Saturday, January 30, 2016

EPISODE 11 ~ STUDIES IN MATTHEW ~ THE BUDDING FIG TREE ~ STEPHEN BOHR

STUDIES IN MATTHEW
Part 11/14 - Stephen Bohr

THE BUDDING FIG TREE

http://www.youtube.com/watch?v=PQcTOaqaUSM

Dibuka dengan doa. 

 

I’d like to invite you to open your bibles with me to the passage that we are going to take a look at in our study today. It’s found in Matthew 24:32-35. The title is, the Budding of the Fig Tree. Now, I am going to read those verses and then we are going to take a look at their meaning. Jesus is speaking here, and He says this: "Now learn this parable from the fig tree: When its branch has already become tender and puts forth leaves, you know that summer is near. 33So you also, when you see all these things, know that it is near --- at the doors! 34Assuredly, I say to you, this generation will by no means pass away till all these things take place. 35Heaven and earth will pass away, but My words will by no means pass away.”

 

Saya ingin mengajak kalian membuka Alkitab bersama saya ke bacaan yang akan kita pelajari dalam pembahasan kita hari ini. Ini ada di Matius 24:32-35. Judulnya adalah Pohon Ara yang Bertunas. Nah, saya akan membacakan ayat-ayat itu lalu kita akan melihat artinya. Di sini Yesus yang sedang berbicara, Dia berkata demikian: 32 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. 33 Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.  34 Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ‘Angkatan ini tidak akan berlalu, hingga semua ini terjadi. 35 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.

 

 

Now I’d like to share with you the way in which most conservative Christians today interpret what this passage says about the fig tree. Basically they say that the fig tree in these verses represents the nation of Israel. In the budding of the fig tree represents the fact that Israel was reestablished as a nation in the year 1948. In other words, they believe that Jesus here was giving a specific prophecy about the rebirth of the Jewish nation in 1948 after the terrible holocaust of the Jews during the 2nd World War. In fact many dispensationalist writers, many conservative Christian writers, have said that this is the greatest sign of the imminent coming of Jesus Christ to planet earth again. In fact I believe that most of those who write on bible prophecies today, conservative Christians that is,  say that this is the greatest sign that the coming of Jesus is even at the doors. Now we want to take a look at this, and find out whether Matthew 24:32-35 are speaking about the rebirth of the Jewish nation or not.

 

Nah, sekarang saya akan berbagi dengan kalian tentang cara kebanyakan orang Kristen zaman sekarang menginterpretasikan bacaan ini, mengenai pohon ara itu. Pada dasarnya mereka berkata bahwa pohon ara di ayat-ayat ini melambangkan bangsa Israel. Pohon ara yang bertunas melambangkan fakta bahwa Israel telah lahir kembali sebagai suatu bangsa di tahun 1948. Dengan kata lain, mereka meyakini bahwa di sini Yesus sedang memberikan suatu nubuatan yang khusus mengenai kelahiran kembali bangsa Israel di tahun 1948 setelah holocaust yang mengerikan yang terjadi atas orang-orang Yahudi saat  Perang Dunia Kedua. Bahkan banyak penulis Kristen yang konservatif, penulis golongan dispensationalist (yang percaya kepada teori pengangkatan sebelum kedatangan Kristus), berkata bahwa ini adalah tanda terbesar akan dekatnya saat kedatangan Kristus ke planet bumi lagi. Sesungguhnya saya yakin bahwa kebanyakan mereka yang menulis tentang nubuatan Alkitab sekarang ini, golongan Kristen konservatif, berkata bahwa ini adalah tanda terbesar bahwa kedatangan Yesus bahkan sudah ada di depan pintu. Nah, kita akan meneliti ini, dan mencari tahu apakah Matius 24:32-35 memang berbicara tentang kelahiran kembali bangsa Yahudi atau bukan.

 

 

Now, allow me to say as we begin our study, that in the Old Testament the fig tree does represent the nation of Israel. Not only does the fig tree represent the nation of Israel, but also the vineyard is a symbol of literal Israel.

I would like to read Hosea 9:10 as a text where the Jewish nation is compared to a fig tree and also to a vine or to a vineyard.

Hosea 9:10, God is speaking here about when He found Israel in Egypt and then delivered them. It says, there, God is speaking, I found Israel like grapes in the wilderness; I saw your fathers as the firstfruits on the fig tree in its first season. But they went to Baal Peor, and separated themselves to that shame; they became an abomination like the thing they loved.”

 

Nah, izinkan saya mengatakan, saat kita mengawali pelajaran kita, bahwa di Perjanjian Lama, pohon ara memang melambangkan bangsa Israel. Bukan saja pohon ara yang melambangkan bangsa Israel, tetapi kebun anggur juga adalah simbol Israel literal.

Saya ingin membacakan Hosea 9:10 sebagai teks di mana bangsa Yahudi dibandingkan dengan pohon ara dan juga dengan pokok anggur atau kebun anggur.

Hosea 9:10, di sini Tuhan berbicara mengenai saat Dia menemukan Israel di Mesir dan kemudian membebaskan mereka. Dikatakan di sana, Tuhan yang sedang berbicara,10 Dulu Aku menemukan Israel seperti buah-buah anggur di padang gurun; Aku melihat nenek moyangmu seperti buah sulung pada pohon ara. Tetapi mereka telah pergi kepada Baal-Peor dan telah memisahkan diri secara memalukan, mereka menjadi kekejian sama seperti apa yang mereka cintai.”

 

 

And so very clearly in this one verse God compares Israel to grapes ~ by the way if you want another passage that compares Israel to a vineyard, you could read all of Isaiah chapter 5 where Israel is compared to a vineyard ~ and you’ll notice also here that Israel is compared to a fig tree, we are talking about literal Israel now.

So it is true that in the Old Testament the fig tree and the vine or the vineyard are symbols of national Israel or of literal Israel.

 

Jadi sangat jelas sekali dalam satu ayat ini Tuhan menyamakan Israel dengan anggur ~ dan jika kalian ingin tahu kutipan lain yang membandingkan Israel dengan kebun anggur, kalian bisa membaca seluruh pasal 5 kitab Yesaya di mana Israel disamakan dengan kebun anggur ~ dan kalian juga akan melihat di sini bahwa Israel disamakan dengan pohon ara. Saat ini kita sedang berbicara tentang Israel literal.

Jadi memang benar di Perjanjian Lama, pohon ara and pokok anggur atau kebun anggur merupakan simbol-simbol nasional Israel, atau Israel literal.

 

 

Now the question is, what about the New Testament? Does the New Testament also present literal Israel or national Israel under the symbol of a fig tree and a vineyard? The fact is that the Gospels make is very, very clear that both of these still symbolize literal Israel in the times of the New Testament.

 

Nah, pertanyaannya adalah, bagaimana dengan Perjanjian Baru? Apakah di Perjanjian Baru Israel literal atau bangsa Israel juga disebutkan dengan simbol pohon ara atau kebun anggur? Faktanya adalah kitab-kitab Injil sangat jelas menyatakan bahwa keduanya tetap menyimbolkan Israel literal di zaman Perjanjian Baru.

 

 

I invite you to go with me in your bibles to the Gospel of Matthew chapter 3, and I would like to read verses 9 and 10. This passage is speaking about the message and mission of John the Baptist. And just to give you a little chronological detail which is very important, John the Baptist began his ministry approximately 6 months before Jesus began His. In other words, John the Baptist began preaching about a half a year before Jesus began His public ministry. And we all know that John the Baptist had the intention and the purpose of preparing the way for the coming of the Messiah, for the coming of Jesus Christ.

 

Saya ajak kalian bersama saya ke Injil Matius pasal 3, dan saya ingin membaca ayat 9 dan 10. Bacaan ini berbicara tentang pekabaran dan misi Yohanes Pembaptis. Dan untuk memberi kalian sedikit detail kronologinya, yang sangat penting, Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya sekitar 6 bulan sebelum Yesus memulai pelayananNya. Dengan kata lain, Yohanes Pembaptis mulai mengabarkan injil sekitar setengah tahun sebelum Yesus memulai pelayanan umumNya. Dan kita semua tahu bahwa niat dan tujuan Yohanes Pembaptis ialah untuk menyediakan jalan bagi kedatangan Sang Mesias, bagi kedatangan Yesus Kristus.

 

 

Now, John the Baptist was baptizing in the Jordan river, and I want you to notice the call that he made to those who came out to his baptism. Matthew 3:9-10 and there are certain details that I am going to stop and amplify. He said this, 8 Therefore bear…”  what?   “… fruits…”  this is verse 9, remember that, “…Therefore bear fruits worthy of repentance…”  Two key words, they are supposed to repent and they are supposed to bear what? Fruit. Notice, this is actually verse 8, let’s go to verse 9, “….9 and do not think to say to yourselves…”  notice this, “…'We have Abraham as our father.'…”  who would be the ones who would say ‘Abraham is our father’? It would be the literal Jews. It would be national Israel who would say ‘Abraham is our father’. So to whom is John the Baptist speaking here? He is speaking to national Israel. And notice he calls them to repentance and he calls them to bear what? To bear fruit. So notice again verse 9,  “….9 and do not think to say to yourselves 'We have Abraham as our father.' For I say to you that God is able to raise up children to Abraham from these stones.…”  By the way John the Baptist was not only pointing to literal stones, they were next to the river, actually he was referring in symbolic language to the gentiles. You see, the Jews at that time believed that the gentiles were stones because they had stony hearts, hearts that have not been circumcised. They also called the gentiles “swine”, and they called the gentiles “dogs”, so imagine being called a “swine” and being called a “dog”, and being called a “stone”. So John the Baptist is saying, “Listen, “…God is able to raise up children to Abraham from these stones….” or from these gentiles. I want you to remember that the gentiles come into view here. And then notice verse 10, “…10And even now the ax is laid to the root of the trees.…”  So is there a mention of a tree here? Absolutely. “….to the root of the trees. Therefore every tree…”  singular   “….every tree which does not bear…”  what?   “…good fruit…”  what’s going to be the end of it?   “… is cut down and thrown into the fire.”

 

Nah, Yohanes Pembaptis sedang membaptis di sungai Yordan, dan saya mau kalian perhatikan seruan yang dibuatnya kepada mereka yang datang kepada baptisan yang dilakukannya. Matius 3:9-10, ada beberapa detail di mana saya akan berhenti dan menjelaskannya. Dia berkata demikian, 8 Oleh karena itu, hasilkanlah…” apa?   “…buah…”  ini ayat 9,  ingat, “…Oleh karena itu, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.…”  dua kata kunci, mereka harus bertobat dan mereka harus menghasilkan apa? Buah. Lihat? Ini sebetulnya ayat 8. Mari kita ke ayat 9, “…9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata kepada dirimu sendiri…” perhatikan ini,   “…‘Kami punya Abraham sebagai bapa kami!’…”  siapakah yang akan berkata bahwa Kami punya Abraham sebagai bapa kami!’? Tentunya orang Yahudi literal. Tentunya bangsa Israel yang akan berkata Kami punya Abraham sebagai bapa kami!’ Jadi Yohanes Pembaptis di sini berbicara kepada siapa? Dia berbicara kepada bangsa Israel. Dan perhatikan, dia mengajak mereka untuk bertobat dan dia mengajak mereka untuk menghasilkan apa? Menghasilkan buah. Jadi perhatikan lagi ayat 9  “…Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata kepada dirimu sendiriKami punya Abraham sebagai bapa kami!’ Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!…”  Ketahuilah, Yohanes Pembaptis bukan hanya menunjuk kepada batu-batu literal yang ada di sisi sungai, sebenarnya Yohanes sedang berbicara dalam bahasa simbolis, dan yang dimaksudnya adalah orang-orang non-Yahudi (bangsa-bangsa lain). Kalian lihat, orang-orang Yahudi pada zaman itu meyakini bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi adalah batu karena mereka memiliki hati batu, hati yang tidak disunat. Mereka juga menyebut bangsa-bangsa non-Yahudi “babi” dan “anjing”. Jadi bayangkan dipanggil “babi”, dan dipanggil “anjing”, dan dipanggil “batu”. Maka Yohanes Pembaptis berkata, “Dengarkan!  Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!” atau dari bangsa-bangsa non-Yahudi. Saya mau kalian ingat bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi ada disebut dalam ayat ini. Lalu simak ayat 10,  “…10 Dan bahkan sekarang kapak sudah diletakkan di akar  pohon…”  Jadi, apakah di sini disebutkan tentang sebatang pohon? Betul sekali.  “…di akar pohon. Oleh karena itu setiap pohon…” bentuk kata tunggal, “…setiap pohon yang tidak menghasilkan…”  apa?  “…buah yang baik…” apa yang bakal menjadi akhirnya?   “…itu ditebang dan dibuang ke dalam api..”

 

 

Now, let’s review the elements of this passage because it’s very, very important.

You have a call to repentance. John the Baptist is calling national Israel to repentance. He’s saying, “Don’t think that there is something special in the fact that you are literally children of Abraham because God can raise up children of Abraham from these stones or from these gentiles.” He says, “The key is that the tree produce what? Fruit, good fruit. And if the tree ~ singular ~ does not produce good fruit, it obviously is going to be cut down, and it is going to suffer judgment. It is going to be thrown, where? In the fire.”

Now, this is the first tree episode that I want us to remember.

There are three that we are going to look at in the Gospels. This is the first one.

 

Nah, marilah kita ulangi unsur-unsur dari teks ini karena amat, sangat penting.

Ada seruan untuk bertobat. Yohanes Pembaptis memanggil bangsa Israel untuk bertobat. Dia berkata, “Jangan menyangka ada yang istimewa bahwa kalian ini keturunan literal Abraham, Tuhan bisa membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini, atau dari bangsa-bangsa non-Yahudi ini.” Yohanes berkata, “Kuncinya adalah pohon itu harus menghasilkan apa? Buah, buah yang baik. Dan jika pohon itu ~ dalam bentuk tunggal ~ tidak menghasilkan buah yang baik, sudah jelas dia akan ditebang dan akan menderita dihakimi. Dia akan dibuang, ke mana? Ke dalam api.”

Nah, ini adalah episode pohon yang pertama  yang saya mau kalian ingat.

Ada tiga episode yang akan kita pelajari dari kitab-kitab Injil. Ini adalah yang pertama.

 

 

Now, let’s go to the second reference to a tree. Notice Luke 13, and we are going to read verses 1-9. By the way, this is taking place according to those who have studied the chronology of the Gospels ~  approximately 2½ years into the ministry of Jesus. In other words if you figure 6 months that John the Baptist preached before Jesus began His ministry, plus  2½ years of Jesus’ ministry, at this point from John till when Jesus told the parable, you have a period of 3 years. That is very significant.

Notice Luke 13:1-9 and you are going to see the same themes that we read in Matthew 3. Notice verse 1, There were present at that season some who told Him…”  that is Jesus,  “…about the Galileans whose blood Pilate had mingled with their sacrifices…”  and of course they felt self righteous, they said that didn’t happen to us because we are righteous. Notice verse 2  “….2And Jesus answered and said to them, ‘Do you suppose that these Galileans were worse sinners than all other Galileans, because they suffered such things? 3I tell you, no; but unless you…”  what? Did we find that word already in Matthew 3? Yes. “…but unless you repent you will all likewise…”  what?   “….perish…”  Now notice verse 4, “….4Or those eighteen on whom the tower in Siloam fell and killed them, do you think that they were worse sinners than all other men who dwelt in Jerusalem? 5I tell you, no; but unless you…”  here’s that word again,   “…unless you repent you will all likewise perish.’…” So, He is talking to this group of literal Jews who are feeling very self righteous, and they say, “These calamities don’t happen to us, because we are righteous. They only happened to those people because they were sinners.” And Jesus is saying,  “Unless you repent, the same thing is going to happen to you, you will perish.”

 

Sekarang, mari kita ke episode yang kedua dari pohon. Perhatikan Lukas pasal 13, dan kita akan membaca ayat 1-9. Ketahuilah, menurut mereka yang telah mempelajari kronologi kitab-kitab Injil, peristiwa ini terjadi sekitar 2½ tahun dalam pelayanan Yesus. Dengan kata lain, jika kita menghitung Yohanes Pembaptis sudah melayani 6 bulan sebelum Yesus memulai pelayananNya, plus 2½ tahun dalam pelayanan Yesus, pada saat ini dari waktu Yohanes hingga Yesus menceritakan perumpamaan ini, kita mendapatkan waktu 3 tahun. Ini sangat penting.

Perhatikan Lukas 13:1-9, dan kita akan melihat tema-tema yang sama yang sudah kita baca tadi di Matius pasal 3. Perhatikan ayat 1, 1 Pada waktu itu hadir di sana beberapa orang yang memberitahu Dia…”  yaitu Yesus “…tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan kurban mereka.…”  dan tentu saja mereka merasa sebagai orang-orang yang paling benar, mereka berkata hal itu tidak terjadi pada kami karena kami orang-orang benar. Simak ayat 2, “…2 Dan Yesus menjawab dan berkata kepada mereka, ‘Sangkamu orang-orang Galilea ini adalah pendosa-pendosa yang lebih parah daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka menderita hal-hal itu?  3 Aku katakan kepadamu, Tidak, tetapi kecuali kamu…”  apa? Apakah kata tersebut yang sudah kita temui di Matius pasal 3? Ya. “…tetapi kecuali kamu bertobat, kamu semua akan…” apa? “…binasa seperti itu…” Sekarang perhatikan ayat 4,   “…4Atau kedelapan belas orang, yang mati ketika menara di Siloam jatuh pada mereka, apa kamu sangka mereka adalah pendosa-pendosa yang lebih parah daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5 Aku katakan kepadamu, Tidak, tetapi kecuali kamu…”  nah, kata yang sama itu lagi, “…kecuali kamu bertobat, kamu semua akan binasa seperti itu.’…” Jadi Yesus sedang berbicara kepada kelompok orang-orang Yahudi literal ini yang sedang merasa sangat bangga dengan kebenarannya sendiri, dan mereka berkata, “Musibah seperti ini tidak terjadi pada kami karena kami orang-orang benar. Musibah seperti itu hanya terjadi kepada orang-orang itu karena mereka adalah orang-orang berdosa.” Dan Yesus berkata, “Kecuali kamu bertobat, hal yang sama akan terjadi padamu, kamu akan binasa.”

 

 

And now Jesus is going to illustrate this lesson with a parable. Notice what we find beginning at verse 6 and we are going to interpret the symbols that we have here,   “…6He also spoke this parable: ‘A certain man…”  by the way this “certain man” is God the Father. We will interpret the symbols as we go along,   “….A certain man…”  that is God the Father,   “….had a fig tree…”  what does the fig tree represent? We’ve already noticed from the Old Testament, the fig tree represents Israel. So God the Father had a fig tree, Israel, “…planted in his vineyard…”  the vineyard represents the world. See, the fig tree is planted in the midst of the world, Israel was planted in the midst of the world, and now notice, “….and he came seeking fruit…”  what does fruit represent in Scripture? You all know that in Galatians 5 it speaks about the fruit of the what? The fruit of the Spirit and of course the first fruit is love, and there are many others: long suffering, peace, joy, etc. And so he came looking for fruit on this fig tree, He is looking for fruit from the nation of Israel, in other words. And now notice the tragic story, it says here, in verse 7 because it didn’t have fruit, because he found none it says in verse 6,   “…on it and found none.…”  Then verse 7 says,   “…7Then he said to the keeper of his vineyard…”  by the way the keeper of the vineyard is whom? The keeper of the vineyard is Jesus. See, God the Father chose the nation of Israel and He put it under the tutelage or under the care of Jesus. So it says,    “….Then he said to the keeper of his vineyard, 'Look, for three years…”  you understand the chronology now? 6 months John the Baptist had been preaching, this is 2½ years into the ministry of Jesus, that’s a total of 3 years. So it says,   “….‘Look, for three years I have come seeking’…”  what?   “….‘fruit on this fig tree and find none.’…”  Are these the same basic themes that we found in Matthew 3? A tree that needs to bear fruit, if it doesn’t bear fruit it will suffer judgment and be cast into the fire? Absolutely. So notice what the owner of the vineyard says, because no fruit is found, because the fruit of the Spirit is not found during this period of three years, the owner of the vineyard says this, “…‘Cut it down’…”  Is that the same thing that John the Baptist said? Sure, we have the same theme in this parable.   “…‘Cut it down,  why does it use up the ground?'…”  And now notice, the vinedresser or the keeper of the vineyard loved this fig tree, and so it says in verse 8, “….8But he answered and said to him, 'Sir, let it alone this year…”  how many more years? One more year. How long does the ministry of Jesus last? 3½  years, right? How far into the ministry of Jesus and John the Baptist are we at this point? 3 years. How many years left in the ministry of Jesus? 1 year. So this is Jesus saying, “This last year of My ministry I am going to dedicate special attention to this fig tree.” Verse 8,   “….8But he answered and said to him, 'Sir, let it alone this year also, until I dig around it and fertilize it. 9And if it bears fruit, well. But if not, after that you can…”  what?   “….you can cut it down.' "

  

Dan sekarang Yesus akan mengilustrasikan pelajaran ini dengan suatu perumpamaan. Perhatikan apa yang kita temukan pada awal ayat 6, dan kita akan menginterpretasikan simbol-simbolnya yang ada di sini, 6 Dia juga bicara tentang perumpamaan ini: ‘Ada seseorang…” nah, “seseorang” ini adalah Allah Bapa, kita akan menginterpretaskan simbol-simbolnya sambil jalan, “...‘Ada seseorang…”  yaitu Allah Bapa,  “…mempunyai sebatang pohon ara…” pohon ara itu melambangkan apa? Kita sudah tahu dari Perjanjian Lama bahwa pohon ara melambangkan Israel. Jadi Allah Bapa mempunyai sebatang pohon ara, Israel,  “…yang ditanam di kebun anggurnya…”  kebun anggur ini melambangkan dunia. Lihat, pohon ara itu ditanam di tengah-tengah dunia, Israel ditempatkan di tengah-tengah dunia, dan sekarang simak, “…dan ia datang untuk mencari buah padanya…”  buah melambangkan apa dalam Kitab Suci? Kalian semua tahu kitab Galatia pasal 5 berbicara tentang buah-buah apa? Buah-buah Roh, dan tentu saja buah yang pertama adalah cinta kasih, dan ada banyak yang lain: panjang sabar, damai, sukacita, dll. Maka pemilik kebun itu datang mencari buah pada pohon ara ini. Dengan kata lain Allah mencari buah-buah dari bangsa Israel. Dan sekarang simak kisah yang tragis ini. Dikatakan di sana, di ayat 7, karena tidak ada buah, karena dia tidak menemukan apa-apa seperti yang dikatakan di ayat 6 “…dan tidak menemukannya…”  lalu ayat 7 berkata, “…7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggurnya itu…” Siapa pengurus kebun anggur itu? Pengurus kebun anggur itu adalah Yesus. Lihat, Allah Bapa memilih bangsa Israel dan Dia menempatkan mereka di bawah pengawasan atau pemeliharaan Yesus. Maka dikatakan, “…Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggurnya itu, ‘Lihat, sudah tiga tahun…”  kalian mengerti kronologinya sekarang? Yohanes Pembaptis sudah 6 bulan mengabarkan injil, dan ini sudah berlangsung 2½ tahun dalam pelayanan Yesus, jadi totalnya 3 tahun. Maka dikatakan,  “…‘Lihat, sudah tiga tahun aku datang mencari…”  apa? “…buah pada pohon ara ini dan tidak menemukannya.…”  Apakah ini tema dasar yang sama yang kita temukan di Matius pasal 3, ada pohon yang seharusnya menghasilkan buah, jika dia tidak menghasilkan buah, dia akan menderita dihakimi dan dilemparkan ke dalam api? Benar sekali. Sekarang perhatikan apa kata pemilik kebun anggur itu, karena tidak ditemukan buah, karena tidak ditemukan buah-buah Roh selama waktu 3 tahun ini, pemilik kebun anggur itu berkata demikian, “…‘Tebanglah pohon ini!…” Apa ini kata-kata yang sama yang dikatakan Yohanes Pembaptis? Tentu saja, kita temui tema yang sama dalam perumpamaan ini. “…‘Tebanglah pohon ini. Untuk apa ia makan tempat di tanah ini?...” dan sekarang simak. Pengurus kebun anggur itu mencintai pohon ara ini, maka dikatakan di ayat 8, “…8 Tetapi dia menjawab dan berkata kepadanya, ‘Tuan, biarkanlah dia tahun ini…” berapa tahun lagi? Satu tahun lagi. Berapa lamakah masa pelayanan Yesus? 3½ tahun, benar? Saat itu kita sudah tiba pada tahun pelayanan Yesus dan Yohanes Pembaptis yang keberapa? Tahun ketiga. Masih berapa tahun yang tersisa dari masa pelayanan Yesus? 1 tahun. Jadi di sini Yesus berkata, “Tahun terakhir dari pelayananKu ini, Aku akan mendedikasikan perhatian khusus kepada pohon ara ini. Ayat 8, “…8 Tetapi dia menjawab dan berkata kepadanya, ‘Tuan, biarkanlah dia tahun ini, sampai aku mencangkuli sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,  9 dan jika ia berbuah, baguslah. Tetapi jika tidak, setelah itu engkau boleh…”  apa?  “…engkau boleh menebangnya.’"

 

 

Is this parable connected with what John the Baptist taught? Absolutely. It speaks about a tree, it speaks about fruit, it speaks about cutting it down if there is no fruit, it speaks about repentance, and even the chronology fits the ministry of John the Baptist along with the ministry of Jesus.

Now, the parable ends there and you are left with a question. Did this fig tree produce fruit in its last year? The fact is you don’t know at this point in the story. Jesus closes the parable in suspense.

 

Apakah perumpamaan ini berkaitan dengan apa yang diajarkan Yohanes Pembaptis? Betul sekali. Ini berbicara tentang sebatang pohon, berbicara tentang buah, berbicara tentang menebang pohon itu jika dia tidak berbuah, berbicara tentang pertobatan, dan bahkan kronologinya klop dengan pelayanan Yohanes Pembaptis dan pelayanan Yesus.

Nah, perumpamaan itu berakhir di sana, dan kita ditinggalkan dengan sebuah pertanyaan. Apakah pohon ara itu menghasilkan buah pada tahunnya yang terakhir? Faktanya adalah, sampai titik di cerita ini, kita tidak tahu. Yesus mengakhiri perumpamaan itu dalam kondisi menggantung.

 

 

By the way He did the same thing in the parable of the prodigal son. You know, the prodigal son was not the one who left home, the prodigal son was the one who was at home. He was lost at home. You know, his father goes out to him, he tries to reason with him and the story ends without us knowing whether the older son was convinced by the argument of his father or not. See, the older son represented the Jewish nation. They said, “We’ve served You, we have done everything You said, and we deserve the reward, not those gentiles who are sinners and they have wasted everything that You had, you know if anybody deserves a party it’s us not them.” And so the parable ends in suspense. You don’t know at this point, one year before the end of the ministry of Jesus whether this fig tree, whether the Jewish nation actually bore fruit and was not cut down. Of course, we who live in the 21st century could look back and know the end of the story, but at this point they did not know the end of the story whether national Israel would accept this calling and bear the fruit of the Spirit, or not.

 

Ketahuilah, Yesus melakukan hal yang sama dengan perumpamaan anak yang hilang. Kalian tahu, anak yang hilang bukanlah anak yang meninggalkan rumah. Anak yang hilang adalah anak yang tinggal di rumah. Dia hilang di rumah. Kalian tahu, bapaknya keluar berbicara kepadanya, bapaknya berusaha meyakinkan dia, dan kisahnya berakhir tanpa kita mengetahui apakah anak sulung itu berhasil diyakinkan oleh argumentasi bapaknya atau tidak. Lihat, anak sulung itu melambangkan bangsa Yahudi. Mereka berkata, “Kami telah melayani Engkau, kami telah melakukan semua yang Engkau katakan, dan kami berhak menerima pahala, bukan bangsa-bangsa lain (non-Yahudi) itu yang adalah orang-orang berdosa, dan mereka telah menghamburkan segala yang Engkau miliki. Ketahuilah, jika ada orang yang berhak dipestakan, itu kami, bukan mereka.” Maka perumpamaan itu berakhir menggantung. Sampai di sini, satu tahun sebelum berakhirnya pelayanan Yesus,  kita tidak tahu apakah pohon ara itu, apakah bangsa Yahudi akhirnya menghasilkan buah dan tidak ditebang. Tentu saja kita yang hidup di abad ke-21 bisa melihat ke belakang dan mengetahui akhir kisah tersebut, tetapi pada saat kisah itu diberikan, mereka tidak tahu akhir kisahnya, apakah Israel sebagai suatu bangsa akan menerima panggilan tersebut dan menghasilkan buah-buah Roh atau tidak.

 

 

That’s the reason why we need to go to a third passage that refers to this tree.  You see, the last week of the ministry of Jesus on this earth, it is actually taking place on the Monday before His crucifixion, we meet this fig tree again. This is almost at the end of that last year of the ministry of Jesus. Notice Matthew 21:17-19, same tree all over again. But now we are going to know the destiny of the fig tree. We are going to notice that it did not bear fruit at the end of that year. It says there beginning at verse 17,  “Then He left them and went out of the city to Bethany, and He lodged there. 18Now in the morning, as He returned to the city, He was hungry…” what was Jesus hungry for? He was hungry for the fruit of the Spirit, right?   “….He was hungry. 19And seeing a…” what  “…a  fig tree…”  is that the same fig tree that He spoke about  in His parable in Luke chapter 13? Absolutely. It says,   “…And seeing a fig tree by the road, He came to it and found nothing on it but leaves…”  any fruit? No fruit.and said to it, ‘Let no fruit grow on you…”  until 1948. Is that what it says? It’s not what it says. Jesus actually says,  “…‘Let no fruit grow on you ever again.’…”  Now, what part of “ever again” don’t you understand? It says, “…Let no fruit grow on you ever again.  Immediately the fig tree…”  what?   “…withered away.”

 

Itulah sebabnya mengapa kita perlu pergi ke bacaan ketiga yang bericara tentang pohon ini. Kalian lihat, pada minggu terakhir pelayanan Yesus di dunia, tepatnya terjadi pada hari Senin sebelum penyalibanNya, kita bertemu dengan pohon ara ini lagi. Ini adalah menjelang akhir tahun terakhir pelayanan Yesus. Perhatikan Matius 21:17-19, pohon yang sama lagi. Tetapi sekarang kita akan tahu bagaimana nasib pohon ara itu. Kita akan melihat bahwa dia tidak menghasilkan buah pada akhir tahun itu. Dikatakan di sana, mulai dari ayat 17  Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan Dia bermalam di situ. 18 Pada keesokan  paginya dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar…”  Yesus lapar akan apa? Yesus lapar akan buah-buah Roh, benar? “…Yesus merasa lapar. 19 Dan melihat…”  apa? “…sebatang pohon ara…”  apakah ini pohon ara yang sama yang diceritakan Yesus dalam perumpamaanNya di Lukas pasal 13? Betul sekali. Dikatakan, “…19 Dan melihat sebatang pohon ara di pinggir jalan, Dia menghampirinya, dan tidak menemukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja…”  ada buah? Tidak ada buah.  “…dan berkata kepada pohon itu,Hedaknya tidak ada buah lagi yang pernah tumbuh padamu…”  sampai tahun 1948? Apakah itu kataNya? Bukan itu kataNya. Sesungguhnya Yesus berkata, “…‘Hedaknya tidak ada buah lagi yang pernah tumbuh padamu selama-lamanya!’…”  Bagian mana dari “selama-lamanya” yang tidak kalian mengerti? “…‘Hendaknya tidak ada buah lagi yang pernah tumbuh padamu selama-lamanya!’ Dan seketika itu juga pohon ara itu…” apa? “…layu.”

 

 

Now, notice the passage in Mark 11:20-21 this is taking place the very next day. Mark 11:20-21,  “Now in the morning, as they passed by, they saw the fig tree…”  notice this,   “…dried up from the roots.…”  let me ask you what happens when a tree dries up from the roots? Will it grow again? No, absolutely not. What would you do with a tree like that? You have to what? Cut it down, of course. So it says, “Now in the morning, as they passed by, they saw the fig tree dried up from the roots. 21And Peter, remembering, said to Him, ‘Rabbi, look! The fig tree which You cursed has…”  what?   “….withered away.’"

 

Nah, simak teks di Markus 11:20-21, ini terjadi keesokan harinya. Markus 11:20-21, 20 Dan pagi-pagi ketika mereka lewat, mereka melihat pohon ara itu…” simak ini,   “…mengering dari akar-akarnya…” Coba saya tanya apa yang terjadi saat sebatang pohon mengering dari akar-akarnya? Akankah pohon itu tumbuh lagi? Tidak, tentu saja tidak. Apa yang harus dilakukan pada pohon seperti itu? Harus diapakan? Ditebang, tentu saja. Maka dikatakan,   “…20 Dan pagi-pagi ketika mereka lewat, mereka melihat pohon ara itu mengering dari akar-akarnya. 21 Dan Petrus yang ingat, berkata kepada Yesus, ‘Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah…” apa? “…layu."

 

 

By the way do you know what happened to the Jewish nation in the year 70? The city of Jerusalem was burned.

Do you remember what John the Baptist said? He said that if the tree did not bear fruit it would be cut down and cast where? And it will be cast into the fire. That’s exactly what happened with national Israel because of the rejection of the Messiah.

 

Apakah kalian tahu apa yang terjadi pada bangsa Yahudi di tahun 70? Kota Yerusalem dibakar.

Apakah kalian ingat apa kata Yohanes Pembaptis? Dia berkata, bila pohon itu tidak menghasilkan buah, dia akan ditebang dan dilemparkan ke mana? Dan akan dilemparkan ke dalam api. Itulah persis yang terjadi dengan bangsa Israel karena penolakan mereka kepada Mesias.

 

 

Now, I would like to take a few moments also to speak about the vineyard, even though this is not brought forth in Matthew 24. Still because the vineyard is a symbol of Israel, I think we need to also take a look at a parable that Jesus told in Matthew 21:33-46. And I am going to interpret this parable as we go along.

 

Sekarang saya akan mengambil waktu sejenak untuk berbicara mengenai kebun anggur, walaupun ini tidak dikemukakan di Matius pasal 24. Tetapi karena kebun anggur juga adalah simbol dari Israel, saya rasa kita perlu juga menyimak perumpamaan yang diceritakan Yesus di Matius 21:33-46. Dan saya akan menginterpretasikan perumpamaan ini sambil berjalan.

 

 

Do you remember Hosea 9:10 the vineyard also represented Israel? So we’ve noticed the fig tree. Now let’s talk about the vineyard, the other symbol of Israel. Verse 33, “Hear another parable: There was a certain landowner…”  by the way that is God the Father,  “…who planted a vineyard…”  that’s Israel, “…and set a hedge around it…”  that’s the Law of God, “…dug a winepress in it and built a tower…” that’s the Temple. “…And he leased it to vinedressers…”  that’s the Jewish leaders, “…and went into a far country…” that is to Heaven is the far country. Are you getting the picture of what this is saying?

Now, notice verse 34, “…Now when vintage-time drew near, he sent his servants to the vinedressers…” by the way these servants that are sent are those that are sent before the Babylonian captivity. God sent many prophets to Israel to get them to come back to the Lord, to follow the way of the Lord. That’s the stage that’s being mentioned here.

So it says, “… Now when vintage-time drew near, he sent his servants to the vinedressers…”  this is before the Babylonian captivity,  “…that they might receive its fruit…”  so God expected fruit, He says,  “I have given you all of the advantages, I fertilized you, I watered you, I’ve given you all the blessings above every nation on earth, now I expect some returns. I expect the fruit of the Spirit.

Verse 35, “….And the vinedressers took his servants, beat one, killed one, and stoned another…”  Is this what they did with the prophets in the Old Testament? Yes, like Jesus tells about it in Matthew chapter 23.

Verse 36, “… Again he sent other servants…”  by the way this is after the Babylonian captivity. So “…he sent other servants  more than the first…” prophets like Zechariah, Haggai, Malachi, Zerubbabel, Joshua the high priest, many-many individuals after the Babylonian captivity. But notice what happened to them, “…and they did likewise to them….”

And now notice,   “…37 Then last of all…”  does that have some finality to it when it says “last of all”? Is this the last straw? Yes, it is! “…Then last of all he sent his son…”  who is that?  Jesus!  “…to them, saying, ‘They will respect my son.’  38 But when the vinedressers saw the son, they said among themselves, ‘This is the heir. Come, let us kill him and seize his inheritance.’…” Who are those who said that? “…let us kill him and seize his inheritance.’…” It was national Israel.

Verse 39, “… So they took him and cast him out of the vineyard…” Did Jesus die outside of Jerusalem, outside the gate according to Hebrews? Yes! “…and killed him…”

Now Jesus is going to ask a question, “…40 Therefore, when the owner of the vineyard comes what will he do to those vinedressers?” 41 They said to Him, ‘He will destroy those wicked men miserably, and lease his vineyard to other vinedressers…”  who would those be? Those would be the gentiles, exactly, “….and lease his vineyard to other vinedressers who will render to him the…” what? “…the fruits in their seasons.’…”  So, did the original recipients produce fruit? No. So God is saying, I am going to give my vineyard to another people who will bear the fruits thereof.

Verse 42 “…. Jesus said to them, ‘Have you never read in the Scriptures: ‘The stone…”  that is Jesus, “…‘The stone which the builders rejected has become the chief cornerstone? This was the Lord’s doing, and it is marvelous in our eyes. 43 Therefore I say to you…”  notice this, “…the kingdom of God will be…”  what?  “…taken from you and given to a nation bearing the…”  what?   “….the fruits of it.”  Was the kingdom taken away from national Israel according to Jesus? Absolutely. Whom was it given to according to the book of Acts? It was given to the gentiles who received Jesus as Savior and Lord.

Notice verse 44, “…And whoever falls on this stone will be broken…” Jesus is this stone, “…but on whomever it falls, it will grind him to powder.’ 45 Now when the chief priests and Pharisees heard His parables, they perceived that He was speaking of…”  whom?  “…that He was speaking of  them.”

 

Apakah kalian ingat Hosea 9:10 bahwa kebun anggur juga melambangkan Israel? Jadi kita telah mempelajari pohon ara, sekarang mari kita berbicara tentang kebun anggur, simbol yang lain untuk Israel.

Ayat 33, 33 Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Ada seorang tuan tanah…” tuan tanah itu adalah Allah Bapa, “…menanam sebuah kebun anggur…” itu adalah Israel, “…dan mendirikan pagar sekelilingnya….” itu adalah Hukum-Hukum Allah,  “…menggali lobang tempat memeras anggur di dalamnya dan mendirikan menara jaga…” itu adalah Bait Suci. “…Dan ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap …”  Ini adalah para pemimpin Yahudi,  “…dan pergi ke negeri yang jauh…”  yaitu ke Surga, itulah negeri yang jauh. Apakah kalian menangkap gambar yang dikatakan ini?

Nah, perhatikan ayat 34, “…34 Ketika hampir tiba musim panen anggur, ia mengutus hamba-hambanya…” nah, hamba-hambanya yang diutus ini adalah mereka yang dikirim sebelum penawanan Babilon. Tuhan telah mengirim banyak nabi ke Israel untuk mengajak mereka kembali kepada Tuhan, untuk mengikuti jalan Tuhan. Inilah tahap yang disebutkan di sini.

Maka dikatakan,  “…34 Ketika hampir tiba musim panen anggur, ia mengutus hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu…” ini sebelum penawanan Babilon, “…agar mereka boleh menerima buahnya…” Jadi Tuhan mengharapkan buah. Dia berkata, “Aku telah memberimu segala kelebihan, Aku memupuk kamu, Aku mengairi kamu, Aku telah memberi kamu segala berkat di atas semua bangsa di bumi, sekarang Aku mengharapkan ada hasil. Aku mengharapkan buah-buah Roh.

Ayat 35, “…Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya, memukul yang seorang, membunuh seorang, dan merajam yang lain…” Inikah yang mereka lakukan kepada para nabi Perjanjian Lama? Ya, seperti yang dikatakan Yesus di Matius pasal 23.

Ayat 36, “…Lagi-lagi tuan itu mengutus hamba-hamba yang lain…”  ini adalah setelah masa penawanan Babilon, Jadi, “…tuan itu mengutus hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang pertama…” nabi-nabi seperti Zakharia, Hagai, Maleakhi, Zerubbabel, imam besar Yoshua, banyak orang setelah penawanan Babilon. Tetapi simak apa yang terjadi pada mereka, “…dan mereka berbuat yang sama kepada mereka…” 

Dan sekarang perhatikan, “…37 Dan yang terakhir…” apakah di sini ada kesan pamungkasan atau penutupan ketika dikatakan “yang terakhir”? Apakah ini kesempatan yang terakhir? Ya, betul!  “…Dan yang terakhir ia mengutus anaknya…”  Siapa ini? Yesus!  “..kepada mereka, dengan berkata,Mereka akan menyegani anakku.

38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, dan merebut warisannya.’…”  Siapa yang berkata begitu?   “…mari kita bunuh dia, dan merebut warisannya.’?…”  Yang berkata demikian adalah bangsa Israel.

Ayat 39, “…38 Maka mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu…” Apakah Yesus mati di luar kota Yerusalem, di luar gerbang menurut kitab Ibrani? Ya!  “…dan membunuhnya.…” 

Sekarang Yesus akan mengajukan pertanyaan, “…40 Maka ketika tuan kebun anggur itu datang, apa yang akan dilakukannya pada penggarap-penggarap itu? 41 Kata mereka kepada-Nya: ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan menyewakan kebun anggurnya kepada penggarap-penggarap lain…” siapakah penggarap-penggarap yang lain ini? Betul sekali, mereka itu adalah bangsa-bangsa lain (non-Yahudi)  “…dan menyewakan kebun anggurnya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan…” apa? “…hasilnya kepadanya pada musimnya.’…” Jadi, apakah penyewa yang asli menghasilkan buah? Tidak. Jadi Tuhan berkata, Aku akan memberikan kebun anggurKu kepada bangsa lain yang akan menghasilkan buah dari sana.

Ayat 42,   “…Dan Yesus berkata kepada mereka, ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu…” yaitu Yesus, “…’Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru utama?’ Ini adalah perbuatan Tuhan, dan mengagumkan di mata kita. 43 ‘Sebab itu, Aku berkata kepadamu…”  perhatikan ini,   “…Kerajaan Allah akan…” apa? “…diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan…”  apa?   “…buah darinya.”’…” Apakah kerajaan itu diambil dari bangsa Israel menurut Yesus? Betul sekali. Kerajaan itu diberikan kepada siapa menurut kitab Kisah? Diberikan kepada bangsa-bangsa lain (non-Yahudi) yang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

Perhatikan ayat 44, “…Dan barangsiapa jatuh ke atas Batu itu ia akan hancur…”  Yesus adalah batu ini, “…tetapi barangsiapa ditimpa batu itu, batu itu akan menggilingnya hingga menjadi debu. 45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa Dia sedang berbicara tentang…” siapa?  “…bahwa Dia sedang berbicara tentang mereka.”

 

 

Now, let’s go back to the fig tree episode in Matthew 24. The argument is, is that that fig tree, the budding of the fig tree represents national Israel and that this budding of Israel as a nation in 1948 is the greatest sign of the imminence of the coming of Jesus. The fact is if you read these verses carefully you are going to notice it is not this sign that shows that the coming of Jesus is imminent, but actually it says there  “When you see all these things, know that (His coming) is near.” It’s not that one particular sign that shows that the end is near, it is the whole accumulation of signs because in Matthew 24 it says, “When you see all these things, know that it is near.”

 

Nah, mari kembali ke episode pohon ara di Matius 24. Argumentasinya adalah, bahwa pohon ara itu, pohon ara yang bertunas itu melambangkan bangsa Israel dan Israel sebagai bangsa yang bertunas di tahun 1948 ini adalah tanda terbesar akan dekatnya kedatangan Yesus. Faktanya adalah, jika kita membaca ayat-ayat tersebut dengan seksama, kita akan melihat bahwa bukan ini tandanya yang menunjukkan bahwa kedatangan Yesus sudah dekat, tetapi sebenarnya yang dikatakan di sana itu, Demikian juga, jika kamu melihat SEMUANYA ini, ketahuilah, bahwa waktu [kedatangan]nya sudah dekat...” [Matius 24:33]  Jadi bukan hanya satu tanda yang itu saja yang menunjukkan bahwa akhirnya sudah dekat, tetapi seluruh akumulasi tanda-tanda karena di Matius pasal 24 dikatakan,  “jika kamu melihat SEMUANYA ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.”

 

 

Also in Luke 21:29-31 we find a very interesting detail about the fig tree that is not found in Matthew 24. And I want you to notice this very important detail. By the way what I am saying is, that in Matthew chapter 24, Jesus is not referring to the fig tree as representing national Israel. He is simply saying, you know, “When you see the fig tree budding you know that the summer is near,”  so, you know, when you see all these signs it’s a sign that Jesus is soon to come. In other words, the fig tree has no particular relevance or importance to the symbol of Israel. And Luke proves that. Notice Luke 21:29-31 Then He spoke to them a parable: ‘Look at the fig tree…”  and now don’t miss this point, “…Look at the fig tree and…”  what?   “….and all the trees…” is there something specifically important about the fig tree in itself? No. It says, “….Look at the fig tree and all the trees.30 When they are already budding…”  not only the fig tree but when all the trees are budding, “….you see and know for yourselves that summer is now near. 31So you also…”  notice this, “…when you see these things happening…”  not just the sign of the budding of the fig tree, but “….when you see (all) these things happening,  know that the kingdom of God is near.’”

 

Juga di Lukas 21:29-31 kita temukan detail yang sangat menarik tentang pohon ara yang tidak ada di Matius 24. Dan saya mau kalian memperhatikan detail yang sangat penting ini. Perhatikan apa yang saya katakan ini, bahwa di Matius pasal 24, Yesus tidak mengatakan bahwa pohon ara itu melambangkan bangsa Israel. Yesus sekadar berkata, kalian tahu, Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai berdaun, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.(Matius 24:32) Jadi kamu tahu pada waktu kamu melihat semua tanda itu, itu adalah tandanya bahwa Yesus akan segera datang. Dengan kata lain, pohon ara itu sendiri tidak memiliki makna khusus atau kepentingan khusus sebagai simbol Israel. Dan Lukas membuktikannya.

Simak Lukas 21:29-31, Lalu Yesus bicara kepada mereka tentang sebuah perumpamaan: ‘Perhatikanlah pohon ara…” dan sekarang jangan melewatkan poin ini, “…‘Perhatikanlah pohon ara, dan…” apa? “…semua pohon.…” apakah ada yang istimewa pentingnya tentang pohon ara itu sendiri? Tidak. Dikatakan, “…‘Perhatikanlah pohon ara dan semua pohon. 30 Apabila pohon-pohon itu sudah berdaun,…” bukan hanya pohon aranya saja, tetapi semua pohon berdaun, “…kamu melihat dan tahu sendiri bahwa musim panas sudah dekat. 31Demikian juga kamu…” perhatikan ini,   “…pada waktu kamu  melihat hal-hal ini terjadi…”  bukan hanya tanda bahwa pohon ara berdaun, tetapi “…pada waktu kamu melihat hal-hal ini terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.”

 

 

Now, I want to go to another episode that  speaks about the fig tree and in this passage, the fig tree is particularly significant as a symbol of Israel. Go with me to John 1 and we’ll read verses 43-48. This is the encounter of Jesus with one of His disciples Nathanael. You’ve probably read this before but now let’s take a look at some of the details here. John 1, beginning with verse 43, The following day Jesus wanted to go to Galilee, and He found Philip and said to him, ‘Follow Me.’ 44Now Philip was from Bethsaida, the city of Andrew and Peter. 45               Philip found Nathanael and said to him, ‘We have found Him of whom Moses in the Law, and also the prophets, wrote --- Jesus of Nazareth, the son of Joseph.’ 46And Nathanael…”  notice that at first he was incredulous, he didn’t believe it.   “….And Nathanael  said to him, ‘Can anything good come out of Nazareth?’  Philip said to him, ‘Come and see.’ 47Jesus saw Nathanael coming toward Him, and said of him, ‘Behold, a …”  what?   “….an Israelite indeed …”  now let me ask you, if there is an “Israel indeed”, must there be “Israelites not indeed”? Absolutely. By the way this becomes very clear when you noticed the Greek word that is used here. It’s the Greek word  ἀληθῶς [ alēthōs ] which is better translated “genuine”. In other words a better translation would be  “…‘Behold a genuine Israelite, in whom is no deceit!’…”  the word “deceit” here is the word  ψεδος [pseudos] *** there is no lie, there is no deceit, there is no counterfeit in him in other words. Now, if there are genuine Israelites, if Nathanael was a genuine Israelite, let me ask you, must there be Israelites who are not genuine? Sure. In fact the NIV instead of translating “Israelite indeed” it translates “a true Israelite”, a genuine, real Israelite in other words. Now the interesting thing is, if you read verse 49 when Jesus finds Nathanael, He finds him sitting where? He finds him sitting under a fig tree. Now, isn’t this interesting? In fact, going once again to verse 48, it says,  “… 48Nathanael said to Him, ‘How do You know me?’ Jesus answered and said to him, ‘Before Philip called you, when you were under the…” what? “….when you were under the fig tree, I saw you.’"

 

*** Note: Actually the Greek word in John 1:47 is δόλος [dolos]  not  ψεδος [pseudos]  but according to Strong’s Dictionary, the meaning is the same. 

 

Sekarang saya mau ke episode yang lain yang berbicara tentang pohon ara juga, dan di bacaan ini pohon aranya khusus signifikan sebagai simbol Israel. Marilah bersama saya ke Yohanes pasal 1 dan kita akan membaca ayat 43-48. Ini adalah pertemuan Yesus dengan salah seorang muridNya bernama Natanael. Kalian mungkin sudah pernah membaca ini sebelumnya, tetapi sekarang mari kita perhatikan beberapa detail di sini. Yohanes pasal 1 mulai dari ayat 43, 43 Pada keesokan harinya Yesus mau ke Galilea, dan Ia mendapatkan Filipus, dan berkata kepadanya: ‘Ikutlah Aku!’ 44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. 45 Filipus mendapatkan Natanael dan berkata kepadanya,Kami telah menemukan Dia, yang tentangNya Musa dan para nabi, menulis dalam kitab Hukum yaitu Yesus dari Nazaret, anak Yusuf.’ 46Dan Natanael…”  perhatikan bahwa pertama dia meragukan, dia tidak percaya.   “…Dan Natanael berkata  kepadanya: ‘Mungkinkah ada yang baik datang dari Nazaret?’ 47Kata Filipus kepadanya, ‘Mari dan lihatlah!’ Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia,Lihat, benar-benar seorang…”  apa?   “…Israel.”  Coba saya tanya, jika ada “yang benar-benar Israel”, tentunya ada juga “yang tidak benar-benar Israel” bukan? Betul sekali. Hal ini menjadi sangat jelas jika kita melihat kata Greeka yang dipakai di sini. Kata Greeka itu adalah ἀληθῶς [alēthōs]  yang lebih tepat diterjemahkan “tulen”. Dengan kata lain, terjemahan yang lebih tepat adalah  “…Lihat, seorang Israel tulen, yang  tidak ada kepalsuan di dalamnya!’…”  kata “kepalsuan” di sini adalah kata ψεῦδος [pseudo]***   dengan kata lain, tidak ada kebohongan, tidak ada penipuan, tidak ada kepalsuan dalam dirinya. Nah, jika ada Israel yang tulen, jika Natanael adalah seorang Israel tulen, coba saya tanya, apakah ada Israel yang tidak tulen? Tentu saja. Bahkan Alkitab versi NIV tidak menerjemahkannya “Israelite indeed” (benar-benar Israel) tetapi “a true Israelite” (Israel sejati), seorang Israel yang tulen, yang betul-betul Israel, dengan kata lain. Sekarang, yang menarik adalah, jika kita membaca ayat 49 saat Yesus mendapatkan Natanael, Dia mendapatkan Natanael duduk di mana? Yesus mendapatkan Natanael duduk di bawah sebatang pohon. Nah, apakah ini tidak menarik? Baiklah, kembali lagi ke ayat 48, dikatakan,  “…48 Kata Natanael kepada-Nya, ‘Bagaimana Engkau mengenali aku?’ Jawab Yesus kepadanya,Sebelum Filipus memanggil engkau, ketika engkau di bawah…” apa?  “…ketika engkau di bawah  pohon ara, Aku telah melihatmu."

 

*** Catatan: Sebenarnya kata Greeka di Yohanes 1:47 adalah δόλος [dolos]  bukan  ψεδος [pseudos]  tetapi menurut Strong Dictionary, artinya sama. 

 

 

Now what I find interesting here is that a true Israelite was sitting under the symbol of Israel. In other words Nathanael was a true Israelite and he was sitting under a fig tree which was a symbol of what? Was a symbol of Israel. In other words, what we find here is an indication that there are genuine Israelites and there are counterfeit Israelites. Now, the question is how do you distinguish the genuine from the counterfeit?

 

Nah, yang saya anggap menarik di sini adalah bahwa seorang Israel tulen duduk di bawah simbol dari Israel. Dengan kata lain, Natanael adalah seorang Israel tulen, dan dia duduk di  bawah pohon ara yang adalah simbol apa? Simbol Israel. Dengan kata lain, apa yang kita dapati di sini adalah suatu indikasi bahwa ada Israel yang tulen dan ada Israel yang palsu. Nah, pertanyaannya adalah, bagaimana kita membedakan antara yang tulen dari yang palsu? 

 

 

Is it simply because, you know,  you are genuine Israelite because you have Jewish blood flowing through your veins? Or because you live perhaps in Jerusalem? Or perhaps your last name is Goldstein or Goldberg? No, I don’t think so. In fact I know that that’s not the case. Do you know what made Nathanael a true Israelite indeed? Verse 49 explains it. When Jesus spoke to Nathanael and He said, “You are a genuine Israelite,” what did Nathanael confess? He says, “You are the Christ, the son of the living God.” In other words, So you have Nathanael recognized Jesus as the what? As the Messiah. That’s what made him a true Israel.  So you have this true Israelite because he confesses Jesus Christ and he is sitting under the fig tree, which is a symbol of Israel. All of these things merge together to indicate what a true Israelite is. In other words there is genuine Israel and there is counterfeit Israel. Genuine Israel are those who receive Jesus Christ as Savior and Lord.

 

Apakah hanya karena ~ kalian tahu ~ seseorang itu berdarah Israel, atau barangkali dia tinggal di Yerusalem, atau barangkali nama marganya Goldstein atau Goldberg maka dia adalah seorang Israel tulen? Tidak, saya rasa tidak. Bahkan saya tahu, tidak demikian. Tahukah kalian apa yang membuat Natanael seorang Israel tulen? Ayat 49 menjelaskannya. Ketika Yesus berbicara kepada Natanael, Dia berkata, “Kamu seorang Israel tulen,” apa yang diakui oleh Natanael?  Natanael berkata, “Engkaulah Kristus, Anak dari Allah yang hidup.” Dengan kata lain, Natanael mengenali Yesus sebagai apa? Sebagai Mesias. Itulah yang menjadikannya seorang Israel tulen. Jadi ada seorang Israel tulen ini karena dia mengakui Yesus Kristus dan dia duduk di bawah sebatang pohon ara yang merupakan simbol Israel. Semua keterangan ini menyatu untuk menunjukkan seorang Israel yang tulen itu yang bagaimana. Dengan kata lain, ada Israel yang tulen dan ada Israel yang palsu. Israel yang tulen adalah mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

 

 

By the way, Jesus also made this distinction. Notice John 8 and we’ll read several texts here. John 8:37-45. Did Jesus believe that there are Jews and then there are Jews? He most certainly did. What is it that defines a true one from a counterfeit one? Notice John 8:37 Jesus says to those literal Jews who are listening to Him, “…‘I know that you are Abraham's descendants, but you seek to kill Me, because My word has no place in you. 38 I speak what I have seen with My Father, and you do what you have seen with your father.’…”  now Jesus is going to reach a very climactic and disturbing argument in a few moments. He says, “I’ve got My Father, and you have your father.” Verse 39,   “…39They answered and said to Him, ‘Abraham is our father.’ Jesus said to them, ‘If…”  notice this is a big “if”, “…If you were Abraham's children…”  is Jesus denying that they are Abraham’s children here? Of course. He is saying “If you were” which means that they are what? That they are not. He is saying, “….If you were Abraham’s children, you would do the…”  what?  “….the works of Abraham…”  So are they Abraham’s children according to the definition of Jesus? Absolutely not. They are, but they aren’t. Notice verse 40, “…40But…”,  you see, If you were Abraham’s children, you know, you would do the works of Abraham, “…but now you seek to kill Me, a Man who has told you the truth which I heard from God. Abraham did not do this…”  in other words what Jesus is saying is “You claim to be the children of Abraham, Abraham look forward to My day, he loved Me when he saw Me from afar, and you want to kill Me. So, how is it that you say that you are Abraham’s children if he loved Me and you want to kill Me?” He is denying that they are Abraham’s children. Notice, Jesus continues saying in verse 41, “…41You do the deeds of your father.’ Then they said to Him, ‘We were not born of fornication; we have one Father --- God.’ 42Jesus said to them, ‘If…”  notice once again the key word “If”, “…If God were your Father…”  is Jesus denying that God is their father? Yes. “….If God were your Father, you would love Me, for I proceeded forth and came from God; nor have I come of Myself, but He sent Me. 43Why do you not understand My speech? Because you are not able to listen to My word…”  And then Jesus says something very politically incorrect, He says,  “…44You are of your father the devil…” were they literal Jews? Were they literally children of Abraham? Yes they were. But were they really Jews or children of Abraham? No, because they had to have the faith of Abraham. So notice verse 44, “…You are of your father the devil, and the desires of your father you want to do. He was a murderer from the beginning, and does not stand in the truth, because there is no truth in him. When he speaks a lie, he speaks from his own resources, for he is a liar and the father of it…”  you see the contrast here? In Nathanael there was no deceit, there was no lie. And in Jesus there was no what? In Jesus there was no lie.

 

Yesus juga membuat perbedaan ini. Perhatikan Yohanes pasal 8 dan kita akan membaca beberapa ayat di sini. Yohanes 8:37-45. Apakah Yesus percaya bahwa ada orang Yahudi dan “orang Yahudi”? Betul sekali. Apa yang membedakan antara yang asli dari yang palsu? Simak Yohanes 8:37, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi literal yang sedang mendengarkan Dia, 37 Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 38 Aku mengatakan apa yang telah Aku lihat dari Bapa, dan kamu melakukan apa yang kamu lihat dari bapamu.…”  dalam beberapa saat Yesus akan mencapai puncak dari perdebatanNya yang akan sangat mengganggu. Yesus berkata, “Aku punya BapaKu, dan kamu punya bapakmu.” Ayat 39, “…39Jawab mereka kepada-Nya: ‘Bapa kami ialah Abraham.’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Andaikan…” perhatikan ini adalah “andai” yang besar! “…‘Andaikan kamu anak-anak Abraham…” apakah di sini Yesus tidak mengakui mereka sebagai anak-anak Abraham? Tentu saja. Dia berkata, “Andaikan” yang berarti apa? Berarti mereka bukan. Yesus berkata, “…‘Andaikan kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu akan mengerjakan pekerjaan…” apa? “…pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham…”Jadi menurut definisi Yesus apakah mereka ini anak-anak Abraham? Sama sekali bukan. Mereka anak-anak (keturunan) Abraham, tetapi mereka bukan anak-anak Abraham. Simak ayat 40,  “…40 Tetapi…”  kalian lihat, andaikan kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu akan mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham, ”…tetapi sekarang kamu berusaha membunuh Aku; seorang Manusia yang telah mengatakan kebenaran kepadamu, yang Kudengar dari Allah; Abraham tidak pernah berbuat demikian…”  dengan kata lain apa yang dikatakan Yesus adalah, “Kalian mengaku anak-anak Abraham, Abraham merindukan kedatanganKu, dia mengasihi Aku saat dia melihat Aku dari kejauhan, dan kalian mau membunuh Aku. Jadi, bagaimana bisa kalian katakan bahwa kalian adalah anak-anak Abraham jika Abraham mengasihi Aku tetapi kalian mau membunuhKu?” Yesus tidak mengakui mereka itu anak-anak Abraham. Perhatikan yang dikatakan Yesus selanjutnya di ayat 41, “…41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu.’ Lalu mereka berkata kepadaNya, ‘Kami tidak dilahirkan dari zinah, kami punya satu Bapa, yaitu Allah.’ 42 Kata Yesus kepada mereka,Andaikan…”  perhatikan sekali lagi kata “andaikan, “…Andaikan Allah adalah Bapamu…”  apakah Yesus tidak mengakui Allah itu Bapa mereka? Iya. “…Andaikan Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku berasal dan datang dari Allah. Dan Aku juga tidak datang atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang telah mengutus Aku. 43 Mengapa kamu tidak mengerti kata-kata-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku…”  Lalu Yesus mengatakan sesuatu yang secara politis, itu sangat tidak tepat. Dia berkata,   “…44 Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis…”  apakah mereka orang Yahudi literal? Apakah mereka adalah anak-anak literal Abraham? Ya, benar. Tetapi apakah mereka benar-benar orang Yahudi atau anak-anak Abraham? Tidak, karena mereka tidak memiliki iman Abraham. Jadi, perhatikann ayat 44, “…Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang mau kamu lakukan. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia mengucapkan dusta, dia bicara dari sumbernya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapak segala dusta…”  Kalian lihat bedanya di sini? Dalam diri Natanael tidak ada kepalsuan, tidak ada kebohongan. Dan di dalam diri Yesus tidak didapati apa? Tidak ada kebohongan.   

 

 

By the way the great apostle Paul, also confirms what Jesus taught, in the parable of the fig tree, in the parable of the vineyard, and what He taught in John chapter 8 as well as in John chapter 1. Let’s notice what the apostle Paul says because most Christians today use the apostle Paul and they say, “Well you know, the apostle Paul believes that God has two people: the literal Jews, and then He turned to the gentiles, and then when the times of the gentiles are over ~ we’ll have a lecture on the times of the gentiles later on ~ then the church is going to be raptured to Heaven and then God is going to pick up with the literal Jews again, with national Israel again.”

 

Ketahuilah, rasul Paulus juga meneguhkan apa yang diajarkan Yesus dalam perumpamaan pohon ara, perumpamaan kebun anggur, dan apa yang diajarkan Yesus di Yohanes pasal 8 dan Yohanes pasal 1. Mari kita simak apa kata rasul Paulus karena kebanyakan orang Kristen sekarang memakai rasul Paulus dan mereka berkata, “Nah, kita tahu bahwa rasul Paulus meyakini Tuhan memiliki dua umat: Yahudi literal, lalu Tuhan berpaling kepada bangsa-bangsa lain non-Yahudi, lalu ketika waktu untuk bangsa-bangsa lain ini habis ~ nanti kita akan ada ceramah tentang ‘waktu bangsa-bangsa lain’ ini ~ maka gereja akan diangkat ke Surga, dan Tuhan akan melanjutkan dengan Yahudi literal lagi, dengan bangsa Israel lagi.” 

 

 

Let’s see what the apostle Paul defines as true Israel. Romans 2:28-29. This is explicit. It’s hard to understand how anybody in the world can misunderstand what the apostle Paul is saying. “For he is not a Jew who is one outwardly…”  let me ask you, are there outward Jews that are not really Jews?  According to the definition of the apostle Paul, absolutely. He says, “For he is not a Jew who is one outwardly, nor is circumcision that which is outward in the flesh…” you see the Jews were distinguished by their circumcision. He says, circumcision doesn’t make you a Jew. Verse 29, “…29but he is a Jew who is one…”  what?  “…inwardly; and circumcision is that of the heart, in the Spirit, not in the letter; whose praise is not from men but from God.”

 

Mari kita lihat definisi rasul Paulus tentang Israel yang sejati. Roma 2:28-29. Ini sangat jelas. Sulit dimengerti bagaimana ada orang di dunia bisa salah memahami apa yang dikatakan rasul Paulus. 28 Sebab dia bukanlah seorang Yahudi yang secara lahiriah…”  coba saya tanya, apakah ada Yahudi lahiriah yang bukan Yahudi yang sejati? Menurut definisi rasul Paulus, betul sekali. Dia berkata, “…Sebab dia bukanlah seorang Yahudi yang secara lahiriah, begitu juga sunat  bukanlah sunat lahiriah secara daging…”  kalian lihat, orang-orang Yahudi dikenali dari sunat mereka. Paulus berkata, sunat tidak menjadikan kamu seorang Yahudi. Ayat 29, “…29 Tetapi dia yang Yahudi adalah yang…”  apa?   “…di dalam hatinya;  dan sunat adalah sunat pada hati secara Roh, bukan secara harafiah; yang pujiannya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.”

 

 

So let me ask you, are there Jews and then are there Jews? Absolutely. What is a true Israelite?  A true Israelite is:

ü   one who has accepted Jesus Christ as Savior and Lord,

ü   their heart has been circumcised by Jesus

ü   and their life is under the control of the Holy Spirit because it says here “in the Spirit” not in the letter.

Of course the Jews love to live by the letter.

 

Jadi coba saya tanya, apakah ada orang Yahudi dan “orang Yahudi”? Betul sekali. Israel yang sejati itu apa? Israel yang sejati adalah:

ü   dia yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan,

ü   yang hatinya sudah disunat oleh Yesus dan

ü   hidupnya di bawah kendali Roh Kudus, karena di sini dikatakan “secara Roh” bukan secara harafiah.

Kita sudah tahu bahwa orang Yahudi suka menghidupkan yang harafiah.

 

 

Notice Romans 9:6-8. And by the way when I speak about the Jews of Christ’s day, this is not any reflection on any individual who is a Jew today. God loves the Jews intensely. He loves them with a deep love. And by the way, it’s not saying either that Israel cannot exist as a nation. I am simply taking the biblical definition of what true Israel is, what a true Jew is according to Scriptures because it has huge prophetic implications.

 

Simak Roma 9:6-8. Dan perhatikan pada waktu saya berbicara mengenai orang-orang Yahudi di zaman Kristus, ini bukanlah celaan atas orang Yahudi secara pribadi sekarang ini. Tuhan sangat mengasihi orang Yahudi. Dia mengasihi mereka dengan kasih yang sangat dalam. Dan ketahuilah, ini juga  bukan mengatakan bahwa Israel tidak boleh eksis sebagai suatu bangsa. Saya sekadar menunjukkan apa definisi yang alkitabiah tentang Israel yang sejati, apa Israel yang sejati menurut Kitab Suci, karena hal itu memiliki implikasi nubuatan yang besar. 

 

 

Notice Romans 9:6-8, here the apostle Paul says this, But it is not that the word of God has taken no effect…”  now notice this,   “… For they are not all Israel who are of Israel…”  You say, “That’s ridiculous. So not all Israelites are Israelites?” That’s what the apostle Paul is saying. So, what is it that determines a true Israelite?  “…7nor are they all children because they are the seed of Abraham…” not everybody is Abraham’s child just because he descends physically from Abraham, “…but, ‘In Isaac your seed shall be called.’  8That is, those who are the children of the flesh…”  that is literal, national Jews, “…those who are the children of the flesh, these are not the children of God; but the children of the promise…”  that is the promise of the Messiah, “….are counted as the seed.…”  How could the apostle Paul be more explicit than this about the identity of Israel. You see, God has transitioned from literal Israel as His chosen nation, national Israel as His chosen nation, the fig tree apostatized, and therefore it withered up and it was burned in the fire in the year 70. That doesn’t mean that literal Jews cannot be saved, who become linked with Jesus Christ the Messiah, then they become true Jews. That’s why you have a huge number of Jews these days that are becoming Messianic Jews.

 

Perhatikan Roma 9:6-8, di sini rasul Paulus mengatakan demikian, 6 Akan tetapi bukan karena  firman Allah tidak ada pengaruhnya.…”  nah, perhatikan ini, “…Sebab mereka tidak semuanya Israel yang berasal dari Israel…”  Kalian berkata, “Itu konyol. Jadi tidak semua orang Israel itu orang Israel?” Itulah yang dikatakan rasul Paulus. Jadi apa yang menentukan seorang Israel yang sejati?   “…7 dan juga tidak semua anak-anak Abraham karena mereka adalah benih Abraham…”  tidak semua anak Abraham, hanya karena secara fisik dia adalah keturunan Abraham, “…tetapi: ‘dalam Ishak-lah akan disebut benihmu8 Artinya: mereka yang adalah  anak-anak secara daging,…” maksudnya secara literal, bangsa Yahudi,  “…mereka yang adalah  anak-anak secara daging, mereka ini bukanlah  anak-anak Allah; tetapi anak-anak perjanjian–lah…”  maksudnya janji akan datangnya Mesias   “…yang diperhitungkan sebagai benih.

Bagaimana rasul Paulus bisa menjelaskan lebih jelas lagi daripada ini tentang identitas Israel? Kalian lihat, Allah telah beralih dari Israel literal sebagai umat pilihanNya, yaitu bangsa Israel sebagai umat pilihanNya, pohon aranya telah murtad, dan oleh sebab itu pohon itu layu dan dibakar dalam api di tahun 70. Itu tidak berarti bahwa Israel literal tidak bisa diselamatkan. Mereka yang terhubung dengan Yesus Kristus sang Mesias, maka mereka menjadi Yahudi sejati. Itulah sebabnya mengapa sekarang ini ada sejumlah besar orang Yahudi Mesianis (yang percaya Yesus adalah Mesias).

 

 

Notice Galatians 3:26-29. Here the apostle Paul says this, “For you are all sons of God through faith in Christ Jesus. 27For as many of you as were baptized into Christ…”  notice this “…into Christ have put on Christ.…”  so if you are baptized, you put on Christ. What is the implication? Verse 28,  “…28There is neither Jew nor Greek, there is neither slave nor free, there is neither male nor female; for you are all one in Christ Jesus. 29And if you are Christ's, then you are Abraham's seed, and heirs according to the promise.”

What determines you are Abraham’s seed? It is not where you live, it’s not what kind of blood you have, it’s not what your last name is, it has to do with whether you have linked up your life with Jesus Christ as your Savior and as your Lord.

 

Perhatikan Galatia 3:26-29. Di sini rasul Paulus berkata demikian, 26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus. 27Karena seberapa banyak dari kamu yang dibaptis ke dalam Kristus…”  perhatikan ini, “…ke dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.…”  jadi jika kita sudah dibaptis, kita mengenakan Kristus. Apa implikasinya? Ayat 28,   “…28 Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah benih Abraham dan menurut  janji Allah, adalah ahliwarisNya.”

Apa yang menentukan kita sebagai benih Abraham? Bukan di mana kita hidup, bukan jenis darah apa yang kita miliki, bukan apa nama marga kita, tetapi itu tergantung apakah hidup kita sudah terhubung dengan Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita.

 

 

By the way, the apostle Paul had this very, very clear in his own life experience. Notice what we find in the book of Philippians 3:3-8, he is reminiscing about his own experience, so we should listen very carefully to the apostle Paul because he is not just giving a discourse in theology, he is speaking about his own practical life. He says this, For we are the circumcision, who worship God in the Spirit, rejoice in Christ Jesus, and have no confidence in the flesh…”  what according to the apostle Paul is the true circumcision? It’s not being a literal Jew, it’s not being a national Israelite. He says circumcision are those who worship God in the Spirit, rejoice in Christ Jesus, and have no confidence in the flesh. And then he explains what he means by “confidence in the flesh”, he says, “…4though I also might have confidence in the flesh…”  now he is going to describe what he means by confidence in the flesh. He means being a literal Jew, or a literal national Israelite. He says,  “….though I also might have confidence in the flesh. If anyone else thinks he may have confidence in the flesh, I more so…”  and then he gives a list, he says, “…5circumcised the eighth day, of the stock of Israel, of the tribe of Benjamin, a Hebrew of the Hebrews; concerning the Law, a Pharisee; 6concerning zeal, persecuting the church; concerning the righteousness which is in the Law, blameless.…”  so he says, if you want to have confidence in being a literal  Jew, and being a Pharisee, and of the tribe of Benjamin, and zealous for the Law, etc. hey, here’s the prime example of it. Now, what else does he say? Notice verse 7, “…7But what things were gain to me, these I have counted loss for Christ…”  because none of these things count for anything, except for Christ. Verse 8,   “…8Yet indeed I also count all things loss for the excellence of the knowledge of Christ Jesus my Lord,  for whom I have suffered the loss of all things, and count them as rubbish, that I may gain…”  whom?   “…that I may gain Christ.”

 

Rasul Paulus mempunyai pengalaman yang amat sangat jelas di dalam hidupnya sendiri. Perhatikan apa yang kita dapati di Filipi 3:3-8, dia sedang mengenang pengalamannya sendiri, jadi sebaiknya kita dengarkan rasul Paulus baik-baik, karena dia bukan hanya memberikan ceramah theologi, dia berbicara mengenai kehidupannya sendiri. Dia berkata demikian, 3 Karena kita inilah sunat itu,  yang beribadah kepada Allah dalam Roh, bersukacita dalam Kristus Yesus, dan tidak mengandalkan daging…”  Menurut rasul Paulus, sunat yang sejati itu apa? Ternyata bukan menjadi Yahudi literal, bukan menjadi bangsa Yahudi. Rasul Paulus berkata, sunat adalah mereka yang beribadah kepada Tuhan dalam Roh, bersukacita dalam Kristus Yesus, dan tidak mengandalkan kemampuan daging. Lalu dia menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan “mengandalkan daging”, dia berkata, “…4 Sekalipun aku juga punya alasan untuk mengandalkan daging…” sekarang dia akan menggambarkan apa yang dimaksudnya dengan mengandalkan daging. Maksudnya, menjadi Yahudi literal, atau bangsa Israel. Dia berkata, “…Sekalipun aku juga punya alasan untuk mengandalkan daging. Jika ada orang yang menyangka dia boleh mengandalkan daging, aku lebih lagi…”  lalu dia memberikan daftarnya, dia berkata, “…5disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang yang paling Ibrani dari semua orang Ibrani, dalam hal  hukum Taurat, seorang Farisi, 6 dalam  hal semangat, penganiaya jemaat, dalam hal kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, aku tidak bercacat…”  Jadi rasul Paulus berkata, jika kalian mau mengandalkan pada fakta sebagai orang Yahudi literal, dan sebagai orang Farisi, dan dari suku Benyamin, dan ketat membela Hukum, dll. hei, aku inilah contoh yang paling cocok. Nah, apa lagi yang dikatakannya? Perhatikan ayat 7, “…7 Tetapi apa yang dahulu kuanggap menguntungkan bagiku, sekarang karena Kristus kuanggap tidak bernilai…”  karena semua hal itu tidak bernilai apa-apa, selain Kristus. Ayat 8  “…8 Malahan segala sesuatu juga kuanggap tidak bernilai demi keistimewaan pengetahuan tentang Kristus Yesus, Tuhanku, untuk DIa-lah aku telah menderita kehilangan segala sesuatu, yang kuanggap sebagai sampah, supaya aku boleh memperoleh…” siapa? “…supaya aku boleh memperoleh Kristus.”

 

 

Are you understanding what this is talking about? Is Jesus then saying in Matthew chapter 24 that the reestablishment of the literal Jewish national Israel in 1948 was a fulfillment of prophecy?  Listen, folks, when you read the prophecies in the Old Testament, God told Israel, “If you forsake Me and you do not listen to My voice, I am going to scatter you among all nations. But, if when you are scattered, you repent and you are sorry for what you have done, you come back to Me, I will gather you once again to your land and I will heal you.”

Let me ask you, what was it that scattered national Israel when Jerusalem was destroyed? It was the fact that they refused to listen to the voice of Jesus, their Messiah. And therefore what happened to them? We read in Luke chapter 21 and also Luke chapter 19, they were scattered among all of the nations, weren’t they? So let me ask you, did they all suddenly come to believe in 1948? Did they repent? Did national Israel say, “Oh, we are sorry that we crucified the Messiah, you know, we now receive Him as our Savior and as our Lord.”? Did they? No! They were restored to Jerusalem in unbelief but that goes against everything that bible prophecy contemplates. In other words, that restoration in 1948 was not a fulfillment of prophecy, it was a political circumstance that took place. In other words they could never have been restored in 1948 as God’s chosen nation in their land as a fulfillment of prophecy unless they repented and received Jesus Christ as Savior and Lord. Because that is the total pattern in the Old Testament. No one is rewarded in unbelief. Repent and be converted that your sins will be blotted out.  If we confess our sins, He is faithful and just to forgive our sins and cleanse us from all unrighteousness. There is a condition that had to be fulfilled for Israel to be restored. And the condition to this day has never been fulfilled because national Israel with the exception of the Messianic Jews, is still rejecting Jesus Christ as their promised Messiah.

 

Apakah kalian paham ini bicara tentang apa? Apakah Yesus berkata di Matius pasal 24 bahwa pemulihan status Yahudi literal, Israel sebagai suatu bangsa, di tahun 1948 adalah penggenapan nubuatan? Dengarkan, Saudara-saudara, bilamana kita membaca nubuatan di Perjanjian Lama, Tuhan mengatakan kepada Israel, “Jika kamu meninggalkan Aku, dan kamu tidak mendengarkan suaraKu, Aku akan menceraiberaikan kamu di antara semua bangsa. Tetapi jika setelah kamu terceraiberai, kamu bertobat dan kamu menyesali apa yang telah kamu lakukan, dan kamu kembali kepadaKu, Aku akan mengumpulkan kamu sekali lagi ke tanahmu dan Aku akan menyembuhkan kamu.” (Nehemiah 1:8-9, Ulangan 30:1-5).

Coba saya tanya, apa yang menceraiberaikan bangsa Israel ketika Yerusalem dihancurkan? Faktanya bahwa mereka menolak mendengarkan suara Yesus, Mesias mereka. Maka apa yang terjadi pada mereka? Kita baca di Lukas pasal 21 dan juga pasal 19, bahwa mereka diceraiberaikan di antara bangsa-bangsa, bukan? Jadi coba saya tanya, apakah tiba-tiba  mereka semuanya jadi percaya (kepada Yesus) di tahun 1948? Apakah mereka sudah bertobat? Apakah Israel sebagai suatu bangsa berkata, “Oh, kami menyesal kami telah menyalibkan Mesias, kalian tahu, sekarang kami menerima Dia sebagai Juruselamat kami dan Tuhan kami”? Apakah mereka berbuat itu? Tidak!  Mereka kembali ke Yerusalem tetap masih tidak percaya, dan itu sama sekali bertolakbelakang dengan apa yang dikatakan nubuatan Alkitab. Dengan kata lain, restorasi pada tahun 1948 itu bukan penggenapan nubuatan, yang terjadi itu adalah suatu kondisi politik. Dengan kata lain, mereka tidak mungkin dipulihkan di tahun 1948 sebagai umat pilihan Tuhan ke tanah air mereka sebagai penggenapan nubuatan kecuali jika mereka bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Karena itulah total pola yang ada di Perjanjian Lama. Orang tidak percaya tidak ada yang diberi pahala. Bertobat dan berubah, supaya dosamu dihapus. Jika kita mengakui dosa kita,  Ia setia dan adil untuk mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9) Ada syaratnya yang harus dipenuhi oleh Israel untuk dipulihkan. Dan syarat itu hingga hari ini tidak pernah dipenuhi karena Israel sebagai bangsa ~ dengan perkecualian orang-orang Yahudi Mesianis ~ masih tetap menolak Yesus Kristus sebagai Mesias mereka yang telah dijanjikan.

 

 

I would like to read a couple of passages, very significant passages from the writings of Ellen White about the Jewish nation, about national Israel. The first is found in the journal Review and Herald, February 25, 1896, and these are strong words but it’s in harmony with what Jesus taught. Did Jesus teach that if He was rejected the result would be scattering and destruction and being burned by fire? Absolutely. Notice what she says,

The curse rests upon Jerusalem. The Lord has obliterated those things which men would worship in and about Jerusalem, yet many hold in reverence literal objects in Palestine, while they neglect to behold Jesus as their advocate in the heaven of heavens.”  

There are people who say, “Oh, if I could just visit the Holy Land, if I could just walk where Jesus walked.”  What Ellen White is saying is the curse is upon old Jerusalem, it is not a holy place anymore. Do you know what makes a place holy? The presence of Jesus. Jesus left the temple, He said, “Your house is left unto you…” what? “…desolate.” And “You will not see Me again, until you say, ‘Blessed is He who comes in the name of the Lord.’” which is referring to His second coming.

 

Saya ingin membacakan dua kutipan, sangat signifikan, dari tulisan Ellen White tentang bangsa Yahudi, tentang Israel sebagai suatu bangsa. Yang pertama ditemukan di jurnal Review and Herald, 25 Februari, 1896, dan ini adalah kata-kata yang keras, tetapi serasi dengan apa yang diajarkan Yesus. Apakah Yesus mengajarkan bahwa jika Dia ditolak, akibatnya adalah penceraiberaian, penghancuran, dan pembakaran oleh api? Betul sekali. Simak apa yang dikatakan Ellen White,  “Yerusalem sudah terkutuk. Tuhan telah melenyapkan benda-benda yang disembah di- dan sekitar Yerusalem, namun banyak orang masih menganggap obyek-obyek literal di Palestina sebagai suci, sementara mereka lalai memandang Yesus sebagai Perantara mereka di Surga.”

Ada orang-orang yang berkata, “Oh, andaikan saya bisa mengunjungi Tanah Suci, andaikan saya bisa berjalan di mana Yesus pernah berjalan.” Apa yang dikatakan Ellen White adalah, ada kutukan pada Yerusalem lama , itu sudah bukan tempat yang suci lagi. Tahukah kalian apa yang membuat suatu tempat itu suci? Kehadiran Yesus. Yesus sudah meninggalkan Bait Suci. Dia berkata, “…rumahmu ini telah ditinggalkan kepadamu…”  apa?   “…terlantar.” [Matius 23:38]  dan “…‘Kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: ‘Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!’” [Matius 23:39] yang berbicara tentang kedatangan Kristus yang kedua.

 

 

The second statement is found in Review and Herald, June 9, 1896. This one is even stronger. She says this, “How many there are who feel that it would be a good thing to tread the soil of old Jerusalem and that their faith would be greatly strengthened by visiting the scenes of the Savior’s life and death…” then she says this, “…but old Jerusalem will never be a sacred place…” so much for the rebuilding of the third temple, “…but old Jerusalem will never be a sacred place until it is cleansed by the refining fire from Heaven. The darkest blot of guilt rests upon the city that refused the light of Christ. Do we want to walk in the footsteps of Jesus? We need not seek out the paths in Nazareth, Bethany, and Jerusalem, we shall find the footprints of Jesus by the sickbed, by the side of suffering humanity, in the hovels of the poverty stricken and distressed. We may walk in these footsteps, comforting the suffering, speaking words of hope and comfort to the despondent, doing as Jesus did when He was upon earth, we shall walk in His blessed steps. Jesus said, “If any man would come after Me let him deny himself and take up his cross daily and follow Me.”

When the sin cursed earth is purified from every stain of sin, when the Mt. Olives is rent asunder…”  this is after the Millennium by the way according to Zechariah 14, she says “…when the Mt. Olives is rent asunder and becomes an immense plain, when the Holy City of God descends upon it, the land that is now called ‘The Holy Land’ will indeed become holy. But God’s cause and work will not be advanced by making pilgrimages to Jerusalem. The curse of God is upon Jerusalem for the rejection and crucifixion of His only begotten Son. But God will cleanse away the vile blood. The prophet says, “I saw a new Heaven and a New Earth, for the first Heaven and the first Earth are passed away and the sea is no more. And I saw the Holy City, New Jerusalem, coming down out of Heaven from God, made ready as a bride adorned for her husband.”

 

Pernyataan yang kedua ada di Review and Herald, 9 Juni 1896. Ini bahkan lebih keras. Ellen White mengatakan ini, Betapa banyaknya orang yang merasa menapak tilas tanah Yerusalem lama adalah hal yang baik, dan iman mereka akan sangat dikuatkan dengan mengunjungi tempat-tempat di mana Sang Juruselamat pernah hidup dan mati…” lalu Ellen White berkata demikian, “…tetapi Yerusalem lama tidak akan pernah menjadi tempat yang suci…” jadi membangun kembali Bait Suci yang ketiga tidak ada gunanya,  “…tetapi Yerusalem lama tidak akan pernah menjadi tempat yang suci sampai dia disucikan oleh api yang memurnikan dari Surga. Noda hitam yang terbesar dari perasaan bersalah menyelubungi kota itu yang telah menolak terang Kristus. Apakah kita mau berjalan di jejak Kristus? Kita tidak perlu mencari jalan-jalan di Nazaret, Betani dan Yerusalem. Kita akan menemukan jejak Yesus di samping tempat tidur orang yang sakit, di sisi manusia yang sedang menderita, di gubuk-gubuk mereka yang menderita kemiskinan dan tekanan. Kita boleh berjalan di jejak-jejak ini, memberi penghiburan kepada yang menderita, menyampaikan kata-kata harapan dan menghibur yang putus asa, melakukan apa yang dilakukan Yesus ketika Dia ada di dunia, kita akan berjalan di jejak-jejakNya yang terberkati. Yesus berkata, Jika ada yang mau mengikut Aku, hendaknya dia menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24). Saat dunia yang terkutuk oleh dosa dimurnikan dari setiap noda dosa, saat Bukit Zaitun terbelah dua…” ketahuilah, ini adalah setelah Millenium menurut Zakharia 14. Ellen White berkata, “… saat Bukit Zaitun terbelah dua dan menjadi suatu dataran yang sangat luas, saat Kota Allah yang Suci turun ke atasnya, tanah yang sekarang disebut ‘Tanah Suci’ akan benar-benar menjadi suci. Tetapi kemajuan dan pekerjaan Tuhan tidak akan diuntungkan dengan membuat perjalanan ziarah ke Yerusalem. Kutukan Tuhan ada pada Yerusalem akibat penolakan dan penyaliban AnakNya yang tunggal. Tetapi Tuhan akan menghapus lenyap darah yang keji.  Nabi berkata,   1 Dan aku melihat sebuah langit yang baru dan sebuah bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan tidak ada lagi laut. 2 Dan aku melihat kota yang kudus itu, Yerusalem Baru turun, keluar dari sorga, dari Allah, dipersiapkan sebagai pengantin perempuan yang dihiasi untuk suaminya.’ (Wah 21:1-2).”

 

 

So is prophecy being fulfilled in the Middle East with national Israel? Absolutely not!

When will prophecy be fulfilled with literal Jerusalem? Only after the Millennium when the feet of Jesus split the Mt. Olives, a plain is opened so that the New Jerusalem can come down and rest upon that plain. Then the presence of Jesus and the Holy City will make that place once again holy and will be cleansed from the blot that was placed upon it because of the rejection of the only begotten Son of God.

 

Jadi apakah nubuatan sedang digenapi di Timur Tengah dengan bangsa Israel? Sama sekali tidak!

Kapan nubuatan akan digenapi di Yerusalem literal? Hanya setelah Millenium (Masa 1000 tahun) ketika kaki Yesus membelah Bukit Zaitun, dan suatu dataran luas terbentang sehingga Yerusalem Baru bisa turun dan mendarat di atas dataran itu. Lalu kehadiran Yesus dan Kota Suci akan menjadikan tempat itu suci sekali lagi, dan tempat itu akan dibersihkan dari noda hitam yang ditempatkan padanya karena telah menolak Anak tunggal Allah.

 

 

Do you know what the Devil has done?

By taking texts like this about the fig tree in Matthew chapter 24, he has focused all eyes of Christians upon the Middle East. You read books on Bible prophecies today, you cannot find a single book in bookstores, in evangelical bookstores where there is anything other than prophecies being fulfilled at some point in literal Israel. They teach that the literal temple is going to be rebuilt in temple mount, there is going to be a literal Antichrist who will sit in that temple and he will raise up a literal image and he will rule for a literal 3½ years and he will persecute the literal Israelites. And so what people do? As a result of this preaching of the false prophet of Revelation chapter 13, all of the eyes of the people are directed to the Middle East. They say “1948, look, the greatest sign, Israel was reestablished as a nation at that date, therefore we are to look over there for the fulfillment of Bible prophecy.” The sad thing is, because everybody is looking over there for the fulfillment of Bible prophecy, prophecy is fulfilled in Rome and in the US and no one can see the fulfillment of prophecy because they are looking in the wrong place.

You see, the Devil is an expert at misdirection. You know in football there is a play, a running play that is called a counterplay. Those of you who are into football know what I am talking about. It’s when the ball carrier, the half back or the full back carries the ball, and all of the blockers on the line move in one direction and so all of the contrary team thinks that the one who is carrying the ball is moving in that direction, because all of his blockers are blocking in that direction. But then, the deception is in the fact that instead of him running around that end where the  blockers are blocking, he fools everybody and he takes an end around on the other end and many times makes many yards. It is a misdirection play. And that is exactly what the devil is doing, with what’s happening in Bible prophecy. People are looking at the Middle East for the fulfillment of prophecy. It is a distraction. In other words it is a misdirection to the fulfillment of Bible prophecy, and therefore when prophecy is truly fulfilled here in the US and in Rome, and with the nations of the world, people just cannot grasp it. They cannot see it because they are looking in the wrong place.

 

Tahukah kalian apa yang telah dilakukan Iblis?

Dengan mengambil ayat-ayat seperti ini tentang pohon ara di Matius pasal 24, dia telah membuat semua mata orang Kristen terfokus ke Timur Tengah. Zaman sekarang jika kita membaca tentang nubuatan Alkitab, kita tidak akan menemukan satu buku pun di toko buku, di toko buku Kristen, di mana tidak ada nubuatan yang sedang digenapi pada suatu masa di Israel literal. Mereka mengajarkan bahwa sebuah Bait Suci fisik akan dibangun kembali di bukit Zaitun, bahwa akan ada seorang Antikristus literal yang akan duduk di Bait Suci itu dan dia akan membangun suatu patung literal dan dia akan berkuasa selama 3½ tahun dan dia akan menganiaya orang-orang Israel literal.

Maka, apa yang dilakukan orang? Sebagai akibat pekabaran seperti ini oleh nabi palsu dari Wahyu pasal 13, semua mata manusia diarahkan ke Timur Tengah. Mereka berkata “1948, lihat, tanda yang terbesar, Israel dibangun kembali sebagai suatu bangsa pada tanggal itu, maka kita harus memandang ke sana untuk penggenapan nubuatan.” Yang menyedihkan adalah, karena semua orang sedang memandang ke sana untuk penggenapan nubuatan Alkitab, nubuatan sedang digenapi di Roma dan di Amerika Serikat dan tidak ada orang yang melihat penggenapan nubuatan tersebut karena mereka sedang memandang ke tempat yang salah. Kalian lihat, Iblis adalah ahlinya mengarahkan ke tempat yang salah.

Kalian tahu di dalam permainan sepakbola Amerika, ada suatu “running play” (seorang pemain berusaha membawa bola melewati tim Lawan) yang disebut “counterplay”. Kalian yang hobi sepakbola tentu paham apa yang saya bicarakan.  Ini adalah saat si pembawa bola, si “halfback” atau “fullback” membawa bola dan semua yang harus memblok bergerak ke satu arah, sehingga tim lawan berpikir si pembawa bola akan bergerak ke arah tersebut karena semua yang ngeblok sedang memblokir arah itu. Tetapi, tipuannya adalah si pembawa bola bukan berlari ke sana di mana semua yang memblokir sedang berada, dia menipu semua orang dan dia mengambil arah yang berbeda, dan seringkali kiat itu menghasilkan banyak “yard” (progress dalam sepakbola Amerika diukur dengan “yard”). Ini adalah permainan penipuan. Dan inilah yang persis dilakukan Iblis dengan nubuatan Alkitab.  Orang-orang pada memandang ke Timur Tengah untuk penggenapan nubuatan. Ini adalah pengalihan perhatian. Dengan kata lain ini menunjuk ke arah yang salah dalam penggenapan nubuatan Alkitab, akibatnya ketika nubuatan benar-benar digenapi di sini, di Amerika Serikat dan di Roma, dan dengan bangsa-bangsa dunia, orang-orang tidak tanggap. Mereka tidak bisa melihatnya karena mereka sedang melihat ke tempat yang salah.

 

 

So, folks, the short of all of this is,  that God wants us to be true Israel. God wants us to receive Jesus Christ as our Savior and Lord. The final warfare will be against the real Jews, the spiritual Jews, those who have their hearts circumcised by Christ and by the Holy Spirit. They will rise the enmity of the world against them, not literal Israel. And at the end Jesus Christ will intervene to deliver His true spiritual Israel because He is the King of Kings and the Lord of Lords.

 

Jadi, Saudara-saudara, singkatnya adalah, Tuhan ingin kita menjadi Israel yang sejati. Tuhan ingin kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita. Peperangan yang terakhir adalah terhadap Yahudi yang sejati, Yahudi rohani, mereka yang hatinya sudah disunat oleh Kristus dan Roh Kudus. Mereka akan membangkitkan permusuhan dunia terhadap mereka, bukan Israel literal. Dan pada akhirnya, Yesus Kristus akan turun tangan menyelamatkan umatNya, Israel rohani yang sejati karena Dia adalah Raja segala Raja dan Tuan segala Tuan.

 

 

 

12 02 15


No comments:

Post a Comment