HIS WAY IS IN THE SANCTUARY
Part 15/32 - Stephen Bohr
THE PROPHECY
OF THE 70 WEEKS PART 1
Dibuka dengan doa.
I would like to begin by reminding all of you who are present
here that the 70 week prophecy is the smaller portion of the prophecy of the
2300 days. In other words the 2300 days are the complete prophecy and the 70
weeks are cut off from the prophecy of the 2300 days. The 70 weeks are the first portion of
the prophecy of the 2300 days.
Saya ingin memulai dengan mengingatkan
kalian semua yang hadir di sini, bahwa nubuatan 70 minggu adalah bagian yang
lebih kecil dari nubuatan 2300 hari. Dengan kata lain, nubuatan 2300 hari
adalah nubuatan yang lengkap, sedangkan nubuatan 70
minggu itu diambil dari nubuatan 2300 hari. Nubuatan 70 minggu adalah bagian pertama dari nubuatan
2300 hari.
I’d like to begin by reading the prophecy of the 70 weeks as it
is written in Daniel chapter 9 and verses 25-27. Immediately after Gabriel
comes back, and says to Daniel, “Understand the מראה [mar'eh mar-eh']” he goes on to speak immediately about the 70 weeks. The
70 weeks are related to the מראה [mar'eh mar-eh']. They help explain,
in other words, the time factor of the 2300 days.
Saya akan mulai dengan membacakan
nubuatan 70 minggu ini sebagaimana yang tertulis di Daniel 9:25-27. Langsung
setelah Gabriel kembali dan berkata kepada Daniel, “Pahamilah מראה [mar'eh
mar-eh']nya,” dia segera mulai bicara mengenai 70 minggu
ini. Nubuatan 70 minggu ini berkaitan dengan מראה [mar'eh mar-eh']. Dengan
kata lain, nubuatan 70 minggu ini membantu menjelaskan
unsur waktu dari nubuatan 2300 hari.
And so we find in Daniel 9:25: “Know therefore and understand, that from the going forth of the command to restore and
build Jerusalem…” not only to build, but to
restore and build Jerusalem, “… until Messiah the Prince, there shall be seven weeks and
sixty-two weeks; the street shall be built again, and the wall, even in
troublesome times. And after the sixty-two weeks Messiah shall be cut off, but
not for Himself; and the people of the prince who is to come shall destroy the
city and the sanctuary. The end of it shall be with a flood, and till the end of the war
desolations are determined. Then he…” that is
the prince who is to come, shall confirm a covenant with many for one
week; but in the middle of the week…” this is
the last week, “… he shall bring an end to sacrifice and
offering. And on the wing of abominations shall be one who makes…” what? “… desolate…” don’t
forget two key words. He uses the word
“… on the wing of abominations
shall be one who makes desolate even until the
consummation, which is determined, is poured out on the desolate.”
Kita dapati di Daniel 9:25
“Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman
itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali…” jadi bukan hanya untuk membangun, melainkan
untuk memulihkan dan membangun kembali, “… sampai pada kedatangan seorang yang diurapi
[=Mesias], seorang pangeran, ada tujuh kali
tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya; kota itu akan dibangun
kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah
kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali
tujuh masa itu akan dipotong seorang yang telah diurapi
[Mesias], tetapi bukan karena dirinya sendiri. Dan rakyat pangeran yang bakal datang itu memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi
akhir darinya
adalah karena air bah dan hingga
akhir peperangan, terjadi penelantaran seperti yang telah ditetapkan. Pangeran itu…” dialah
pangeran yang bakal datang itu, “… akan membuat
suatu perjanjian yang kuat dengan banyak orang selama satu kali tujuh masa.
Pada pertengahan tujuh masa itu…” ini adalah masa/minggu yang terakhir, “… ia akan menghentikan
korban sembelihan dan korban persembahan;
dan di atas sayap kekejian akan datang yang
mengakibatkan…” apa?
“… penelantaran…” jangan lupa dua kata kunci ini, Gabriel
memakai kata “… di atas sayap KEKEJIAN akan datang yang mengakibatkan PENELANTARAN, yaitu hingga apa yang sudah ditentukan akan dicurahkan di atas yang
ditelantarkan itu digenapi. [NKJV yang diindonesiakan].
This is the famous prophecy of the 70 weeks. And now we want to
interpret the meaning of this magnificent prophecy.
We are not going to be able to finish our study in the lecture
today. We are actually going to study 2 parts of the 70 weeks. Today we are
going to study upto the point of the cutting of the Messiah and then in our
lecture tomorrow we are going to deal with the remaining portion of the
prophecy of the 70 weeks.
Ini adalah nubuatan
70 minggu yang terkenal itu. Dan sekarang kita
akan menerjemahkan makna dari nubuatan yang hebat ini.
Kita tidak akan
sempat menyelesaikan pelajaran kita ini hari ini. Nubuatan 70 minggu ini akan
kita pelajari dalam dua bagian. Hari ini kita akan mempelajarinya hingga dipotongnya Sang Mesias, kemudian besok kita
akan membahas sisa nubuatan 70 minggu ini.
So let’s begin at Daniel 9:25 where it says, “Know therefore and understand, that from the going forth of the command to restore and
build Jerusalem…”
Question: Is there a beginning point to the 70 week prophecy?
Yes. It says “from”.
Is there an ending point to the first 69 weeks at least of the
70 week prophecy? Absolutely, because it
says “from … to” that clearly defines the
beginning point and what? And ending point.
Jadi, ayo kita mulai
dari Daniel 9:25 di mana dikatakan, “Maka ketahuilah dan
pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan
dan dibangun kembali…”
Pertanyaan: Apakah ada titik dimulainya nubuatan 70 minggu
ini? Ya. Dikatakan “dari saat.”
Apakah
ada titik akhir untuk 69 minggu yang pertama dari nubuatan 70 minggu ini? Tentu
saja, karena dikatakan “dari saat….. sampai pada” yang
jelas menunjukkan titik mulanya dan apa? Dan titik akhirnya.
Now, it’s interesting to notice the word “command”, “… from the going forth of the command…” That word “command” is used a little bit earlier in Daniel chapter 9. It’s actually
used in verse 23 where the Bible tells us that God gave the command to Gabriel to explain the מראה [mar'eh mar-eh'] to Daniel. In other words, what we have here is a decree or
an order or a command.
Nah,
adalah menarik jika kita perhatikan kata “firman”,
“… dari saat firman itu keluar…” Kata
“firman”
itu juga dipakai sebelumnya di Daniel pasal 9, yaitu di ayat
23 di mana Alkitab menyatakan bahwa Tuhan memberikan “firman” kepada Gabriel untuk menjelaskan
tentang מראה [mar'eh mar-eh'] kepada
Daniel. Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan di sini adalah suatu dekrit, suatu perintah,
atau titah.
Now, you’ll notice that this command
contemplates two things:
Number 1, it contemplates the idea of
restoring
Jerusalem and also of what? Building Jerusalem. Now, I don’t have time
to give you all of the details on this, but they are not the same thing.
They are related one to another, but they are not the same. Restoring and
building are two separate things, although they are related.
Now, in order to understand what it
means “to restore and build Jerusalem”, we now need to understand what is
meant by “Jerusalem”.
Now, we usually think of Jerusalem as a
city composed of buildings and walls and a temple. But Jerusalem means much
more than that. Jerusalem not only means the physical city composed of buildings and
walls, it also refers to the social religious and political order of the city.
The institutions. The political and the religious institutions of the city.
That is to say Jerusalem means the commerce, the rulers, the
magistrates, the judges, and the civil and the religious laws. Now, it is a fact that Jerusalem lost its sovereignty
not when the city was destroyed, it lost its sovereignty in the year 605 BC
when King Nebuchadnezzar came and he took all of the royalty and all of the
princes and all of the rulers away to Babylon from Jerusalem. In other words
Jerusalem lost its political autonomy. In other words, now the city belonged to someone else. And not only that,
the institutions by which the city had functioned came to an end because there
were no legitimate rulers in the city of Jerusalem.
Nah,
kalian akan melihat bahwa titah ini menyangkut dua hal:
Nomor
1, menyangkut niat untuk memulihkan
Yerusalem, dan juga apa? Membangun Yerusalem. Nah, saya tidak punya waktu untuk
membeberkan semua detail tentang hal ini, tetapi kedua hal itu tidak sama.
Mereka saling berkaitan, tetapi mereka bukan hal yang sama. Memulihkan dan
membangun adalah dua hal yang berbeda walaupun berkaitan.
Sekarang,
supaya kita bisa memahami apa yang dimaksud dengan “memulihkan dan membangun”
Yerusalem, kita perlu memahami apa itu “Yerusalem.”
Biasanya
kita menganggap Yerusalem sebagai suatu kota yang terdiri atas
bangunan-bangunan dan dinding-dinding dan sebuah Bait Suci. Tetapi Yerusalem
punya makna jauh lebih banyak daripada itu. Yerusalem tidak saja berarti kota itu secara fisik yang
terdiri atas bangunan-bangunan dan dinding-dinding, tapi itu juga mengacu
kepada tatanan sosial, relijius, dan politik kota tersebut. Institusi-institusinya.
Institusi-institusi politik dan
relijius kota tersebut. Dengan kata lain, Yerusalem berarti juga perniagaannya,
pemimpin-pemimpinnya, pegawai-pegawai pemerintahannya,
hakim-hakimnya, dan hukum-hukum sipil dan relijiusnya.
Nah,
faktanya adalah Yerusalem kehilangan kedaulatannya
bukan pada saat kota tersebut dihancurkan. Yerusalem
sudah
kehilangan kedaulatannya pada tahun 605 BC ketika raja Nebukadnezar datang dan
dia membawa semua bangsawan dan pangeran, dan para pemimpin dari Yerusalem ke
Babilon. Dengan kata lain, Yerusalem kehilangan otonominya secara politis.
Dengan kata lain, sekarang kota itu menjadi milik orang lain. Dan bukan hanya
itu, institusi-institusi yang membuat kota itu berfungsi, berakhir karena tidak
ada lagi pemimpin yang resmi di kota Yerusalem.
In fact, let’s notice 2 Kings
24:14-16 where we find this idea of what is meant by “Jerusalem”. Jerusalem
does not mean only the physical city. It means the city composed of all its
magistrates, its rulers, its business people, its military leaders, etc. Now, notice 2 Kings 24:14-16, it says here,
speaking about Nebuchadnezzar, “Also he carried
into captivity all Jerusalem…” now, I’ve always wondered how he could carry Jerusalem into
captivity. He must have had some pretty heavy carts to be able to do that. What is meant when it says “he carried into captivity all Jerusalem”? Is it talking about the
city or is it talking about the leaders of the city, the political and the
commercial and the military leaders? Let’s read it, it continues saying, “Also he carried into captivity all Jerusalem, all the captains…” notice, “… and all the mighty men of valor…”
these are the warriors,
the military, “… ten thousand captives, and all the craftsmen and smiths. None
remained except the poorest people of the land. And he carried
Jehoiachin captive to Babylon. The king’s mother, the king’s wives, his
officers, and the mighty of the land he carried into captivity from Jerusalem
to Babylon.”
Sebaiknya, mari
kita perhatikan 2 Raja 24:14-16 di mana kita menemukan apa yang dimaksud dengan
“Yerusalem.” Yerusalem tidak berarti hanya kota fisiknya. Yerusalem berarti
kota itu yang terdiri atas semua pegawai pemerintahannya, pemimpin-pemimpinnya, pengusaha-pengusahanya,
kepala-kepala militernya, dll. Nah, perhatikan 2 Raja 24:14-16, dikatakan di
sana, berbicara mengenai Nebukadnezar, “Juga ia mengangkut seluruh
Yerusalem sebagai tawanan.
Nah, saya selalu heran bagaimana Nebukadnezar bisa menggotong kota Yerusalem ke
penawanan. Kira-kira dia harus punya angkutan berat yang bisa dipakai untuk
melakukannya. Apa maksudnya dengan “ia mengangkut seluruh
Yerusalem sebagai tawanan…”? Apakah
ini berbicara mengenai kota itu, atau ini berbicara mengenai para pemimpin kota
itu, pemimpin-pemimpin politik, perniagaan dan militernya? Mari kita baca
kelanjutannya yang berkata, “Ia mengangkut seluruh Yerusalem
sebagai tawanan, semua panglima…” perhatikan, “…dan semua pahlawan yang
gagah perkasa…” ini adalah tentaranya, militernya, “… sepuluh ribu orang
tawanan, juga semua orang yang terampil dan
pandai besi; tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang
yang paling melarat di negeri itu. Dan Ia mengangkut Yoyakhin sebagai tawanan ke Babel, juga ibunda raja,
isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya dan orang-orang berkuasa di
negeri itu dibawanya sebagai tawanan dari
Yerusalem ke Babel.” [NKJV yang diindonesiakan].
Now, you noticed that
“Jerusalem” is used in two different ways in this passage?
First of all it says, he
took Jerusalem captive, but then at the end of the verse it says, he took all
these into captivity from Jerusalem to Babylon. So Jerusalem means two things. It means, first of all, the
political and economic and military leaders of Jerusalem, that is the political
structure of the city, and it also means the physical city itself.
Sekarang,
kalian sudah tahu bahwa “Yerusalem” dipakai dalam dua cara yang berbeda di
bacaan ini.
Pertama
dikatakan, Nebukadnezar menawan Yerusalem, tetapi pada akhir ayat itu dikatakan
dia membawa mereka yang disebutkan itu sebagai tawanan dari Yerusalem ke
Babilon. Jadi Yerusalem punya dua makna. Pertama, yaitu para pemimpin
politik, ekonomi dan militernya, yaitu struktur politik dari kota
tersebut, dan kedua juga berarti kota itu sendiri secara fisik.
Now I want you to notice
also 2 Kings 14:22, where the words “build” and “restore” the very words are
used so that you can see that “build” and “restore” though related, mean
different things.
2 Kings 14:22 is
speaking about Azariah and it says, “He…” that is Azariah, “… built Elath and
restored it to Judah…” what does that mean that he built it and he restored it? It means
that he gave it back to Judah for Judah to what? To rule over it. And so it
says, “He built Elath and restored it to
Judah after the king rested with his fathers.”
Sekarang
saya ingin kalian perhatikan juga 2 Raja 14:22, di mana kata “membangun” dan
“memulihkan”, yaitu kata-kata yang sama [dengan Daniel 9:25] supaya kalian
bisa melihat bahwa “membangun” dan “memulihkan” walaupun itu berkaitan, namun
mempunyai arti yang berbeda.
2 Raja
14:22, berbicara mengenai Azariah, dan dikatakan, “Ia…” yaitu Azariah, membangun Elat dan memulihkannya [mengembalikannya]
kepada Yehuda…” Apa maksudnya dia membangunnya dan dia
memulihkannya? Artinya dia mengembalikannya kepada Yehuda, supaya Yehuda
berbuat apa? Supaya Yehuda memerintahnya lagi. Jadi dikatakan, “Ia membangun Elat dan memulihkannya [mengembalikannya] kepada Yehuda
sesudah raja beristirahat bersama nenek moyangnya.” [NKJV yang diindonesiakan].
So any decree that
fulfills this command to restore and build Jerusalem not only needs to include
building the physical city but also what? Restoring its political, military and
judicial institutions, so that the city can function as a political and
economic and social entity.
Jadi
titah apa pun yang menggenapi perintah ini untuk memulihkan dan membangun
Yerusalem, tidak hanya termasuk membangun kota itu secara fisik, tetapi juga
apa? Memulihkan tatanan institusi politik, militer dan judisialnya agar kota
itu bisa berfungsi sebagai suatu kesatuan politik, ekonomi dan sosial.
Now there were four
decrees that were given with regard to Jerusalem. Let’s take a look at
those four decrees that were given.
The first decree was given by Cyrus,
and that was given in the year 536 BC. You can find it in Ezra 1:2-4. We are not going to read it, we
don’t have the time and it’s also found in 2 Chronicles 36:23. Now if you read
those verses, you’ll discover that Cyrus only gave permission to build the temple. It
had nothing to do with restoring and building Jerusalem. It had only to
do with the temple, the religious institutions of Israel.
Nah,
ada 4 dekrit/titah
yang dikeluarkan sehubungan dengan Yerusalem. Mari kita lihat ke-4 dekrit yang
dikeluarkan itu.
1.
Yang pertama adalah yang dibuat oleh Cyrus
[Koresh] yang dikeluarkan tahun 536 BC. Ini bisa
kalian temukan di Ezra 1:2-4. Kita tidak akan membaca ayat-ayat itu, kita tidak
ada waktu. Ini juga ada di 2 Tawarikh 36:23. Nah, jika kalian membaca ayat-ayat
itu kalian akan tahu bahwa Cyrus
hanya memberi izin untuk membangun Bait Suci. Titah ini tidak ada kaitannya
dengan memulihkan dan membangun Yerusalem. Hanya menyangkut Bait
Suci, institusi relijius bangsa Israel.
Now, after this, after the captivity, several thousand Jews,
50’000 actually returned to Jerusalem, and taking advantage of this decree that
Cyrus gave, they began building the temple. And they put the foundations of the
temple down, but then there was opposition by the people of the land. And
therefore they said, “It’s not time for us to build the temple because we are
having all sorts of problems.” And so basically they gave up the idea of
building the temple, and all of them started building their own houses and
remodeling their own houses, they went for their own thing. We can find this in
the book of Haggai chapter 1. It says very clearly there what happened during
this period.
Nah, setelah itu [setelah
keluarnya titah Cyrus itu], setelah masa penawanan berakhir, beberapa
ribu orang Yahudi, tepatnya sekitar 50 ribu dari mereka pulang ke Yerusalem,
dan memanfaatkan
titah yang dibuat oleh Cyrus, mereka mulai membangun Bait Suci. Dan mereka
meletakkan fondasi Bait Suci ini tetapi kemudian mereka mendapat pertentangan
dari orang-orang lokal yang berada di sana. Maka mereka
berkata, “Kalau begitu belum waktunya kita membangun Bait Suci karena kita
menghadapi segala macam masalah.” Jadi pada dasarnya
mereka menghentikan niat untuk membangun Bait Suci, dan mereka semuanya mulai
membangun rumah mereka sendiri, merenovasi rumah-rumah mereka sendiri, mereka
mengerjakan urusan mereka sendiri. Hal ini bisa kita temukan di kitab Hagai
pasal 1. Di sana diceritakan dengan sangat jelas apa yang terjadi selama
periode itu.
2.
So
then, a little bit later on, Darius I, who is Darius the Persian, not Darius
the Mede, not the one who conquered Babylon; but this is
Darius the Persian, he gave a decree renewing the decree that was given by
Cyrus. This decree you can read it, it’s found in Ezra 6:3-12, and its also
found in the books of Nehemiah and Haggai. And basically, Darius I simply ratified
and confirmed the decree that had been given by Cyrus. And this
happened as I’ve mentioned in the year 520. Nothing in this decree
about restoring and building the city. The only thing that you will find in this
decree was rebuilding the temple. And so that this decree cannot fulfil the
command to restore and to build Jerusalem.
2.
Maka,
tak lama kemudian, Darius I, yang
adalah Darius orang Persia bukan Darius orang Mede yang
menaklukkan Babilon, tetapi ini adalah Darius orang Persia, dia mengeluarkan titah
memperbarui titah yang sudah dikeluarkan oleh Cyrus. Titah ini bisa kalian baca
di Ezra 6:3-12, dan juga ditemukan di kitab Nehemiah dan Hagai. Pada dasarnya
Darius I hanya mengesahkan dan
meneguhkan titah yang sudah dikeluarkan
Cyrus.
Dan seperti yang sudah saya katakan, ini terjadi di tahun 520. Di dalam titah ini
tidak disebut
tentang memulihkan dan membangun kota Yerusalem. Satu-satunya yang bisa
ditemukan di dalam titah itu adalah membangun
kembali Bait Suci. Maka titah ini pun tidak bisa menggenapi
perintah [firman]
untuk memulihkan dan membangun Yerusalem.
3.
A third decree was given
by King Artaxerxes I, also known as Longimanus. It was given in the fall of the year 457 BC. And if you
read Ezra 6:14-15, it tells us that this was the third decree with regard to Jerusalem,
which was given by Persian kings. It’s the 3rd decree. The first was
Cyrus, the second was Darius, and it says in Ezra 6:14-15 this was the third
decree that was given. I believe that this is the
decree that fulfills the prophecy of the 70 week, the command to build and
restore Jerusalem.
3.
Titah yang
ketiga dibuat oleh raja Artahsasta I, yang juga dikenal sebagai Longimanus. Titah ini
dikeluarkan pada musim gugur
tahun 457 BC.
Dan jika kita membaca Ezra 6:14-15, kita tahu bahwa ini adalah titah/dekrit
yang ketiga yang dikeluarkan oleh raja-raja Persia sehubungan dengan Yerusalem.
Ini adalah titah yang ketiga. Yang pertama adalah oleh Cyrus, yang kedua oleh
Darius, dan dikatakan di Ezra 6:14-15 ini adalah titah yang ketiga yang
dikeluarkan. Saya yakin inilah
dekrit yang menggenapi nubuatan 70 minggu, perintah [firman] untuk membangun
dan memulihkan Yerusalem.
4.
And
in a moment we are going to go to that,
but before we do, allow me to mention the fourth decree. It was given in the year 445
BC. And most evangelical
scholars today believe that this is the decree that marks the beginning
of the 70 week prophecy. I disagree with this. Because the year 445 is not a
new decree at all. You see, basically what happened is, that after Artaxerxes
gave his decree to restore and build Jerusalem, evil reports came from the
people that lived in Judah, they wrote a letter to the king and they said,
“King, the Jews are rebuilding the city and they are rebuilding the walls. And
these are rebellious people, they have a bad history. And therefore if you
allow them to continue building, they are going to cause you all sorts of
problems.” And so the Bible tells us that Artaxerxes put his decree on hold
until he could investigate the situation. And in the year 445 ~ and by the way
in the handouts that you have in your hands, you have all of the texts you can
check this out ~ what Artaxerxes did, after he had checked out all of the
information, he renewed the decree, to restore and to build Jerusalem in
the year 445 BC. So this one, does not fit.
4.
Sebentar
lagi kita akan membahas ini, tetapi sebelumnya izinkan saya menyebut titah yang keempat. Ini dikeluarkan di tahun 445 BC. Kebanyakan pakar
evangelis sekarang ini meyakini bahwa inilah dekrit yang menentukan awal dari
nubuatan 70 minggu. Saya tidak sependapat karena yang dikeluarkan tahun 445 ini
bukanlah suatu dekrit yang baru. Ketahuilah, apa yang sesungguhnya terjadi adalah,
setelah Artahsasta mengeluarkan titahnya untuk memulihkan dan membangun
Yerusalem, datanglah laporan-laporan negatif dari penduduk
Yehuda. Mereka menulis surat kepada raja dan mereka berkata, “Baginda,
orang-orang Yahudi sedang membangun kota, dan mereka membangun kembali
dinding-dinding. Dan mereka ini orang-orang pemberontak, dengan masa lalu yang jelek.
Maka, jika Baginda mengizinkan mereka terus membangun, mereka akan mendatangkan
banyak masalah kepada Baginda.” Maka menurut Alkitab, Artahsasta menangguhkan
titah yang sudah dikeluarkannya supaya dia bisa menyelidiki situasinya. Dan
pada tahun 445 ~ pada dokumen yang sudah dibagikan kepada kalian, tercantum
semua teksnya yang bisa kalian periksa ~ apa yang dilakukan Artahsasta setelah dia mengecek
semua informasi yang diterimanya, pada tahun 445 BC dia memperbarui titahnya
untuk memulihkan dan membangun Yerusalem. Maka titah ini, tidak
cocok.
Now let’s read the decree that does fit. It’s the decree that is
mentioned in Ezra chapter 7. Go with me to chapter 7 of Ezra, and you are going
to find the words of Artaxerxes I, and
there is a very interesting little detail here. Here Artaxerxes is speaking and
he says, “ I issue a decree…” that
word “decree” is the identical word that is used in Daniel 9:25, the word
“command” to restore and build Jerusalem. It’s
the identical Hebrew word דּבר [ dâbâr ]. **) So, wouldn’t we
suspect that this might be the “decree” if it is the same word “command” that
you find in Daniel 9:25? Absolutely. And so, Artaxerxes says, “ I
issue a decree that all those of the people of Israel and the priests and
Levites in my realm, who volunteer to go up to Jerusalem, may go with you.”(v.
13) He is saying to Ezra, that anyone who wants to
go to Jerusalem, to restore and to build, can now go.
**) Daniel 9:25 is written
in Hebrew while Ezra 7:13 is written
in Aramaic. The word in Ezra טעם
[
ṭe‛êm - teh-ame'] is in Aramaic and is
synonymous with the Hebrew word דּבר [ dâbâr
]
.
Sekarang mari kita membaca
dekrit/titah yang cocok. Itu adalah titah yang disebut di Ezra pasal 7. Marilah
bersama saya ke pasal 7 kitab Ezra, dan kita akan menemukan kata-kata
Artahsasta I, dan ada suatu detail kecil yang sangat menarik di sini. Di sini Artahsasta
sedang berbicara dan dia berkata, “…olehku telah dikeluarkan perintah…”[ay 13] kata “perintah” ini adalah kata yang sama yang
dipakai di Daniel 9:25 kata “firman” untuk memulihkan dan membangun Yerusalem.
Ini adalah kata Ibrani yang sama דּבר [ dâbâr
]. **)
Jadi, apakah kita tidak harus
berpikir bahwa kemungkinan inilah “titah” tersebut jika perkataan yang dipakai
adalah perkataan “firman” yang sama,
yang kita dapati di Daniel 9:25? Tentu saja. Maka, Artahsasta berkata, “olehku telah dikeluarkan perintah, bahwa setiap orang di dalam
kerajaanku yang termasuk orang Israel awam, atau para imamnya atau orang-orang
Lewi, dan yang rela pergi ke Yerusalem, boleh turut pergi dengan engkau” (ay.
13) Artahsasta berkata kepada Ezra, siapa pun yang mau pulang ke
Yerusalem untuk memulihkan dan membangun, sekarang boleh pergi.
**) Daniel 9:25 ditulis dalam bahasa Ibrani
sementara Ezra 7:13 ditulis dalam bahasa Aramik. Perkataan di Ezra טעם [ ṭe‛êm - teh-ame'] adalah
dalam bahasa Aramik dan merupakan sinonim dengan perkataan Ibrani דּבר [ dâbâr ]
.
Now, the question is, why do we take
this decree of Artaxerxes in 457 BC, as the decree that begins the 70 weeks?
There are three reasons.
Sekarang
pertanyaannya adalah, mengapa kita
menganggap titah Artahsasta tahun 457 BC ini sebagai titah yang memulai hitungan
70 minggu? Ada tiga alasan:
· The first reason is the one that I already mentioned. The word דּבר [ dâbâr
] which is
translated “command” in Daniel 9:25 is the very word that is used in Ezra
7:13 where the king says “I made a decree”. Same word. **)
·
There
is a second
reason. None of the three other decrees would fit the chronology of the Messiah.
Let’s take a look at that.
·
Alasan yang pertama sudah saya sebutkan
tadi. Perkataan דּבר [ dâbâr ]
yang diterjemahkan “firman”
di Daniel 9:25 adalah perkataan yang sama yang dipakai di Ezra 7:13, ketika
rajanya berkata “olehku telah dikeluarkan perintah.” Perkataan yang sama. **)
·
Ada alasan
kedua. Tidak satu pun
dari ketiga titah yang lain yang sesuai dengan kronologi Sang Mesias.
Mari kita lihat.
Let’s suppose that we began the 70 weeks in the
year 536 BC. You go 70 weeks of years
later which is 490 years, what date would you end up? You would end up
with the year 46 BC. Could that be fulfilled with the Messiah? Absolutely not.
Mari kita umpamakan
kita memulai hitungan 70 minggu di tahun 536 BC. Setelah 70 minggu-tahun kemudian, yang berarti 490
tahun, kita akan mendapatkan tahun berapa? Kita akan tiba di tahun 46 BC.
Apakah ini bisa digenapi oleh Sang Mesias? Tentu saja tidak.
Well, let’s take the second decree, the decree
of Darius, Darius the Persian, and see whether that one fits. You go from the
year 520. 490 years forward, where will that take you? It takes you to the year
30 BC. Jesus hasn’t even been born in the year 30 BC.
Nah, marilah kita
melihat ke dekrit yang kedua, dekrit Darius orang Persia, dan coba kita lihat
apakah itu cocok. Kita berangkat dari tahun 520. 490 tahun ke depan, akan
membawa kita ke mana? Itu membawa kita ke tahun 30 BC. Yesus bahkan belum lahir
di tahun 30 BC.
But let’s take the one that was given in the
year 445 BC, the renewal of the decree of Artaxerxes. If you go from 445 BC
forward, it takes you to the year 45 AD. The problem is, Jesus Christ was
crucified in the year 31 AD. And so, taking this decree, it would be too late.
Every scholar agrees that it would be too late.
Tetapi marilah kita
lihat titah yang dikeluarkan tahun 445 BC, titah pembaharuan Artahsasta. Jika
kita berangkat dari 445 BC, ke depan akan membawa kita ke tahun 45 AD.
Masalahnya, Yesus Kristus sudah disalibkan pada tahun 31 AD, maka jika memakai
titah ini, jatuhnya terlambat. Setiap pakar nubuatan setuju bahwa ini sudah
terlambat.
And so the first 2 decrees would be too early.
And the last decree would be too late. How many decrees does that leave us? It
only leaves us one decree.
Maka, dua titah yang
pertama jatuhnya terlalu pagi, dan titah yang terakhir jatuhnya terlambat.
Masih ada berapa lagi titah yang tersisa? Hanya tersisa satu titah
·
Now,
there is a
third reason, and this is the most important reason, and that is, that the decree
of Artaxerxes in the year 457 is the only one that not only gives permission to
build, but it also gives the authorization to restore the political structure
of Hebrew society.
·
Nah, ada alasan
ketiga, dan ini adalah alasan yang paling penting, dan itu adalah titah Artahsasta tahun 457,
satu-satunya yang memberikan izin bukan saja untuk membangun tetapi juga
memberikan autorisasi untuk memulihkan struktur politik masyarakat Yahudi.
Notice once again Ezra 7:12 “Artaxerxes, king of kings, to Ezra the priest, a scribe of the Law of the
God of heaven: ‘Perfect peace, and so forth…’” verse 13: “ I
issue a decree that all those of the people of Israel and the priests and
Levites in my realm, who volunteer to go up to Jerusalem, may go with you. And whereas you are being sent by the king and his seven
counselors to inquire concerning Judah and Jerusalem, with regard to…” what? What were they going to consult about? “…with regard to…” what? “… to the Law of your God which is in your hand…”
In other words, was Artaxerxes
saying that you can reestablish society in harmony with the law of God?
Absolutely.
But now let’s go down to verses 25-26 where the reestablishment
of the civil order of Israel is clearly mentioned. Chapter 7:25-26. It
says, “ And you, Ezra, according to your God-given
wisdom, set…” what? Hmmm, interesting. Would that have to do with restoring
the city? Absolutely. “…set magistrates and…” what? “… and judges…” Is he authorizing to reestablish the civil order as well as building
the city? Absolutely. That had been taken away when Nebuchadnezzar…eh, in fact Nebuchadnezzar had taken away the sovereignty of Israel
19 years before the city was destroyed. It was actually withdrawn in 605 and
the city was destroyed in 586. So it says, “ And
you, Ezra, according to your God-given wisdom, set magistrates and judges who
may judge all the people who are in
the region beyond the River, all such…” and listen to this, “… as know the laws of your God…” by whose laws is this area going to be governed now? By the laws
of God. The theocracy is being reestablish. And notice, “… and teach those who do
not know them…” And listen, punitive measures can be
taken against anyone who did not obey these laws, because it says, “…
Whoever will not observe the law of your God and the law of the king, let…” what? “… judgment be executed speedily on him,
whether it be death, or
banishment, or confiscation of goods, or…” what? “… or imprisonment.”
Is Artaxerxes authorizing the civil order to be reestablished
once again according to the laws of the God of Israel? Absolutely. It is the
only decree that fits with the criteria, both chronologically and with the
duties and the work that needed to be performed, to restore and to build Jerusalem.
Perhatikan
sekali lagi Ezra 7:12 "Artahsasta, raja segala raja, kepada Ezra, imam dan ahli
Taurat Allah semesta langit, ‘Damai sejahtera dan
selanjutnya. Maka sekarang…’” ayat
13: “… ‘olehku telah dikeluarkan perintah, bahwa setiap orang di dalam
kerajaanku yang termasuk orang Israel awam, atau para imamnya atau orang-orang
Lewi, dan yang rela pergi ke Yerusalem, boleh turut pergi dengan engkau. Oleh
karena engkau disuruh raja serta ketujuh orang penasihatnya untuk mengadakan
penyelidikan mengenai Yehuda dan Yerusalem
mengenai…” mengenai apa? Apa yang akan mereka konsultasikan? “… hukum Allahmu yang
menjadi peganganmu…”
[NKJV yang diindonesiakan].
Dengan kata lain, apakah Artahsasta berkata bahwa mereka
boleh memulihkan masyarakat sesuai dengan hukum Tuhan? Tentu saja.
Tetapi sekarang marilah kita ke ayat 25-26 di mana pemulihan
tatanan sipil Israrel disebutkan dengan jelas. Pasal 7:25-26, mengatakan: “Maka engkau, hai Ezra, angkatlah…” apa? Hmmmm, menarik. Apakah ini terkait
pemulihan kotanya? Tentu saja. “… angkatlah pegawai-pegawai
pemerintah dan hakim-hakim…” Apakah
Artahsasta memberi kuasa untuk memulihkan tatanan sipil maupun pembangunan
kota? Tentu saja. Itu telah dilenyapkan Nebukadnezar pada waktu… eh, sesungguhnya
Nebukadnezar telah merampas kedaulatan Israel 19 tahun sebelum kota Yerusalem
itu dihancurkan. Kedaulatan Israel sudah dicabut tahun 605 sedangkan kota
Yerusalem dihancurkan tahun 586.
Jadi dikatakan, “Maka
engkau, hai Ezra, angkatlah pegawai-pegawai pemerintah dan hakim-hakim sesuai dengan
hikmat yang diberikan Allahmu, supaya mereka
menghakimi seluruh rakyat yang diam di daerah seberang sungai Efrat, yakni
semua orang…” dengarkan ini, “… yang mengetahui hukum Allahmu…” Daerah
ini akan diatur berdasarkan hukum siapa sekarang? Berdasarkan hukum Tuhan.
Pemerintahan theokratis akan dipulihkan. Dan perhatikan, “… dan ajarilah orang yang belum mengetahuinya …” Dengarkan, sanksi hukuman bisa
dikenakan terhadap siapa pun yang tidak mematuhi hukum-hukum ini, karena
dikatakan, “… Setiap
orang, yang tidak melakukan hukum Allahmu dan hukum raja, harus…” bagaimana?
“… dihukum
dengan cepat, baik dengan hukuman mati,
maupun dengan pembuangan, penyitaan hartanya,
atau…” apa? “…hukuman penjara." [NKJV yang diindonesiakan].
Apakah Artahsasta memberikan kuasa untuk memulihkan tatanan
sipil sekali lagi sesuai dengan hukum-hukum Tuhan Israel? Tentu saja. Inilah
satu-satunya titah yang sesuai dengan kriterianya, baik secara kronologis
maupun dengan kewajiban dan pekerjaan yang harus dilakukan guna memulihkan dan
membangun Yerusalem.
Now,
somebody might be asking, “Pastor Bohr, how accurate is the date 457 as the
date for this decree of Artaxerxes?” The fact is, the Bible says, this is given
in the 7th year of the reign of Artaxerxes. This date is one of the most
firmly established dates of antiquity.
In fact there was a book written several years ago, it’s called The
Chronology of Ezra 7 by Sigfried Horn an archeologist and by Kenneth
Wood. And in this book, which unfortunately is out of print, they draw on historical,
biblical, archeological, and
astronomical data, to prove without a shade of a doubt, that 457, the fall of
457 was the date when Artaxerxes gave his decree to restore and to
build Jerusalem. This date is set in history. It’s a certain date. So we can know
that the 70 week prophecy begins in the fall of the year 457. In a moment you are going to see the reason
why we know it was in the fall.
Nah,
mungkin ada yang akan bertanya, “Pastor Bohr, seberapa akuratnya tanggal 457
sebagai tanggal dikeluarkan dekrit Artahsasta ini?” Sesungguhnya Alkitab
berkata, dekrit itu dikeluarkan pada tahun ke-7 pemerintahan Artahsasta. Tanggal
ini adalah salah satu dari tanggal kuno yang paling bisa dipastikan. Malah
beberapa tahun yang lalu ada sebuah buku berjudul The Chronology of Ezra 7 yang ditulis Sigfried Horn seorang arkeolog
dan Kenneth Wood. Dan di dalam buku ini, yang sayang sekali sudah habis
terjual, mereka memakai data
sejarah, alkitab, arkeologi dan astronomi untuk membuktikan tanpa secuil
keraguan pun bahwa tahun 457, pada musim gugurnya adalah saat ketika Artahsasta
mengeluarkan dekritnya untuk memulihkan dan membangun Yerusalem.
Tanggal ini sudah ditentukan dalam sejarah. Ini adalah tanggal yang pasti
supaya kita boleh tahu bahwa nubuatan 70 minggu itu dihitung mulai dari musim gugur 457 BC. Nanti kalian akan melihat alasannya bagaimana kita bisa
tahu bahwa ini terjadi di musim gugur.
Now,
let’s study the prophecy of the 70 weeks.
It
says there in Daniel 9:25 “… from the going forth of the command to restore and
build Jerusalem until…” when?
“…
until Messiah the Prince, there shall
be…” what? “… seven weeks and sixty-two weeks…” Now, the question is, why didn’t Gabriel just say 69
weeks? Why does he divide this period into 7 weeks and 62 weeks which we know
are what? 69 weeks. He could have said 69. The reason why is because, he
actually is going to state that the first 7 weeks = 49 years have to do with
the restoring and the building of what? Of Jerusalem. In fact, let’s notice
what we find in Daniel 9:25 “… until Messiah the Prince, there shall be seven weeks and
sixty-two weeks…”
Now, notice the last part of verse 25 says, “… the
street…” the street of what? Of Jerusalem. And by the way that’s a mistranslation,
but I won’t get it into that because that’s another half an hour. “… the street shall be built again, and the wall…” also a mistranslation, very clearly a
mistranslation, “… and the wall
even in…” what? “… troublesome times.” So during those 7 weeks or 49 years, the restoring and
the building of Jerusalem was going to be done, how? “…in…” very “…
troublesome…” what? “… in very troublesome times.” And if you read the book of Ezra, you will see all sorts
of oppositions to the rebuilding and restoring of Jerusalem. Those who had
stayed back in the land, fought tooth and nail so that it wouldn’t happen. They
certainly were troublous times. But now
notice that it says, that, “… from the going forth of the command to
restore and build Jerusalem until Messiah the Prince, there shall be seven weeks…” which has to do with the reestablishment of the civil and religious order of
Israel “…
and sixty-two weeks…” you come to whom? You come to the arrival
of the Messiah.
Sekarang, marilah kita pelajari nubuatan 70 minggu.
Dikatakan di sana di Daniel 9:25 “… dari
saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun
kembali, sampai …” kapan?
“…
sampai pada kedatangan seorang yang diurapi [Mesias], seorang pangeran, ada …” apa? “…tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya….” Sekarang, pertanyaannya adalah, mengapa Gabriel tidak
bilang saja 69 minggu? Mengapa dia membagi periode ini menjadi 7 minggu dan 62
minggu, yang kita tahu adalah apa? 69 minggu. Dia bisa saja menyebutnya 69
minggu. Alasannya adalah karena Gabriel menyatakan bahwa 7 minggu yang pertama,
atau 49 tahun yang pertama, berkaitan dengan pemulihan dan pembangunan apa? Yerusalem.
Sebenarnya, mari kita perhatikan apa yang ada di Daniel 9:25 “… sampai pada kedatangan seorang yang diurapi
[Mesias], seorang pangeran, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua
kali tujuh masa lamanya….”
Sekarang perhatikan, bagian terakhir dari ayat 25 ini,
dikatakan “… kota itu akan dibangun kembali dengan tanah
lapang dan paritnya [NKJV
menerjemahkannya “jalan-jalan” dan “dinding-dinding” tetapi banyak versi lain
yang menulis “tanah lapang” dan “parit” sama seperti terjemahan bahasa
Indonesia. Pdt. Stephen Bohr mengatakan terjemahan NKJV tidak tepat, tetapi dia
tidak akan membahas hal ini karena itu sendiri akan makan waktu setengah jam,
jadi kita berasumsi saja bahwa “tanah lapang dan parit” adalah terjemahan yang
tepat.] “… kota itu akan dibangun kembali dengan tanah
lapang…” tanah
lapang di mana? Di Yerusalem. “… dan paritnya, tetapi di tengah-tengah…” apa? “…kesulitan.” Jadi selama masa 7 minggu atau 49 tahun itu, pemulihan
dan pembangunan Yerusalem akan dilakukan, bagaimana? “… di tengah-tengah…” apa? “…kesulitan.” Dan jika kalian membaca kitab Ezra, kalian akan melihat
segala macam oposisi yang ada terhadap pembangunan dan pemulihan Yerusalem.
Penduduk yang dulu tidak ikut dibawa ke Babilon
sebagai tawanan, sekarang
melawan mati-matian agar hal itu tidak terwujud. Memang saat itu adalah saat
yang penuh kesulitan.
Tetapi sekarang perhatikan apa katanya, “… dari saat firman itu keluar, yakni bahwa
Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang
yang diurapi [Mesias], seorang pangeran, ada
tujuh kali tujuh masa…” yang
berkaitan dengan pemulihan tatanan sipil dan relijius bangsa Israel, “… dan
enam puluh dua kali tujuh masa lamanya….” lalu kita sampai di mana? Kita sampai pada kedatangan Sang
Mesias.
Now the question is, what does the word “Messiah” mean? The
Hebrew word משׁיח [mâshı̂yach ] means “anointed”.
It means “anointed.” And so we need to find out what was the act that anointed
Jesus Christ? Now you noticed that it
says, “…until Messiah the Prince” right? So He has
two names. He is called “Messiah” and He is called what? “the
Prince”. There is no doubt whatsoever that the Prince is Jesus Christ.
He is called by different names in the book of Daniel. He is called “the Prince
of the hosts” we have already studied that. He is called “the Prince
of the covenant”. He is called “Michael, the great Prince”, and in Daniel
8 He is called “the Prince of princes.”
Sekarang, pertanyaannya adalah, apa
arti kata “Mesias”? Kata Ibrani משׁיח [mâshı̂yach] berarti “yang diurapi”. Artinya
“yang diurapi”. Jadi kita perlu mencari tahu tindakan apakah yang mengurapi
Yesus Kristus? Nah, kalian sudah tahu, dikatakan “…sampai pada kedatangan
seorang yang diurapi [Mesias], seorang pangeran…”, bukan? Jadi Dia punya dua nama. Dia
disebut “Mesias” [= Yang diurapi],
dan Dia disebut apa? “Pangeran”. Tidak diragukan
lagi bahwa Sang Pangeran adalah Yesus Kristus. Dia disebut dengan pelbagai nama
di dalam kitab Daniel. Dia disebut “Panglima
bala tentara” ini sudah kita pelajari. Dia disebut “Raja Perjanjian”,
dia disebut “Mikael, Pemimpin
besar” dan di Daniel pasal 8, Dia disebut “Raja segala raja” ***)
***) kata
Ibrani di kitab Daniel yang diterjemahkan “prince” = “pangeran” dalam bahasa
Inggris adalah נגד נגי ( nâgı̂yd nâgid), yang
diterjemahkan “raja” oleh LAI. Sedangkan yang ditulis di kitab Yesaya dan
Daniels שׂר ( śar) juga diterjemahkan “prince” =
“pangeran” dalam bahasa Inggris. Karena
semua sebutan itu adalah untuk Yesus, maka mudah dikenali karena dalam
terjemahan bahasa Inggris dipakai satu kata yang sama, yaitu “prince”. Dalam
terjemahan LAI, diterjemahkan macam-macam, ada “raja”, ada “panglima”, ada “pemimpin”
jadi lebih sulit dikenali.
Do you know something very interesting? In the prophetic
chapters of Daniel, excluding the historical chapters where he talks about
princes that served Nebuchadnezzar, but in the prophetic chapters of Daniel,
every single time that the word “prince” appears, it applies to
Jesus Christ. There is no exception to the rule. In other words, this “Prince”
is none other than who? Than Jesus Christ. In fact Isaiah also calls Him “the
Prince of peace.” And Peter in the early chapters of Acts, calls Jesus “the
Prince” twice. So there is no doubt whatsoever about who this Messiah the
Prince is.
Kalian tahu apa yang menarik? Dalam
pasal-pasal kitab Daniel yang berisikan nubuatan, di luar pasal-pasal sejarah
di mana dia menceritakan tentang para pangeran yang melayani Nebukadnezar, jadi
di dalam semua pasal-pasal Daniel yang berisikan nubuatan, setiap kali kata “prince”
muncul (sayang dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia, kata yang dipakai
berubah-ubah) kata itu selalu
diaplikasikan kepada Yesus Kristus. Tanpa kecuali. Dengan kata
lain, “Pangeran” ini tidak lain adalah siapa? Yesus Kristus. Bahkan Yesaya juga
menyebut Yesus “Prince of peace” [Raja Damai]. Dan Petrus di pasal-pasal awal
Kitab Para Rasul, menyebut Yesus “the Prince” dua kali (dalam terjemahan bahasa
Indonesia ditulis “Pemimpin”)
Now, the question is, the word “Messiah” means “anointed”. When was
Jesus anointed? Well, let’s go to John 1:32, here it is speaking about
the baptism of Jesus, which marks the beginning of His ministry. John
1:32: “ And John bore witness, saying, ‘I saw the
Spirit descending from heaven like a dove, and He remained upon Him.’” Is that referring to the baptism of Jesus when
the Holy Spirit fell upon Jesus? Absolutely.
Now, I want us to go down to verse 41, just a
few verses after this, Andrew speaks to his brother Peter, and I want you to
notice what Andrew says to Peter. This is immediately after it speaks about the
Holy Spirit, John speaking about the Holy Spirit descending upon Christ, it
says in verse 41, one of the two who heard John speaking, and following him was
Andrew, Simon Peter’s brother: “He first found his own brother Simon, and said
to him, ‘We have found the…? Messiah…” interesting! Same word, right after the baptism of
Jesus. “…
‘We have found the Messiah…” and
now listen what it continues saying, “… ‘We have found the Messiah which is
translated …” what? “… the
Christ.’” You see, in Greek
the word “Christ” is exactly equivalent to “Messiah”. Have you ever
heard the word “chrisen”? It comes from
“christed” It means to “anoint”
doesn’t it? So “Christ” means the same as “Messiah”. The anointing.
Immediately after the baptism of Jesus, we find Andrew saying to Peter, “We
have found the Anointed One.”
Nah, pertanyaannya
adalah, kata “Mesias” berarti “Yang
diurapi”. Kapan Yesus diurapi? Nah, mari kita ke Yoh 1:32, di sini
membicarakan pembaptisan Yesus, yang menandai awal pelayananNya. Yoh 1:32 “Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: ‘Aku telah melihat Roh turun
dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.’” Apakah
ini mengacu kepada baptisan Yesus ketika Roh Kudus turun ke atasNya? Tentu
saja.
Sekarang,
saya ingin kita ke ayat 41, beberapa ayat setelah yang di atas, Andreas
berbicara kepada saudaranya Petrus, dan saya mau kalian perhatikan apa kata
Andreas kepada Petrus. Ini terjadi langsung setelah Alkitab berbicara mengenai
Roh Kudus, Yohanes berbicara mengenai Roh Kudus yang turun ke atas Kristus,
dikatakan di ayat 41, salah satu dari keduanya mendengar Yohanes berbicara, dan
Andreas saudara Simon Petrus mengiktuinya. “Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata
kepadanya: ‘Kami telah menemukan…” siapa? “… Mesias….’" Menarik!
Kata yang sama, langsung setelah baptisan Yesus. “….‘Kami telah menemukan
Mesias….’"
Dan
sekarang dengarkan apa yang dikatakannya selanjutnya, “….‘Kami telah menemukan Mesias, yang diterjemahkan …” apa?
“…sang Kristus.’" [NKJV yang diindonesiakan]. Kalian lihat, dalam bahasa Greeka, kata “Kristus” adalah ekuivalen yang persis
sama dengan “Mesias”.
Pernahkah kalian mendengar kata “chrisen”? Itu berasal dari kata “christed”,
yang berarti “mengurapi”, bukan? Jadi “Kristus” artinya sama dengan “Mesias”,
Yang diurapi. Langsung setelah Yesus dibaptiskan, kita mendapatkan Andreas
berkata kepada Petrus, “….‘Kami telah menemukan Yang
diurapi….’"
Now notice Luke 4:14 we are still talking about
Messiah the Prince. Luke 4:14, it says here:
“Then Jesus returned in the power of the Spirit
to Galilee…” how did He return
to Galilee? In what? “… in the power of the Spirit…” He returned to Galilee, “… and
news of Him went out through all the surrounding region.” Now, what comes immediately before this
text? If you look in Luke 3, it
describes the baptism of Jesus. Then chapter 4, verses 1-11 describe the
temptations of Jesus. And then the last part of chapter 4 describes the
beginning of the public ministry of Jesus in Galilee, and it says, after His baptism, after the temptations, when
He begins His ministry, it tells us that He “returned
in the power of the Spirit to Galilee…”
Now, notice with what words Jesus began His
ministry. It’s in the synagogue in Nazareth. Notice Luke 4:18-19. Here Jesus
says, “The Spirit of the Lord is…” what? “…
is upon
Me, because He has…” what? When did Jesus receive the Holy Spirit? When He was what? Baptized. So it says, “The
Spirit of the Lord is upon Me, because He has anointed Me to preach
the gospel to the poor; He has sent Me to heal the brokenhearted,
to proclaim liberty to the captives and recovery of sight to the blind, to set at liberty those who are oppressed; to
proclaim the acceptable year of the Lord.” So when was Jesus anointed as the Messiah?
He was
anointed as the Messiah when He received the Holy Spirit. And when did
that take place? At his baptism.
If anybody has any doubt, let’s read Acts
10:36-38 “ The word which God sent to the children of Israel, preaching peace
through Jesus Christ—He is Lord of all—that word you know, which was proclaimed
throughout all Judea, and began…” where? “… from
Galilee after the baptism which John
preached: how God…” what? There’s the key word: “… anointed Jesus of Nazareth with…” what? “… with the Holy Spirit and with power…” When was Jesus anointed with the Holy Spirit
and with power? At the moment of His what? Of His baptism. And so it says, here
in verse 37, “… that
word you know, which was proclaimed throughout all Judea, and began from
Galilee after the baptism which John preached: how God anointed Jesus of Nazareth with the
Holy Spirit and with power who went about doing good and healing all who were
oppressed by the devil, for God was with Him.”
Sekarang perhatikan
Lukas 4:14. Kita masih berbicara mengenai Mesias Sang Pangeran. Lukas 4:14
berkata di sini “Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea…” Bagaimana
Dia kembali ke Galilea? Dalam apa? “Dalam kuasa Roh…” Dia
kembali ke Galilea. “… Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh
daerah sekeliling itu.” Nah, apa yang terjadi persis sebelum
teks ini? Jika kita lihat di Lukas pasal 3, itu melukiskan baptisan Yesus. Lalu
pasal 4 ayat 1-11 menggambarkan pencobaan Yesus. Lalu bagian akhir dari pasal 4
menggambarkan awal pelayanan umum Yesus di Galilea, dan dikatakan setelah
baptisanNya, setelah pencobaanNya, ketika Dia memulai pelayananNya, dikatakan
bahwa Dia “Dalam kuasa Roh kembali … ke Galilea…”
Sekarang perhatikan dengan kata-kata apa Yesus memulai
pelayananNya. Ini terjadi di sinagog di Nazaret. Perhatikan Lukas 4:18-19. Di
sini Yesus berkata, “Roh Tuhan ada…” di
mana? “… ada pada-Ku,
oleh sebab Ia telah…” apa? Kapan Yesus menerima Roh Kudus?
Pada waktu Dia diapakan? Dibaptis. Jadi dikatakan, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; Ia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan mereka yang berduka, untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang yang
tertawan, dan kesembuhan penglihatan
bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan." [NKJV yang diindonesiakan].
Jadi
kapan Yesus diurapi sebagai Mesias?
Dia diurapi sebagai Mesias ketika
Dia menerima Roh Kudus. Dan kapan itu terjadi? Pada saat Dia dibaptiskan.
Jika
masih ada yang ragu-ragu, marilah kita baca Kisah 10:36-38 “Itulah firman yang Ia suruh
sampaikan kepada orang-orang Israel, memberitakan damai sejahtera melalui Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari
semua orang. Kamu tahu tentang firman itu
yang telah
diproklamirkan di seluruh tanah Yudea, mulai…” dari
mana? “… dari
Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes: bagaimana Allah…” apa? Itu kata kuncinya: “… mengurapi Yesus dari Nazaret dengan…” apa? “… dengan Roh Kudus dan kuat kuasa…” Kapan
Yesus diurapi dengan Roh Kudus dan dengan kuasa? Pada saat apa? Pada saat Dia dibaptiskan.
Maka dikatakan di sini di ayat 37, “… Kamu tahu tentang firman itu
yang telah
diproklamirkan di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah
baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, bagaimana Allah
mengurapi Yesus dari Nazaret dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, yang mulai menjalankan tugasNya, berbuat baik dan
menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.”[NKJV yang diindonesiakan].
So when is the moment that the 69 weeks come to an end?
It’s when
Jesus becomes what? The
Anointed One, and that refers to His what? To His baptism.
Now, do we have a date for the baptism of
Christ? We sure do. Luke 3:1-2, this
date refers to the year 27 AD. I want you to notice, it gives us several
historical markers. I think God wants us to know when this date is, because
notice all the historical markers that God gives. Luke 3:1-2 “ Now in the
fifteenth year of the reign of Tiberius Caesar…” we know that this is the year 27 AD, “…
Pontius Pilate being governor of Judea, Herod being tetrarch of Galilee, his
brother Philip tetrarch of Iturea and the region of Trachonitis, and Lysanias
tetrarch of Abilene, while Annas and Caiaphas were high priests…” Did God give us all kinds of historical markers
here? He most certainly does. “… the word of God came to John the son of
Zacharias in the wilderness.” And then Jesus is baptized. This is the year 27
AD when Jesus begins His ministry.
Jadi kapan saatnya periode ke 69
minggu itu berakhir? Itu berakhir ketika Yesus menjadi apa? Menjadi Yang diurapi.
Dan itu mengacu kepada apaNya? Kepada
baptisanNya.
Nah, apakah kita tahu kapan Kristus dibaptiskan? Kita tahu. Lukas 3:1-2.
Tanggal ini mengacu kepada tahun 27 AD. Saya mau kalian memperhatikan, di sini
diberikan beberapa tanda sejarah. Saya rasa Tuhan ingin kita tahu kapan
tanggalnya, karena perhatikan saja semua tanda sejarahnya yang diberikan Tuhan.
Lukas 3:1-2 “Pada tahun kelima belas
dari pemerintahan Kaisar Tiberius…” kita tahu ini adalah tahun 27 AD,
“… ketika
Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes penguasa wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, penguasa wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias penguasa wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam
Besar…” Apakah Tuhan sudah memberi kita segala macam tanda sejarah
di sini? Tentu saja. “… datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak
Zakharia, di padang gurun.” [NKJV yang diindonesiakan]. Lalu
Yesus dibaptis. Ini adalah tahun 27 AD ketika Yesus memulai pelayananNya.
Now let me ask you, to whom did Jesus preach?
Jesus went all over the world to preach to the Gentiles, didn’t He? Who did He
preach to only? To the Jews. Why? Because the prophecy of the 70 weeks says,
“70 weeks are determined for your city and your people”, so Jesus had
to preach to the Jews until this time was finished. Are you with me?
Sekarang coba saya tanya, Yesus berkhotbah kepada siapa? Apakah Yesus
pergi ke seluruh dunia dan berkhotbah kepada orang-orang kafir? Dia berkhotbah
hanya kepada siapa? Kepada orang-orang Yahudi! Mengapa? Karena nubuatan 70
minggu berkata, “Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas
kotamu” jadi Yesus
harus berkhotbah kepada orang-orang Yahudi hingga waktu itu berakhir.
Apakah kalian paham?
Notice what we’ll find in Matthew 10:5-6, and
it is explicit. Matthew 10:5-6 “These twelve Jesus sent out and commanded
them, saying: ‘Do not go into the way of the Gentiles’…” when the 70 weeks ended, is that when the
gospel was supposed to go to the Gentiles, according to what we studied this
morning? When at last He sent His Son and they rejected the
Son, is that when the gospel is going to go to the Gentiles, “the Kingdom taken
from you and given to a nation that produces the fruit thereof”? Yes. But at
this point the 70 weeks have not ended. So what is the focus on the ministry of
Jesus? It says, ”… ‘Do not go into the way of the Gentiles and do
not enter a city of the Samaritans. But go rather…” where? “… to
the lost sheep of the house of Israel.” Because the 70 weeks were not up. And the 70
weeks were for the city and for the people of Daniel. Are you with me? How the
Bible harmonizes all these things is simply marvelous.
Perhatikan apa yang akan kita temukan di Matius 10:5-6, dan
ini sangat jelas. Matius 10:5-6 “Kedua belas murid itu diutus
oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan
bangsa lain…’” Ketika ke-70 minggu itu berakhir, apakah pada saat itu Injil
seharusnya disebarkan kepada orang-orang kafir sesuai apa yang kita pelajari
tadi pagi? Ketika akhirnya Dia mengirim AnakNya, dan mereka menolak Sang Anak,
itulah saatnya Injil akan diberikan kepada orang kafir, “Kerajaan Allah akan diambil
dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah
Kerajaan itu.” [Mat 21:43]
Ya. Tetapi pada saat ini, ke-70 minggu itu belum berakhir. Jadi di manakah Yesus memfokuskan
pelayananNya? Dikatakan, “…‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa
lain atau masuk ke dalam kota orang
Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba
yang hilang dari umat Israel.’” Karena waktu 70 minggu belum berakhir.
Dan ke 70 ini adalah untuk kota dan bangsanya Daniel. Apa kalian paham?
Bagaimana semua hal ini sinkron dalam Alkitab
betul-betul sangat mengagumkan.
Now let’s go on with our studies. It says in
the prophecy of the 70 weeks, Daniel 9:26
“And after the sixty-two
weeks…” notice
it does not specify when after, it simply says “… after the sixty-two weeks…” at some point, “… Messiah shall be…” what? “…cut off, but not for Himself…” Now, let’s go to Isaiah 53:5
to see if this is an accurate statement. Isaiah 53:5. Did Jesus die for
Himself? No, He did not die for Himself. Notice Isaiah 53:5, it says here “But
He was wounded for our transgressions, He was bruised for our iniquities; the chastisement
for our peace was upon Him, and by His stripes we are healed.” So, the suffering and death of Jesus was it for
Himself? No! It was for us.
Sekarang, mari kita teruskan pelajaran kita. Dikatakan dalam nubuatan 70
minggu, Daniel 9:26 ”Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa
itu…” perhatikan tidak disebutkan secara spesifik berapa lama
setelah itu, hanya ”Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa
itu…” suatu ketika, “…
akan…” diapakan? “… akan dipotong seorang yang telah diurapi [Mesias], tetapi bukan karena dirinya sendiri…” Sekarang
marilah kita ke Yesaya 53:5 untuk melihat apakah ini adalah pernyataan yang
akurat. Yesaya 53:5. Apakah Yesus mati untuk diriNya sendiri? Tidak. Dia tidak
mati untuk diriNya sendiri. Perhatikan Yesaya 53:5, dikatakan di sana “Tetapi Dia terluka oleh karena pelanggaran-pelanggaran kita, Dia dipukuli hingga memar karena kejahatan-kejahatan kita; hukuman demi pendamaian kita ditanggung olehNya, dan oleh
bilur-bilurNya kita disembuhkan.” [NKJV yang diindonesiakan]. Jadi,
apakah penderitaan dan kematian Yesus itu untuk diriNya sendiri? Tidak. Itu
untuk kita.
Now what does the expression “cut off” means? It says “… Messiah shall be cut off,
but not for Himself…” Notice that what Jesus
did, He did for us. So what does “cut off” mean? Well, Isaiah 53
which is that great messianic prophecy verse 8 tells us what it means.
Nah, apa maksud ungkapan “dipotong”?
Dikatakan, “… akan dipotong seorang yang
telah diurapi [Mesias], tetapi bukan karena dirinya sendiri…” Perhatikan, apa yang dilakukan Yesus,
itu Dia lakukan untuk kita. Jadi, apa maksudnya “dipotong”? Nah, Yesaya 53 yang adalah nubuatan
mesianik yang terkenal, di ayatnya yang ke-8 memberitahu kita apa artinya.
To “cut off” speaking of the Messiah, it says, “He was taken from prison and from judgment, and
who will declare His generation? For He was…” what? Interesting! “… He
was cut off from the land of the…” what? “… of
the living…” Does that mean that He died, does “cut off” mean that He
died? Yes! “… He
was cut off from the land of the…” what? “… of
the living…” did He do it for Himself? No. Because it
continues saying, for what? “… for the transgressions of My people He
was…” what?
“… He was stricken.” Did Jesus do this for Himself? No. Was He “cut
off” or did He die? He most certainly did. Who fulfills this specification
where it says that “… after the sixty-two
weeks…” the Messiah would be cut off, that is He would be killed, “… but not…” what? “…
but not for Himself…” but for others. There is
only One, it has to be Jesus Christ. Because the messianic prophecy in Isaiah
53 is in perfect harmony with the prophecy of Daniel chapter 9.
“DIPOTONG” berbicara mengenai
Sang Mesias, dikatakan, “Dia dibawa dari penjara dan dari pengadilan, dan siapa yang akan
menyatakan keturunannya? Karena Dia…” apa? Menarik! “… Dia dipotong dari dunia…” apa? “… dunia orang
hidup…” Apakah
itu berarti Dia mati? Apakah “dipotong” berarti Dia mati?
Iya! “… Dia dipotong dari dunia…” apa? “… dunia orang hidup…” Apakah Dia melakukan itu karena diriNya
sendiri? Tidak. Karena selanjutnya dikatakan, untuk siapa? “… Karena dosa umatKu-lah
Dia…” kenapa? “… Dia dipukul.”
Apakah Yesus melakukan ini untuk diriNya sesndiri? Tidak.
Apakah Dia “dipotong” atau Dia mati? Jelas
sekali Dia mati. Siapa yang menggenapi spesifikasi ini di mana dikatakan, “…Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan dipotong seorang yang telah diurapi…” artinya Dia akan dibunuh, “… tetapi tidak…” apa?
“… tidak
karena diriNya sendiri…” melainkan untuk orang-orang lain. Hanya
ada satu Orang, dan itu haruslah Yesus Kristus. Karena nubuatan mesianik di Yesaya
53 ini sinkron dengan sempurna dengan nubuatan Daniel pasal 9.
Now, let’s go on to the next phrase which says, in Daniel 9:26,
after speaking of the cutting off, of Messiah the Prince, not for Himself,
after His death, it says, listen carefully, “… and the people of the prince…” who do
you think this Prince is? Is there any
change between the previous phrase and this to indicate this is a different
prince? Evangelical scholars today say this is the antichrist prince. There is
no evidence in the sequence of this prophecy that this is some kind of
antichrist prince who is going to rise in the future. Notice what it says, “… and the people of the prince who is to come…”
will what? “… shall destroy the city and the sanctuary…”
Question: Was Jerusalem going to be destroyed again? This is
interesting. Because God has told Daniel
you know, Jerusalem is going to be what? Restored and what? Built. But
then after 69 weeks the Messiah, the Anointed One is going to come, and after
that at some point after the 69 weeks the Messiah is going to be cut off, and
He is not cut off for Himself. And then it says, the Sanctuary and the city are
going to be destroyed again. Are you following me or not? They are going to be
destroyed again.
Sekarang, marilah kita ke ungkapan
berikutnya di Daniel 9:26 yang berkata ~ setelah berbicara mengenai dipotongnya
Mesias Sang Pangeran itu, bukan karena diriNya sendiri.
Setelah kematian Sang Mesias ini, dikatakan ~ dengarkan baik-baik, “… rakyat pangeran …”
menurut kalian siapakah Pangeran ini? Apakah ada perubahan antara ungkapan yang
sebelumnya dan ungkapan ini yang mengindikasikan bahwa ini adalah pangeran yang
berbeda? Pakar-pakar evangelis sekarang ini berkata itu
adalah Pangeran Antikristus yang akan muncul di masa yang akan datang.
Perhatikan apa katanya, “…rakyat pangeran yang bakal datang itu…” akan
apa? “… akan
memusnahkan kota dan tempat kudus itu…”
Pertanyaan:
Apakah Yerusalem akan dihancurkan lagi? Ini menarik. Karena Tuhan telah
memberitahu Daniel, kalian tahu, Yerusalem akan diapakan? Dipulihan dan apa?
Dibangun. Tetapi kemudian setelah 69 minggu, Mesias, Yang diurapi akan datang,
dan setelah itu,
pada suatu waktu setelah 69 minggu, Sang Mesias akan dipotong, dan Dia tidak
dipotong karena
diriNya sendiri. Lalu dikatakan, bahwa Bait Suci dan kota itu akan dihancurkan
lagi. Apakah kalian bisa mengikuti atau tidak? Bait Suci dan kota itu akan
dihancurkan lagi.
Now does the cutting off of the Messiah have anything to do with
the destruction of the city? It most
certainly does. The Messiah’s cut off, not for Himself and then it speaks about
what? It speaks about the destruction of the city. And it continues saying, once
again, “… and the people of the
prince who is to come shall destroy the city and the sanctuary. The end of it…”
that is of the city and the Sanctuary, “… shall be with
a …” what? “… a flood…” In Scripture, invasions of armies, are represented by the flood,
for example, read Isaiah 8:7-8. It’s not on your list, but you might want to
write it down Isaiah 8:7-8. And then it continues saying, “… and till the end of the war…” here
comes the key word, what is the key word? “… desolations…”
don’t forget that word, “… desolations are…” what? “… are determined.”
Sekarang, apakah dipotongnya Sang
Mesias ada kaitannya dengan penghancuran kota itu? Betul sekali. Dipotongnya
Sang Mesias yang bukan karena diriNya
sendiri, kemudian apa yang dibicarakan? Yang dibicarakan setelah itu adalah penghancuran kota. Dan selanjutnya
dikatakan, sekali lagi, “Dan rakyat pangeran yang bakal datang itu, akan memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi akhir darinya…”
yaitu dari kota dan tempat kudus (Bait Suci) itu, “…adalah karena…” apa?
“…air bah…” Dalam Alkitab, invasi tentara
dilambangkan oleh air bah, misalnya, bacalah Yesaya 8:7-8. Ini tidak ada dalam
daftar kalian, tetapi barangkali kalian mau mencatatnya, Yesaya 8:7-8. Lalu
selanjutnya dikatakan, “… dan hingga
akhir peperangan, …” sekarang muncul kata kunci. Apa kata kuncinya? “… PENELANTARAN…” jangan lupa kata itu, “… penelantaran …” apa?
“…telah ditetapkan.” [NKJV yang diindonesiakan].
Now, we need to interpret
who this prince is. There are three views concerning the prince.
·
The first view is the
traditional 7th Day Adventist view of the prince. Basically the idea
is that the prince is Titus. And the people of the prince are the Roman armies.
That’s the traditional point of view.
·
A second view is that the
prince is a nasty Antichrist, that is going to arise in the future after the
rapture of the church. That does not fit at all as we go along the study of the
70 weeks.
· The third view is the one that I espoused. And that is, that the prince
is Jesus. And the people of the prince are the Jews. And you say, “Pastor that doesn’t fit.” Well, let’s
examine it to see if it does fit.
Sekarang, kita perlu
mengartikan siapakah Pangeran ini. Ada tiga pandangan mengenai Pangeran ini.
·
Yang
pertama adalah pandangan tradisional MAHK, pada dasarnya pandangan itu adalah
bahwa pangeran itu Titus. Dan rakyat dari pangeran itu adalah tentara Roma. Itu
adalah pandangan yang tradisional.
·
Pandangan
yang kedua adalah pangeran ini si Antikristus yang jahat, yang akan muncul di
masa yang akan datang setelah gereja diangkat ke Surga. Pandangan ini sama
sekali tidak cocok dan ini akan kita lihat selama kita mempelajari nubuatan 70
minggu ini.
·
Pandangan
ketiga adalah pandangan yang saya yakini. Dan itu adalah Pangeran itu Yesus. Dan rakyat dari Pangeran ini adalah
orang-orang Yahudi. Dan kalian berkata, “Pastor, itu tidak
cocok.” Nah, marilah kita periksa untuk melihat apakah itu sebenarnya cocok.
First of all let’s talk
about view
# 1. Listen carefully. View #1 is that the prince is Titus and the
people of the prince are the Roman armies. This view is not sustainable. And
you say, “Why is it not sustainable?” For the simple reason that in verse 27,
we are told that that prince would do three things. What would he do?
· First of all, he would confirm the covenant with many for one
week. Did Titus do that? Did Titus confirm a covenant with Israel for the last
weeks? No. He lived in the year 70.
·
Secondly, in the midst of
the last week he would cause the sacrifice and
oblation to cease. Did Titus do that? He did cause the sacrifice and
oblation to cease but in the year 70, not in the middle of the last week.
·
And then finally, he
would make Jerusalem desolate. That’s the only one that fits. Are you
understanding me?
And so Titus does not fit. Because
the people of the prince would actually be those, or the prince of the people
rather, would confirm the covenant for a week, in the midst of the last week he
would cause the sacrifice and oblation to cease, and in the 3rd
place, his death would lead to the desolation of Jerusalem.
Pertama-tama, marilah
kita bicara mengenai pandangan
nr. 1. Dengarkan baik-baik. Pandangan nr. 1 adalah bahwa
pangeran itu Titus dan rakyat pangeran itu adalah tentara Romawi. Pandangan ini
tidak bisa dipertahankan. Dan kalian berkata, “Mengapa tidak?” Karena alasan
yang sederhana yang ada di ayat 27, kita diberitahu bahwa pangeran ini akan
melakukan tiga hal. Apa yang akan dilakukannya?
· Pertama dia akan membuat perjanjian yang kuat dengan banyak orang selama satu
minggu. Apakah Titus melakukan itu? Apakah Titus membuat perjanjian yang kuat dengan Israel selama minggu yang
terakhir? Tidak. Titus hidup di tahun 70.
·
Kedua,
di tengah-tengah minggu yang terakhir, pangeran ini akan menyebabkan kurban
sembelihan dan kurban persembahan dihentikan. Apakah Titus melakukan
itu? Memang benar Titus mengakibatkan
berhentinya kurban sembelihan dan kurban persembahan,
tetapi itu di tahun 70, bukan di tengah-tengah minggu (minggu yang terakhir dari nubuatan 70 minggu).
·
Dan
akhirnya dia akan menyebabkan Yerusalem ditelantarkan. Hanya satu itu yang
cocok dengan Titus. Apakah kalian memahami saya?
Maka Titus tidak cocok. Karena rakyat pangeran itu seharusnya
adalah mereka, oh, lebih tepatnya pangeran dari rakyat itu akan membuat perjanjian yang kuat selama satu minggu, dan di
tengah-tengah minggu yang terakhir itu, dia akan menyebabkan kurban sembelihan
dan kurban persembahan
dihentikan. Dan di urutan ke3, kematiannya akan menyebabkan Yerusalem ditelantarkan.
Now, the question is, who
is this prince? And who are the people of the prince. You say, “Pastor Bohr,
you are a little bit crazy, you are saying that the Jews destroy their city?
The people of the prince destroy Jerusalem?” That’s exactly what I’m saying. Let me talk first of all to
provide you with an analogy what happened with the first destruction of
Jerusalem. Let me ask you who destroyed Jerusalem the first time? There are
three explanations given in the Bible. Now I am going to give you only the references.
They are on your list.
· Daniel 9:14, and I quote, it says, “… the Lord … brought it [= this disaster]
upon us…” So who
caused the first destruction of Jerusalem? The Lord.
· 2 Chronicles 36:17-20 says that God used Nebuchadnezzar to
destroy the city of Jerusalem. It says, infact: “… He brought against them the king of the
Chaldeans…”
·
And Daniel 9:11, and
14-15 say very clearly that it was Israel’s sins that brought the destruction
of Jerusalem.
Sekarang, pertanyaannya adalah,
siapakah pangeran ini? Dan siapa rakyat pangeran ini? Kalian berkata, “Pastor Bohr, Anda
kurang beres, masa Anda berkata bahwa bangsa Yahudilah yang menghancurkan kota
mereka sendiri? Rakyat pangeran itu yang menghancurkan Yerusalem?”
Justru memang itulah yang saya
katakan.
Pertama-tama izinkan saya memberikan
suatu analog apa yang terjadi saat kehancuran pertama Yerusalem. Coba saya
tanya, siapa yang menghancurkan Yerusalem pertama kalinya? Alkitab memberikan
tiga penjelasan. Sekarang saya akan memberi kalian referensinya. Sudah ada di
daftar kalian.
· Daniel 9:14 dan saya kutip, dikatakan, “… TUHAN … mendatangkannya [= malapetaka ini] kepada kami…” Jadi
siapa yang menyebabkan penghancuran pertama Yerusalem? Tuhan.
·
2 Tawarikh 36:17-20 berkata bahwa Tuhan
memakai Nebukadnezar untuk menghancurkan kota Yerusalem. Dikatakan, “TUHAN mendatangkan raja orang Kasdim melawan mereka…”
· Dan
Daniel 9:11, 14-15 berkata dengan sangat jelas bahwa dosa bangsa Israel-lah
yang mendatangkan kehancuran Yerusalem.
So the question is, who
destroyed Jerusalem? Was it God, was it
Nebuchadnezzar or was it the people? Heheheh, all of the above. You see, the
people, the rebellion of the people led God to use Nebuchadnezzar to punish the
people for their rebellion. Are you understanding me or not? In fact the Bible
says this. Notice what Jeremiah said to King Zedekiah, this is in Jeremiah
38:21, 23, Jeremiah is saying,
“Submit to the king of Babylon or else.” Notice: “But
if you refuse to surrender…” he
says to king Zedekiah, “…if you refuse to surrender, this is the word
that the Lord has shown me… you shall
cause this city to be burned with fire.’” Who is going to cause the city to be burned with fire?
Zedekiah, the king. Why? Because he was
not obeying the Lord, he was being rebellious and he was not subjecting himself
to king Nebuchadnezzar.
Jadi pertanyaannya adalah,
siapa yang menghancurkan Yerusalem? Apa Tuhan? Apa Nebukadnezar, atau rakyat
Yahudi? Heheheh, semuanya. Kalian lihat, rakyat Yahudi, pembrontakan orang
Yahudi membuat Tuhan memakai tangan Nebukadnezar untuk menghukum orang Yahudi
karena pembrontakan mereka. Anda memahami saya tidak? Faktanya, inilah yang
dikatakan Alkitab. Perhatikan apa kata nabi Yeremia kepada raja Zedekia, ini
terdapat di kitab Yeremia 38:21, 23. Yeremia berkata, “Menyerahlah kepada raja
Babilon, atau kamu celaka.” Perhatikan: “Tetapi jika engkau enggan menyerahkan diri…” katanya kepada raja Zedekia, “Tetapi
jika engkau enggan menyerahkan diri maka inilah firman yang dinyatakan TUHAN
kepadaku:
… ‘kota ini akan dihanguskan dengan api.’"
Siapa yang menyebabkan kota itu dihanguskan api? Raja Zedekia. Mengapa?
Karena dia tidak mau patuh kepada Tuhan, dia bersikap memberontak, dan dia
tidak mau menyerah kepada raja Nebukadnezar.
Now, let’s talk about the second destruction of Jerusalem. Did you notice
that each time that the destruction of Jerusalem is addressed in the prophecy
of the 70 weeks, there is something that the Messiah did immediately before? He’s
cut off, and Jerusalem is destroyed. Then it says, He causes the sacrifice and
oblation to cease, and once again Jerusalem is destroyed. Does the rejection of the Messiah, and
the death of the Messiah had anything to do with the destruction of Jerusalem?
Absolutely.
Go with me to Psalm 118:22-23. Psalm 118 is a messianic prophecy. Notice
what it says, “The
stone which the builders rejected…”
You may have
recognized this as the messianic prophecy, right? “… The stone which the builders rejected has become the chief cornerstone. This was the Lord’s doing; It is marvelous in our eyes.” Now
to whom does this prophecy apply? Is this referring just to anyone or is this referring to Jesus
Christ the Messiah? It’s referring to the Messiah. Notice Matthews 21:42, Jesus quotes this
verse. He says this Psalm belongs to Me. Matthew 21:42 “Jesus
said to them, ‘Have you never read in the Scriptures: ‘The stone which
the builders rejected
has become the chief cornerstone? This was the Lord’s doing, and it is marvelous in our eyes’”? To whom does Jesus apply this prophecy of Psalm 118? He applies it to Himself.
has become the chief cornerstone? This was the Lord’s doing, and it is marvelous in our eyes’”? To whom does Jesus apply this prophecy of Psalm 118? He applies it to Himself.
Sekarang, marilah kita berbicara mengenai penghancuran
Yerusalem kedua kalinya. Apakah kalian sadar bahwa setiap kali disebutkan tentang penghancuran
Yerusalem dalam nubuatan 70 minggu, ada sesuatu yang dilakukan Sang Mesias
sebelumnya? Sang Mesias dipotong, dan Yerusalem dihancurkan. Lalu dikatakan,
Sang Mesias menyebabkan kurban sembelihan dan kurban persembahan dihentikan,
sekali lagi Yerusalem dihancurkan. Apakah penolakan
terhadap Sang Mesias dan kematian Sang Mesias berkaitan dengan penghancuran
Yerusalem? Tentu saja.
Marilah bersama saya ke Mazmur 118:22-23. Mazmur 118 adalah
nubuatan mesianik. Perhatikan apa yang dikatakannya, “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan…” tentunya
kalian mengenali ini sebagai nubuatan mesianik, bukan? “Batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru utama. Ini adalah perbuatan TUHAN, dan mengagumkan di mata kita.” [NKJV yang diindonesiakan]. Nah
nubuatan ini berlaku bagi siapa? Apakah ini mengacu kepada siapa saja atau
mengacu kepada Yesus Kristus Sang Mesias? Ini mengacu kepada Sang Mesias.
Perhatikan Matius 21:42, Yesus mengutip ayat ini. Dia berkata, Mazmur ini
adalah tentang Aku. Matius 21:42 “Kata Yesus kepada mereka:
‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: ‘Batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru utama: ini adalah perbuatan Tuhan, dan mengagumkan di mata kita.’?” Kepada siapa Yesus mengaplikasikan nubuatan Mazmur 118 ini?
Dia mengaplikasikannya kepada diriNya sendiri.
Do you know that a
little bit later on in this Psalm, in verse 26 we find a very interesting verse
that was sung, listen carefully, it was sung by those who are accompanying
Jesus in the triumphal entry at the Jerusalem. You see, it says, “the prince, the people of the prince who is…” what? “… who is to come.” Now, let’s notice that
expression “who is to come” Go with me to Psalm 118:26
we have already shown that this is a messianic psalm. The people were
singing what? “Blessed is he who…” what? “… who
comes in the name of the Lord! We have blessed you from the house of the Lord.” So who is it that comes in the name of the Lord
according to Psalm 118? It is none other than Jesus Christ.
Tahukah kalian, lebih ke bawah sedikit dari
ayat
Mazmur ini, di ayat 26 kita menemukan ayat yang sangat menarik, yang
dinyanyikan? Dengarkan baik-baik, ini dinyanyikan oleh mereka yang mengiringi
Yesus ketika Dia masuk ke kota Yerusalem dielu-elukan sebagai raja. Kalian
lihat, dikatakan, “Dan rakyat pangeran yang…” apa? “… yang bakal datang itu….” Sekarang, marilah kita perhatikan ungkapan “… yang bakal datang itu.” Ayo kita ke Mazmur 118:26, kita sudah melihat bahwa ini
adalah mazmur mesianik. Orang-orang menyanyikan apa? “Diberkatilah Dia yang…” apa? “… yang datang dalam nama TUHAN!
Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN.” Jadi menurut Mazmur 118, siapa yang datang dalam nama
Tuhan? Tidak lain adalah Yesus Kristus.
Now,
let’s go to an interesting passage that puts all of these together. Luke
19:37-44. And I want you to see there are three things in this passage, three
key things. Luke 19:37-44. Three main ideas. The first idea is that Jesus comes
into Jerusalem and the people are singing “Blessed is he who comes in the name of the Lord!...” this
is the prince who is to come. The second idea is that Jesus speaks about His
rejection by the Jewish nation. And the third idea, is that Jesus speaks about
the destruction of Jerusalem.
Nah, mari kita ke teks yang menarik, yang menggabungkan semua
ini menjadi satu. Lukas 19:37-44. Dan saya mau kalian lihat, ada tiga hal dalam
teks ini, tiga hal kunci. Lukas 19:37-44. Tiga pokok utama.
Yang pertama adalah Yesus masuk ke Yerusalem, dan rakyat
menyanyi “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama TUHAN!”
Topik kedua adalah Yesus berbicara mengenai penolakanNya oleh bangsa Yahudi.
Dan topik ketiga adalah Yesus berbicara mengenai
penghancuran Yerusalem.
Three
ideas:
1.
First idea, Jesus
comes into Jerusalem and they sing “Blessed is he who comes in the name of the Lord!...”
2.
Second idea, Jesus
is rejected.
3.
Third idea, Jesus
speaks about the destruction of Jerusalem.
Tiga topik:
1.
Pertama,
Yesus datang ke Yerusalem dan mereka menyanyikan “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama TUHAN!”
2. Topik kedua, Yesus ditolak.
3. Topik ketiga, Yesus berbicara mengenai penghancuran Yerusalem
Let’s
read this passage Luke 19:37-44 “Then, as He was now drawing near the descent of the Mount of
Olives, the whole multitude of the disciples began to rejoice and praise God
with a loud voice for all the mighty works they had seen, saying:
‘Blessed is the King who comes in the name of the Lord!’ …”
Is this the prince who is to come?
Absolutely.’ “… ‘Peace in heaven and glory in the highest!’…” And
now notice, “… And some of the Pharisees called to Him from the crowd, ‘Teacher,
rebuke Your disciples.’ But He answered and said to them, ‘I tell you that if these should keep
silent, the stones would immediately cry out.’ Now
as He drew near, He saw the city and wept over it, saying, ‘If you had known, even you, especially in
this your day, the things that make for your peace! But now they are hidden from your eyes…’”
Is Jesus speaking about His rejection by
the city of Jerusalem? He most certainly is. And what is the result going to be
because this nation has rejected Him? Notice what we’ll find in verse 43, the
destruction is spoken of, “… ‘ For days will come upon you when your enemies will…’” what? “… ‘will build an
embankment around you, surround you and close you in on every side, and level you, and your children within
you, to the ground; and they will not leave in you one stone upon another…’” and what is the reason, why? “…
‘because you did not know the time of your visitation.’”
Marilah
kita baca teks ini, Lukas 19:37-44 “Lalu, sedang Ia hampir menuruni Bukit Zaitun, seluruh
rombongan murid mulai bergembira dan memuji Allah
dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Kata mereka: ‘Diberkatilah Raja yang datang dalam nama Tuhan…” Apakah ini pangeran yang akan datang?
Tentu saja. “… damai
sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!’…” Sekarang
perhatikan, “…
Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus:
‘Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu.’
Jawab-Nya: ‘Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini
akan berteriak.’ Dan ketika Yesus telah
dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
kata-Nya: ‘Wahai, seandainya
saja engkau tahu, yaitu engkau terutama pada saatmu sekarang ini, akan hal-hal
yang mendatangkan damai sejahteramu! Tetapi hal-hal itu tersembunyi dari matamu.’…” Apakah
Yesus berbicara mengenai penolakanNya oleh kota
Yerusalem? Betul sekali. Dan apa yang akan menjadi akibatnya karena penolakan bangsa
ini atas Dia? Perhatikan apa yang kita temukan di ayat 43, penghancuran itu
disebutkan, “… ‘Sebab akan
datang harinya, bahwa musuhmu akan’…” apa? “… membangun tembok mengelilingi engkau, lalu
mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan meratakan engkau beserta dengan anak-anakmu
di dalam kotamu hingga rata dengan tanah, dan mereka tidak akan membiarkan
satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak
mengetahui saat bilamana Allah melawat engkau.” [NKJV yang diindonesiakan].
Who caused the
destruction of Jerusalem? Titus? Would
Titus have destroyed Jerusalem if the people were faithful? No. Would God have
destroyed Jerusalem if the people had been faithful? Absolutely not. So who
brought destruction upon Jerusalem? You
know, there is a text in the Old Testament where God says, “O, Israel, you have destroyed yourself.”
What is it that led to
the destruction of Jerusalem? It was the rejection of the Messiah by the
people.
Siapa yang menyebabkan Yerusalem dihancurkan? Titus? Apakah
Titus akan menghancurkan Yerusalem seandainya orang Yahudi setia kepada Tuhan?
Tidak. Apakah Tuhan akan menghancurkan Yerusalem seandainya orang Yahudi setia
kepadaNya? Tentu saja tidak. Jadi siapa yang menyebabkan Yerusalem dihancurkan?
Tahukah kalian di Perjanjian Lama ada sebuah ayat di mana Tuhan berkata “O, Israel, engkau menghancurkan dirimu sendiri.” [ayat yang dikutip ini adalah Hosea 13:9, tetapi Alkitab
bahasa Indonesia terjemahannya tidak
sama,
jadi di sini kita pakai NKJV
yang diindonesiakan.].
Jadi apa yang menyebabkan Yerusalem dihancurkan?
Penolakan orang-orang Yahudi kepada Sang Mesias.
Now let’s review some of the things that we studied this morning.
You remember Matthew chapter 21, Jesus arrives in the Temple, right? And
then you have the fig tree episode. Everything He deals with after Matthew 21
has to do with the history and the rebellion of the Jewish nation. The fig tree
episode that has no fruit, Jesus curses the fig tree and it dries up from the
roots, and Jesus says, “You are never going to produce fruit ever again,” and
it represents the Jewish theocracy as a nation,
it’s not saying all Jews are lost. It’s talking about the Jewish
theocracy as God’s chosen vessel to proclaim the gospel.
Sekarang marilah mereview beberapa hal yang kita pelajari
pagi ini.
Kalian ingat Matius pasal 21, Yesus tiba di Bait Suci,
benar? Lalu ada episode pohon ara. Segala sesuatu yang dibicarakan Yesus
setelah Matius pasal 21, berkaitan dengan sejarah dan pembrontakan bangsa
Yahudi. Episode pohon ara yang tidak berbuah, Yesus mengutuk pohon ara itu dan
pohon itu mengering dari akarnya, dan
Yesus berkata, “Kamu selamanya tidak akan menghasilkan buah lagi”, dan ini
melambangkan pemerintahan teokratis Yahudi sebagai suatu bangsa, ini bukan
mengatakan
bahwa semua orang Yahudi tidak selamat. Ini berbicara tentang theokrasi Yahudi sebagai umat
pilihan Tuhan untuk mengabarkan Injil.
You remember also the parable of the vineyard workers? The three stages
there, He sends messengers, they reject them. So He sends more messengers and
they reject them. And then He says, “Last of all I’m going to send…” what?
“…I’m going to send My Son”, and what did they do? They rejected Him as
well. And then Jesus after He tells this parable, we find Jesus saying, “The kingdom will be taken from you and
given to a nation that produces the fruits thereof.” Who is that nation that produces the
fruits thereof? It will become absolutely clear, if it isn’t already, tomorrow
when we deal with the 2nd part of the 70 weeks that it has to do
with the preaching of the gospel in the gentile world.
Kalian
ingat juga kan perumpamaan pekerja-pekerja kebun anggur? Ketiga tahapannya, yaitu Dia mengirimkan
utusan-utusanNya, mereka menolak utusan-utusan itu. Maka Dia mengirimkan lebih
banyak lagi utusan-utusanNya, dan mereka juga menolak utusan-utusan ini. Dan
Dia berkata, “Terakhir Aku akan mengirim…” siapa? “… Aku akan mengirim AnakKu”, dan apa yang
mereka lakukan? Mereka juga menolakNya. Lalu setelah Yesus menceritakan
perumpamaan ini, Dia berkata, “Kerajaan Allah akan diambil
dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah
Kerajaan itu.” (Mat 21:43) Siapakah bangsa yang menghasilkan buah
dari kebun anggur itu? Seandainya
sekarang ini masih belum jelas, maka besok pada waktu kita mempelajari bagian
kedua dari nubuatan 70 minggu ini, akan menjadi sangat jelas bahwa hal ini
berhubungan dengan pengabaran Injil di dunia non-Yahudi.
And then you noticed that after He gives the parable of the vineyard
workers, He pronounces the woe’s on the scribes and the Pharisees, and He says,
“Fill up the cup.” The cup is full. But as we noticed Jesus
says, “I’m still going to send you wisemen, and I am still going to send you
prophets,” because the 70 weeks don’t end when Jesus is rejected, they end 3½
years later. Are you with me or not? So
there are still 3½ years of grace for the Hebrew nation even after this.
Lalu kalian melihat bahwa setelah Yesus menceritakan
perumpamaan tentang para pekerja kebun anggur itu, Dia mengumumkan celaka pada
para ahli Taurat dan orang Farisi, dan Dia berkata, “Penuhilah cawannya.” Cawan
sudah penuh. Tetapi kita lihat Yesus berkata, “Aku masih akan mengirim
orang-orang bijak kepadamu, dan Aku masih akan mengirim nabi-nabi kepadamu,”
karena waktu 70 minggu ini tidak berakhir saat Yesus ditolak, waktu itu
berakhir 3½ tahun kemudian. Apakah kalian paham atau tidak? Jadi masih ada 3½
tahun masa grasi bagi bangsa Yahudi walaupun setelah penolakan itu.
Then Jesus after He pronounces the woe’s to the scribes and Pharisees,
in Matthew 23:38 He departs the Temple. The
Shekinah is departing the Temple, and He says, “Your house is left unto you…” what? “… desolate.” Is that a word that is used in Daniel chapter 9?
Absolutely! “Your house is left unto you desolate.” In other words, the Shekinah has abandoned
the Temple. And now where does Jesus go to sit? Just like in the first
destruction, He goes to sit on the Mount of Olives, and what does He begin
talking about? He begins talking about the destruction of what? Of Jerusalem. Because
of the rejection of the Messiah. Are you following me or not?
Lalu Yesus memberitahukan celaka bagi ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, di Matius 23:38 Yesus meninggalkan Bait Suci. Sang
Shekinah meninggalkan Bait Suci, dan Dia berkata, “rumahmu ini telah
ditinggalkan kepadamu terlantar.” [NKJV yang diindonesiakan]. “terlantar”~ bukankah ini kata yang sama yang dipakai di Daniel pasal
9? Betul sekali! “rumahmu ini telah
ditinggalkan kepadamu terlantar.” Dengan kata lain, Sang Shekinah telah meninggalkan Bait
Suci. Dan sekarang ke mana Yesus pergi duduk? Sama dengan ketika penghancuran
Yerusalem yang pertama kalinya, Dia pergi duduk di Bukit Zaitun. Dan Dia mulai
berbicara mengenai apa? Dia mulai berbicara mengenai penghancuran apa? Penghancuran
Yerusalem. Karena penolakan terhadap Sang Mesias. Apakah kalian bisa mengikuti
atau tidak?
Is this prophecy talking about some future Antichrist after the rapture?
Listen carefully to what the Christian world has done.
First of all they have absolved the Jewish nation from the guilt of the
death of the Messiah. And how have they done that? They have done that by
projecting this prophecy to a future Antichrist after the rapture. So the
Jewish nation has nothing to do with the fulfillment of the rejection of the
Messiah.
The second thing that they have done is by saying that the prophecy of the
Little Horn applies to the future Antichrist, they have absolved the Roman
Catholic Church from the guilt of killing the body of Jesus Christ: His church.
Apakah nubuatan ini berbicara mengenai seorang
Antikristus yang akan datang setelah pengangkatan sidang
ke Surga?
Dengarkan baik-baik, apa yang telah dilakukan
oleh
dunia Kristen.
Pertama mereka telah membebaskan bangsa Yahudi dari dosa membunuh Sang Mesias. Bagaimana
mereka melakukan itu? Mereka melakukannya dengan memproyeksikan nubuatan ini kepada seorang Antikristus di masa
yang akan datang setelah pengangkatan sidang
ke Surga.
Sehingga bangsa Yahudi tidak terkait lagi dengan penggenapan nubuatan mengenai
penolakan Sang Mesias ini.
Hal kedua yang mereka lakukan adalah, dengan mengatakan
bahwa nubuatan si Tanduk Kecil ini mengacu kepada Antikristus di masa depan,
mereka telah membebaskan gereja Roma Katolik dari dosa membunuh tubuh Yesus
Kristus, yaitu gerejaNya.
And so basically
by directing this prophecy to the future, they have lost sight of the guilt of
the Jewish nation as a nation, and the guilt of the Roman Catholic Papacy in
persecuting the saints of the Most High because they are projecting these
things to the future and they do not see how these things have been fulfilled
in the past.
Jadi
pada dasarnya dengan mengarahkan nubuatan ini ke masa depan, dunia Kristen telah
menghilangkan jejak dosa orang Yahudi sebagai suatu bangsa, dan dosa Kepausan
Roma Katolik dalam menganiaya orang-orang suci Yang Maha Tinggi, karena mereka
telah mengalihkan hal-hal ini ke masa depan, dan mereka tidak melihat bagaimana
hal-hal ini telah digenapi di masa lampau.
Notice how Ellen White describes the destruction of Jerusalem, the reason,
in Great
Controversy page 35. “The Jews had forged their own fetters…” What have the Jews done? They have forged
their own fetters. “… They had filled for themselves the cup
of vengeance. In the utter destruction that befell them as a nation, and in all
the woes that followed them in their dispersion, they were but reaping the
harvests which their own hands had sown…” Who
destroyed Jerusalem? They did, by rejecting the Messiah. “… Says the prophet…” now she quotes that verse, it’s found in
Hosea 13:9 “… Says the prophet,
‘O, Israel, thou hast destroyed thyself, for thou hast fallen by thine
iniquity.’ [Hosea 13:9, 14:1] Their
sufferings…” now listen carefully, “… their sufferings are often represented
as a punishment visited upon them by the direct decree of God. It is thus, that
the great deceiver seeks to conceal his own work. By stubborn rejection of
divine love and mercy…” listen carefully, “… the Jews had caused the protection of
God to be withdrawn from them, and Satan was permitted to rule them according
to his will.”
Perhatikan bagaimana Ellen White menggambarkan
penghancuran Yerusalem, dan alasannya, dalam The Great Controversy hal 35. “Orang-orang Yahudi telah membuat belenggu mereka sendiri…” Apa yang telah dilakukan
orang Yahudi? Mereka telah membuat belenggu mereka sendiri. “…Mereka telah mengisi sendiri cawan pembalasan atas
mereka. Dalam kehancuran total yang menimpa
mereka sebagai suatu bangsa, dan dalam semua celaka yang mengikuti mereka yang
tercerai berai, mereka hanya menuai akibat dari apa yang mereka tanam sendiri…” Siapa yang menghancurkan
Yerusalem? Mereka [=orang Yahudi],
dengan menolak Sang Mesias. “…Kata
nabi…”
sekarang Ellen White mengutip ayat yang ada di Hosea 13:9, “…Kata nabi, ‘O, Israel, engkau menghancurkan dirimu sendiri, sebab engkau telah jatuh karena dosamu.’ [Hosea 13:9, 14:1 ~ NKJV yang diindonesiakan]. Penderitaan mereka…” sekarang dengarkan baik-baik, “…Penderitaan mereka sering digambarkan sebagai suatu
hukuman yang dijatuhkan ke atas mereka oleh titah langsung dari Tuhan.
Sesungguhnya si penipu ulung [= Setan] berusaha menyembunyikan pekerjaannya sendiri. Dengan
terus-menerus menolak kasih dan rahmat Ilahi…” dengarkan baik-baik,
“…orang-orang Yahudi mengakibatkan
perlindungan Tuhan ditarik dari mereka, dan Setan diizinkan menguasai mereka
sesuka hatinya.”
So which of the tree options makes more sense?
Was it Titus and the armies of Rome?
No.
Is it some future Antichrist? No.
Who is it referring to? The people of the Prince are the Jews, the people
of Jesus Christ who brought rejection against the city for their rejection of Jesus.
Jadi yang mana dari ketiga opsi di atas yang lebih masuk
akal?
Apakah Titus dan tentara Romawi? Bukan.
Apakah seorang Antikristus di masa mendatang? Bukan.
Ini mengacu kepada siapa? Rakyat Sang Pangeran adalah
orang-orang Yahudi, umat Yesus Kristus, yang mengakibatkan kota itu ditolak
[oleh Tuhan] sebagai akibat penolakan mereka terhadap Yesus.
30 03 14
No comments:
Post a Comment