Thursday, January 28, 2016

EPISODE 14 ~ HIS WAY IS IN THE SANCTUARY ~ STEPHEN BOHR

HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 14/32 - Stephen Bohr
THREE STAGES OF ISRAEL’S HISTORY


Dibuka dengan doa.

The year was 1445 BC, Israel had been delivered from bondage in Egypt, and now they were at the foot of Mt. Sinai. And as they were there at the foot of Mt. Sinai, Got told Moses to come out of the mount because God had a special message that He wanted Moses to deliver to the people. That message is found in Exodus 19:1-6. And I am going to read those verses, there are several very important items of information there. Exodus 19:1-6. Remember that God has just delivered Israel from bondage in Egypt, this is about three months later, they are at Mt. Sinai, in the third month rather, they are at Mt. Sinai, and God  tells  Moses,  “Come up, I have a message for you to give to Israel.” This is what is says,

Tahunnya adalah 1445 BC, Israel baru saja diselamatkan dari perbudakan di Mesir, dan sekarang mereka berada di kaki Gunung Sinai. Dan selagi mereka berada di kaki Gunung Sinai, Tuhan menyuruh Musa naik ke gunung itu karena Tuhan punya pesan istimewa yang harus disampaikan Musa kepada bangsanya. Pesan itu ada di Keluaran 19:1-6. Dan saya akan membacakan ayat-ayat ini. Ada beberapa informasi yang penting di sini. Keluaran 19:1-6. Ingat, Tuhan baru saja menyelamatkan Israel dari perbudakan di Mesir, dan ini terjadi sekitar tiga bulan kemudian, mereka berada di Gunung Sinai, tepatnya di bulan yang ketiga, mereka ada di G. Sinai, dan Tuhan menyuruh Musa, “Naiklah, Aku punya pesan yang harus kausampaikan kepada Israel.” Inilah apa yang dikatakan:


In the third month after the children of Israel had gone out of the land of Egypt, on the same day, they came to the Wilderness of Sinai.  For they had departed from Rephidim, had come to the Wilderness of Sinai, and camped in the wilderness. So Israel camped there before the mountain.  And Moses went up to God, and the Lord called to him from the mountain, saying,  ‘Thus you shall say to the house of Jacob, and tell the children of Israel…”  so God is going to give the message to Moses to give to the people. Verse 4,   “… ‘You have seen what I did to the Egyptians, and how I bore you on eagles’ wings and brought you to Myself…”   God is saying, I took you away from Pharaoh and I brought you to Myself. I performed these great acts of deliverance from bondage. And then notice verse 5,   “… ‘ Now therefore, if…” this is a conditional word,   “… if you will indeed obey My voice and keep My covenant…” notice, “… if you will indeed obey My voice and keep My covenant then you shall be a special treasure to Me above all people; for all the earth is Mine…”  Was the election of Israel conditional, yes or no?  Absolutely. It was conditioned to their obedience to the covenant. Notice verse 6,    “… And you shall be to Me a kingdom of priests and a holy nation.’ These are the words which you shall speak to the children of Israel.’”

“Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga.  Karena mereka telah meninggalkan Rafidim, dan tiba di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun. Maka orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.  Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: ‘Beginilah yang harus kaukatakan kepada keturunan Yakub dan beritahukan kepada orang Israel…”  maka Tuhan memberikan pesanNya kepada Musa untuk disampaikan kepada bangsanya. Ayat 4, “… Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku…” Tuhan berkata, “Aku telah merebutmu dari Firaun, dan Aku membawamu kepada DiriKu. Aku telah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang hebat ini untuk melepaskanmu dari perbudakan.” Lalu perhatikan ayat 5,   “… Jadi sekarang, jika…” kata ini menunjukan persyaratan,  “… jika kamu sungguh-sungguh mematuhi firman-Ku dan memelihara  perjanjian-Ku…” perhatikan,  “… maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri di atas segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi…”  Apakah terpilihnya Israel ini ada syaratnya? Ya atau tidak? Tentu saja! Terpilihnya Israel adalah atas syarat kepatuhan mereka kepada perjanjian itu. Perhatikan ayat 6,  “… Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.’ Inilah semuanya firman yang harus kausampaikan kepada orang Israel.’" [NKJV yang diindonesiakan].


So God is saying through Moses to Israel, “I want to make a covenant with you. I want you to be my special people, my special treasure. I want you to be priests to the nations. I want you to share the gospel with the world. Are you willing to accept the terms of the covenant, obey My voice and be faithful to the covenant, yes or no?” And so Moses comes down and he delivers the message to Israel. Let’s read Exodus 19:7-8 where you will find the responds of Israel.
Exodus 19:7-8   “So Moses came and called for the elders of the people, and laid before them all these words which the Lord commanded him.  Then all the people answered together and said…” notice,  “… ‘All that the Lord has spoken we will do.’…”  Did they agree to enter the covenant, yes or no? Did they agree to obey God’s voice and be faithful? Absolutely. And now notice the end of verse 8,  “… So Moses brought back the words of the people to the Lord.” And now you have a covenant.  God offers the covenant on condition of obedience, and Israel says, “All that the Lord has said, that we will do.”

Jadi Tuhan berkata kepada Israel lewat Musa, “Aku mau membuat perjanjian dengan kamu. Aku mau kamu menjadi umatKu yang istimewa, harta milikKu yang istimewa. Aku mau kamu menjadi imam bagi bangsa-bangsa lain. Aku mau kamu membagikan injil [kabar baik] kepada dunia. Apakah kamu bersedia menerima kondisi perjanjian ini: yaitu mematuhi kata-kataKu dan setia kepada perjanjian ini, ya atau tidak?” Maka Musa turun dari gunung dan menyampaikan pesan itu kepada Israel. Mari kita baca di Keluaran 19:7-8, di mana kita akan melihat tanggapan Israel.
Keluaran 19:7-8  Lalu datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan menyodorkan kepada mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya.  Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama…” perhatikan,  "… ‘Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan’…." Apakah mereka bersedia membuat perjanjian tersebut, ya atau tidak? Apakah mereka setuju untuk mematuhi suara Tuhan dan setia kepada perjanjian itu? Tentu saja. Dan sekarang perhatikan bagian akhir dari ayat 8,   “… Lalu Musa pun menyampaikan jawaban bangsa itu kepada TUHAN.” [NKJV yang diindonesiakan]. Dan sekarang perjanjian itu jadi. Tuhan menawarkan perjanjian itu berdasarkan syarat kepatuhan, dan Israel berkata, “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan”


Now God sealed off this covenant later on after the Tabernacle was built when the Shekinah glory of God entered the Sanctuary to dwell among God’s people. Let’s read about that in Exodus 40:34. This is the capstone. God and Israel have made a covenant, now Moses builds a Tabernacle, and God’s glory comes into the Tabernacle, God is saying “I will be your God, and you will be My people.” Exodus 40:34 says,    “Then the cloud covered the tabernacle of meeting, and the glory of the Lord filled the tabernacle.” And so now, the covenant was complete. God was in their midst and Israel was His people.

Nah, Tuhan kemudian memeteraikan perjanjian ini setelah Tabernakel selesai dibuat, yaitu ketika sang Shekinah, kemuliaan Tuhan masuk ke dalam Kemah Suci untuk tinggal bersama-sama umat Tuhan. Mari kita baca hal ini di Keluaran 40:34. Ini adalah batu penjurunya, batu yang mengikat keseluruhannya. Tuhan dan Israel telah membuat suatu perjanjian, sekarang Musa membuat sebuah Tabernakel, dan kemuliaan Tuhan masuk ke Tabernakel itu, dengan itu Tuhan berkata, “Aku akan menjadi Allahmu, dan kamu menjadi umatKu.” Keluaran 40:34 berkata,Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.” Maka sekarang, perjanjian itu sempurna. Tuhan berada di tengah-tengah mereka, dan Israel adalah umatNya.


Later on God told Solomon to build a more permanent structure for Him to dwell in. This Temple was built in the year 960 or was finished in the year 960 BC. And after the Temple was built, once again God sealed His presence with Israel by coming as  His    glory into Solomon’s Temple. Let’s read that in 1 Kings 8:10-11, how the glory of God came into Solomon’s Temple. By the way, that’s a misnomer because it’s really God’s Temple built by Solomon.
And so it says there in 1 Kings 8,   And it came to pass, when the priests came out of the holy place, that the cloud filled the house of the Lord,  so that the priests could not continue ministering because of the cloud; for the glory of the Lord filled the house of the Lord.”  

Belakangan Tuhan menyuruh Salomo membangun tempat yang lebih permanen untukNya. Bait Suci itu dibangun tahun 960, atau selesai dibangun tahun 960 BC. Dan setelah Bait Suci ini dibangun, sekali lagi Tuhan memeteraikan kehadiranNya bersama Israel dengan hadir sebagai kemuliaanNya dalam Bait Suci Salomo. Mari kita baca ini di 1 Raja 8:10-11, bagaimana kemuliaan Tuhan masuk ke Bait Suci Salomo. Sebenarnya ini salah istilah, karena itu adalah Bait Suci Tuhan, yang dibangun oleh Salomo.
Maka dikatakan di 1 Raja pasal 8,  Dan terjadilah ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, awan memenuhi rumah TUHAN,  sehingga imam-imam tidak bisa melanjutkan melayani oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN. [NKJV yang diindonesiakan]


Now, it just so happens that from 1445 BC, for a period of about 800 years, Israel was continually rebellious to God and to His covenant. Even though God sent messenger, after messenger, after messenger, calling Israel to be faithful, calling them back to their covenant that they had made with the Lord, 800 years was a history of open rebellion against the Lord. Let’s read this in 2 Chronicles 36:14-16, here the chronicler is telling the story of the history of Israel, and it says,  “Moreover all the leaders of the priests and the people transgressed more and more, according to all the abominations…”  I want you to remember that’s a key word,  “…according to all the abominations of the nations, and defiled the house of the Lord which He had consecrated in Jerusalem…”  Verse 15,   “… And the Lord God of their fathers sent warnings to them by His messengers, rising up early and sending them, because He had compassion on His people and on His dwelling place…”  So did God sent messages calling them to abandon their abominations? Absolutely. How did they react to God’s warnings?  Verse 16,  “… But they mocked the messengers of God, despised His words, and scoffed at His prophets, until the wrath of the Lord arose against His people, till there was no remedy.”

Nah, ternyata dari tahun 1445 BC, selama sekitar 800 tahun, Israel terus-menerus memberontak kepada Tuhan dan kepada perjanjianNya. Walaupun Tuhan berulang-ulang mengirim utusan-utusanNya, memanggil Israel agar kembali setia, memanggil mereka kembali kepada perjanjian yang telah mereka buat dengan Tuhan, tetapi selama sejarah 800 tahun tersebut yang ada itu pemberontakan terang-terangan kepada Tuhan. Marilah kita baca tentang ini di 2 Tawarikh 36:14-16, di sini pencatat sejarah mengisahkan sejarah Israel, dan dikatakan,  Selain itu, semua pemimpin para imam dan rakyat semakin melanggar perjanjian dengan mengikuti segala kekejian…saya mau kalian mengingat kata kunci ini,  “… mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain dan menajiskan Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem ….” Ayat 15,  “… Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, mengirimkan peringatan-peringatan kepada mereka melalui utusan-utusan-Nya dengan tidak menunda-nunda waktu, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya…”  Jadi, apakah Tuhan mengirim pesan-pesan untuk memanggil mereka meninggalkan kekejian mereka? Tentu saja. Bagaimana mereka bersikap terhadap peringatan-peringatan Tuhan?  Ayat 16,  “… Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, memandang rendah segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sampai tidak bisa diredakan lagi. [NKJV yang diindonesiakan].


In fact the covenant that God made with Israel at Mt. Sinai was a marriage covenant. In other words, God married Israel. He wanted Israel to be his wife. You say, “Where does the Bible say that?” If you read the book of Jeremiah  31:32 God  speaking about Sinai says, “I made a marriage covenant with Israel at Mt. Sinai.” And yet prophet after prophet says that Israel played the harlot. In other words, she had other lovers because she followed the abominations of the nations.
Let’s read  one of those texts in Ezekiel 16:15, here God is speaking to Israel and He says,  “But you trusted in your own beauty, played…”  what?  “… played the harlot because of your fame, and poured out your harlotry on everyone passing by who would have it.” And so Israel practiced the abominations of  the nations, she became a harlot, in other words, she broke her marriage covenant. And so the messengers or the prophets are God’s lawyers so to speak in divorce court, and God is saying, “I want a divorce, I want out of this covenant, because you are committing acts of  abominations and harlotry with the nations.” Finally, at the end of the 800 years of constant rebellion, God decided that He would come and He would judge His people for their wickedness and for their abominations.

Sebenarnya, perjanjian yang dibuat Tuhan dengan Israel di G. Sinai adalah suatu perjanjian pernikahan. Dengan kata lain, Tuhan menikahi Israel. Tuhan mau Israel menjadi istriNya. Kalian berkata, “Di mana di Alkitab ada tulisan itu?” Jika kita baca kitab Yeremia 31:32**) Tuhan yang berbicara mengenai Sinai berkata,  “Aku telah membuat suatu perjanjian pernikahan dengan Israel di G. Sinai.” 
**) NKJV menerjemahkannya “I was a husband to them” = Aku adalah suami bagi mereka. Dari kata aslinya בּעל  [ bâ‛al  baw-al'] yang berarti “suami”.
Namun nabi-nabi Tuhan semuanya berkata bahwa Israel telah melacurkan diri. Dengan kata lain Israel memiliki kekasih-kekasih lain karena dia mengikuti kekejian bangsa-bangsa lain.
Mari kita baca salah satu ayat itu di Yehezkiel 16:15. Di sini Tuhan sedang berbicara kepada Israel dan Tuhan berkata, Tetapi engkau mengandalkan kecantikanmu dan berperilaku seperti sundal karena kemashyuranmu dan engkau menghamburkan kesundalanmu kepada setiap orang yang lewat, yang tertarik mendapatkannya.” [NKJV yang diindonesiakan].  Dan dengan demikian Israel mempraktekkan kekejian bangsa-bangsa. Dia menjadi pelacur. Dengan kata lain, dia mengkhianati perjanjian pernikahannya. Maka para utusan Tuhan atau nabi-nabi itu bisa dianggap sebagai pengacara Tuhan dalam pengadilan perceraian. Dan Tuhan berkata, “Aku mau cerai. Aku mau keluar dari perjanjian ini karena kamu melakukan tindakan kekejian dan melacur dengan bangsa-bangsa lain.” Akhirnya, pada akhir 800 tahun pembrontakan yang terus-menerus itu, Tuhan memutuskan bahwa Dia akan datang dan Dia akan menghakimi umatNya karena kejahatan mereka dan karena kekejian mereka.


And so it was in the year 592 BC according to Ezekiel 1:4, God came to the Jerusalem Temple, to perform a work of judgment there in the Temple.
Let’s read that passage that is found in Ezekiel 1:4, about the coming of God to the Jerusalem Temple to judge His people for their abominations. It says there in Ezekiel 1:4  “Then I looked, and behold, a whirlwind was coming out of the north, a great cloud with raging fire engulfing itself; and brightness was all around it and radiating out of its midst like the color of amber, out of the midst of the fire.” And if you continue reading the following chapters, you will find that this is God, He is coming from the north and He arrives by way of the east, and He is coming to the Jerusalem Temple to perform a work of judgment because of the abominations of Israel.

Maka di tahun 592 BC, menurut Yehezkiel 1:4, Tuhan datang ke Bait Suci Yerusalem untuk melaksanakan suatu penghakiman di sana di dalam Bait Suci. Mari kita  baca teks yang ditemukan di Yehezkiel 1:4 tentang kedatangan Tuhan ke Bait Suci Yerusalem untuk menghakimi umatNya karena kekejian mereka.
Dikatakan di Yehezkiel 1:4   Lalu aku melihat, itu dia angin badai bertiup dari utara, segumpal awan yang besar dengan api yang menyambar-nyambar meliputi diriNya; dan awan itu dikelilingi oleh sinar, dan dari tengah-tengahnya memancar keluar warna seperti jingga, keluar dari tengah-tengah api itu.” [NKJV yang diinndonesiakan]. Dan jika kalian lanjutkan membaca pasal-pasal berikutnya, kalian akan tahu bahwa ini adalah Tuhan, Dia datang dari utara, dan dia tiba di sebelah timur, dan Dia datang ke Bait Suci di Yerusalem untuk melaksanakan penghakiman karena kekejian Israel.


Now we don’t have time to read from chapter 8, but the chapter that really speaks about the abominations that were being committed among God’s people, is in Ezekiel chapter 8. God shows Ezekiel  all the abominations that are being committed by His own people, and Ezekiel says, “Lord, that’s terrible.” God says, “You haven’t seen anything yet. I’m going to show you a greater abomination than this.” And then God shows him a greater abomination. And Ezekiel says, “Certainly, there can’t be anything worse than this.” And God says, “You haven’t seen anything yet. I’m going to show you a greater abomination yet that is being committed among My people.” And what is at the very top of the list, is that the very religious leaders had their backs to the Temple of God and their faces were to the east, and they were worshiping the sun.

Nah, kita tidak punya waktu untuk membaca dari pasal 8, tetapi pasal yang benar-benar berbicara tentang kekejian-kekejian yang dilakukan di antara umat-umat Tuhan adalah Yehezkiel pasal 8 ini. Tuhan menunjukkan kepada Yehezkiel semua kekejian yang dilakukan umatNya, dan Yehezkiel berkata, “Tuhan, itu parah!” Tuhan berkata, “Itu belum apa-apa. Aku akan menunjukkan kepadamu kekejian yang lebih besar dari ini.” Lalu Tuhan menunjukkan kepada Yehezkiel kekejian yang lebih parah. Dan Yehezkiel berkata, “Pasti sudah tidak ada yang lebih parah dari ini.” Dan Tuhan berkata, “Ini belum semuanya. Aku akan menunjukkan kepadamu kekejian yang lebih parah lagi yang dilakukan di antara umatKu.” Dan yang ada di urutan paling atas dari daftar itu adalah para pemimpin agama sedang membelakangi Bait Suci Tuhan, dengan wajah mereka menghadap ke timur, menyembah matahari.  


And because Israel was committing all of these abominations, because they have broken their marriage covenant with the Lord, the Lord came to the Temple, He says, “I’m going to perform a work of separation of those who are righteous from those who are not righteous.” And that judgment is spoken of in Ezekiel 9:1-6. Notice what we find there in Ezekiel 9:1-6  Then He called out in my hearing with a loud voice, saying, ‘Let those who have charge over the city…”  that’s Jerusalem,  “… draw near, each with a deadly weapon in his hand.’  And suddenly six men came from the direction of the upper gate, which faces north, each with his battle-ax…” that’s a weapon,  “… in his hand. One man among them was clothed with linen…”  this is Jesus Christ, the High Priest. So it says, there was One   “…clothed with linen and had a writer’s inkhorn at his side. They went in and stood beside the bronze altar…”  which is in the Court. Verse 3   “…  Now the glory of the God of Israel had gone up from the cherub, where it had been, to the threshold of the Temple.  And He called to the man clothed with linen, who had the writer’s inkhorn at his side;  and the Lord said to him, ‘Go through the midst of the city…”  that is Jerusalem,  “… through the midst of Jerusalem…”  and now notice,  “… and put a mark on the foreheads of the men who sigh and cry over all the abominations that are done within it….” Was everybody in Jerusalem practicing these abominations? No. Did those faithful ones need to be separated from the unfaithful before destruction came? Absolutely. And so it says in verse 4, “… and the Lord said to him, ‘Go through the midst of the city, through the midst of Jerusalem and put a mark on the foreheads of the men who sigh and cry over all the abominations that are done within it….” that is within Jerusalem.  “…To the others He said in my hearing, ‘Go after him…” in other words, after the separation is made, after the righteous are separated from the unrighteous, this is what God came for in chapter 1, was to judge Israel for their unfaithfulness to the marriage covenant, it says,  “… ‘Go after him through the city and kill; do not let your eye spare, nor have any pity.  Utterly slay old and young men, maidens and little children and women; but do not come near anyone on whom is the mark; and begin at My sanctuary.’…” that is at the Temple the destruction would begin.  “… So they began with the elders who were before the Temple.”

Dan karena Israel melakukan semua kekejian itu, karena mereka telah mengkhianati perjanjian pernikahan mereka dengan Tuhan, Tuhan datang ke Bait Suci dan berkata, “Aku akan melakukan pemisahan antara mereka yang benar dan mereka yang tidak benar.” Dan penghakiman itu dikisahkan di Yehezkiel 9:1-6. Perhatikan apa yang kita temukan di Yehezkiel 9:1-6. Lalu aku mendengar Dia berseru dengan suara yang nyaring: ‘Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini!...” yaitu Yerusalem,  “…’Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!’ Dan tiba-tiba, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan kapak pemukul di tangannya…”  senjata seperti di gambar itu,  “… Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan…”  ini adalah Yesus Kristus, Imam Besar. Maka dikatakan, ada Seorang  “…berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga…” yang terdapat di Pelataran. Ayat 3:   “… Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya.  Firman TUHAN kepadanya: ‘Pergilah menjelajahi tengah kota, ke tengah-tengah Yerusalem…” dan sekarang perhatikan,  “… dan berilah tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan meratap di seluruh kota karena segala kekejian yang dilakukan di dalam kota itu." Apakah setiap orang di Yerusalem mempraktekkan kekejian itu? Tidak. Apakah mereka yang setia perlu dipisahkan dari  yang tidak setia sebelum kehancuran tiba? Tentu saja. Maka dikatakan di ayat 4,  “…Firman TUHAN kepadanya: ‘Pergilah menjelajahi tengah kota, ke tengah-tengah Yerusalem dan berilah tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan meratap di seluruh kota karena segala kekejian yang dilakukan di dalam kota itu…." yaitu di dalam Yerusalem.   “… Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: ‘Ikutilah dia dari belakang…”  dengan kata lain, setelah pemisahan dilakukan, setelah mereka yang benar dipisahkan dari yang tidak benar, itulah tujuan kedatangan Tuhan yang ditulis di pasal 1, yaitu untuk menghakimi Israel karena ketidaksetiaan mereka terhadap perjanjian pernikahan. Dikatakan,   “… ‘Ikutilah dia dari belakang menjelajahi kota itu dan bunuhlah! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan.  Bunuhlah semuanya, orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan. Tetapi janganlah mendekati siapa pun yang memiliki tanda itu, dan mulailah dari tempat kudus-Ku!’…”  yaitu di Bait Suci-lah kehancuran itu akan dimulai.  “… Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di depan Bait Suci.” [NKJV yang diindonesiakan].


After this work of judgment was finished, of separating the righteous from the unrighteous before destruction came, the Bible tells us that the Shekinah glory of God, departed the Temple. Notice Ezekiel chapter 10, this is where the Shekinah glory that had come in chapter 1 to perform the work of judgment, now is going to leave the Temple. Ezekiel 10:19 speaks about the departure of the glory of God from the Temple after He finished the work of judgment. It says there  “And the cherubim lifted their wings and mounted up from the earth in my sight. When they went out, the wheels were beside them…” the wheels are the wheels of God’s chariot of God’s throne, and notice what it continues saying “… and they stood at the door of the east gate of the Lord’s house…”  that is the gate that faces the Mount of Olives incidentally, and it says, “… and the glory of the God of Israel was above them.”
So notice, that the glory of God departs the Temple and it lingers for a few moments at the east gate of the Temple which faces the Mount of Olives. And then the glory of the Lord departs the Temple, and I want you to notice where it goes.

Setelah penghakiman itu terlaksana, yang memisahkan antara mereka yang benar dari yang tidak benar sebelum kehancuran tiba, Alkitab memberitahu kita bahwa Shekinah kemuliaan Tuhan meninggalkan Bait Suci. Perhatikan Yehezkiel pasal 10, di sinilah dicatat Shekinah kemuliaan Tuhan yang datang di pasal 1 untuk melakukan penghakiman, sekarang akan meninggalkan Bait Suci. Yehezkiel 10:19 berbicara mengenai kepergian kemuliaan Tuhan dari Bait Suci setelah Dia menyelesaikan pekerjaan penghakiman. Dikatakan di sana, Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan naiklah mereka dari atas bumi, di depan mataku, dan waktu mereka pergi,  roda-rodanya ada di sisi mereka…”  roda-roda itu adalah roda-roda kereta Tuhan, takhta Tuhan. Dan perhatikan apa yang dikatakan selanjutnya,   “… Lalu mereka berhenti di atas pintu gerbang rumah TUHAN yang di sebelah timur…”  dan kebetulan itu adalah pintu gerbang yang menghadap ke Bukit Zaitun, dan dikatakan,  “… dan kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi perhatikan, kemuliaan Tuhan beranjak dari Bait Suci, dan Dia berhenti sejenak di pintu gerbang Bait Suci yang menghadap ke Bukit Zaitun. Lalu kemuliaan Tuhan meninggalkan Bait Suci, dan saya mau kalian perhatikan ke mana pergiNya.


Ezekiel 11:22-23, this is where the Shekinah glory departs from the eastern gate of the Temple, and goes somewhere. Remember all of these because we are going to come back to it later on in our study. Notice Ezekiel 11:22-23  “ So the cherubim lifted up their wings, with the wheels beside them, and the glory of the God of Israel was high above them…”  And now notice,  “…  And the glory of the Lord went up from the midst of the city…”  is the glory forsaking the city now? Absolutely. So it says,    “…And the glory of the Lord went up from the midst of the city…”  and now notice a very important detail, “… and…” what?   “… stood on the mountain…”  in other words, it lingers on the mountain,  “… which is…”  where?   “… on the east side of the city.”  Which mountain is that where the glory of God rests for a little while? It is on the Mount of Olives, don’t forget that because that is very, very important.

Yehezkiel 11:22-23. Di ayat-ayat inilah dikisahkan kemuliaan Shekinah pergi dari gerbang timur Bait Suci dan menuju ke suatu tempat. Ingatlah semuanya ini karena nanti kita akan kembali ke bagian ini. Perhatikan Yehezkiel 11:22-23 Maka kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan roda-rodanya di sisi mereka, sedang kemuliaan Allah Israel berada tinggi di atas mereka…”  Sekarang perhatikan,   “… Lalu kemuliaan TUHAN naik ke atas dari tengah-tengah kota…”  apakah kemuliaan itu meninggalkan kota sekarang? Betul sekali. Maka dikatakan,  “… Lalu kemuliaan TUHAN naik ke atas dari tengah-tengah kota…” sekarang perhatikan ada detail yang sangat penting,  “… dan…”  apa?  “… berhenti di atas gunung…”  dengan kata lain, Dia berhenti sejenak di atas gunung,  “… yang di…” mana?  “… di sebelah timur kota.[NKJV yang diindonesiakan]. Di gunung mana kemuliaan Tuhan berhenti sejenak? Di Bukit Zaitun. Jangan lupa. Karena ini adalah amat, sangat penting.


In other words, the Shekinah glory which had been in the Temple which was a symbol of God’s presence, now moves to the east gate of the Temple, it is leaving the Temple, it lingers at the east gate, and then it moves  and it stands for a few moments upon the Mount of Olives, the mount east of Jerusalem. And then It takes off and it departs to Heaven. The Shekinah glory of God has forsaken the city. And do you know what happens to the city now?

Dengan kata lain, kemuliaan Shekinah yang tadinya ada di dalam Bait Suci yang merupakan simbol kehadiran Tuhan, sekarang pindah ke gerbang timur Bait Suci, dan meninggalkan Bait Suci. Dia berhenti sejenak di atas gerbang Timur, lalu bergerak dan berhenti lagi beberapa saat lamanya di atas Bukit Zaitun, bukit yang ada di timur Yerusalem. Lalu Dia berangkat dan pergi ke Surga. Kemuliaan Shekinah Tuhan telah meninggalkan kota Yerusalem. Dan tahukah kalian apa yang terjadi pada kota itu sekarang?


Go with me to 2 Chronicles 36:17-21: The abominations led to desolation. Are you following me? Have you ever heard that expression “abominations of desolation” ? The abominations of Israel led to the desolation of the city of Jerusalem. Let’s read about it. It says there in 2 Chronicles 36:17  “Therefore…”  because of their wickedness,  “… He brought against them the king of the Chaldeans, who killed their young men with the sword in the house of their sanctuary, and had no compassion on young man or virgin, on the aged or the weak…”  remember we read this when we were talking about the sealing in chapter 9? It continues saying,  “… He gave them all into his hand.  And all the articles from the house of God, great and small, the treasures of the house of the Lord, and the treasures of the king and of his leaders, all these he took to Babylon.  Then they burned the house of God, broke down the wall of Jerusalem, burned all its palaces with fire, and destroyed all its precious possessions.  And those who escaped from the sword he carried away to Babylon…”  was Jerusalem desolated? Why was it desolated? Because of their what? Their abominations. Because they were unfaithful to God’s covenant.

Mari bersama saya ke 2 Tawarikh 36:17-21. Kekejian yang mengakibatkan penelantaran. Apakah kalian bisa mengikuti? Pernahkah kalian mendengar ungkapan kekejian yang menelantarkan”? Kekejian orang Israel mengakibatkan terlantarnya kota Yerusalem. Marilah kita baca itu. Dikatakan di 2 Tawarikh 36:17 sana,  karena kejahatan mereka Itulah sebabnya TUHAN mendatangkan raja orang Kasdim melawan mereka yang membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, yang tua atau yang lemah…”  ingat tidak, kita sudah pernah membaca yang seperti ini ketika kita berbicara mengenai pemeteraian di pasal 9? Selanjutnya dikatakan,   “… semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya. Dan seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda yang berharga dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel…” [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah Yerusalem menjadi terlantar? Mengapa dia ditelantarkan? Karena bangsa Yahudi berbuat apa? Kekejian. Karena mereka tidak setia kepada perjanjian Tuhan.


Now, the question is, was Jerusalem going to be desolated forever? Absolutely not. Let’s go to verse 20 again.  “And those who escaped from the sword he carried away to Babylon  where they became servants to him and his sons…”  now notice carefully,  “… until…”  was this captivity going to end? Absolutely.  “… until the rule of the kingdom of…”  what?  “… of Persia…” Those who are coming to the Sanctuary lectures will be able to understand this a lot better the historical framework. Verse 21  “… to fulfill the word of the Lord by the mouth of Jeremiah, until the land had enjoyed her Sabbaths. As long as she lay desolate…”  there is the word “desolate” see, when the city was destroyed it was desolate,  “… As long as she lay desolate, she kept Sabbath, to fulfill…”  how long?  “… to fulfill seventy years.”

Sekarang, pertanyaannya adalah, apakah Yerusalem akan terlantar selamanya? Tentu saja tidak. Marilah kita ke ayat 20 lagi.  Mereka yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel di mana mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya…” sekarang perhatikan baik-baik,   “… sampai…” apakah penawanan ini akan berakhir? Tentu saja.  “… sampai kerajaan…”  apa?   “… Persia berkuasa.” Mereka yang ikut pelajaran Bait Suci akan bisa memahami rangka sejarah ini dengan lebih mudah. Ayat 21:  Untuk menggenapi firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu telah menikmati tahun-tahun sabatnya, selama tanah itu ditinggalkan terlantar…” Ini, di sini kata “terlantar” itu, lihat? Ketika kota Yerusalem dihancurkan, dia menjadi terlantar,   “… dia memelihara sabat, untuk menggenapi …” berapa lama?  “… tujuh puluh tahun.” [NKJV yang diindonesiakan].


So here you have the first stage of the history of Israel. The first stage that begins in 1445 BC when the covenant is made. Israel is rebellious for a period of 800 years. So God withdraw the Shekinah from the Temple, it rests on the Mount of Olives, then leaves to Heaven, and the city and the Temple now are abandoned by the Shekinah, and therefore the abominations lead to desolation.

Jadi, di sini kita dapati tahap pertama dari sejarah Israel. Tahap pertama yang mulai pada tahun1445 BC ketika perjanjian itu dibuat. Israel memberontak selama 800 tahun. Maka Tuhan menarik kembali Shekinah dari Bait Suci, Dia berhenti di Bukit Zaitun, lalu pergi dan kembali ke Surga. Dan kota Yerusalem dan Bait Sucinya sekarang ditinggalkan oleh Sang Shekinah, dengan demikian kekejian-kekejian [Israel] mengakibatkan penelantaran [Yerusalem].


But we noticed that God was going to give Israel another chance. A second stage of Israel’s history after the captivity. After Persia came to rule after Babylon. Now let’s examine this second stage of Israel’s history. 2 Chronicles 36:22-23. You see, Israel was restored to their land after the 70 year captivity, and they went back to reestablish their religion, and eventually their government or the theocracy. It says there,   “Now in the first year of Cyrus king of Persia, that the word of the Lord by the mouth of Jeremiah might be fulfilled…”  that is the 70 years,  “… the Lord stirred up the spirit of Cyrus king of Persia, so that he made a proclamation throughout all his kingdom, and also put it in writing, saying, ‘ Thus says Cyrus king of Persia: All the kingdoms of the earth the Lord God of heaven has given me. And He has commanded me…”  this is amazing for a pagan king!  “… And He has commanded me to build Him a house at Jerusalem which is in Judah…”  What was he commanded to do? To build Jerusalem? No. To build Him what? A house, that is very important, we’ll study that a little bit more in our next lecture.  “… Who is among you of all His people?...”  asked Cyrus,   “… May the Lord his God be with him, and let him…”  what?    “… and let him go up!” 

Tetapi sudah kita perhatikan bahwa Tuhan akan memberi Israel kesempatan lain. Tahap kedua dari sejarah Israel setelah penawanan. Setelah Persia menggantikan kekuasaan Babilon. Nah, mari kita periksa tahap kedua sejarah Israel ini. 2 Tawarikh 36:22-23. Kalian lihat, Israel dikembalikan ke tanah mereka setelah penawanan 70 tahun, dan mereka kembali untuk memulihkan agama mereka, dan akhirnya pemerintahan mereka atau teokrasinya. Dikatakan di sana,  Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman Tuhan yang diucapkan oleh Yeremia…”  ini adalah ke-70 tahun itu,  “… sehingga dia [-raja Koresh] membuat pengumuman seara lisan di seluruh kerajaannya dan juga dalam bentuk tulisan, bunyinya: ‘Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku…” ini mengagumkan datang dari seorang raja kafir!  “… Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda….” Koresh diperintahkan untuk apa? Untuk membangun Yerusalem? Bukan! Untuk membangun bagi Tuhan apa? Sebuah rumah. Ini sangat penting, dan kita akan mempelajarinya lebih mendalam di pelajaran kita berikutnya.  “… Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya…”  Koresh bertanya,  “… semoga TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia…”  apa?  “… berangkat pulang!’"[NKJV yang diindonesiakan].


And so about 50’000 Jews returned after the 70 year captivity to Jerusalem to rebuild the Temple as Cyrus had said that they could do. But then they ran into troubles. You see, the Samaritans were opposed to them rebuilding the Temple and so about 16 years they ceased rebuilding the Temple and they were all concerned about building their own homes and beautifying their own homes. You can read this in the book of Haggai. But then Haggai and Zechariah and some other prophets arose and they said, “Folks, let’s get down to business. Cyrus has given the decree that we can build the house of the Lord, let’s get on with it and do it.” And so from the year 520 to 515, the Temple was built. And in the year 515 the Temple was dedicated. But that Temple had a serious problem.

Maka sekitar 50’000 orang Yahudi pulang kampung setelah penawanan selama 70 tahun, balik ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Suci sebagaimana yang dikatakan Koresh harus mereka lakukan. Tetapi mereka bertemu dengan masalah. Kalian tahu, orang-orang Samaria menentang mereka membangun kembali Bait Suci, sehingga sekitar 16 tahun mereka menghentikan pembangunan Bait Suci, dan mereka semuanya lebih fokus kepada pembangunan rumah-rumah mereka sendiri, dan memperindah rumah-rumah mereka sendiri. Kalian bisa membaca ini di dalam kitab Hagai. Tetapi kemudian Hagai dan Zakharia dan beberapa nabi lain bangkit dan mereka berkata, “Saudara-saudara, ayo kita bekerja. Koresh sudah mengeluarkan titah bahwa kita boleh membangun rumah Tuhan, ayo kita mulai dan melakukannya.” Maka dari tahun 520 hingga 515, Bait Suci itu dibangun. Dan pada tahun 515, Bait Suci itu diresmikan. Tetapi Bait Suci ini punya masalah yang serius.  


Notice Haggai 2:2-3. You see, the Shekinah glory did not come in to that Temple after that Temple was finished. Notice Haggia 2:2-3   “Speak now to Zerubbabel the son of Shealtiel, governor of Judah, and to Joshua the son of Jehozadak, the high priest, and to the remnant of the people, saying:  ‘Who is left among you…”  there are some people who are still alive that have seen Solomon’s Temple or the Temple built by Solomon,    “… ‘Who is left among you who saw this temple in its former glory? And how do you see it now? In comparison with it, is this not in your eyes as nothing?’” Compared to Solomon’s Temple this house is nothing. And yet Haggai made a promise. A promise that the Jews to this day are still trying to understand.

Perhatikan Hagai 2:2-3. Kalian lihat, kemuliaan Shekinah tidak masuk ke Bait Suci itu setelah Bait Suci itu selesai. Perhatikan Hagai 2:2-3  Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada yang tersisa dari bangsa itu, demikian:  ‘Siapakah di antara kamu…”  masih ada beberapa orang yang hidup yang pernah melihat Bait Suci Salomo, atau Bait Suci yang dibangun oleh Salomo,  “… Siapakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Jika dibandingkan, bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya? [NKJV yang diindonesiakan].  Dibandingkan Bait Suci yang dibangun Salomo, maka Rumah ini bukan apa-apa. Namun Hagai berjanji. Suatu janji yang hingga hari ini masih berusaha dipahami oleh orang-orang Yahudi.


Haggai 2:6-9   “For thus says the Lord of hosts: ‘Once more (it is a little while) I will shake heaven and earth, the sea and dry land;  and I will shake all nations, and…” the what?   “… they shall come to the Desire of All Nations…”  actually most versions translate “The Desire of All Nations will come” it’s not people coming to the Desire of All Nations, it’s the Desire of All Nations coming to the people. So, anyway it says,   “…and I will shake all nations, and the Desire of All Nations will come…”  and now notice,  “… and I will fill this temple with glory,’ says the Lord of hosts.  ‘The silver is Mine, and the gold is Mine,’  says the Lord of hosts…”  God is saying don’t worry about the silver and gold that you had in the first Temple that you don’t have in this Temple. Now notice verse 9   “… ‘The glory of this latter temple shall be greater than the former,’ says the Lord of hosts. ‘And in this place I will give peace,’ says the Lord of hosts.”  

Hagai 2:6-9  “Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Sekali lagi [Sedikit waktu lagi] maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;  Aku akan menggoncangkan segala bangsa, dan mereka akan datang kepada Yang Dirindukan Segala Bangsa….”  sesungguhnya banyak versi Alkitab yang menerjemahkannya  “dan Yang Dirindukan  Segala Bangsa akan datang…”  jadi bukan orang-orang yang datang kepada Yang Dirindukan Segala Bangsa, melainkan Yang Dirindukan Segala Bangsa yang mendatangi orang-orang. Jadi, dikatakan,  “… maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;  Aku akan menggoncangkan segala bangsa, dan Yang Dirindukan  Segala Bangsa akan datang…” dan sekarang perhatikan, “… maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemuliaan,’ firman TUHAN semesta alam. ‘Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas,’ demikianlah firman TUHAN semesta alam…” Maksud Tuhan, jangan khawatir mengenai perak dan emas yang ada di Bait Suci yang pertama, yang tidak ada di Bait Suci ini. Sekarang perhatikan ayat 9,   “… ‘Kemuliaan Rumah yang belakangan ini, akan melebihi kemuliaan Rumah yang sebelumnya,’ firman TUHAN semesta alam, ‘dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera,’ demikianlah firman TUHAN semesta alam." [NKJV yang diindonesiakan].


The fact is, that the second Temple at least outwardly never reached the glory that the Temple built by Solomon had.  And so the Jews have never been able to explain this particular prophecy. Because the Shekinah, according to their way of looking at it, never actually came into the Temple.

Faktanya adalah, paling tidak dari bentuk luarnya Bait Suci yang kedua ini tidak pernah menyamai kemuliaan Bait Suci yang dibangun Salomo. Maka orang-orang Yahudi tidak pernah bisa menjelaskan nubuatan yang satu ini. Karena menurut cara pandang  mereka, Sang Shekinah tidak pernah benar-benar masuk ke Bait Suci ini.


Now, let me ask you, after the captivity did God send additional messengers to Israel to try to woo them back to the covenant? Absolutely. He sent individuals such as Haggai, Zechariah, Joshua, Zerubbabel, Ezra, Nehemiah, Malachi and eventually John the Baptist. This second period of Israel’s history is the period of the 70 weeks. After the captivity, God’s people come back to Jerusalem, they rebuild the city and they rebuild the Temple, and then God says, “Now, I am going to give you a second period of probation.” And that second period of probation is the period of the 70 weeks. And God sends abundant messengers to Israel during this period.

Nah, coba saya tanya, setelah penawanan itu apakah Tuhan mengirimkan  utusan-utusan tambahan ke Israel untuk berusaha merayu mereka agar kembali setia kepada perjanjian mereka? Tentu saja. Tuhan mengirimkan orang-orang seperti Hagai, Zakharia, Yoshua, Zerubabel, Ezra, Nehemiah, Maleakhi dan akhirnya Yohanes Pembaptis. Periode kedua sejarah Israel adalah periode ke-70 minggu. Setelah masa penawanan, umat Tuhan kembali ke Yerusalem, mereka membangun lagi kotanya dan Bait Sucinya, lalu Tuhan berkata, “Sekarang, Aku akan memberimu masa percobaan kedua.” Dan masa percobaan kedua itu adalah periode ke-70 minggu itu. Dan Tuhan mengirimkan banyak utusanNya ke Israel selama masa tersebut.


But the question is, how did Israel react to this second opportunity that God gave to them during the period of the 70 weeks.
Actually when Jesus came, the Bible tells us He came to His own, and His own received Him not. They were oblivious to what Jesus was going to do. In other words they did not take advantage of all of the additional messengers that God sent to them during the period of the 70 weeks that they might live up to the terms of the covenant.

Tetapi pertanyaannya adalah, bagaimana Israel menyikapi kesempatan kedua yang diberikan Tuhan kepada mereka selama periode ke-70 minggu itu.
Sebenarnya ketika Yesus datang, Alkitab memberitahu kita, bahwa Dia datang kepada milikNya Sendiri, dan milikNya tidak menerima Dia. Mereka sama sekali tidak menyadari apa yang dilakukan Yesus. Dengan kata lain, mereka tidak memanfaatkan semua utusan tambahan yang dikirimkan Tuhan kepada mereka selama masa 70 minggu itu agar mereka boleh mematuhi syarat-syarat perjanjian mereka.


So now, we come to the third stage of Israel’s history. The third stage of Israel’s history is actually when Jesus comes in the last week of the prophecy of the 70 weeks. You see, God gave them 483 years until the coming of the Messiah to shape up, to get ready for the coming of the Messiah. Were they ready when the Messiah came? No. So then the Messiah comes, the third stage of Israel’s history, and I want you to notice what we find in John 1:14.
Here is how the Bible explains that prophecy of Haggai that tells us that the latter Temple would have more glory than the first Temple.  Notice John 1:14  “And the Word became flesh and…”  what?  “… and dwelt among us…” don’t forget that.  “… the Word became…”  what?  “… flesh and…”  what?  “… and dwelt among us…” and then it says,  “… and we beheld…”  what?  “… His glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth.”

Jadi sekarang, kita tiba pada tahap ketiga dari sejarah Israel. Tahap ketiga sejarah Israel adalah minggu yang terakhir dari nubuatan 70 minggu itu ketika Yesus datang. Kalian lihat, Tuhan memberi mereka 483 tahun hingga kedatangan Sang Mesias, untuk berbenah diri, bersiap-siap untuk kedatangan Sang Mesias. Apakah mereka siap ketika Sang Mesias datang? Tidak.  Maka, datanglah Sang Mesias, dan itu adalah tahap ketiga dari sejarah Israel. Dan saya mau kalian memperhatikan apa yang kita temukan di Yohanes 1:14.
Di sini Alkitab menjelaskan nubuatan Hagai yang memberitahu kita bahwa Bait Suci yang belakangan akan memiliki kemuliaan yang lebih besar daripada Bait Suci yang pertama. Perhatikan Yoh 1:14  “Firman itu telah menjadi daging, dan…” apa?  “… diam di antara kita…” jangan lupakan ini,  “…Firman itu telah menjadi…” apa?  “… daging, dan…” apa?  “… diam di antara kita…”  lalu lanjutnya,  “… dan kita telah melihat…” apa?  “… kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai satu-satunya yang datang dari Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” [NKJV yang diindonesiakan].


Do you remember when God told Moses to build the Temple, He says, “Let them build Me a Tabernacle that I might dwell among them.”? And then the Shekinah glory came into that Temple. Let me ask you who was the glory that came into this Temple that was built after the captivity? It was Jesus Christ. You have the common words in John 1:14 actually the word “dwelt” is a word that means “He tabernacled”. You know the Jews were always bragging about  what Solomon’s Temple was like. Always reminiscing about the great days, the good old days. Back in Luke 12:27-28, Jesus said to them, Consider the
lilies, how they grow: they neither toil nor spin; and yet I say to you, even Solomon in all his glory was not arrayed like one of these.”   Now in the gospel of Matthew, Jesus adds something that is not found in Luke. After saying, “Look at the lilies of the field, they grow, they neither toil nor spin and yet even Solomon, you know, in all his glory was not arrayed like one of these,” then Jesus goes on to say, in Matthew 12:42   “yet one greater than Solomon is here.” Speaking about Himself, but they did not recognize Him, they did not see the glory.

Ingatkah kalian ketika Tuhan menyuruh Musa membangun Kemah Suci, Dia berkata, “Bangunkanlah untukKu sebuah Tabernakel supaya Aku bisa tinggal di antara mereka”? Lalu kemuliaan Shekinah masuk ke dalam Kemah suci itu. Coba saya tanya, kemuliaan apa yang masuk ke dalam Bait Suci yang dibangun setelah penawanan Israel? Yesus Kristus. Kita menemui kata-kata yang sama di Yoh 1:14. Sebenarnya kata “tinggal” adalah kata yang sama yang berarti “Dia bertabernakel”. Kalian tahu kan, orang-orang Yahudi selalu menyombongkan bagaimana indahnya Bait Suci Salomo, selalu membanggakan masa-masa lalu yang lebih indah.  Waktu di Lukas 12:27-28, Yesus berkata kepada mereka, Perhatikanlah bunga bakung bagaimana mereka tumbuh, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: bahkan Salomo dalam segala kemuliaannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.” [NKJV yang diindonesiakan].  Nah, dalam injil Matius, Yesus menambahkan sesuatu yang tidak ditulis di injil Lukas. Setelah berkata, “Lihatlah ke bunga bakung, mereka tumbuh, mereka tidak bekerja atau menenun, namun kalian tahu bahkan Salomo dalam kemuliaannya tidak seindah salah satu dari mereka”, lalu Yesus melanjutkan dan berkata di Matius 12:42  dan sesungguhnya yang lebih daripada Salomo ada di sini!” Berbicara mengenai Dirinya sendiri, tetapi mereka tidak mengenaliNya, mereka tidak melihat kemuliaanNya.


Question: did Jesus teach many times there in the Temple of Jerusalem? He most certainly did. He was the Shekinah glory in the Temple. In fact let’s notice in the Bible the last visit that Jesus made to the Temple. Go with me to Luke 19:37-38. Now, remember what we studied in the book of Ezekiel, because we will come back to this, you see. Ezekiel is talking about the first destruction of Jerusalem, now we are going to talk about the second destruction of Jerusalem, and why it was destroyed.
Luke 19:37-38, here Jesus is descending from the Mount of Olives and He is going to go into Jerusalem through the golden gate, through the eastern gate. The Shekinah is going to go into the Temple for the last time. Notice what we find in Luke 19:37-38  Then, as He was now drawing near the descent of the Mount of Olives, the whole multitude of the disciples began to rejoice and praise God with a loud voice for all the mighty works they had seen,  saying:  ‘Blessed is the King who comes in the name of the Lord!’ Peace in heaven and glory in the highest!” Remember that Haggai had said, “I would give…” what? “…Peace in this place”.  And so they are singing. This is the triumphal entry. Peace in heaven and glory in the highest.

Pertanyaan: apakah Yesus sering mengajar di dalam Bait Suci Yerusalem? Tentu saja. Dialah kemuliaan Shekinah di dalam Bait Suci itu.11 Sebaiknya marilah kita perhatikan apa yang ditulis Alkitab tentang kunjungan terakhir Yesus ke Bait Suci itu. Marilah bersama saya ke Lukas 19:37-38. Nah, ingat apa yang telah kita pelajari dari kitab Yehezkiel, karena nanti kita akan kembali ke topik ini. Yehezkiel berbicara mengenai penghancuran pertama Yerusalem, sekarang kita akan berbicara mengenai kehancuran yang kedua dari Yerusalem, dan mengapa dia dihancurkan.
Lukas 19:37-38, di sini Yesus sedang menuruni Bukit Zaitun, dan Dia menuju ke Yerusalem melalui pintu emasnya, melalui gerbang sebelah timur. Sang Shekinah akan datang ke Bait Suci untuk terakhir kalinya. Perhatikan apa yang kita temukan di Lukas 19:37-38 Lalu, sedang Ia hampir menuruni Bukit Zaitun, seluruh rombongan murid mulai bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.  Kata mereka: ‘Diberkatilah Raja yang datang dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!’" [NKJV yang diindonesiakan].  Ingat, Hagai pernah berkata, “Aku akan memberikan…” apa? “… Damai di tempat ini.” Maka mereka bernyanyi. Ini adalah masuknya Yesus ke Yerusalem sambil dielu-elukan banyak orang dengan sukacita. Damai di Surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi.


 But do you know what the religious leaders did when they saw Jesus coming triumphantly into Jerusalem? Luke 19:47-48. See, if it hadn’t been for the religious leaders, the people would have accepted Jesus Christ. But the leaders were constantly working at cross purposes with Jesus.   Luke 19:47-48  And He was teaching daily…” where?   “… in the temple…”  The living Shekinah.  “… But the chief priests, the scribes, and the leaders of the people sought to…” what?  “… to destroy Him,  and were unable to do anything; for all the people were very attentive to hear Him.” Where was the problem? With the religious leaders or with the people? It was with the religious leaders. They wanted to destroy Him, and He was the living Shekinah teaching in the Temple, according to Scripture.

Tetapi tahukah kalian apa yang dilakukan para pemuka agama ketika mereka melihat Yesus datang ke Yerusalem sambil dielu-elukan? Lukas 19:47-48. Lihat saja, seandainya bukan karena sikap para pemuka agama itu, masyarakat akan menerima Yesus Kristus. Tetapi para pemuka agama itu selalu bertentangan dengan tujuan Yesus. Lukas 19:47-48 Tiap-tiap hari Ia mengajar…”  di mana?  “… di dalam Bait Allah…”   Sang Shekinah yang hidup,  “…dan Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk…” apa?  “… membinasakan Dia, tetapi mereka tidak mampu melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi masalahnya ada di mana? Ada pada para pemuka agama atau ada pada masyarakat? Ada pada para pemuka agama. Mereka ingin membinasakan Yesus, padahal menurut Alkitab, Dialah Shekinah yang hidup, yang mengajar di Bait Suci.


Now let’s notice Matthew 21 when Jesus actually enters the Temple. Matthew 21:12-13, very important verses. It says here ~ remember He has descended from the Mount of Olives, He’s gone through the golden gate, through the  eastern gate, He has moved to the Temple, the religious leaders, they don’t want anything to do with Him, they want to destroy Him, and now Jesus enters the Temple. Notice, verse 12,   “Then Jesus went into the temple of God…” very important phrase. What was the Temple at that time? It was still what? It was still God’s Temple.  “Then Jesus went into the temple of God and drove out all those who bought and sold in the temple, and overturned the tables of the money changers and the seats of those who sold doves.  And He said to them…” now, listen carefully,   “… It is written, ‘My house…”  what did Jesus call the Temple? This was God’s Temple and He says, ‘This is My house’  “… shall be called a house of prayer’, but you have made it a…” what?  “… ‘a den of thieves.’” And now listen up. As Jesus is in the Temple He begins to teach a series of parables. Very interesting parables. And do you know what He describes in these parables? He describes the history of Israel, the sad history of Israel, as He teaches in the Court of the Temple.

Nah, mari perhatikan Matius 21 ketika Yesus benar-benar masuk ke Bait Suci. Matius 21:12-13, ayat yang amat penting. Dikatakan di sana ~ ingat, Yesus sudah menuruni Bukit Zaitun, Dia sudah melewati gerbang emas, melewati gerbang timur, Dia sudah menuju ke Bait Suci, dan para pemuka agama yang tidak mau menerimaNya, mereka mau membunuhNya, dan sekarang Yesus masuk ke dalam Bait Allah. Perhatikan, ayat 12  Lalu Yesus masuk ke Bait Allah…”  istilah yang sangat penting. Pada waktu itu Bait Suci itu apa? Bait Suci itu masih apa? Masih Bait Suci Allah “… Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati  dan berkata kepada mereka…”  sekarang, dengarkan baik-baik,  “…‘Ada tertulis: Rumah-Ku…Yesus menyebut Bait Suci itu apa? Itu adalah Bait Suci Allah, dan Yesus berkata,  “…‘Ada tertulis: Rumah-Ku… akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya…” apa?  “… sarang penyamun.’" Sekarang perhatikan. Selagi Yesus berada di Bait Suci, Dia mulai mengajarkan beberapa perumpamaan. Perumpamaan-perumpamaan yang sangat menarik. Dan tahukah kalian apa yang dikisahkan Yesus dalam perumpamaan-perumpamaan itu? Dia mengisahkan sejarah Israel, sejarah Israel yang menyedihkan, selagi Yesus mengajar di Pelataran Bait Suci.


One of those parables is an acted parable that Jesus referred to,  was the story of the fig tree. Do you remember the cursing of the fig tree? All of the parables of Jesus had to do with the rebellion of Israel and how He was trying to woo them back. You know, you remember Jesus saw a fig tree in the distance? He says to the disciples, “He, let’s go see if we can get some figs from that tree. I’m hungry.” Do you know what the fig tree represented? All scholars in harmony with  the Old Testament say that the fig tree represents Israel. And so Jesus goes and He looks at the tree, and the tree has all kinds of leaves but not one fig. And what did Jesus do with the fig tree? He cursed the fig tree, and the Bible tells us that after He cursed the fig tree, it dried up by its roots. Let’s read Matthew 21:18-19   “ Now in the morning, as He returned to the city, He was hungry.  And seeing a fig tree by the road, He came to it and found nothing on it but leaves, and said to it, ‘Let no fruit grow on you ever again.’…”  Was this fig tree ever going to bear fruit? Never. In fact the parallel passage in Mark says that it dried up from its roots. What happens when a tree dries up from its roots? That is it. And so He says,   “…‘Let no fruit grow on you ever again.’ Immediately the fig tree…”  what?  “… the fig tree withered away.” Was probation going to close without remedy for the nation of Israel as a result of rejecting the Messiah? Absolutely. This acted parable clearly illustrates that God’s plan would come to an end for the literal Jewish nation or the Jewish theocracy.

Salah satu dari perumpamaan-perumpamaan itu adalah perumpamaan di mana Yesus adalah pelakunya juga, yaitu kisah tentang pohon ara. Apakah kalian ingat pohon ara yang dikutuk? Semua perumpamaan Yesus berkaitan dengan pembrontakan Israel dan bagaimana Dia berusaha merayu mereka kembali. Kalian tahu kan, kalian ingat Yesus melihat sebatang pohon ara di kejauhan? Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Hei, ayo kita lihat apakah kita bisa mendapatkan buah dari pohon itu. Aku lapar.” Tahukah kalian pohon ara itu melambangkan apa? Semua pakar Alkitab setuju dengan Perjanjian Lama, dan  mengatakan bahwa pohon ara itu melambangkan Israel. Maka Yesus menghampiri pohon itu dan dia memandang pohon itu yang lebat daunnya tapi tidak ada buahnya satu pun. Dan apa yang dilakukan Yesus dengan pohon ara itu? Dia mengutuk pohon itu dan Alkitab memberitahu kita bahwa setelah Dia mengutuk pohon ara itu, pohon itu mengering dari akarnya. Mari kita baca Matius 21:18-19  “Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.  Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: ‘Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!’…”  Apakah pohon ara ini akan pernah berbuah? Tidak. Bahkan teks paralel di kitab Markus mencatat bahwa pohon itu mengering dari akarnya. Apa yang terjadi jika sebatang pohon mengering dari akarnya? Tamatlah riwayatnya. Maka Yesus berkata, “… ‘Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!’  Dan seketika itu juga…” apa?  “… keringlah pohon ara itu.Apakah masa percobaan bagi Israel akan berakhir tanpa ampun sebagai akibat penolakan mereka terhadap Sang Mesias? Pasti. Perumpamaan di mana Yesus adalah juga pelakunya ini dengan jelas menggambarkan rencana Tuhan bagi bangsa Israel jasmani  yang akan berakhir atau berakhirnya teokrasi Israel.


Now, in the Temple Jesus taught another parable. It’s the parable of the vinedressers. And I want you to see the three stages of Israel’s history in this parable. Go with me to Matthew 21:33-43. I am going to interpret this parable as we go along.  “Hear another parable: There was a certain landowner…”  the landowner is God the Father,  “… who planted a vineyard…”  the vineyard is the city of Jerusalem,  “… and set a hedge around it…”  that’s the Law,  “… dug a winepress in it and built a tower…”  that’s the Temple. “… And he leased it to vinedressers…”  who are the vinedressers? Israel.   “… and went into a far country.  Now when vintage-time drew near, he sent his servants…”  notice this is the first group of servants. How many stages does Israel’s history have? It has three. Notice,   “… Now when vintage-time drew near, he sent his servants…”  these are like Isaiah, Jeremiah, the prophets that came before the exile,  “… to the vinedressers, that they might receive…”  what?  “… its fruit.  And the vinedressers took his servants, beat one, killed one, and stoned another…”  So, you say, “That’s it!” Oh, that’s not it, there is a second stage!  “…  Again he sent other servants…”  this is after the captivity, and that’s people like Haggai, Zechariah, Malachi, John the Baptist, etc. So   “…he sent other servants  more than the first, and they did likewise to them….” And now notice,    “… Then last of all…”  does this have a sense of finality to it? That this is it? Absolutely!   “… Then last of all he sent his son…”  who is that?  Jesus!  “… to them, saying, ‘They will respect my son.’  But when the vinedressers saw the son, they said among themselves, ‘This is the heir. Come, let us kill him and seize his inheritance.’  So they took him and cast him out of the vineyard…”   out of where?  Jerusalem! Jesus died outside Jerusalem!  “… and killed him. Therefore, when the owner of the vineyard comes…”  Jesus asks the question,  “… what will he do to those vinedressers?” They are oblivious  to what Jesus is talking about. But they are going to condemn themselves.  Verse 41,  “They said to Him, ‘He will destroy those wicked men miserably, and lease his vineyard to other vinedressers who will render to him the fruits in their seasons.’  Jesus said to them, ‘Have you never read in the Scriptures: ‘The stone which the builders rejected has become the chief cornerstone? This was the Lord’s doing, And it is marvelous in our eyes’…”  And then notice what Jesus says, as a result of killing the Son, He says,   “… ‘Therefore I say to you, the kingdom of God will be…”  what?  “… will be taken from you and given to a nation bearing the fruits of it.”  What is that nation that bears the fruit thereof? It is the gentiles. The word “nation” there is the word  ἔθνος  [ethnos eth'-nos ]. Generally in the New Testament when Israel is spoken of, it’s  λαός [laos lah-os']  that’s God people. But this is the word  ἔθνος  [ethnos eth'-nos ] where we get our word “ethnic” from.
In other words, Jesus is saying, “Because you did not respond to the first call, you did not respond to the second call and you actually destroyed the Son in the third call, last of all, you said “That’s it.” I’m going to give my vineyard to others who will produce the fruit thereof, and the message was going to go to the Gentiles.
 
Nah, di dalam Bait Suci, Yesus mengajarkan suatu perumpamaan yang lain. Ini adalah perumpamaan penggarap-penggarap kebun anggur. Dan saya mau kalian melihat ketiga tahap sejarah Israel dalam perumpamaan ini. Marilah bersama saya ke Matius 21:33-43. Sambil jalan saya akan menerjemahkan perumpamaan ini.  “Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah…” tuan tanah itu adalah Allah Bapa,  “… menanam kebun anggur…” kebun anggur itu adalah kota Yerusalem,  “…dan mendirikan pagar sekelilingnya….”  ini adalah hukum-hukum Allah,  “… Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu…”  ini adalah Bait Suci.  “… Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap…”  Siapakah penggarap-penggarap ini? Israel.  “… lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya…” perhatikan ini adalah kelompok pertama dari hamba-hamba itu. Ada berapa tahap dalam sejarah Israel? Tiga. Perhatikan,  “… Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya…” mereka ini seperti Yesaya, Yeremia, nabi-nabi yang ada sebelum penawanan Israel  “… kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima…”  apa?   “…hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu…” Maka kalian berkata, “Wah, itulah akhirnya!”  Oh, tetapi masih belum, masih ada tahap yang kedua!   “…Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain…”  ini adalah setelah masa penawanan itu, dan mereka adalah nabi-nabi seperti Hagai, Zakharia, Maleakhi, Yohanes Pembaptis, dll. Jadi,  “… tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain lebih banyak dari pada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka…”  Sekarang perhatikan,   “… Akhirnya…”  apakah di sini ada kesan pamungkasan atau penutupan? Bahwa ini adalah yang terakhir? Tentu saja!  “… Akhirnya ia menyuruh anaknya…”  Siapa ini? Yesus!  “.. kepada mereka, katanya: ‘Anakku akan mereka segani.’  Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.’  Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu…” keluar dari mana? Yerusalem! Yesus mati di luar kota Yerusalem!  “… lalu membunuhnya.  Maka apabila tuan kebun anggur itu datang…” Yesus mengajukan pertanyaanNya,  “… apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Orang-orang Israel itu sama sekali tidak punya bayangan apa yang dikatakan Yesus. Tetapi, mereka akan menjatuhkan hukuman bagi diri mereka sendiri. Ayat 41  “Kata mereka kepada-Nya: ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada musimnya.’  Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru utama: ini adalah perbuatan Tuhan, dan mengagumkan di mata kita’…” Lalu perhatikan apa kata Yesus, sebagai akibat mereka membunuh si Anak, Dia berkata,  “… ‘Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan…”  apa?  “… diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Siapakah bangsa yang akan menghasilan buah? Mereka adalah orang-orang non-Yahudi, orang-orang kafir [menurut orang Yahudi semua bangsa yang bukan Yahudi adalah “kafir”]. Kata “bangsa” di sini adalah kata ἔθνος  [ethnos eth'-nos ]. Secara umum dalam Perjanjian Baru, bilamana Israel yang disebut, mereka disebut λαός [laos lah-os']  yang artinya umat Allah. Tetapi di sini ini dipakai kata ἔθνος  [ethnos eth'-nos ] dari mana kita mendapatkan kata “etnik.”
Dengan kata lain, Yesus berkata, Karena kalian tidak merespon kepada panggilan yang pertama, kalian juga tidak merespon kepada panggilan kedua, dan kalian malah membunuh Sang Anak pada panggilan ketiga, dan terakhir kalian berkata ‘Sekarang tamatlah sudah!’ maka Aku akan memberikan kebun anggurKu kepada yang lain, yang akan menghasilkan buah darinya, dan pekabaran itu akan diberikan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi.


You know there is another parable that Jesus taught in the Temple, it’s similar to this one,  it’s found in Matthew 22:1-14. You know when I  get the ropes series  at 3 ABN, I preached a whole sermon on Matthew 22:1-14. It’s a fascinating parable, it gives the same idea. There it says that messengers were sent out to invite the people to the wedding. And they said, “No, thanks.” So then, the fatted calf is prepared which refers to the death of Jesus Christ, and they reject the call again. And so the message is given, “Now, you go to the highways and to the byways, and compel everyone that you can to come in.” That’s the call to the gentiles. In other words another parable that Jesus taught in the Temple deals with the fact that the kingdom will be taken from the Jewish nation, from the Jewish theocracy and it will be given to the gentiles.

Kalian tahu ada suatu perumpamaan yang lain yang diajarkan Yesus di Bait Suci, yang mirip dengan perumpamaan ini, yang terdapat di Matius 22:1-14. Kalian tahu ketika saya mendapat kesempatan mengisi acara serial berantai di 3ABN saya mengkhotbahkan tentang Matius 22:1-14 ini. Ini adalah perumpamaan yang menarik, dan mengungkapkan ide yang sama. Di sana dikatakan, bahwa utusan-utusan dikirim keluar untuk mengundang orang-orang datang ke suatu perjamuan pernikahan, dan orang-orang itu yang diundang berkata, “Tidak bisa.” Maka lembu tambun pun dipersiapkan yang melambangkan kematian Yesus Kristus. Dan orang-orang itu menolak undangan itu lagi. Maka perintah pun diberikan “Sekarang kalian pergilah ke jalan-jalan besar dan gang-gang kecil  dan undanglah semua orang yang bisa kalian temui untuk datang.” Itulah panggilan kepada orang-orang non-Yahudi. Dengan kata lain, perumpamaan lain yang diajarkan Yesus di Bait Suci adalah tentang faktanya bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari bangsa Yahudi, dari pemerintahan teokratis Yahudi, dan itu akan diberikan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi.


Let’s go to Matthew 23:29-33, Jesus is still in the Temple and now He is coming to the last remarks that He is going to make in the Temple before leaving. Notice Matthew 23:29-33. These are on the woes on the religious leaders, on the Scribes and on the Pharisees, it says there   “Woe to you, scribes and Pharisees, hypocrites! Because you build the tombs of the prophets and adorn the monuments of the righteous,  and say, ‘If we had lived in the days of our fathers, we would not have been partakers with them in the blood of the prophets.’…”  Of course they are planning on killing Jesus. And He continues saying,  “…Therefore you are witnesses against yourselves that you are sons of those who murdered the prophets…”  And then He says,   “….Fill up, then, the measure of your fathers’ guilt…”  What does that mean: “fill up the measure”? The cup
is going to be what? Full. Do you know what that means? It simply means that their iniquity is complete. Remember, in Genesis 15:16 it says  the iniquity of the Amorites is not yet full [complete]” so they couldn’t enter the promised land because they had not sinned their day of grace away? By the way in Revelation chapter 16 it speaks about the seven last plagues and the cups have the fullness of the wrath of God. That means they are unmixed with what? With mercy. And then Jesus says in verse 33:    “….Serpents…”  Wow!   “… brood of vipers! How can you escape the condemnation of hell?”

Marilah kita ke Matius 23:29-33. Yesus masih ada di Bait Suci, dan sekarang Dia tiba pada komentarnya yang terakhir yang akan diberikanNya di Bait Suci sebelum Dia meninggalkannya. Perhatikan Matius 23:29-33. Ini adalah mengenai celaka bagi para pemuka agama, bagi para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dikatakan di sana  “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: ‘Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu’…” Padahal mereka sedang merencanakan pembunuhan Yesus, dan Dia melanjutkan berkata,  “… Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu….” Lalu kataNya,  “… Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!...” Apa maksudnya “penuhilah takaran nenek moyangmu”? Cawannya akan menjadi apa? Penuh. Apakah kalian mengerti apa maknanya? Maknanya semata-mata adalah dosa mereka sudah mentok. Ingat, di Kejadian 15:16 dikatakan kedurjanaan orang Amori itu belum genap" sehingga orang Israel belum bisa masuk ke tanah perjanjian, karena dosa orang Amori belum mencapai batas pintu kasihan mereka.  Di Wahyu pasal 16, ditulis tentang ketujuh malapetaka yang terakhir, dan cawan-cawan itu penuh dengan murka Allah. Artinya cawan-cawan itu sudah tidak bercampur dengan apa? Dengan belas kasihan. Lalu Yesus berkata di ayat 33,   “Hai kamu ular-ular…” Wow!  “… hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?”


But you know what’s interesting? Even though this is happening a couple of days before the death of Jesus, there was still 3½ years probation that Jesus was going to give to the Jewish nation even after He was crucified. Because the 70 weeks don’t end when Jesus was crucified, the 70 weeks end in the year 34, 3½ years later. So even after they killed Jesus, Jesus said “I am going to send you more messengers”. You might call this the fourth stage of the history of Israel, although it’s really part of the third, because it’s part of the 70 weeks.

Tahukah kalian apa yang menarik?  Walaupun ini terjadi dua hari sebelum kematian Yesus, Yesus masih memberikan 3½ tahun waktu percobaan lagi kepada bangsa Yahudi setelah penyalibanNya. Karena ke-70 minggu itu tidak berakhir pada saat penyaliban Yesus tetapi ke-70 minggu itu berakhir pada tahun 34, yaitu  3½ tahun kemudian. Jadi walaupun setelah mereka membunuh Yesus, Yesus berkata, “Aku akan mengirim utusan-utusan lagi”.  Kalian boleh menyebut ini tahap ke-4 dari sejarah Israel walaupun sebenarnya itu adalah bagian dari tahap ketiga, karena itu adalah bagian dari ke-70 minggu.


You say “Where does Jesus say that?” Matthew 23:34-36   “Therefore, indeed, I send you prophets, wise men, and scribes…”  Prophet was Stephen we are going to notice; the wise men, the 7 deacons are called wise men; in other words He sent additional messengers after the crucifixion of Jesus.  “… some of them…”  this is future, notice,   “… some of them you…”  what?  “… you will kill and crucify…”  see, this is future from that point,  “… and some of them you will scourge in your synagogues…”  like they did with Peter and John in Acts chapter 2 and 3,  “… and persecute from city to city…” who was it that persecutes from city to city? Saul of Tarsus. And now, notice. Because you treat these messengers ~ these last messengers in this way, notice that the cup is full. Verse 35   “…. that on you may come all the righteous blood shed on the earth, from the blood of righteous Abel to the blood of Zechariah, son of Berechiah, whom you murdered between the temple and the altar.  Assuredly, I say to you, all these things will come upon this generation.” Is this the end of the Hebrew theocracy? Absolutely.

Kalian berkata, “Di mana Yesus berkata begitu?” Matius 23:34-36  “Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat,…”  Nabinya adalah Stefanus, ini akan kita pelajari; orang-orang bijaksana adalah ke 7 diakon yang disebut orang-orang bijaksana; dengan kata lain Yesus mengirim utusan-utusan tambahan setelah penyalibanNya. “… beberapa  di antara mereka…”  ini di masa yang akan datang. Perhatikan,  “… beberapa di antara mereka…”  apa?  “… akan kamu bunuh dan kamu salibkan…” lihat ini masih akan terjadi di masa depan di lihat dari saat diucapkannya,  “… yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu…” seperti yang mereka lakukan pada Petrus dan Yohanes di Kisah pasal 2 dan 3,  “… dan kamu aniaya dari kota ke kota…” siapa yang menganiaya dari kota ke kota? Saulus dari Tarsus. Dan sekarang, perhatikan. Karena kalian memperlakukan utusan-utusan ini ~ utusan-utusan yang terakhir ini ~ demikian, perhatikan bahwa cawannya menjadi penuh. Ayat 35,   “… supaya kamu menanggung semua darah orang benar yang ditumpahkan di bumi, mulai dari darah Habel, orang benar itu, sampai kepada darah Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!" [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah ini berarti berakhirnya pemerintahan teokratis Yahudi? Tentu saja!


Now, Jesus finishes His remarks to the scribes and Pharisees, and I want you to notice what happens. Matthew 23:37-38  “O Jerusalem, Jerusalem, the one who kills the prophets and stones those who are sent to her! How often…”  we noticed that He tried to woo them in the Old Testament twice before the captivity, after the captivity,   “… How often I wanted to gather your children together, as a hen gathers her chicks under her wings, but you were not willing!...” And now notice carefully, what was the Temple when Jesus entered the Temple for the final time as the Shekinah glory? It was the Temple of God, and Jesus called it what? “My house”, but now notice the change. Verse 38,  “… See! Your house is left to you…” what?  “… desolate.”  Did we see that word in the Old Testament?  We most certainly did. And what did the abominations lead to? To what? To desolation.

Sekarang Yesus mengakhiri komentarnya kepada para ahli Taurat dan Farisi, dan saya mau kalian perhatikan apa yang terjadi. Matius 23:37-38: Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali…” kita telah melihat bahwa Yesus mencoba merayu mereka dalam Perjanjian Lama, dua kali sebelum penawanan, setelah penawanan,   “… Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau…”  Dan sekarang perhatikan baik-baik, ketika Yesus sebagai kemuliaan Shekinah memasuki Bait Suci terakhir kalinya, itu Bait Suci siapa? Bait Suci Tuhan, dan Yesus menyebutnya apa? “RumahKu.” Tetapi sekarang perhatikan perubahannya. Ayat 38,   “… Lihatlah rumahmu ini telah ditinggalkan…”  apa?  “…kepadamu terlantar.” [NKJV yang diindonesiakan]. Apakah kita pernah melihat kata ini di dalam Perjanjian Lama? Tentu saja. Jadi kekejian-kekejian itu mengakibatkan apa? Mengakibatkan apa? Mengakibatkan penelantaran.  


By the way, do you know where Jesus went after He left the Temple?  He went to the same place that the Shekinah went after the Shekinah left the Temple in Ezekiel’s time. Is this all coincidence? No, it’s not coincidence at all. Notice Matthew 24:1 it says  “Then Jesus went out and departed from the temple…”  why was the Temple desolate? Because the Shekinah was no longer there.  Then Jesus went out and departed from the temple and His disciples came up to show Him the buildings of the temple.”

Omong-omong, tahukah kalian ke mana Yesus pergi setelah Dia meninggalkan Bait Suci? Dia pergi ke tempat yang sama Sang Shekinah dulu pergi setelah Sang Shekinah meninggalkan Bait Suci di zaman Yehezkiel. Apakah semua ini hanya suatu kebetulan? Bukan, ini bukan kebetulan. Perhatikan Matius 24:1, dikatakan, Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi…” Mengapa Bait Suci menjadi terlantar? Karena Sang Shekinah sudah tidak ada lagi di sana.  “Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah.”


And then Jesus speaks about the destruction of Jerusalem. Why was Jerusalem destroyed? Because they rejected Jesus. Let’s read it in Matthew 24:2-3    And Jesus said to them, ‘Do you not see all these things? Assuredly, I say to you, not one stone shall be
left here upon another, that shall not be thrown down.’  Now as He sat…”  where? Oh, the Shekinah is on the Mount of Olives now! He has forsaken the Temple, and so it says,  “…Now as He sat on the Mount of Olives, the disciples came to Him privately, saying, ‘Tell us, when will these things be? And what will be the sign of Your coming, and of the end of the age?’” And then Jesus begins giving His sermon, His famous sermon on the Mount of Olives. And I want you to notice what Jesus predicted.

Lalu Yesus berbicara mengenai kehancuran Yerusalem. Mengapa Yerusalem dihancurkan? Karena mereka menolak Yesus. Mari kita baca di Matius 24:2-3. Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; yang tidak akan diruntuhkan.’  Ketika Yesus duduk di…”  mana? Oh, Sang Shekinah ada di Bukit Zaitun sekarang! Dia telah meninggalkan Bait Suci, maka dikatakan,   “….Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?’" Lalu Yesus mulai memberikan khotbahNya, khotbahNya yang terkenal di Bukit Zaitun. Dan saya mau kalian memperhatikan apa yang dinubuatkan Yesus.

We will only read Matthew 24:15. Listen carefully, the two key words that we find in the prophecy of the 70 weeks are contained here in Matthew 24:15 and then Luke 21 explains what this means. Notice what Jesus says,  “Therefore when you see the ‘abomination of desolation,’…”  are those the words we find in the Old Testament? Yes. “… When you see ‘the abomination of desolation’…”  and if you are thinking this has nothing to do with Daniel, Jesus says,  “… spoken of by Daniel the prophet, ‘standing in the holy place’ (whoever reads, let him understand)…” What Jesus is referring to was the Roman army had surrounded the city of Jerusalem, they have placed their standards which had an eagle, in the ground, and they were worshiping their standards, and the interesting thing is, that God had told His people ~ if you can continue there reading Matthew 24 ~ God has told His people “When you see this sign, this ‘abomination of desolation’ make sure you flee the city so that you are not destroyed when the city is destroyed.” 
Was there a work of separation that took place before the city is destroyed? Absolutely. Not one Christian, we were told in The Great Controversy, perished in the destruction of Jerusalem.  Because they had been separated before the destruction came, just like it happened in the Old Testament.

Kita hanya akan membaca Matius 24:15. Dengarkan baik-baik, kedua kata kunci yang kita temukan dalam nubuatan 70 minggu terdapat di Matius 24:15 di sini, dan kemudian Lukas 21 menjelaskan apa maknanya. Perhatikan apa kata Yesus,Jadi apabila kamu melihat kekejian yang menelantarkan…” Apakah kedua kata ini kita temukan dalam Perjanjian Lama? Ya.   Jadi apabila kamu melihat kekejian yang menelantarkan berdiri di tempat kudus,…”  dan seandainya kalian berpikir ini tidak ada kaitannya dengan kitab Daniel, Yesus sudah berkata, “… yang disebut oleh nabi Daniel—barangsiap yang membaca hendaklah dia mengerti.” [NKJV yang diindonesiakan].  Apa yang dibicarakan Yesus adalah tentara Romawi yang telah mengepung kota Yerusalem, mereka telah menancapkan bendera mereka yang bergambar seekor burung rajawali di atas bumi, dan mereka menyembah bendera itu, hal yang menarik adalah Tuhan telah memberitahu umatNya ~ jika kalian bisa melanjutkan membaca Matius pasal 24 ~ Tuhan telah memberitahu umatNya, “Bilamana kalian melihat tanda ini, tanda ‘kekejian yang menelantarkan’ ini [berdiri di Bait Suci], pastikan kalian lari meninggalkan kota agar kalian jangan binasa, karena kota itu akan dibinasakan.”
Apakah ada pemisahan yang terjadi sebelum kota itu dihancurkan? Benar sekali. Menurut The Great Controversy, tidak ada satu orang Kristen pun yang binasa saat Yerusalem dihancurkan, karena mereka telah dipisahkan sebelum kehancuran itu tiba, sama seperti yang terjadi di zaman Perjanjian Lama.


Now, what does this mean, “when you see the abomination of desolation”? It’s actually the Roman army that surrounded Jerusalem. You say, “How do we know that?” Luke 21:20, here Jesus teaches the same thing but He uses different words. In Matthews He says, When you see ‘the abomination of desolation’”  but now notice what He says,   “But when you see Jerusalem…” what?  “… surrounded by armies, then know that its desolation is near.” What were those armies that surrounded Jerusalem that gave the signal to those who were inside that they needed to flee in order not to be destroyed? It was the Roman army.
Then you say, “How could they flee if they have the city surrounded?” Well, Josephus tells us that for some unexplained reason ~ but we know what it was, it was God’s providence ~ the Roman army suddenly left  and the Jews inside the city they said,  “Hey, this is a signal that God is with us!” and they went after the Romans and the Romans suffered many losses. Do you know what the Christians did when the Romans departed? They all escaped to the mountains of Judea just like Jesus said. And then the Romans came back and they destroyed the city and they destroyed the Temple. Are you following what we are studying this morning? It’s vital for what we are going to study in our next two lectures.

Nah, apa maksudnya Jadi apabila kamu melihat kekejian yang menelantarkan”? Sebenarnya ini adalah tentara Romawi yang mengepung Yerusalem. Kalian berkata, “Dari mana kita tahu itu?” Lukas 21:20, di sini Yesus mengajar hal yang sama tetapi Dia memakai kata-kata yang berbeda. Di Matius, Yesus berkata, Jadi apabila kamu melihat kekejian yang menelantarkan…”, tetapi sekarang perhatikan apa kata Yesus, "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa  penelantarannya  sudah dekat.” [NKJV yang diindonesiakan].  Tentara siapa yang mengepung Yerusalem yang merupakan tanda bagi mereka yang berada di dalam kota agar mereka segera melarikan diri supaya tidak dibinasakan? Tentara Romawi.
Lalu kalian berkata, “Bagaimana mereka bisa melarikan diri jika tentara Romawi sudah mengepung kota?” Nah, Josephus [seorang ahli sejarah masa itu] memberitahu kita bahwa karena alasan yang tidak jelas ~ tetapi kita tahu apa alasan itu, itu adalah campur tangan Tuhan ~ tentara Romawi tiba-tiba mengundurkan diri dan orang-orang Yahudi di dalam kota berkata, “Hei, ini adalah pertanda bahwa Tuhan menyertai kita!” dan mereka pergi mengejar tentara Romawi, dan tentara Romawi menderita banyak kekalahan. Tahukah kalian apa yang dilakukan orang-orang Kristen ketika tentara Romawi itu pergi? Mereka semuanya melarikan diri ke bukit-bukit Yudea, persis seperti yang diperintahkan Yesus. Lalu tentara Romawi kembali dan mereka menghancurkan kota Yerusalem dan mereka menghancurkan Bait Suci. Apakah kalian bisa mengikuti apa yang kita pelajari pagi ini? Ini sangat vital untuk apa yang akan kita pelajari dalam dua pelajaran berikutnya.


Now, notice Luke 19:41-44   “Now as He drew near…”  this is at the triumphal entry  “… He saw the city and wept over it,  saying, ‘If you had known, even you, especially in this your day, the things that make for your peace! But now they are hidden from your eyes.  For days will come upon you when your enemies will build an embankment around you, surround you and close you in on every side,  and level you, and your children within you…”  this is the desolation of Jerusalem,  “… to the ground; and they will not leave in you one stone upon another…”  for what reason?  “… because you did not know the…” what?  “…the time of your visitation.’”  Who had made that visitation? Jesus Christ.

Sekarang, perhatikan Lukas 19:41-44Dan ketika Yesus telah dekat…” ini adalah peristiwa kedatangan Yesus ke Yerusalem yang dielu-elukan banyak orang,  “… dan melihat kota itu, Ia menangisinya,  kata-Nya: ‘Wahai, seandainya saja engkau tahu, yaitu engkau, terutama pada saatmu sekarang ini, akan hal-hal yang mendatangkan damai sejahteramu! Tetapi hal-hal itu tersembunyi dari matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan membangun tembok mengelilingi engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan meratakan engkau beserta dengan anak-anakmu di dalam kotamu hingga rata dengan tanah…”  ini adalah penelantaran Yerusalem,  “… dan mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain…” mengapa?  “… karena engkau tidak mengetahui…” apa?  “…saat, bilamana Allah melawat engkau.’…" [NKJV yang diindonesiakan]. Siapa yang melawat? Yesus Kristus.


Now, let me make something very clear, God loves the Jews. Even Jews were unbelieving, God loves them, God loves everyone in this world. When we talk this way in harmony with Scripture we are not saying that we should be anti-Jewish.  There are many individuals within Judaism that sincerely love the Lord, many of them are   becoming Messianic Jews. But we are talking about the end of the Jewish theocracy as God’s nation, not all of the individuals within that nation. Is that clear? There are many sincere individuals within that nation, just as there are many sincere individuals within the Roman Catholic and the Protestant churches that keep the wrong day of the week. That’s why in Revelation God says to these people, “Come out of her, My people.”

Sekarang, saya ingin menyatakan sesuatu dengan sangat jelas: Tuhan mengasihi orang Yahudi. Walaupun orang Yahudi tidak percaya, Tuhan mengasihi mereka. Tuhan mengasihi semua orang di dunia ini. Kita berbicara demikian sejalan dengan Firman Tuhan, kita tidak mengatakan bahwa kita harus menjadi anti-Yahudi. Ada banyak orang dalam faham Yudaisme yang secara tulus mengasihi Tuhan, dan banyak dari mereka sedang berubah menjadi beriman kepada Sang Mesias. Tetapi di sini kita berbicara mengenai pemerintahan teokratis Yahudi sebagai bangsa pilihan Tuhan, bukan mengenai individu-individu pribadi bangsa tersebut. Apakah ini jelas? Ada banyak individu dalam bangsa itu yang tulus, sama seperti ada banyak individu yang tulus dalam gereja Roma Katolik dan gereja-gereja Protestan, yang beribadah pada hari yang salah. Itulah sebabnya mengapa di kitab Wahyu, Tuhan berkata kepada orang-orang ini, “Keluarlah dari sana, umat-Ku!”.


So let’s review the three stages of Israel’s history.
·       The first stage is the first 800 years. From Mt. Sinai to the captivity.
·       After that God says, “70 weeks more” = 490 years. Did they shape up? No. When Jesus came, they were oblivious to what His mission was.
·       And so Jesus is sent. This is the last opportunity. Last of all He sends His Son as the last resort. And what do they do? Instead of accepting the Son, they arise to destroy Him.
And what happens with the Jewish theocracy? The Jewish theocracy comes to an end.
And now the gospel is to be preached by whom? By the gentiles to the world.

Jadi, marilah kita mengulang ketiga tahap sejarah Israel.
·       Tahap pertama adalah 800 tahun yang pertama, dari G. Sinai hingga masa penawanan.
·       Setelah itu Tuhan berkata, “70 minggu lagi” = 490 tahun. Apakah bangsa Israel berubah? Tidak. Ketika Yesus datang mereka sama sekali tidak tahu apa-apa tentang misiNya.
·       Lalu dikirimlah Yesus. Ini adalah kesempatan yang terakhir. Yang terakhir Tuhan mengirim AnakNya sebagai upaya terakhir. Dan apa yang mereka lakukan? Bukannya menerima Sang Anak, mereka justru bangkit untuk membinasakan Dia.
Dan apa yang terjadi pada pemerintahan teokratis Yahudi? Pemerintahan teokratis Yahudi berakhir.
Dan sekarang Injil diberitakan oleh siapa? Oleh bangsa-bangsa non-Yahudi ke seluruh dunia.


Now, allow me to read you a statement near the close of our presentation from The Great Controversy pages 21-23, we need to bring this to our day, to our time. Ellen White here says, “The great sin of the Jews was their rejection of Christ. The great sin of the Christian world would be the rejection of the Law of God, the foundation of His government in Heaven and in earth.” What was the great sin of the Jews? The rejection of whom? Of Christ. What will be the rejection of the Christian world? God’s Law.
Well, you say, “They are two different things.” No, they are not. You see, the Law of God is a reflection of the character of Christ.  It is a written description of Christ in His character so if you crucify the Law, who are you really crucifying?  You are crucifying Jesus Christ, because the Law is a reflection of Him.

Nah, saya ingin membacakan suatu pernyataan menjelang akhir dari pelajaran hari ini dari buku The Great Controversy, hal 21-23. Kita perlu membawa hal ini ke zaman kita. Ellen White berkata di sini, “Dosa besar orang-orang Yahudi adalah penolakan mereka terhadap Kristus. Dosa besar dunia Kristen adalah penolakan mereka terhadap Hukum Tuhan, yang adalah fondasi pemerintahanNya di Surga dan di bumi.” Jadi apa dosa besar orang Yahudi? Penolakan terhadap siapa? Terhadap Kristus. Dan apa yang akan ditolak oleh dunia Kristen? Hukum Tuhan.
Nah, kalian berkata, “Itu kan dua hal yang berbeda.” Tidak, itu bukan dua hal yang berbeda. Kalian lihat, hukum Tuhan adalah pantulan dari karakter Kritus. Itu adalah deskripsi tertulis tentang karakter Kristus, maka jika kalian menyalibkan Hukum, siapa sebenarnya yang kalian salibkan? Kalian menyalibkan Yesus Kristus, karena Hukum itu adalah refleksi DiriNya.


Now, I find it very interesting that in the Christian church today. In churches today you hear statements such as
·       “the Law was nailed to the cross”,
·       “no one can keep it”,
·       “it was for the Jews”,
·       “we are not under Law but under grace”,
·       “we are not under the letter but under the Spirit”,
·       “only believe and ye shall be saved”.
You hear that from the pulpit. But in the political arena you hear a different tune.   You hear evangelical saying, “Now, folks, we need to get the government to establish laws that preserve the sacredness of marriage, and the sacredness of life, and we need to have the government give anti-pornography law, and we need to post the 10 Commandments in our court rooms. I thought they were nailed to the cross? This is double speak. This is talking out of both sides of your mouth. How can you say in the church “You can’t keep the Law”, “you are not under Law, you are under grace”, “it was for the Jews” and then turn around saying, “Seeler, put the 10 Commandments in your courtrooms! And straighten up what we have made a mess of.”  You see, people have listened to their preachers and they have come to believe what their preachers say.  The preachers say, “Ah, nobody can keep the Law, God doesn’t expect you to keep the Law, you are saved by grace.” And so Christians say, “Good, I’ll go out and live it up, and I’ll have my cake and I will eat it too.” Are you understanding me?

Sekarang, menurut saya adalah hal yang sangat menarik di dalam gereja Kristen masa kini. Di gereja-gereja sekarang ini kita mendengar pernyataan seperti
·       “Hukum sudah dipakukan di salib”,
·       “tidak ada manusia yang bisa menuruti Hukum”,
·       “Hukum itu untuk orang Yahudi”,
·       “kita tidak berada di bawah Hukum tapi di bawah kasih karunia”,
·       “kita tidak di bawah tulisan harafiah Hukum tetapi di bawah Roh”,
·       “percaya saja, dan kamu akan selamat”.
Kita mendengar hal-hal ini dari mimbar. Tetapi di arena politik, kita mendengar nyanyian yang berbeda. Kita mendengar para pengabar injil berkata, “Saudara-saudara, kita harus memaksa pemerintah untuk membuat hukum-hukum yang mempertahankan kesucian perkawinan dan kesakralan hidup; dan kita perlu pemerintah membuat hukum anti-pornografi; dan kita perlu memasang tulisan 10 Hukum di dalam ruang-ruang pengadilan kita.” Lho, bukankah mereka berkata bahwa 10 Hukum sudah dipakukan ke salib?  Ini namanya ular berkepala dua. Ini ngomong ngalor-ngidul tidak sama. Bagaimana di dalam gereja mereka bisa berkata “Tidak ada yang bisa mematuhi Hukum”, “kita tidak di bawah Hukum, kita di bawah kasih karunia”, “Hukum itu untuk orang Yahudi”, lalu setelah itu berbalik punggung dan berkata,  “Pak Seeler,  pasanglah tulisan 10 Hukum di ruang-ruang pengadilanmu, dan perbaikilah semua kesalahan yang telah kita perbuat!”  Kalian tahu, orang-orang  mendengarkan pendeta-pendeta mereka, dan mereka sudah terlanjur percaya kepada apa yang dikatakan para pendeta. Para pendeta berkata, “Ah, tidak ada yang bisa mematuhi Hukum, Tuhan tidak mengharapkan kamu mematuhi Hukum, kamu itu diselamatkan oleh kasih karunia.” Maka orang-orang Kristen berkata, “Bagus, saya akan hidup semau saya, dan saya tetap masuk Surga.” Apakah kalian memahami saya?


So the sin of the Jews is no greater than the sin of the Christian world today. And the destruction of Jerusalem has a two fold fulfillment. The disciples asked Jesus two questions.  “When will these things be?” ~  the destruction of Jerusalem ~ “and what will be the sign of Your coming and the end of the world?” What happened with the Jewish nation will happen with the Christian world at the end of time as well. Did you understand what we studied this morning?  It’s the foundation for what we will study in our next two lectures.      

Maka dosa orang Yahudi tidaklah lebih besar daripada dosa dunia Kristen hari ini. Dan kehancuran Yerusalem memiliki penggenapan ganda. Para murid mengajukan dua pertanyaan kepada Yesus,bilamanakah itu akan terjadi”  ` yaitu penghancuran Yerusalem ~  “dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Apa yang terjadi kepada bangsa Yahudi akan terjadi kepada dunia Kristen pada akhir zaman juga. Apakah kalian mengerti apa yang kita pelajari pagi ini? Ini adalah fondasi dari apa yang akan kita pelajari dalam dua pelajaran berikutnya.


12 03 14 

No comments:

Post a Comment