HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 20/32 -
Stephen Bohr
AS A THIEF IN
THE NIGHT
Dibuka dengan doa.
I would like us to go back in our minds to the time of the flood,
the universal flood in the days of Noah. In Genesis 6:5, 11-12, we find a
description of the wickedness of the world before the flood. We find there in
Genesis 6:5 the following words: “Then he Lord saw that the wickedness of man was great in the earth, and that every intent of the thoughts of his
heart was only evil
continually.” Notice
the expressions, “…the wickedness
… was great… every
intent of the thoughts of his heart was only
evil continually.” And
then verses 11 and 12 tell us what the result was in society. Verse 11 states “ The earth also was corrupt before God, and the earth
was filled with violence. So
God looked upon the earth, and indeed it was corrupt; for all flesh had
corrupted their way on the earth.” What could have led the world to reach this
condition in only approximately 1600 years since creation?
Saya ingin kita membawa
pikiran kita mundur ke zaman air bah, air bah yang universal di zaman Nuh. Di Kejadian 6:5, 11-12, kita
mendapatkan deskripsi tentang jahatnya dunia sebelum air bah itu. Di Kejadian
6:5 kita temukan kata-kata ini, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa
kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu
membuahkan kejahatan semata-mata.” Perhatikan ungkapannya, “…kejahatan manusia besar… dan
bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” Lalu ayat 11 dan 12 memberitahu kita apa dampaknya
pada masyarakat. Ayat 11 menyatakan, “Ada pun bumi itu telah rusak
di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan
sungguhlah rusak benar, sebab semua daging menjalankan hidup yang rusak
di bumi” Apa
yang membuat dunia sampai begini kondisinya dalam waktu hanya sekitar 1600
tahun setelah diciptakan?
Genesis 6 explains the reason why. It tells us that the sons of God which
represent the righteous, saw that the daughters of men were beautiful, which
basically means that the righteous began to intermingle with the unrighteous.
And let me tell you something. Very rarely it’s the case when a righteous
person joins an unrighteous person in marriage that the unrighteous person
becomes righteous, once in a while it will happen, but very seldom. And so it
was the
union of the faithful and the unfaithful, the righteous with the unrighteous,
according to Genesis 6:1-4 that led to the corruption of the world, to the
demoralization of the world. But God had a remnant, a faithful remnant.
Small, in the context of the millions that undoubtedly lived in the world at that
time. In fact the remnant when the flood came, was composed of only 8 people.
Kejadian pasal 6 menjelaskan alasannya. Di sana dikatakan bahwa
anak-anak Allah ~ yang mewakili orang-orang yang benar ~ terpesona oleh anak-anak
manusia yang cantik-cantik, jadi pada dasarnya ini berarti orang-orang yang
benar mulai bercampur dengan orang-orang yang tidak benar. Saya beritahu
sesuatu. Bilamana seorang yang benar, bersatu dalam pernikahan dengan seorang
yang tidak benar, amat sangat jarang terjadi orang yang tidak benar itu menjadi benar, kadang-kadang, sekali waktu,
itu bisa terjadi, tapi sangat jarang. Jadi begitulah, penggabungan antara orang yang setia kepada Tuhan dengan
yang tidak setia, antara orang benar dengan yang tidak benar, menurut Kejadian
6:1-4, telah mengakibatkan rusaknya dunia, membuat merosotnya moral dunia.
Namun Tuhan tetap memiliki umat yang sisa, yang setia. Jumlahnya kecil
dibandingkan dengan jutaan orang yang dipastikan hidup di dunia pada waktu itu.
Bahkan ketika air bah itu datang, umat Tuhan yang tersisa hanya terdiri atas 8
orang.
Now between creation and the flood
approximately 1656 years had transpired, how many people were living in the
world at that time? Men lived to be almost a thousand years old, how many
children can a thousand year old man
have? Actually 969, Methuselah. You know, when they were 300 years old, they
were just teenagers. There was no scarcity of resources. There was very little
disease according to the Spirit of Prophecy. The world was in its pristine
glory. Very little did you see the effects of sin. There must have been
millions of people living on planet earth. There was a faithful remnant.
Nah, antara waktu penciptaan dan air bah, kira-kira berjarak 1656 tahun.
Berapa banyak orang yang hidup di dunia pada waktu itu? Saat itu manusia hidup
hingga berusia hampir seribu tahun, berapa orang anak yang bisa dimiliki
seorang yang hidup hingga hampir 1000 tahun? Tepatnya hingga usia 969, itu Metuselah. Kalian tahu, ketika mereka masih
berusia 300 tahun, mereka masih terhitung remaja. Tidak ada keterbatasan sumber
alam. Dan menurut Roh Nubuat, hanya sedikit sekali penyakit yang ada di waktu
itu. Dunia sedang berada dalam kejayaannya yang murni. Akibat dosa masih sedikit sekali yang nampak. Pasti ada jutaan manusia yang hidup di planet
bumi pada waktu itu. Dan Tuhan punya umat yang sisa, yang setia.
Let’s read about the faithful remnant in
Genesis 6:9 and then we’ll continue to chapter 7:1. Genesis 6:9 says, “This
is the genealogy of Noah. Noah was a just man, perfect in his generations. Noah
walked with God…” And
then let’s notice chapter 7:1 “Then the Lord said to Noah, ‘Come into the ark, you
and all your household, because I have seen that you are righteous
before Me in this generation.’” So
God had a small remnant that walked with Him and was righteous.
Marilah kita baca
tentang umat sisa yang setia ini di Kejadian 6:9, lalu kita lanjutkan ke pasal
7:1. Kejadian 6:9 berkata, “Inilah riwayat Nuh: Nuh
adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya;
dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” Dan marilah kita perhatikan pasal 7:1 “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: ‘Masuklah ke dalam bahtera itu,
engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di
antara orang zaman ini.’” Jadi Tuhan punya umat sisa yang
sedikit, yang hidup dekat denganNya, dan
benar.
God called Noah to be His messenger to the
world, and God established a period, a clearly defined period of probation. Notice Genesis 6:3, describes the
period of probation during which Noah preached righteousness. It says there, “ And
the Lord said, ‘My Spirit shall not strive with man forever…” in other words, the door of mercy is not going
to be opened indefinitely “… for
he is indeed flesh;
yet his days shall be one hundred and twenty years.’” This was the probationary period for the
antediluvian race and during this period, God called Noah to preach a message
of righteousness. In fact in 2 Peter 2:5 we are told that Noah was a preacher
of righteousness.
Tuhan memanggil Nuh
menjadi utusanNya kepada dunia, dan Tuhan menentukan suatu periode, suatu waktu
percobaan yang jelas. Perhatikan Kejadian 6:3 yang menggambarkan masa percobaan
untuk dunia pada saat Nuh menyampaikan berita kebenaran. Dikatakan di sana, “Berfirmanlah TUHAN: ‘Roh-Ku tidak akan selama-lamanya bergumul dengan manusia…” dengan
kata lain, pintu kasihan tidak akan terbuka terus tanpa batas, “… karena manusia itu adalah
daging, tetapi waktu
yang akan diberikan manusia adalah seratus dua puluh tahun
saja.’”[NKJV yang diindonesiakan]. Maksudnya ini adalah waktu percobaan yang diberikan kepada bangsa antediluvian [= zaman sebelum
air bah]. Selama wkatu
itu, Tuhan memanggil Nuh untuk menyampaikan kabar kebenaran. Malah di 2 Petrus
2:5 kita tahu bahwa Nuh adalah seorang pemberita kebenaran.
He said to the antediluvian world, “God is a
God of mercy, God of love, He is willing to forgive, but through His power you
must straighten out your lives. You must live righteous lives.” Now, the
message of Noah was accompanied by the power of the Holy Spirit because God
said, “My Spirit will not always strive with man” but He will strive for 120 years. So the
message of Noah was a message that was accompanied by God’s Holy Spirit, but it
was also a message of Judgment. His preaching was a preaching of judgment.
Nuh berkata kepada
dunia antediluvian, “Tuhan itu Tuhan yang pengampun, yang mengasihi. Dia
bersedia memberi pengampunan, tetapi melalui kuasaNya, kamu harus membenahi
hidupmu. Kamu harus menjalani hidup yang benar.” Nah, pekabaran Nuh itu
dibarengi oleh kuasa Roh Kudus karena Tuhan berkata, “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya
bergumul dengan manusia”, tetapi Dia mau bergumul selama 120
tahun. Jadi pekabaran Nuh adalah pekabaran yang disertai oleh Roh Kudus, tetapi itu juga suatu pekabaran tentang penghakiman. Pekabarannya adalah suatu
pekabaran penghakiman.
And you say, “How do you know that?” You know
the word “strive” that is used there in Genesis 6, “My
Spirit shall not always strive with men”, most of the time that this word appears in the Old
Testament, is the Hebrew word דּוּן
דּין [deen, doon] pretty close
to “doom” only an “n” at the end, דּוּן דּין [deen, doon] most of the time
is trans-lated
“judgment”. In other words, the Holy Spirit through Noah, was preaching a
message of judgment, people had to decide to be on one side or the
other. In other words his message had the power of polarizing society. He
preached through the power of the Holy Spirit, and his message was a message of
judgment because it divided the world into two groups.
Dan kalian berkata, “Dari mana bisa tahu itu?”
Kalian tahu, kata “bergumul” yang dipakai di Kejadian pasal 6 “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya bergumul
dengan manusia” bilamana kata ini muncul di Kitab
Perjanjian Lama, kebanyakan berasal dari kata Ibrani דּוּן דּין [deen, doon] yang bunyinya mirip kata “doom” [= kebinasaan],
hanya beda huruf “n” di akhirnya. דּוּן דּין [deen, doon] kebanyakan diterjemahkan “penga-dilan”.
Dengan kata lain, melalui Nuh, Roh
Kudus menyampaikan suatu pekabaran pengadilan, manusia harus memutuskan untuk
memilih pihak yang satu atau yang lain. Dengan kata lain,
pekabaran ini mempunyai kuasa untuk memisahkan masyarakat. Nuh membawa
pekabaran itu melalui kuasa Roh Kudus, dan pekabarannya adalah pekabaran
tentang penghakiman, karena pekabaran itu membagi
dunia menjadi dua kelompok.
Now,
Noah not only preached, he showed that he believed his message. Because we are
told in Hebrews 11:7 that he built an ark. Every hammer blow on the ark was
evidence that Noah believed what he was preaching. You see, if he had only
preached, people would say, “And what are you going to do about it?” Noah said,
“I believe what I preach. It’s going to rain!” And he built an ark to show that
he believed what he was preaching. And by the way he was building this ark on
dry ground.
Nah, Nuh bukan hanya berkhotbah, tetapi dia
menunjukkan bahwa dia percaya kepada pekabaran yang disampaikannya. Karena di
Ibrani 11:7 kita melihat bahwa Nuh membangun sebuah bahtera. Setiap pukulan
palu pada bahtera itu adalah bukti bahwa Nuh percaya pada apa yang
dikhotbahkannya. Kalian lihat, seandainya Nuh hanya berkhotbah, orang-orang
akan berkata, “Lalu apa yang akan kamu lakukan?” Nuh berkata, “Aku yakin dengan
apa yang aku khotbahkan. Hujan akan turun!” Dan dia membangun sebuah bathera
untuk membuktikan bahwa dia yakin pada apa yang dikhotbahkannya. Dan kalian tahu, Nuh membangun bahtera ini di atas daratan kering.
Now,
Noah’s message was contrary to historical, scientific, sensorial and rational
information. In other words, his message of a universal flood was preposterous
because before the flood it had never rained. The Bible tells us the earth was
watered by a sort of automatic sprinkler system, the Bible says, a mist would
come up from the earth and water the earth. You see, at Creation, God placed
water above and He placed water below the earth. Above, so that there would be
a uniform climate, kind of a green house, and below so that the earth could be
watered. So it had never rained. And so Noah brings this message that it’s
going to rain. Absurd! Ridiculous! Who would ever think that water could fall
from heaven and totally flood the world?
Nah, pekabaran Nuh itu bertentangan dengan segala
informasi atau data yang ada, baik menurut sejarah, menurut sains, menurut
pancaindera, maupun menurut rasio. Dengan kata lain, pekabaran Nuh akan adanya
air bah yang mendunia, adalah sangat mustahil
karena sebelumnya tidak pernah ada hujan. Alkitab memberitahu kita bahwa
sebelum itu bumi diairi oleh semacam sistem penyemprotan automatis. Alkitab
berkata suatu kabut muncul dari dalam bumi untuk membasahi bumi. Kalian lihat,
pada waktu Penciptaan, Tuhan telah menempatkan air di atas dan air di bawah
bumi. Di atas supaya menjamin suatu cuaca yang seragam, semacam rumah kaca
begitu; dan di bawah supaya bumi bisa diairi.
Jadi pada waktu itu, tidak pernah ada hujan. Dan Nuh sekarang membawa
pekabaran bahwa akan ada hujan. Tidak masuk akal! Menggelikan! Mana mungkin
akan ada air yang jatuh dari langit dan membanjiri seluruh dunia?
I’d like
to use my imagination and think what academia had to say about Noah’s message.
Let’s imagine the Department of Natural Sciences, I can hear the experts
saying, “It has never rained before. Everything has continued as from the
beginning.” As it says in 2 Peter. “It would be unscientific to believe that
water could fall from heaven and fill the earth.”
I would
like to imagine what the Theologians must have been saying, “God loves the
world too much to destroy it. Besides rain from heaven would require a miracle
and nature works on the basis of natural law.” See, these were liberal
theologians.
I would like
to think what the History Department of Academia would say. “There is no
historical record of any rain in the past, so why should we believe there is
going to be one now?”
I’d like
to think what the Behavioral Sciences department must have said, “Noah is
suffering from an imaginary mental delusion, he is confusing reality with
fantasy, he is mentally deranged.”
I would
like to think what the Sociology Department of that University must have said,
“We must not allow a lunatic like Noah to interrupt the stable order of
society.” Noah was probably looked upon as peculiar, sectarian, and perhaps
even as a cultist.
I’d like
to think what the philosophers must have said, “Noah is suffering because of an
existential void in his life. What’s truth for Noah is not necessarily truth
for everyone else.”
Saya ingin membayangkan dan berpikir apa
kira-kira yang dikatakan dunia akademika tentang pekabaran Nuh ini.
Mari kita bayangkan Departement Sains Alam. Saya
bisa mendengar pakar-pakar itu berkata, “Tidak pernah ada hujan sebelumnya.
Segala sesuatu itu berlanjut sebagaimana adanya sejak awal” sebagaimana yang
dikatakan di 2 Petrus [3:4].
“Mempercayai bahwa ada air yang akan jatuh dari langit dan memenuhi bumi adalah
tidak ilmiah.”
Saya ingin membayangkan apa yang dikatakan para theolog,
“Tuhan terlalu mencintai dunia untuk membinasakannya. Lagi pula jatuhnya air
dari langit berarti suatu mujizat, dan alam selama ini berjalan sesuai hukum
alam.” Ini adalah theolog-theolog yang liberal.
Saya ingin membayangkan apa yang dikatakan
Akademi Departemen Sejarah. “Tidak ada catatan sejarah adanya hujan di masa
lampau, jadi mengapa sekarang kita harus percaya akan terjadi demikian?”
Saya ingin membayangkan apa yang dikatakan
Departemen Sains Perilaku. “Nuh menderita sakit mental, dia tidak bisa
membedakan realitas dari khayalan, dia sudah tidak waras.”
Saya ingin membayangkan apa yang dikatakan
Departemen Sosiologi di Universitas tersebut.
“Jangan kita biarkan seorang yang
tidak waras seperti Nuh mengganggu tatanan kestabilan masyarakat.” Kira-kira
Nuh dianggap manusia yang aneh, berpikiran picik, dan bahkan dianggap seorang
kultis.
Saya ingin membayangkan apa yang dikatakan para
filosofis. “Nuh itu menderita karena mengalami kekosongan dalam hidupnya. Apa yang
bagi Nuh benar, belum tentu benar untuk orang-orang yang lain.”
The
bottom line is when Noah finished his preaching, all of the world was divided
into two groups. And there were only 8 people faithful to God. You know that is
a sobering thought. The minority has always been with God. The majority has not been with
God. People think that because their church is the largest church, that
that has to be the true church. Not necessarily. Because God has always dealt
with minorities because the minorities are the ones who want to accept and
follow His ways. And so Noah preached this message for 120 years.
Intinya, ketika Nuh selesai berkhotbah, seluruh
dunia terbagi menjadi dua kelompok. Dan hanya ada 8 orang yang setia kepada
Tuhan. Kalian tahu, ini adalah kenyataan yang menohok. Yang memihak Tuhan selalu adalah golongan minoritas.
Golongan mayoritas tidak pernah memihak Tuhan. Banyak orang
berpikir karena gereja mereka adalah gereja yang paling besar, maka pastilah
itu gereja yang benar. Bukan jaminan. Karena Tuhan selama ini selalu
berhubungan dengan golongan minoritas karena golongan minoritas-lah yang mau
menerima dan mematuhi jalan Tuhan.
Maka Nuh pun mengkhotbahkan pekabaran ini selama
120 tahun.
I would
like to imagine what it must have been like when the 120 years of probation
came to an end and Noah stood at the door of the ark, pleading with people to
come in and take refuge from the flood that is going to come. All they did was
mock and made fun of him. So, Noah and his family entered the ark. I want you
to notice what happens next. Probation comes to a close when the door of the
ark closes.
Saya ingin membayangkan bagaimana rasanya ketika
waktu percobaan yang 120 tahun itu berakhir dan Nuh berdiri di pintu bahtera,
memohon orang-orang untuk datang dan berlindung dari air bah yang akan datang.
Tetapi apa yang mereka lakukan adalah mencemooh dan menertawakan Nuh. Maka Nuh
dan keluarganya masuk ke dalam bahtera. Saya ingin kalian perhatikan apa yang
terjadi kemudian. Waktu percobaan
berakhir ketika pintu bahtera itu menutup.
Notice
Genesis 7:16 Noah has finished preaching his message, and we are told
there, “So those that entered, male and female of all
flesh, went in as God had commanded him; and the Lord shut him in.”
Who
closed the door? God closed the door when probation came
to an end. When preaching came to an end.
Perhatikan Kejadian 7:16, Nuh sudah selesai
mengkhotbahkan pekabarannya, dan kita mendapat tahu di sana, “Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup,
seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera
itu di belakang Nuh.”
Siapa yang menutup pintu? Tuhan yang menutup pintu ketika waktu percobaan berakhir,
pada waktu khotbah tentang pekabaran itu berakhir.
I would
like to read the description that Ellen
White provides because she saw this in vision of the closing of the door. Patriarchs
and Prophets page 98, she expressed it this way: “The
massive door, which it was impossible for those within to close, was slowly
swung to its place by unseen hands. Noah was shut in, and the rejecters of
God’s mercy were shut out…” And now she says, “…The seal of Heaven was on that door…” Were those inside sealed? Yes they were.
“…The seal of Heaven was on that door, God had shut it, and God alone could
open it.”
And so
when the door shut, immediately it started to rain. No, it did not. How long
passed between when the door closed and when it began to rain? The Bible tells
us that it was a period of 7 days went by. Let’s read it in Genesis 7:10, it
says “And it came to pass after seven days that the
waters of the flood were on the earth.” In other words between the closing of the door and when the
destruction came by the rain, a period of 7 days transpired. How do you suppose
Noah and his family felt inside the ark during those 7 days?
Saya ingin membacakan deskripsi yang diberikan
Ellen White karena dia melihat penutupan pintu itu dalam suatu penglihatan. Patriarchs
and Prophets hal 98. Dia menjelaskannya demikian: “Pintu
yang besar itu, yang tidak mungkin ditutup oleh mereka yang ada di dalam,
perlahan-lahan digerakkan oleh tangan yang tidak tampak hingga menutup. Nuh pun
terkunci di dalam, dan mereka yang menolak kasih karunia Tuhan terkunci di
luarnya…” Sekarang dia berkata, “… Meterai Surga tertera pada pintu itu…” Apakah mereka yang ada di dalam bahtera itu sudah
dimeteraikan? Ya, sudah. “…
Meterai Surga tertera pada pintu, Tuhan telah menutupnya, dan hanya Tuhan
Sendiri yang bisa membukanya.”
Maka ketika pintu itu menutup, apakah hujan
langsung turun? Tidak. Lewat berapa lama
antara menutupnya pintu itu dan ketika hujan mulai turun? Alkitab
memberitahu kita bahwa ada masa 7 hari yang lewat. Mari kita baca di Kejadian
7:10, dikatakan, “Setelah tujuh hari datanglah
air bah meliputi bumi.”
Dengan kata lain, antara menutupnya pintu bahtera
dan saat datangnya kehancuran oleh hujan, ada satu masa, selama 7 hari. Menurut
kalian bagaimana rasanya bagi Nuh dan keluarganya di dalam bahtera itu selama
ke-7 hari tersebut?
Day one passed and no flood, day 2, 3, 4, 5, 6,
no flood. Do you think their faith was tested? How do you think the people
outside the ark behaved? Do you think they became more violent and mocking with
each passing day? “See, Noah was crazy!” In fact, let me read you from Patriarchs
and Prophets page 98 and 99 about the attitude of those inside and
outside the ark. It says, “For seven days after Noah and
his family entered the ark, there appeared no sign of the coming storm. During
this period their faith was tested….” It was a period of testing of
faith for those inside the ark. She continued saying, “… It was a time of triumph to the world
without…” although the triumph was very
limited and short. She continues saying, “… The apparent delay confirmed
them in the belief that Noah’s message was a delusion, and that the Flood would
never come.” And on page 99 speaking about those outside
the ark, she says “They gathered in crowds about the ark.
Deriding its inmates with a daring violence which they had never ventured upon
before…” And then immediately after,
she makes this comment about what is going to happen at the end of the world. I
am going to get ahead of myself just a little bit, I am just going to read her
statement about how this flood event parallels what’s going to happen. She
continues saying on page 99, “…
So when Christ shall cease His intercession for guilty men, before His coming
in the clouds of heaven, the door of mercy will be shut…” It was a period of testing of faith
for those inside the ark. She continued saying, “… It was a time of triumph to the world
without…” although the triumph was very
limited and short. She continues saying, “… The
apparent delay confirmed them in the belief that Noah’s message was a delusion,
and that the Flood would never come.” And on page 99 speaking about those outside
the ark, she says “They gathered in crowds about the ark.
Deriding its inmates with a daring violence which they had never ventured upon
before…” And then
immediately after, she makes this comment about what is going to happen at the
end of the world. I am going to get ahead of myself just a little bit, I am
just going to read her statement about how this flood event parallels what’s
going to happen. She continues saying on page 99, “… So when Christ shall cease His intercession
for guilty men, before His coming in the clouds of heaven, the door of mercy
will be shut…” What is going to happen before Jesus comes? “… the door of mercy will be shut…” And then she says, “…Then divine grace will
no longer restrain the wicked, and Satan will have full control of those who
have rejected mercy…” We have no idea what this world is
going to be like when it’s totally under the control of Satan. Of course he
will not have control over God’s people. You need to come to tonight’s lecture.
We are going to talk about the story of Job. God’s people will suffer, but they
will not die. And so she says, “…Then divine grace will no longer restrain
the wicked, and Satan will have full control of those who have rejected mercy.
They will endeavor to destroy God’s people; but as Noah was shut into the ark,
so the righteous will be shielded by divine power.”
Hari pertama lewat, tidak ada banjir, hari kedua,
ketiga, keempat, kelima, keenam, tidak ada banjir. Menurut kalian apakah iman
mereka diuji? Bagaimana kira-kira perilaku orang-orang yang berada di luar
bahtera itu? Apakah semakin lama mereka menjadi semakin garang dan semakin
mencemooh? “Lihat itu, Nuh itu gila!” Sebaiknya, saya akan membacakan dari Patriarchs
and Prophets halaman 98 dan 99 mengenai perilaku mereka yang berada di
dalam dan di luar bahtera itu. Dikatakan,
“Selama tujuh hari setelah Nuh dan
keluarganya masuk ke dalam bahtera, tidak ada tanda-tanda bakal datang badai.
Selama masa itu, iman mereka diuji…” Itu adalah masa pengujian iman bagi mereka yang di dalam bahtera.
Ellen White melanjutkan, “Bagi
mereka yang berada di luar, itu adalah masa kemenangan…” walaupun kemenangan itu sangat terbatas dan sangat singkat. Ellen
White melanjutkan, “…Penundaan
nyata turunnya hujan meneguhkan anggapan mereka bahwa pekabaran Nuh hanyalah
suatu khayalan, dan bahwa banjir itu tidak akan pernah datang.” Dan di halaman 99, tentang mereka yang berada di
luar bahtera itu, Ellen berkata, “Mereka
datang berbondong-bondong seputar bahtera itu. Mengolok-olok yang ada di dalam
bahtera dengan kekerasan yang sebelumnya tak pernah mereka coba…” Dan langsung setelah itu, Ellen membuat komentar
ini mengenai apa yang akan terjadi pada akhir dunia. Saya akan melompat ke
depan, saya akan membacakan pernyataan Ellen White mengenai bagaimana peristiwa
air bah itu merupakan paralel dari apa yang akan terjadi. Ellen melanjutkan di
hal 99, “…Jadi ketika Kristus mengakhiri
perantaraanNya untuk manusia-manusia berdosa, sebelum Dia datang di atas awan
dari langit, pintu kasihan akan ditutup…” Apa yang akan terjadi sebelum Kristus datang?
“…pintu
kasihan akan ditutup…” Lalu dia
berkata, “…Pada waktu itu kemurahan Ilahi
tidak lagi akan menahan orang-orang jahat, dan Setan akan secara penuh menguasai
mereka yang telah menolak kasih karunia Tuhan…” Kita tidak bisa membayangkan bagaimana dunia ini pada saat sama sekali
berada di bawah kendali Setan. Tentu saja Setan tidak punya kuasa atas umat
Tuhan.
Kalian harus datang ke ceramah nanti malam. Kita
akan membahas kisah Ayub. Umat Allah akan menderita, tetapi mereka tidak akan
mati.
Dan Ellen White berkata, “…. Pada waktu itu kemurahan Ilahi tidak lagi akan
menahan orang-orang jahat, dan Setan akan menguasai secara penuh mereka yang
telah menolak kasih karunia Tuhan. Mereka (Setan dan orang-orang jahat) akan
berusaha membinasakan umat Tuhan, tetapi sebagaimana Nuh telah dikunci di dalam
bahtera, demikian pulalah orang-orang benar akan dilindungi oleh kuasa Ilahi.”
You see,
then Jesus will no longer be Intercessor but He will be the protector, Jesus is
not going to forsake His people on earth when He closes the ministration in the
Sanctuary. After all He said, “Lo, I’m with you always, even unto the end of the world”
Exactly.
Kalian lihat, pada waktu itu Yesus tidak lagi
menjadi perantara tetapi Dia menjadi pelindung. Yesus tidak akan meninggalkan
umatNya di atas bumi ketika dia mengakhiri pelayanannya di Bait Suci. Bukankah
Dia berkata, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”? [Mat 28:20]. Tepat sekali.
And then
after 7 days, suddenly, the people hear thunder and they see lightening, and
the sky started getting dark, and these unidentified flying objects called
clouds, begin appearing in the horizon and suddenly drops of rain begin falling
from the sky. I can’t even imagine how their hearts must have sunk, Noah was
right! What is historically, scientifically, sensorially [from the senses] impossible, is happening.
And the Bible speaks about this as a cataclysmic event that totally demolished
planet earth. In fact in Genesis 7:11 we find the description, it says the
great fountains of the deep were broken open and the windows of heaven were
opened and water, torrents of water came from above and from below. You know,
in the New Testament there is a normal word for “flood” it’s the word ποταμός [potamos pot-am-os'] but whenever the
flood in Noah’s days is referred to, a different word is used. Only for the
flood in Noah’s day, a special word is used in Greek, it is the word Κατακλυσμός [ kataklusmos kat-ak-looce-mos']. What word do we get
in English from Κατακλυσμός [ kataklusmos kat-ak-looce-mos']? Cataclysm! By the
way, there is a special word for “the flood” in the Old Testament too, that is
used for the flood in Noah’s day, the word מבּוּל [mabbûl mab-bool'],
there are many words for “flood” in Hebrew but
there is one special one that is used for the flood in Noah’s day. This was a
worldwide catastrophe. You know, as I looked on television at what happened in
Japan, it was surreal, wasn’t it? I mean, seeing that tsunami come in and just
totally take away everything. Wow. It’s like you are watching some Hollywood
movie, but that was a local tsunami and a local earthquake. Imagine in Noah’s
day it was a global compilation.
Lalu setelah 7 hari, tiba-tiba orang-orang
mendengar guruh dan mereka melihat kilat, dan langit menjadi gelap, dan
benda-benda yang tidak teridentifikasi di langit, yaitu awan-awan, mulai muncul
di cakrawala, dan tiba-tiba butiran air mulai jatuh dari langit. Saya tidak
bisa membayangkan bagaimana nyali orang-orang itu langsung menciut, ternyata
Nuh benar! Apa yang tadinya secara sejarah, sains, maupun pancaindera dianggap
mustahil, sekarang terjadi. Dan Alkitab menyatakan ini sebagai suatu peristiwa
bencana yang besar yang menghancurkan planet bumi secara menyeluruh. Malah di
Kejadian 7:11 kita mendapatkan deskripsinya. Dikatakan bahwa segala sumber air
yang dalam bumi terbuka dan semua tingkap langit juga terbuka, dan air, curahan
air yang deras datang dari atas dan dari bawah.
Kalian tahu, di Perjanjian Baru, ada suatu kata
yang umum dipakai untuk “banjir”, yaitu kata ποταμός [potamos pot-am-os'], tetapi bilamana Kitab
Perjanjian Baru menyinggung tentang air bah di zaman Nuh, maka kata lain yang
dipakai. Hanya khusus untuk air bah di zaman Nuh, suatu kata khas dalam bahasa
Greeka dipakai, yaitu kata Κατακλυσμός [ kataklusmos kat-ak-looce-mos']. Dalam
bahasa Inggris kata apa yang kita perolah dari Κατακλυσμός [ kataklusmos kat-ak-looce-mos'] ini? Cataclysm = bencana
besar. Ketahuilah, di dalam kitab Perjanjian Lama juga ada kata yang khusus
untuk air bah yang dipakai untuk air bah di zaman Nuh, yaitu kata מבּוּל [mabbûl mab-bool']. Dalam
bahasa Ibrani ada banyak kata yang dipakai untuk menyatakan “banjir” tetapi
hanya satu yang khusus dipakai untuk air bah di zaman Nuh.
Peristiwa
itu adalah bencana yang menyeluruh untuk dunia. Kalian tahu, ketika saya
melihat tsunami yang menghantam Jepang
di televisi, kesannya begitu fantastik, bukan? Maksud saya, melihat tsunami itu
datang dan benar-benar menyapu segala bersamanya. Wow. Itu seperti lagi
menonton sebuah film Hollywood. Tapi itu adalah tsunami lokal, dan gempa bumi
lokal. Bayangkan di zaman Nuh, itu adalah gabungan yang global.
Allow me read you Patriarchs
and Prophets page 99. Ellen White saw in vision what happened. She
says, “Rivers broke
away from their boundaries and overflowed the valleys. Jets of water burst from
the earth with indescribable force, throwing massive rocks hundreds of feet
into the air, and these, in falling, buried themselves deep in the ground…” She
continues saying, “As the violence of the storm increased,
trees, buildings,…”
you can almost see this illustrated
in the tsunami on a local level. She says, “…
trees, buildings, rocks, and earth were hurled in every direction. The terror
of man and beast was beyond description. Above the roar of the tempest was
heard the wailing of a people that had despised the authority of God…”
And then the Bible tells us that the
earth returned to the condition it was in before creation week, filled with
water, dark, and no living inhabitant upon the earth.
Izinkan
saya membacakan dari Patriarchs and Prophets hal 99. Ellen White
melihat dalam suatu penglihatan apa yang terjadi. Dia berkata, “Sungai-sungai
meledak dari bantalannya dan membanjiri lembah-lembah. Pancaran air menyembur
dari bumi dengan kekuatan yang tidak terlukiskan, melemparkan batu-batuan besar
ke udara setinggi ratusan kaki, dan batu-batu ini, pada waktu jatuh kembali ke
bumi, terbenam sangat dalam di tanah…” Dia
melanjutkan berkata, “Dengan meningkatnya keganasan badai,
pohon-pohon, bangunan-bangunan…” kita bisa melihat ilustrasi ini dalam tsunami
pada tingkatan lokal. Dia berkata, “…pohon-pohon, bangunan-bangunan terlempar ke
segala arah. Ketakutan manusia dan binatang tak terlukiskan. Di atas gemuruh
badai, terdengar teriakan suatu bangsa
yang telah tidak menghormati kekuasaan Tuhan…”
Some people asked, what happened with
Satan during the flood? He was getting wet, hehehe. Patriarchs and Prophets page
99. Did he loose all of his power base? What is the devil’s power base? His
people! Did he loose all of his people? All of his people died. He lost his
power base [basis]. Page 99 of Patriarchs and Prophets, Ellen White who
saw this in vision said, “Satan himself, who was compelled to
remain in the midst of the warring elements, feared for his own existence.” What kind of cataclysm it must have been that the devil actually feared
for his own existence!
Ada
orang bertanya, waktu air bah, apa yang terjadi pada Setan? Dia basah kuyup,
hehehe. Patriarchs and Prophets
hal 99. Apakah dia kehilangan semua basis kekuasaannya? Apakah basis kekuasaan
Setan? Pengikut-pengikutnya. Apakah dia kehilangan semua pengikutnya? Semua
pengikutnya mati. Dia kehilangan basis kekuasaannya. Halaman 99 dari Patriarchs
and Prophets, Ellen White yang melihat hal ini dalam
penglihatannya, berkata, “Setan sendiri yang terpaksa berada
di tengah-tengah peperangan unsur-unsur alam ini, takut kehilangan nyawanya
sendiri.” Bencana macam apa itu
sampai Setan pun benar-benar takut kehilangan nyawanya!
You know, there is one other time
that the devil is going to be in a situation like that, and that is during the
millennium. Jeremiah said that the earth will be without form and void and he
beheld no man on earth. Once again the devil will be bound to planet earth in a
chaotic and disorderly state.
Tahukah
kalian, ada satu kali lagi nanti Setan akan berada pada situasi yang mirip itu,
dan itu adalah selama millennium. Yeremia berkata bahwa bumi akan campur baur
dan kosong, dan dia tidak melihat ada manusia di bumi [Yer. 4:23,25]. Sekali
lagi, Setan akan terikat di planet bumi dalam keadaan yang berantakan.
Now, let’s notice what Jesus had to
say about the flood. Matthew 24:37-39, you see what we studied so far is really
a type or illustration of what’s going
to happen at the end of time. Jesus Himself said so. Matthew 24:37-39, it says
here, “But as the days of Noah were, so also will the coming of the Son of Man be. For as in the days before the flood, they were
eating and drinking, marrying and giving in marriage…” and now notice, a very important little
temporal word, the time word, they were doing this “… until the day that Noah…” what? “…entered the ark…” verse 39, “… and did not know until…”
again a
temporal word, a time word, “… until
the flood came and took them all away, so also will the coming of the Son of
Man be.”
Did Jesus see a parallel between what happened
at the flood and what will happen in relationship to His second coming? Absolutely.
Sekarang marilah kita perhatikan apa kata Yesus tentang air
bah itu. Matius 24:37-39. Kalian lihat apa yang telah kita pelajari sampai di
sini sebenarnya adalah suatu tipe, atau ilustrasi dari apa yang akan terjadi
pada akhir zaman. Yesus Sendiri berkata demikian. Matius 24:37-39, dikatakan di
sini, "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh,
demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum
air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan…” dan
sekarang perhatikan, suatu kata kecil, keterangan waktu; mereka berbuat
itu “…sampai
kepada hari Nuh…” apa? “… masuk ke dalam bahtera…” Ayat
39, “… dan
mereka tidak menyadarinya sampai air
bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia.” [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah Yesus mengenali persamaan antara apa yang terjadi
pada waktu air bah dengan apa yang akan terjadi sehubungan dengan kedatanganNya
yang kedua? Betul sekali.
Now did you notice that the word “until” is
used twice, the first “until” marks the moment when they entered the ark “until Noah
entered the ark” the second “until” marks when it began to what? When it
began to rain:
“They did not know until the flood came and
took them all away.” How much time was there in between those two “until”s? 7
days. Is that correct? We’ve already studied it. 7 days between the first
“until” and the second “until”. Did you notice that it says that they did not
know something during those 7 days? They did not know until the flood came.
Now, my question is, what didn’t they know until the flood came?
They did not know that they were what? They did not know that they were lost.
Nah, apakah
kalian melihat bahwa kata “sampai” dipakai dua kali? “Sampai” yang pertama
menandai saat ketika mereka masuk ke dalam bahtera “sampai kepada hari Nuh masuk ke
dalam bahtera”. “Sampai” yang kedua menandai ketika mulai apa? Ketika mulai
hujan. “mereka tidak menyadarinya, sampai air bah itu datang dan
melenyapkan mereka semua” Berapa lamakah waktu yang lewat antara
kedua “sampai” itu? Tujuh hari, betul? Kita sudah mempelajarinya. Ada tujuh
hari antara “sampai” yang pertama dengan “sampai” yang kedua. Apakah kalian
perhatikan di sini dikatakan bahwa mereka tidak menyadari
sesuatu selama tujuh hari tersebut? Mereka tidak sadar sampai air bah itu datang. Nah, pertanyaannya adalah, apa yang tidak mereka sadari
sampai air bah datang?
Mereka tidak sadar bahwa mereka sudah apa? Mereka tidak sadar
bahwa mereka sudah tidak punya harapan selamat.
Let me ask you this, when were the wicked
lost? When the door closed or when it
started to rain? When the door closed. Did the door close before it started to
rain? Yes. Was there a period of tribulation for those who were inside
the ark during those 7 days? Was there a time of triumph for those outside the
ark? Absolutely. Those outside,
they did not even know that they were lost during that period, until the
flood came and took them all away. So, will the coming of the Son of Man be.
Isn’t it just possible that probation is going to close before Jesus comes?
Absolutely.
Coba saya
tanya, kapan orang-orang fasik itu kehilangan harapan selamatnya? Pada saat
pintu bahtera itu menutup atau pada waktu hujan mulai turun? Pada waktu pintu
bahtera menutup. Apakah pintu bahtera sudah tertutup sebelum hujan mulai turun?
Ya. Apakah bagi mereka yang
berada di dalam bahtera selama 7 hari itu adalah waktu kesusahan? Apakah bagi mereka yang berada di luar bahtera itu adalah waktu kemenangan? Betul sekali. Mereka
yang di luar, pada saat itu mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka sudah
kehilangan harapan selamat, sampai air bah itu datang dan menenggelamkan mereka
semua. Demikian pula nanti pada waktu kedatangan Anak Manusia. Apakah mungkin masa percobaan sudah berakhir sebelum Yesus datang? Betul sekali.
Now, we are studying this series on the
Sanctuary, we have taken a look at the flood, we have taken a look at Matthew
chapter 24, but now we want to see that this whole idea of probation closing and then destruction
coming, actually needs to be understood within the context of the Sanctuary.
And to find that context we must go to the book of Revelation. Go with me to
Revelation 14:6-7. Does God have an end time message for the world like He had
a message in the days of Noah? Absolutely. It’s found in Revelation 14:6-7. You
know that passage, you have it memorized, don’t you? The three angels messages given to the
world. The first angel’s message says, “Fear God and give glory to Him, for the hour of His…” what? “…of His judgment has come; and worship Him
who made heaven and earth, the sea and springs of water.”
So, does God have a message to the world, that the world needs
to fear God and give glory to God because the hour of God’s judgment has come?
Absolutely. Is this God’s final message to the world? Yes, because immediately
after the three angels messages, Jesus is seen seated on a cloud and He has a
sickle in His hand and He is coming back to the earth.
Will this message be accompanied by the power of the Holy
Spirit? Absolutely. You say, “How do we know that?” Very simple, after the
three angels messages the Bible tells us that the harvest of the earth is ripe
and the grapes of the earth are ripe, immediately afterwards. What was it in
the Bible that ripened the harvest? The latter rain. And what does the latter
rain represent? It represents the Holy Spirit.
Nah, kita
sedang mempelajari serial Bait Suci ini, kita telah melihat ke air bah, kita
telah melihat Matius pasal 24, tetapi sekarang kita akan melihat bahwa seluruh
gagasan berakhirnya waktu percobaan diikuti oleh datangnya kehancuran,
seharusnya dipahami dalam konteks Bait Suci. Dan untuk mencari konteks
tersebut, kita harus ke kitab Wahyu. Marilah bersama saya ke Wahyu 14:6-7.
Apakah Tuhan
punya pekabaran untuk dunia menjelang akhir zaman sebagaimana di zaman Nuh?
Betul sekali. Ini didapati di kitab Wahyu 14:6-7. Kalian sudah kenal teks itu,
kalian telah menghafalnya, bukan? Pekabaran Tiga Malaikat yang diberikan kepada
dunia. Pekabaran Malaikat yang Pertama berkata, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba…” apa? “… saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Jadi, apakah
Tuhan memberikan pekabaran kepada dunia bahwa dunia perlu takut akan Allah dan
memuliakan Allah karena waktu penghakiman Tuhan telah tiba? Betul sekali.
Apakah ini pekabaran yang terakhir kepada dunia? Ya, karena segera setelah
Pekabaran Tiga Malaikat itu, Yesus tampak duduk di atas awan dengan sebuah
sabit di tanganNya, dan Dia kembali ke dunia.
Apakah
pekabaran ini disertai kuasa Roh Kudus? Tentu saja. Kalian berkata, “Dari mana
kita tahu itu?” Sangat mudah. Setelah Pekabaran Tiga Malaikat ini, Alkitab
memberitahu kita bahwa tuaian di bumi sudah matang, dan bahwa anggur di bumi
sudah matang, segera setelah itu.
Menurut
Alkitab apakah yang membuat tuaian itu matang? Hujan akhir. Dan apa yang
dilambangkan oleh hujan akhir? Hujan akhir melambangkan Roh Kudus.
So is this message accompanied by the Holy Spirit and matures
the world into two groups? Yes, you have those who have the seal of God, and
those who receive what? The mark of the beast as a result of the message. The
world will be divided into two groups. So is the end time message a message of
judgment? Yes. Is it a global message? Absolutely. Is it accompanied by the
power of the Holy Spirit. Yes.
Jadi, apakah
pekabaran ini disertai oleh Roh Kudus yang mematangkan dunia ke dalam dua
kelompok? Ya. Ada kelompok mereka yang telah menerima meterai Allah, dan mereka
yang menerima apa? Tanda binatang, sebagai akibat dari pekabaran itu. Dunia
akan terbagi menjadi dua kelompok. Jadi, apakah pekabaran akhir zaman ini
pekabaran tentang pengadilan? Ya. Apakah ini pekabaran yang global? Tentu saja.
Apakah itu disertai oleh kuasa Roh Kudus? Ya.
What will happen when the message has been proclaimed? The door of
mercy will close. Can we now come in faith to the heavenly Sanctuary
and in repentance and in faith confessing our sins? Can we have the assurance that Jesus receives
our sins and He cleanses us from all our unrighteousness? Do we have the
assurance today? Is Jesus ministering as High Priest in the Sanctuary? We’ve
studied this, right? Is the day coming that He is not going to minister as the
High Priest anymore?
Apa yang akan
terjadi setelah pekabaran itu disampaikan?
Pintu kasihan akan ditutup. Apakah sekarang kita bisa datang dengan iman ke
Bait Suci Surgawi, dan dengan pertobatan dan iman, kita mengakui dosa kita?
Akankah ada jaminan bahwa Yesus menerima dosa kita dan Dia menyucikan kita dari
semua kesalahan kita? Apakah hari ini kita mempunyai jaminan itu? Apakah Yesus
sedang melayani sebagai Imam Besar di dalam Bait Suci? Kita telah mempelajari
ini, bukan? Apakah akan tiba saatnya Kristus tidak lagi akan melayani sebagai
Imam Besar?
Revelation 15, the very next chapter after the message. Revelation
15, and let’s read beginning at verse 5. Revelation 15:5, intercession is going
to close, now we are in the Sanctuary contex. It says there in Revelation 15:5,
“After these things I
looked, and behold, the temple…” we have already identified the temple as the Most Holy Place,
the word ναός [naos nah-os'] in Revelation means the Most Holy Place. “After these things I
looked, and behold, the temple of the tabernacle of the testimony in heaven …” the tabernacle is the total structure, and the temple is the
Most Holy Place, “… was opened.” You say, “Oh, well, the
Sanctuary is opened and so everybody can come in and be saved!” No, no, the
purpose of opening the Sanctuary here is not to let people in but to let the
plague angels out. Notice what it
continues saying, verse 6 “And out of the
temple…” the temple once
again that’s the Most Holy Place “…came the seven angels having the seven plagues, clothed in
pure bright linen, and having their chests girded with golden bands. Then one of the four
living creatures gave to the seven angels seven golden bowls full of the wrath
of God who lives forever and ever. The temple…” now, listen carefully, “the temple” once again the same word ναός [naos nah-os']
the Most Holy Place, “… the temple
was filled with smoke from the glory of God and from His power, and no one was
able to enter the temple till the seven plagues of the seven angels were
completed.”
Wahyu pasal
15, pasal berikutnya setelah pekabaran itu, Wahyu pasal 15, dan marilah kita
membaca mulai dari ayat 5. Wahyu 15:5. Perantaraan [Yesus] akan berakhir,
sekarang kita berada dalam konteks Bait Suci. Di Wahyu 15:5 dikatakan, “Kemudian dari pada itu aku melihat, dan
tampaklah Bait Suci…” kita sudah mengidentifikasi Bait Suci
sebagai Bilik Mahasuci. Kata ναός [naos nah-os'] di
kitab Wahyu berarti Bilik Mahasuci.
“Kemudian dari pada itu aku
melihat, dan tampaklah Bait Suci --kemah
kesaksian [tabernakel]--di sorga….” Tabernakel adalah struktur
keseluruhannya, dan Bait Suci adalah Bilik Mahasuci, “…. terbuka…” Kalian berkata, “Oh, ya, Bait Suci
dibuka maka semua orang bisa masuk dan diselamatkan!” Tidak, tidak, tujuan
membuka Bait Suci di sini bukan agar orang bisa masuk, tetapi agar
malaikat-malaikat malapetaka bisa keluar.
Perhatikan,
apa yang dikatakan selanjutnya di ayat 6, “… Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh
malapetaka itu, keluar dari Bait Suci…” sekali lagi Bait Suci adalah Bilik
Mahasuci, “… berpakaian
lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat
pinggang dari emas. Dan satu dari
keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari
emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya. Dan Bait Suci itu…” sekarang,
dengarkan baik-baik, “Bait Suci” sekali lagi adalah kata yang sama ναός [naos nah-os'], yaitu
Bilik Mahasuci, “… Bait Suci itu dipenuhi asap dari kemuliaan Allah dan dari kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, hingga ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat
itu berakhir.” [NKJV yang diindonesiakan]
Is the ministration in the Most Holy Place going to come to an
end? It is. Are people going to be able to enter there and bring their sins to
Jesus for forgiveness and cleansing? No. The Bible tells us that a time is
coming when we will not be able to enter. The temple will be opened in order
for the angels to come out and pour out God’s wrath like He did at the time of
the flood.
Apakah
pelayanan di Bilik Mahasuci akan berakhir? Ya. Apakah saat itu manusia bisa
masuk ke sana dan membawa dosa mereka kepada Yesus untuk diampuni dan
dibersihkan? Tidak. Alkitab memberitahu kita bahwa akan datang suatu waktu
ketika kita tidak bisa lagi masuk ke sana. Bait Suci akan terbuka agar para
malaikat bisa keluar dan mencurahkan murka Allah, sama seperti yang dilakukanNya
pada zaman air bah.
You know, it’s interesting, immediately after speaking about the
closing of the ministration here in Revelation 15, do you know what you will
find in the very next chapter, chapter 16? You will find the plagues and the
tribulation. Are you with me? You have the 7 plagues that’s before the coming
of Jesus. The Temple ministry closes, 7 plagues, there is a period before Jesus
comes.
Finally when you get to chapter 19 of Revelation there you have
the second coming of Jesus. The Bible tells us that He is seated on a white
horse, and the armies of Heaven are with Him, and He is coming to pick up His
people, that’s the second coming.
Kalian tahu,
ini menarik, langsung setelah berbicara mengenai berakhirnya pelayanan di kitab
Wahyu pasal 15 ini, tahukah kalian apa yang akan kita dapati dalam pasal
berikutnya, pasal 16? Kita akan menemukan malapetaka-malapetaka dan masa
kesusahan besar. Apakah kalian bisa mengikuti saya? Jadi ada 7 malapetaka, itu sebelum kedatangan
Yesus. Pelayanan Bait Suci berakhir, 7 malapetaka, ada satu masa sebelum Yesus
datang.
Akhirnya, saat
kita tiba di pasal 19 kitab Wahyu, di sana ada kedatangan Yesus yang kedua.
Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus duduk di atas seekor kuda putih, dan bala
tentara Surga beserta denganNya, dan Dia kembali untuk menjemput umatNya,
itulah kedatanganNya yang kedua.
And
so Revelation has this pattern:
· The proclamation of the message, Revelation 14,
· the closing of the ministration in the Sanctuary in chapter 15,
· the period of the tribulation and the plagues chapter 16,
· and the arrival of Jesus Christ at His second coming after the tribulation
in chapter 19.
So, is there going to be
a period between the close of probation and the coming of Jesus? Absolutely.
Maka di Wahyu polanya adalah demikian:
· Proklamasi
pekabaran [Tiga Malaikat], Wahyu 14
· Berakhirnya
pelayanan [Yesus] di Bait Suci, di pasal 15
· Masa kesusahan
besar dan malapetaka-malapetaka, pasal 16
· Dan tibanya
Yesus Kristus pada kedatanganNya yang kedua setelah masa kesusahan besar di
pasal 19.
Jadi
apakah akan ada suatu periode antara berakhirnya waktu percobaan bagi dunia dan
kedatangan Yesus? Tentu saja.
You know most Christians think they can prepare for the coming
of Jesus until they see Jesus in the clouds and they say, “Oh, Lord, I am Yours!”
But if you are not prepared for the close of probation, you will not be
prepared for the second coming of Jesus. We need to prepare for the close of probation. And
no one knows the day or the hour when it will close.
Kalian tahu,
kebanyakan orang Kristen menyangka mereka bisa bersiap-siap untuk kedatangan
Yesus hingga saat mereka melihat Yesus di awan dan mereka berkata, “Oh, Tuhan,
aku milikMu!” Tetapi jika kita belum siap sebelum berakhirnya waktu percobaan,
kita tidak akan siap untuk kedatangan Yesus yang kedua. Kita harus bersiap-siap untuk berakhirnya waktu
percobaan. Dan tidak ada yang tahu kapan hari atau jamnya waktu percobaan itu
akan berakhir.
Go with me to Revelation chapter 22 where this idea is flashed
out, where this idea is developed, this idea of the close of probation and in
the context of the Sanctuary before Jesus comes. Revelation 22, there are three
ideas that I want us to notice and see in Revelation 22:10, it’s speaking about
the book of Revelation, it says there in verse 10 “And he said to me…” the angel here is speaking to John, “…. ‘Do not seal the words of the prophecy of
this book…” what does that mean, “don’t seal the words of the prophecy of
this book”? Can a message still come from the book and still be understood if it is not sealed?
Sure. So in other words, “don’t seal the book”,
don’t close the book, because a message needs to come from the book. Can
people be saved while the book is still imparting its message? Absolutely. So
in verse 10, probation is open, because it says “…. ‘Do not seal the words of the prophecy of this book…” But then it says, “… for the time is at
hand…”
Marilah
bersama saya ke Wahyu pasal 22 di mana gagasan ini dilontarkan, di mana gagasan
ini dikembangkan, tentang berakhirnya waktu percobaan dan dalam konteks Bait
Suci sebelum kedatangan Yesus. Wahyu 22, ada tiga gagasan yang saya ingin
kalian perhatikan dan amati di Wahyu 22:10, yang berbicara tentang kitab Wahyu.
Dikatakan di ayat 10, “Lalu ia berkata kepadaku…” di sini malaikat berbicara kepada
Yohanes, ‘Jangan
memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini…” apa maksudnya “Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini”? Bisakah
suatu pekabaran datang dari kitab itu dan dipahami,
jika kitab itu tidak dimeterai? Tentu saja. Jadi dengan kata lain, “Jangan
memeteraikan kitab itu” adalah jangan menutup kitab itu, karena ada pekabaran yang masih harus keluar dari kitab itu. Selama kitab itu
masih menyampaikan pekabarannya,
apakah manusia masih bisa diselamatkan? Tentu saja. Jadi di ayat 10, waktu
percobaan sedang terbuka, karena dikatakan ‘Jangan memeteraikan
perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini…” tetapi kemudian dia berkata, “…sebab waktunya sudah
dekat.’”
The question is, what time is at hand? The next verse tells us
what time is at hand. Is there a time coming, folks, when the book of
Revelation will no longer impart a saving message? Absolutely. When everybody’s
case will have been decided based on how they react to what we find in the book
of Revelation. Absolutely. This is the reason ~ we are going to read it in a
moment ~ this is the reason why God pronounces
a tremendous blessing and a terrible curse upon those who do not handle
the book of Revelation properly. It’s a serious matter to preach on Revelation.
It’s a dangerous thing to add or take away. In fact Revelation 22:18-19 says “For I testify to everyone who hears the words of the prophecy
of this book: If anyone adds to these things, God will add to him the plagues
that are written in this book; and if anyone takes away from the words of the
book of this prophecy, God shall take away his part from the Book of Life, from
the holy city, and from the
things which are written in this book.”
Pertanyaannya
adalah, waktu apa yang sudah dekat? Ayat berikutnya memberitahu kita waktu apa
yang sudah dekat. Saudara-saudara, apakah ada suatu waktu yang akan datang
ketika kitab Wahyu ini tidak lagi menyampaikan pekabaran yang
menyelamatkan? Betul sekali. Pada waktu nasib setiap manusia sudah selesai
diputuskan berdasarkan bagaimana mereka bereaksi terhadap apa yang ditemukan di
dalam kitab Wahyu. Tentu saja. Inilah alasannya ~ kita akan membacanya nanti ~
inilah alasannya mengapa Tuhan mengumumkan suatu berkat yang luar biasa dan
suatu kutukan yang mengerikan kepada mereka yang tidak memperlakukan kitab
Wahyu ini dengan benar. Mengkhotbahkan kitab Wahyu bukan hal main-main.
Menambahkan atau mengurangi isinya adalah hal yang berbahaya. Bahkan Wahyu
22:18-19 berkata, “Aku bersaksi kepada setiap
orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: ‘Jika seorang
menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari
perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya
dari Kitab Kehidupan dan dari kota kudus, dan dari
hal-hal yang tertulis di
dalam kitab ini." [NKJV yang diindonesiakan].
Is it important to understand the book of Revelation properly?
Absolutely. Now, it’s not easy, it’s not like reading Readers’ Digest, it
requires effort, taxing effort, time, prayer. So you find in verse 10, a
message is coming from Revelation,
beware, don’t add or don’t take away, because it’s a saving message. But
is there a time coming when no longer will you be able to hear a message from
this book, this book will be sealed up, so to speak? Yes, notice verse 11, Revelation 22:11. The
previous verse says “…the time is at hand…” Don’t seal the book! The time is at hand. What time? The time is
spoken of in verse 11, it says, “… He who is unjust, let him be unjust still…” does that sound pretty definitive? “… he who is filthy, let
him be filthy still; he who is righteous, let him be righteous still; he who is
holy, let him be holy still.” Are all cases decided at this point? Will the filthy still be
filthy? Will the holy still be holy? Will the righteous still be righteous?
Absolutely.
Apakah penting
untuk bisa memahami kitab Wahyu dengan benar? Tentu saja. Nah, memang tidak
mudah, tidak seperti membaca Readers’ Digest. Dibutuhkan upaya, upaya yang
keras, waktu, dan doa. Maka kita temukan di ayat 10 suatu pekabaran dari kitab
Wahyu, awas, jangan menambahi dan jangan mengurangi, karena pekabaran itu
adalah pekabaran yang menyelamatkan. Tetapi apakah nanti akan datang suatu
waktu di mana kita tidak lagi bisa mendengar pekabaran dari kitab ini, kitab
ini akan dimeteraikan, begitulah istilahnya? Ya. Perhatikan ayat 11. Wahyu
22:11. Ayat sebelumnya berkata, “waktunya sudah dekat” Jangan memeteraikan kitab itu! Waktunya
sudah dekat. Waktu apa? Waktu yang dibicarakan di ayat 11, dikatakan, “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat
jahat…” ini terdengar cukup pasti [= tidak bisa
berubah], bukan? “…barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus
cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus benar; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus kudus!" [NKJV yang diindonesiakan].
Apakah
semua kasus sudah diputuskan pada waktu itu? Apakah yang cemar akan tetap
cemar? Apakah yang kudus akan tetap kudus? Apakah yang benar tetap benar? Tepat
sekali.
By the way, these words, “holy”, “filthy” have to be understood
within the context of the Sanctuary. This is Sanctuary terminology. How do you
get cleaned, spiritually speaking? You
have to come in repentance and confession to Jesus and you have to trust His
merits so that He will forgive you and cleanse you, right? Can we do that
today? Can we come to Jesus with our sins, repentant, and confessing our sins
and trusting in His merits, and say, “Jesus, please forgive me, Jesus, cleanse
those sins.” Will Jesus cleanse those sins? He most certainly will. But the
time is coming when we won’t be able to do that anymore. When the declaration
is going to be made he who is filthy,
will continue to be filthy; he who is righteous, will continue to be righteous
still, all
cases will have been decided.
And this happens before Jesus comes.
Ketahuilah,
kata-kata ini “kudus”, “cemar” harus dimengerti dalam konteks Bait Suci. Ini
adalah terminologi Bait Suci. Bagaimana kita bisa dibersihkan, secara spiritual
maksudnya? Kita harus datang dengan penyesalan dan mengaku kepada Yesus, dan
kita harus beriman dalam jasaNya, supaya Dia mengampuni kita dan membersihkan
kita, betul? Bisakah kita lakukan itu hari ini? Bisakah kita datang ke Yesus
dengan dosa kita, bertobat dan mengakuinya, dan beriman dalam jasa Kristus dan
berkata, “Yesus, mohon ampuni aku, Yesus, mohon hapuskan dosa-dosa itu.” Apakah
Yesus akan menghapuskan dosa-dosa itu? Tentu saja Dia mau. Tetapi nanti akan
tiba saatnya kita tidak bisa lagi berbuat itu. Pada saat keluar deklarasi siapa
yang cemar akan terus cemar, siapa yang benar akan tetap benar, maka semua kasus sudah diputuskan.
Dan ini
terjadi SEBELUM Yesus datang [kedua kalinya].
You say, “How do we know that this happens before Jesus comes?”
Because verse 12 tells us that after this declaration is made, then Jesus comes
to give His reward. Notice verse 12 of Revelation 22, “And behold, I am coming quickly, and My reward is with Me…” Did He already decide what the reward was before He came? Yes,
because He brings the reward. “And behold, I am
coming quickly, and My reward is
with Me to give to every one according to his work. I am the Alpha
and the Omega, the Beginning
and the End, the First and the
Last.” So there is a
sequence here, there is a message coming from the book. Don’t seal the book!
Don’t add or take away! It’s a life-saving message. But the time is coming when
the filthy will be filthy and the righteous will be righteous, and then Jesus
will come to give His what? His Reward. The sequence is clear. And it’s
connected with the Sanctuary because the Sanctuary cleansed people. So that
they would not be filthy. Are you understanding what I am saying?
Kalian berkata, “Dari mana kita
tahu bahwa ini terjadi sebelum Yesus datang?” Karena ayat 12 memberitahu
kita, bahwa setelah deklarasi ini dibuat, Yesus datang untuk memberikan
pahalaNya. Perhatikan ayat 12 dari Wahyu 22, “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku…” Apakah
Yesus sudah memutuskan apa upah/pahalanya sebelum Dia datang? Ya, karena Dia
membawanya serta. “Sesungguhnya Aku datang
segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut
perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal
dan Yang Akhir, Yang Pertama dan Yang Terakhir." [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi
ada urutannya di sini. Ada suatu pekabaran yang berasal dari kitab ini. Jangan
memeteraikan kitab ini! Jangan menambahi atau menguranginya! Pekabarannya adalah
pekabaran yang menyelamatkan jiwa. Tetapi waktunya akan tiba ketika yang cemar
tetap cemar, dan yang benar tetap benar, dan setelah itu Yesus akan datang
untuk memberikan apaNya? UpahNya. Urut-urutannya jelas. Dan ini terkait dengan
Bait Suci karena Bait Suci menyucikan orang supaya mereka tidak cemar. Apakah
kalian paham apa yang saya katakan?
By the way there are two cleansings. One cleansing is the individual cleansing when I come in repentance to Jesus Christ and say, “Lord, please forgive my sin.” Jesus forgives me and cleanses me. But that sin enters the Sanctuary covered by the blood of Jesus. And when my case comes up in the Judgment ~ we are going to study this in the last few lectures of this series ~ when my name comes up in the Judgment ~ because we all will appear before the Judgment seat of Christ~ the Devil will be there to say, “Hey, Pastor Bohr did this, and this, and this, and this, he is a sinner and he belongs to me.” And Jesus says, “I don’t deny that Pastor Bohr did this, and this, and this, but there’s one thing which you forgot, and that is all those sins entered the Sanctuary by My blood, they are forgiven sins.” The sins that enter the Sanctuary are forgiven sins. And in the Judgment it is God’s purpose to shut the Devil’s mouth. Don’t miss tonight’s lecture. It’s going to be good. I can hardly wait.
Supaya tahu, ada dua macam pembersihan.
Yang satu adalah pembersihan perorangan ketika saya datang dengan pertobatan
kepada Yesus Kristus dan berkata, “Tuhan, mohon ampuni dosaku.” Yesus
mengampuni saya dan membersihkan saya. Tetapi dosa saya itu masuk ke dalam Bait
Suci, dibawa oleh darah Yesus. Dan ketika kasus saya muncul di pengadilan Tuhan
~ kita akan mempelajari ini dalam sesi-sesi terakhir dari serie ini ~ ketika
giliran nama saya muncul di dalam pengadilan Tuhan ~ karena kita semua akan
diadili di hadapan Pengadilan Kristus ~ Setan akan berada di sana dan berkata,
“Hei, Pastor Bohr telah berbuat ini, dan ini, dan ini, dan ini, dia adalah
orang yang berdosa, dan dia adalah milikku!” Dan Yesus berkata, “Aku tidak
menyangkal bahwa Pastor Bohr telah berbuat ini, dan ini, dan ini, tapi ada satu
hal yang kamu lupakan, yaitu semua dosa yang masuk ke Bait Suci oleh darahKu,
itu adalah dosa-dosa yang sudah diampuni.” Dosa-dosa yang masuk ke Bait Suci
adalah dosa-dosa yang sudah diampuni. Dan di dalam pengadilan Tuhan, Tuhan
punya rencana untuk menutup mulut Setan. Jangan lewatkan ceramah malam ini.
Ceramahnya bagus. Saya sudah tidak sabaran.
Now, let’s talk a little bit about the coming of the thief. You
know, the coming of the thief needs to be understood in two ways. First of all
when the thief comes, and secondly when you discover that the thief has come.
Imagine, an individual who has locked the doors to the house
since time immemorial, it’s December,
cold, windy, and you are under the covers nice and warm, and you remember, “I
forgot to lock the door. Oh, I hate to get up. But the thief hasn’t come for 20
years, he’s not going to come tonight.” And so you stay under the covers. And
while you are sleeping, the thief comes. Do you know he has come? You don’t
know it, but he has come. And he steals your money, he steals your video
camera, he steals everything that is valuable. You get up in the morning, and
when you get up in the morning you discover that your television is gone,
hallelujah. “What happened to my TV?” And then you notice that all these other
things are missing. The thief came and you didn’t know it until you woke up in
the morning.
Nah, marilah kita berbicara
sedikit tentang datangnya si pencuri. Kalian tahu, datangnya si pencuri perlu
dipahami dalam dua tahap. Pertama, ketika si pencuri datang, dan kedua saat
kita menyadari bahwa si pencuri telah datang.
Bayangkan, kita ini adalah
orang yang sejak entah berapa lamanya selalu mengunci semua pintu rumah. Lagi
bulan Desember, dingin, berangin, dan kita sedang di bawah selimut yang nyaman
dan hangat, dan tiba-tiba kita teringat, “Wah, aku lupa mengunci pintu, ah, aku
enggan bangun. Sejak 20 tahun tidak ada pencuri yang datang, dia juga tidak
akan datang malam ini.” Maka kita tinggal di bawah selimut. Dan selama kita tidur,
si pencuri datang. Apakah kita tahu pencurinya sudah datang? Kita tidak tahu,
tetapi pencurinya sudah datang. Dan dia mencuri uang kita, dia mencuri videocam
kita, dia mencuri semua barang yang berharga. Pagi-pagi kita bangun, dan waktu
kita bangun, kita dapati televisi kita lenyap, puji Tuhan! “Apa
yang terjadi pada TVku?” Lalu kita sadar bahwa barang-barang lain juga hilang.
Si pencuri
datang dan kita tidak tahu, hingga kita bangun pagi harinya.
So will also the coming
of the Son of Man be. Because the close of probation catches everyone like the
coming of the thief. And people will not know that Jesus has closed the
door of probation until He is coming on the clouds. But at that time it
is too late.
Demikian pulalah nanti
kedatangan Anak Manusia. Karena berakhirnya masa percobaan akan mendapati semua
orang seperti datangnya si pencuri. Dan manusia
tidak akan tahu bahwa Yesus telah menutup pintu kasihan hingga Dia datang di
atas awan. Tetapi pada waktu itu, sudah terlambat.
You say, “Is it biblical to believe that probation closes before
destruction comes?” Let me give you the, this is the pattern of the bible. Let
me ask you, did the door of probation close for the Jewish nation before the
city was destroyed? It was closed in the year 34, it was destroyed in the year
70.
Did the door of probation closed for Babylon before Babylon was
destroyed? Remember the handwriting on the wall? That expressed doom and then it was destroyed.
Sodom and Gomorrah was the door of probation closed for them
before the destruction came? Yes. Remember the angels they took Lot and they
pulled him in and they shut the door, and that moment the door was shut for
Sodom and Gomorrah.
Did the door close before the first destruction of Jerusalem?
Was there a sealing that went on dividing the righteous from the unrighteous
and then destruction came? Absolutely.
So this is a pattern in the bible. That first of all there is a
judgment, judgment sentence is pronounced, and then the execution of the
sentence takes place later.
Kalian berkata, “Apakah itu
alkitabiah, meyakini bahwa masa percobaan berakhir sebelum kehancuran dunia
terjadi?” Saya akan memberikan ini, pola Alkitab ini. Coba saya tanya, apakah
pintu kasihan sudah tertutup bagi bangsa Yahudi sebelum kota Yerusalem
dihancurkan? Pintu kasihan bagi bangsa Yahudi sudah tertutup di tahun 34,
Yerusalem dihancurkan tahun 70.
Apakah pintu kasihan bagi
Babilon sudah tertutup sebelum Babilon dihancurkan? Ingat peristiwa tulisan di
dinding? Itu sudah menyatakan kebinasaan, kemudian baru Babilon dihancurkan.
Sodom dan Gomora, apakah pintu
kasihan sudah tertutup bagi mereka sebelum kehancuran datang? Ya. Ingat para
malaikat membawa Lut dan mereka menariknya masuk lalu menutup pintu? Dan pada
saat itulah pintu kasihan tertutup bagi Sodom dan Gomora.
Apakah pintu kasihan sudah
menutup sebelum penghancuran Yerusalem yang pertama? Apakah terjadi pemeteraian
yang memisahkan antara orang benar dengan orang fasik, kemudian kehancuran
datang? Betul sekali.
Jadi ini adalah pola di dalam
Alkitab. Bahwa pertama terjadi penghakiman, dan suatu vonnis dijatuhkan,
kemudian barulah vonnis itu dieksekusi.
Let me share with you an experience. I lived many years in
Columbia, my wife is from Columbia. On November 13, 1985, the city of Armero
was buried by an avalanche of mud, due to the explosion of the volcano Nevado
del Ruiz. You see, the people in the city they didn’t believe that they were
ever in danger because there is a river that runs on the western side of the
city, and they felt that if ever that volcano exploded, that the lava would go
down the river bed, but what they didn’t realize is that there was a huge boulder
that blocked the river bed and diverted the mud right to where the city was. I
was there actually about 3 years ago and visited this place, they still had
this huge rock there that blocked the river. 22’000 people that night died and
were buried under the mud. I read an article in a newspaper, one of the
Columbian newspapers El
Espectador, it was written by Rodríguez Calderón, and
what he said in that article showed that all these people could have survived
because they had abundant signs that a disaster was imminent. Let me share some
of those signs with you:
Saya ingin berbagi pengalaman
dengan kalian. Saya tinggal cukup lama di Columbia, istri saya dari sana. Pada
13 November 1985, kota Armero, terbenam di bawah longsoran lumpur, karena
meletusnya gunung berapi Nevado del Ruiz. Kalian tahu, mereka yang tinggal di
kota itu tidak percaya bahwa mereka sebenarnya berada dalam bahaya, karena di
sebelah barat kota itu ada sebuah sungai besar, dan mereka mengira bahwa sekali
pun gunung berapi itu meletus, laharnya akan mengalir ke sungai itu. Apa yang
tidak mereka sadari adalah adanya sebuah batu gunung besar yang memblokir
bantalan sungai itu dan mengalihkan lumpurnya justru tepat ke mana kota itu
berada. Sekitar 3 tahun yang lalu saya mengunjungi tempat ini. Batu gunung yang
besar yang memblokir sungai itu masih ada di sana. 22’000 orang mati malam itu,
terpendam di bawah lumpur. Saya membaca sebuah artikel di surat kabar, salah
satu surat kabar Columbia, El
Espectador, yang ditulis oleh Rodriguez Calderón, dan apa yang dikatakannya dalam artikel tersebut membuktikan bahwa
semua orang ini sebenarnya bisa selamat karena mereka telah mendapatkan banyak
sekali pertanda bahwa suatu bencana akan segera terjadi. Sekarang saya bagikan
beberapa dari pertanda itu kepada kalian:
11 months before that disaster, the
mountain had begun spewing out smoke, the fluffy snow at the top of the
mountain turned into a sheet of ice because of the heat. The water level of the
rivers daily increased, more and more. The cloud of ash and gases of the first
day reached 15 ft in height, the second day was 750 ft, and the day of the
eruption the cloud of smoke and ash had reached 16’000 ft. On September 11, a
couple of months before, the earth started shaking, on a scale of 3 on the
Richter scale. The people testified ~ those few who survived ~ testified that
they could hear the mountain rumbling within. The government had to close the
access road because of the constant mudslides, that made it impossible to get
up to the mountain peak. People said they couldn’t keep their houses clean,
because there were constant ash all over their furniture and they could smell
sulfur in the air. And those who survived said that on the evening of the
disaster there was this torrential rain at 9 o’clock in the evening, and a
supernatural darkness. Were there plenty of signs that a disaster was imminent?
Absolutely. And yet 22’000 people
including 120 of 124 Seventh Day Adventists were buried by the avalanche of
mud. The
question is could this have been averted and why wasn’t it? Do you know the
reason why people decided to stay? Because they chose to believe the testimony
of the experts.
11
bulan sebelum bencana tersebut, gunung itu sudah mulai menyemburkan asap, salju
halus di puncaknya berubah menjadi lempengan es karena panasnya. Permukaan
sungai-sungai setiap hari meningkat, semakin lama semakin tinggi. Awan debu dan
gas pada hari pertama mencapai 15 kaki tingginya, hari kedua 750 kaki, dan pada
hari gunung itu meletus awan asap dan debu mencapai 16’000 kaki. Pada 11
September, dua bulan sebelumnya, tanah mulai bergetar, mencapai skala 3 pada
skala Richter. Orang-orang ~ sejumlah kecil yang berhasil selamat ~ memberikan
kesaksian bahwa mereka bisa mendengar suara gunung itu bergemuruh di dalam.
Pemerintah harus menutup jalan akses karena longsoran lumpur yang terus-menerus
membuat mustahil bisa menaiki gunung itu ke puncaknya. Orang-orang berkata,
rumah-rumah mereka selalu kotor, karena debu terus-menerus memenuhi perabotan
mereka dan bau belerang tercium di udara. Dan mereka yang selamat berkata, pada
malam bencana itu, hujan turun deras sekali sekitar pukul 9 malam, dan langit sangat
gelap gulita. Apakah ada banyak pertanda bahwa suatu bencana sedang mengancam?
Betul sekali. Walaupun begitu, 22’000 orang termasuk 120 dari 124 umat MAHK
terpendam di bawah longsoran lumpur. Pertanyaannya
adalah, apakah ini sebenarnya bisa dihindari, dan mengapa tidak terhindari?
Tahukah kalian alasannya mengapa orang-orang memutuskan untuk tetap berada di
sana? Karena mereka memilih untuk percaya kepada kesaksian para pakar.
Let me give you some other details
that appeared in this article. The town priest, Edgar Efren Torres came over
the radio at 7 pm and told the people “There is no reason to panic, please keep
calm.”
The civil defense of Columbia sent
out a message also saying “There is no reason to be concerned.”
The bishop of the town, Augusto Osorio, even
came out and warned against fanatics who were making it appear like a major disaster was
imminent.
The major of the town said, “Don’t worry” and then skipped town.
The governor of the state of Tolima, later said “The disaster could not have been predicted
in advance.”
Columbian scientist, Jaime Viegas Velásquez, affirmed, “This volcano
is not going to erupt, nothing is going to happen. Beware of speculations and exaggerations.”
The secretary of Mines, Evan du Escobar, asserted “Nothing will
happen.”
Even US geologist, Darryl Hurd said, “It is very unlikely that
the cities could be buried by rocks, lava, or mud.”
And the regional emergency committee that very evening sent out
a message “Don’t expect your windows to shatter, don’t expect darkness, don’t
expect lava to run down the mountain, don’t expect large layers of ash,” among
other things. In fact they said, “Go out and enjoy the spectacular scene.” The
people did not know that the door had closed until destruction came and took
them all away. Because instead of paying attention to the signs, they listened
to the experts. Just like what happened before the flood.
Saya
ingin memberikan beberapa detail lain yang muncul dalam artikel ini. Pendeta
kota ini, Edgar Efren Torres muncul dalam siaran radio pada pukul 7 malam, dan
memberitahu masyarakat, “Tidak ada alasan untuk panik, tetap tenang saja.”
Pertahanan
sipil Columbia juga mengirimkan suatu pesan, “Tidak ada alasan untuk khawatir.”
Uskup
kota tersebut, Augusto Osorio, bahkan keluar dan memberikan peringatan untuk
tidak terhasut orang-orang fanatik yang menyatakan seolah-olah ada bahaya yang
mengancam.
Walikota
kota tersebut berkata, “Jangan khawatir,” lalu dia sendiri melarikan diri dari
sana.
Gubernur
propinsi Tolima kemudian berkata, “Bencana ini tidak dapat diperkirakan
sebelumnya.”
Ilmuwan
Columbia, Jaime Viegas Velásquez,
mengkonfirm, “Gunung berapi ini tidak akan meletus, tidak akan terjadi apa-apa.
Hati-hati terhadap spekulasi dan pernyataan yang berlebih-lebihan.”
Sekretaris Pertambangan, Evan du
Escobar, menegaskan, “Tidak akan terjadi apa-apa.”
Bahkan ahli geologi Amerika Serikat, Darryl
Hurd berkata, “Tidak mungkin kota itu akan terpendam oleh batu-batu, lahar,
atau lumpur.”
Dan Komite Regional Keadaan Darurat
malam itu juga mengirimkan pesan, “Jangan menyangka jendela kalian akan pecah,
jangan menyangka akan ada gelapan, jangan menunggu lahar bakal turun dari
gunung, jangan mengira bakal ada lapisan debu yang tebal,” di antara hal-hal
lain. Bahkan mereka berkata, “Keluar saja dan nikmati pemandangan yang
spektakular.”
Masyarakat tidak tahu bahwa pintu
sudah menutup hingga datanglah kehancuran yang menyapu habis mereka semua.
Karena, mereka bukannya memperhatikan tanda-tanda, mereka mendengarkan para
pakar. Sama seperti apa yang terjadi sebelum air bah.
I would like to end by reading a passage from Ellen White that
applies directly to us, this is rather a lengthy passage, it’s found in Vol. 2
of The
Testimonies pages 190-191. Now let’s bring it home to us. She says
this, “Jesus has left us words:…” And now she is going to quote Mark 13:35-37, she’s going to
quote Scripture, “Jesus has left us words: ‘Watch ye therefore: for ye know not when
the Master of the house cometh, at even, or at midnight, or at the cockcrowing,
or in the morning; lest coming suddenly He find you sleeping. And what I say
unto you I say unto all, ‘Watch’.’ And then she is going to comment on
this passage because, you know, as you read this where it says, “lest coming suddenly He find you sleeping”, you say, “Oh, that’s the second coming.” It’s not the second
coming of Jesus. It’s the coming of the thief by surprise. Listen to what she
comments. “… We are waiting and watching for the
return of the Master, who is to bring the morning lest coming suddenly He find
us sleeping…” See, the coming here is when we are
what? Sleeping. Not when we wake up and say, “Oh-oh!” Too late! Now, notice
what she says, “… We are waiting and
watching for the return of the Master, who is to bring the morning lest coming
suddenly He find us sleeping…” And then she adds, “…What time is here referred to? Not to
the revelation of Christ in the clouds of heaven to find a people asleep. No;
but to His return from His ministration in the Most Holy Place of the heavenly
Sanctuary, when He lays off His priestly attire and clothes Himself with
garments of vengeance, and when the mandate goes forth: ‘He that is unjust let him be unjust still: and he
which is filthy, let him be filthy still: and he that is righteous, let him be
righteous still: and he that is holy, let him be holy still.”
Saya akan mengakhirinya
dengan membacakan suatu kutipan dari Ellen White yang berlaku langsung bagi
kita, ini adalah suatu kutipan yang rada panjang, yang terdapat di Vol. 2 The
Testimonies, hal 190-191. Sekarang, marilah kita aplikasikan kepada
kita. Ellen White berkata begini, “Yesus telah meninggalkan pesan
kepada kita…” dan sekarang dia akan
mengutip dari Markus 13:35-37, dia akan mengutip dari Kitab Suci, “Yesus telah meninggalkan pesan kepada
kita: ‘Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah
tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau saat ayam berkokok atau pagi hari, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu
didapatinya sedang tidur. Apa yang
Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!’" [NKJV
yang diindonesiakan]. Lalu
dia akan mengomentari kutipan ini karena, kalian tahu, pada waktu kalian
membaca bagian di mana dikatan,
“supaya
kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur” kalian berkata, “Oh, itu tentang kedatangan Yesus yang
kedua.” Ini bukan tentang kedatangan Yesus yang kedua. Ini adalah tentang
kedatangan si pencuri yang tidak terduga. Dengarkan apa komentarnya. “…Kita menunggu dan
berjaga untuk kembalinya Sang Tuan, yang akan membawa pagi yang cerah, supaya
jangan pada waktu Dia datang, Dia mendapati kita sedang tidur…” Lihat,
kedatangan itu adalah pada waktu kita sedang apa? Sedang tidur. Bukan saat kita
sedang terjaga dan berkata “Oh-oh!” Terlambat. Sekarang, perhatikan apa katanya, “… Kita menunggu dan
berjaga untuk kembalinya Sang Tuan, yang akan membawa pagi yang cerah, supaya
jangan pada waktu Dia datang, Dia mendapati kita sedang tidur…” Lalu
dia menambahkan, “… Waktu apa yang dimaksudkan di sini?
Bukan kepada kedatangan Kristus di awan dari Surga yang mendapati umat yang
tertidur. Bukan. Tetapi kepada kepulanganNya dari pelayananNya di Bilik
Mahasuci Bait Suci Surgawi, pada saat Dia melepaskan jubah imamNya, dan
mengenakan jubah pembalasan, dan pada saat mandat ini dikeluarkan: “…barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus
cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus benar; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus kudus!"
You know somebody once
asked me where does Ellen White get the idea that Jesus is going to change His
garments from His priestly garments to His royal kingly robe? And I know that
he was being ah ~ this was an Adventist ~ and he was being a kind of ah, I would
say he was opposed to Ellen White’s comment, he was making fun of it. And so I
said to him, “You know, if you would just use a little bit of the brain that
God gave you, it wouldn’t be too difficult to reach that conclusion.”
He said, “What do you mean?”
I said, “Well, what
function is Jesus fulfilling in the Sanctuary today?”
“Oh, He is the High
Priest.”
“So, how is He clothed?”
“Well, as a High Priest,
of course.”
I said, “And when He
returns again how is He clothed? Revelation 19 says He is clothed as Kings of
kings and Lord of lords, so some time before He comes clothed as King of kings,
He must have changed. It’s that simple.”
Kalian
tahu, ada yang pernah bertanya kepada saya, dari mana Ellen White mendapat ide
bahwa Yesus akan bertukar pakaian dari jubah imamNya ke jubah rajaNya? Dan saya
tahu orang ini mau, ah ~ dia adalah seorang Advent dan dia sedang bersikap, ah,
katakanlah dia menentang komentar Ellen White, dia mau mengolok-oloknya. Maka
saya katakan kepadanya, “Anda tahu, jika Anda mau memakai sedikit saja otak
yang diberikan Tuhan kepada Anda, tidaklah terlalu sulit untuk tiba pada
kesimpulan itu.”
Dia
berkata, “Apa maksudnya?”
Saya
bilang, “Nah, fungsi apa yang sedang diperankan Yesus di Bait Suci sekarang?”
“Oh,
Dia adalah Imam Besar.”
“Jadi,
bagaimana pakaian yang dikenakanNya?”
“Yah,
sebagai Imam Besar, tentu saja.”
Saya
berkata, “Dan ketika Yesus kembali lagi, pakaian apa yang akan dikenakanNya?
Wahyu 19 berkata Dia mengenakan pakaian sebagai Raja segala raja dan Tuan
segala tuan. Jadi pasti sebelum Dia datang mengenakan pakaian Raja segala raja,
Dia tentunya telah menukar pakaianNya. Sesederhana itu.”
She
continues saying, now listen to what she says to us, “… When Jesus ceases to plead
for man, the cases of all are forever decided. This is the time of reckoning
with His servants. To those who have neglected…” Notice the words she
uses, “…To those who have neglected
the preparation of purity and holiness, which fits them to be waiting ones to
welcome their Lord, the sun sets in gloom and darkness, and rises not again.
Probation closes… Christ’s intercessions cease in heaven. This time finally
comes suddenly upon all, and those who have neglected…” Notice again, it’s not
rejected, but
“…those who have
neglected, to purify their souls by obeying the truth,
are found sleeping. They became weary of waiting and watching; they became
indifferent in regard to the coming of their Master. They longed not for His
appearing…” Do you long for His
appearing? She says,
“…They longed not for His
appearing…and thought there was no need of such continued, persevering
watching. They had been disappointed in their expectations and might be again.
They concluded that there was time enough yet to arouse. They would be sure…” now listen carefully, “…They would be sure not to lose the
opportunity of securing an earthly treasure. It would be safe to get all of
this world they could…” they forgot about their church
budget, “… and
in securing this object, they lost all anxiety and interest in the appearing of
the Master. They became indifferent and careless, as though His coming were yet
in the distance. But while their interest was buried up in their worldly gains,
the work closed in the heavenly sanctuary, and they were unprepared.”
Ellen White melanjutkan, sekarang dengarkan apa katanya
kepada kita, “… Ketika Yesus berhenti menjadi perantara manusia, nasib semua orang sudah ditentukan untuk
selama-lamanya. Ini adalah waktu perhitungan dengan hamba-hambaNya. Mereka yang
telah melalaikan…” perhatikan kata-kata yang dia pakai, “….
Mereka yang telah melalaikan mempersiapkan kemurnian dan kekudusan, yang
melayakkan mereka sebagai orang-orang yang menantikan Tuan mereka, bagi mereka
matahari terbenam dalam kesuraman dan kegelapan dan tidak akan terbit lagi.
Masa percobaan sudah berakhir. Perantaraan Kristus di Surga selesai. Akhirnya
waktu ini datang tiba-tiba atas semua manusia, dan mereka yang telah
melalaikan…” perhatikan
lagi, bukan mereka yang menolak,
tetapi “…mereka yang
melalaikan untuk memurnikan jiwa mereka dengan mematuhi
kebenaran, didapati tertidur. Mereka telah lelah menanti dan berjaga, mereka
menjadi tidak perduli lagi dengan kedatangan Tuan mereka. Mereka tidak
merindukan kedatanganNya…” Apakah kalian merindukan kedatanganNya?
Ellen White berkata, “… Mereka tidak merindukan
kedatanganNya… dan menganggap tidak perlu lagi terus-menerus berjaga dengan
tekun. Mereka telah kecewa dalam harapan mereka, dan mereka bisa kecewa lagi.
Mereka menyimpulkan bahwa masih ada cukup waktu nanti untuk bangkit. Mereka
ingin memastikan…” sekarang dengarkan baik-baik, “…
Mereka ingin memastikan agar tidak kehilangan kesempatan mengumpulkan
kesenangan duniawi. Bahwa adalah aman untuk mendapatkan semuanya yang bisa
mereka peroleh dari dunia ini…” mereka sudah melupakan anggaran gereja mereka, “… dan dalam mengumpulkan objek
itu, mereka kehilangan semua hasrat dan minat pada
kedatangan Tuan mereka. Mereka menjadi tak acuh dan ceroboh, seakan-akan
kedatangan Sang Tuan masih lama. Tetapi sementara minat mereka terpendam dalam
keuntungan duniawi, pekerjaan di Bait Suci Surgawi berakhir, dan mereka tidak
siap.”
So what is the message of Jesus? After He spoke about His coming, the closing of the door and His coming, He said, we need to watch. We need to pray, we need to be ready, we need to be faithful in using the gifts He has given us. All of the parables He gave afterwards, tell us what we need to do in the light of the fact that probation will close. Christians were teaching that we are going to be raptured all over the world before the tribulation, will be found in the tribulation without any shelter or any preparation. And among that group will be many Adventists who lost anxiety over His coming.
Jadi, apakah pekabaran Yesus?
Setelah Dia berbicara mengenai kedatanganNya, penutupan pintu kasihan dan
kedatanganNya, Dia berkata, kita harus berjaga-jaga. Kita perlu berdoa. Kita
perlu bersiap-siap. Kita perlu setia memakai semua anugrah yang telah diberikanNya
kepada kita. Semua perumpamaan yang diberikanNya kemudian, mengajar kita apa
yang perlu kita lakukan sehubungan dengan fakta bahwa masa percobaan akan
berakhir. Orang-orang Kristen yang mengajarkan bahwa di seluruh dunia kita akan
diangkat ke Surga sebelum masa kesusahan besar, tidak akan mendapatkan
perlindungan dan tidak akan siap pada waktu masa kesusahan itu datang. Dan di
antara kelompok tersebut, akan ada banyak orang Advent yang tidak punya hasrat pada kedatangan Kristus yang kedua.
20 06 14
No comments:
Post a Comment