washed the feet of Jesus and Judas sanctimoniously said “Oh, no, could we have spent this money on something better to help the poor?” Let’s read that passage, John 12:4-6 “But one of His disciples, Judas Iscariot, Simon's son, who would betray Him, said, 5‘Why was this fragrant oil not sold for three hundred denarii and given to the poor?’ 6This he said, not that he cared for the poor, but because he was a thief, and had the money box; and he used to take what was put in it.”
And what did Judas betray Jesus for? He betrayed Jesus for money. Notice Luke 22:3-6, it says, “Then Satan entered Judas, surnamed Iscariot, who was numbered among the twelve. 4So he went his way and conferred with the chief priests and captains, how he might betray Him to them. 5 And they were glad, and agreed to give him…”    what? Aaaah!   “….to give him  money. 6So he promised and sought opportunity to betray Him to them in the absence of the multitude.”
So he wanted political power and he wanted to control the resources, he had the purse, he was covetous. He wanted money, money and power.

Nah, perhatikan apa yang kita dapati di Desire of Ages hal 718 tentang poin ini, mengenari aspirasi Yudas ketika Yesus memberi makan 5’000 orang. Dikatakan di sana, “Sungguh pun sudah diajarkan sendiri oleh sang Juruselamat, Yudas terus-menerus mengajukan usulnya agar Kristus mau memerintah sebagai raja di Yerusalem. Pada peristiwa pemberian makan 5’000 orang, dia berusaha menggolkan hal itu.” Jadi siapa biangkeladinya di balik ide agar Yesus mau mengambilalih takhta dan menjalankan kekuasaan politik di bumi? Yudas Iskariot. Dialah biangkeladinya, dialah pemimpin gerakan itu. Jadi salah satu catat parah Yudas adalah dia haus kekuasaan. Dia menginginkan kuasa politik.
Cacat yang lain yang dimiliki Yudas adalah dia serakah. Dia berpura-pura mengasihi orang miskin, tetapi bukan kasih bagi orang miskin yang menggerakkannya, dia serakah dan dia mencintai uang. Perhatikan Yohanes 12:4-6 ini adalah saat ketika Maria mencuci kaki Yesus dan Yudas berpura-pura suci mengatakan, “Wah, seandainya uang ini bisa dipakai untuk hal yang lebih baik, misalnya menolong orang miskin.”  Mari kita baca kutipan itu, Yohanes 12:4-6 Tetapi Yudas Iskariot, anak Simon, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 5‘Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?’ 6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.”[NKJV yang diindonesiakan].
Dan demi apa Yudas mengkhianati Yesus? Dia mengkhianati Yesus demi uang. Perhatikan Lukas 22:3-6, dikatakan, Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bermarga Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. 4 Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. 5 Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan…”  apa? Aaaah!   “….memberikan sejumlah uang kepadanya. 6 Ia menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka bila tidak ada orang banyak.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi dia menghendaki kekuasaan politik dan dia ingin mengendalikan sumber dana, dia yang memegang uang kas, dia serakah. Dia menginginkan uang, uang dan kekuasaan.


Now the Bible also makes it very clear that Judas was Satan’s representative. You say, “Really?” Absolutely. After Jesus fed the 5’000 and Judas tried to make Jesus king, we find a very interesting declaration of Jesus in John 6:70-71, “Jesus answered them…”    speaking to His disciples,  “….Did I not choose you, the twelve, and one of you is a devil?’…”  Wow, what a way to refer to Judas!   “….one of you is a…”   what?    “….is a devil.’ 71He spoke of Judas Iscariot, the son of Simon, for it was he who would betray Him, being one of the twelve.”
In fact it was Satan who prompted Judas to deliver Jesus. Notice John 13:2. And at this point, Judas has not crossed the line. He can still change his mind and repent at this point. It says there in John 13:2 when Jesus is sitting with His disciples to have supper, before the Last Supper, it says “And supper being ended, the devil having already put it into the heart of Judas Iscariot, Simon's son, to betray Him.”
So who was it that put it into the heart of  Judas to betray Jesus Christ? It was Satan. So whose emissary or representative was Judas? He was the visible representative of whom? Of Satan. Do you know where he actually crossed the line? We are told in John 13:27, when Jesus gave Judas the piece of bread, He said, “Whoever I gave this piece of bread to, he is the one who is going to betray Me.”  The Bible says in John 13:27 “Now after the piece of bread, Satan entered him.…”    In other words he was demon possessed.  Did he claim to be a follower of Jesus? Yes. Was he a part of the inner circle? Absolutely. And yet, underhandedly he was trying to betray Jesus Christ.

Nah, Alkitab juga menyatakan dengan jelas bahwa Yudas adalah agen Setan. Kalian berkata, “Masa?” Tentu saja. Setelah Yesus memberi makan 5’000 orang dan Yudas berusaha menjadikan Yesus raja, kita mendapatkan suatu deklarasi yang sangat menarik dari Yesus di Yohanes 6:70-71, Jawab Yesus kepada mereka…”  berbicara kepada para muridNya,  “…‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ …”  Wow! Istimewa amat caranya menyebut Yudas!  “… ‘seorang di antaramu adalah…”  apa?  “….Iblis.’.71 Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas Iskariot, anak Simon; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”[NKJV yang diindonesiakan].
Sebenarnya Setan-lah yang membujuk Yudas untuk menyerahkan Yesus. Perhatikan Yohanes 13:2. Pada saat itu Yudas belum melampaui titik baliknya. Dia masih bisa mengubah pikirannya dan bertobat pada saat itu. Dikatakan di Yohanes 13:2, ketika Yesus sedang duduk bersama murid-muridNya untuk makan malam, sebelum peristiwa Jamuan Terakhir, dikatakan, Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.”
Jadi siapa yang menanamkan dalam hati Yudas ide untuk mengkhianati Yesus Kristus? Setan. Jadi agen atau wakil siapakah Yudas? Dialah agen yang nyata dari siapa? Setan. Tahukah kalian kapan tepatnya Yudas melampaui titik baliknya?
Kita diberitahu di Yohanes 13:27, ketika Yesus memberi Yudas potongan roti dan berkata, “Kepada siapa Aku memberikan potongan roti ini, dialah yang akan mengkhianati Aku.” Alkitab berkata di Yohanes 13:27,Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis….” Dengan kata lain dia dikuasai oleh Setan. Apakah dia mengaku sebagai pengikut Yesus? Ya. Apakah dia anggota lingkaran dalam? Tentu saja. Namun demikian, dengan diam-diam dia berusaha mengkhianati Yesus Kristus.


Interesting. Desire of Ages pg 295,  Ellen White explains, “Judas became a representative of the enemy of Christ.” He was a representative not of Christ, but the representative of the enemy of Jesus Christ. And do you know he was a hypocrite and he had even the disciples fooled. Even the inner circle was fooled as to the identity of this Antichrist. Matthew 26:25 when Jesus said, “One of you is going to betray Me.” Each disciple asked Him, “Is it I?” Notice what Judas said. Matthew 26:25  Then Judas, who was betraying Him, answered and said, ‘Rabbi, is it I?’…”  The disciples did not have the foggiest idea that this was the Antichrist. He had them deceived to the very end. In fact notice John 13:26-29 this is an interesting passage. It shows that the very followers of Jesus themselves were  oblivious as to the identity of the Antichrist. Is that true of the religious world today? Absolutely. Notice what we find in John 13:26 “Jesus answered, ‘It is he to whom I shall give a piece of bread when I have dipped it.’ And having dipped the bread, He gave it to Judas Iscariot, the son of Simon…”  So, it’s so obvious, isn’t it? He says, “To whoever I give the bread, that’s the Antichrist.” But no one noticed. “….27Now after the piece of bread, Satan entered him. Then Jesus said to him, ‘What you do, do quickly.’… ”    How did the disciple understand that? Listen!  “…. 28But no one at the table knew for what reason He said this to him. 29For some thought, because Judas had the money box, that Jesus had said to him, ‘Buy those things we need for the feast,’ or that he should give something to the poor.” Were the very followers of Jesus oblivious to what was going on in terms of   the fulfillment of prophecy  till  the every end?  Fortunately they woke up at the end.

Menarik. Desire of Ages hal 295, Ellen White menjelaskan, “Judas menjadi agen musuh Kristus.” Dia bukan agen Kristus, tetapi agen musuh Kristus. Dan tahukah kalian dia seorang munafik dan dia bahkan bisa mengelabui  para murid. Bahkan lingkaran dalam pun tertipu mengenai identitas Antikristus ini. Matius 26:25 ketika Yesus berkata, “Salah seorang dari kalian akan mengkhianati Aku.”, setiap murid bertanya kepadaNya, “Akukah?”  Perhatikan apa kata Yudas. Matius 26:25  “Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Rabi, akukah?’…” [NKJV yang diindonesiakan].  Para murid sama sekali tidak menduga apa-apa bahwa inilah si Antikristus. Yudas telah berhasil mengelabui mereka hingga akhirnya. Bahkan, perhatikan Yohanes 13:26-29, ini adalah kutipan yang menarik. Ini menunjukkan bahwa para pengikuti Yesus sendiri sama sekali buta tentang identitas Antikristus. Bukankah hal ini juga terjadi di dunia keagamaan sekarang? Betul sekali. Perhatikan apa yang kita dapati di Yohanes 13:26 Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah mencelupkan rotinyaDia memberikannya kepada Yudas Iskariot, anak Simon…”  Nah, kan jelas, bukan? Yesus berkata, “Kepada siapa Aku berikan roti itu, itulah si Antikristus.” Tetapi tidak ada yang memperhatikan. “….27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’ …”  Bagaimana pemahaman para murid akan kalimat ini? Dengarkan! “….28 Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. 29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.” [NKJV yang diindonesiakan]. Bukankah para pengikut Yesus buta terhadap apa yang terjadi sehubungan dengan penggenapan nubuatan hingga saat yang terakhir? Untunglah, akhirnya mereka sadar.


Now, how did Judas betray Jesus Christ? Notice Luke 22:47-48, when the mob comes to arrest Jesus Christ in the garden of Gethsemane notice how Judas betrayed Christ. Luke 22:47-48. It says there, “And while He was still speaking, behold, a multitude; and he who was called Judas, one of the twelve, went before them and drew near to Jesus to…”  what?   “…to  kiss Him. 48But Jesus said to him, ‘Judas, are you betraying the Son of Man with a kiss?’" How did Judas betray Christ? With a what? With a kiss! The epitome of being a traitor according to Scripture.

Nah, bagaimana cara Yudas mengkhianati Yesus? Perhatikan Lukas 22:47-48, ketika orang banyak datang untuk menangkap Yesus Kristus di taman Getsemani, perhatikan bagaimana Yudas mengkhianati Kristus. Lukas 22:47-48, dikatakan di sana, Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk…” apa?  “…untuk mencium-Nya. 48 Maka kata Yesus kepadanya: ‘Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?’…” Bagaimana Yudas mengkhianati Kristus? Dengan apa? Dengan sebuah ciuman! Itulah simbol seorang pengkhianat menurut Alkitab.


Now the Antichrist is called the Son of Perdition. Why is he called the Son of Perdition? The word “perdition” in Greek ἀπώλεια [apōleia] means destruction or annihilation. He is the son of annihilation, he is the son of destruction. Have you ever read in the Bible about the end of Judas as a result of betraying Jesus Christ?  Matthew 27:3-5 speak about the perdition of Judas or his destruction or  annihilation which is what perdition means.  Notice, “Then Judas, His betrayer, seeing that He had been condemned, was remorseful…”  this was crocodile tears. It was not repentance. It was an admission       “…. and brought back the thirty pieces of silver to the chief priests and elders,  4saying, ‘I have sinned by betraying innocent blood.’ And they said, ‘What is that to us? You see to it!’ 5Then he threw down the pieces of silver in the temple and departed, and went and hanged himself.”

Nah, si Antikristus disebut “anak kebinasaan”. Mengapa dia disebut “Anak Kebinasaan”? Kata “Kebinasaan” dalam bahasa Greeka ἀπώλεια [apōleia] berarti kehancuran atau pemusnahan. Dia adalah “Anak Pemusnahan” dia adalah “Anak Kehancuran”. Pernahkah kalian baca dalam Alkitab mengenai akhir Yudas sebagai akibat mengkhianati Yesus Kristus? Matius 27:3-5 berbicara mengenai kebinasaan Yudas atau kehancurannya atau pemusnahannya, yang artinya pembinasaan. Perhatikan, Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia…”  ini adalah air mata buaya. Ini bukan pertobatan. Ini hanya suatu pengakuan    “…. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh keping perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, 4 dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’  Tetapi jawab mereka: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!’ 5 Maka ia pun melemparkan uang perak itu di  Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.” [NKJV yang diindonesiakan].


Do you know what the real intention of Judas was? It was not the intention of Judas to deliver Jesus to them. It was the intention of Judas to force the hand of Jesus so that Jesus would escape once they arrested Him to proclaim Himself king. In other words, if it had been Judas’ purpose to betray Jesus to death, why would he commit suicide? Why would he throw the money there in the presence of the priests. The fact is that it was his purpose that when Jesus would find Himself between the rock and a hard place when He was arrested and perhaps mistreated, then Jesus would arise and He would take care of him and He would establish His kingdom. But his plan backfired. And when he saw that Jesus allowed Himself to be arrested and beaten, and as he saw Him going to Pilate’s court and suffering, there is when he said, “I betrayed innocent blood. This guy is not going to be the king.”  And the Bible says, then he went and hung himself.
So are you catching the picture of what kind of Antichrist we are talking of here? It is an Antichrist, an insider, not a blasphemous outsider who is an atheist and curses God.

Tahukah kalian apa tujuan yang sebanarnya dari Yudas?  Yudas tidak bertujuan untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Tujuan Yudas adalah untuk memojokkan Yesus supaya Yesus mau melarikan diri begitu mereka menangkapNya dan memproklamasikan DiriNya sebagai raja. Dengan kata lain, seandainya tujuan Yudas adalah mengkhianati Yesus hingga dibunuh, mengapa dia bunuh diri? Mengapa dia melemparkan uang di sana di hadapan para imam? Faktanya adalah, tujuan Yudas itu agar ketika Yesus ditangkap dan mungkin diperlakukan dengan tidak sepantasnya, Yesus merasa ditempatkan di posisi yang sulit, lalu Yesus akan melawan dan dia akan melayani Yesus, dan Yesus akan mendirikan kerajaanNya. Tetapi rencananya gagal total. Dan ketika dia melihat Yesus mengizinkan DiriNya ditangkap dan dipukuli, dan ketika dia melihat Yesus dibawa ke pengadilan Pilatus dan menderita, itulah ketika dia berkata, “Aku telah mengkhianati orang yang tidak berdosa. Orang ini tidak akan menjadi raja.” Dan Alkitab berkata, lalu dia pergi dan menggantung dirinya.
Jadi, apakah kalian bisa menangkap gambaran macam apa Antikristus yang kita bicarakan di sini? Dia adalah Antikristus yang orang dalam, bukan orang luar yang menghujat, yang tidak percaya kepada Tuhan dan mengutuk Tuhan.


Now let’s go to 2 Thessalonians 2:4, there is an interesting expression here. We are going to study now expression by expression in verse 4. Speaking about this Antichrists, it says,  “… 4who opposes and exalts himself above all that is called God or that is worshiped…” so it says that he opposes God. You say, “You just said that Judas you know is an insider, did Judas really oppose God?”  Did he oppose Jesus Christ? Of course he did, but he didn’t do it openly. He did it how? Underhandedly. In fact this is a fundamental misunderstanding of the Christian world. They say, “See, the Antichrist is going to oppose Christ,” and so they say “He is going to openly oppose Christ. And he is going to curse Him to his face.”  No. That’s not what Scripture says.

Nah, marilah kita ke 2 Tesalonika 2:4, ada suatu ungkapan yang menarik di sini. Sekarang kita akan mempelajari ungkapan demi ungkapan di ayat 4 ini. Berbicara mengenai si Antikristus ini, dikatakan, yaitu yang melawan dan  meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah…”[NKJV yang diindonesiakan].
Jadi dikatakan bahwa dia melawan Tuhan. Kalian berkata, “Tapi Anda baru saja berkata bahwa Yudas adalah orang dalam, apakah Yudas benar-benar melawan Tuhan?” Apakah Yudas melawan Yesus Kristus? Tentu saja, tetapi dia tidak melakukannya secara terang-terangan. Bagaimana dia melakukannya? Secara diam-diam.
Sebenarnya ada kesalahpahaman yang fundamental dalam dunia Kristen. Mereka berkata, “Lihat, Antikristus itu akan melawan Kristus,” maka mereka berkata, “Dia akan terang-terangan melawan Kristus. Dan dia akan mengutuk Kristus di hadapanNya.” Tidak. Alkitab tidak berkata demikian.


What does it mean to oppose God? Notice John 16:2 here Jesus is speaking to His disciples and He says, “They will put you out of the synagogues; yes, the time is coming that whoever kills you will think that he offers God service.”
Are you catching the picture? Those who were going to kill the disciples they were thinking that they were going to do God what? A favor. Were they really opposing God while they claimed to serve God? Absolutely according to Scripture. Incidentally, did the enemies of Jesus who led Him to the crucifixion claimed to serve God? Yes. But by crucifying Jesus Christ they were really what? They were really opposing God. How about Saul of Tarsus? Did he claim to be serving God? Of course he claimed to be serving God. But was he really opposing God? Most certainly so.

Apa maksudnya melawan Tuhan? Perhatikan Yohanes 16:2, di sini Yesus sedang berbicara kepada murid-muridNya dan Dia berkata, Kamu akan dikeluarkan dari sinagog,  ya  akan datang saatnya bahwa siapa pun yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.” [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah kalian bisa menangkap gambarnya? Mereka yang akan membunuh para murid menyangka bahwa mereka melakukan apa bagi Tuhan? Melakukan kebaikan. Apakah mereka sesungguhnya melawan Tuhan sementara mereka mengaku melayani Tuhan? Tentu saja, menurut Alkitab. Kebetulan, apakah musuh Yesus yang menggiringNya ke penyaliban mengaku mereka sedang melayani Tuhan? Ya. Tetapi dengan menyalibkan Yesus Kristus mereka sesungguhnya berbuat apa? Mereka sesungguhnya melawan Tuhan. Bagaimana dengan Saulus dari Tarsus? Apakah dia mengaku sedang melayani Tuhan? Tentu saja dia mengaku melayani Tuhan, tetapi sebenarnya apakah dia melawan Tuhan? Betul sekali.


Now notice Acts 5:38-39. Here it is speaking about what it means to  oppose God even when you say you are serving God and that you are following God. It says there, “And now I say to you…”  this is   Gamaliel speaking, he is recommending something to the Hebrew Sanhedrin, telling them,  “Don’t deliver Peter and John to death, don’t make any drastic decisions.”   “…And now I say to you, keep away from these men and let them alone; for if this plan or this work is of men, it will come to nothing; 39but if it is of God, you cannot overthrow it --- lest you even be found to fight against God."
Is it possible for people who claim to serve God to be fighting or opposing God? According to Scripture, absolutely so. And so the Antichrist will be   opposing God at the same time that he claims to be what? That he claims to be supporting the cause of God. In the book Education pg 92 Ellen White says this, “that Judas manifested a continuous secret and subtle  antagonism against Christ.” Notice the words she uses: “continuous, secret and subtle antagonism” to Christ.

Nah, perhatikan Kisah 5:38-39. Di sini berbicara mengenai apa yang dimaksud dengan melawan Tuhan, walaupun kita berkata kita melayani Tuhan dan kita sedang mengikuti Tuhan. Dikatakan di sana, Karena itu aku berkata kepadamu…” ini adalah Gamaliel yang sedang berbicara, dia mengajukan usul kepada Sanhedrim Yahudi, mengatakan kepada mereka, “Jangan membunuh Petrus dan Yohanes, jangan membuat keputusan yang drastis.    “….Karena itu aku berkata kepadamu,  ‘Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika rencana itu  atau perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, 39 tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak  dapat menjatuhkannya,  karena jika tidak, bahkan kamu akan didapati melawan Allah."[NKJV yang diindonesiakan]
Apakah mungkin bagi orang-orang yang mengaku melayani Tuhan, malah berperang melawan Tuhan? Menurut Alkitab, sangat mungkin. Maka si Antikristus ini akan melawan Tuhan pada waktu yang sama dia mengaku sedang apa? Dia mengaku sedang mendukung gerakan Tuhan. Di dalam buku Education hal 92, Ellen White mengatakan demikian, “bahwa Yudas selalu menunjukkan suatu antagonisme yang terus-menerus, yang halus dan tersembunyi terhadap Kristus.” Perhatikan kata-kata yang dipakainya, “antagonisme yang terus-menerus, tersembunyi dan halus” terhadap Kristus.


Now let’s notice another expression. So it says, the Antichrist “…opposes and exalts himself above all that is called God or that is worshiped, so that he sits as God in the temple of God…”   now, what does that mean “he sits” in the temple? That word “sits” is the Greek word  καθίζω [ kathizō ].  It’s a very important word. “… he sits, he kathizos…” if you please, “… in the temple of God…”   Now, that is the verb. The noun that is equivalent to that verb is the word καθέδρα  [kathedra]. So καθίζω [ kathizō ] means to sit, it’s the verb. καθέδρα  [kathedra] means the seat itself, it’s the noun.  Now, I want you to notice that there is a very interesting nuance here when it says that “…he sits as God in the temple of God…” What did Jesus do when He sat in the temple? He what? You can read it in the Gospel, He taught God’s word, while He sat in the temple. Now go with me to Matthew 23:1-2, and this is a very interesting verse. Matthew 23:1, it says,  “Then Jesus spoke to the multitudes and to His disciples saying: ‘The scribes and the Pharisees sit in Moses'…”  what?   “…. seat’.” Now, the word “sit” there is  καθίζω [ kathizō ] that’s the verb. They sit in the what?  In the καθέδρα  [kathedra] that’s the “seat”, that’s the noun. So in this verse you have the verb and you have the noun. So what does this mean, that the religious leaders, the scribes and the Pharisees sat in Moses’ seat?

Nah, marilah kita perhatikan ungkapan yang lain. Maka dikatakan bahwa si Antikristus itu yaitu yang melawan dan meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk sebagai Allah di Bait Allah…” Nah, apa maksudnya “ia duduk di Bait Allah”?  Kata “duduk” itu kata Greekanya adalah καθίζω [kathizō ] . Ini adalah kata yang amat penting.  “…ia duduk, ia καθίζω [ kathizō ] di Bait Allah”. Nah itu adalah kata kerjanya. Kata bendanya yang sepadan dengan kata kerja itu adalah kata καθέδρα  [kathedra]. Jadi καθίζω [ kathizō ] berarti “duduk”, itu kata kerjanya, dan καθέδρα  [kathedra] berarti “tempat duduknya” sendiri, itu kata bendanya. Nah, saya mau kalian perhatikan ada nuansa yang sangat menarik di sini ketika dikatakan bahwa,  “…Ia duduk sebagai Allah di Bait Allah…” Apa yang dilakukan Yesus ketika Dia duduk di Bait Allah? Dia apa? Kalian bisa membacanya dari kitab-kitab Injil. Yesus mengajar Firman Tuhan selagi Dia duduk di Bait Allah. Nah, marilah bersama saya ke Matius 23:1-2, ini adalah ayat yang sangat menarik. Matius 23:1, dikatakan, Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi duduk di…” apa?  “….di tempat duduk  Musa.’…”[NKJV yang diindonesiakan]. Nah, kata “duduk” di situ adalah καθίζω [ kathizō ] itu kata kerjanya. Mereka duduk di mana? Di καθέδρα  [kathedra] itu “tempat duduknya”, itu kata bendanya. Jadi di ayat ini kita melihat kata kerjanya dan kata bendanya. Maka, apa artinya bahwa para pemimpin agama, para ahli Taurat dan orang Farisi duduk di tempat duduk Musa?


 Let me read you a couple of statements from Bible Commentary, one is by Adam Clarke, and the other is the Jerome Bible Commentary, a Roman Catholic Bible Commentary. So I am reading from a Protestant and from a Roman Catholic.
Notice what Adam Clarke has to say.  “By the seat of Moses, we are to understand authority…” to what? “… to teach the Law. Moses was the great teacher to the Jewish people and the scribes etc. are here represented as his…”  what? interesting word, “… as his successors.” So what gives the scribes and the Pharisees the authority to teach? They claimed to be the successors of whom? Of Moses! In fact the Jews believed in an unbroken succession of religious leaders from Moses till the days of Christ. And they said that Moses spoke many things that were not written and they said that they were authorized to bring these oral traditions to light that were never written but they said “we have preserved the deposit of truth that has been  handed down or has been passed on.” And so they claimed to have the authority of Moses to teach, and they actually believed that their teachings were infallible. Now what does this have to do with the Antichrist?

Saya mau membacakan dua pernyataan dari Bible Commentary, yang satu ditulis Adam Clarke, dan yang satu lagi  kepunyaan gereja Katolik, yaitu Jerome Bible Commentary. Jadi saya akan membaca dari tulisan golongan Protestan dan dari golongan Roma Katolik.
Perhatikan apa yang dikatakan Adam Clarke. “Yang dimaksud dengan tempat duduk Musa, adalah kewenangan…” untuk apa? “…untuk mengajarkan Hukum. Musa adalah seorang guru besar bagi umat Yahudi, dan para ahli Taurat dsb. di sini digambarkan sebagai…” apanya? Kata yang sangat menarik, “… sebagai penerusnya (suksesor).” Jadi apa yang membuat para ahli Taurat dan orang Farisi merasa punya wewenang untuk mengajar? Mereka mengaku sebagai penerus (suksesor) siapa? Penerus Musa! Bahkan orang Yahudi meyakini akan adanya rangkaian suksesi pemimpin-pemimpin agama yang tidak teputus dari zaman Musa hingga zaman Kristus. Dan mereka berkata bahwa Musa mengucapkan banyak hal yang tidak tertulis, dan mereka berkata bahwa mereka punya wewenang untuk mengemukakan tradisi-tradisi verbal yang tidak pernah ditulis itu, namun yang menurut mereka “kumpulan kebenaran itu telah mereka pelihara,  yang telah diteruskan turun-temurun atau diserahterimakan.” Jadi mereka mengaku memiliki kewenangan Musa untuk mengajar, dan mereka sungguh-sungguh yakin bahwa ajaran mereka ini tidak mungkin salah. Lalu, apa kaitannya ini dengan Antikristus?


The Antichrist sits in the temple of God to teach just like Jesus sat in the temple to teach. What does that mean?
If you look at Roman Catholic theology you are going to find that they substitute Peter for Moses. And they say that Peter and the apostles not only wrote what we have in the New Testament, but they spoke many oral things that were never committed to writing. And they say, through an unbroken line of successors  bishop laying hands upon bishop from generation to generation, these oral traditions were preserved till this day, and when the church teaches things that are not in the Bible like the Assumption of Mary or the Immaculate Conception, or the Baptism of the Infants or things like that, they say the Bible doesn’t say that they are supposed to do this, but the apostles did say it, and they passed it on by oral tradition and that has been preserved through a succession of leaders in the church and we are just bringing that to light now. Are you understanding what I am saying?

Antikristus duduk di Bait Allah untuk mengajar sama seperti Yesus duduk di Bait Allah untuk mengajar. Apa artinya ini?
Jika kita melihat ke theologi Roma Katolik, kita akan menemukan bahwa mereka telah mengganti Musa dengan Petrus. Dan mereka berkata bahwa Petrus dan para rasul bukan hanya menulis apa yang kita dapatkan di dalam Perjanjian Baru, tetapi mereka juga mengucapkan banyak hal secara verbal yang tidak pernah ditulis. Dan mereka berkata, melalui rangkaian suksesi yang tidak terputus dari uskup ke uskup dengan cara peletakan tangan, dari generasi ke generasi, maka tradisi-tradisi verbal itu dipelihara hingga hari ini, dan bilamana Gereja (gereja Roma Katolik) mengajarkan hal-hal yang tidak terdapat di dalam Alkitab seperti Pengangkatan Maria ke Surga, atau kelahiran Maria yang tanpa dosa, atau pembaptisan bayi, atau hal-hal seperti itu, mereka berkata bahwa di Alkitab memang tidak ditulis bahwa mereka harus melakukan itu, tetapi para Rasul pernah mengatakannya, dan mereka meneruskan tradisi itu dari mulut ke mulut dan itu telah dipelihara sepanjang suksesi para pemimpin gereja, dan kami baru mengemukakannya sekarang.
Apakah kalian paham apa yang saya katakan?


Now the word that is used here for Moses’ seat is  καθέδρα  [kathedra],  interesting. So, they sit on Moses’  καθέδρα  [kathedra]  and they speak in the name of whom? Of Moses!
Have you ever heard that the Pope when he speaks from his throne, which is when he speaks  ex-kathedra  what he says is infallible? Because it’s part of the deposit of tradition that has been passed on from the apostles till his day. Interesting that you would have the word  καθέδρα  [kathedra]  as applied to the religious leaders of Christ’s days who claimed to be successors of Moses, and claimed to teach infallibly, and in the Roman Catholic church you have one who sits  in the church and he claims to speak ex-kathedra  what was given  supposedly to the disciples.

Nah, kata yang dipakai di sini untuk tempat duduk Musa adalah καθέδρα  [kathedra], menarik. Jadi mereka duduk di καθέδρα  [kathedra]  Musa dan mereka berbicara dalam nama siapa? Nama Musa! Pernahkah kalian mendengar,  bilamana Paus berbicara dari takhtanya, dia berbicara ex-kathedra, maka apa yang dikatakannya itu tidak bisa salah? Karena (menurut mereka) itu adalah bagian dari kumpulan tradisi yang telah diturunkan dari para Rasul hingga hari ini. Menarik, kita mendapatkan kata καθέδρα  [kathedra] sebagaimana yang diaplikasikan kepada para pemimpin agama di zaman Kristus yang mengaku sebagai penerus Musa, dan mengaku mereka mengajar tanpa kesalahan, lalu di gereja Roma Katolik kita dapatkan ada yang duduk di gereja dan mengaku bahwa dia berbicara ex-kathedra yang dulu disampaikan oleh para Rasul.


Now, notice the second statement. This is from the Roman Catholic Jerome Bible Commentary. “The phrase ‘sit in Moses’ seat’ is most probably a metaphor for the authority of the scribes to teach. In rabbinical tradition the interpretation of the Law was carried on…” listen carefully,  “… in a scribal tradition that theoretically went back to an unbroken chain of scribes to Moses….” And then this Roman Catholic Commentary says “…This view is of course entirely unhistorical.” But it is also unhistorical as it applies to Peter and apostolic succession as it called in the Roman Catholic church. Are you understanding this picture?

Nah, perhatikan pernyataan yang kedua. Ini dari Jerome Bible Commentary punya gereja Roma Katolik. “Istilah ‘duduk di tempat duduk Musa’ sangat mungkin adalah suatu metafora(kiasan) tentang kewenangan para ahli Taurat untuk mengajar. Dalam tradisi keimamatan Yahudi. Interpretasi dari Hukum dilanjutkan…” dengarkan baik-baik, “… secara tradisi oleh para ahli Taurat, turun-temurun yang secara teoritis tidak terputus sejak Musa…” Lalu Commentary Roma Katolik ini berkata, “… Pandangan ini tentunya sama sekali tidak berdasarkan sejarah.”  Tetapi, apa yang diaplikasikan kepada Petrus dan suksesi kerasulan seperti yang dikatakan oleh gereja Roma Katolik juga sama tidak berdasarkan sejarah.
Apakah kalian memahami gambaran ini?


Now, where does the Antichrist sit? Well, let’s go back to verse 4. It says,  “… 4who opposes and exalts himself above all that is called God or that is worshiped, so that he sits as God…”    now, listen carefully  “….as God  in the temple of God, showing himself that he is…”    what?    “… God.”  
Where does this Antichrist sit? In the temple. You know what most Christians say? That’s got to be the rebuilt Jerusalem temple after the rapture of the church. It can’t be. Let me explain why.

Nah, di mana Antikristus ini duduk? Marilah kita kembali ke ayat 4. Dikatakan, yaitu yang melawan dan meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk sebagai Allah…”  sekarang dengarkan baik-baik    “….sebagai Allah  di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai…”  apa?    “…. Allah.”
Di mana Antikristus ini duduk? Di Bait Allah. Kalian tahu apa kata kebanyakan orang Kristen? Pasti itu Bait Suci di Yerusalem yang sudah dibangun kembali setelah gereja (umat Tuhan) diangkat ke Surga. Mustahil. Izinkan saya jelaskan mengapa.


Matthew 21:12-13 speaks about the triumphal entry of Jesus into Jerusalem. After the triumphal entry He entered into the temple. And I want you to notice how the temple is called when Jesus went into it. Verses 12-13. “Then Jesus went into the temple of … ”    whom?  “…into the temple of God…” is it still the temple of God at this point? Absolutely. “….and drove out all those who bought and sold in the temple, and overturned the tables of the money changers and the seats of those who sold doves.13And He said to them, ‘It is written… ”   And how does He refer to this temple?       “….'My house… ”    is this still His house? Absolutely!      “…..'My house  shall be called a house of prayer,' but you have made it a 'den of thieves.' "
And then you know what’s interesting?  In the rest of chapter 21 and chapter 22[45’33] and chapter 23, Jesus gives all sorts of teachings and parables about the rejection of the Messiah by the Jewish nation, you have the fig tree, you have vineyard workers, you have the son who said that he was going to go but then he didn’t go, all parables that have  to do with the apostasy of the Jewish nation. And while He is teaching in the temple, His words go over like a lead ballon, people don’t want to listen and the religious leaders     reject Him. So He pronounces His woes upon the scribes and Pharisees and He ends in Matthew 23:38 with some very significant words. When He entered the temple, it’s called the Temple of God, and He says, “This is My House!” But at the end, after His teaching in the temple concerning the apostasy of the Jewish nation He says in verse 38, “See! Your house is left to you…”   what?   “… desolate.”   And then He walks out of the temple, the Shekinah has forsaken the temple. Are you with me or not? Was the temple God’s temple at that point anymore? It wasn’t God’s temple anymore. So the question is, what is the temple where the Antichrist sits?

Matius 21:12-13 berbicara mengenai kedatangan Yesus ke Yerusalem yang dielu-elukan sebagai raja. Setelah prosesi itu, Dia masuk ke Bait Suci. Dan saya mau kalian perhatikan bagaimana Bait Suci itu disebut ketika Yesus memasukinya. Ayat 12-13. Lalu Yesus masuk ke Bait…”  siapa?    “….ke Bait Allah…”  pada saat ini apakah itu masih Bait Allah? Betul sekali.   “….dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati 13 dan berkata kepada mereka: ‘Ada tertulis: …”  dan bagaimana Yesus menyebut Bait Suci ini?    “… Rumah-Ku …”  apakah itu masih rumahNya? Betul sekali!     “… ‘Rumah-Ku akan disebut rumah doa.’ Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Lalu tahukah kalian apa yang menarik? Di sisa pasal 21 dan pasal 22 dan pasal 23, Yesus memberikan segala macam ajaran dan perumpamaan mengenai penolakan Mesias oleh bangsa Yahudi. Ada kisah tentang pohon ara, pekerja kebun anggur, ada kisah anak yang mengatakan dia mau mengerjakan yang disuruh bapaknya tetapi kemudian dia tidak pergi, semua perumpamaan yang berkaitan dengan kemurtadan bangsa Yahudi. Dan selagi Yesus mengajar di Bait Suci, kata-kataNya berlalu begitu saja seperti angin lewat, orang-orang tidak mau mendengarkan, dan para pemimpin agama menolakNya. Jadi Yesus mengucapkan “celaka” kepada para ahli Taurat dan orang Farisi, dan di Matius 23:38, Dia mengakhirinya dengan kata-kata yang sangat bermakna. Ketika Yesus memasuki Bait Suci, itu disebut Bait Allah dan Yesus berkata, “Ini adalah rumahKu!” Tetapi pada akhirnya, setelah Dia mengajar di Bait Suci mengenai kemurtadan bangsa Yahudi, Dia berkata di ayat 38, Lihatlah rumahmu ini telah ditinggalkan kepadamu terlantar.[NKJV yang diindonesiakan]. Lalu Yesus berjalan keluar meninggalkan Bait Suci, Sang Shekinah telah meninggalkan Bait Suci.
Apakah kalian bisa mengikuti saya? Apakah pada saat itu Bait Suci masih Bait Allah? Sudah bukan Bait Allah lagi. Jadi pertanyaannya adalah, Bait Suci di mana Antikristus duduk itu bait yang mana?


Well, do you think it might be a good idea to let Paul explain Paul? I think it would be a good idea. Paul must know what he is talking about by comparing another verse. Go with me to Ephesians 2:19-22. You see the temple that the apostle Paul is talking about is not a literal temple of stones. It is a spiritual temple which takes the place of the literal temple. Notice Ephesians 2:19-22, here the apostle Paul, same one who wrote 2 Thessalonians 2 says this “Now, therefore, you are no longer strangers and foreigners, but fellow citizens with the saints and members of the household of God…”  now, notice he is talking to the church   “…. 20having been built on the…”    what?    “…on the foundation of the apostles and prophets…”    Are these stones foundations or are these foundations people? This is a spiritual temple.    “… Jesus Christ Himself being the chief…”  what?  “…. cornerstone…”   So, the cornerstone is a person, the foundations are persons, they are the founder of the Christian church. And then what are the blocks that are being built as walls of the temple? Notice verse 21    “…21in whom…”    that is in Jesus,  “… the whole building, being fitted together, grows into a…” what?    “….into a holy temple in the Lord, 22in whom you also are being built together for a dwelling place of God in the Spirit.”
So what is the temple of God according to the apostle Paul? The temple of God is what? It’s the Christian church, built upon the writings of the apostles and prophets, Jesus Christ the chief cornerstone, each member is a stone that is built up, and the One who dwells, the Shekinah who dwells in the temple is whom? Is Jesus Christ through His Holy Spirit.

Menurut kalian apa tidak sebaiknya Paulus yang menjelaskan tulisan Paulus sendiri? Menurut saya itu ide yang bagus. Paulus pasti tahu apa yang dibicarakannya dengan membandingkannya dengan ayat yang lain. Marilah bersama saya ke Efesus 2:19-22. Kalian lihat, Bait Suci yang dimaksudkan Paulus bukanlah bangunan yang terbuat dari batu. Itu adalah Bait Suci yang rohani, yang menggantikan tempat Bait Suci yang harafiah. Perhatikan Efesus 2:19-22, di sini rasul Paulus ~ orang yang sama yang menulis 2 Tesalonika 2 ~ berkata demikian, Demikianlah, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,  melainkan sesama warga dengan orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah …”  nah, perhatikan Paulus sedang berbicara kepada jemaat,   “… 20yang dibangun di atas dasar…”  apa?    “…atas dasar para rasul dan para nabi…”  apakah ini fondasi dari batu atau apakah fondasinya manusia? Ini adalah Bait Suci yang rohani,    “….dengan Kristus Yesus sendiri sebagai…”  apa?    “… batu penjuru utama …”  Jadi batu penjuru utamanya adalah Seseorang, fondasinya adalah manusia-manusia, mereka adalah pendiri gereja Kristen. Lalu apakah batu-batu yang disusun menjadi dinding Bait Suci? Perhatikan ayat 21  “… 21Di dalam Dia…”  yaitu di dalam Yesus    “…seluruh bangunan, rapi tersusun, tumbuh menjadi …”  apa?   “…menjadi Bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.  22Di dalam Dia kamu juga turut  dibangun bersama-sama menjadi tempat kediaman  Allah, di dalam Roh.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apakah Bait Allah itu menurut rasul Paulus? Bait Allah adalah apa? Adalah Gereja Kristen, yang dibangun di atas tulisan para Rasul dan Nabi, Yesus Kristus sebagai batu penjuru utama, dan setiap anggotanya adalah batu yang tersusun, dan Yang hadir di sana, Sang Shekinah yang hadir di Bait Allah itu siapa? Yesus Kristus melalui Roh KudusNya.


So when it says that the Antichrist is going to sit in the temple of God, where is he going to sit? In a rebuilt Jewish temple in the Middle East? No, he is going to sit where? He is going to place his stone in the very church.

Jadi, bila dikatakan bahwa Antikristus itu akan duduk di Bait Allah, di manakah dia akan duduk? Di Bait Suci Yahudi yang dibangun kembali di Timur Tengah? Tidak. Dia akan duduk di mana? Dia akan duduk di Gereja.


Now I am going to say something very reverently but it’s the truth. Benedict XVI when he celebrated the week of Christian Unity, he had a special service in St. Paul’s outside the wall of Vatican City it’s a large cathedral and there is this picture that shows him sitting on a giant white throne and in each side of the throne is a cherub. Now is that pretty telling?  It’s amazing, it’s blasphemous. If I must say so myself because the Bible says that God sits between the cherubim and it is God who sits on a white throne. But most people are oblivious to what the Bible teaches, and it just goes over their heads, they don’t under-stand the symbolism behind this.



Sekarang saya akan mengatakan sesuatu de-ngan sangat hormat, te-tapi ini sungguh terjadi. Benediktus XVI ketika merayakan minggu Christian Unity [Persa-tuan Kristen], menggelar acara yang istimewa di St. Paul, di luar dinding Vatican City. Itu adalah katedral yang besar. Dan di foto ini dia tampak duduk di sebuah takhta putih yang besar dan di kedua samping takhta itu ada kerubnya. Nah, bukankah ini cukup jelas? Mengagumkan. Ini adalah tindakan menghujat, walaupun saya yang mengatakannya karena Alkitab berkata bahwa Tuhan-lah yang duduk di antara kerubim dan Tuhan-lah yang duduk di atas takhta putih. Tetapi kebanyakan orang begitu buta dengan apa yang diajarkan Alkitab sehingga semua ini lewat begitu saja, mereka tidak memahami simbolisme di baliknya.

http://biblelight.net/pope-throne.htm


Pope Francis leads the celebration of the Vespers of the Solemnity of the Conversion of Saint Paul, Jan. 25, 2014, concluding the Week of Prayer for Christian Unity, at the Basilica of St. Paul's Outside the Walls (San Paolo fuori le mura). Note that Pope Francis was seated on a great white throne (Rev. 20:11) between two golden Cherubim (Isa 37:16) in the apse.



Ini ada foto Paus Francis I yang memimpin pera-yaan Vespers of the Solemnity of the Conversion of St. Paul pada tanggal 25 Januari 2014, menutup minggu sembahyang untuk Christian Unity di Basilica St. Paul di dinding luar (San Paolo fuori le mura). Simak bahwa Paus Francis duduk di sebuah takhta putih [Wahyu 20:11] di antara dua kerubim emas [Yesaya 37:16] di apsenya.

Do you remember when we studied about the Little Horn? How the Little Horn was going to meddle with the Sanctuary of God?  You see, in Daniel 8:11-12 and we will read this quickly. Speaking about the Little Horn it says  “He even exalted himself as high as the Prince of the host; and by him…”   that is by the Little Horn   “…the daily was taken away…”    that has to do with the functions of Jesus in the Court and in the Holy Place,   “….12Because of transgression, an army was given over to the horn to oppose the daily…”   the army is the state, the power of the political state,   “….and he cast truth down to the ground. He did all this and prospered.”

Apakah kalian ingat ketika kita mempelajari si Tanduk Kecil? Bagaimana Tanduk Kecil ini akan mencampuri urusan Bait Suci Tuhan? Kalian lihat di Daniel 8:11-12 yang akan kita baca cepat-cepat, berbicara mengenai si Tanduk Kecil, dikatakan, Bahkan dia meninggikan dirinya sendiri sejajar dengan Panglima bala tentara, dan olehnya…”  yaitu oleh si Tanduk Kecil   “…. yang sehari-hari [kata “korban persembahan” harus dihilangkan karena di dalam bahasa Ibraninya, hanya ada kata “sehari-hari”] disingkirkan, …”  ini berkaitan dengan fungsi Yesus di Pelataran dan di Bilik Suci,    12“….Oleh karena dosa, suatu bala tentara diberikan kepada tanduk [kecil] itu, untuk melawan yang sehari-hari…”  bala tentara adalah pemerintahan, kekuasaan dari pemerintahan politik,    “…. dan tanduk itu mencampakkan kebenaran ke bumi. Dia melakukan semua ini dan tetap berjaya.” [NKJV yang diindonesiakan].


Revelation 13:5-6 describes  the same thing, how he meddles with the Sanctuary, because he sits in the temple of God. He can’t take Christ’s place in the heavenly Sanctuary, so he sets up his headquarters in the shadow on earth, he sets up his headquarters in the church on earth. Notice Revelation 13:5-6 “And he was given a mouth speaking great things and blasphemies, and he was given authority to continue for forty-two months. 6Then he opened his mouth in blasphemy against God… ”   now notice this,  “….to blaspheme His name…”  His what?  “….His tabernacle, and those who dwell… ”    where?      “…. in heaven.”
Do you remember that we defined blasphemy?  What is blasphemy according to Scripture? It’s when a mere man claims to be whom? Claims to be God and claims to have the power to forgive sins. Allow me to read you some statements by Popes of Rome, and this is only a little sampling of many that I could read. 
This is from a famous Bible Encyclopedia Prompta Bibliotheka, notice what the definition is of the Pope. “The Pope can modify Divine Law, since his power is not of men but of God, and he acts in the place of God upon earth with the fullest power of binding and losing his sheep.”

Wahyu 13:5-6 menggambarkan hal yang sama, bagaimana dia mencampuri urusan Bait Suci, karena dia duduk di Bait Allah. Dia tidak bisa mengambil tempat Kristus di Bait Suci Surgawi, jadi dia mendirikan markasnya di gereja di bumi. Perhatikan Wahyu 13:5-6, Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. 6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah…”  sekarang, perhatikan ini,    “….menghujat nama-Nya…”  apanya?    “…. dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam…”  di mana?    “…. di sorga.”
Apakah kalian masih ingat pembahasan kita tentang “hujat”? Apakah hujat itu menurut Alkitab? Hujat adalah bilamana seorang manusia biasa mengaku sebagai siapa? Mengaku sebagai Allah, dan mengaku memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Izinkan saya membacakan kepada kalian beberapa pernyataan oleh Paus-Paus Roma, dan ini hanyalah sedikit dari sekian banyak contoh yang bisa saya bacakan.
Ini dari Prompta Bibliotheka, Ensiklopiedia Alkitab yang terkenal. Perhatikan apa definisinya tentang Paus. “... Paus bisa mengubah hukum Ilahi, karena kuasanya tidak berasal dari manusia, tetapi dari Tuhan, dan dia bertindak dalam kedudukannya sebagai pengganti Tuhan di dunia, dengan kuasa penuh untuk mengikat dan  melepaskan dombanya.” (Lucius Ferraris dalam bukunya Prompta Bibliotheka Vol. 2)


Notice what Pope Nicholas I said ~ by the way he ruled from 858 to 867AD, notice what he had  to say. I have the references, the books where I found these quotations. He said this: “It is evident that the Popes can neither be bound nor unbound by any earthly power, nor even by that of the apostle [Peter], if he should return upon the earth, since Constantine the Great has recognized that the pontiffs held the place of God upon earth, divinity…” listen  “… divinity not being able to be judged by any living man…” He is claiming to be divine.   “…We are then, infallible, and whatever may be our acts, we are not accountable for them but to ourselves.” (the Papacy and the Civil Power p. 248). Wow! 

Perhatikan apa kata Paus Nicholas I ~ dia berkuasa dari 858-867 AD. Perhatikan apa yang dikatakannya. Saya memiliki referensi, buku-buku di mana saya temukan kutipan-kutipan ini. Dia berkata demikian:  “Adalah suatu kenyataan bahwa Paus-Paus tidak bisa diikat atau dilepaskan [= diangkat atau diturunkan dari jabatannya] oleh kuasa dunia apa pun, bahkan oleh rasul itu [Petrus] sekali pun, seandainya dia kembali ke dunia ini, karena kaisar Contantine Agung sudah mengakui bahwa para pontif [=paus] memegang jabatan Tuhan di atas bumi, dan yang Ilahi…”  dengarkan!    “….yang Ilahi tidak dapat dihakimi oleh manusia mana pun.”  Dia mengklaim sebagai Ilahi.  “… Oleh karena itu, kami ialah infalibel (= tidak bisa berbuat salah) dan apa pun tindakan kami, kami tidak harus mempertanggungjawabkannya kecuali kepada kami sendiri.” (sebagaimana dikutip dari The Papacy and the Civil Powerhalaman 248). Wow!


More recently Pope Leo XIII in his Encyclicleal letter, written January 10, 1890,  (the name of the Encyclical letter was On the chief duties of Christians as citizens”) says this, “But the surpreme teacher in the church is the Roman Pontiff. Union…” that means the Pope by the way  “…Union of minds therefore requires, together with a perfect accord, in the one faith, complete submission and obedience of the will to the Church and to the Roman Pontiff, as to God Himself.”   (The Great Encyclical Letters of Leo XIII. Pg 193).

Lebih kontemporer, Paus Leo XIII dalam surat edarannya kepada semua gereja, nama surat edaran itu adalah “Tentang kewajiban pokok orang Kristen sebagai warganegara” yang tertanggal 10 Januari 1890 berkata demikian, “Tetapi guru tertinggi di dalam gereja adalah Pontif Roma.…”  ini adalah nama lain bagi Paus. “… Oleh karena itu, persatuan pikiran memerlukan, bersama-sama dengan kesepakatan yang sempurna, dalam iman yang satu, penyerahan kemauan dan kepatuhan total kepada Gereja dan kepada pontif roma, sebagaimana kepada Tuhan sendiri.”  (The Great Encyclical Letters of Leo XIII. Pg 193) 
  

And Leo XIII also said, in an Encyclicle letter dd. June 20, 1894, and you have the source there, “We hold upon this earth, the place of God Almighty.” (The Great Encyclical Letters of Leo XIII. Pg 304).

Leo XIII juga berkata dalam surat edarannya tanggal 20 Juni 1894, dan kepada kalian sudah diberikan sumbernya di materi pelajaran ini, “Di atas dunia ini, kami memegang kedudukan Tuhan yang mahakuasa.” (The Great Encyclical Letters of Leo XIII. Pg 304).


And this is only a sampling of statements.

Dan ini hanya beberapa contoh pernyataan-pernyataan itu.


Now, there are those who are going to be watching this who are going to say, “Wow, you are attacking Roman Catholics.” No. I am not attacking Roman Catholics. When we speak about this we are talking about the system. There are many sincere loving Christians in the system, they don’t know these things. They just basically do what their priests tell them to do. They don’t know. But when they hear these things they’ll start asking questions and they’ll start searching for answers. And then many of them are willing to step out and embrace the truth as it is in Jesus. This is no reflection on individuals within the Roman Catholic church. We are speaking about the system,  the hierarchy. And you say, “How can you separate the system from the people in the system?” Well, let me ask you, did Jesus rebuke the scribes and the Pharisees and the Sanhedrin? Most certainly. Was He rebuking all of the sincere people in Judaism? Absolutely not. In fact if you read in Acts 6:7 it says that multitudes embraced the Christian faith and even a multitude of priests accepted Christianity. In other words they forsook the apostate system and they joined God’s true system.

Nah, pasti ada orang-orang yang menyaksikan video ini berkata, “Wah, Anda menyerang orang Roma Katolik.” Tidak. Saya tidak menyerang orang Roma Katolik. Jika kami berbicara mengenai hal ini, kami berbicara mengenai suatu sistem. Di dalam sistem itu ada banyak orang-orang Kristen yang tulus dan penuh kasih, mereka tidak mengetahui tentang hal-hal ini. Pada dasarnya mereka hanya melakukan apa yang disuruhkan romo-romo mereka. Mereka tidak tahu. Tetapi pada saat mereka mendengar tentang hal-hal ini, mereka akan mulai bertanya-tanya, dan mereka akan mulai mencari jawabannya. Lalu banyak dari mereka akan mau meninggalkan tempat mereka dan memeluk kebenaran sebagaimana adanya di dalam Yesus. Ini bukanlah suatu teguran kepada individu-individu di dalam gereja Roma Katolik. Kami berbicara mengenai sistemnya, hirarkinya. Dan kalian bertanya, “Bagaimana Anda memisahkan antara sistem dari manusia-manusia di dalam sistem itu?”  Coba saya tanya, apakah Yesus menegur para ahli Taurat dan orang-orang Farisi dan Sanhedrinnya? Betul sekali. Apakah Yesus juga menegur semua orang-orang yang tulus dalam Yudaisme? Sama sekali tidak. Bahkan, jika kita membaca di Kisah 6:7, dikatakan bahwa banyak orang memeluk iman Kristen dan bahkan banyak imam-imam menerima Kekristenan. Dengan kata lain, mereka meninggalkan sistem yang murtand dan mereka bergabung dengan sistem Tuhan yang benar.


·       Now, repeatedly Roman Catholic sources refer to the Pope as Vicars of Christ, that means representatives of Christ, Vice Regent of Christ, Representative of Christ, and also they call themselves Vicars of the Son of God, Vicarius Filii Dei.
·       The Roman Catholic church claims that not only the Popes but also the priests have the power to forgive sins. Is that true? It most certainly is true.
·       The Roman Catholic church has claimed that they have the  right to set up kings and to remove kings. Who is the One in the Bible who has the right to set up kings and remove kings? Just read the references here on the material.  Daniel    2:21 says that God sets up kings and removes kings.
·       Does the Pope accept people bowing down to him? Absolutely. Even in Revelation chapter 22:8-9, the angel did not allow John to bow before him, and yet this man insists that people bow down before him. And at certain stages in the history of the church, he even demanded that they kissed his feet.
·       He allows himself to be called Holy Father, even though Jesus explicitly said in Matthew 23:9 that we should call no one on earth our “Father.” He is not talking about our physical father, He is talking about us calling someone our Father spiritually speaking.
·       During the Middle Ages the Pope claimed to have the right to execute the death penalty against dissenters.
·       The Papacy claims to have had the right to change God’s Law. They changed the Sabbath to Sunday.
·       The Roman Catholic church claims that the Pope is the Supreme Judge in earth, Heaven and even hell.
·       And furthermore the Roman Catholic church claims  since the dogma of infallibility was proclaimed, that when the Pope speaks ex-kathedra his declarations cannot be questioned or reformed, because he has spoken infallibly. Scripture tells us that there is only One who is infallible, and that One who is infallible is God.
So what the Pope is claiming, is to exercise all of the prerogatives that belong to whom? That belong to God.

·       Nah, berulang-ulang, sumber-sumber Roma Katolik menyebut Paus sebagai Vikar Kristus, itu artinya wakil Kristus; Vice Regent of Christ (Wakil Regen Kristus), Wakil Kristus, dan juga mereka menyebut diri mereka Vikar Anak Allah, atau Vicarius Filii Dei.
·       Gereja Roma Katolik mengklaim bahwa bukan hanya Paus tetapi para imamnya juga memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Benarkah demikian? Tentu saja itu benar sekali.
·       Gereja Roma Katolik juga mengklaim bahwa mereka memiliki wewenang untuk mengangkat dan menurunkan raja. Siapakah Satu-satunya di Alkitab yang memiliki wewenang untuk mengangkat dan menurunkan raja? Baca saja referensi pada materi di tangan kalian. Daniel 2:21 berkata, Tuhan yang menangangkat dan menurunkan raja.
·       Apakah Paus menerima disembah orang? Betul sekali. Bahkan di Wahyu 22:8-9 malaikat itu tidak mengizinkan Yohanes sujud kepadanya, namun demikian manusia ini minta orang-orang sujud kepadanya. Dan bahkan ada masa-masanya dalam sejarah gereja, dia menuntut orang mencium kakinya.
·       Dia mengizinkan dirinya dipanggil Baca Suci, walaupun Yesus secara jelas berkata di Matius 23:9 bahwa kita tidak boleh memanggil siapa pun di dunia ini “Bapa.”  Yesus tidak berbicara mengenai bapak kandung kita, Yesus berbicara tentang kita memanggil orang lain “Bapa” secara rohani.
·       Selama Abad Pertengahan, Paus mengklaim memiliki wewenang untuk menjalankan hukuman mati kepada semua orang yang tidak patuh kepada gereja.
·       Kepausan mengklaim memiliki wewenang untuk mengubah Hukum Tuhan. Mereka mengubah Sabat ke hari Minggu.
·       Gereja Roma Katolik mengklaim bahwa Paus adalah Hakim Tertinggi di bumi, Surga, dan bahkan neraka.
·       Dan selanjutnya, gereja Roma Katolik mengklaim sejak dogma infalibilitas (tidak bisa berbuat kesalahan) dikumandangkan, maka bilamana Paus berbicara ex-kathedra, maka pernyataannya tidak boleh dipertanyakan atau diubah, karena dia berbicara tanpa kesalahan. Alkitab memberitahu kita bahwa hanya ada Satu yang tidak berbuat kesalahan, dan Yang Satu yang infalibel itu adalah Tuhan.
Jadi apa yang diklaim oleh Kepausan adalah menjalankan semua hak prerogatif yang adalah milik siapa? Milik Tuhan.


Where are we to look for the Antichrist then?  Has the Antichrist already appeared? Oh, yes, he ruled 1260 years in the past, and the Bible says that his deadly wound which he received in 1798 will be healed and once again he will wield world power and the Bible says that the whole world will marvel and wonder after the Beast.  So don’t miss Part II,  the next exciting episode.

Ke mana kita harus mencari Antikristus ini kalau begitu? Apakah Antikristus sudah muncul? Oh, ya! Dia sudah pernah memerintah 1260 tahun di masa lalu, dan Alkitab berkata bahwa luka parahnya yang diterimanya di tahun 1798 akan sembuh dan sekali lagi dia akan mengayunkan tongkat kekuasaan global dan Alkitab berkata bahwa seluruh dunia akan heran dan kagum kepada Binatang itu. Jadi jangan lewatkan bagian kedua, episode berikutnya yang menarik.

14 10 14




No comments:

Post a Comment