HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 31/32 -
Stephen Bohr
THREE
INSEPARABLE DOCTRINES
Dibuka
dengan doa.
There are three
doctrines of Scripture that are inseparably linked together and they must be
understood together. If we get one of these
doctrines wrong, the other two will also be wrong. And so it is vitally
important that we understand the Bible truth about these three doctrines.
The
doctrines that I am referring to are:
· first of all The State of the Dead, what happens when someone
dies.
· Secondly the biblical concept of the Judgment.
· And third, the Second Coming of Jesus Christ in power and glory.
Ada tiga doktrin Alkitab yang berkaitan
satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan, dan mereka harus dipahami sebagai
kesatuan. Jika pemahaman kita salah tentang
salah satu doktrin tersebut, maka pemahaman kita tentang dua doktrin lainnya
juga salah. Maka, sangatlah penting bagi kita untuk memahami kebenaran
alkitabiah dari ketiga doktrin tersebut.
Doktrin-doktrin
yang saya maksudkan adalah:
· yang pertama status orang mati, apa yang terjadi saat orang
mati.
· kedua, konsep alkitab tentang
Pengadilan.
· dan ketiga, kedatangan Yesus Kristus kedua
kalinya dalam kuasa dan kemuliaan.
So
in our study today we are going to take a look at these three doctrines and how
they are related with one another.
And
I’d like to begin by reading from Genesis 2:7, it says here “And
the LORD God formed man of the
dust of the ground, …” now, what aspect of man is composed
of dust? Our physical body, right? Now, we have already noticed in one of our
previous lectures that God used wet dust, He actually used clay, right? Because
you can’t form anything out of dust. So God took the dust of the ground ~ that
is clay ~ He formed a perfect body with all of its organs, and it was a perfect
body. The only problem was, the body had no life. The body was lifeless. Now, I
didn’t say that the body was dead, because there was no death. The body was
lifeless. It was missing something so that all of the organs of the body could
begin to function. And so the verse continues saying,
“…. and breathed into his nostrils the breath of life; …” what do you use your nostrils for? You use your nostrils
to breathe. So it says, He “….breathed into his nostrils the breath of
life and man became a living being…” or as the KJV says, “….a living soul.”
Maka dalam pelajaran kita hari ini kita akan
menyimak ketiga doktrin itu dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain.
Dan saya ingin mengawali dengan membaca dari kitab
Kejadian 2:7, dikatakan di sana “ketika itulah TUHAN Allah
membentuk manusia itu dari debu tanah…” nah,
aspek mana dari manusia yang terbuat dari debu? Tubuh fisik kita, bukan? Nah, kita telah mempelajari dalam salah satu pelajaran yang lalu, bahwa Tuhan memakai debu yang basah.
Tuhan memakai tanah liat, betul? Karena kita tidak bisa membentuk apa pun dari
debu [kering]. Jadi Tuhan mengambil debu dari tanah ~ yaitu tanah liat ~ Dia membentuk suatu tubuh
lengkap dengan semua organnya yang sempurna, dan itu adalah tubuh yang
sempurna. Satu-satunya masalah adalah, tubuh itu tidak hidup. Tubuh itu tidak
memiliki hidup. Nah, saya tidak berkata bahwa tubuh itu mati, karena saat itu
tidak ada kematian. Tubuh itu tidak hidup. Ada yang kurang sehingga semua organ
tubuh itu tidak bisa berfungsi. Maka, ayat itu melanjutkan berkata, “….dan menghembuskan nafas
hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.…” atau seperti terjemahan KJV, “….nyawa yang hidup.”
And
so you’ll notice here, that God created a perfect body with all of its parts,
all of its organs, and He breathed into this body the breath of life and now
all of the parts of the body began to fulfill their function, and the body
began to function in unity. Every organ and every aspect of man doing what God
created it to do.
Jadi, kalian lihat di sini, Tuhan menciptakan tubuh
yang sempurna dengan semua bagiannya, semua organnya, dan Dia meniup ke dalam
tubuh ini nafas hidup, dan sekarang semua bagian tubuh itu mulai melaksanakan
fungsi mereka, dan tubuh itu mulai berfungsi sebagai suatu kesatuan. Setiap
organ dan setiap askpek manusia, melakukan apa yang diciptakan Tuhan supaya
dilakukan.
Now,
inside the head of that body God placed the brain, the brain is the processing
centre of every person. In other words, the brain is that which records and classifies all of the information
that comes through our five senses. And basically as we live we input information through our five senses
into our brain and the total accumulation of the information that comes through our five
senses is what forms our self identity or forms our character. In other
words, our character or self identity is determined by the information that we
allow to come in through our five senses into our brain. This gives us our self
identity or it gives us our personal identity.
Now we’ve noticed what happens when God created man.
Nah,
di dalam kepala tubuh itu, Tuhan menempatkan otak. Otak ini adalah pusat
prosesor setiap manusia. Dengan kata lain, otak adalah bagian yang merekam dan
mengklasifikasi semua informasi yang masuk melalui pancaindera kita. Dan pada
dasarnya selama kita hidup, kita memasukkan informasi melalui pancaindera kita
ke otak kita, dan akumulasi informasi
yang datang dari pancaindera kita adalah yang membentuk identitas diri kita
atau yang membentuk karakter kita. Dengan kata lain, karakter
kita atau identitas diri kita ditentukan oleh informasi yang kita biarkan masuk
melalui pancaindera kita ke dalam otak kita. Itu yang menjadi identitas diri
kita, atau identitas pribadi kita. Sekarang kita sudah tahu apa yang terjadi
pada waktu Tuhan menciptakan manusia.
Let’s
take a look at what the bible says about the meaning of death, what takes place
at the moment of death.
Ecclesiastes
12:7 speaks about creation in reverse. In other words it speaks about the
phenomena of death. And I want to read Ecclesiastes 12:7. It says here, “Then
the dust will return to the earth as it was, and the spirit will return to God
who gave it.”
So
what happens with the body including the brain when a person passes away, when
a person dies? The bible says that it returns to where? It returns to the
earth, “dust to dust and ashes to ashes” as it is said frequently at funerals. And it says that the spirit
which energizes the body, the breath, it returns what? It returns to God,
because God is the giver of what? God is the giver of life. So basically
death is the opposite of the process of life. In death the body returns to the
dust, and the breath goes out of the body and as a result, the body
ceases to function. Now, does that mean that also the brain ceases to function?
Absolutely. Is the brain part of our physical organism? It most certainly is.
So when a person dies, does the brain process any information that comes
through the five senses anymore? No. Your five senses do not function and
therefore the brain does not process anything that comes in, because nothing
actually comes in.
Marilah
kita lihat apa kata Alkitab mengenai makna mati, apa yang terjadi pada saat
kematian.
Pengkhotbah
12:7 berbicara mengenai penciptaan yang dibalik.
Dengan kata lain, berbicara mengenai fenomena kematian. Dan saya akan membaca
Pengkhotbah 12:7, dikatakan di sini, “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan
roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.”
Jadi,
apa yang terjadi dengan tubuh termasuk otak ketika seseorang mati?
Alkitab
berkata bahwa itu kembali ke mana? Kembali ke tanah, “tanah kembali ke tanah dan debu kembali ke debu” seperti yang sering
diucapkan di pemakaman. Dan dikatakan bahwa roh yang menghidupkan tubuh, yaitu
nafas hidup, kembali ke mana? Kembali ke Tuhan, karena Tuhanlah yang memberikan
apa? Tuhanlah pemberi hidup. Jadi, pada
dasarnya mati adalah lawan dari proses hidup. Dalam kematian tubuh kembali ke
tanah, dan nafas keluar dari tubuh, akibatnya tubuh berhenti
berfungsi. Nah, apakah itu berarti otaknya
juga berhenti berfungsi? Tentu saja. Apakah otak itu bagian dari
organ fisik kita? Benar sekali. Jadi, pada waktu seseorang mati, apakah otak
masih memproses informasi yang masuk melalui pancaindera? Tidak. Pancaindera
sudah tidak berfungsi dan oleh sebab itu otak tidak memproses apa pun yang
masuk karena sesungguhnya tidak ada apa-apa yang masuk lagi.
Now,
the writing ~ let’s take Adam as our example ~ the writing of Adam’s biography
or Adam’s life history came to an end when he was 930 years old. The bible
tells us that he lived 930 years and then he died. So basically ~ and we are going to use Adam as our example
quite frequently now in our study today ~ basically Adam died, his body
including his brain returned to the dust, and the breath left the body because
he breathed no more. In other words when he died his life history was complete. His
biography was complete, the books on his life were closed.
But
now I am going to ask a critical question that probably nobody has asked you
before, and that is this: What happened to the 930 years of personal self
identity or experiences which Adam developed while he was alive?
Are
you understanding my question?
Sekarang,
penulisan ~ marilah kita memakai Adam sebagai contoh kita ~ penulisan biografi
atau sejarah hidup Adam, terhenti ketika dia berusia 930 tahun. Alkitab
mengatakan bahwa dia hidup 930 tahun lalu dia mati. Jadi, pada dasarnya ~ dan
kita akan sering memakai Adam sebagai contoh dalam pelajaran kita hari ini ~
pada dasarnya Adam mati, tubuhnya termasuk otaknya kembali ke debu, dan nafas
hidup meninggalkan tubuhnya karena dia tidak lagi bernafas. Dengan kata lain ketika Adam mati, sejarah
kehidupannya sudah lengkap. Biografinya lengkap. Kitab catatan
hidupnya ditutup.
Tetapi
sekarang saya akan mengajukan pertanyaan yang kritis yang mungkin belum pernah
ditanyakan kalian sebelumnya, dan itu adalah ini: Apa yang terjadi dengan identitas
dirinya atau pengalaman pribadinya selama 930 tahun yang dibuat oleh Adam
selama dia hidup?
Apakah
kalian mengerti pertanyaan saya?
While
he was alive and his brain was functioning, the whole accumulation of his
experiences were available to him, right? He could remember probably because he
probably had a photographic memory, you
know he had much more vitality than we have today, he could retrieve any
information, remember things that happened, in other words while his brain was
active while his body was alive, his life history was there in his brain. Now, the question is, when he died, what happened to
that life history? What happened to his self identity or all of his life
experiences? Well, his brain went to the grave and what happened to his brain? His brain
decomposed. So what happened with all of the record of his life? What
happened with all of his biography that he had developed all during his life?
Well, it went to the grave and when his brain decomposed all of that life
history decomposed
along with his brain.
Now,
you are saying, “That sounds pretty fatalistic.” And it does. But we are going
to notice in our study that God knows that because of sin we are going to die.
And therefore
God saves a backup of every detail of that person’s life in the heavenly books.
So even though the brain and the body disintegrate, God has the total life of
Adam, from the moment that he was created by God, to the moment that he died,
every detail God has written in heavenly books. In other words, there is
another Adam in heaven in written form, not in person. There is a
record, a
written record of his life in heaven.
Selama
Adam hidup dan otaknya berfungsi, seluruh akumulasi pengalamannya ada padanya,
kan? Dia bisa mengakses semuanya,
kemungkinan besar karena dia memiliki ingatan fotografis. Kalian tahu, Adam
pasti memiliki lebih banyak vitalitas daripada kita hari ini. Dia bisa
mengingat kembali informasi apa pun, mengingat hal-hal yang pernah terjadi,
dengan kata lain selama otaknya masih aktif, selama tubuhnya masih hidup,
sejarah hidupnya ada di dalam otaknya.
Nah,
pertanyaannya adalah, pada
waktu dia mati, apa yang terjadi pada sejarah hidupnya? Apa yang
terjadi pada identitas dirinya atau semua pengalaman hidupnya? Nah, otaknya
masuk kubur dan apa yang terjadi pada otaknya? Otaknya membusuk. Maka apa yang terjadi
dengan semua catatan hidupnya? Apa yang terjadi dengan semua biografinya yang telah dikumpulkannya selama
hidupnya? Nah, itu juga masuk kubur, dan pada waktu otaknya
membusuk, semua sejarah hidupnya ikut
membusuk bersama-sama otaknya.
Kalian
berkata, “Wah, itu kedengarannya sangat fatalistis.” Dan memang benar. Tetapi
kita akan melihat dalam pelajaran kita bahwa Tuhan sudah tahu oleh karena dosa,
kita akan mati. Oleh sebab itu
Tuhan menyimpan backup dari setiap
detail hidup kita dalam kitab-kitab di Surga. Jadi walaupun otak
dan tubuh Adam hancur, Tuhan memiliki seluruh kehidupan Adam, dari saat dia
diciptakan oleh Tuhan hingga saat dia mati, setiap detail ditulis Tuhan di
dalam kitab-kitab surgawi. Dengan kata lain, ada Adam yang lain di Surga dalam bentuk tulisan, bukan
dalam bentuk orang. Ada catatan, di Surga ada catatan tertulis dari hidupnya.
Now,
let’s read some verses from Scripture that show that this is true. I am going
to read from 2 Corinthians 5:10 and I am going to show you that in the books ~
plural: books ~ God has written all of our life history and He is writing mine
right now as I am speaking. In other words, God is recording everything that I
am thinking and everything that I am saying right now, and He is also recording
everything that is going on in your brain. God has another exact transcript of you
in heaven, in the books, all of our actions, all of our motives, all of our
words, all of our feelings, all of our emotions, all of our secrets, all of our
thoughts, everything, inside and out, is written in the heavenly records.
Nah,
mari kita baca beberapa ayat dari Alkitab yang membuktikan kebenaran hal ini.
Saya akan membaca dari 2 Korintus 5:10 dan saya akan menunjukkan kepada kalian
bahwa di dalam kitab-kitab ~ jamak: kitab-kitab ~ Tuhan telah mencatat seluruh
sejarah hidup kita, dan sementara saya berbicara ini Tuhan juga sedang mencatat
sejarah hidup saya. Dengan kata lain Tuhan sedang merekam semua yang saya
pikir, semua yang saya katakan sekarang ini, dan Dia juga merekam semua yang
sedang terjadi di dalam otak kita. Tuhan memiliki transkrip yang akurat tentang
kita di kitab-kitab surgawi, semua tindakan kita, semua motif kita, semua
kata-kata kita, semua perasaan kita, semua emosi kita, semua rahasia kita,
semua pikiran kita, semuanya, luar dalam, ditulis
di dalam catatan-catatan surgawi.
Notice
2 Corinthians 5:10 “For we must all appear before the
judgment seat of Christ, that each one may receive the things done in the body…” that’s while we are alive on this earth
“….according to what he has done, whether good or bad.”
Are
we all going to have to appear before the judgment seat of Christ? Yes. Will we
have to render an account for what we did good and what we did bad? Yes. So
does God have a record of what we did good and what we did bad? Obviously, yes.
How about our words? Is there a record of our words? Oh, that’s part of our
self identity isn’t it? Isn’t that part of our life history, of our biography,
our words? Absolutely.
Notice Matthew 12:36-37, here Jesus is speaking and He says, “But
I say to you that for every idle word men may speak, they will give account of
it in the day of judgment.
37For by your words you will be justified, and by your words you
will be condemned."
Does
God keep a record of our words? Yes. Will they face us again in the judgment?
According to Scripture, absolutely yes.
Perhatikan
2 Korintus 5:10
“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, …”
yaitu selama kita hidup di dunia ini, “…. baik atau pun jahat.”
Apakah
kita semua harus tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus? Ya. Apakah kita
harus mempertanggungjawabkan apa yang kita perbuat, yang baik maupun yang
buruk? Ya. Jadi apakah Tuhan memiliki catatan apa yang baik yang kita lakukan
dan apa yang buruk? Jelas sekali, ya. Bagaimana dengan kata-kata kita? Apakah
ada catatan kata-kata kita? Oh, itu bagian dari identitas diri kita, bukan?
Bukankah itu bagian dari sejarah hidup kita, biografi kita, kata-kata kita?
Betul sekali.
Perhatikan
Matius 12:36-37, di sini Yesus sedang berbicara dan Dia berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan
orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. 37 Karena
menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum."
Apakah
Tuhan memiliki catatan kata-kata kita? Ya. Apakah kata-kata kita ini akan
dihadapkan kita lagi dalam penghakiman? Menurut Alkitab, betul sekali.
But
not only that, our secret things are recorded in the books ~ remember, books: plural ~ in a moment we
are going to come to The Book, but now we are talking about the books. The books
are the records that have the life biography or the exact transcript of a
person that lived on this earth while he or she was alive.
Notice
Ecclesiastes 12:13-14 “Fear God and keep His commandments, for
this is man's all. 14 For
God will bring every work into judgment, including every…” what? wow! “….every secret thing, whether good or
evil.”
Does
He have our secrets recorded there too? He most certainly does. Our actions are
written there. They most certainly are. How about our words? They are,
absolutely.
In
the books, the books contain the biography so to speak of Adam, without missing
a beat, every detail of Adam is
registered there.
Tetapi bukan hanya itu, bahkan rahasia kita
tercantum di dalam kitab-kitab itu ~ ingat, kitab-kitab, jamak ~ sebentar lagi
kita akan sampai ke Kitab itu, tetapi sekarang kita sedang berbicara mengenai
kitab-kitab. Kitab-kitab adalah
catatan yang berisikan biografi kehidupan atau transkrip akurat seseorang yang
pernah hidup di bumi pada waktu dia sedang hidup.
Perhatikan Pengkhotbah 12:13-14 “Mari kita dengarkan kesimpulan dari semua ini: takutlah akan
Allah dan peliharalah
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. 14 Karena Allah akan membawa
setiap perbuatan ke Penghakiman, termasuk setiap hal yang
rahasia, entah itu baik, entah itu jahat.”
[NKJV yang diindonesiakan]
Apakah Tuhan merekam semua rahasia kita di sana
juga? Betul sekali. Tindakan kita tertulis di sana. Pasti. Bagaimana dengan
perkataan-perkataan kita? Mereka juga, pasti. Di dalam kitab-kitab, terdapat
biografi ~ katakanlah biografi Adam ~ tanpa ada sedetik pun yang lolos, setiap
detail kehidupan Adam terekam di sana.
Notice Daniel 7:9-10, I am going to read a couple more passages,
Daniel 7:9-10, it says, “I
watched till thrones were put in place, and the Ancient of Days was seated; His
garment was white as snow, and
the hair of His head was like
pure wool. His throne was a
fiery flame, its wheels a burning fire; 10 A fiery stream issued And
came forth from before Him. A thousand thousands ministered to Him; ten
thousand times ten thousand stood before Him. The court was seated, and the
books were opened.”
What
do you supposed are in the books that are opened? The records of the lives of
people.
Perhatikan Daniel 7:9-10, saya akan membacakan
beberapa ayat lagi. Daniel 7:9-10, dikatakan, “Sementara aku terus melihat hingga takhta-takhta diletakkan di
tempatnya lalu duduklah yang lanjut usianya, pakaian-Nya putih seperti
salju dan rambut di kepalaNya seperti bulu
domba murni; takhta-Nya
dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. 10Suatu sungai api timbul dan
mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa
kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan
dan dibukalah Kitab-kitab.” [NKJV yang diindonesiakan].
Menurut kalian
apa yang ada di dalam kitab-kitab yang terbuka? Catatan hidup orang-orang.
Let’s
notice also Revelation 20:12-13 and I am only reading a sampling of these.
Revelation 20:12-13, now this is speaking about events after the Millennium,
this is speaking about the wicked, but in principle it shows how God also
judges the righteous before the second
coming of Christ. Revelation 20:12-13, and now listen carefully to what it
says, “And
I saw the dead…” the who? “…the dead, small and great, standing before God…” how can dead people stand before God? Let’s continue reading, the passage tells us,
“….And I saw the dead, small and great, standing before God, …” and what? “….and books…” plural “…were opened. …” But now notice, “….And another book…” Is the book different than the books? Absolutely!
“….And another book …” was what? “….was opened, which is
the Book of Life. …” and now notice, “….And the dead were judged according to
their works, by the things which were written…”
where? “….in the books.
…” So what is contained in the books? The works or the lives
of every person who lived on planet earth. Is that different than the book?
Yes, because it says “books” and then it says “another book”. So there is a
difference between “books” and “book”. What is in the books is the record of
the life of a person, the self identity that that person wrote by what came
into his/her five senses for the period of their lives. God has an exact
transcript of that in heaven.
Mari kita perhatikan juga Wahyu 20:12-13, dan saya
hanya membacakan beberapa contoh. Wahyu 20:12-13, nah ini berbicara mengenai
peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah Milenium, ini berbicara tentang
orang-orang fasik, tetapi pada dasarnya ini menunjukkan bahwa Tuhan juga menghakimi
orang-orang benar sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Wahyu 20:12-13, dan
sekarang dengarkan baik-baik apa yang dikatakan, “Dan aku melihat orang-orang mati…”
siapa? “….orang-orang mati, besar dan kecil,
berdiri di hadapan TUHAN…” bagaimana orang-orang mati bisa berdiri
di hadapan Tuhan? Mari kita lanjutkan membaca. Kutipan ini yang memberitahu kita, “…Dan aku melihat orang-orang mati, besar
dan kecil, berdiri di hadapan TUHAN.…” Lalu
apa? “….Lalu dibuka kitab-kitab…”
kitab-kitab, jamak. Tetapi sekarang perhatikan, “….Dan dibuka juga sebuah Kitab lain…” apakah kitab ini berbeda dari
kitab-kitab? Betul sekali. “….Dan…” diapakan? “…dibuka juga sebuah kitab
lain, yaitu Kitab Kehidupan. …” dan
sekarang perhatikan, “….Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka,
berdasarkan apa yang ada tertulis…” di
mana? “….di
dalam kitab-kitab itu.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apa
yang ada di dalam kitab-kitab itu? Perbuatan atau kehidupan setiap manusia yang
pernah hidup di planet bumi. Apakah kitab-kitab itu berbeda dengan Kitab? Ya,
karena di situ ditulis “kitab-kitab” lalu dikatakan “sebuah Kitab lain”.
Jadi ada perbedaan antara “kitab-kitab” dengan “Kitab”. Apa
yang ada di dalam kitab-kitab adalah catatan kehidupan seseorang, identitas
diri yang dibuat orang tersebut dari apa yang masuk melalui pancainderanya
selama masa hidupnya. Tuhan memiliki transkrip yang akurat dari informasi itu
di Surga.
Now it is interesting to notice then, that I am
personally on earth, but in Heaven I am in books. On the other hand Jesus is
Christ is personally in Heaven, but on earth He is in 66 books. You
see, Jesus is up there in Person but on earth He is written in books. I am here
in person, but in Heaven my life is written in what? It is written in books. So the
heavenly books contain a complete biography of every person, they contain every
act, every word, every motive, every thought, every emotion, even every
opportunity to do good which we did not take advantage of. There is a complete
record of our lives inside and out. In other words God has in written
form in Heaven, another me. Is this clear to you?
Nah, menyimak ini, menarik, saya secara pribadi ada di atas bumi, tetapi di Surga
saya ada di dalam kitab-kitab. Di pihak lain, Yesus Kristus secara pribadi ada
di Surga, tetapi di bumi Dia ada di dalam 66 kitab. Kalian lihat, Yesus secara pribadi ada di atas sana tetapi di bumi Dia
tertulis di dalam kitab-kitab. Saya ada di sini secara pribadi, tetapi di Surga
hidup saya tertutlis di mana? Tertulis di kitab-kitab. Jadi kitab-kitab di Surga berisikan
biografi lengkap setiap manusia, mereka berisikan setiap perbuatan, setiap
kata, setiap motif, setiap pikiran, setiap emosi, bahkan setiap kesempatan
untuk berbuat kebaikan yang tidak kita pergunakan. Ada catatan lengkap dari
hidup kita, luar dalam. Dengan kata lain di Surga Tuhan memiliki
seorang saya dalam bentuk tulisan. Apakah ini jelas bagi kalian?
Now, let me read
you a statement from Ellen White, a couple of statements actually. The first is
In
Heavenly Places pg 360. She understood this so clearly. Pg. 360 In Heavenly
Places, this is what she says: “…As the artist takes on the
polished glass, a true
picture of the human face, so the angels of God daily place upon the books of
heaven an exact representation of the character of every human being…” that’s a fantastic statement. Once again “…As the artist takes on the polished glass, a true
picture of the human face, so the angels of God daily place upon the books of
heaven an exact representation of the character of every human being…”
Nah, saya akan membacakan suatu pernyataan dari
Ellen White, dua pernyatan sebenarnya. Yang pertama dari In Heavenly Places, hal 360.
Ellen White memahami ini dengan begitu jelas. Hal 360 In Heavenly Places, inilah yang
dikatakannya: “Sebagaimana seorang seniman menempatkan kaca yang terpoles
di atas lukisan wajah manusia [untuk menyimpannya dengan aman ***], demikian pula malaikat-malaikat Tuhan setiap hari menulis
di dalam kitab-kitab di Surga suatu masukan yang akurat dari karakter setiap
manusia…” ini adalah pernyataan yang mengagumkan. Sekali
lagi, “….Sebagaimana
seorang seniman menempatkan kaca yang terpoles di atas lukisan wajah manusia,
demikian pula malaikat-malaikat Tuhan setiap hari menulis di dalam kitab-kitab
di Surga suatu masukan yang akurat dari karakter setiap manusia…”
Ellen White also uses this same illustration of photography in the book Testimonies
on Sexual Behavior, Adultery and Divorce, pg 62, when she says this: “Remember, your character
is being daguerreotyped…” that’s an old word that
means photographed “….by the great Master Artist in the record books of heaven,
as minutely as the face is reproduced upon the polished plate of the artist. …”
Ellen White juga memakai ilustrasi
fotografi di dalam buku Testimonies on Sexual Behavior, Adultery and
Divorce hal 62, ketika dia berkata demikian: “Ingatlah, karakter kalian sedang di ‘daguerreotyped’ …” ini adalah kata kuno yang berarti
difoto “….oleh
Seniman Master yang hebat di dalam kitab-kitab di Surga, sedetail wajah yang
direproduksi seorang seniman di atas lempengan yang terpoles …” ***)
***) Di pertengahan abad 19, foto
direproduksi di atas lempengan perak yang dipoles hingga bisa memantulkan gambar sebening cermin. Karena perak itu mudah teroksidasi, maka di
atasnya ditutup kaca supaya foto itu awet.
Now, I believe that if God was
revealing this to a prophet today He would use different terms than “books” or
“photography”. I believe that He would be using video recorders and He would be using computers to speak
about the information that God saves in heaven. Because the technology of God
is far greater than the technology of human beings. But God speaks about
“books” in biblical times because if God had said “computers” they would
say “What’s that?” And He used “photography” when He spoke to Ellen White
because photography was known at that time, and it was a way of expressing what
was in the books. But if God spoke of this today, He would use something that
would appeal to the minds of people today, and I am going to give you an
illustration at the end of our study today. We are comparing this whole process
with a computer so that we can remember what we are studying.
Nah, saya percaya seandainya
Tuhan menyatakan hal ini kepada seorang nabi hari ini, Dia akan memakai istilah
yang berbeda dari “kitab-kitab” atau “fotografi”. Saya percaya Tuhan akan
memakai istilah video recorder, dan Dia akan memakai istilah komputer untuk
berbicara mengenai informasi yang disimpanNya di Surga. Karena teknologi Tuhan
jauh lebih tinggi daripada teknologi manusia. Tetapi di zaman Alkitab Tuhan
berbicara mengenai “kitab-kitab” karena seandainya Tuhan berkata “komputer”
mereka akan berkata, “Apa itu?” Dan Tuhan memakai istilah “fotografi” ketika
berbicara kepada Ellen White karena di zaman itu fotografi sudah dikenal, dan
itu adalah cara untuk menyatakan apa yang ada di dalam kitab-kitab. Seandainya
Tuhan berbicara hari ini, Dia akan memakai sesuatu yang akan menarik bagi
pikiran manusia hari ini, dan saya akan memberi suatu ilustrasi pada akhir
pelajaran kita hari ini. Kita akan membandingkan seluruh proses ini dengan
sebuah komputer supaya kita boleh ingat apa yang kita pelajari.
Now, is it clear what is
contained in the books? Is that clear in
your mind? What is it that is in the books? And exact transcript of you, all of
your self identity that you have developed during your life, all of your
personal identity that distinguishes you
from other people, is written in the books. In other words in heaven there is a
complete biography of every single person.
Nah, apakah sudah jelas apa
yang ada di dalam kitab-kitab? Apakah itu sudah jelas di pikiran kalian? Apa
yang ada di dalam kitab-kitab? Suatu transkrip yang akurat dari kita, semua
identitas diri kita, yang telah kita kumpulkkan selama hidup kita, semua
identitas pribadi kita yang membedakan kita dari orang lain, tertulis di dalam
kitab-kitab. Dengan kata lain di Surga ada biografi setiap manusia.
Now, let’s talk about “the
book” singular because it’s a different book as we read. What is contained in “the book”? In “the book” are contained names, not our lives, names. Let’s read several verses from
Scripture where this is proven true.
Let’s go to Philippians 4:3
here the apostle Paul is referring to some of his fellow workers and notice
what he says, “And I urge you also, true companion,
help these women who labored with me in the gospel, with Clement also, and the
rest of my fellow workers, whose names are
in the Book of Life.”
So what does the Book of
Life contain? It contains names, according to this text.
Nah, marilah kita berbicara mengenai “kitab” yang
tunggal, karena dari apa yang kita baca,
itu adalah kitab yang berbeda. Apa yang ada di
dalam Kitab ini? Di dalam Kitab ini terdapat nama-nama, bukan catatan hidup
kita, tetapi nama-nama. Mari kita baca beberapa ayat dari Kitab Suci di mana hal ini
dibuktikan kebenarannya.
Marilah ke Filipi 4:3, di sini rasul Paulus menyebut beberapa rekan sekerjanya dan
perhatikan apa yang dikatakannya, “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah perempuan-perempuan itu yang telah berjuang
dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku
sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam Kitab Kehidupan.”[NKJV yang diindonesiakan]
Jadi apa isi Kitab
Kehidupan? Isinya
nama-nama, menurut ayat ini.
Notice
Revelation 3:5. We are going to read several verses. Revelation 3:5 here it is
speaking about overcoming, and John, the loving apostle said, “He
who overcomes shall be clothed in white garments, and I will not blot out his
name…” singular “….from the Book…” singular “….of Life; but I will confess his name
before My Father and before His angels.”
Once
again, what’s in the Book? Names!
Perhatikan
Wahyu 3:5. Kita akan membaca beberapa ayat. Wahyu 3:5 di sini berbicara
mengenai kemenangan atas dosa, dan Yohanes, rasul yang terkasih, berkata, “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian;
Aku tidak akan menghapus namanya…” bentuk tunggal “….dari kitab…” bentuk tunggal “…. kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan
Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.”
Sekali
lagi, apa yang ada di dalam Kitab? Nama-nama!
Notice
Exodus 32:31-33, here Moses is at the top of Mount Sinai, Israel is worshipping
the golden calf and God is saying, “I am going to wipe these people out.” And
Moses says, “No, You can’t do that, Lord.” Let’s pick up the conversation.
Exodus 32:31 “Then
Moses returned to the LORD and said, ‘Oh,
these people have committed a great sin, and have made for themselves a god of
gold! 32 Yet now, if
You will forgive their sin --- but if not, I pray, blot me out of Your book
which You have written.’
…” was the name of Moses in God’s book? It most certainly
was.
Perhatikan Keluaran 32:31-33, di sini Musa berada di atas Gunung Sinai,
Israel sedang menyembah lembu emas dan Tuhan berkata, “Aku akan menyapu habis
bangsa ini.” Musa berkata, “Tuhan, jangan berbuat itu.” Marilah kita lihat
pembicaraan itu selanjutnya. Keluaran 32:31 “Lalu kembalilah Musa
menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab
mereka telah membuat allah emas bagi mereka. 32 Namun sekarang, sekiranya Engkau mau mengampuni dosa mereka itu--tetapi jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku
dari dalam kitab-Mu yang telah Kautulis.’" [NKJV yang diindonesiakan]
Apakah nama Musa terdapat di dalam Kitab Tuhan? Betul
sekali.
Let’s notice one more verse and there are others in
Scripture, I am only giving you a sampling.
Daniel 12:1, this is speaking about the event that takes
place immediately before the beginning of the end time tribulation, the great
tribulation. And it says,
“At that time Michael shall stand up, the great prince who stands watch over the sons of your people;
and there shall be a time of trouble, such as never was since there was a
nation, even to that time. And
at that time your people shall be delivered, every one who is found written in
the book.”
So
what is it that the book contains? Singular: book, it contains what? It
contains names. And what do the books contain? They contain the record of what?
The record of our life.
Marilah kita simak satu ayat lagi, dan sebenarnya
ada banyak ayat di Kitab Suci, saya hanya memberikan beberapa contoh saja.
Daniel 12:1, ini berbicara mengenai peristiwa yang
terjadi segera sebelum dimulainya kesusahan akhir zaman, masa kesusahan besar.
Dan dikatakan, “Pada waktu itu juga berdirilah
Mikhael, Pangeran besar itu, yang menjaga anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar,
seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu
itu. Dan pada waktu itu bangsamu akan diluputkan, yakni barangsiapa yang didapati
namanya tertulis dalam Kitab itu.” [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi apa isi Kitab itu? Bentuk tunggal: Kitab,
itu berisi apa? Berisi nama-nama.
Dan apa isi kitab-kitab? Mereka berisi catatan apa?
Catatan hidup kita.
Now,
the records in the books begin with what being who lived on planet earth? Whose
name do you think is first in the Book of Life? Well, the logical thing would
be the first person who lived on planet earth would be the first one that would
be in the Book, right? So, who would be examined first in the Judgment? It
would be Adam who would be examined. We’ll come back to that in a few moments.
Nah,
catatan di dalam kitab-kitab dimulai dengan makhluk mana yang hidup di planet
bumi? Menurut kalian nama siapa yang ada di urutan pertama Kitab Kehidupan?
Nah, yang logis adalah orang yang pertama hidup di planet bumi adalah nama yang
pertama ada di Kitab Kehidupan, bukan? Jadi siapa yang akan pertama diperiksa
dalam Penghakiman? Mestinya Adam yang akan diperiksa dulu. Kita akan kembali kemari
nanti.
Now,
who must appear before the Judgment Seat of Christ? Let’s notice several things
about the Judgment.
2
Corinthians 5:10, we have already read it, but let’s read it again, “For
we must all appear before the judgment seat of Christ, that each one may
receive the things done in the
body according to what he has done, whether good or bad.”
So everyone must appear before the judgment bar of Christ. Now,
where does that Judgment take place? It takes place in heaven, we’ve already
noticed that. Notice Daniel 7:9-10. This is just review. It says in Daniel
7:9-10 “I
watched till thrones were put in place, and the Ancient of Days was seated; His
garment was white as snow, and
the hair of His head was like
pure wool. His throne was a
fiery flame, its wheels a burning fire; 10 A fiery stream issued and
came forth from before Him. A thousand thousands ministered to Him; ten
thousand times ten thousand stood before Him. The court was seated, and the
books were opened.”
Where
does the Ancient of Days live? In heaven.
Where
do the ten thousand times ten thousands, thousands of thousands live? They live
in heaven.
So where is this judgment taking place? Where it says “The court was seated, and the books
were opened.”? It is taking place in heaven.
So who must appear? Everyone.
Where does the judgment take place? In heaven.
When does it take place? Most Christians believe that it’s when
Jesus comes that’s the Judgment. But the bible doesn’t teach that according to
what we’ve studied. The Judgment takes place even before the close of
probation, before Jesus comes.
Notice
Revelation 14:6-7, this is clear there. Revelation 14:6-7 “Then
I saw another angel flying in the midst of heaven, having the everlasting
gospel to preach to those who dwell on the earth --- to every nation, tribe,
tongue, and people…”
Question: Can people be saved while the Gospel is being
preached? Can people be saved? Is the door of probation still open? Has the
second coming taken place yet? No.
Now notice what this first angel who brings the
everlasting Gospel has to say in verse 7, “….7saying
with a loud voice, ‘Fear God and give glory to Him, for the hour of His
judgment…” will come. Ah, it doesn’t say “will come”. This is a
punctual past, it is an “aorist”,
in Greek “….the hour of His judgment has come; and worship Him who made heaven and
earth, the sea and springs of water."
Question: does the Judgment begin while the Gospel is being
preached to every nation, kindred, tongue and people? Yes.
Does the Judgment take place then before the close of probation
and before the second coming of Christ? Absolutely, yes.
Nah,
siapa yang harus tampil di depan takhta penghakiman Kristus? Mari kita
perhatikan beberapa hal mengenai Penghakiman.
2
Korintus 5:10, kita tadi sudah membacanya, tetapi mari kita baca lagi, “Sebab kita semua harus
menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang
patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini baik atau pun jahat.”
Jadi
semua orang harus tampil di hadapan pengadilan Kristus.
Nah,
di manakah penghakiman itu terjadi? Di Surga, kita tadi sudah menyimaknya.
Perhatikan Daniel 7:9-10, ini hanya pengulangan. Dikatakan di Daniel 7:9-10 “Sementara aku terus melihat hingga
takhta-takhta diletakkan di tempatnya lalu
duduklah Yang Lanjut Usianya, pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut di kepalaNya seperti bulu domba murni; takhta-Nya
dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. 10 Suatu sungai api timbul dan
mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa
kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan
dan dibukalah Kitab-kitab.” [NKJV yang diindonesiakan].
Di
manakah Yang Lanjut Usia tinggal? Di Surga.
Di
mana yang seribu kali beribu-ribu, selaksa kali berlaksa-laksa tinggal? Mereka
tinggal di Surga.
Jadi
di manakah penghakiman ini terjadi? Di manakah dikatakan “duduklah Majelis Pengadilan
dan dibukalah Kitab-kitab”? Terjadinya di Surga.
Jadi siapa saja yang harus tampil?
Semua orang.
Di mana penghakiman ini terjadi? Di
Surga.
Kapan terjadinya? Kebanyakan orang
Kristen percaya ketika Yesus datang, saat itulah penghakiman. Tetapi Alkitab
tidak mengajarkan demikian, sesuai apa yang telah kita pelajari. Pengadilan
terjadi bahkan sebelum berakhirnya masa kemurahan Tuhan, sebelum kedatangan
Yesus.
Perhatikan Wahyu 14:6-7, jelas di sini.
Wahyu 14:6-7 “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah
langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang
diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, …” Pertanyaan: Bisakah manusia
diselamatkan selama Injil masih dikabarkan? Bisakah manusia diselamatkan?
Apakah pintu kasihan masih terbuka? Apakah kedatangan Yesus yang kedua sudah
terjadi? Belum! Sekarang perhatikan apa yang dikatakan malaikat yang pertama
yang membawa Injil yang kekal ini di ayat 7 “….
7 dan ia berseru dengan suara
nyaring: ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena…” akan tiba saat penghakimanNya. Aaah,
tidak dikatakan “akan tiba”. Ini adalah keterangan waktu punctual past, dalam
bahasa Greeka namanya “aorist” “….telah tiba saat
penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan
laut dan semua mata air.’
Pertanyaan:
Apakah Penghakiman mulai sementara Injil sedang dikabarkan kepada setiap
bangsa, suku, bahasa dan kaum? Ya.
Kalau
begitu apakah Penghakiman terjadi sebelum berakhirnya masa percobaan dan
sebelum kedatangan Kristus yang kedua? Betul sekali, iya.
Now,
when do people receive their reward? We’ve studied this before. Notice Matthew
16:27. Now, I want you to have these things clear in your mind because we are
going to come back to them in a few moments. Matthew 16:27 says, “For
the Son of Man will come in the glory of His Father with His angels, and
then…” what coming is that referring to when it says He is going
to come in the glory of His Father with His angels? Which coming is that?
Second coming of Christ. It says, “….and then
He will…” what? “….He will reward each according to his works.”
When does He reward people according to their works? When Jesus
comes.
Nah, kapan manusia menerima pahala mereka? Kita
telah mempelajari ini sebelumnya. Perhatikan Matius 16:27. Sekarang saya ingin
kalian memahami ini dengan jelas karena kita nanti akan kembali kemari. Matius
16:26 berkata, “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi
malaikat-malaikat-Nya; setelah itu…” kedatangan mana yang dibicarakan di
sini ketika dikatakan Dia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi
malaikat-malaikat-Nya? Kedatangan yang mana ini? Kedatangan Kristus yang kedua.
Dikatakan, “….setelah itu Ia akan…”
apa? “….Ia akan
membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Kapan Tuhan memberi balasan kepada manusia sesuai
perbuatan mereka? Ketika Yesus datang.
Notice
Revelation 22:12. Another verse that clearly expresses this. Revelation 22:12,
it says, "And behold, I am coming
quickly…” here Jesus is speaking, “….and My reward is…”
what? “….is with Me, to give
to every one according to his work.”
What does Jesus examine in the judgment? According to what we’ve
notice, He examines our what? Our works, we’ve read that, right? Now it says
that He brings the reward according to our what? To our works. So must He have
examined what our works were before He came to reward us? Absolutely yes, this
is clearly biblical.
Yet most Christians believe that when a person dies, their soul
flies off to heaven or if they were wicked their soul go to hell.
My question is, if people go to hell when they die, why does
Jesus have to come again? It kind of makes the second coming of Christ not very
significant.
Perhatikan
Wahyu 22:12. Ayat yang lain yang dengan jelas menyatakan ini. Wahyu 22:12,
dikatakan, “Lihatlah, Aku datang segera…” di sini Yesus sedang berbicara, “….dan Aku…” apa? “….membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut
perbuatannya. …" [NKJV yang diindonesiakan]
Apa yang diperiksa Yesus dalam
Penghakiman? Sesuai apa yang telah kita
perhatikan, Dia memeriksa apa? Perbuatan kita, itu yang kita baca, bukan? Nah, dikatakan bahwa Dia membawa
upah sesuai dengan apa kita? Perbuatan kita. Jadi haruskan Yesus sudah memeriksa
bagaimana perbuatan kita sebelum Dia datang untuk memberi balasan kepada kita?
Betul sekali, ya, ini sangat alkitabiah.
Namun banyak orang Kristen percaya
bahwa ketika orang mati, nyawanya terbang ke Surga atau jika ini orang jahat,
maka nyawanya pergi ke neraka.
Pertanyaan saya adalah, jika manusia
ke neraka pada waktu mereka mati, untuk apa Yesus harus datang lagi? Bukankah
ini sepertinya mengecilkan makna kedatangan Kristus yang kedua?
Now, I want to show you biblically that both the living and the dead will
receive their reward at the same time. The righteous dead do not
receive their reward when they die, they receive their reward when Jesus comes.
Just like the living do.
1
Thessalonians 4:15-17, it says there “For this we say to you by the word of
the Lord, that we who are alive and
remain until the coming of the Lord will by no means precede those who are
asleep…” So those who are alive are not going to precede those who
are what? Those who are asleep. Precede them to what? Precede them to heaven.
Let’s continue reading, verse 16 “….16For the Lord Himself will
descend from heaven with a shout, with the voice of an archangel, and with the
trumpet of God. And the dead in Christ will rise first. …” what event is being described in verse 16 when it says, “….16For the Lord Himself
will descend from heaven with a shout, with the voice of an archangel, and with
the trumpet of God. …” what event is that? The second coming
of Christ. And what happens? It says, “…And the dead in
Christ will…” what? “….will rise first.
…” Now, listen carefully, “…. 17Then
we who are alive and remain
shall be caught up together with them…” who is that? Caught up together with
whom? With those who died and what? And resurrected. “…Then we who are alive
and remain shall be caught up together with them in the clouds to meet the Lord
in the air. And thus we shall always be…”
what? “….with the Lord.”
Sekarang, saya ingin menunjukkan kepada kalian bahwa baik yang hidup dan yang
mati akan menerima pembalasan mereka pada waktu yang sama.
Orang-orang benar yang sudah mati tidak menerima pahala mereka pada waktu
mereka mati, mereka menerima balasan mereka pada waktu Yesus datang. Sama
seperti orang-orang yang hidup.
1 Tesalonika 4:15-17, mengatakan di sana, “Ini kami katakan kepadamu
dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan,
sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang sedang
tidur. …” Jadi
mereka yang masih hidup tidak akan mendahului mereka yang apa? Mereka yang
sudah tidur. Mendahului mereka ke mana? Mendahului mereka ke Surga. Mari kita
lanjutkan, ayat 16 “….16Sebab TUHAN sendiri akan turun dari
surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati
dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.…” Peristiwa apa yang sedang dilukiskan di
ayat 16 ketika dikatakan “….16Sebab TUHAN sendiri akan turun dari
surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah…” Peristiwa
apa ini? Kedatangan Kristus yang kedua kali. Dan apa yang terjadi? Dikatakan, “….dan mereka yang mati dalam
Kristus akan…” apa? “….lebih dahulu bangkit. …” Sekarang dengarkan baik-baik, “….17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat
bersama-sama dengan mereka…” Siapa mereka itu? Diangkat bersama-sama
dengan siapa? Dengan mereka yang sudah mati dan apa? Dan dibangkitkan. “….sesudah itu, kita yang
hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.
Demikianlah kita akan selama-lamanya…” apa? “…. bersama-sama dengan Tuhan.”
[NKJV yang diindonesiakan].
When is it that God’s people are going to go to heaven with
Jesus? Is it when they die or is it when Jesus comes? It’s when Jesus comes
according to Scripture. The Bible is clear on this all throughout the New
Testament. The hope of the Christian is not in some immortal soul flying off at
death, the
hope of the Christian is in the resurrection of the dead through the power of
Jesus Christ when He comes at His second coming.
Kapankah umat Tuhan akan pergi ke
Surga bersama-sama Yesus? Apakah pada waktu mereka mati atau apakah ketika
Yesus datang? Menurut Kitab Suci, ketika Yesus datang. Alkitab sangat jelas
mengenai hal ini di seluruh Perjanjian Baru. Harapan orang Kristen bukan dalam
jiwa yang tidak bisa mati yang terbang ke atas pada waktu kematian. Harapan orang Kristen ada pada
kebangkitan orang mati melalui kuasa Yesus Kristus ketika Dia datang pada
kedatanganNya yang kedua.
Now, let’s review what we have studied so far about the Judgment.
First of all, how many must appear? All must appear.
Where does the Judgment take place? In heaven.
When does it take place? Before the second coming.
When does Jesus reward those who went through Judgment? At the
second coming of Christ.
Now, here is a very important question: Where are the dead
between the time of their death and when Jesus comes to reward them?
Let’s
go to John 5:28-29 and listen to the words of Jesus Christ. Do you think we can
trust Jesus? I think we can trust what Jesus says. John 5:28-29, Jesus says, “Do not marvel at this; for the hour
is coming in which all who are in…” heaven or in hell will hear His
voice. No. It says, “….for the hour is coming in which all who
are…” where? “…. in
the graves will hear His voice 29and come forth --- those who
have done good, to the resurrection of life, and those who have done evil, to
the…” what? “….to the resurrection of condemnation.”
Nah, marilah kita ulangi apa yang
telah kita pelajari sejauh ini mengenai Penghakiman.
Pertama, berapa banyak orang yang
harus tampil? Semua harus tampil.
Di mana Penghakiman ini terjadi? Di
Surga.
Kapan terjadinya? Sebelum kedatangan
Kristus kedua kalinya.
Kapan Yesus memberi balasan kepada
mereka yang telah dihakimi? Pada kedatangan Kristus yang kedua.
Nah, sekarang ini pertanyaan yang
sangat penting: Di mana orang-orang mati antara saat kematian mereka dengan saat
Yesus datang memberi balasan kepada mereka?
Marilah
kita ke Yohanes 5:28-29 dan dengarkan kata-kata Yesus Kristus. Menurut kalian
apakah kita boleh percaya pada kata-kata Yesus? Menurut saya kita boleh percaya
pada kata-kata Yesus. Yohanes 5:28-29 dan dengarkan kata-kata Yesus Kristus, “Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa
semua orang yang di…” Surga
dan di neraka akan mendengar suara-Nya. Tidak! Dikatakan, “….sebab saatnya akan tiba,
bahwa semua orang yang di…” mana? “…. dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, 29
dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup
yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum,”
So where are the dead, from the point of death until the point
of the second coming of Jesus? The bible says that they are in their what? In
their graves.
Now, after a person dies, and before Jesus comes, all of God’s
people must stand before the judgment seat of Christ, right? We’ve read that.
All of us must stand before the judgment seat of Christ.
Now, here is the big question. Did Adam have to appear before
the judgment seat of Christ? We noticed that the date for the judgment began
when? In 1844. Adam is the first one who appears before the judgment seat of
Christ. Now, you are saying, “Wait a minute, Pastor Bohr, you are contradicting
yourself. Because you just said that Adam died and he is in the grave until
Jesus comes. So how could Adam appear before the judgment seat of Christ in
1844?” Are you understanding my question? It sounds like a complicated
question, but it really isn’t.
Jadi di manakah orang-orang yang sudah
mati, dari saat kematian hingga saat kedatangan Yesus yang kedua? Alkitab
berkata mereka ada di dalam apa? Di dalam kubur mereka.
Nah, setelah seseorang mati, dan
sebelum Yesus datang, semua umat Allah harus berdiri di hadapan takhta
penghakiman Kristus, betul? Kita sudah membaca itu. Kita semua harus berdiri di
hadapan takhta penghakiman Kristus.
Nah, ini pertanyaan besarnya: apakah
Adam harus tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus? Kita telah menyimak
bahwa tanggal dimulainya penghakiman ini kapan? Tahun 1844. Adam adalah yang
pertama yang harus tampil di hadapan takhta penghakiman Kristus. Nah, kalian
berkata, “Tunggu sebentar, Pastor Bohr, Anda mengkontradiksi diri sendiri,
karena Anda tadi berkata Adam mati dan ada di dalam kuburnya hingga Yesus
datang. Jadi bagaimana Adam bisa tampil di hadapan tahkta penghakiman Kristus
di 1844?” Apakah kalian paham pertanyaan saya? Sepertinya ini pertanyaan yang
rumit, tetapi sebenarnya tidak.
Now
let me read you a statement from Great Controversy pg. 482, Ellen White
explains here, “As the
books of record are opened in the judgment…”
this is the judgment of God’s people before the second coming, “…the lives of all who have
believed in Jesus, come in review before God…” who is
contemplated in this judgment? All of those who what? Not unbelievers, we’ve
already noticed that in the millennium and after the millennium takes care of
those, but it says, “…all those who have believed in Jesus come in review before God.…” Now listen to
what she says, “…Beginning with those who first lived upon the earth…” so who would
be the first one? Adam. “…our
Advocate presents the cases…” listen
carefully “…of each successive generation, and closes with the living.”
Now,
I ask the question once again, how is it possible for Adam to appear before the
judgment seat of Christ first in 1844 because he was the first that lived on
planet earth. How could he appear there if he was in his grave waiting for the
second coming of Jesus Christ? I think you know the answer. He appeared before
the judgment seat of Christ, not in person but through the record of his life
in the books.
Nah,
saya akan membacakan suatu pernyataan dari Great Controversy hal 482, Ellen White
menjelaskannya di sini, “Pada saat kitab-kitab catatan
dibuka di dalam pengadilan…” ini adalah penghakiman umat Allah
sebelum kedatangan yang kedua, “…kehidupan semua orang yang
pernah percaya di dalam Yesus, tampil di hadapan Tuhan untuk diperiksa…”
Siapa yang diperiksa di pengadilan ini? Semua yang apa? Bukan
orang-orang tidak percaya, kita sudah menyimak bahwa di masa millennium dan
setelah millennium itulah bagian orang-orang tidak percaya, tetapi dikatakan di
sini, “…
semua orang yang pernah percaya di dalam Yesus, tampil di hadapan Tuhan untuk
diperiksa…” Sekarang
dengarkan apa kata Ellen White, “…Mulai dari mereka yang
pertama hidup di atas bumi…” jadi siapa yang pertama? Adam. “…Perantara
kita mempersembahkan kasus-kasus…” dengarkan baik-baik, “…setiap generasi secara berurutan, dan mengakhirinya dengan
mereka yang masih hidup.”
Sekarang
saya tanyakan pertanyaan itu lagi, bagaimana mungkin buat Adam tampil di
hadapan takhta penghakiman Kristus ditahun 1844 karena dialah orang yang
pertama hidup di planet bumi? Bagaimana dia bisa tampil di sana jika dia ada di
dalam kuburnya menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua? Saya rasa kalian
sudah tahu jawabnya. Dia tampil di depan takhta penghakiman Kristus, tidak
secara pribadi, melainkan melalui catatan hidupnya di dalam kitab-kitab.
Now,
let me read you a statement here. Great Controversy pg 482. You know Ellen
White understood this so clearly. If Christians would just read the book The Great
Controversy with an open mind, all kinds of dots will be connected and
they would understand how all of the doctrines of the bible fit together in a
perfect and harmonious whole and it’s not just a collection of doctrines, you
know, which one when you look at them carefully, one doctrine contradicts
another. No. All of the doctrines of the bible are in perfect harmony. Now
notice what she says, The Great Controversy pg. 482 “The righteous dead will not be
raised until after the judgment….” Is that biblical?
Sure. “The
righteous dead will not be raised until after the judgment, at which time they
are accounted worthy of the resurrection of life. Hence they will not be
present in person at the tribunal when their records are examined and their
cases decided.”
Are
you following me? It is so simple, it is not complicated. It’s not rocket
science. The bible makes it simple.
Nah,
izinkan saya membacakan suatu pernyataan di sini. Great Controversy hal 482.
Kalian tahu, Ellen White memahaminya dengan begitu jelas. Jika orang-orang
Kristen mau membaca buku The Great Controversy dengan pikiran yang
terbuka, semua titik akan tersambung dan mereka akan memahami bagaimana semua
doktrin Alkitab klop satu sama lain dalam suatu kesatuan yang sempurna dan
selaras, dan bukan hanya kumpulan doktrin-doktrin lepas, kalian tahu, yang jika
disimak dengan teliti, yang satu bisa bertentangan dengan yang lain.
Tidak. Semua doktrin di dalam Alkitab
itu selaras penuh.
Sekarang
perhatikan apa kata Ellen White, the Great Controversy hal 482, “Orang-orang mati yang
sudah dibenarkan tidak akan dibangkitkan hingga lewat masa penghakiman…” Apakah
ini alkitabiah? Tentu saja. “Orang-orang mati yang sudah
dibenarkan tidak akan dibangkitkan hingga lewat masa penghakiman, pada saat
mana mereka diperhitungkan layak menerima kebangkitan kepada hidup. Maka mereka
tidak akan hadir secara pribadi di pengadilan ketika catatan mereka diperiksa
dan kasus mereka diputuskan.”
Apakah
kalian mengikuti saya? Sangat sederhana, tidak rumit sama sekali. Ini bukan
sains roket. Alkitab membuatnya sangat sederhana.
Now,
I am going to talk to you about something that even most SDA have not fully
understood. You say, “What? Not even SDA have fully understood this?”
Absolutely.
We
read that the bible says that when a person dies, the spirit returns to what?
The spirit returns to God. Now, there is more there than just the breath
returning to God. Because some people say, “Oh, you say that the spirit is the
breath, so when a person breathes his last, God grabs the breath and He saves
it in heaven?” No. they say it factitiously.
The
fact is the
spirit is more than the breath. The spirit is the record of the self identity
of the person that is recorded in God’s book. Let met give you some
biblical examples and then we are going to put it all together.
Sekarang
saya akan berbicara tentang sesuatu yang bahkan kebanyakan MAHK tidak
memahaminya dengan benar. Kalian berkata, “Apa? Bahkan MAHK tidak benar-benar
memahami ini?” Betul sekali.
Kita
membaca bahwa Alkitab berkata, pada waktu seseorang mati, rohnya kembali ke
mana? Rohnya kembali ke Tuhan. Nah, ternyata ada yang lebih daripada hanya
nafasnya saja yang kembali ke Tuhan. Karena ada orang berkata, “Oh, Anda
berkata roh itu adalah nafas, jadi ketika seseorang menarik nafasnya yang
terakhir, Tuhan menangkap nafas itu dan Dia menyimpannya di Surga?” Tidak. Yang
mereka katakan itu bukan kebenaran.
Faktanya
adalah, roh itu lebih dari sekadar nafas.
Roh adalah catatan identitas diri manusia itu yang dicatat di dalam kitab
Tuhan. Saya akan memberikan beberapa contoh alkitabiah dan
setelah itu kita akan menyusunnya menjadi satu.
Notice
Luke 8:52-56, this is the story of the resurrection of the daughter of Jairus,
and I want you to notice this very interesting story. Here Jesus is going to
resurrect her. It says, “Now all wept and mourned for her; but
He said, ‘Do not weep; she is not dead, but…”
what? “….but sleeping.’ 53And
they ridiculed Him, knowing that she was dead. 54But He put them all
outside, took her by the hand and called, saying, ‘Little girl, arise.’ …” And now listen carefully, sometimes you know, even though
I have large print I read things wrong,
so you are going to correct me if I am wrong. “…. 55Then…” the spirit returned. Thank you very much. It doesn’t say
“the” spirit, it says what? “…. her spirit returned, and she arose
immediately. And He commanded that she be given something to eat. …” Let me ask you, do you think that
this little girl when she resurrected
that she recognized her parents? Do you think she remembered the last events of
her life? The bible gave us the impression that she was even hungry when she
died. Because it’s the first thing that Jesus said, “Give her some food.”
In other words, what does this mean when it says that “her
spirit returned to her”? Did God gave her back only her breath or did God give
her back her self identity, who she was while she was alive? He returned to her
who she was when she was alive. In other words our spirit becomes personalized. Now,
it’s not that the spirit is alive or anything, but somehow God saves
the record in a way with a technology
that is far greater than any of us can understand. And when a person dies, when
He resurrects that person, He takes the record of that life and He inputs it
into the person and gives the breath of life to that person and that person
picks up where he/she left off. Are you with me or not? That’s why it says “her
spirit”, not any old spirit, not just “the spirit” not just the breath, “her
spirit” .
Simak Lukas 8:52-56, ini adalah kisah tentang
dibangkitkannya anak perempuan Jairus, dan saya mau kalian memperhatikan kisah
yang sangat menarik ini. Di sini Yesus akan membangkitkan anak perempuan itu.
Dikatakan, “Semua orang menangis dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus
berkata: ‘Jangan menangis; ia tidak mati, tetapi…” apa? “….tetapi tidur.’ 53 Mereka
menertawakan Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati. 54 Tetapi Yesus menyuruh mereka semua keluar, memegang
tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: "Hai anak perempuan, bangunlah!’ …” sekarang
dengarkan baik-baik, kadang-kadang kalian tahu walaupun yang saya baca ini hurufnya besar-besar, saya
bisa salah membaca, jadi kalian harus mengoreksi saya jika saya salah. “….55 Maka
kembalilah…” roh
itu. Terima kasih banyak, tidak dikatakan kembalilah “roh itu”, dikatakan apa? “….kembalilah roh anak perempuan itu dan seketika itu juga ia bangkit
berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan. …” [NKJV yang diindonesiakan]
Coba saya tanya, menurut kalian apakah pada waktu
anak perempuan kecil ini bangkit dia mengenali orangtuanya? Menurut kalian
apakah dia ingat peristiwa yang terakhir dalam hidupnya? Alkitab memberi kita
kesan bahwa dia lapar ketika dia mati, karena hal pertama yang dikatakan Yesus adalah, “Berilah dia
makan.”
Dengan kata lain, apa maksudnya ketika dikatakan
“kembalilah roh anak perempuan itu” kepadanya? Apakah Tuhan mengembalikan
kepadanya hanya nafasnya atau Tuhan mengembalikan kepadanya identitas dirinya,
siapa dia ketika dia masih hidup? Tuhan mengembalikan kepada anak perempuan itu identitasnya ketika dia masih hidup. Dengan
kata lain roh kita menjadi bersifat
pribadi. Nah, bukan maksudnya bahwa roh itu hidup atau apa,
tetapi entah bagaimana Tuhan menyimpan rekor/catatan itu dengan suatu teknologi
yang jauh melampaui kemampuan pemahaman kita. Dan pada waktu seseorang mati,
dan Tuhan membangkitkan orang itu, Dia mengambil catatan kehidupan itu dan Dia
memasukkannya kembali pada orang itu, dan memberikan nafas hidup kepada orang
itu, dan orang itu melanjutkan hidupnya dari titik terakhir ketika dia mati.
Apakah kalian bisa mengikuti saya atau tidak? Itulah sebabnya dikatakan “roh
anak perempuan itu”, bukan sembarang roh, bukan hanya “suatu roh”, bukan cuma
nafasnya, tetapi “roh anak perempuan itu.”
Now notice another biblical example. Acts 7:57-60. This is
talking about the stoning of Stephen. Acts 7:57-60, it says,
“Then they cried out with a loud voice, stopped their ears, and ran at
him with one accord; 58and they cast him out of the city and stoned him. And the witnesses laid down their clothes at the feet of a
young man named Saul. 59And they stoned Stephen as he was calling on
God and saying, ‘Lord Jesus, receive…” the spirit. Thank you very much! It doesn’t say receive
“the spirit”, it says “….receive
my spirit.’ 60Then he knelt down and cried out with a loud
voice, ‘Lord, do not charge them with this sin.’ …” and I love this expression, “….And when he had said
this, he fell asleep.” You know, it could have been written “he died”, oh, it sounds so
terrible, “he died”. He went to sleep. You know death is just a little bit
longer sleep than when we sleep at night.
So
what returned to Stephen? He said “my spirit”.
When
Stephen resurrects do you think he is going to remember Saul of Tarsus? Do you
think he is going to remember this sermon that he gave in Acts 7, you’d better
believe it. He is going to pick up where he left off. Because God is not just
going to return his breath, but his breath with who he was while he was alive,
with his own self identity, his personalized spirit, if you please.
Sekarang perhatikan contoh lain dalam Alkitab.
Kisah 7:57-60. Ini berbicara mengenai perajaman Stefanus. Kisah 7:57-60, dikatakan,
“Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak
menyerbu dia. 58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah
mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. 59 Sedang
mereka melemparinya dengan batu Stefanus
berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah …”
suatu roh. Terima kasih banyak! Tidak
dikatakan “terimalah suatu
roh”, tapi dikatakan “….terimalah rohku.’ 60 Sambil
berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan, janganlah tanggungkan dosa
ini kepada mereka!’ …” dan
saya suka dengan istilah ini, “….Dan dengan perkataan itu tidurlah ia.” [NKJV yang diindonesiakan] Kalian tahu,
bisa saja ini ditulis “matilah dia”, oh, tapi kedengarannya begitu mengerikan,
“matilah dia”. Tertidurlah dia. Kalian tahu, kematian hanyalah tidur yang
sedikit lebih lama daripada tidur kita di malam hari.
Jadi apa yang dikembalikan Stefanus? Dia berkata,
“rohku.”
Pada waktu Stefanus dibangkitkan menurut kalian
apakah dia akan ingat Saulus dari Tarsus? Menurut kalian apakah dia akan ingat
khotbah yang disampaikannya di Kisah pasal 7? Pasti. Dia akan menyambung dari
titik terakhir ketika dia mati. Karena Tuhan akan
mengembalikan bukan saja hanya nafasnya, tetapi nafasnya bersama dengan
identitasnya ketika dia masih hidup, bersama identitas dirinya, katakanlah, roh
pribadinya.
Now,
let’s notice one final example and then I’ll read you a statement from Ellen White which is very interesting. Luke
23:46. This is dealing with Christ. Luke 23:46, it says, “And
when Jesus had cried out with a loud voice, He said, ‘Father, into Your hands I
commit…” the Spirit. No, it doesn’t say “the
Spirit”. It says “….I commit My
spirit.' Having said this, He…” what? “….He breathed His
last.”
So
what did Jesus command to His father? Only His breath? No, it was His breath
along with His what? With His self identity, with who He was during His life.
Nah, marilah kita simak satu contoh yang
terakhir, kemudian saya akan membacakan suatu pernyataan dari Ellen White, yang
sangat menarik. Lukas 23:46. Ini berkaitan dengan Kristus. Lukas 23:46,
dikatakan, “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam
tangan-Mu Kuserahkan…” suatu roh. Tidak, tidak dikatakan “suatu roh”,
dikatakan, “…. Roh-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menarik nafasNya yang terakhir.” [NKJV yang diindonesiakan]
Jadi, apa yang diserahkan Yesus kepada
Bapa-Nya? Hanya nafasNya? Tidak, tetapi nafasNya bersama-sama dengan apaNya?
Dengan identitas diriNya, bersama dengan siapa Dia selama hidupNya.
Now,
let me read you an amazing statement from a woman who had 2½ years of primary
education because that’s all of the formal education that Ellen White had was 2½
years of primary elementary education. Listen to what she had to say. This is
found in the
SDA Bible Commentary Vol. 6 1093. “Our personal identity is preserved in the resurrection, though
not the same particles of matter or material substance as went into the grave. …” as God doesn’t
have to recuperate every little particle of matter to put us back together
again. She continues saying, “…The
wondrous works of God are a mystery to man.…” and here comes
the key portion: “…The spirit, the character of man, is returned to God there to be
preserved…” what is it
that God preserves? Only our breath? No, He preserves what? Our character which
is the record of our life, our self identity, who we were while we were alive.
So she says, “….The spirit, the character of
man, is returned to God there to be preserved. In the resurrection every man
will have his own character.”
Wouldn’t
it be something if God gave me the breath of life and I was Rick Perez? No. God
is going to return to me my spirit. I like Rick but I don’t want to be Rick, I
want to be myself.
Now
let me give you an illustration what this means.
Nah, saya akan membacakan suatu pernyataan yang
mengagumkan dari seorang wanita yang hanya mengikuti Sekolah Dasar selama 2½
tahun karena itulah pendidikan formal yang dipunyai Ellen White, 2½ tahun
Sekolah Dasar. Dengarkan apa katanya. Ini ditemukan di Seventh Day Adventist Bible Commentary
Vol. 6 hal 1093. “Identitas pribadi kita disimpan untuk kebangkitan, walaupun
tidak terbuat dari partikel zat atau unsur yang sama seperti yang masuk ke dalam kubur…” karena Tuhan tidak perlu memulihkan setiap
partikel zat untuk membuat kita utuh lagi. Ellen White
melanjutkan berkata, “…Pekerjaan Tuhan yang mengagumkan adalah suatu misteri bagi
manusia…” dan sekarang tibalah porsi kuncinya, “…Rohnya, karakter manusia, dikembalikan kepada Tuhan untuk
disimpan…” apa yang
disimpan Tuhan? Hanya nafas kita? Tidak. Tuhan menyimpan apa? Karakter kita
yaitu catatan hidup kita, identitas diri kita, siapa kita pada waktu kita masih
hidup. Maka Ellen White berkata, “…Rohnya, karakter manusia, dikembalikan kepada Tuhan untuk
disimpan. Pada saat kebangkitan, setiap manusia akan mendapatkan karakternya
sendiri kembali.”
Seandainya Tuhan memberikan kepada saya nafas
hidup dan saya menjadi Rick Perez
[pelukis terkenal], bukankah itu akan mengejutkan? Tidak. Tuhan akan
mengembalikan roh saya. Saya suka Rick tetapi saya tidak mau menjadi Rick, saya
mau menjadi diri saya sendiri.
Nah, saya akan memberi suatu ilustrasi apa
artinya ini.
Let’s
suppose that you have a video camera and
you have been taping some family events and you shut off the camera and for 10
years the camera you don’t use it, it’s in the closet. After 10 years you take
it out and you decide you are going to take some family pictures and so you
turn on the video camera and you keep on taping. Let me ask you, when you watch
the video do you find any indication that there was any interval of time
between when the camera shut off and when the camera picked up again?
Absolutely not. The camera was off for
10 years. The camera, if you please, had no history during those 10 years, it
picked up where it what? Where it left off. The same is true with our lives.
See, as we live the video camera is rolling, God is taping ~ so to speak ~ our
lives. When we die what happens? The video camera shuts off. What happens at
the resurrection? At the resurrection the video camera starts rolling again.
What happens during the interim, all of that period between when the camera was
shut off and when the camera was turned on again? God’s people were sleeping.
That person had absolutely no history because that person was what? That person
was dead, or that person was sleeping. Are you following me or not?
Katakanlah
kita memiliki sebuah video camera dan kita sedang merekam peristiwa-peristiwa
keluarga, kemudian kamera itu kita
matikan dan selama 10 tahun tidak kita pakai, kamera itu disimpan saja dalam
lemari. Setelah 10 tahun, kita ambil keluar dan kita memutuskan akan merekam
beberapa foto keluarga. Maka kita hidupkan video camera itu dan kita mulai
merekam.
Coba
saya tanya, pada waktu kita menonton rekaman videonya, apakah kita akan
menemukan indikasi apa pun bahwa ada interval waktu antara saat kamera itu dimatikan dan ketika kamera itu merekam lagi? Sama sekali
tidak ada. Kamera itu
dimatikan selama 10 tahun. Katakanlah, kamera
itu tidak punya catatan sejarah selama 10 tahun itu, dia baru melanjutkan lagi
dari mana? Dari detik ketika dimatikan. Hal yang sama berlaku untuk hidup kita.
Lihat, selama kita hidup, video camera itu merekam, katakanlah Tuhan sedang
merekam hidup kita. Ketika kita mati, apa yang terjadi? Video camera itu
mati. Apa yang terjadi pada saat
kebangkitan? Saat kebangkitan, video camera itu mulai merekam lagi. Apa yang
terjadi selama masa interimnya, seluruh waktu antara saat kameria itu mati dan ketika kamera itu dinyalakan lagi? Umat Tuhan
sedang tidur. Orang itu sama sekali tidak mencatat sejarah karena apa? Karena
orang itu mati, atau orang itu sedang tidur. Apakah kalian bisa mengikuti saya
atau tidak?
Now,
let’s read Job 19:25-27, this is a very interesting passage. Here Job is
speaking about his own experience. Job 19:25-27, this is one of those moments
where he expresses a high degree of faith in the midst of his suffering. He
says there, “I know that my
redeemer lives,
and that in the end he will stand on the earth.
26 And after my skin has been destroyed…”
in other words after I decompose, now
notice the terminology, “… after my skin has been destroyed, yet in my flesh I will see God; 27 I myself will see Him with my own eyes—I, and not another. …”[NIV] So nobody else is going to see Jesus
when He comes, because Job says, “Me and no one else.” What is Job really
saying? He is saying “When I resurrect, I am going to be…” what? “…I am going to be Job. I myself ~ after my
skin decomposes ~ I myself am going to see…” what? “…with my own eyes and not another, in other
words I am not going to be another person. I am going to be the…” what?
“…I am going to be the same person.”
Nah, mari kita
baca Ayub 19:25-27, ini adalah kutipan yang sangat menarik. Di sini Ayub
berbicara tentang pengalamannya sendiri. Ayub 19:25-27, ini adalah salah satu
momen ketika dia mengekspresikan iman yang besar di tengah-tengah
penderitaannya. Dia berkata, “Tetapi aku tahu: Penebusku
hidup, dan akhirnya Ia akan berdiri di atas bumi; 26 Juga sesudah kulit tubuhku hancur…” dengan kata lain setelah tubuhku rusak,
sekarang perhatikan istilahnya, “….sesudah kulit tubuhku hancur, namun dalam dagingku aku akan melihat Allah, 27 aku sendiri yang akan melihatNya dengan mataku
sendiri, aku dan bukan orang lain.” [NIV
yang diindonesiakan]
Jadi orang lain tidak akan ada yang melihat Yesus
pada waktu Dia datang karena Ayub berkata, “aku dan bukan orang lain”? Apa yang
sesungguhnya dikatakan Ayub? Dia berkata, “Pada waktu aku bangkit, aku adalah…”
apa? “…aku adalah Ayub. Diriku sendiri ~ setelah kulit tubuhku rusak aku akan
melihat…” apa? “…dengan mataku sendiri dan bukan mata orang lain…” dengan kata
lain, “…aku tidak akan menjadi orang lain, aku …” apa? “…aku tetap orang yang
sama.”
Now, let me give you an example from the experience of the
wicked outside the Holy City after the 1000 Years. How do the wicked resurrect?
Righteous? No, they resurrect wicked. Listen to another statement from the Great
Controversy pg. 664. Amazing statement, Great Controversy pg. 664. Here
she is referring to the wicked outside the Holy City after the Millennium. She
says, “There
are kings and generals who conquered nations, valiant men who never lost a
battle, proud ambitious warriors whose approach made kingdoms tremble. …” now, listen to
this, “… In death these experienced no
change. …” Listen
carefully now, “…As they come up from the grave, they resume…” what does
“resume” mean? It means they start with the video camera went off when they
died, “….they resume the current of their
thoughts just where it ceased. They are actuated by the same desire to conquer
that ruled them when they fell.”
So
when the wicked resurrect, are they going to resurrect wicked? Are they going
to pick up where they left off? Are they going to be just as rebellious? So
what is Jesus going to return to them? Only the breath of life? No, He is going
to return to them the breath of life along with the record that they had while
they were alive, that is the spirit. It is not only the breath. It is the
record of the life that is inputted into the person along with the breath of
life. Is this clear in your mind? It is extremely important.
Most
Adventists you know, they have this idea that, you know, the spirit that goes
to God is the breath, and that is good, but it’s not the total picture. The
total picture is that when you die, God in heaven simply closes the book
on you, and He saves you up there. He saves the record of your life, because in
the resurrection He is going to return to you who you were while you were
alive.
Nah, saya akan memberikan suatu contoh dari
pengalaman orang-orang jahat di luar Kota Suci setelah masa 1000 tahun.
Bagaimana kebangkitan orang-orang jahat itu? Menjadi orang-orang benar? Tidak,
mereka bangkit tetap jahat. Dengarkan pernyataan yang lain dari Great
Controversy hal 664, pernyataan yang mengagumkan, Great Controversy hal 664. Di
sini Ellen White berbicara tentang orang-orang jahat yang berada di luar Kota
Suci setelah Millennium. Dia berkata,
“Ada raja-raja dan jendral-jendral yang pernah menaklukkan
bangsa-bangsa, orang-orang perkasa yang tidak pernah kalah perang,
pejuang-pejuang yang angkuh dan penuh ambisi, yang langkahnya dulu telah
membuat kerajaan-kerajaan gemetar…” sekarang, dengarkan ini, “…
Dalam kematian, mereka tidak mengalami perubahan…” Dengarkan baik-baik sekarang, “…Pada waktu mereka bangkit
dari kubur, mereka menyambung…” apa maksudnya “resume”? Artinya mereka menyalakan
lagi video camera yang sudah mati ketika mereka mati. “…mereka
menyambung alur pikiran mereka tepat saat titik terakhir ketika pikiran mereka
berhenti. Mereka digerakkan oleh keinginan untuk menaklukkan, keinginan yang
sama yang menguasai mereka ketika mereka gugur.”
Jadi pada waktu orang-orang jahat bangkit, apakah
mereka akan bangkit sebagai orang-orang jahat? Apakah mereka akan melanjutkan
dari titik di mana mereka berhenti? Apakah mereka akan tetap sama
memberontaknya? Jadi apakah yang akan dikembalikan kepada mereka oleh Yesus?
Hanya nafas hidup? Tidak. Yesus akan mengembalikan kepada mereka nafas hidup
bersama dengan catatan hidup mereka yang mereka miliki ketika masih hidup,
yaitu roh mereka. Bukan hanya nafas hidup, tetapi catatan hidup yang dimasukkan
kembali ke orang itu bersama nafas hidup. Apakah sudah jelas dalam pikiran
kalian? Ini sangat penting.
Kebanyakan orang Advent punya anggapan seperti ini,
kalian tahu, bahwa roh yang kembali kepada Tuhan adalah nafas hidup. Itu bagus,
tetapi itu belum keseluruhan gambarannya. Gambaran yang lengkap adalah pada waktu kita mati, Tuhan di Surga menutup kitab kita, dan kita
disimpan di atas sana. Dia menyimpan rekaman hidup kita
karena pada waktu kebangkitan nanti Dia akan mengembalikan kepada kita
identitas kita ketika kita masih hidup.
Let
me give you an example. How many of you have seen that little clip of the
assassination of John F. Kennedy? That little brutal film. Have you seen it?
Where the presidential limo is coming around turning into Elms street, and
coming down. And John F. Kennedy sitting there, Jacky in her pink dress, and
they are waving at everybody? Let me ask you, when you watch that clip or
video, is John Kennedy alive or is he dead? Everytime I asked that question,
people say, “Alive!” “Dead!” “Alive!” “Dead!” because it all depends. When you
are watching the clip he is what? No, when you are watching the clip he is
dead. But when the clip was made, he was what? He was alive. You are looking at
the record after his what? After his death. But you are seeing the experience
while he was what? Alive. That illustrates how God does it in heaven.
Saya
akan memberikan sebuah contoh. Berapa orang dari kalian yang pernah melihat
clip pembunuhan John F. Kennedy? Film pendek yang brutal itu? Pernahkah kalian
menontonnya? Ketika mobil limo
kepresidendan membelok ke jalan Elms, dan melaju turun, dan John F. Kennedy
duduk di dalamnya, Jacky yang mengenakan setelan
berwarna merah muda, dan mereka melambaikan tangan kepada semua orang? Coba
saya tanya, pada waktu kalian menonton clip atau video itu, apakah John Kennedy
sedang hidup atau dia mati? Setiap kali saya menanyakan itu, orang-orang selalu
berkata, “Hidup!” “Mati!” “Hidup!” “Mati!” karena semuanya tergantung. Pada
waktu kita menonton clip itu dia apa? Tidak! Pada waktu kita menonton clip itu
dia sudah mati. Tetapi ketika clip itu dibuat, dia sedang apa? Dia sedang
hidup. Kita sedang menonton rekamannya setelah apa? Setelah kematiannya. Tetapi
kita menonton pengalamannya ketika dia apa? Hidup. Ini menggambarkan bagaimana
Tuhan berbuat di Surga.
In the Judgment, He says, “Steve Bohr, appear before the judgment seat of
Christ.” So what do the angels do? The angels run and they bring the books. And
by the way, “books” is very inadequate. They bring the DVD, if you please. And
they got this huge screen. Now we are going to look at the life of Pastor Bohr
from beginning to end. And so the life of Pastor Bohr in all of its details
that was made when I was alive, is examined. Is there a certain sense then that
I am appearing alive before the judgment seat of Christ? Yes, I am appearing
after I died but the records were made while I was alive. So in other words the
record that is there is the record of my life, in a certain sense I am
appearing there alive even though after I died. Are you understanding my point?
It
doesn’t mean that I am personally alive there. It means that the
records were made while I was what? The records were made while I was alive.
Di saat pengadilan, Tuhan berkata, “Steve Bohr, menghadap
ke depan takhta penghakiman Kristus!” Maka apa yang dilakukan para malaikat?
Para malaikat lari dan mereka membawa kitab-kitab. Dan ketahuilah,
“kitab-kitab” sebenarnya sangat tidak memadai. Katakanlah, para malaikat itu
membawa DVDnya, dan mereka memakai layar yang lebar. Sekarang mereka akan
menonton kehidupan Pastor Bohr dari awal hingga akhir. Maka kehidupan Pastor
Bohr dengan segala detailnya yang dibuat ketika saya hidup, sekarang diperiksa.
Bisa dikatakan sepertinya saya tampil di sana hidup-hidup walaupun saya sudah
mati. Apakah kalian memahami poin saya? Tidak
berarti saya hadir secara pribadi hidup-hidup di sana. Artinya,
catatan rekamannya dibuat ketika saya
apa? Rekamannya dibuat ketika saya hidup.
Now,
the bible explains this process. Revelation 20:11-15 speaks of this process. It
says there “Then
I saw a great white throne and Him who sat on it, from whose face the earth and
the heaven fled away. And there was found no place for them. …” this is speaking during the Millennium “….12 And
I saw the dead, small and great, standing before God…” how can those dead people stand before God? Through their
DVD, if you please, “…and books were opened…” notice, “…And another book was opened, which is the Book of Life. And the dead…” notice that they are dead at this point, they are not alive,
“….And the dead were judged
according to their works, by the things which were written…” where? “…which were written in the books.”
Nah, Alkitab menjelaskan proses ini. Wahyu 20:11-15
berbicara tentang proses ini. Dikatakan di sana, “Lalu aku melihat suatu takhta
putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya, yang
dari wajahNya bumi dan langit berlalu dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
…” ini berbicara selama masa Millennium. “….12 Dan aku
melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan TUHAN…” bagaimana
mungkin orang-orang mati itu berdiri di hadapan Tuhan? Katakanlah, melalui DVD
mereka. “….Lalu
dibuka kitab-kitab…” perhatikan, “….Dan dibuka juga sebuah
kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati…” perhatikan, bahwa pada saat itu mereka
mati, mereka tidak hidup, “….Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis…” di mana? “….di dalam kitab-kitab itu.”
Now
let me compare this with a computer. Let’s imagine what it was like for Adam to
appear before the judgment seat of God. God says, “Adam, appear before
My judgment seat!” And so, where is Adam in 1844? Well, his brain decomposed,
all the records there decomposed, but the angels bring what? So to speak, the
DVD, and the heavenly beings see the whole life of Adam that was made during
his life. And where is Adam then? In the Book of Life. And God is going to ask
the heavenly jury, He is going to say, “Now, the name of Adam is in the Book of
Life, you’ve watched his life. You saw how he repented from his sin, he
confessed his sin, he loathed himself, he was meek and humble, he claimed My
blood by offering the sacrifice. What do you think, folks, should we call Adam
home at the moment of the resurrection, what do you think?” And the heavenly
beings will say, “Yes, let’s chalk him up in the first resurrection.” So what
happens when Jesus comes? When Jesus comes Adam is what? Is resurrected and he
is given his reward that was determined in the judgment beforehand. Is that so
complicated? Exactly simple. You see how the state of the dead, and the
judgment, and the second coming are very closely intertwined one with another?
Nah,
marilah kita bandingkan ini dengan sebuah komputer. Marilah kita bayangkan bagaimana Adam tampil di hadapan
takhta penghakiman Tuhan. Tuhan berkata, “Adam, tampillah di
hadapan takhta penghakimanKu!” Maka, di mana Adam di tahun 1844? Nah, otaknya
sudah rusak, semua rekaman di otaknya sudah rusak, tetapi para malaikat
mengambil apa? DVDnya, katakanlah begitu. Dan para malaikat menonton seluruh
kehidupan Adam yang dialaminya selama masa hidupnya. Di mana Adam pada waktu itu? Di dalam
Kitab Kehidupan. Dan Tuhan akan bertanya kepada juri surgawi,
Tuhan akan berkata, “Nah, nama Adam ada di dalam Kitab Kehidupan, kalian sudah
menonton hidupnya. Kalian melihat bagaimana dia telah bertobat dari dosanya,
dia telah mengakui dosanya, dia membenci dirinya, dia lemah lembut dan rendah
hati, dia mengklaim darahKu dengan mempersembahkan kurban. Menurut kalian
bagaimana, sebaiknya kita panggil Adam pulang pada saat kebangkitan, apa
pendapat kalian?” Dan makhluk-makhluk surgawi akan berkata, “Ya, mari kita
tandai dia untuk masuk dalam kebangkitan yang pertama.” Lalu apa yang terjadi pada waktu Yesus
datang? Pada waktu Yesus datang, Adam diapakan? Dibangkitkan dan kepadanya
diberikan upahnya yang telah ditentukan dalam penghakiman sebelumnya.
Apakah
ini sangat sulit dipahami? Sebetulnya sangat sederhana.
Apakah
kalian lihat bagaimana status orang yang mati, dan penghakiman, dan kedatangan
Yesus yang kedua semuanya sangat erat berkaitan satu sama lain?
Now,
listen carefully, I want to compare this with a computer so that you’ll always
remember this and never forget it. Okay? Let’s compare a computer with the
body. Is a computer, material object? Is it composed of matter? It most
certainly is. Does the computer have a brain,
so to speak? Yes, it has a processor, right? Everything goes through the
brain. What you download and what you input and so on. You know the processor does all of
that. In order for the computer to function does it have to be plugged into a
power source? Of course it does. And so when you go to a store and you buy a
computer, the computer is basically blank, isn’t it? So you buy the computer, you take it home.
Are any two computers alike after one year? No, because that is your PC, what
determines the difference between one computer to another? What you input in
it, right? By email or whatever, what you input determines. Does each computer
take on its own self identity, so to speak? Of course it does. Now, let’s
suppose that at some point while you are not home, praise the Lord, the roof
caves in and your computer is smashed to smithereens, it disintegrates. You are
in trouble now, right? Because everything that was in your computer, all of
that information that you put into your
computer during 5-6 years is gone. But do you know what smart people do? They
know that this might happen and so they save their information in a back up
system. Because they know that something might happen to the computer. Is that
the same thing that is going to happen to the human body? Is it going to
disintegrate along with his brain? Is it going to be unplugged from the power
source at the moment of death that is if Jesus doesn’t come while we are alive?
Absolutely so. And so what happens? It disintegrates. But what has God done?
He’s saved the backup, that’s right. He saves the record in a heavenly disk, so
to speak. So let me ask you, when Jesus comes again, can He raise me up with an
even more powerful processor and a much more sophisticated and powerful
computer and input all of the information that I had in my first computer? Can
you program that into the new computer? Of course you can. Can you plug in that
computer and you’ll have all of the
bearing of that original computer back, yes or no? Absolutely. That’s
what happens when a person dies.
Nah,
dengarkan baik-baik, saya mau membandingkan ini dengan sebuah komputer supaya
kalian akan selalu mengingatnya dan tidak melupakannya, oke? Mari kita
bandingkan tubuh dengan sebuah komputer. Apakah sebuah komputer itu suatu benda
materi? Apakah itu terbuat dari zat? Betul sekali. Apakah sebuah komputer memiliki,
katakanlah, suatu otak? Ya, dia memiliki prosesor, betul? Semua masuk melalui
otak ini, apa yang kita download, apa yang kita input, dlsb. Kalian tahu bahwa
prosesornya mengerjakan semua itu. Supaya komputer itu berfungsi, apakah dia
harus dicolokkan ke sumber listrik? Tentu saja. Dan bila kita ke toko dan
membeli sebuah komputer, komputer tersebut pada dasarnya kosong, bukan? Maka,
kita beli komputer itu dan kita bawa pulang. Apakah setelah satu tahun ada dua
komputer yang sama isinya? Tidak, karena komputer itu adalah komputer pribadi
kita. Apa yang membedakan antara satu komputer dari yang lain? Apa yang kita
masukkan ke dalamnya, bukan? Melalui email atau apa, apa yang kita masukkan ke
dalamnya itu yang menentukan. Apakah sebuah komputer memiliki, katakanlah,
identitasnya sendiri? Tentu saja. Nah, mari kita umpamakan suatu saat ketika
kita tidak di rumah ~ puji Tuhan ~ atap rumah ambruk dan komputer itu dia pecah
berkeping-keping, hancur berantakan. Kita sekarang punya masalah, benar? Karena
semua yang ada di dalam komputer itu, semua informasi yang telah kita masukkan
ke dalam komputer itu selama 5-6 tahun, hilang. Tetapi, kalian tahu apa yang
dilakukan orang-orang yang cerdik? Mereka sudah mengantisipasi hal ini, maka
mereka menyimpan informasi mereka dalam suatu sistem back up, karena mereka
tahu sesuatu bisa terjadi pada komputer itu. Apakah hal yang sama seperti itu
akan terjadi pada tubuh manusia? Apakah tubuh akan hancur bersama dengan
otaknya? Apakah dia akan dicabut dari colokan listriknya pada saat kematian
jika Yesus belum datang pada waktu kita masih hidup? Tentu saja. Jadi apa yang terjadi? Tubuh itu
hancur. Tetapi apa yang telah dilakukan Tuhan? Tuhan sudah menyimpan backup-nya,
betul. Tuhan menyimpan rekamannya, katakanlah, dalam suatu disket di surga.
Jadi,
coba saya tanya, pada waktu Yesus datang kembali, bisakah Dia membangkitkan
saya dengan prosesor yang lebih kuat dan komputer yang lebih canggih dan hebat
dan Dia memasukkan semua informasi yang saya miliki dari komputer saya yang pertama?
Bisakah itu diprogramkan ke dalam komputer yang baru? Tentu saja bisa. Bisakah
kita mencolokkan komputer yang baru itu dan kita memiliki kembali semua data
yang relevan dari komputer yang semula, ya atau tidak? Tentu saja. Itulah yang
terjadi saat seseorang mati.
When
you die, your computer disintegrates, along with its processor, the brain. It’s
off, it’s unplugged from the power source. You breathe your last. But God has
saved what? He’s saved a backup in heaven, in the books. And then what does He
do? When Jesus comes He is going to resurrect His people, they are going to be
immortal and incorruptible, a much more powerful computer so to speak, than
before. And what is Jesus going to do? He is going to take all of the
information in the books and what is He going to do? He is going to put it in
those who resurrect. Will they be the same people while they were alive? Yes.
But there is one exception.
Pada
waktu kita mati, komputer kita hancur, bersama dengan prosesornya, yaitu
otaknya. Komputer itu mati, tercabut dari colokan listriknya. Kita menarik
nafas yang terakhir. Tetapi Tuhan telah menyimpan apa? Dia menyimpan suatu
backup di Surga, di dalam kitab-kitab. Lalu apa yang dilakukan Tuhan? Ketika
Yesus datang, Dia akan membangkitkan manusia, dan mereka akan dijadikan tidak
akan mati dan tidak bisa rusak, katakanlah menjadi sebuah komputer yang lebih
kuat daripada sebelumnya. Lalu apa yang akan dilakukan Yesus? Dia akan
mengambil semua informasi di dalam kitab-kitab, dan Dia akan melakukan apa? Dia
akan memasukkan itu semua kepada mereka yang dibangkitkan. Apakah mereka akan
menjadi orang-orang yang sama seperti ketika mereka masih hidup? Ya, tetapi ada
satu perkecualian.
The
computer has a delete key. How many of you have things in your record you would
not like to get back? Raise your hand. Those of you who didn’t raise your hand,
you just have one thing now and that’s lying.
Because we all have, right? We all have something there, or many things
there that we would not like to get back. You know, what God is going to do
during the judgment? As He examines our lives and the sins are in the Sanctuary
like we noticed, but the Sanctuary (actually should be “the sins”) are covered by
what? They are covered by the blood of Jesus Christ. He is going to say ~ this
super computer, and I am using just our imagination so that we can
understand ~ He is going to say, “Now,
that sin was confessed, and that sin was repented of, and by the power of God
it was overcome. Delete!”
Komputer
memiliki tombol “delete” (hapus). Berapa banyak dari antara kita yang memiliki
hal-hal di dalam catatan kita yang tidak kita inginkan kembali? Angkatlah
tangan. Mereka yang tidak mengangkat tangan hanya memiliki satu hal sekarang,
dan itu adalah berbohong. Karena kita semua punya, bukan? Kita semua memiliki
sesuatu, atau banyak hal di dalam catatan kita yang tidak kita inginkan
kembali. Kalian tahu apa yang akan dilakukan Tuhan pada waktu penghakiman? Pada
waktu Dia memeriksa kehidupan kita dan dosa-dosa yang ada di dalam Bait Suci
seperti yang sudah kita pelajari, tetapi dosa-dosa itu tertutup oleh apa?
Mereka sudah tertutup oleh darah Yesus Kristus. Dan Tuhan akan berkata ~ Ini
komputer hebat, dan saya hanya memakai imajinasi kita supaya kita bisa
memahaminya ~ Tuhan akan berkata, “…Nah, dosa itu sudah diakui, dan dosa itu
sudah ditobati, dan oleh kuasa Tuhan sudah dikalahkan. Hapus!”
And
so when He finishes examining the record, He will return to me everything except for all of
the sins that were on my record. Now, isn’t that good news? That’s
great news. Listen, some people say “Adventists don’t believe that you can have
assurance of salvation because they say your sins are written up there in the
Sanctuary.” Folks, my greatest assurance
is to have my sins covered by the blood up there, because if they are not
covered by the blood up there, they are here because they never entered there.
And there is hope for the greatest of sinners, even for Saul of Tarsus who was
a murderer, and a persecutor of the church, who knows how many people he
killed. The bible says he repented and he confessed his sins and was baptized.
And
the bible says that he washed away all his sins. So there is no one that is so
sinful that he cannot have, or she cannot have his/her record totally deleted
from the heavenly record when the name comes up in the judgment.
Is
this good news? I don’t only think it is good news, I think it is great
news.
Maka
pada waktu Tuhan selesai memeriksa catatan itu, Dia akan mengembalikan kepada saya semuanya kecuali
segala dosa yang dulu ada di catatan saya. Nah, bukankah itu
kabar baik? Itu kabar hebat! Dengarkan, ada orang berkata, “Orang-orang Advent
tidak percaya dalam jaminan keselamatan karena mereka berkata dosa-dosa kita
tertulis di Bait Suci di atas sana.” Saudara-saudara, jaminan saya yang terbesar
adalah karena dosa-dosa saya sudah tertutup oleh darah di atas sana, karena
jika mereka tidak tertutup oleh darah di atas sana, maka mereka masih berada di
sini karena mereka tidak pernah masuk ke Bait Suci di sana.
Dan
harapan tetap ada bagi orang yang paling berdosa, bahkan bagi Saulus dari
Tarsus, yang adalah seorang pembunuh, dan penganiaya gereja, entah berapa orang
yang sudah dibunuhnya. Alkitab berkata dia telah bertobat dan dia mengakui
dosa-dosanya dan dibaptiskan. Dan Alkitab berkata bahwa dia telah membasuh
semua dosanya. Jadi tidak ada manusia yang terlalu berdosa yang catatan dosanya
tidak bisa sama sekali dihapus dari rekaman yang di Surga pada waktu namanya
muncul saat penghakiman.
Bukankah
ini kabar baik? Menurut saya ini bukan kabar baik, tapi ini kabar hebat.
13 01 15
No comments:
Post a Comment